Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak merupakan individu yang berada dalam rentang perubahan

perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja (Imaniah, 2013). Anak-

anak bukan orang dewasa kecil, namun individu khusus dengan pikiran,

tubuh, dan kebutuhan yang unik. Anak sebagai seorang individu dalam

sebuah kontinuum perubahan perkembangan dari lahir sampai remaja sebagai

anggota dan unit keluarga yang matang dalam suatu budaya dan komunitas.

Anak juga merupakan anggota unit yang sangat penting dalam suatu

keluarga. Anak merupakan generasi penerus suatu bangsa, dimana kalau

anak-anak sehat maka bangsa pun akan kuat dan sejahtera. Oleh kerena itu,

kita semua menaruh harapan agar anak-anak dapat tumbuh kembang sebaik-

baiknya (Soetjiningsih, 2012).

Tumbuh kembang adalah proses yang kontinue sejak dari konsepsi

sampai maturas atau dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan

lingkungan. Ini berarti bahwa tumbuh kembang sudah terjadi sejak didalam

kandungan dan setelah kelahiran merupakan suatu masa dimana mulai saat itu

tumbuh kembang anak dapat dengan mudah diamati. Tercapainya tumbuh

kembang anak yang optimal tergantung pada potensi biologiknya. Tingkat

tercapainya potensi biologik seseorang, merupakan hasil interaksi berbagai

faktor yang saling berkaitan, yaitu faktor genetik, lingkungan, lingkungan

1
2

biofisiko-psiko-sosial dan perilaku. Proses yang unik dan akhir yang berbeda-

beda yang memberikan ciri tersendiri pada setiap anak (Soetjiningsih, 2012).

Masalah gangguan tumbuh kembang pada anak yang tidak sesuai

dengan usianya dapat menyebabkan anak tidak mampu memenuhi kebutuhan

dasarnya. Anak akan menjadi tergantung dan tidak mampu untuk mandiri.

Anak juga tidak mampu memenuhi kebutuhan perawatan kesehatan dan

sangat rentan mengalami masalah-masalah kesehatan. Badan Koordinasi

Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada (2008), menyebutkan bahwa

apabila anak tidak dibina secara baik, maka anak tersebut akan mengalami

gangguan perkembangan emosi, sosial, mental, intelektual dan moral yang

nantinya dapat mempengaruhi sikap dan perilakunya dimasa yang akan

datang (Imaniah, 2013).

Usia prasekolah adalah usia 3 tahun sampai 6 tahun. Periode ini, yang

berasal dari waktu anak-anak dapat bergerak sambil berdiri sampai mereka

masuk sekolah, dicirikan dengan aktivitas yang tinggi dan penemuan-

penemuan. Saat ini merupakan saat perkembangan fisik dan kepribadian yang

besar. Perkembangan motorik berlangsung terus-menerus. Anak-anak pada

usia ini membutuhkan bahasa dan hubungan sosial yang lebih luas,

mempelajari standar peran, memperoleh kontrol dan penguasaan diri,

semakin menyadari sifat ketergantungan dan kemandirian, dan mulai

membentuk konsep diri (Wong, 2009). Pada tahap ini orang tua beradaptasi

terhadap kebutuhan-kebutuhan dan minat dari anak prasekolah dalam

meningkatkan pertumbuhannya. Orang tua mempunyai peran untuk


3

menstimulasi perkembangan individual anak, khususnya kemandirian anak

agar tugas perkembangan anak fase ini tercapai (Riyadi, dkk., 2012).

Kehidupan keluarga pada tahap anak prasekolah ini sangat bergantung

kepada orang tua. Anak dengan ibu bekerja di luar rumah kebanyakan lebih

percaya diri akan menunjukan efek yang sangat kecil terhadap adanya

perpisahan. Disini peranan seorang ibu sangat besar untuk memberikan rasa

percaya diri dan pengertian yang tinggi terhadap si anak. Tetapi jika

kemungkinan diharapkan seorang ibu tidak bekerja di luar rumah agar bisa

merawat dan mencurahkan semua kasih sayangnya kepada si anak agar

nantinya anak menjadi orang yang shalih dan shalihah seperti yang di

harapkan kedua orang tuanya (Riyadi, dkk., 2012).

