Anda di halaman 1dari 11

Penerapan Metode Irene’s Donuts (UKGS Inovatif)

PENERAPAN METODE IRENE’S DONUTS (UKGS INOVATIF)


DALAM MENURUNKAN SKOR RISIKO KARIES PADA ANAK
KELAS I SDN 3 KOTA BANDA ACEH

Reca1
1Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik KesehatanKementrian Kesehatan Aceh
Jl. Soekarno Hatta Desa Lagang Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar
Corresponding author : reca.zulkarnain@yahoo.com

Abstrak
Irene’s Donuts merupakan program interaktif dalam bentuk program komputer/
versi manual yangmemberikan pemahaman tentang faktor risiko karies sejak dini
sehingga pencegahan lebih awal penting dilakukan melalui peran serta orang tua.
Penelitian ini bertujuan untuk melaksanakan penerapan metode Irene’s Donuts
(UKGS Inovatif) dalam menurunkan skor risiko karies pada anak Kelas I SDN 3
Kota Banda Aceh. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif dengan
pendekatan deskriptif. Subjek penelitian yaitu murid Kelas I di SDN 3 Kota Banda
Aceh yang berjumlah 30 anak dan ibunya sebagai responden. Analisis data
menggunakan analisis univariat. Intervensi yang diberikan berupa penyuluhan
berbasis masalah, mengukur skor risiko karies anak dan demontrasi cara menyikat
gigi. Instrumen penelitian ini berupa kuesioner dan instrumen simulator risiko
karies.Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan pengetahuan, sikap dan
praktik ibu dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut, dan ada penurunan
skor risiko karies anak dengan penerapan metode Irene’s Donuts.
Direkomendasikan kepada puskesmas sebagai pelaksana program UKGS Inovatif
untuk menggunakan teknik penyuluhan dengan metode Irene’s Donutssebagai
alternatif dalam upaya program promosi kesehatan gigi di sekolah
Kata kunci: Irene’s Donuts, skor; risiko; karies; anak

Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh 9


Reca

APPLICATION METHODS IRENE'S DONUTS (UKGS INNOVATIVE)


REDUCE THE CARIES RISK SCORE IN CHILDREN
CLASS I SDN 3 KOTA BANDA ACEH

Abstract
Irene's Donuts is an interactive program in the form of a computer program / manual version
which provides an understanding of caries risk factors early on so early prevention is important
is done through the participation of parents. This study aimed to carry out the implementation
of the method Irene's Donuts (UKGS Innovative) in reducing the risk score of caries in children
of Class I SDN 3 in Banda Aceh. This research was conducted by quantitative descriptive
approach, The research subject is entire Class I student at SDN 3 Banda Aceh totaling 30
children and their mothers as respondents.Analysis of data using univariate analysis.
Intervention is provided in the form of problem-based education, measures the child's caries
risk scores and demonstration of how to brush teeth. The research instrument was a
questionnaire and an instrument simulator caries riskResults showed there was an increase in
knowledge, attitude and practice of mothers in the maintenance of oral health, and there is a
decrease in caries risk scores of children with the adoption of Irene's Donuts. Recommended to
health service as UKGS Innovative program implementers to use counseling techniques with
methods Irene's Donuts as an alternative in efforts to dental health promotion in school.

Keywords: Irene's Donut; score; risk; caries; children

10 Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh


Penerapan Metode Irene’s Donuts (UKGS Inovatif)

Pendahuluan berhubungan dengan proses demineralisasi


Karies merupakan penyakit jaringan dan remineralisasi.
gigi yang paling sering dijumpai dan Faktor risiko penyebab karies
menyebar luas di masyarakat.1 Apabila dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
masalah karies dibiarkan dan dari dalam, misalnya morfologi gigi,
kecenderungan peningkatannya di masa susunan gigi dalam rongga mulut, struktur
mendatang tidak dicegah, akibatnya akan gigi dan saliva. Sedangkan faktor luar yaitu
sangat merugikan. Dampak karies bagi perilaku anak yang buruk, gaya hidup, pola
anak-anak sangat besar, antara lain: rasa makan, kebiasaan ngemil, kebersihan mulut
sakit, gangguan fungsi kunyah yang yang buruk, frekuensi dan kebiasaan
menghambat konsumsi makanan menggosok gigi, pemakaian pasta gigi, gizi
atau nutrisi, anemia, gangguan kenyamanan kurang baik, letak geografi, kandungan air
berupa kurang tidur dan berujung pada yang diminum, pelayanan kesehatan gigi
menurunnya kualitas hidup anak serta pemberian susu botol menjelang tidur.5
tersebut.2Dampak lainnya adalah gangguan Kebiasaan dan pemberian susu dalam botol
konsentrasi belajar yang akan berpengaruh menjelang tidur menyebabkan kerusakan
pada prestasi belajar. Masalah gigi memang gigi yang cepat sehingga keadaan menjadi
tidak masuk dalam daftar penyakit lebih parah.6Faktor risiko merupakan bagian
mematikan. Kondisi inilah yang membuat dari mata rantai penyebab penyakit atau
sebagian masyarakat mengesampingkan dapat memicu anak sehingga terkena
upaya mencegah bahkan juga mengobati penyakit gigi khususnya karies.7 Hal ini
penyakit gigi dan mulut.3 sesuai dengan seorang peneliti
Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 epidemiologis yang berpendapat bahwa
menunjukkan penduduk Indonesia yang anak-anak cenderung lebih menyukai
mempunyai masalah gigi dan mulut sebesar makanan manis seperti coklat dan permen
25,9%. Berdasarkan laporan Dinas yang dapat menyebabkan karies. Pada
Kesehatan Kota Banda Aceh pada tahun umumnya makanan tersebut dipakai
2012, penyakit gigi dan mulut (karies) sebagai makanan selingan antara waktu
menduduki urutan ke 14 dari 20 penyakit makan dan didukung dengan
terbesar dengan kunjungan 4779 kunjungan. ketidaktahuan orang tua tentang kesehatan
Menurut hasil pemeriksaan gigi dan mulut gigi. Tingkat pendidikan, umur, sikap dan
kelompok umur 6-14 tahun di Kota Banda praktik orang tua yang rendah juga dapat
Aceh pada kegiatan UKGS menunjukkan mempengaruhi status kesehatan gigi anak.8
bahwa 34% anak menderita karies.4 Mengingat risiko yang terjadi pada
Keadaan kesehatan gigi dan mulut di karies berpengaruh terhadap proses tumbuh
wilayah Kota Banda Aceh menunjukkan kembang anak, maka cara pencegahan yang
bahwa status kesehatan gigi dan mulut lebih awal penting untuk dilakukan yaitu
masih memprihatinkan. Karies memiliki melalui pemahaman dan peran serta orang
etiologi yang multifaktorial, dimana tua.9Masa anak merupakan awal dari
terjadinya interaksi dari tiga faktor utama pembentukan perilaku. Pada masa tersebut
yang ada di dalam mulut yaitu: host (gigi anak paling rentan terhadap berbagai
dan saliva), mikroorganisme, substrat (diet pengaruh, baik yang datang dari dalam
karbohidrat) dan faktor keempat berupa maupun dari luar diri sang anak. Tidak
waktu.1 Mekanisme terjadinya karies mengherankan apabila anak-anak cukup
rentan mengalami perubahan status

Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh 11


Reca

kesehatan, termasuk di dalamnya sendiri serta kebiasaan anak yang


karies. Anak usia antara 5-7 tahun
10 berhubungan dengan kesehatan gigi dan
merupakan golongan usia dimana anak mulut. Program ini bertujuan untuk
belum memiliki rasa tanggung jawab/pola mengetahui tingkat kerusakan gigi pada
perilaku terhadap tindakan membersihkan anak yang mungkin muncul
gigi dan mulutnya sehingga peran orang tua dikarenakan perilaku anak dan perilaku
khususnya ibu sangat diperlukan dalam orang tua dari anak tersebut. Beberapa
membimbing dan meningkatkan kesehatan pertanyaan terdapat bersedia atau tidaknya
gigi dan mulut. Hal ini sesuai dengan sikap orang tua murid untuk berubah agar
pendapat Davies bahwa perilaku anak yang dapat menuju gigi dan mulut yang
berumur dibawah lima tahun sangat sehat. Setelah pengisian kuesioner,
dipengaruhi oleh perilaku ibu. Oleh karena didapatkan diagram risiko terjadinya
itu, ibu berperan menentukan perilaku karies sehingga akan memberikan saran-
anak.11 saran yang baik untuk kesehatan gigi dan
Seorang ibu membutuhkan informasi mulut anak kemudian dilakukan intervensi
dan panduan untuk mendorong kebiasaan berupa penyuluhan tentang kesehatan gigi
anak dalam menjaga kebersihan gigi dan dan mulut untuk mencegah terjadinya
mulutnya sedini mungkin. Orang tua perlu karies.12
menyadari pentingnya pemeliharaan Metode “Irene’s Donuts” merupakan
kesehatan gigi anak karena kebanyakan metode baru dalam pendidikan kesehatan
orang tua berpikir bahwa jika terjadi karies gigi dengan menggunakan informasi
pada gigi susu tidak perlu perawatan teknologi. Irene’s Donuts adalah program
karena nantinya akan digantikan oleh gigi interaktif simulator risiko karies yang
permanen, padahal infeksi dari gigi susu melakukan pendekatan seawal mungkin
yang karies dapat merusak gigi permanen dengan melibatkan orang tua. Hal ini dapat
yang sedang tumbuh di bawah akar gigi dilakukan dengan cara memberdayakan
susu. Selain itu, gigi susu juga menjaga peran orang tua dalam mencegah risiko
pertumbuhan lengkung rahang sehingga karies pada anak.12 Penyuluhan sebagai
susunan gigi menjadi teratur.3 Pemeliharaan proses pendidikan tidak mengajarkan
kesehatan gigi dan mulut sejak dini dapat ketergantungan, tetapi harus mampu
dilakukan dengan melibatkan interaksi mengembangkan kemandirian.16
antara anak, orang tua/keluarga Penyuluhan dengan metode Irene’s
(empowering) sebagai strategi utama dan Donuts ini dapat mengarahkan kepada
petugas kesehatan gigi.1 orang tua untuk mendidik anaknya
Pengendalian terhadap faktor risiko melakukan kebiasaan pemeliharaan
karies merupakan salah satu bagian dari kesehatan gigi sejak dini yang dapat
upaya pencegahan dalam menanggulangi mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut di
karies seperti yang dianjurkan oleh kemudian hari.12
WHO.2Irene’s Donuts merupakan sebuah Berdasarkan latar belakang di atas,
program yang dibuat berdasarkan maka perlu dilaksanakan penerapan
penelitian Irene Adyatmaka yang metode Irene’s Donuts (UKGS Inovatif)
melibatkan 2.800 murid TK dan orang terhadap perilaku ibu dalam menurunkan
tuanya. Irene’s Donuts merupakan aplikasi skor risiko karies pada anak Kelas I SDN 3
simulator karies yang terdiri 20 Kota Banda Aceh. Penelitian ini disebabkan
buah pertanyaan yang ditujukan kepada olehbelum pernah/ belum terlaksananya
orang tua tentang pengetahuan, sikap dan program kesehatan gigi sebagai upaya
praktik dari orang tua itu promotif berupa penyuluhan dengan

12 Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh


Penerapan Metode Irene’s Donuts (UKGS Inovatif)

metode Irene’s Donuts. Oleh karena itu dan ibunya sebagai responden.Intervensi
diperlukan penyuluhan dengan metode yang diberikan penerapan dengan metode
Irene’s Donuts untuk meningkatkan perilaku Irene’s Donutsberupa penyuluhan berbasis
ibu dalam pemeliharaan kesehatan gigi masalah, mengukur skor risiko karies anak
dalam menurunkan skor risiko karies anak. dan demontrasi cara menyikat gigi.Variabel
Penyuluhan dengan metode Irene’s Donuts independen (pengaruh) yaitu
sangat cocok dilakukan untuk pengetahuan, sikap, praktik ibu dan skor
mengendalian faktor risiko karies pada risiko karies anak sebelum diintervensi.
anak. Metode Irene’s Donuts ini Sedangkan variabel dependen(terpengaruh)
menggunakan sentuhan IPTEK yang dapat yaitu pengetahuan, sikap, praktik ibu dan
memberikan gambar visual besar risiko skor risiko karies anak sesudah diintervensi.
karies yang dihadapi dan kemungkinan Alat ukur yang digunakan adalah
perbaikannya disertai adanya gambar- kuesioner untuk mengetahui pengetahuan,
gambar yang dapat menarik perhatian sikap dan praktik ibu dalam pemeliharaan
orang tua murid/murid sehingga kesehatan gigi dan mulut anak dan
penyuluhan menjadi lebih efektif dan instrumen simulator risiko karies untuk
menyenangkan. Di sekolah tersebut mengukur skor risiko karies anak. Analisis
menyediakan seperangkat komputer untuk data menggunakan analisis univariat.
mendukung penelitian ini. Pengukuran awal pengetahuan, sikap,
Penerapanmetode Irene’s Donuts dapat praktik ibu dan skor risiko karies dilakukan
menyadarkan orang tua murid atau murid sebelum perlakuan (pre-test). Pengukuran
tentang faktor risiko karies serta sesaat setelah perlakuan dilakukan post-test
memberikan menu tentang cara mengatasi I, selanjutnya setelah dua minggu perlakuan
penyakit karies, dengan demikian dilakukan post-test II.Pengolahan data
diharapkan dapat memberdayakan menggunakan Statistik Program for Social
masyarakat sekolah (orang tua Scince (SPSS)
murid/murid) untuk mandiri.
Hasil Penelitian
Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada orang
Penelitian ini menggunakan metode tua murid (ibu) dan murid kelas I SDN 3
kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Kota Banda Aceh pada bulan Maret 2016
Subyek penelitian murid Kelas I di SDN 3 sampai dengan Agustus 2016.
Kota Banda Aceh yang berjumlah 30 anak

1. Pengetahuan Responden
Grafik 1.Pengetahuan responden pada tahap sebelum intervensi (pre test), sesaat sesudah
intervesi (post test I) dan dua minggu sesudah intervensi (post test II)

Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh 13


Reca

Grafik diatas menunjukkan bahwa intervensi (post test I) berada pada kategori
distribusi terbesar pengetahuan responden cukup (53,3%) dan distribusi terbesar
sebelum intervensi (pre-test) berada pada pengetahuan responden dua minggu setelah
kategori cukup (90%). Distribusi terbesar intervensi (post test II) berada pada kategori
pengetahuan responden sesaat setelah baik (86,7%).

2. Sikap Responden
Grafik 2. Sikap responden pada tahap sebelum intervensi (pre test), sesaat sesudah intervesi
(post test I) dan dua minggu sesudah intervensi (post test II)

Grafik diatas menunjukkan bahwa sesaat setelah intervensi (post test I) berada pada
distribus iterbesar sikap responden sebelum kategori cukup (86,7%) dan distribusi terbesar
intervensi (pre-test) berada pada kategori cukup sikap responden dua minggu setelah intervensi
(73,3%). Distribusi terbesar sikap responden (post test II) berada pada kategori cukup (80%).

3. PraktikResponden
Grafik 3. Praktik responden pada tahap sebelum intervensi (pre test), sesaat sesudah intervesi
(post test I) dan dua minggu sesudah intervensi (post test II)

Grafik diatas menunjukkan bahwa kategori cukup (56,7%). Distribusi terbesar


distribusi terbesar praktik responden sebelum praktik responden dua minggu setelah
intervensi (pre-test) berada pada kategori cukup intervensi (post test II) berada pada kategori
(50%). Distribusi terbesar praktik responden baik (96,7%).
sesaat setelah intervensi (post test I) berada pada

14 Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh


4. Skor Risiko Karies Anak
Grafik 4. Skor risiko karies anak pada tahap sebelum intervensi (pre test), sesaat sesudah
intervesi (post test I) dan dua minggu sesudah intervensi (post test II)

Grafik diatas menunjukkan bahwa (post test I) berada pada kategori sedang
distribusi terbesar skor risiko karies anak (96,7%). Distribusi terbesar skor risiko karies
sebelum intervensi (pre-test) berada pada anak dua minggu setelah intervensi (post test I)
kategori tinggi (76,7%). Distribusi terbesar berada pada kategori rendah (60%).
skor risiko karies anak sesaat setelah intervensi

Pembahasan memberikan menu tentang cara mengatasi


1. Pengetahuan Responden dalam penyakit karies.12Hal ini sesuai dengan
Pemeliharaan Kesehatan Gigi Anak pendapat Riyanti yang menyatakan bahwa
pengetahuan orang tua sangat penting dalam
Berdasarkan grafik 1 menunjukkan bahwa
mendasari terbentuknya perilaku yang
adanya peningkatan pengetahuan dari pre test,
mendukung dan tidak mendukung kebersihan
post test I dan post test II. Hasil ini
gigi dan mulut anak. Pengetahuan tersebut
menunjukkan bahwa adanya peningkatan
dapat diperoleh secara alami maupun secara
pengetahuan ibu terhadap pentingnya
terencana yaitu melalui proses
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak,
pendidikan. Hasil penelitian ini menunjukkan
14
Peningkatan pengetahuan disebabkankarena
bahwa dari 14 pertanyaan tentang pengetahuan
dengan penerapanmetode Irene’s Donuts, ibu
ibu, ternyata dapat disimpulkan 86,7% ibu
tidak sekedar diberikan materi dan tanya
mengerti bahwa gigi berlubang terjadi karena
jawab saja akan tetapi ibu juga diberi
malas menggosok gigi yaitu sebelum tidur dan
kesempatan untuk mengutarakan masalah-
sesudah minum susu anak harus menggosok
masalah yang dihadapi khususnya tentang
gigi terlebih dahulu dan ibu mengetahui bahwa
kesehatan gigi anak dan dapat secara langsung
penambalan gigi dapat mencegah kerusakan
bertanya terhadap materi yang disampaikan.
lebih lanjut, ibu juga mengetahui gigi
Kesimpulan dari materi yang disampaikan
berlubang terjadi ditandai dengan lubang yang
dapat secara mudah diingat sehingga secara
berwarna kehitaman serta gigi berlubang dapat
langsung dapat meningkatkan pengetahuan
dideteksi dengan pengamatan langsung pada
ibu. Hal ini juga dikarenakan metode Irene’s
gigi. Akan tetapi mengenai faktor risiko karies
Donuts merupakan penyuluhan yang dapat
yang lain seperti minum soft drink, minum susu
mengarahkan ibu untuk mendidik anaknya
dengan botol, mengemut makanan dan gigi
melakukan kebiasaan pemeliharaan kesehatan
berlubang dapat mengakibatkan anak tidak
gigi sejak dini yang dapat mempengaruhi
selera makan masih belum dipahami oleh ibu.
kesehatan gigi dan mulut di kemudian hari.
Sedangkan untuk pencegahan gigi berlubang
Program ini dimaksud menyadarkan orang tua
terkini yaitu pemberian pelapis khusus pada
murid atau murid tentang faktor risiko karies,
gigi yang baru tumbuh dan pemberian terapi

Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh 15


Reca

remineralisasi menggunakan calcium phosphate penilaian dapat bermakna positif atau negatif.
masih perlu disosialisasikan lagi. Pengetahuan Hal ini sesuai dengan pendapat Budiharto yang
(knowledge) merupakan domain yang sangat menyatakan bahwa sikap dipandang sebagai
penting dalam membentuk tindakan seseorang. hasil belajar bukan hasil perkembangan atau
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini sesuatu yang diturunkan. Keyakinan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan muncul setelah peserta mendapatkan
terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan pengetahuan tentang kesehatan gigi dan
terjadi melalui panca indera manusia, yakni mulut.13 Hasil penelitian ini juga sesuai dengan
indera penglihatan, pendengaran, penciuman, pendapat Newcomb, salah seorang ahli
rasa dan raba. Pengalaman dan penelitian psikologis sosial yang menyatakan bahwa
terbukti bahwa, perilaku yang didasari oleh sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan
pengetahuan akan lebih langgeng daripada untuk bertindak dan bukan merupakan
perilaku yang tidak didasari oleh pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum
pengetahuan.15Pengetahuan dapat juga merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan
diperoleh dari pengalaman tertentu yang tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu
pernah dialami dan dari hasil proses belajar perilaku.15 Selain itu hasil penelitian ini juga
baik secara formal maupun informal. Hasil ini mendukung teori menurut Allport yang
menunjukkan bahwa penerapan metode Irene’s mengatakan bahwa dalam membentuk sikap
Donuts dapat meningkatkan pengetahuan ibu yang utuh, pengetahuan, berfikir, keyakinan
sehingga dengan pengetahuan, ibu sudah dan emosi memegang peranan penting.11 Hasil
mulai mengetahui informasi yang baru serta penelitian ini menunjukkan bahwa dari 14
belajar memahami objek baru tersebut yaitu pertanyaan sikap ibu, dapat disimpulkan 20%
bagaimana menjaga kesehatan gigi dan mulut ibu mulai memiliki keyakinan yang positif
anaknya. bahwa gigi berlubang terjadi karena malas
menggosok gigi, gigi berlubang juga dapat
2. Sikap Responden dalam Pemeliharaan mengganggu selera makan anak, minum soft
Kesehatan Gigi Anak drink, minum susu dengan botol dan
Berdasarkan grafik 2 menunjukkan bahwa mengemut makanan merupakan faktor risiko
adanya peningkatan sikap responden dari pre terjadinya gigi berlubang pada anak, dan
test, post test I dan post test II. Hasil ini keyakinan ibu bahwa gigi berlubang dapat
menunjukkan bahwa adanya peningkatan dicegah. Hasil ini menunjukkan bahwa
keyakinan ibu terhadap pentingnya penerapan metode Irene Donuts dapat
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak, memberikan pemahaman kepada ibu tentang
dengan penyuluhan dapat memberikan faktor-faktor risiko karies dan cara
perubahan terhadap sikap. Penerapan metode pencegahannya sehingga pengetahuan ini akan
Irene’s Donuts memberikan materi yang lebih membawa ibu untuk berfikir dan berusaha
berkesan dan menarik sehingga membentuk supaya anaknya tidak terkena karies, dalam
pengertian dengan baik yang dapat berfikir ini komponen emosi dan keyakinan
mempengaruhi sikap ibu terhadap ikut bekerja sehingga ibu berniat untuk
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak. menjaga kesehatan gigi dan mulut anaknya dan
Sebagaimana pada pengetahuan maka pada ibu tersebut telah mempunyai sikap tertentu
sikap juga mengalami perubahan nilai setelah terhadap objek yang berupa karies.11Pada
penerapan metode Irene’s Donuts. Peningkatan penelitian ini ibu bersikap positif dalam
nilai sikap dikarenakan pengetahuan ibu sudah pemeliharaan kesehatan gigi anak karena ibu
baik, dimana setelah ibu mempunyai tingkat sudah mengerti faktor-faktor risiko yang dapat
pengetahuan yang cukup tentang kesehatan menyebabkan karies dan bagaimana
gigi anak, maka ibu akan menilai positif atau pencegahan karies.
negatif terhadap pengetahuan tersebut. Proses

16 Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh


3. Praktik Responden dalam pemeliharaan responden akan mampu melaksanakan atau
kesehatan gigi anak mempraktikkannya tentang apa yang diketahui
Berdasarkan grafik 3 menunjukkan bahwa atau dinilai baik. Dengan penerapan metode
adanya peningkatan praktik responden dari pre Irene’s Donuts ini ibu tertarik sehingga ibu
test, post test I dan post test II. Hasil ini berusaha bertindak dengan baik. Hal ini sesuai
menunjukkan bahwa ada kecenderungan dengan pendapat Budiharto yang menyatakan
perubahan praktik kearah baik sesudah bahwa perilaku mulai dibentuk dari
penerapan metode Irene’s Donuts. Hal ini pengetahuan baru yang didapat. Pengetahuan
dikarenakan Irene’s Donuts menggunakan baru ini akan menimbulkan tanggapan batin
program komputer yang memperlihatkan dalam bentuk sikap terhadap suatu objek.
gambar-gambar dan ilustrasi sehingga ibu Rangsangan yang timbul disadari sepenuhnya
merasa tertarik terhadap materi yang diberikan dan kemudian akan terbentuk dalam suatu
dan ibu juga menganggap materi tersebut tindakan. Perubahan perilaku seseorang tidak
menguntungkan bagi kesehatan gigi anaknya terlepas dari proses belajar.11 Peningkatan
serta dengan diberikan penerangan- perilaku dalam penelitian ini didasari dengan
penerangan secara lisan yang membuat pengetahuan dan penerapan dalam bentuk
penyuluhan lebih menarik, berkesan dantidak sikap dan praktik yang positif sehingga dapat
membosankan sehingga mudah diingat dan bertahan lama.
mudah diterapkan. Hasil penelitianini
mendukung pendapat Santosoyang 4. Skor Risiko Karies Anak
menyatakan bahwa pendidikan kesehatan gigi Berdasarkan grafik 4 menunjukkan bahwa
dengan pemberian informasi yang diikuti oleh adanya penurunan skor risiko karies anak dari
latihan akan efektif merubah perilaku dan pre test, post test I dan post test II.Hasil ini
meningkatkan pemahaman seseorang.16Hasil menunjukkan bahwa ada kecenderungan
ini menunjukkan bahwa dari 14 pertanyaan sesudah dilakukan penerapan metode Irene’s
tentang praktik ibu 96,7 % ibu berusaha Donuts adanya perubahan skor risiko karies
melakukan pengamatan langsung untuk kearah baik. Dengan penerapan metode Irene’s
mendeteksi adanya lubang gigi, ibu melakukan Donuts ibu dapat menanyakan secara langsung
pencegahan gigi berlubang pada anak dengan tentang faktor-faktor risiko yang dapat
membantu anak menggosok gigi, membatasi menyebabkan karies pada anak dan
makan makan makanan yang manis serta ibu bagaimana pencegahannya karena risiko pada
juga mengoleskan krim gigi (CPP-ACP) pada masing-masing anak berbeda-beda dan
anak. Suatu sikap belum tentu otomatis bervariasi sejalan dengan waktu. Hal ini sesuai
terwujud dalam suatu tindakan (over behavior), dengan pendapat Riyanti yang mengatakan
untuk mewujudkan sikap menjadi suatu bahwa peran orang tua sangat diperlukan
perbuatan nyata maka diperlukan faktor dalam membimbing, memberikan pengertian,
pendukung atau kondisi yang memungkinkan, mengingat dan menyediakan fasilitas kepada
antara lain adalah fasilitas.17Dalam penelitian anak agar anak dapat memelihara kebersihan
ini, peneliti menyediakan krem CPP-ACP untuk gigi dan mulutnya. Selain itu orang tua juga
dibawa pulang oleh ibu sehingga melatih ibu mempunyai peran yang cukup besar didalam
untuk mencegah proses terjadinya karies mencegah terjadinya akumulasi plak dan karies
dengan memberikan suplemen calcium pada anak.16 Hasil penelitian ini juga
phosphate khususnya untuk menjaga mendukung penelitian Irene Adyatmaka yang
keseimbangan proses demin-remin menjadi dilakukan pada 10.000 murid-murid SD Kristen
positif.12Setelah seseorang mengetahui stimulus Penabur Jakarta dengan menggunakan metode
atau objek kesehatan kemudian mengadakan Irene Donuts terbukti dapat menurunkan angka
penilaian atau pendapat terhadap apa yang karies gigi yang signifikan, yaitu rata-rata
diketahui, proses selanjutnyadiharapkan DMF-T 0,3 artinya setara dengan Negara

Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh 17


Reca

Jepang.18Hasil ini menunjukkan bahwa 2. Bahar, A. Paradigma Baru Pencegahan Karies


penerapan metode Irene Donuts ini dapat Gigi. Fakultas Ekonomi Universitas
memberikan dampak perubahan perilaku ibu Indonesia. Jakarta. 2011; 4-39
untuk mengendalikan faktor risiko dan 3. Adyatmaka, I. Donut Irene versi Manual 1.3.
mencegah karies pada anak sehingga dapat “Simulator Risiko Karies”. Kementerian
meningkatkan derajat kesehatan gigi dan Pendidikan Nasional. CHAMPS-FKM-
mulut. Universitas Indonesia. Jakarta. 2012; 1-16
4. Dinas Kesehatan.Profil Kesehatan Kota
Kesimpulan dan Saran Banda Aceh. Pemerintahan kota Banda
Setelah dilakukan penelitian dapat Aceh. 2011.
disimpulkan:Ada peningkatan pengetahuan, 5. Siahaan, R.A. Masalah Rampan Karies pada
sikap dan tindakan ibu dalam pemeliharaan Anak: Pencegahan dan Perawatannya. 2002.
kesehatan gigi dan mulut dengan penerapan Available from:
metode Irene’s Donuts pada anak kelas I SDN 3 http://repository.usu.ac.id/handle/12345
Kota Banda Aceh dari sebelum intervensi (pre- 6789/8059.
test), sesaat setelah intervensi (post test I), dan 6. Maulani, C. dan Jubilee E. Kiat Merawat
dua minggu setelah intervensi (post test II). Ada Gigi Anak. Gramedia. Jakarta. 2005;19-65
Ada penurunan skor risiko karies anak dengan 7. Asfria, I. Early Childhood Caries (ECC). 2009
penerapan metode Irene’s Donuts pada anak Available from:
kelas I SDN 3 Kota Banda Aceh dari sebelum https://www.google.com/#psj=1&q=asfri
intervensi (pre-test), sesaat setelah intervensi a+I.+Early+Childhood+Caries+(ECC)
(post test I) dan dua minggu setelah intervensi 8. Karmawati, I.A., S.N.Tauchid dan
(post test II) N.N.Harahap. Perbedaan Risiko Terjadinya
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan Karies Baru pada Anak Usia 12 Tahun Murid
dan kesimpulan, dapat disarankan sebagai SD UKGS dan SD Non UKGS di Wilayah
Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan Tahun
berikut:
2011. Jurnal Health Quality. 2012; 2(4): 223-
1. Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh; Perlu
233.
sosialisasi dari dinas terkait untuk dapat
9. Houwink, B. et al. Ilmu Kedokteran Gigi
mengimplementasikan program Irene’
Pencegahan. (terj.) Sutatmi Suryo.
Donuts di sekolah. Merekomendasikan
Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. 1993;
kepada puskesmas sebagai pelaksana
180-187.
program UKGS Inovatif untuk
10. Tinanoff, N. And J.M. Douglass. Clinical
menggunakan teknik penyuluhan dengan
Decision-Making for Caries Management in
metode Irene’s Donutssebagai alternatif
Primary Teeth. J Dent Educ. 2001; 65(10):
dalam upaya program promosi kesehatan
1133-1142.
gigidi sekolah.
11. Budiharto. Pengantar Ilmu Perilaku
2. Bagi Sekolah; Perlu adanya kerjasama yang
Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan Gigi.
baik antara guru dengan orang tua murid
EGC. Jakarta. 2009; 1-73
demi keberhasilan program.
12. Kemenkes. R.I. Pedoman Usaha Kesehatan
3. Bagi Orang Tua Murid; Perlu ditingkatkan
Gigi Sekolah (UKGS). Jakarta. 2012; 11-46
pengetahuan, sikap dan praktikibu yang
13. Sariningrum, E. dan Idarwati. Hubungan
positif sebagai bekal dalam mendidik anak
Tingkat Pendidikan, Sikap dan Pengetahuan
Orang Tua tentang Kebersihan Gigi dan
Daftar Pustaka
Mulut pada anak Balita Usia 3-5 Tahun
1. Suwelo, I.S. Karies Gigi pada Anak dengan dengan Tingkat Kejadian Karies di Jatipurno.
Pelbagai Etiologi (Kajian Pada Anak Usia Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979-2697,
Prasekolah). EGC. Jakarta. 1992; 14-36 2009; 2(3): 119-124.

18 Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh


14. Backer, D. 1996; Posteruptive Changes in 17. Ruyyen, F. et al. Relationship among Mutans
Dental Enamel. J Dent Rest. 1996; 45:503-511 Streptococci, “Low pH” Bacteria, and
15. Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan, Teori Iodophilic Polysaccharide-producing Bacteria
dan Aplikasinya. Rineka Cipta. Jakarta. in Dental Plaque and Early Enamel Caries in
2010; 43-310 Human. J Dent Rest, 2000; 79(2): 770-777.
16. Riyanti, E. Pengenalan dan Perawatan 18. Adiyatmaka, I. Evaluasi UKGS SDK BPK
Kesehatan Gigi Anak Sejak Dini. Jakarta. PENABUR Jakarta. BPK PENABUR Jakarta.
Seminar Sehari Kesehatan-Psikologi Anak; Jakarta. 2006.
Mei 2005; available from:
resources.unpad.ac.id/.

Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh 19

Anda mungkin juga menyukai