Anda di halaman 1dari 2

Karakteristik responden pada penelitian ini terdiri dari 30 lansia 15 berjenis kelamni laki-

laki dan 15 perempuan. Sedangkan usia diketahu rata – rata usia responden adalah 71.50 tahun
dengan standard devisiasi yaitu 6.897. Usia termuda dalam penelitian ini yaitu 62 tahun dan usia
tertua adalah 85 tahun.

Berdasarkan hasil dari uji t-test pada tekanan darah sistol dan diastole memiliki nilai p <
0.05 yaitu 0.034 pada tekanan darah sistol dan 0.018 pada tekanan darah diastole. Hal tersebut
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest dan posttest . Dilakukan
uji t-test dependent pada tekanan darah karena hasil dari uji normalitas dengan menggunakan
Shapiro – wilk yaitu 0.007 pada tekanan darah sistol dan 0.013 pada tekanan darah diastol.
Penelitian yang dilakukan oleh Trisusilowati (2016) mendapatkan hasil olahraga berjalan kaki
(casual walking) memiliki efek yang signifikan terhadap penurunan tekanan darah sistolik (p
=0,002) dengan rata-rata penurunan nilai tekanan darah sistolik sebesar 11,8 mmHg, tetapi tidak
memiliki efek yang signifikan terhadap penurunan tekanan darah diastolik (p = 0,089) dengan
rata-rata penurunan nilai tekanan darah diastolik sebesar 4,1 mmHg. Hal ini sejalan dengan
penelitian dari Puspitasari dkk., (2017) bahwa lansia dengan hipertensi yang melakukan jalan
pagi yang rutin melakukan olahraga mengalami penurunan sistole 4-8 mmHg. Olahraga dapat
menurunkan tekanan darah karena olahraga memperlancar aliran darah. Selain jalan pagi, jalan
cepat juga bisa menurunkan tekanan darah dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskuler pada
lansia (He dkk., 2018).

Jumlah lansia yang menderita hipertensi di Meksiko, Paraguay dan Venezuela meningkat
menjadi 70%. Setiap tahunnya pengeluaran yang digunakan untuk pengobatan hipetensi pada
lansia memperlukan biaya yang cukup besar. Pengobatan hipertensi pada lansia bisa dilakukan
dengan terapi farmakologi dan terapi nonfarmakologi. Terapi nonfarmakologi yang dapat
digunakan untuk penderita hipertensi salah satunya dengan terapi jalan berirama (Bueno dkk.,
2017).

Aktivitas fisik merupakan pergerakan anggota tubuh untuk pemeliharaan kesehatan fisik
dan mental, serta mempertahankan kualitas hidup. Aktivitas fisik sangat penting peranannya
terutama bagi orang dengan lansia agar dapat mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya.
Latihan exercise walking selain digunakan untuk hipertensi, juga bisa digunakan untuk
peningkatan stimulus memori (Sng dkk., 2017). Latihan aktivitas fisik seperti exercise walking 2
kali dalam seminggu yang dilakukan dalam 16 minggu bisa digunakan sebagai intervensi untuk
hipertensi dan obesitas pada orang dewasa (Maldonado-Martín dkk., 2016). Pada penelitian yang
dilakukan oleh Indirawati (2019) juga menunjukkan hal serupa yakni selain mengkonsumsi obat
penurun tekanan darah, terapi aktivitas fisik seperti walking exercise juga dapat menurunkan
tekanan darah pada lansia. Sangat dianjurkan kepada para lansia yang memiliki tekanan darah
tinggi untuk melakukan walking exercise setiap harinya, sedangkan bagi lansia yang tidak
menderita hipertensi, terapi walking exercise juga dapat mencegah terjadinya hipertensi pada
lansia. Pada penelitian rujukan yang dilakukan di Hong Kong, kecepatan berjalan dapat
menurunkan risiko penyakit kardiovaskular lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Bueno. D.R., dkk. 2017. Expenditures of Medicine Use In Hypertensive / Diabetic Elderly and
Physical Activity and Engagement in Walking : Cross Secctional Analysis of SABE
Survey.

Daniel. 2019. The "Hypertension Approaches in the Elderly: a Lifestyle study" multicenter,
randomized trial (HAEL Study): rationale and methodological protocol. BMC.

Dinda.2018. The Effect of Walking Exercise on Blood Pressure in The Elderly With
Hypertension in Mulyoharjo Community Health Center Pemalang. UNNES.

He, LI.,Wei, W.R dan Can, Z. 2018. Effects of 12-Week Brisk Walking Training on Exercise
Blood Pressure In Elderly Patients with Essential Hypertension: A Pilot Study. Clinical and
Experimental Hypertension.

HK, Sung RY, Li AM, Choi KC, Nelson EA, Yin J et al. Higher exercise frequency associated
with lower blood pressure in Hong Kong adolescents: a population-based study.J Hum
Hypertens. 2010; 24(10):646-51.

Indirawati.2019.The association beetwen hypertension, physical activity, and brushing technique


with periodental disease. Discoversys

Maldonado-Martín, Sara., dkk. 2016. Effects of Different Aerobic Exercise Programs with
Nutritional Intervention in Primary Hypertensive and Overweight/Obese Adults: Exediet-
HTA Controlled Trial. Clinical Trial. 6(1).

Puspitasari, D. I., Hannan, M. dan Chindy, L.D. 2017. Pengaruh Jalan Pagi terhadap Perubahan
Tekanan Darah pada Lanjut Usia dengan Hipertensi di Desa Kalianget Timur Kecamatan
Kalianget Kabupaten Sumenep.Jurnal Ners Lentera. 5(2) : 169-177.

Simona.2018. Walking and hypertension : greater reduction in subjects with higher baseline
systolic blood pressure following six months of guided walking. PeerJ.

Sng, Eveleen., Frith, Emily., dan Loprinzi, Paul D. 2017. Temporal Effects of Acute Walking
Exercise on Learning and Memory Function. American Journal and Health Promotion : 1-
8.

Trisusilowati, E. 2016. Pengaruh Olahraga Berjalan Kaki (Casual Walking) Terhadap Perubahan
Tekanan Darah Lansia dengan Hipertensi di Panti tresna Werdha Hargodedali Surabaya.
Tesis. Fakultas Keperawatan. Universitas Airlangga. Suarabaya.

Anda mungkin juga menyukai