Ibu yang bekerja hanya bertemu dengan anak mereka setelah pulang

kerja. Anak usia prasekolah dengan ibu bekerja tersebut rata-rata mereka

diasuh oleh nenek, bahkan beberapa nenek mengatakan bahwa anak lebih

dekat dengan mereka dan lebih menganggap nenek sebagai ibu. Sehingga

kegiatan anak setiap hari lebih sering bersama ayah dan nenek. Ada banyak

hal yang masih belum diketahui orang tua, yaitu tingkat pertumbuhan dan

perkembangan anaknya. Mengenai hal ini seakan orang tua sudah

memasrahkan sepenuhnya pada orang yang berkecimpung dalam dunia

kesehatan seperti dokter dan perawat. Untuk mengetahui pertumbuhan yang

baik, dapat dilihat dari status gizi anak tersebut dan pada perkembangan

sendiri dapat dilihat tercapai tidaknya tugas perkembangan sesuai dengan usia

anak (Imaniah, 2013).


4

Berdasarkan data dari UNICEF, (2005) untuk pertumbuhan dapat

dilihat dari status gizi anak balita termasuk anak usia prasekolah yang

menunjukkan bahwa, 10-12 juta (50 % -69 %) anak usia prasekolah di

indonesia berstatus gizi sangat buruk hingga mengakibatkan kematian,

malnutrisi yang berkelanjutan. Pada hasil survey Riskesdas (2007) secara

nasional status gizi kurang pada anak balita termasuk anak usia prasekolah

adalah (13%) dan status gizi buruk (5,4%) (Putri, 2012). Pola makan yang

tidak baik dan tidak seimbang bagi anak pra sekolah dapat menyebabkan

masalah status gizinya, status gizi yang terganggu pada anak prasekolah atau

usia emas ini sangat mempengarui tumbuh kembangannya.

Dampak dari kekurangan gizi tersebut yaitu timbulnya kecacatan,

tingginya angka kesakitan, penurunan berat badan, kemerosotan jaringan,

gangguan pencernaan dan timbulnya penyakit yang menimbulkan kematian.

Lebih dari separuh kematian anak di negara berkembang disebabkan oleh gizi

buruk. Pola makan yang buruk menyebabkan status gizi menjadi buruk, status

gizi yang buruk menyebabkan banyak gangguan perkembangan bagi anak

usia prasekolah yang menyebabkan keterlambatan pertumbuhan dan

gangguan perkembangan anak usia prasekolah (Sediaoetama, 2008 dalam

Sa’diya, 2015). World health organitation (WHO), (2010) melaporkan bahwa

5-25% anak-anak usia prasekolah menderita gangguan perkembangan

motorik halus.

Berdasarkan data yang di lansir Kementrian Republik Indonesia tahun

(2010) penelitian di Indonesia mendeteksi adanya gangguan motorik pada


5

usia prasekolah diperkirakan 5-3% dan sebanyak (60%) dari kasus yang

ditemukan terjadi secara spontan pada umur di bawah 5 tahun (Medirisa,

dkk., 2015). Penelitian lain yang di lakukan di 20 rumah sakit Jawa Barat di

peroleh hasil bahwa anak-anak dengan dengan status gizi buruk 60% dari

standar Harvard menunjukan angka kematian tertinggi yaitu hampir empat

kali lebih besar di banding angka kematian pada kelompok anak-anak dengan

gizi baik (> 80% dari standar Harvard) (Adri, 2011 dalam Putri, 2012).

Penelitian yang dilakukan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tahun (2007)

juga menemukan bahwa di Jawa Barat 20-30% anak mengalami gangguan

perkembangan (Sukmasari, 2013 dalam Ngumboro, 2015).

Yusran, (2014) menyatakan bahwa hasil dari penelitian ini adalah

perbedaan tingkat pengetahuan dan sikap kelompok eksperimen dangan

kelompok kontrol sebelum diberikan pendidikan kesehatan eksperimen: rata-

rata pengetahuan (11,95). Rata-rata sikap (51,8). Kontrol: Rata-rata

pengetahuan (11,95). Rata-rata sikap (52,3) Perbedaan tingkat pengetahuan

dan sikap kelompok eksperimen setelah diberikan pendidikan kesehatan

dengan kelompok kontrol yang tidak diberikan pendidikan kesehatan

eksperimen: Rata-rata pengetahuan (13,25). Rata-rata sikap (58,7). Kontrol:

Rata-rata pengetahuan (12,0). Rata-rata sikap (54, 45).

