Anda di halaman 1dari 12

GAMBARAN TUMBUH KEMBANG ANAK PADA USIA PRA

SEKOLAH DENGAN IBU BEKERJA DI TAMAN KANAK-


KANAK (TK) AL-MUHAJIRIN PURWAKARTA
TAHUN 2016

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Menyelesaikan Pendidikan


Ahli Madya Keperawatan Pada Akademi Keperawatan RS. Efarina
Purwakarta

VINDI RIZQI AMALIA


1300001108

AKADEMI KEPERAWATAN RS. EFARINA


PURWAKARTA
TAHUN 2016
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anak merupakan individu yang berada dalam rentang perubahan

perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja (Departemen Kesehatan

RI, 2008 dalam Mifta Dwi Imaniah, 2013). Anak-anak bukan orang dewasa

kecil, namun individu khusus dengan pikiran, tubuh, dan kebutuhan yang

unik. Anak sebagai seorang individu dalam sebuah kontinuum perubahan

perkembangan dari lahir sampai remaja sebagai anggota dan unit keluarga

yang matang dalam suatu budaya dan komunitas. Anak juga merupakan

anggota unit yang sangat penting dalam suatu keluarga (Wong, 2009). Anak

merupakan generasi penerus suatu bangsa, dimana kalau anak-anak sehat

maka bangsa pun akan kuat dan sejahtera. Oleh kerena itu, kita semua

menaruh harapan agar anak-anak dapat tumbuh kembang sebaik-baiknya

(Soetjiningsih, 2012).
Tumbuh kembang adalah proses yang kontinue sejak dari konsepsi

sampai maturas atau dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan

lingkungan. Ini berarti bahwa tumbuh kembang sudah terjadi sejak didalam

kandungan dan setelah kelahiran merupakan suatu masa dimana mulai saat itu

tumbuh kembang anak dapat dengan mudah diamati (Soetjiningsih, 2012).

Tercapainya tumbuh kembang anak yang optimal tergantung pada potensi

biologiknya. Tingkat tercapainya potensi biologik seseorang, merupakan hasil

interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan, yaitu faktor genetik,

lingkungan, lingkungan biofisiko-psiko-sosial dan perilaku. Proses yang unik


dan akhir yang berbeda-beda yang memberikan ciri tersendiri pada setiap

anak (Soetjiningsih, 2012).


Masalah gangguan tumbuh kembang pada anak yang tidak sesuai

dengan usianya dapat menyebabkan anak tidak mampu memenuhi kebutuhan

dasarnya. Anak akan menjadi tergantung dan tidak mampu untuk mandiri.

Anak juga tidak mampu memenuhi kebutuhan perawatan kesehatan dan

sangat rentan mengalami masalah-masalah kesehatan. Badan Koordinasi

Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada (2008), menyebutkan bahwa

apabila anak tidak dibina secara baik, maka anak tersebut akan mengalami

gangguan perkembangan emosi, sosial, mental, intelektual dan moral yang

nantinya dapat mempengaruhi sikap dan perilakunya dimasa yang akan

datang (dalam Mifta Dwi Imaniah, 2013).


Masa kanak-kanak awal 1 sampai 6 tahun. Usia toodler 1 sampai 3

tahun, dan usia prasekolah 3 sampai 6 tahun. Periode ini, yang berasal dari

waktu anak-anak dapat bergerak sambil berdiri sampai mereka masuk

sekolah, dicirikan dengan aktivitas yang tinggi dan penemuan-penemuan.

Saat ini merupakan saat perkembangan fisik dan kepribadian yang besar.

Perkembangan motorik berlangsung terus-menerus. Anak-anak pada usia ini

membutuhkan bahasa dan hubungan sosial yang lebih luas, mempelajari

standar peran, memperoleh kontrol dan penguasaan diri, semakin menyadari

sifat ketergantungan dan kemandirian, dan mulai membentuk konsep diri

(Wong, 2009). Pada tahap ini orang tua beradaptasi terhadap kebutuhan-

kebutuhan dan minat dari anak prasekolah dalam meningkatkan

pertumbuhannya. Orang tua mempunyai peran untuk menstimulasi


perkembangan individual anak, khususnya kemandirian anak agar tugas

perkembangan anak fase ini tercapai (Riyadi dan Intarti, 2012).


