Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan keseimbangan hidupnya.
Keseimbangan yang dipertahankan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya,
keadaan ini disebut dengan Sehat. Sedangkan seseorang dikatakan sakit apabila gagal
dalam mempertahankan keseimbangan diri dan lingkungannya. Sebagai makhluk
sosial, untuk mencapai kepuasana dalam kehidupan, mereka harus membina hubungan
interpersonal positif (Mirzal Tawi, 2008).
Masalah psikososial antara lain: psikotik gelandangan dan pemasungan, penderita
gangguan jiwa, masalah anak: anak jalanan dan penganiayaan anak, masalah anak
remaja: tawuran dan kenakalan, penyalahgunaan narkotika dan psikotropika, masalah
seksual: penyimpangan seksual, pelecehan seksual dan eksploitasi seksual, tindak
kekerasan sosial, stress pasca trauma, pengungsi/ migrasi, masalah usia lanjut yang
terisolir, masalah kesehatan kerja: kesehatan jiwa di tempat kerja, penurunan
produktifitas dan stres di tempat kerja, dan lain-lain: HIV/AIDS (Depkes, 2011).
Dalam Penelitian World Health Organization (WHO), jika prevalensi gangguan
jiwa diatas jiwa per 1000 penduduk dunia, Hasil riset WHO dan World Bank
menyimpulkan bahwa gangguan jiwa dapat mengakibatkan penurunan produktivitas
sampai dengan 3,5%. Saat ini, gangguan jiwa menempati urutan kedua setelah penyakit
infeksi dengan angka sebesar 11,5%, berarti di Indonesia mencapai 264 per 1000
penduduk yang mengalami gangguan jiwa, berdasarkan data hasil Survei Kesehatan
Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995, angka tersebut 2,6 kali lebih tinggi dari ketentuan
WHO.

B. Rumusan Masalah
1. Memahami Konsep Psikososial
2. Mengetahui Tahap Perkembangan Psikososial
3. Mengetahui Upaya Individu dalam Menangani Stres.
C. Tujuan
1. Untuk Memahami Konsep Psikososial
2. Untuk Mengetahui Tahap Perkembangan Psikososial
3. Untuk Mengetahui Upaya Individu dalam Menangani Stres.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Psikososial adalah setiap perubahan dalam kehidupan individu, baik yang bersifat
psikologik maupun sosial yang mempunyai pengaruh timbal balik. masalah kejiwaan
dan kemasyarakatan yang mempunyai pengaruh timbal balik, sebagai akibat terjadinya
perubahan sosial dan atau gejolak sosial dalam masyarakat yang dapat menimbulkan
gangguan jiwa
1. Menurut Smet (1994), Psikososial didefinisikan sebagai hubungan yang
dinamis antara psikologis dan pengaruh sosial dan di antara keduanya saling
mempengaruhi. Kedua komponen tersebut merupakan hal yang penting untuk proses
perkembangan individu. Gangguan psikososial terjadi apabila terdapat ketidak
seimbangan antara kedua komponen di atas yang menyebabkan perubahan dalam
kehidupan, sehingga penderita DM harus beradaptasi untuk menghadapi perubahan
tersebut.
2. Menurut WHO (2002), Psikososial didefinisikan sebagai hubungan yang
dinamis antara psikologis dan pengaruh sosial dan di antara keduanya saling
mempengaruhi. Kedua komponen tersebut merupakan hal yang penting untuk proses
perkembangan, hal tersebut akan beriringan dengan proses pertumbuhan dan
maturasi, sehingga psikososial akan berubah sesuai dengan perubahan pertumbuhan
dan perkembangan individu.
3. Menurut Sarwono (2002) beberapa faktor yang termasuk dalam Psikososial
antara lain persepsi, motivasi (motif), kepercayaan dan adanya interaksi sosial. Ke
empat faktor tersebut merupakan unsur-unsur yang tidak terlepas dalam diri individu
selama proses perkembangan dan perilakunya, termasuk dalam perilaku kesehatan
yaitu dalam mengatur pola makan seimbang dan sehat.
4. Jadi, Psikososial adalah Suatu hubungan yang dinamis antara psikologis dan
pengaruh sosial yang saling memepnegaruhi diantara keduanya yang dipengaruhi
oleh faktor persepsi, motivasi (motif), kepercayaan dan adanya pengaruh sosial.
B. Status Emosi
Setiap individu mempunyai kebutuhan emosi dasar, termasuk kebutuhan akan
cinta, kepercayaan, otonomi, identitas, harga diri, penghargaan dan rasa aman. Schultz
(1966) Merangkum kebutuhan tersebut sebagai kebutuhan interpersonal untuk inklusi,
control dan afeksi. Bila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, akibatnya dapt berupa
perasaan atau prilaku yang tidak diharapkan, seperti ansietas, kemarahan, kesepian dan
rasa tidak pasti.

C. Konsep Diri
Konsep diri adalah semua perasaan kepercayaan dan nilai yang diketahui tentang
dirinya dan memengaruhi individu dalam bersosialisasi dengan orang lain. Konsep diri
berkembang secara bertahap saat bayi molai mengenal dan membedakan dirinya
dengan orang lain.
Pembentukan konsep diri2 ini sangat dipengaruhi oleh asuhan orang tua dan
lingkungannya.
1. Komponen Konsep Diri
a. Citra Diri
Citra Diri adalah Sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak
sadar. Sikap ini mencakup presepsi dari pasangan tentang ukuran, bentuk, dan
fungsi penampilan tubuh saat ini dan masa lalu.
b. Ideal Diri
Ideal Diri adalah Presepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku
sesuai dengan standar perilaku. Ideal diri akan mewujudkan cita-cita dan harapan
pribadi.
c. Harga Diri
Harga Diri adalah Penilaian terhadap hasil yang dicapai dengan analisis,
sejauh mana perilaku memenuhi ideal diri. Jika individu selalu sukses maka
cenderung harga dirinya akan tinggi dan jika mengalami kegagalan cenderung
harga diri menjadi rendah. Harga diperoleh dari diri sendiri dan orang lain.
d. Peran Diri
Peran Diri adalah Pola sikap, perilaku nilai yang diharapkan dari seseorang
berdasarkan posisinya di masyarakat.
e. Identitas Diri
Identitas Diri adalah Kesadaran akan dirinya sendiri yang bersumber dari
observasi dan penilaian yang merupakan sintesis dari semua aspek konsep diri
sebagai suatu kesatuan yang utuh.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri
a. Tingkat Perkembangan Dan Kematangan
Perkembangan anak seperti perkembangan menta, perlakuan, dan
pertumbuhan anak akan mempengaruhi konsep dirinya.
b. Budaya
Pada usia anak-anak nilai-nilai akan diadopsi dari orang tuanya,
kelompoknya, dan lingkungannya. Orang tua yang bekerja seharian akan
membawa anak lebih dekat pada lingkungannya.
c. Sumber Eksternal Dan Internal
Kekuatan dan perkembangan pada individu sangat berpengaruh terhadap
konsep diri. Pada sumber internal misalnya, orang yang humoris koping
individunya lebih efektif. Sumber eksternal misalnya adanya dukungan dari
masyarakat dan ekonomi yang kuat.
d. Pengamatan Sukses Dan Gagal
Ada kecenderungan bahwa riwayat sukses akan meningkatkan konsep diri
demikian pula sebaliknya.
e. Sensor
Stresor dalam kehidupan misalnya perkawinan, pekerjaan baru, ujian dan
kekuatan. Jika koping individu tidak adekuat maka akan menimbulkan depresi,
menarik diri, dan kecemasan.
f. Usia, Keadaaan Sakit, Dan Trauma
Usia tua, keadaan sakit akan mempengaruhi persepsi dirinya.
3. Kriteria Kepribadian Yang Sehat
a. Citra Tubuh Positif Dan Akurat
Kesadaran akan diri berdasar atas observasi mandiri dan perhatian yang
sesuai akan kesehatan diri. Termasuk presepsi saat ini dan masa lalu.
b. Ideal Dan Realitas
Individu mempunyai ideal diri yang realitas dan mempunyai tujuan hidup
yang dapat dicapai.
c. Konsep Diri Yang Positif
Konsep diri yang positif menunjukkan bahwa individu akan sesuai dalam
hidupnya.
d. Harga Diri Tinggi
Seseorang yang akan mempunyai harga diri tinggi akan memandang dirinya
sebagai seorang yang berarti dan bermanfaat. Ia memandang dirinya sama dengan
apa yang ia inginkan.
e. Kepuasan Penampilan Peran
Individu yang mempunyai kepribadian sehat akan dapat berhubungan
dengan orang lain secara intim dan mendapat kepuasan, dapat memercayai dan
terbuka pada orang lain serta membina hubungan interdependen.
f. Identitas Jelas
Individu merasakan keunikan dirinya yang memberiarahkehidupan dalam
mencapai tujuan

D. Koping
Strategi coping merupakan suatu upaya individu untuk menanggulagi stress yang
menekan akibat masalah yang dihadapinya dengan cara melakukan perubahan kognitif
maupun perilaku guna memperoleh rasa aman dalam dirinya sendiri.
Coping yang efektif untuk dilaksanakan adalah coping yang membantu seseorang
untuk mentoleransi dan menerima situasi menekan dan tidak merisaukan tekanan yang
tidak dapat dikuasainya (lazarus dan folkman).
1. Jenis-Jenis Koping
a. Koping Konstruktif/Merusak
1) Penalaran (Reasoning)
Yaitu penggunaan kemampuan kognitif untuk mengeksplorasi berbagai
macam alternatif pemecahan masalah dan kemudian memilih salah satu
alternatif yang dianggap paling menguntungkan.
2) Objektifitas
Yaitu kemampuan untuk membedakan antara komponen-komponen
emosional dan logis dalam pemikiran, penalaran maupun tingkah laku.
Kemampuan ini juga meliputi kemampuan untuk membedakan antara pikiran-
pikiran yang berhubungan dengan persoalan yang tidak berkaitan.
3) Konsentrasi
Yaitu kemampuan untuk memusatkan perhatian secara penuh pada
persoalan yang sedang dihadapi. Konsentrasi memungkinkan individu untuk
terhindar dari pikiran-pikiran yang mengganggu ketika berusaha untuk
memecahkan persoalan yang sedang dihadapi.
4) Humor
Yaitu kemampuan untuk melihat segi yang lucu dari persoalan yang
sedang dihadapi, sehingga perspektif persoalan tersebut menjadi lebih luas,
terang dan tidak dirasa sebagai menekan lagi ketika dihadapi dengan humor.
5) Supresi
Yaitu kemampuan untuk menekan reaksi yang mendadak terhadap
situasi yang ada sehingga memberikan cukup waktu untuk lebih menyadari
dan memberikan reaksi yang lebih konstruktif.
6) Toleransi Terhadap Kedwiartian atau Ambiguitas
Yaitu kemampuan untuk memahami bahwa banyak hal dalam kehidupan
yang bersifat tidak jelas dan oleh karenanya perlu memberikan ruang bagi
ketidak jelasan tersebut.
7) Empati
Yaitu kemampuan untuk melihat sesuatu dari pandangan orang lain.
Empati juga mencakup kemampuan untuk menghayati dan merasakan apa
yang dihayati dan dirasakan oleh orang lain.

b. Koping Positif ( Sehat)


1) Antisipasi
Antisipasi berkaitan dengan kesiapan mental individu untuk menerima
suatu perangsang. Ketika individu berhadap dengan konflik-konflik emosional
atau pemicu stres baik dari dalam maupun dari luar, dia mampu
mengantisipasi akibat-akibat dari konflik atau stres tersebut dengan cara
menyediakan alternatif respon atau solusi yang paling sesuai.
2) Afiliasi
Afiliasi berhubungan dengan kebutuhan untuk berhubungan atau bersatu
dengan orang lain dan bersahabat dengan mereka. Afiliasi membantu individu
pada saat menghadapi konflik baik dari dalam dan luar, dia mampu mencari
sumber- sumber dari orang lain untuk mendapatkan dukungan dan
pertolongan.
3) Altruisme
Altruisme merupakan salah satu bentuk koping dengan cara
mementingkan kepentingan orang lain. Konflik-konflik yang memicu
timbulnya stres baik dari dalam maupun dari luar diri dialihkan dengan
melakukan pengabdian pada kebutuhan orang lain.
4) Penegasan Diri (self assertion)
Individu berhadapan dengan konflik emosional yang menjadi pemicu
stres dengan cara mengekspresikan perasaan-perasaan dan pikiran-pikirannya
secara lengsung tetapi dengan cara yang tidak memaksa atau memanipulasi
orang lain.
5) Pengamatan Diri (Self observation)
Pengamatan diri sejajar dengan introspeksi, yaitu individu melakukan
pengujian secara objektif proses-proses kesadaran diri atau mengadakan
pengamatan terhadap tingkah laku, motif, ciri, sifat sendiri, dan seterusnya
untuk mendapatkan pemahaman mengenai diri sendiri yang semakin
mendalam.

E. Hubungan Sosial
Hubungan Sosial dapat dibedakan menjadi dua, yaitu proses yang asosiatif dan
disosiatif. Hubungan Sosial Asosiatif merupakan hubungan yang bersifat positif, artinya
hubungan ini dapat mempererat atau memperkuat jalinan atau solidaritas kelompok.
SedangkanHubungan Sosial Disosiatif merupakan hubungan yang bersifat negatif,
artinya hubungan ini dapat merenggangkan atau menggoyahkan jalinan atau solidaritas
kelompok yang telah terbangun.
Hubungan sosial asosiatif adalah proses interaksi yang cenderung menjalin
kesatuan dan meningkatkan solidaritas anggota kelompok. Bentuk-bentuk Hubungan
Sosial, diantaranya :
1. Hubungan Sosial Asosiatif
a. Kerja Sama
b. Akomodasi; dapat diartikan sebagai suatu keadaan atau sebagai suatu proses.
Sebagai keadaan, akomodasi adalah suatu bentuk keseimbangan dalam interaksi
antarindividu atau kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma sosial dan
nilai sosial yang berlaku. n masalah yang terjadi dapat dilakukan.
c. Asimilasi; adalah proses sosial yang timbul apabila ada kelompok masyarakat
dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara interaktif
dalam jangka waktu lama.
d. Akulturasi; adalah suatu keadaan diterimanya unsur-unsur budaya asing ke dalam
kebudayaan sendiri.

2. Hubungan Sosial Disosiatif


a. Persaingan; Suatu proses sosial yang dilakukan oleh individu atau kelompok
dalam usahanya mencapai keuntungan tertentu tanpa adanya ancaman atau
kekerasan dari para pelaku.
b. Kontravensi; Suatu bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dengan
pertentangan atau pertikaian. Kontravensi adalah sikap mental yang tersembunyi
terhadap orang atau unsur-unsur budaya kelompok lain.
c. Pertentangan/Perselisihan; Suatu proses sosial di mana individu atau kelompok
menantang pihak lawan dengan ancaman dan atau kekerasan untuk mencapai
suatu tujuan.
F. Tahap Perkembangan Psikososial
Delapan tahap/fase perkembangan kepribadian memiliki ciri utama setiap
tahapnya adalah di satu pihak bersifat biologis. Adapun tingkatan dalam delapan tahap
perkembangan yang dilalui oleh setiap manusia adalah sebagai berikut :
1. Trust vs Mistrust (percaya vs tidak percaya)
a. Terjadi pada usia 0 s/d 18 bulan.
b. Dari lahir sampai usia satu tahun dan merupakan tingkatan paling dasar dalam
hidup.
c. Bayi sangat tergantung dari pengasuhan.
d. Jika anak berhasil membangun kepercayaan, dia akan merasa selamat dan aman
dalam dunia.
2. Autonomy vs Shame and Doubt (otonomi vs malu dan ragu-ragu)
a. Terjadi pada usia 18 bulan s/d 3 tahun.
b. Masa awal kanak-kanak dan berfokus pada perkembangan besar dari
pengendalian diri.
c. Latihan penggunaan toilet adalah bagian yang penting.
d. Kejadian-kejadian penting lain meliputi pemerolehan pengendalian lebih yakni
atas pemilihan makanan, mainan yang disukai, dan juga pemilihan pakaian.
e. Anak yang berhasil melewati tingkat ini akan merasa aman dan percaya diri,
sementara yang tidak berhasil akan merasa tidak cukup dan ragu-ragu terhadap
diri sendiri.
3. Initiative vs Guilt ( inisiatif dan rasa bersalah)
a. Terjadi pada usia 3 s/d 5 tahun.
b. Masa usia prasekolah mulai menunjukkan kekuatan dan kontrolnya akan dunia
melalui permainan langsung dan interaksi sosial lainnya.
c. Anak yang berhasil dalam tahap ini merasa mampu dan kompeten dalam
memimpin orang lain. Adanya peningkatan rasa tanggung jawab dan prakarsa.
d. Mereka yang gagal mencapai tahap ini akan merasakan perasaan bersalah,
perasaan ragu-ragu, dan kurang inisiatif.
e. Rasa bersalah dapat digantikan dengan cepat oleh rasa berhasil.
4. Industry vs inferiority (tekun vs rasa rendah diri)
a. Terjadi pada usia 6 s/d pubertas.
b. Melalui interaksi sosial, anak mulai mengembangkan perasaan bangga terhadap
keberhasilan dan kemampuan mereka.
c. Anak yang didukung dan diarahkan oleh orang tua dan guru membangun peasaan
kompeten dan percaya dengan ketrampilan yang dimilikinya.
d. Anak yang menerima sedikit atau tidak sama sekali dukungan dari orang tua,
guru, atau teman sebaya akan merasa ragu akan kemampuannya untuk berhasil.
e. Prakarsa yang dicapai sebelumnya memotivasi mereka untuk terlibat dengan
pengalaman baru.
f. Ketika beralih ke masa pertengahan dan akhir kanak-kanak, mereka mengarahkan
energi mereka menuju penguasaan pengetahuan dan keterampilan intelektual.
g. Permasalahan yang dapat timbul pada tahun sekolah dasar adalah berkembangnya
rasa rendah diri, perasaan tidak berkompeten dan tidak produktif.
h. Guru memiliki tanggung jawab khusus bagi perkembangan ketekunan anak-anak.
5. Identity vs identify confusion (identitas vs kebingungan identitas)
a. Terjadi pada masa remaja, yakni usia 10 s/d 20 tahun
b. Selama remaja ia mengekplorasi kemandirian dan membangun kepakaan dirinya.
c. Anak dihadapkan dengan penemuan siapa, bagaimana, dan kemana mereka
menuju dalam kehidupannya.
d. Anak dihadapkan memiliki banyak peran baru dan status sebagai orang dewasa,
pekerjaan dan romantisme.
e. Jika remaja menjajaki peran dg cara yang sehat dan positif maka identitas positif
akan dicapai.
f. Jika suatu identitas remaja ditolak oleh orangtua, jika remaja tidak secara
memadai menjajaki banyak peran, jika jalan masa depan positif tidak dijelaskan,
maka kebingungan identitas merajalela.
g. Bagi mereka yang menerima dukungan memadai maka eksplorasi personal,
kepekaan diri, perasaan mandiri dan control dirinya akan muncul dalam tahap ini.
h. Bagi mereka yang tidak yakin terhadap kepercayaan diri dan hasratnya, akan
muncul rasa tidak aman dan bingung terhadap diri dan masa depannya.
6. Intimacy vs isolation (keintiman vs keterkucilan)
a. Terjadi selama masa dewasa awal (20an s/d 30an tahun).
b. Tahap ini penting, yaitu tahap seseorang membangun hubungan yang dekat &
siap berkomitmen dg orang lain.
c. Mereka yang berhasil di tahap ini, akan mengembangkan hubungan yang komit
dan aman.
d. Identitas personal yang kuat penting untuk mengembangkan hubungan yang
intim.
e. Jika mengalami kegagalan, maka akan muncul rasa keterasingan dan jarak dalam
interaksi dengan orang.
7. Generativity vs Stagnation (Bangkit vs Stagnan)
a. Terjadi selama masa pertengahan dewasa.
b. Selama masa ini, mereka melanjutkan membangun hidupnya berfokus terhadap
karir dan keluarga.
c. Mereka yang berhasil dalam tahap ini, maka akan merasa bahwa mereka
berkontribusi terhadap dunia.
d. Mereka yang gagal melalui tahap ini, akan merasa tidak produktif dan tidak
terlibat di dunia ini.
8. Integrity vs depair (integritas vs putus asa)
a. Terjadi selama masa akhir dewasa.
b. Cenderung melakukan cerminan diri terhadap masa lalu.
c. Mereka yang tidak berhasil pada fase ini, akan merasa bahwa hidupnya percuma
dan mengalami banyak penyesalan.
d. Individu akan merasa kepahitan hidup dan putus asa.
e. Mereka yang berhasil melewati tahap ini, berarti ia dapat mencerminkan
keberhasilan dan kegagalan yang pernah dialami.
f. Individu ini akan mencapai kebijaksaan, meskipun saat menghadapi kematian.
BAB III

KESIMPULAN

Konsep Psikososial diantaranya Konsep diriartinya semua perasaan kepercayaan dan


nilai yang diketahui tentang dirinya dan memengaruhi individu dalam bersosialisasi dengan
orang lain. Konsep diri berkembang secara bertahap saat bayi molai mengenal dan
membedakan dirinya dengan orang lain.Stress merupakan bagian dari kehidupan yang
mempunyai efek positif dan negatif yang disebabkan karena perubahan
lingkungan.Perubahan dari suatu keadaan dari respons akibat stressor disebut adaptasi.
Adaptasi sesungguhnya terjadi apabila adanya keseimbangan antara lingkungan internal dan
eksternal. Contoh adaptasi misalnya: optimalnya semua fungsi tubuh, pertumbuhan normal,
normalnya reaksi antara fisik dan emosi, kemampuan menolerir perubahan situasi.
Tahap perkembangan manusia ada 8 tahap yaitu:Trust vs Mistrust (percaya vs tidak
percaya), Autonomy vs Shame and Doubt (otonomi vs malu dan ragu-ragu), Initiative vs
Guilt ( inisiatif dan rasa bersalah), Industry vs inferiority (tekun vs rasa rendah diri), Identity
vs Identify confusion (identitas vs kebingunga identitas), Intimacy vs Isolation (keintiman vs
keterkucilan), Generativity vs Stagnation ( bangkit vs stagnan), Integrity vs Depair (integritas
vs putus asa).
Strategi coping merupakan suatu upaya individu untuk menanggulagi stress yang
menekan akibat masalah yang dihadapinya dengan cara melakukan perubahan kognitif
maupun perilaku guna memperoleh rasa aman dalam dirinya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai

  • QWRWW4
    QWRWW4
    Dokumen2 halaman
    QWRWW4
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Leflet Nutrisi Ibu Menyusui
    Leflet Nutrisi Ibu Menyusui
    Dokumen2 halaman
    Leflet Nutrisi Ibu Menyusui
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Definisi Morbili
    Definisi Morbili
    Dokumen1 halaman
    Definisi Morbili
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • BCBGHC
    BCBGHC
    Dokumen60 halaman
    BCBGHC
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Qerwwtsr
    Qerwwtsr
    Dokumen15 halaman
    Qerwwtsr
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Sap Teknik Menyusui
    Sap Teknik Menyusui
    Dokumen11 halaman
    Sap Teknik Menyusui
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Anatomi Kardiovaskuler
    Anatomi Kardiovaskuler
    Dokumen28 halaman
    Anatomi Kardiovaskuler
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Sap Teknik Menyusui
    Sap Teknik Menyusui
    Dokumen11 halaman
    Sap Teknik Menyusui
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Revisian Bab 1 Kti
    Revisian Bab 1 Kti
    Dokumen12 halaman
    Revisian Bab 1 Kti
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Dermatitis
    Leaflet Dermatitis
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Dermatitis
    asep
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen31 halaman
    Bab Ii
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Lampiran 7
    Lampiran 7
    Dokumen2 halaman
    Lampiran 7
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Bab I New
    Bab I New
    Dokumen12 halaman
    Bab I New
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Cover Idk
    Cover Idk
    Dokumen1 halaman
    Cover Idk
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Semi Pengawasan Pembelajaran Berbasis Penyakit
    Semi Pengawasan Pembelajaran Berbasis Penyakit
    Dokumen3 halaman
    Semi Pengawasan Pembelajaran Berbasis Penyakit
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • BATANG
    BATANG
    Dokumen1 halaman
    BATANG
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • BAB II Halaman
    BAB II Halaman
    Dokumen31 halaman
    BAB II Halaman
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • BAB II Halaman
    BAB II Halaman
    Dokumen31 halaman
    BAB II Halaman
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • (MATER) Adaptasi Fisiologi Dan Psikologi Ibu Post Partum
    (MATER) Adaptasi Fisiologi Dan Psikologi Ibu Post Partum
    Dokumen8 halaman
    (MATER) Adaptasi Fisiologi Dan Psikologi Ibu Post Partum
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar Daftar Isi
    Kata Pengantar Daftar Isi
    Dokumen10 halaman
    Kata Pengantar Daftar Isi
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen11 halaman
    Bab I
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Sop Latihan Saja
    Sop Latihan Saja
    Dokumen26 halaman
    Sop Latihan Saja
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Bab V Kti
    Bab V Kti
    Dokumen4 halaman
    Bab V Kti
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Translate Nec
    Translate Nec
    Dokumen5 halaman
    Translate Nec
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • PARTOGRAF
    PARTOGRAF
    Dokumen19 halaman
    PARTOGRAF
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Naskah Publikasi 1 Doank
    Naskah Publikasi 1 Doank
    Dokumen17 halaman
    Naskah Publikasi 1 Doank
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar Daftar Isi
    Kata Pengantar Daftar Isi
    Dokumen10 halaman
    Kata Pengantar Daftar Isi
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen16 halaman
    Bab Iii
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat
  • Penjahitan Perineum
    Penjahitan Perineum
    Dokumen15 halaman
    Penjahitan Perineum
    Vindy Rizki Amalia
    Belum ada peringkat