Imaniah, (2013) menyatakan bahwa hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa pada ibu yang bekerja terdapat sebanyak 12 responden (66,7%) tugas

perkembangan anak tidak tercapai, dan sebanyak 6 responden (33,3%) tugas

perkembangan anak tercapai. Ibu yang tidak bekerja sebanyak 14 responden


6

(77,8%) tugas perkembangan anak tercapai, dan sebanyak 4 responden

(22,2%) tugas perkembangan anak tidak tercapai.Gangguan perkembangan

bicara dan bahasa merupakan gangguan perkembangan yang sering

ditemukan pada anak usia 3-16 tahun. Diperkirakan angka kejadiannya

berkisar antara 1% sampai (32%) pada populasi yang normal menurut

Soetjiningsih tahun (2014).

Terkait penelitian Kusbiantoro tahun (2015) yang menyatakan bahwa hasil

penelitian menunjukkan Sebagian besar (63,54%) anak mempunyai status

gizi normal. Hampir seluruhnya (96,8%) anak memiliki lingkar kepala

normal, hampir seluruhnya (93,75%) perkembangan anak adalah sesuai,

Seluruh (100%) anak memiliki daya lihat normal, Seluruh (100%) anak

memiliki daya dengar normal. Hampir seluruhnya (97,92%) anak tidak

mempunyai masalah mental emosional dan seluruh (100%) anak tidak

mengalami gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktifitas. Untuk

mengetahui adanya penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan anak

tersebut, dapat dilakukan deteksi dini perkembangan pada anak.

Deteksi dini perkembangan anak sangat berguna agar diagnosis maupun

pemulihannya dapat dilakukan lebih awal, sehingga tumbuh kembang anak

dapat berlangsung dengan optimal. Setiap anak adalah individu yang unik,

karena faktor bawaan dan lingkungan yang berbeda, maka pertumbuhan dan

pencapaian kemampuan perkembangannya juga berbeda, tetapi tetap akan

menuntuti patokan yang umum. Sehingga diperlukan kriteria sampai seberapa

jauh keunikan seorang anak tersebut, apakah masih dalam batas normal atau
7

tidak (Soetjiningsih, 2012). Terdapat beberapa tes perkembangan anak yang

sering digunakan yaitu tes intelegensi stanford binet, skala intelegensi

wechsler, gesell infant scale, skala bayle, Denver Development Screening

Test (DDST), tes bentuk geometrik, bender gestalt, draw a man test, tes

perkembangan adaptasi sosial.

DDST salah satu test yang dapat dilakukan untuk melihat tumbuh

kembang anak. DDST merupakan salah satu dari metode skrining terhadap

perkembangan anak yang memenuhi semua persyaratan yang diperlukan

untuk metode skrining yang baik. Tes ini merupakan tes yang mudah dan

cepat, dapat diandalkan dan menunjukkan validitas yang tinggi. Dari

beberapa penelitian yang pernah dilakukan ternyata DDST secara efektif

dapat mengidentifikasi antara 85-100% bayi dan anak-anak prasekolah yang

mengalami keterlambatan perkembangan, dan pada follow up selanjutnya

ternyata 89% dari kelompok DDST yang abnormal mengalami kegagalan di

usia sekolah 5-6 tahun kemudian (Soetjiningsih, 2012). DDST dapat

dilakukan oleh tenaga kesehatan seperti dokter, perawat maupun bidan.

Perawat dapat melakukan upaya promotif maupun preventif terkait

dalam upaya mencegah terjadinya penyimpangan pada tumbuh kembang

dengan mengidentifikasi penyebab keterlambatan tumbuh kembang,

mengajarkan orangtua mengenai tugas perkembangan yang harus dicapai oleh

anak, dan mengatasi penyebab keterlambatan tumbuh kembang sesuai dengan

penyebabnya. Peran perawat dengan mempelajari tumbuh kembang pada

anak, yaitu dapat membimbing dan meningkatkan kondisi normal dan untuk
8

mendeteksi dan mencegah kondisi abnormal yang dapat menghambat tumbuh

kembang pada anak (Imaniah, 2013).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada 17 Maret

2016 untuk pengambilan data awal dari keseluruhan siswa di TK AL-

Muhajirin Purwakarta yang berjumlah 208 orang maka diambil 10 orang

anak yang ibunya bekerja untuk di observasi tumbuh kembangnya melalui

test DDST. Untuk melihat pertumbuhannya dilakukan pengukuran tinggi

badan dan berat badan pada anak. Setelah diteliti dengan diukur dan

ditimbang maka dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan dari 10 orang anak,

(50%) orang anak dinyatakan normal, (20%) orang anak gemuk, dan (30%)

orang anak kurus. Untuk perkembangan peneliti menggunakan format

observasi DDST, setelah diobservasi melalui test DDST dapat di simpulkan

dari 10 orang anak, (40%) orang anak dinyatakan normal dan (60%) orang

anak dinyakatan suspect. Interprestasi hasil yang dinyatakan normal baik

pada motorik kasar, bahasa, motorik halus maupun personal sosialnya semua

adalah advanced. Dan untuk interprestasil hasil yang dinyatakan suspect dari

6 orang anak yaitu 3 orang anak delay di bagian motorik kasar, 5 orang anak

delay di bagian motorik halus, 4 orang anak delay dibagian di personal sosial

dan kemudian untuk di bahasa sendiri tidak memiliki masalah sehingga

nyatakan advanced.

Berdasarkan uraian di atas maka, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang tumbuh kembang anak usia prasekolah usia 3 sampai 6

tahun dengan ibu bekerja di Taman Kanak-Kanak (TK) Al-Muhajirin


9

Purwakarta dengan menuangkan dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah (KTI)

dengan judul “Gambaran Tumbuh Kembang Anak Pada Usia Pra Sekolah

Dengan Ibu Bekerja Di Taman Kanak-Kanak (TK) Al-Muhajirin

Purwakarta”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah

“Bagaimana tumbuh kembang anak prasekolah dengan ibu bekerja di Taman

Kanak-Kanak Al-Muhajirin Purwakarta Tahun 2016?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum:

Untuk mengetahui tumbuh kembang anak prasekolah dengan ibu bekerja

di Taman Kanak-Kanak Al-Muhajirin Purwakarta.

2. Tujuan Khusus:.

a. Untuk mengetahui pertumbuhan (tinggi badan, berat badan) anak usia

prasekolah dengan ibu bekerja di Taman Kanak-Kanak Al-Muhajirin

Purwakarta.

b. Untuk mengetahui perkembangan (motorik kasar, bahasa, motorik

halus, dan personal sosial) anak usia prasekolah dengan ibu bekerja di

Taman Kanak-Kanak Al-Muhajirin Purwakarta melalui test DDST.


10

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan mempunyai manfaat yang

dapat memberikan pemikiran dalam memperkaya wawasan tentang

tumbuh kembang pada anak terutama tentang tumbuh kembang anak

prasekolah dengan ibunya yang bekerja

2. Manfaat Praktisi

a. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan peneliti terkait tumbuh kembang anak

prasekolah dengan ibu bekerja sehingga bisa digunakan sebagai acuan

dalam pengembangan keilmuan khususnya ilmu keperawatan keluarga

dan anak.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur Program

Studi Ilmu Keperawatan AKPER RS Efarina, sehingga dapat

digunakan untuk penelitian selanjutnya dan untuk menambah

pengetahuan mahasiswa tentang tumbuh kembang anak prasekolah

dengan ibu bekerja di Taman Kanak-Kanak (TK) AL-Muhajirin

Purwakarta.

c. Bagi Institusi Pelayanan Keperawatan.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan

masukan dalam meningkatkan kegiatan deteksi dini tumbuh kembang

pada anak sehingga apabila terjadi penyimpangan tumbuh kembang


11

anak dapat diatasi secara dini. Perawat dipelayanan kesehatan dapat

mengidentifiksai penyebab keterlambatan tumbuh kembang anak,

mengajarkan orang tua mengenai tumbuh kembang anak, dan

mengatasi penyebab keterlambatan tumbuh kembang anak sesuai

dengan penyebabnya sehingga mutu pelayanan asuhan keperawatan

pada anak dalam keluarga meningkat.

d. Manfaat Bagi Masyarakat

Hasil penelitian diharapkan dapat berguna untuk menambah

pengetahuan kepada masyarakat, khususnya orang tua dengan anak

usia prasekolah terkait tumbuh kembang anaknya. Ibu bekerja dapat

mengatur waktu dengan anaknya untuk memiliki kualitas hubungan

yang baik, orang tua dapat mendeteksi adanya penyimpangan tumbuh

kembang anak secara dini agar bisa ditangani dengan cepat, dan orang

tua dapat memberikan perhatian lebih pada anak usia prasekolah agar

anak dapat mencapai tahap tumbuh kembangnya yang sesuai dengan

usianya.