Kehidupan keluarga pada tahap anak prasekolah ini sangat bergantung

kepada orang tua. Anak dengan ibu bekerja di luar rumah kebanyakan lebih

percaya diri akan menunjukan efek yang sangat kecil terhadap adanya

perpisahan. Disini peranan seorang ibu sangat besar untuk memberikan rasa

percaya diri dan pengertian yang tinggi terhadap si anak. Tetapi jika

kemungkinan diharapkan seorang ibu tidak bekerja di luar rumah agar bisa

merawat dan mencurahkan semua kasih sayangnya kepada si anak agar

nantinya anak menjadi orang yang shalih dan shalihah seperti yang di

harapkan kedua orang tuanya (Riyadi dan Intarti, 2012).


Ibu yang bekerja hanya bertemu dengan anak mereka setelah pulang

kerja. Anak usia prasekolah dengan ibu bekerja tersebut rata-rata mereka

diasuh oleh nenek, bahkan beberapa nenek mengatakan bahwa anak lebih

dekat dengan mereka dan lebih menganggap nenek sebagai ibu. Sehingga

kegiatan anak setiap hari lebih sering bersama ayah dan nenek (dalam Mifta

Dwi Imaniah, 2013). Ada banyak hal yang masih belum diketahui orang tua,

yaitu tingkat pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Mengenai hal ini

seakan orang tua sudah memasrahkan sepenuhnya pada orang yang

berkecimpung dalam dunia kesehatan seperti dokter dan perawat.


Berdasarkan data dari World health organitation (WHO) melaporkan

bahwa 5-25% anak anak usia prasekolah menderita disfungsi otak minor,

termasuk gangguan perkembangan motorik halus menurut Widati tahun

(2012) terkait penelitian Yusran tahun (2014) tentang “Pengaruh Pendidikan

Kesehatan Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dalam Mengoptimalkan


Pencapaian Tumbuh Kembang Anak Pra Sekolah Di Kecamatan Kartasura”.

Penelitian ini, menggunakan metode penelitian quasi eksperimen, tipe pre

test and post test control group. Hasil dari penelitian ini adalah Perbedaan

tingkat pengetahuan dan sikap kelompok eksperimen dangan kelompok

kontrol sebelum diberikan pendidikan kesehatan eksperimen: rata-rata

pengetahuan (11,95). Rata-rata sikap (51,8). Kontrol: Rata-rata pengetahuan

(11,95). Rata-rata sikap (52,3) Perbedaan tingkat pengetahuan dan sikap

kelompok eksperimen setelah diberikan pendidikan kesehatan dengan

kelompok kontrol yang tidak diberikan pendidikan kesehatan eksperimen:

Rata-rata pengetahuan (13,25). Rata-rata sikap (58,7). Kontrol: Rata-rata

pengetahuan (12,0). Rata-rata sikap (54, 45).


Penelitian di Indonesia sendiri mendeteksi adanya gangguan

perkembangan anak pada usia prasekolah mencapai 12,8%-28,5% dari

seluruh populasi anak usia prasekolah Data yang dilansir Depkes RI (2000)

menunjukkan hasil skrining keterlambatan perkembangan di Indonesia

dengan rentang persentase sebesar 13% sampai 28,5% menurtu Hertanto

tahun (2009) terkait penelitian Mifta Dwi Imaniah tahun (2013) tentang

“Perbedaan Pencapaian Tugas Perkembangan Anakusia Prasekolah Pada Ibu

Yang Bekerja Dan Ibu Tidak Bekerja Di Desa Serut Kecamatan Panti

Kabupaten Jember”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian

observasional analitik dan pendekatan cross sectional. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa pada ibu yang bekerja terdapat sebanyak 12 responden

(66,7%) tugas perkembangan anak tidak tercapai, dan sebanyak 6 responden

(33,3%) tugas perkembangan anak tercapai. Ibu yang tidak bekerja sebanyak
14 responden (77,8%) tugas perkembangan anak tercapai, dan sebanyak 4

responden (22,2%) tugas perkembangan anak tidak tercapai.


Persentase anak yang mengalami gangguan perkembangan pada

penelitian ini jauh lebih tinggi dibandingkan temuan IDAI (Saputra, 2013

dalam Sumaksari, 2013) dan Depkes RI (2000) yang hanya berkisar antara

20% sampai 30%. Sementara itu data surveilans tumbuh kembang pediatri

IDAI di 7 kota besar (Surabaya, Jakarta, Bandung, Palembang, Denpasar,

Padang dan Makasar). Pada tahun 2007 menunjukkan bahwa insiden

keterlambatan perkembangan anak pada tiap kota rata-rata sekitar 21%

(Saputra, 2013). Penelitian lain yang dilakukan IDAI juga menemukan bahwa

di Jawa Barat 20-30% anak mengalami gangguan perkembangan menurut

Sukmasari tahun (2013) terkait penelitian Akhmad Khayyun Thoriq

Ngumboro tahun (2015) tentang “Pengaruh Terapi Bermain Peran Terhadap

Perkembangan Sosial Pada Anak Prasekolah Di Tk Aba ‘Aisyiyah

Wirobrajan I Yogyakarta”. Metode Penelitian pre-eksperimen ini

menggunakan desain 1 kelompok (one group design).


Hasil dari penelitian ini adalah sebelum mendapatkan terapi bermain

peran, sebanyak 60% responden anak memiliki perkembangan sosial yang

normal dan 40% sisanya dinyatakan suspect. Setelah mendapatkan terapi

bermain peran, sebanyak 86,7% responden anak memiliki perkembangan

sosial yang normal dan 13,3% sisanya dinyatakan suspect. Ada pengaruh

yang signifikan dari terapi bermain peran terhadap perkembangan sosial pada

anak prasekolah di TK ABA „Aisyiyah Wirobrajan I Yogyakarta karena nilai

signifikansi menunjukkan bahwa hasil uji menghasilkan nilai signifikansi (p)


sebesar 0,046 dan nilai Z sebesar -2. Nilai uji signifikansi yang lebih kecil

dari 0,05 dan nilai Z yang lebih besar dari 1,96 mengindikasikan ada

perbedaan perkembangan sosial pada anak prasekolah di TK ABA Aisyiyah

Wirobrajan I Yogyakarta.
Gangguan perkembangan bicara dan bahasa merupakan gangguan

perkembangan yang sering ditemukan pada anak usia 3-16 tahun.

Diperkirakan angka kejadiannya berkisar antara 1% sampai 32% pada

populasi yang normal menurut Soetjiningsih tahun (2014) terkait penelitian

Dadang tahun (2015) tentang “Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak Usia

Prasekolah Di Taman Kanak-Kanak Aba 1 Lamongan”. Metode penelitian ini

adalah deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan Sebagian besar (63,54%)

anak mempunyai status gizi normal. Hampir seluruhnya (96,8%) anak

memiliki lingkar kepala normal, hampir seluruhnya (93,75%) perkembangan

anak adalah sesuai, Seluruh (100%) anak memiliki daya lihat normal, Seluruh

(100%) anak memiliki daya dengar normal. Hampir seluruhnya (97,92%)

anak tidak mempunyai masalah mental emosional dan seluruh (100%) anak

tidak mengalami gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktifitas.).


Deteksi dini perkembangan anak sangat berguna agar diagnosis maupun

pemulihannya dapat dilakukan lebih awal, sehingga tumbuh kembang anak

dapat berlangsung dengan optimal. Setiap anak adalah individu yang unik,

karena faktor bawaan dan lingkungan yang berbeda, maka pertumbuhan dan

pencapaian kemampuan perkembangannya juga berbeda, tetapi tetap akan

menuntuti patokan yang umum. Sehingga diperlukan kriteria sampai seberapa

jauh keunikan seorang anak tersebut, apakah masih dalam batas normal atau
tidak (Soetjiningsih, 2012). Terdapat beberapa tes perkembangan anak yang

sering digunakan yaitu tes intelegensi stanford binet, skala intelegensi

wechsler, gesell infant scale, skala bayle, Denver Development Screening

Test (DDST), tes bentuk geometrik, bender gestalt, draw a man test, tes

perkembangan adaptasi sosial.


DDST salah satu test yang dapat dilakukan untuk melihat tumbuh

kembang anak. DDST merupakan salah satu dari metode skrining terhadap

perkembangan anak yang memenuhi semua persyaratan yang diperlukan

untuk metode skrining yang baik. Tes ini merupakan tes yang mudah dan

cepat, dapat diandalkan dan menunjukkan validitas yang tinggi. Dari

beberapa penelitian yang pernah dilakukan ternyata DDST secara efektif

dapat mengidentifikasi antara 85-100% bayi dan anak-anak prasekolah yang

mengalami keterlambatan perkembangan, dan pada follow up selanjutnya

ternyata 89% dari kelompok DDST yang abnormal mengalami kegagalan di

usia sekolah 5-6 tahun kemudian (Soetjiningsih, 2012).


Perawat dapat melakukan upaya promotif maupun preventif terkait

dalam upaya mencegah terjadinya penyimpangan pada tumbuh kembang

dengan mengidentifikasi penyebab keterlambatan tumbuh kembang,

mengajarkan orangtua mengenai tugas perkembangan yang harus dicapai oleh

anak, dan mengatasi penyebab keterlambatan tumbuh kembang sesuai dengan

penyebabnya. Peran perawat dengan mempelajari tumbuh kembang pada

anak, yaitu dapat membimbing dan meningkatkan kondisi normal dan untuk

mendeteksi dan mencegah kondisi abnormal yang dapat menghambat tumbuh

kembang pada anak (dalam Mifta Dwi Imaniah, 2013).


Berdasarkan hasil studi pendahuluan untuk pengambilan data awal dari

keseluruhan siswa di TK AL-Muhajirin Purwakarta yang berjumlah 208

orang maka diambil 10 orang anak yang ibunya bekerja untuk di observasi

tumbuh kembangnya melalui test DDST. Setelah diobservasi melalui test

DDST dapat di simpulkan dari 10 orang anak, 4 orang anak dinyatakan

normal dan 6 orang anak dinyakatan suspect. Interprestasi hasil yang

dinyatakan normal baik pada motorik kasar, bahasa, motorik halus maupun

personal sosialnya semua adalah advanced. Dan untuk interprestasil hasil

yang dinyatakan suspect dari 6 orang anak yaitu 3 orang anak dellay di

bagian motorik kasar, 5 orang anak delley di bagian mororik halus, 4 orang

anak delley dibagian di personal sosial dan kemudian untuk di bahasa sendiri

tidak memiliki masalah sehingga nyatakan advanced. Sedangkan untuk

melihat pertumbuhannya sendiri dilakukan pengukuran tinggi badan dan berat

badan pada anak. Setelah diteliti dengan di ukur dan ditimbang maka dapat

disimpulkan bahwa pertumbuhan dari 10 orang anak, 5 orang anak

dinyatakan normal, 2 orang anak overweight, dan 3 orang anak underweight.


Maka berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang tumbuh kembang anak usia prasekolah usia 3 sampai 6

tahun dengan ibu bekerja di Taman Kanak-Kanak (TK) Al-Muhajirin

Purwakarta dengan menuangkan dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah (KTI)

dengan judul “Gambaran Tumbuh Kembang Anak Pada Usia Pra Sekolah

Dengan Ibu Bekerja Di Taman Kanak-Kanak (TK) Al-Muhajirin

Purwakarta”.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah

“Bagaimana tumbuh kembang anak prasekolah dengan ibu bekerja di Taman

Kanak-Kanak Al-Muhajirin Purwakarta Tahun 2016?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum:

Untuk mengetahui tumbuh kembang anak prasekolah dengan ibu bekerja

di Taman Kanak-Kanak Al-Muhajirin Purwakarta.

2. Tujuan Khusus:

a. Untuk mengetahui karakteristik anak usia prasekolah.

b. Untuk mengetahui tumbuh kembang anak usia prasekolah dengan ibu

bekerja di Taman Kanak-Kanak Al-Muhajirin Purwakarta.

c. Untuk menguji tumbuh kembang anak usia prasekolah dengan ibu

bekerja di Taman Kanak-Kanak Al-Muhajirin Purwakarta melalui test

DDST.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan mempunyai manfaat yang

dapat memberikan pemikiran dalam memperkaya wawasan tentang

tumbuh kembang pada anak terutama tentang tumbuh kembang anak

prasekolah dengan ibunya yang bekerja


2. Manfaat Praktisi
a. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan peneliti terkait tumbuh kembang anak

prasekolah dengan ibu bekerja sehingga bisa digunakan sebagai acuan

dalam pengembangan keilmuan khususnya ilmu keperawatan keluarga

dan anak.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur Program

Studi Ilmu Keperawatan AKPER RS Efarina, sehingga dapat

digunakan untuk penelitian selanjutnya dan untuk menambah

pengetahuan mahasiswa tentang tumbuh kembang anak prasekolah

dengan ibu bekerja di Taman Kanak-Kanak (TK) AL-Muhajirin

Purwakarta.
c. Bagi Institusi Pelayanan Keperawatan.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan

masukan dalam meningkatkan kegiatan deteksi dini tumbuh kembang

pada anak sehingga apabila terjadi penyimpangan tumbuh kembang

anak dapat diatasi secara dini. Perawat dipelayanan kesehatan dapat

mengidentifiksai penyebab keterlambatan tumbuh kembang anak,

mengajarkan orang tua mengenai tumbuh kembang anak, dan

mengatasi penyebab keterlambatan tumbuh kembang anak sesuai

dengan penyebabnya sehingga mutu pelayanan asuhan keperawatan

pada anak dalam keluarga meningkat.


d. Manfaat Bagi Masyarakat
Hasil penelitian diharapkan dapat berguna untuk menambah

pengetahuan kepada masyarakat, khususnya orang tua dengan anak

usia prasekolah terkait tumbuh kembang anaknya. Ibu bekerja dapat

mengatur waktu dengan anaknya untuk memiliki kualitas hubungan


yang baik, orang tua dapat mendeteksi adanya penyimpangan tumbuh

kembang anak secara dini agar bisa ditangani dengan cepat, dan orang

tua dapat memberikan perhatian lebih pada anak usia prasekolah agar

anak dapat mencapai tahap tumbuh kembangnya yang sesuai dengan

usianya.

E. Lingkup Penelitian

Lokasi penelitian akan dilakukan di (TK) Taman Kanal-Kanak AL-Muhajirin

Purwakarta. Waktu penelitian pada tanggal 22 Februari sampai dengan 27

Juni.

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen13 halaman
    Bab Ii
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Sap Teknik Menyusui
    Sap Teknik Menyusui
    Dokumen11 halaman
    Sap Teknik Menyusui
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Qerwwtsr
    Qerwwtsr
    Dokumen15 halaman
    Qerwwtsr
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Leflet Nutrisi Ibu Menyusui
    Leflet Nutrisi Ibu Menyusui
    Dokumen2 halaman
    Leflet Nutrisi Ibu Menyusui
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • BCBGHC
    BCBGHC
    Dokumen60 halaman
    BCBGHC
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • QWRWW4
    QWRWW4
    Dokumen2 halaman
    QWRWW4
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Anatomi Kardiovaskuler
    Anatomi Kardiovaskuler
    Dokumen28 halaman
    Anatomi Kardiovaskuler
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Sap Teknik Menyusui
    Sap Teknik Menyusui
    Dokumen11 halaman
    Sap Teknik Menyusui
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen31 halaman
    Bab Ii
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Dermatitis
    Leaflet Dermatitis
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Dermatitis
    asep
    Belum ada peringkat
  • Definisi Morbili
    Definisi Morbili
    Dokumen1 halaman
    Definisi Morbili
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Lampiran 7
    Lampiran 7
    Dokumen2 halaman
    Lampiran 7
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Bab I New
    Bab I New
    Dokumen12 halaman
    Bab I New
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Cover Idk
    Cover Idk
    Dokumen1 halaman
    Cover Idk
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Semi Pengawasan Pembelajaran Berbasis Penyakit
    Semi Pengawasan Pembelajaran Berbasis Penyakit
    Dokumen3 halaman
    Semi Pengawasan Pembelajaran Berbasis Penyakit
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • BATANG
    BATANG
    Dokumen1 halaman
    BATANG
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • BAB II Halaman
    BAB II Halaman
    Dokumen31 halaman
    BAB II Halaman
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • BAB II Halaman
    BAB II Halaman
    Dokumen31 halaman
    BAB II Halaman
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • (MATER) Adaptasi Fisiologi Dan Psikologi Ibu Post Partum
    (MATER) Adaptasi Fisiologi Dan Psikologi Ibu Post Partum
    Dokumen8 halaman
    (MATER) Adaptasi Fisiologi Dan Psikologi Ibu Post Partum
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar Daftar Isi
    Kata Pengantar Daftar Isi
    Dokumen10 halaman
    Kata Pengantar Daftar Isi
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen11 halaman
    Bab I
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Sop Latihan Saja
    Sop Latihan Saja
    Dokumen26 halaman
    Sop Latihan Saja
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Bab V Kti
    Bab V Kti
    Dokumen4 halaman
    Bab V Kti
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Translate Nec
    Translate Nec
    Dokumen5 halaman
    Translate Nec
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • PARTOGRAF
    PARTOGRAF
    Dokumen19 halaman
    PARTOGRAF
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Naskah Publikasi 1 Doank
    Naskah Publikasi 1 Doank
    Dokumen17 halaman
    Naskah Publikasi 1 Doank
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar Daftar Isi
    Kata Pengantar Daftar Isi
    Dokumen10 halaman
    Kata Pengantar Daftar Isi
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen16 halaman
    Bab Iii
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Penjahitan Perineum
    Penjahitan Perineum
    Dokumen15 halaman
    Penjahitan Perineum
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat