TINJAUAN PUSTAKA
ini, yang berasal dari waktu anak-anak dapat bergerak sambil berdiri sampai
mereka masuk sekolah. Anak-anak pada usia ini membutuhkan bahasa dan
dan panjang, kemampuan berinteraksi secara kerja sama dengan anak lain
Ciri-ciri anak usia prasekolah meliputi aspek fisik, sosial, emosi dan
kognitif anak menurut Snowman yang dikutip oleh Dewi, dkk tahun (2015).
membutuhkan istirahat yang cukup. Otot –otot besar pada anak usia
prasekolah lebih berkembang dari kontrol terhadap jari dan tangan.
Sebagian dari mereka perlu dilatih untuk menjadi pendengar yang baik.
3. Karakteristik Tumbuh Kembang Anak Prasekolah
melambat dan semakin stabil selama usia prasekolah. Proporsi fisik tidak
lagi menyerupai anak toodler dalam posisi jongkok dan perut yang
tangkas dan tegap. Akan lebih dijelaskan fisik anak prasekolah secara
1) Usia 3 tahun
berat badan 14,6 kg. Penambahan tinggi badan 7,5 cm per tahun.
2) Usia 4 tahun
3) Usia 5 tahun
Rata-rata berat badan 18,7 kg. Rata-rata badan 110 cm. Erupsi gigi
kidal).
4) Usia 6 tahun
23,6 kg. Tinggi badan 106,6-123,5 cm. Gigi seri dibagian tengah
mandibularis muncul.
b. Perkembangan Motorik Usia Prasekolah
1) Motorik Kasar
a) Usia 3 tahun
b) Usia 4 tahun
secara bergantian
c) Usia 5 tahun
tertutup.
d) Usia 6 tahun
2) Motorik Halus
a) Usia 3 tahun
b) Usia 4 tahun
c) Usia 5 tahun
d) Usia 6 tahun
bahasa pada usia anak prasekolah lebih canggih dan lebih kompleks
sangat dramasis dari 300 kata menjadi lebih dari 2100 kata.
3) Usia 5 tahun
adalah pria.”
4) Usia 6 tahun
logam”.
d. Perkembangan Sosial Usia Prasekolah
1) Usia 3 tahun.
3) Usia 5 tahun
kekalahan.
4) Usia 6 tahun
Tahap ini dialami pada anak usia 4-5 tahun. Antara usia 3 dan 6
versus guilt). Pada usia ini, anak secara normal telah menguasai rasa
lama.
simbol dan objek yang mereka wakili, kemampuan untuk fokus pada
Dewi, dkk tahun (2015) anak prasekolah berada pada tahap pre
(Wong, 2009).
teman sebaya dan bisa menjadi sadar bahwa mereka tinggi atau
semua darah dan bagian “dalam tubuh” mereka dapat bocor ke luar.
Oleh karena itu balutan menjadi sangat penting untuk menjaga
mutilasi. Terjadi peran seks, dan “berdandan seperti ibu atau ayah”
(Wong, 2009).
k. Perkembangan Bermain Usia Prasekolah
berikut :
bola.
masak-masakan.
4) Permainan prestasi, seperti sepak bola, bola voli tenis meja dan
bola basket.
penerangan kepadanya.
b. Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin. Melalui observasi
pakaian yang berbeda antara jenis kelamin yang satu dengan yang
dilarang itu berati buruk atau salah dan apa yang diperbolehkan itu
besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu
(skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam
pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses
lingkungan.
Menurut Riyadi dan Intarti tahun (2012) Setiap orang tua akan
tersebut dimana ada sebagian anak yang tidak selamanya tahapan tumbuh
a. Faktor Herediter
intruksi genetic yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi
dalam factor genetik ini adalah jenis kelamin dan suku bangsa atau ras.
Misalnya, anak keturunan bangsa Eropa akan lebih tinggi dan lebih
1) Lingkungan Internal
perkembangan seks.
seperti ayah, ibu, saudara, teman sebaya, guru dan sebagainya akan
Ibu bekerja adalah ibu yang melakukan suatu kegiatan di luar rumah
dengan tujuan untuk mencari nafkah tambahan untuk keluarga. Salah satu
tujuan ibu bekerja lainnya adalah suatu bentuk aktualisasi diri guna
menerapkan ilmu yang telah dimiliki ibu dan menjalin hubungan sosial
dengan orang lain dalam bidang pekerjaan yang dipilihnya (Santrock, 2007
dalam Mifta Dwi Imaniah, 2013). Semakin puas seorang ibu dengan status
kepada seberapa banyak waktu dan energi yang dia sia-siakan untuk anak
mereka dan model peran apa yang di hadirkan untuk anak mereka (Papalia,
2010).
bekerja akan lebih memiliki akses dan kuasa dari pendapatan yang
Anak dari ibu yang bekerja sebagian diawasi oleh ayah mereka,
Ibu yang bekerja kebanyakan mereka lebih percaya diri dan akan
berarti anak dengan ibu yang bekerja lebih jauh mandiri dibandingkan
dengan anak yang ibunya tidak bekerja (Riyadi dan Intarti, 2012).
b. Dampak Negatif Ibu Bekerja
Akibat ibu bekerja maka waktu kebersamaan antara ibu dan anak
disebabkan oleh tipe kerja ibu. Ibu yang memiliki pekerjaan yang
terlebih dahulu. Ibu yang bekerja juga tidak dapat mengatur pola makan
luar rumah. Hal ini berakibat status gizi anak menjadi lebih atau
Pada saat ini berbagai metode deteksi dini untuk mengetahui gangguan
perkembangan anak yang telah dibuat. Metode skrining juga telah dibuat
perkembangan anak, dan tes ini bukan tes diagnostik atau tes IQ. DDST
Tes ini juga mudah dan cepat (15-20 menit), dan menunjukkan validitas
(Soetjiningsih, 2012).
c. Bahasa (language)
tubuh.
3. Prosedur DDST
berusia 3-6 bulan, 9-12 bulan, 18-24 bulan, 3 tahun, 4 tahun, dan 5
tahun.
4. Penilaian
a. Abnormal
pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak
didapatkan dua keterlambatan atau lebih. Bila pada satu sektor atau
tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis
vertikal usia.
d. Normal
bawah dan sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan keatas. Bila
oleh garis vertical umur, maka ini bukan suatu keterlambatan, karena
Pada ujung kotak sebelah kiri terdapat kode-kode R dan nomor. Kalau
Yang Bekerja
keterlibatan ibu dalam kegiatannya. Peran ibu dalam mengasuh dan mendidik
(Ratnayati, 2012 dalam Mifta Dwi Imaniah, 2013). Status pekerjaan ibu
Ibu yang bekerja perlu memanfaatkan waktu yang relatif terbatas dengan
berbagai masalah, mengarahkan pola pikir anak agar lebih memahami situasi
Keterangan :
: Diteliti
: Berpengaruh diteliti