E. Lingkup Penelitian

Lokasi penelitian akan dilakukan di (TK) Taman Kanal-Kanak AL-Muhajirin

Purwakarta. Waktu penelitian pada tanggal 22 Februari sampai dengan 27

Juni.

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen13 halaman
    Bab Ii
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Sap Teknik Menyusui
    Sap Teknik Menyusui
    Dokumen11 halaman
    Sap Teknik Menyusui
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Qerwwtsr
    Qerwwtsr
    Dokumen15 halaman
    Qerwwtsr
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Leflet Nutrisi Ibu Menyusui
    Leflet Nutrisi Ibu Menyusui
    Dokumen2 halaman
    Leflet Nutrisi Ibu Menyusui
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • BCBGHC
    BCBGHC
    Dokumen60 halaman
    BCBGHC
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • QWRWW4
    QWRWW4
    Dokumen2 halaman
    QWRWW4
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Anatomi Kardiovaskuler
    Anatomi Kardiovaskuler
    Dokumen28 halaman
    Anatomi Kardiovaskuler
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Sap Teknik Menyusui
    Sap Teknik Menyusui
    Dokumen11 halaman
    Sap Teknik Menyusui
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen31 halaman
    Bab Ii
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Bab I New
    Bab I New
    Dokumen12 halaman
    Bab I New
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Definisi Morbili
    Definisi Morbili
    Dokumen1 halaman
    Definisi Morbili
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Lampiran 7
    Lampiran 7
    Dokumen2 halaman
    Lampiran 7
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Revisian Bab 1 Kti
    Revisian Bab 1 Kti
    Dokumen12 halaman
    Revisian Bab 1 Kti
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Semi Pengawasan Pembelajaran Berbasis Penyakit
    Semi Pengawasan Pembelajaran Berbasis Penyakit
    Dokumen3 halaman
    Semi Pengawasan Pembelajaran Berbasis Penyakit
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Dermatitis
    Leaflet Dermatitis
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Dermatitis
    asep
    Belum ada peringkat
  • Cover Idk
    Cover Idk
    Dokumen1 halaman
    Cover Idk
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • BAB II Halaman
    BAB II Halaman
    Dokumen31 halaman
    BAB II Halaman
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • BAB II Halaman
    BAB II Halaman
    Dokumen31 halaman
    BAB II Halaman
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • (MATER) Adaptasi Fisiologi Dan Psikologi Ibu Post Partum
    (MATER) Adaptasi Fisiologi Dan Psikologi Ibu Post Partum
    Dokumen8 halaman
    (MATER) Adaptasi Fisiologi Dan Psikologi Ibu Post Partum
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar Daftar Isi
    Kata Pengantar Daftar Isi
    Dokumen10 halaman
    Kata Pengantar Daftar Isi
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • BATANG
    BATANG
    Dokumen1 halaman
    BATANG
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Sop Latihan Saja
    Sop Latihan Saja
    Dokumen26 halaman
    Sop Latihan Saja
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Bab V Kti
    Bab V Kti
    Dokumen4 halaman
    Bab V Kti
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Translate Nec
    Translate Nec
    Dokumen5 halaman
    Translate Nec
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • PARTOGRAF
    PARTOGRAF
    Dokumen19 halaman
    PARTOGRAF
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Naskah Publikasi 1 Doank
    Naskah Publikasi 1 Doank
    Dokumen17 halaman
    Naskah Publikasi 1 Doank
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar Daftar Isi
    Kata Pengantar Daftar Isi
    Dokumen10 halaman
    Kata Pengantar Daftar Isi
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen16 halaman
    Bab Iii
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Penjahitan Perineum
    Penjahitan Perineum
    Dokumen15 halaman
    Penjahitan Perineum
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat