Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS BEBAN KERJA DENGAN METODE WORKLOAD ANALYSIS

SEBAGAI PERTIMBANGAN PEMBERIAN INSENTIF PEKERJA


(Studi Kasus di Bidang PPIP PT Barata Indonesia (Persero) Gresik)

WORKLOAD ANALYSIS USING WORKLOAD ANALYSIS METHOD FOR


WORKERS INCENTIVES CONSIDERATION
(A Case Study in PPIE Department of PT Barata Indonesia (Persero) Gresik)

Raissa Putri Nanda Wibawa1), Sugiono2), Remba Yanuar Efranto3)


Jurusan Teknik Industri Universitas Brawijaya
Jalan MT. Haryono 167, Malang, 65145, Indonesia
E-mail : raissaputrinanda@gmail.com1), sugiono_ub@ub.ac.id2), remba@ub.ac.id3)

Abstrak

PT Barata Indonesia (Persero) adalah usaha yang bergerak di bidang engineering procurement and
construction, manufacturing, dan pengecoran. Salah satu bidang yang terdapat pada PT Barata Indonesia
(Persero) adalah Produksi Peralatan Industri Proses (PPIP). Berdasarkan hasil observasi awal, terdapat
perbedaan nilai persentase produktif yang cukup jauh antara operator welder 3, welder 5, dan fit up 2
dengan operator cutting yaitu sebesar 31%. Hal ini terjadi karena jumlah aktivitas dan metode kerja yang
dikerjakan oleh para operator tersebut berbeda. Selain itu, bidang PPIP juga belum pernah melakukan
perhitungan beban kerja, sehingga perlu dilakukan perhitungan beban kerja untuk mengetahui seberapa
besar beban kerja operator mesin bidang PPIP. Perhitungan beban kerja dengan metode WLA diawali
dengan menghitung besarnya persentase produktifitas dengan menggunakan metode Work Sampling.
Selanjutnya dilakukan penentuan besarnya nilai Performance Rating dengan Metode Westinghouse serta
nilai Allowance dengan Tabel Industrial Labour Organization (ILO) Allowance. Selanjutnya menganalisis
beberapa penyebab tingginya beban kerja dengan menggunakan diagram sebab akibat (cause effect
diagram). Besarnya beban kerja yang diterima oleh pekerja digunakan untuk menentukan jumlah pekerja
serta besarnya insentif yang diberikan kapada para pekerja yang memiliki beban kerja lebih dari batas
maksimum yaitu sebesar 100%. Hasil perhitungan beban kerja diperoleh bahwa beban kerja yang diterima
oleh 6 orang operator tergolong beban kerja tinggi karena diatas 100%, sedangkan 9 orang lainnya
memiliki beban kerja dibawah 100%. Usulan rekomendasi perbaikan yang diberikan terkait dengan kondisi
beban kerja yang tinggi adalah tidak menambah jumlah pekerja tetapi memberikan insentif bagi pekerja
yang menerima beban kerja diatas 100%.

Kata kunci : Beban kerja,Workload Analysis (WLA), Work Sampling, Insentif.

1. Pendahuluan PT Barata Indonesia (Persero) adalah


Manusia memiliki peran yang penting usaha yang bergerak di bidang engineering
dalam keberlangsungan sebuah perusahaan, procurement and construction, manufacturing,
maka penting bagi perusahaan untuk dan pengecoran. Salah satu bidang yang
memberikan fokus lebih terhadap kondisi para terdapat pada PT Barata Indonesia (Persero)
pekerjanya dalam menyelesaikan pekerjaan adalah Produksi Peralatan Industri Proses
yang diberikan perusahaan. Setiap pekerjaan (PPIP). Bidang PPIP memproduksi banyak
memiliki beban kerja yang berbeda tergantung produk, salah satunya adalah kuali timah yang
dari jenis pekerjaan yang dilakukan. dikerjakan mulai bulan Januari 2014 hingga
Kesesuaian beban kerja yang diatur oleh April 2014. Produk kuali baja melibatkan 10
perusahaan terhadap kondisi pekerja perlu mesin dan dikerjakan oleh 15 operator mesin
diperhatikan. Beban kerja yang berlebih dapat yang bekerja selama 8 jam kerja.
menimbulkan suasana kerja yang kurang Berdasarkan hasil observasi awal, terdapat
nyaman bagi pekerja karena dapat memicu perbedaan nilai persentase produktif yang
timbulnya stres kerja yang lebih cepat. cukup jauh antara operator welder 3, welder 5,
Sebaliknya kekurangan beban kerja dapat dan fit up 2 dengan operator cutting yaitu
menimbulkan kerugian bagi organisasi sebesar 31%. Hal ini terjadi karena jumlah
(Lituhayu, Sjafri, dan Dewi, 2008). aktivitas dan metode kerja yang dikerjakan oleh

672
para operator tersebut berbeda. Bidang PPIP metode WLA untuk menghitung beban kerja
juga belum pernah melakukan perhitungan serta jumlah pekerja dan menentukan besarnya
beban kerja, sehingga perlu dilakukan insentif bagi pekerja berdasarkan kelebihan
perhitungan beban kerja untuk mengetahui beban kerjanya.
seberapa besar beban kerja operator mesin
bidang PPIP. Tabel 1 menunjukkan persentase 2.1 Langkah – langkah Penelitian
produktif dan non produktif para operator Langkah – langkah yang dilakukan dalam
mesin bidang PPIP yang diperoleh dari melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut.
observasi awal (pre- work sampling). 1. Studi Lapangan
Studi lapangan dilakukan untuk memperoleh
Tabel 1. Hasil Observasi Awal (Pre-Work Sampling) informasi mengenai gambaran umum dan
Persentase kondisi perusahaan yang sebenarnya.
Persentase
No. Operator Non
Produktif 2. Studi Pustaka
Produktif
1 Produksi-Welder 3 85% 15% Studi pustaka dilakukan untuk memperoleh
2 Produksi-Fit Up 2 85% 15% dan lebih memahami teori-teori yang
3 Produksi-Welder 5 85% 15%
4 Produksi-Welder 1 84% 16% berhubungan dengan pemecahan masalah.
5 Produksi-Welder 4 84% 16% Sumber literatur berasal dari buku, jurnal,
6 Produksi-Welder 2 83% 17% serta studi terhadap penelitian terdahulu
7 Produksi-Fit Up 1 82% 18%
8 Produksi-Bending 79% 21% dengan topik utama.
9 Produksi-Dishing 77% 23% 3. Rumusan Masalah
10 Produksi Rolling 76% 24% Berdasarkan studi pustaka dan studi
11 Produksi-Flanging 74% 26%
12 Produksi-Grinding 73% 27%
lapangan, akan diketahui permasalahan yang
Produksi-Turning ada sehingga dapat dirumuskan
13 66% 34%
Table permasalahan yang sedang diteliti
14 Produksi-Baveling 60% 40%
15 Produksi-Cutting 54% 46%
4. Penentuan Tujuan Penelitian
Penentuan tujuan penelitian digunakan
Metode yang digunakan dalam penelitian untuk menjelaskan tujuan apa saja yang
ini adalah metode Workload Analysis (WLA), ingin dicapai dengan diadakannya
karena telah sesuai untuk menganalisis beban penelitian.
kerja para pekerja bidang PPIP PT Barata 5. Pengumpulan Data
Indonesia (Persero). Menurut Arif (2008) WLA Data yang dikumpulkan untuk penelitian ini
merupakan salah satu cara yang dapat meliputi data primer dan data sekunder
digunakan untuk menghitung besarnya beban antara lain:
kerja yang diakibatkan oleh aktivitas-aktivitas a. Data gambaran umum usaha PT Barata
yang dilakukan. Penelitian ini akan Indonesia (Persero)
menganalisis beberapa penyebab besarnya b. Data struktur organisasi
beban kerja serta menentukan solusi perbaikan c. Data jumlah pekerja saat ini
untuk menurunkan beban kerja yang tinggi. d. Data job description tiap pekerjaan
Selain itu, beban kerja yang telah diterima oleh e. Data produktif dan non produktif
pekerja juga dapat digunakan untuk operator.
menentukan jumlah pekerja yang perlu dimiliki f. Data performance rating
oleh perusahaan. g. Data allowance.
Dengan mengetahui beban kerja yang h. Data gaji per-bulan operator.
diterima para operator, PT Barata Indonesia 6. Pengolahan Data
(Persero) juga dapat membuat beberapa Pengolahan data yang dilakukan dalam
kebijakan. Salah satu hal yang dapat dilakukan penelitian ini, yaitu:
adalah dengan memberikan insentif kapada para a. Menghitung persentase produktif dan non
pekerja yang memiliki beban kerja lebih dari produktif dengan metode work sampling.
batas maksimum yaitu sebesar 100% sebagai b. Menentukan performance rating dengan
kompensasi tambahan atas beban kerja yang metode Westing House System.
tinggi. c. Menentukan allowance dengan
menggunakan tabel ILO.
2. Metode Penelitian d. Menghitung beban kerja dengan metode
Penelitian ini meneliti tentang kondisi WLA.
beban kerja para pekerja dengan menggunakan

673
e. Menghitung jumlah pekerja masing- Tabel 2. Job description Operator Mesin Bidang
masing mesin berdasarkan beban kerja PPIP
Posisi
f. Menentukan jumlah pekerja. No
Jabatan
Job description

g. Menentukan pemberian insentif kepada 1. Pemeriksaan awal


a. Periksa volume Oli
pekerja dengan beban kerja tinggi. b. Periksa tekanan pada gas tabung
h. Menghitung insentif berdasarkan c. Periksa variable regulator
d. Periksa switch handle pada posisi netral
kelebihan beban kerja yang diterima e. Periksa stand gun bila digunakan
f. Jalankan mesin untuk pemanasan selama 5
operator. menit
i. Menghitung upah total masing-masing 2. Set up benda kerja
a. Periksa/perhatikan ulang gambar dimensi
operator. parameter dan simbol-simbol.
7. Analisis dan Kesimpulan b. Periksa benda kerja, bentuk, dimensi dan
berat.Siapkan tools dan peralatan lainnya.
Analisis dan kesimpulan yang dilakukan c. Periksa penggunaan bahan dan diameter
dalam penelitian ini, yaitu: Operator kawat las sesuaikan terhadap benda kerja.
1 welder d. Pasanglah kabel arde dengan baik (baut
a. Menganalisis besarnya persentase dan fit up pengikat harus keras)
e. Lakukan percobaan pada benda kerja lain
produktif dan non produktif masing- sebelum pengelasan sebenarnya.
masing operator 3. Material handling
a. Membawa material
b. Menganalisis kondisi beban kerja terkait b. Tempatkan benda kerja sesuai dengan posisi
dengan penyebab tingginya beban kerja. mesin.
4. Proses
c. Analisis terkait dengan jumlah pekerja 5. Pemeriksaan akhir
dimana akan membandingkan banyaknya a. Netralkan posisi handle dan matikan power
listrik
pekerja yang ada saat ini dengan b. Periksa seluruh hasil proses
c. Perbaiki hasil las yang kurang baik sesuai
banyaknya pekerja berdasarkan beban gambar kerja serta bersihkan keraknya.
kerjanya. 6. Bersihkan mesin dan sekitarnya.
1. Pemeriksaan awal
d. Rekomendasi pemberian insentif kepada a. Periksa volume Oli dan posisi handle
para pekerja yang menerima beban kerja b. Periksa pelumasan pada bidang gesek
c. Jalankan mesin untuk pemanasan selama 5
tinggi. menit
e. Menarik kesimpulan yang merupakan 2. Set up benda kerja
a. Periksa ulang gambar dimensi parameter
ringkasan akhir yang mampu menjawab dan simbol-simbol.
rumusan penelitian yang dilakukan serta b. Periksa benda kerja, bentuk, dimensi dan
berat.
Operator
memberikan saran penelitian. 2
bending
c. Siapkan tools dan peralatan lainnya.
3. Material handling
a. Membawa material
3. Hasil dan Pembahasan b. Tempatkan benda kerja sesuai dengan posisi
mesin.
3.1 Aktivitas Produktif dan Non Produktif 4. Proses Bending
Operator Bidang PPIP 5. Pemeriksaan akhir
a. Periksa seluruh hasil proses
Menurut Guntar (2008) definisi b. Netralkan posisi handle dan matikan power
aktivitas non produktif adalah aktivitas yang listrik
c. Bersihkan mesin dan sekitarnya.
tidak menghasilkan nilai tambah pada 1. Pemeriksaan awal
a. Periksa volume Oli dan posisi handle
peningkatan kualitas proses dan kecepatan b. Periksa pelumasan pada bidang gesek
penyelesaian tugas. Sedangkan aktivitas c. Jalankan mesin untuk pemanasan selama 5
menit
produktif adalah aktivitas yang sesuai dengan 2. Set up benda kerja
job description yang telah ditentukan dan a. Periksa ulang gambar dimensi parameter
dan simbol-simbol.
aktivitas ini dilakukan untuk membuat produk b. Periksa benda kerja, bentuk, dimensi dan
atau jasa. berat.
Operator
3 c. Siapkan tools dan peralatan lainnya
Saat menghitung beban kerja yang dishing
3. Material handling
a. Membawa material
digunakan untuk menghitung jumlah pekerja b. Tempatkan benda kerja sesuai dengan posisi
yang dibutuhkan, aktivitas produktif yang mesin.
4. Proses Dishing
digunakan sebatas aktivitas yang sesuai dengan 5. Pemeriksaan akhir
job description masing-masing operator mesin, a. Periksa seluruh hasil proses
b. Netralkan posisi handle dan matikan power
sedangkan untuk menghitung beban kerja yang listrik
digunakan dalam menghitung insentif yang c. Bersihkan mesin dan sekitarnya.
1. Pemeriksaan awal
diberikan kepada pekerja karena beban kerja a. Periksa volume Oli dan posisi handle
Operator b. Periksa pelumasan pada bidang gesek
yang tinggi, maka digunakan aktivitas produktif 4 rolling c. Jalankan mesin selama 5 menit
sesuai dengan job description ditambah dengan 2. Set up benda kerja
a. Periksa ulang gambar dimensi parameter
aktivitas other. Tabel 2 menunjukan job dan simbol-simbol.
description dari masing-masing operator.

674
Lanjutan Tabel 2. Job description Operator Mesin Lanjutan Tabel 2. Job description Operator Mesin
Bidang PPIP Bidang PPIP
Posisi Posisi
No Job description No Job description
Jabatan Jabatan
b. Periksa benda kerja, bentuk, dimensi dan 3. Proses
berat. 4. Pemeriksaan akhir
c. Siapkan tools dan peralatan lainnya. a. Periksa seluruh hasil proses
Operator
d. Tempatkan benda kerja sesuai dengan posisi b. Netralkan posisi handle dan matikan power
7 turning
mesin. listrik
table
3. Material handling c. Kembalikan flux pada open dalam keadaan
Operator a. Membawa material bersih
rolling b. Tempatkan benda kerja. Bersihkan mesin dan sekitarnya.
4
4. Proses Rolling 1. Pemeriksaan awal
a. Lakukan Rolling awal a. Periksa volume Oli/tekanan pada gas tabung
b. Lakukan Rolling akhir b. Periksa variable regulator
5. Pemeriksaan akhir c. Periksa switch handle pada posisi netral
a. Periksa seluruh hasil proses d. Periksa stand gun bila digunakan
b. Netralkan posisi handle dan matikan power e. Jalankan mesin selama 5 menit
listrik 2. Set up benda kerja
c. Bersihkan mesin dan sekitarnya. a. Periksa/perhatikan ulang gambar dimensi
1. Pemeriksaan awal parameter dan simbol-simbol.
Operator
a. Periksa volume Oli dan posisi handle 8 b. Pasanglah kabel arde dengan baik
baveling
b. Periksa pelumasan pada bidang gesek dan 3. Material handling
tekanan compressor a. Membawa material
c. Jalankan mesin untuk pemanasan selama 5 b. Tempatkan benda kerja
menit 4. Proses
2. Set up benda kerja 5. Pemeriksaan akhir
a. Periksa ulang gambar dimensi parameter dan a. Netralkan posisi handle dan matikan power
simbol-simbol. listrik
b. Periksa benda kerja, bentuk, dimensi dan b. Periksa seluruh hasil proses
Operator berat. c. Bersihkan mesin dan sekitarnya.
5
flanging c. Siapkan tools dan peralatan lainnya. 1. Pemeriksaan awal
3. Material handling a. Periksa volume/tekanan gas pada tabung
a. Membawa material b. Periksa slang
b. Tempatkan benda kerja sesuai dengan posisi c. Sesuaikan nozzle dan benda kerja
mesin. d. Check pengapian dan nyala api
4. Proses Flanging e. Periksa pelumasan pada bidang gesek
5. Pemeriksaan akhir f. Lakukan reference pada setiap gerakan
a. Periksa seluruh hasil proses g. Periksa variable speed pada posisi terendah
b. Netralkan posisi handle dan matikan power h. Periksa coolant (air pendingin)
listrik 2. Set up benda kerja
c. Bersihkan mesin dan sekitarnya. a. Periksa ulang gambar dimensi parameter
1. Pemeriksaan awal Operator dan simbol-simbol.
a. Periksa switch handle pada posisi netral cutting b. Periksa benda kerja, bentuk, dimensi dan
b. Jalankan mesin untuk pemanasan selama 5 9 (machin- berat.
menit ing c. Siapkan tools dan peralatan lainnya.
2. Set up benda kerja copier) d. Perhatikan Cutting plan dengan benar.
a. Periksa/perhatikan ulang gambar dimensi 3. Material handling
parameter dan simbol-simbol. a. Membawa material
b. Periksa benda kerja, bentuk, dimensi dan b. Tempatkan benda kerja
berat. c. Mengawasi proses
c. Siapkan tools dan peralatan lainnya. 4. Pemeriksaan akhir
d. Pasanglah kabel arde dengan baik (baut a. Jauhkan dan amankan benda kerja yang
pengikat harus keras) terpasang terhadap pahat potong.
Operator e. Lakukan percobaan pada benda kerja lain b. Periksa seluruh hasil proses
6
grinding sebelum pengelasan sebenarnya. c. Netralkan posisi handle dan matikan power
3. Material handling listrik
a. Membawa material d. Bersihkan mesin dan sekitarnya.
b. Tempatkan benda kerja sesuai dengan posisi
mesin.
4. Proses Tabel 3. Aktivitas Non Produktif Operator Bidang
5. Pemeriksaan akhir PPIP
a. Netralkan posisi handle dan matikan power
listrik
Aktivitas Non
No. Keterangan
b. Periksa seluruh hasil proses Produktif
c. Perbaiki hasil las yang kurang baik sesuai a. Pergi ke kamar mandi
gambar kerja serta bersihkan keraknya. b. Berbincang dengan teman
d. Bersihkan mesin dan sekitarnya. c. Merokok
1. Pemeriksaan awal 1. 1 Personal Times d. Makan makanan ringan dan
a. Periksa volume Oli dan tekanan gas pada minum
tabung
b. Periksa variable regulator dan boom yang
e. Beribadah
akan dipakai f. Menelepon
c. Periksa switch control dalam posisi normal a. Beristirahat sebentar
2. 2 Fatigue
d. Jalankan mesin untuk pemanasan selama 5 b. Mengusap keringat
Operator menit a. Menunggu material dating
7 turning 2. Set up benda kerja 3. 3 Waiting b. Menunggu operator lain
table a. Periksa tebal plat yang akan dikerjakan serta
symbol dan dimensi.
memeriksa material
b. Letakan benda kerja pada posisi yang tepat a. Cuti
dan siap dipotong b. Izin sakit
4. 4 Not Available
c. Sesuaikan putaran meja kerja/gerakan boom c. Absen
d. Periksa benda kerja, bentuk, dimensi dan d. Pergi ke bagian lain
berat. Mencari tools dan
e. Siapkan tools dan peralatan lainnya. 5. 5
peralatan lainnya

675
3.2 Uji Kecukupan dan Keseragaman Data ̅ ( ̅)
= ̅ √ ̅
(Pers.6)
Uji kecukupan dilakukan untuk ̅̅̅̅̅̅)
(
mengetahui banyaknya pengamatan yang harus √ 75%
dilakukan dalam work sampling. Hasil uji
kecukupan data dapat dilihat pada Tabel 4. Uji Keseragaman Persentase Produktif
Operator Welder 1
Berikut adalah contoh perhitungan uji 86%
84%
kecukupan data operator welder 1. 82%
80%
78%

%
76%
Tingkat kepercayaan = 95%, maka k = 2 74%
Tingkat ketelitian (s) = 8% 72%
70%
pre WS H1 H2 H3 H4
(Pers.1)
BKA 85% 85% 85% 85% 85%
BKB 75% 75% 75% 75% 75%
%produktif 84% 77% 80% 81% 79%

( ) (Pers.2) Gambar 1. Uji Keseragaman Work Sampling


( )
Operator Welder 1

Tabel 5. Hasil Uji Keseragaman 15 Operator Bidang


PPIP (%)
Tabel 4. Hasil Uji Kecukupan Data 15 Operator BK BK
Bidang PPIP Opera- Pre
H1 H2 H3 H4 A B Ket
tor WS
Data (%) (%)
yang Welder 1 84 77 80 81 79 85 75 Seragam
Dikum- hari Welder 2 85 85 83 83 83 88 79 Seragam
N N' Keterangan
Operator pulkan ke Welder 3 85 85 81 79 - 87 78 Seragam
per Welder 4 84 86 84 85 79 88 79 Seragam
Hari
Welder 5 85 80 86 82 82 87 78 Seragam
Welder 1 633 5 3165 2350 N>N', data cukup
Fit Up 1 82 85 79 77 - 85 76 Seragam
Welder 2 619 5 3109 2957 N>N', data cukup
Fit Up 2 85 82 86 81 82 88 79 Seragam
Welder 3 633 4 2534 2306 N>N', data cukup
Bending 79 82 80 77 - 84 74 Seragam
Welder 4 633 5 3165 2418 N>N', data cukup Dishing 77 76 73 - - 81 70 Seragam
Welder 5 633 5 3165 2672 N>N', data cukup Rolling 76 77 78 78 - 82 72 Seragam
Fit Up 1 630 4 2520 2072 N>N', data cukup Flanging 74 79 73 - - 80 74 Seragam
Fit Up 2 610 5 3073 2905 N>N', data cukup Grinding 73 76 74 - - 80 69 Seragam
Bending 600 4 2400 2092 N>N', data cukup Turning
66 67 74 - - 75 64 Seragam
Dishing 633 3 1899 1730 N>N', data cukup Table
Rolling 600 4 2400 2195 N>N', data cukup Baveling 60 66 - - - 69 57 Seragam
N>N', data cukup Cutting 54 56 - - - 61 49 Seragam
Flanging 633 3 1899 1675
Grinding 618 3 1854 1759 N>N', data cukup
Turning Table 611 3 1833 1823 N>N', data cukup Hasil perhitungan uji keseragaman data
Baveling 633 2 1266 1224 N>N', data cukup
Cutting 633 2 1266 788 N>N', data cukup
untuk 15 operator bidang PPIP menunjukkan
bahwa seluruh data telah seragam karena telah
Uji keseragaman dilakukan untuk berada diantara Batas Kontrol Atas (BKA) dan
Batas Kontrol Bawah (BKB).
mengetahui apakah data yang didapat telah
seragam dan tidak melebihi batas kontrol atas
(BKA) dan batas kontrol bawah (BKB) yang 3.3 Perhitungan Persentase Produktif
telah ditentukan. Berikut adalah contoh Operator Bidang PPIP
Setelah dilakukan uji kecukupan dan
perhitungan uji keseragaman data untuk
keseragaman data, selanjutnya dilakukan
operator welder 1.
̅ ∑
(Pers.3)
perhitungan persentase produktif dari operator
Sumber: Wignjosoebroto, 2003
mesin bidang PPIP. Tabel 6 merupakan hasil
̅
rekap persentase produktif dan non produktif

dari 15 operator bidang PPIP.
̅ (Pers. 4)
Sumber: Wignjosoebroto, 2003 Tabel 6. Persentase Produktif dan Non Produktif
̅ Operator Bidang PPIP
Batas Kontrol Atas (BKA) Total
% Total %
̅ ( ̅)
= ̅
% Non
√ ̅
(Pers.5) Opera- Produk- % non
Produktif Other
tor tif Produ Produ
( ̅̅̅̅̅̅) Terbesar
Terbesar
ktif ktif

Batas Kontrol Bawah (BKB) Proses Not Available 15,6%


Welder 1 4,3% 80%
63,2% 5,5%

676
Lanjutan Tabel 6. Persentase Produktif dan Tabel 7. Performance Rating 15 Operator
Non Produktif Operator Bidang PPIP
Bidang PPIP Opera-
Westinghouse system
P
Total Condi- Consis- Ket.
tor Skill Effort R
% Total % tion tency
% Non Welder 1 D=0 D=0 D=0 D=0 1 Wajar
Opera- Produk- % non
Produktif Other
tor tif Produ Produ Welder 2 D=0 D=0 D=0 D=0 1 Wajar
Terbesar
Terbesar ktif ktif Welder 3 D=0 D=0 D=0 D=0 1 Wajar
Welder 4 D=0 D=0 D=0 D=0 1 Wajar
Proses Personal time 12,2% Welder 5 D=0 D=0 D=0 D=0 1 Wajar
Welder 2 4,2% 83,5%
64,5% 4,9% Fit Up 1 D=0 D=0 D=0 D=0 1 Wajar
Proses 13,1% Fit Up 2 D=0 D=0 D=0 D=0 1 Wajar
Welder 3 Waiting 4,8% 4,4,% 82,5%
57,5% Bending D=0 D=0 D=0 D=0 1 Wajar
Proses Personal time 12% Dishing D=0 D=0 D=0 D=0 1 Wajar
Welder 4 4,5% 83,5%
60,7% 4,4% Rolling D=0 D=0 D=0 D=0 1 Wajar
Proses Personal time 13,4% Flanging D=0 D=0 D=0 D=0 1 Wajar
Welder 5 3,7% 82,9% Grinding D=0 D=0 D=0 D=0 1 Wajar
51,9% 5,4%
Proses Personal time 15,1% Turning
Fit Up 1 4,1% 80,8% D=0 D=0 D=0 D=0 1 Wajar
58,6% 5,7% Table
Proses Personal time 12,5% Baveling D=0 D=0 D=0 D=0 1 Wajar
Fit Up 2 4,3% 83,2% Cutting D=0 D=0 D=0 D=0 1 Wajar
60,6% 4,9%
Proses Personal time 16,4%
Bending 4,3% 79,3%
63,3% 7,2%
Tabel 7 menunjukkan bahwa seluruh
Proses Not available 20,6%
Dishing
56,2% 11,1%
3,8% 75,6% operator bidang PPIP yang menjadi subjek
Rolling
Proses Personal time
2,9% 77,1%
20% pengamatan memiliki nilai PR sebesar 1 yang
57,5% 10,3% artinya operator secara keseluruhan telah
Proses Not available 20,6%
Flanging
49,9% 7,6%
4,3% 75,1% beraktivitas secara wajar yaitu dengan
Proses 21% kecepatan rata-rata sesuai dengan cara operator
Grinding Waiting 5,4% 4,6% 74,4%
51,0% tersebut melakukan aktivitas seperti biasanya
Turning Proses Personal time 25%
5,8% 69,2% atau kesehariannya.
Table 54,4% 9,1%
Proses Personal time 28,2%
Baveling 8,8% 63%
56,2% 9.3% 3.5 Penentuan Allowance
Pemerik-
17,3 27,8% Perhitungan allowance bagi operator
Cutting saan akhir Fatigue 12,7% 54,9%
21,2%
% bidang PPIP berdasarkan tabel ILO allowance
dapat dilihat pada Tabel 8
Tabel 6 menunjukan bahwa aktivitas
Tabel 8. Allowance Operator Bidang PPIP
produktif terbesar yang dilakukan oleh 14 orang
Berdasarkan Tabel ILO Allowance
operator adalah aktivitas proses. Hal ini Kategori Allowance berdasarkan ILO ∑
Operator
dikarenakan aktivitas proses yang dilakukan A B C D E F G H I J K L %
Welder 1 5 4 2 0 0 2 5 5 0 4 4 2 33
oleh para operator tergolong dalam sistem
Welder 2 5 4 2 0 0 2 5 5 0 4 4 2 33
manusia mesin semi otomatis dimana operator Welder 3 5 4 2 0 0 2 5 5 0 4 4 2 33
berperan sebagai pengontrol dan pengendali Welder 4 5 4 2 0 0 2 5 5 0 4 4 2 33

mesin. Waktu yang digunakan untuk aktivitas Welder 5 5 4 2 0 0 2 5 5 0 4 4 2 33


Fit Up 1 5 4 2 0 0 2 5 2 0 1 1 0 22
proses cukup lama dari masing-masing Fit Up 2 5 4 2 0 0 2 5 2 0 1 1 0 22
operator. Sedangkan aktivitas non produktif Bending 5 4 2 0 0 2 5 2 0 1 0 0 21
yang paling banyak dilakukan oleh operator Dishing 5 4 2 0 0 2 5 2 0 1 0 0 21
Rolling 5 4 2 0 0 2 5 2 0 4 0 0 24
adalah aktivitas personal time seperti yang Flanging 5 4 2 0 0 2 5 2 0 1 0 0 21
dilakukan oleh 9 orang operator, hal ini Grinding 5 4 2 0 0 2 5 2 0 1 0 0 21
dikarenakan dalam beraktivitas seseorang Turning
5 4 2 0 0 2 5 2 0 1 0 0 21
Table
memerlukan waktu untuk kebutuhan
Baveling 5 4 2 0 0 2 5 2 0 1 0 0 21
pribadinya. Cutting 5 4 2 0 0 2 5 0 0 1 0 0 19

3.4 Penentuan Performance Rating Nilai allowance tertinggi sebesar 33%


Berikut adalah contoh perhitungan dimiliki oleh operator welder dan yang terendah
performance rating untuk Operator Welder 1. sebesar 19%. Hal ini dikarenakan masing-
masing jenis pekerjaan memiliki kondisi kerja
(Pers.7)
yang berbeda-beda seperti tingkat ketelitian,
ketegangan mental, aktivitas tergolong monoton
dan membosankan cukup memakan waktu yang

677
lama. Selain itu dapat dilihat dari beberapa 2. Operator Fit Up 1
faktor yaitu kelonggaran untuk pekerjaan yang Besarnya beban kerja yang diterima
posisinya berdiri, kelonggaran untuk posisi operator fit up 1 yaitu sebagai berikut.
abnormal, faktor tenaga yang dikeluarkan, ( ) (
) (Pers.13)
tingkat pencahayaan, keadaan temperatur ( ) ( )
tempat kerja, dan tingkat kebisingan.
Besarnya beban kerja yang diterima
3.6 Perhitungan Beban Kerja dengan operator fit up 1 ini dipengaruhi oleh besarnya
Workload Analysis (WLA) persentase produktif yaitu 80,8%. Berdasarkan
Menurut Anggara (2011) beban kerja yang persentase produktif, aktivitas produktif yang
baik, sebaiknya mendekati 100% atau dalam menunjukkan porsi terbesar adalah aktivitas
kondisi normal. Beban kerja 100% tersebut proses yaitu sebesar 58,6% dimana operator fit
berarti bahwa selama 8 jam kerja pekerja up langsung berinteraksi dengan mesin las dan
mampu bekerja secara terus menerus dalam mengarahkan mesin las kepada objek yang akan
kondisi yang normal. dikerjakan. Selain iru allowance yang diberikan
1. Operator Welder kepada operator fit up 1 cukup sesuai yaitu 22%
Besarnya beban kerja yang diterima oleh mengingat pekerjaannya memerlukan ketelitian
para operator welder adalah sebagai berikut. dan prosesnya cukup rumit.
a. Operator welder 1. Beban kerja yang diterima operator fit up
( ) (
) (Pers.8) sebesar 0,985 atau 98,5%. Hal ini menunjukkan
( ) ( ) bahwa beban kerja yang diperoleh operator fit
up selama 8 jam kerja telah sesuai dengan
b. Operator welder 2
( ) ( besarnya beban yang dapat diterima oleh
) (Pers.9) seorang pekerja karena nilai beban kerja telah
( ) ( )
kurang dari batas maksimum yang digunakan
c. Operator welder 3 yaitu sebesar 100%.
( ) (
) (Pers.10)
( ) ( ) 3. Operator Fit Up 2
Besarnya beban kerja yang diterima
d. Operator welder 4 operator fit up 2 yaitu sebagai berikut.
( ) ( ( ) (
) (Pers.11) ) (Pers.14)
( ) ( ) ( ) ( )

e. Operator welder 5 Besarnya beban kerja yang diterima


( ) (
) (Pers.12) operator fit up 2 ini dipengaruhi oleh besarnya
( ) ( ) persentase produktif yaitu 83,2%. Berdasarkan
persentase produktif, aktivitas produktif yang
Beban kerja operator welder 1 sebesar 1,06 menunjukkan porsi terbesar adalah aktivitas
artinya adalah selama 8 jam kerja operator proses yaitu sebesar 60,6%. Selain itu walaupun
menerima beban kerja sebesar 106%. allowance yang diberikan kepada operator fit up
Pengertian beban kerja untuk operator welder 1 2 dinilai telah sesuai, namun karena persentase
juga berlaku untuk semua operator welder yaitu produktif cukup besar maka beban kerja
beban kerja yang diterima selama 8 jam kerja operator juga ikut besar. Penyebab tingginya
adalah sebesar 111% untuk operator welder 2, beban kerja yang diterima operator fit up 2 akan
109% untuk operator welder 3, 111% untuk digambarkan melalui diagram cause and effect
operator welder 4 dan 110% untuk operator seperti yang terlihat pada Gambar 3.
welder 5. Hal ini menunjukkan bahwa beban Beban kerja yang diterima operator fit up
kerja yang diperoleh para operator welder sebesar 1,01 atau yang berarti selama 8 jam
tersebut termasuk tinggi karena melebihi batas kerja operator menerima beban kerja sebesar
maksimum yang digunakan yaitu sebesar 101%. Hal ini menunjukkan bahwa beban kerja
100%. Gambar 2 merupakan analisis penyebab yang diperoleh operator fit up tersebut
tingginya beban kerja yang diterima oleh para tergolong tinggi karena melebihi batas beban
operator welder. yang dapat diterima oleh seorang pekerja
maksimum yang digunakan yaitu sebesar
100%.

678
Metode Manusia

Waktu proses Posisi kerja


lama kurang nyaman
Aktivitas Membutuhkan Terdapat aktivitas
monoton ketelitian yang tinggi diluar job description
operator
Prosesnya rumit dan Tingginya
butuh perhatian serius beban kerja
yang diterima
Kondisi udara panas Ukuran bahan Mesin las Operator
baku yang besar tergolong semi Welder
Tingkat kebisingan Pengaturan tata
letak yang kurang dan berat otomatis
kontinyu dan keras
tertata
Ruangan
berdebu
Lingkungan Bahan baku Mesin
kerja
Gambar 2. Analisis Peyebab Tingginya Beban Kerja Para Operator Welder

Metode Manusia

Posisi kerja
Waktu proses
kurang nyaman
cukup lama
Terdapat aktivitas
Aktivitas Tingkat perhatiannya
diluar job description
monoton teliti
operator
Prosesnya cukup Tingginya
rumit beban kerja
yang diterima
Kondisi udara Operator Fit
panas Ukuran bahan Mesin Las Up 2
Pengaturan tata
Tingkat kebisingan baku yang besar tergolong semi
letak yang kurang
kontinyu dan keras dan berat otomatis
tertata
Ruangan
berdebu
Lingkungan Bahan baku Mesin
kerja
Gambar 3. Analisis Peyebab Tingginya Beban Kerja Pada Operator Fit Up 2

4. Operator Bending dengan besarnya beban yang dapat diterima


Besarnya beban kerja yang diterima oleh oleh seorang pekerja karena nilai beban kerja
operator bending adalah sebagai berikut. telah kurang dari batas maksimum yang
( ) ( digunakan yaitu sebesar 100%.
) (Pers.15)
( ) ( )
5. Operator Dishing
Besarnya beban kerja yang diterima Besarnya beban kerja yang diterima oleh
operator bending dipengaruhi oleh besarnya operator dishing adalah sebagai berikut.
( ) (
persentase produktif operator bending yaitu ) (Pers.16)
79% dan nilai allowance operator bending ( ) ( )
sebesar 21%. Berdasarkan persentase produktif,
aktivitas produktif yang menunjukkan porsi Besarnya beban kerja yang diterima
terbesar adalah aktivitas proses. Pada aktivitas operator dishing dipengaruhi oleh besarnya
proses, operator bertugas untuk mengendalikan persentase produktif operator dishing yaitu 76%
mesin bending dengan menggunakan tombol dan nilai allowance sebesar 21%. Berdasarkan
kendali untuk memposisikan dan mengarahkan persentase produktif, aktivitas produktif yang
alat penekuk kepada benda kerja. Selain itu menunjukkan porsi terbesar adalah aktivitas
allowance yang diberikan dinilai cukup sesuai proses. Pada aktivitas proses, operator bertugas
mengingat pekerjaannya memerlukan ketelitian mengendalikan mesin dishing untuk mem-
dan konsentrasi yang tinggi. Posisi dan postur posisikan dan mengarahkan alat pembentuk
kerja dinilai kurang nyaman dan kaku. kepada benda kerja. Allowance yang diberikan
Beban kerja operator bending sebesar 0,96 dinilai telah sesuai mengingat pekerjaannya
atau yang berarti selama 8 jam kerja operator memerlukan ketelitian dan konsentrasi yang
menerima beban kerja sebesar 96%. Hal ini tinggi. Posisi dan postur kerja dinilai kurang
menunjukkan bahwa beban kerja yang nyaman dan kaku, karena operator dishing
diperoleh operator bending tersebut telah sesuai beraktivitas dalam posisi berdiri dalam waktu

679
yang cukup lama untuk tetap dapat mengontrol adalah aktivitas proses. Allowance yang
hasil pekerjaannya. diberikan dinilai cukup mengingat pekerjaan
Beban kerja operator dishing sebesar 0,91 flanging memerlukan ketelitian dan konsentrasi
atau yang berarti selama 8 jam kerja operator yang cukup. Posisi dan postur kerja dari
menerima beban kerja sebesar 91%. Hal ini operator flanging dinilai kurang nyaman dan
menunjukkan bahwa beban kerja yang kaku, hal ini dikarenakan aktivitas flanging
diperoleh operator dishing tersebut telah sesuai dilakukan dengan posisi berdiri dalam waktu
dengan besarnya beban yang dapat diterima yang cukup lama karena posisi handle pengatur
oleh seorang pekerja karena nilai beban kerja berada pada sisi kanan mesin dan posisinya
telah kurang dari batas maksimum yang cukup tinggi.
digunakan yaitu sebesar 100%. Beban kerja operator flanging sebesar 0,91
atau yang berarti selama 8 jam kerja operator
6. Operator Rolling menerima beban kerja sebesar 91%. Hal ini
Besarnya beban kerja yang diterima oleh menunjukkan bahwa beban kerja yang
operator rolling adalah sebagai berikut. diperoleh operator flanging tersebut telah sesuai
( ) ( dengan beban yang dapat diterima oleh seorang
) (Pers.17)
( ) ( ) pekerja karena nilai beban kerja telah kurang
dari batas maksimum yang digunakan yaitu
Besarnya beban kerja yang diterima sebesar 100%.
operator rolling dipengaruhi oleh besarnya
persentase produktif operator rolling yaitu 8. Operator Grinding
77,1% dan nilai allowance sebesar 24%. Besarnya beban kerja yang diterima oleh
Berdasarkan persentase produktif, aktivitas operator grinding adalah sebagai berikut.
( ) (
produktif yang menunjukkan porsi terbesar ) (Pers.19)
adalah aktivitas proses. Allowance yang ( ) ( )
diberikan dinilai cukup besar mengingat
pekerjaan rolling memerlukan ketelitian dan Besarnya beban kerja yang diterima
konsentrasi yang tinggi. Posisi dan postur kerja operator grinding dipengaruhi oleh besarnya
dari operator rolling dinilai kurang nyaman dan persentase produktif operator grinding yaitu
kaku, hal ini dikarenakan aktivitas rolling 74,4% dan nilai allowance sebesar 20%.
dilakukan dengan posisi berdiri dalam waktu Berdasarkan persentase produktif, aktivitas
yang cukup lama untuk tetap dapat mengontrol produktif yang menunjukkan porsi terbesar
hasil pekerjaannya secara konsisten. adalah aktivitas proses. Aktivitas proses
Beban kerja operator rolling sebesar 0,96 dilakukan secara manual oleh operator, dimana
atau yang berarti selama 8 jam kerja operator operator langsung berinteraksi dengan mesin
menerima beban kerja sebesar 96%. Hal ini grinding dan mengarahkan mesin grinding
menunjukkan bahwa beban kerja yang kepada objek yang akan dihaluskan. Selain iru
diperoleh operator rolling tersebut telah sesuai allowance yang diberikan dinilai cukup
dengan beban yang dapat diterima oleh seorang mengingat pekerjaan grinding memerlukan
pekerja karena nilai beban kerja telah kurang ketelitian dan konsentrasi yang cukup. Posisi
dari batas maksimum yang digunakan yaitu dan postur kerja dari operator grinding dinilai
sebesar 100%. kurang nyaman dan agak kaku, hal ini
dikarenakan aktivitas grinding dilakukan
7. Operator Flanging dengan posisi duduk dan berdiri dalam waktu
Besar beban kerja yang diterima oleh yang cukup lama.
operator flanging adalah sebagai berikut. Beban kerja operator grinding sebesar 0,90
( ) ( atau yang berarti selama 8 jam kerja operator
) (Pers.18)
( ) ( ) menerima beban kerja sebesar 90%. Hal ini
menunjukkan bahwa beban kerja yang
Besarnya beban kerja yang diterima diperoleh operator grinding tersebut telah
operator flanging dipengaruhi oleh besarnya sesuai dengan beban yang dapat diterima oleh
persentase produktif operator flanging yaitu seorang pekerja karena nilai beban kerja telah
75,1% dan nilai allowance sebesar 21%. kurang dari batas maksimum yang digunakan
Berdasarkan persentase produktif, aktivitas yaitu sebesar 100%.
produktif yang menunjukkan porsi terbesar

680
9. Operator Turning Table Beban kerja operator baveling sebesar 0,76
Besarnya beban kerja yang diterima oleh atau yang berarti selama 8 jam kerja operator
operator turning table adalah sebagai berikut. menerima beban kerja sebesar 76%. Hal ini
( ) ( menunjukkan bahwa beban kerja yang
) (Pers.20)
( ) ( ) diperoleh operator baveling tersebut telah
sesuai dengan beban yang dapat diterima oleh
Besarnya beban kerja yang diterima seorang pekerja karena nilai beban kerja telah
operator turning table dipengaruhi oleh kurang dari batas maksimum yang digunakan
besarnya persentase produktif operator turning yaitu sebesar 100%.
table yaitu 69,2% dan nilai allowance sebesar
21%. Berdasarkan persentase produktif, 11. Operator Cutting
aktivitas produktif yang menunjukkan porsi Besarnya beban kerja yang diterima oleh
terbesar adalah aktivitas proses. Pada aktivitas operator cutting adalah sebagai berikut.
( ) (
proses, operator bertugas mengoperasikan dan ) (Pers.22)
mengawasi mesin turning table untuk ( ) ( )
mengarahkan benda kerja kepada alat
pembentuk. Allowance yang diberikan dinilai Besarnya beban kerja yang diterima
cukup mengingat pekerjaan turning table operator cutting dipengaruhi oleh besarnya
memerlukan ketelitian dan konsentrasi yang persentase produktif operator cutting yaitu
cukup. Posisi dan postur kerja dari operator 54,9% dan nilai allowance sebesar 19%.
turning table dinilai kurang nyaman dan kaku, Berdasarkan persentase produktif, aktivitas
hal ini dikarenakan aktivitas turning table produktif yang menunjukkan porsi terbesar
dilakukan dengan posisi berdiri dalam waktu adalah aktivitas pemeriksaan akhir. Hal ini
yang cukup lama. dikarenakan operator banyak melakukan
Beban kerja operator turning table sebesar pemeriksaan akhir dari proses cutting karena
0,84 atau yang berarti selama 8 jam kerja proses cutting telah dilakukan secara otomatis
operator menerima beban kerja sebesar 84%. dengan menggunakan mesin cutting gas copier.
Hal ini menunjukkan bahwa beban kerja yang Allowance yang diberikan kepada operator
diperoleh operator turning table tersebut telah cutting dinilai sesuai mengingat pekerjaan
sesuai dengan beban yang dapat diterima oleh cutting telah diproses dengan mesin secara
seorang pekerja karena nilai beban kerja telah otomatis.
kurang dari batas maksimum yang digunakan Beban kerja operator cutting sebesar 0,65
yaitu sebesar 100%. atau yang berarti selama 8 jam kerja operator
menerima beban kerja sebesar 65%. Hal ini
10. Operator Baveling menunjukkan bahwa beban kerja yang
Besarnya beban kerja yang diterima oleh diperoleh operator cutting tersebut telah sesuai
operator beveling adalah sebagai berikut. dengan beban yang dapat diterima oleh seorang
( ) ( pekerja karena nilai beban kerja telah kurang
) (Pers.21)
( ) ( ) dari batas maksimum yang digunakan yaitu
sebesar 100%.
Besarnya beban kerja yang diterima
operator baveling dipengaruhi oleh besarnya 3.7 Perhitungan Jumlah Pekerja Sesuai
persentase produktif operator baveling yaitu dengan Beban Kerja
63% dan nilai allowance sebesar 21%. Berikut adalah contoh perhitungan jumlah
Berdasarkan persentase produktif, aktivitas pekerja yang dibutuhkan berdasarkan beban
produktif yang menunjukkan porsi terbesar kerja dari operator welder.
% (Pers.23)
adalah aktivitas proses. Pada aktivitas proses,
operator bertugas mengoperasikan dan ( ) (Pers.24)
mengawasi mesin baveling. Allowance yang ( )
diberikan dinilai cukup mengingat pekerjaan
baveling memerlukan ketelitian dan konsentrasi ( ) (Pers.25)

yang cukup. Posisi dan postur kerja dinilai ( )


kurang nyaman dan kaku, hal ini dikarenakan
aktivitas beveling dilakukan dengan posisi Tabel 9 adalah rekap hasil perhitungan
jongkok dalam waktu yang cukup lama. jumlah tenaga kerja berdasarkan beban kerja.

681
Tabel 9. Jumlah Tenaga Kerja Bidang PPIP Tabel 10 menunjukkan bahwa beban
Berdasarkan Beban Kerja kerja operator welder setelah dilakukan
Rata-
rata Rata-rata penambahan jumlah operator mengalami
Jml
Total Jml beban
pekerja
beban kerja penurunan sehingga beban kerja yang
Operator Beban pekerja kerja (rekomendasi
Kerja existing (jml
rekomen-
menambah 1 diterima menjadi kurang dari 100%.
dasi
pekerja pekerja) Penambahan tenaga kerja memiliki resiko
existing)
Welder 547% 5 109,4% 6 91,1% yaitu perusahaan perlu mengeluarkan gaji
Fit Up 199,5% 2 99,75% 2 99,75% bagi pekerja tambahan sebesar Rp.
Bending 96% 1 96% 1 96%
Dishing 91% 1 91% 1 91% 2.195.000,- per bulan per orang.
Roll 96% 1 96% 1 96% 2. Tidak menambah jumlah pekerja dan
Flanging 91% 1 91% 1 91%
Grinding 90% 1 90% 1 90% memberikan insentif berdasarkan
Turning
84% 1 84%
1
84% kelebihan beban kerja.
Table
Baveling 76% 1 76% 1 76% Beban kerja yang diterima operator
Cutting 65% 1 65% 1 65% welder dan 1 orang operator fit up 2
tergolong tinggi, maka perusahaan dapat
Setelah dilakukan perhitungan dengan memberikan insentif kepada operator
membagi total beban kerja dengan jumlah welder sebagai kompensasi dari beban
pekerja existing maka diperoleh rata-rata beban kerja yang tinggi selain itu dapat
kerja yang diterima 10 operator bidang PPIP digunakan juga sebagai pertimbangan
telah berada dibawah kondisi optimal beban menambah atau tidak jumlah pekerja.
kerja pekerja yaitu 100% kecuali 5 orang Jumlah insentif yang diberikan kepada
operator welder. Nilai rata-rata beban kerja para operator diperoleh dari hasil kali
operator welder ketika dibagi dengan jumlah kelebihan beban kerja per operator dengan
pekerja existing untuk pekerjaan pengelasan gaji pekerja per-bulan sebesar Rp.
yaitu 5 orang adalah 109,4%, namun jika dibagi 2.195.000,. Besarnya insentif yang dapat
dengan enam orang pekerja atau menambah diberikan kepada operator dapat dilihat
satu orang pekerja maka rata-rata beban kerja pada Tabel 11.
menjadi 91,1%. Keputusan menambah atau
tidak menambah jumlah pekerja operator Tabel 11. Insentif Bagi Pekerja dengan Beban Kerja
welder akan dibahas pada rekomendasi yang Tinggi
penurunan beban kerja. Beban
Kelebih- Insentif
Produk an Berdasar-
Operator Other Kerja
tif Beban kan Beban
Baru
3.8 Rekomendasi Penurunan Beban Kerja Kerja Kerja
Welder 1 80,0% 4,3% 112,1% 12,1% Rp 266.012
Berikut adalah beberapa rekomendasi yang Welder 2 83,5% 4,2% 116,6% 16,6% Rp 365.270
diberikan untuk menurunkan beban kerja. Welder 3 82,5% 4,4% 115,6% 15,6% Rp 341.915
Welder 4 83,5% 4,5% 117,0% 17,0% Rp 374.028
1. Menambah jumlah pekerja sehingga Welder 5 82,9% 3,7% 115,2% 15,2% Rp 333.157
mengeluarkan biaya gaji bagi pekerja Fit Up 1 80,8% 4,1% 103,6% 3,6% Rp 78.537
Fit Up 2 83,2% 4,3% 106,8% 6,7% Rp 148.163
tambahan. Bending 79,3% 4,3% 101,2% 1,2% Rp 25.374
Berdasarkan hasil perhitungan jumlah Dishing 75,6% 3,8% 96,1% - -
pekerja berdasarkan beban kerja yang Rolling 77,1% 2,9% 99,2% - -
Flanging 75,1% 4,3% 96,1% - -
diterima maka pekerja yang dibutuhkan Grinding 74,4% 4,6% 95,6% - -
dapat dilihat pada Tabel 10. Turning
69,2% 5,8% 90,8% - -
Table
Baveling 63,0% 8,8% 86,9% - -
Tabel 10. Jumlah Tenaga Kerja yang Dibutuhkan Cutting 54,9%
17,3
85,9% - -
Sesuai dengan Beban Kerja %
Rp.1.932.456
Tenaga
Tenaga kerja Beban Beban
Operator kerja
(existing) kerja kerja
(usulan) Berdasarkan Tabel 11, maka 5 orang
Welder 5 109,4% 6 91,1%
Fit Up 2 99,75% 2 99,75%
operator welder, 2 orang operator fit up
Bending 1 96% 1 96% dan operator bending menerima insentif
Dishing 1 91% 1 91% dikarenakan beban kerja yang diterimanya
Roll 1 96% 1 96%
Flanging 1 91% 1 91%
tergolong tinggi ketika memperhitungkan
Grinding 1 90% 1 90% aktivitas other. Total insentif yang
Turning
1 84% 1 84%
perusahaan berikan kepada operator
Table
Baveling 1 76% 1 76%
sejumlah Rp. 1.932.456,- atau jauh lebih
Cutting 1 65% 1 65% efisien daripada harus mengeluarkan biaya

682
gaji bagi pekerja tambahan sebesar Rp. 5. Solusi perbaikan untuk menurunkan beban
2.195.000,-. Berdasarkan perhitungan pada kerja yang tinggi yang diterima pekerja
Tabel 11, maka perusahaan tidak perlu bidang PPIP adalah dengan tidak
menambah jumlah operator dikarenakan menambah jumlah pekerja namun
biaya yang dikeluarkan lebih efisien ketika memberikan insentif yang sesuai dengan
perusahaan hanya memberikan insentif kelebihan beban kerja yang diterima.
terhadap para pekerja daripada menambah 6. Besarnya insentif yang dapat diberikan
1 orang operator welder. kepada operator perlu mempertimbangkan
aktivitas other. Operator yang mendapat-
Berdasarkan dua rekomendasi yang kan insentif antara lain operator welder 1
diberikan terkait dengan menambah atau tidak sebesar Rp. 266.012,-; operator welder 2
jumlah pekerja maka rekomendasi yang dipilih sebesar Rp. 365.270,-; operator welder 3
adalah tidak menambah jumlah pekerja namun sebesar Rp. 341.915,-; operator welder 4
memberikan insentif kepada para pekerja. sebesar Rp. 374.028,-; operator welder 5
Rekomendasi ini diniliai lebih efisien dari segi sebesar Rp. 333.157,-; operator fit up 1
biaya dikarenakan perusahaan hanya perlu sebesar Rp. 78.537,-; operator fit up 2
mengeluarkan total biaya insentif sebesar Rp. sebesar Rp. 148.163,-; dan operator
1.932.456,- dibandingkan dengan total biaya bending sebesar Rp. 25.374,-.
gaji pekerja tambahan sebanyak 1 orang sebesar
Rp. 2.195.000,-. Daftar Pustaka

4. Kesimpulan Lituhayu, Rizaini. Mangkuprawiru,Tb Sjafri


Kesimpulan penelitian ini adalah sebagai (Pembimbing 1). Dhewi, Ratih Maria
berikut: (Pembimbing 2). (2008). Analisa Beban Kerja
1. Beban kerja yang diterima oleh 5 orang dan Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada
operator welder dan operator fit up 2 Head Office PT. Lerindro International
tergolong beban kerja tinggi karena diatas Jakarta). Skripsi. Bogor: Institut Pertanian
batas maksimum beban kerja yang dapat Bogor.
diterima seseorang yaitu yaitu 100%,
sedangkan 9 orang lainnya yaitu operator Arif, Riduwan. Purwoadi, Hari (Pembimbing
fit up 1, bending, dishing, flanging, 1). Sumiati (Pembimbing 2). (2009). Analisis
grinding, rolling, turning table, bavelling, Beban Kerja dan Jumlah Tenaga Kerja
dan cutting memiliki beban kerja dibawah Optimal pada bagian Produksi dengan
100%. Beban kerja terkecil diterima oleh Pendekatan Metode Workload Analysis (WLA)
operator cutting. di PT Surabaya Perdana Rotopack. Skripsi.
2. Penyebab tingginya beban kerja yang Surabaya: Universitas Pembangunan Nasional
dapat terjadi pada bidang PPIP diantaranya “Veteran”.
dipengaruhi oleh besarnya persentase
produktif dan nilai allowance. Berdasarkan Anggara, Radhy. (2011). Pengukuran
persentase produktif, aktivitas produktif Produktivitas Berdasarkan Beban Kerja (Studi
yang menunjukkan porsi terbesar adalah Kasus Pada Industri Kerupuk). Jakarta:
aktivitas proses yang dilakukan secara Universitas Gunadarma.
semi otomatis. Waktu penyelesaian tiap o Guntar, Akhmad. (2008). Distraksi
3. perasi juga cukup lama serta ukuran Produktivitas: Aktivitas Kerja yang Tidak
produk yang dikerjakan cukup besar. Terhitung Kerja.
Besarnya allowance juga dipengaruhi oleh http://www.Akhmadguntar.com/ Distraksi-
kondisi lingkungan kerja tempat produktivitas-Aktivitas-Kerja- yang-Tidak-
pengamatan dan kondisi pekerjaan itu Terhitung-Kerja/. (diakses 1 Agustus 2014)
sendiri.
4. Jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk Wignjosoebroto, Sritomo. (2003). Ergonomi
mengerjakan produk kuali timah yang Studi Gerak dan Waktu. Jakarta: PT Guna
sesuai dengan kondisi beban kerja adalah Widya
sejumlah 15 orang atau tetap sesuai dengan
kondisi saat ini.

683

Anda mungkin juga menyukai