PENDAHULUAN
1
2
Adapun manfaat penelitian yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah :
1.4.1 Bagi Peneliti
Dapat menambah pengetahuan di bidang Kebidanan dan Kesehatan
Masyarakat.
1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan kajian bagi mahasiswa pada mata kuliah kesehatan masyarakat
dan kebidanan terkait faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan
kontrasepsi jenis pil.
1.4.3. Bagi Instansi Pelayanan Kesehatan
Sebagai informasi mengenai keberhasilan pelayanan program Keluarga
Berencanan dalam memberi pelayanan bagi masyarakat.
1.4.4 Bagi ibu-ibu pengguna kontrasepsi
Dapat menambah pengetahuan ibu-ibu pengguna kontrasepsi terkait dengan
penggunaan kontrasepsi yang tepat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata “kontra” berarti mencegah atau melawan
sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang
dengan sel sperma (sel pria) yang menyebabkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi
adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan sperma
dan sel telur yang sudah matang. (7)
Menurut BKKBN, konsepsi merupakan proses penyatuan sel telur dengan sel
sperma hingga menyebabkan terjadinya pembuahan.(9) Sel telur dibentuk oleh
ovarium (alat reproduksi wanita yang terletak di kedua sisi dan dibelakang rahim) ,
sel sperma dibentuk oleh tubulus seminiferus (tabung berkelok-kelok didalam testis)
(10)
. Untuk mencegah terjadinya konsepsi maka perlu digunakan alat/cara yang
(11)
disebut kontrasepsi. Kontrasepsi, misalnya kontrasepsi pil bekerja dengan cara
mencegah terjadinya ovulasi (tidak dilepaskannya sel telur), mengentalkan mukus
serviks (leher rahim), dan mencegah pematangan endometrium (lapisan dalam rahim)
jika terjadi pembuahan. (11)
5
5
Konsepsi (pembuahan) adalah suatu proses penyatuan sperma dengan sel telur
di tuba fallopi. Hanya satu sperma yang telah mengalami proses kapasitasi yang dapat
melintas zona pelusida (lapisan terluar sel telur) dan masuk ke dalam sel telur.
Setelah itu, zona pelisuda mengalami perubahan sehingga tidak dapat dilalui oleh
sperma lain. Proses ini diikuti dengan penyatuan kedua pronuklei (dua inti sel) yang
disebut zigot, yang terdiri atas acuan genetik dari wanita dan pria. Dalam beberapa
jam setelah pembuahan, mulailah pembelahan zigot selama 3 hari sampai stadium
morula. Hasil konsepsi ini tetap digerakkan kearah rongga rahim. 27 Setelah konsepsi,
maka dilanjutkan dengan nidasi (hasil konsepsi masuk ke dalam endometrium,
bagian dalam rahim). (13)
(pergeseran IUD dari posisi awal) sebagian atau seluruhnya pada saat
berhubungan. Disamping itu pemasangan IUD terkadang menimbulkan rasa
tidak nyaman. (11)
Kontrasepsi pil atau disebut juga pil oral merupakan salah satu jenis dari
kontrasepsi hormonal. Kontrasepsi ini, merupakan kontrasepsi yang terdiri dari
kombinasi estrogen dengan progesteron. Di Amerika Serikat, kontrasepsi pil
merupakan kontrasepsi yang paling umum digunakan karena dinilai cukup efektif. (14)
Pemilihan kontrasepsi Pil perlu mendapatkan konseling mengenai pemakaiannya
yang benar, meliputi jenis, cara kerja. manfaat, indikasi, kontraindikasi, waktu serta
(12)
cara penggunaan.
1. Jenis
A. Monofasik: Pil tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon
aktif estrogen/progestin (E/P) dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet
tanpa hormon aktif. (4)
B. Bifasik: Pil tersedia dalam kemasan 21 Tablet mengandung hormon aktif
estrogen/progestin (E/P) yang mempunyai dua dosis yang berbeda, dengan
7 tablet tanpa hormon aktif. (4)
C. Trifasik: Pil tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif
estrogen/progestin (E/P) yang mempunyai tiga dosis yang berbeda,
dengan 7 tablet tanpa hormon aktif. (4)
2. Cara Kerja
8
3. Kelebihan
Kelebihan penggunaan kontrasepsi pil adalah efektifitasnya yang tinggi,
seperti penggunaan tubektomi. Khususnya bila digunakan setiap hari. Selain itu,
penggunaan kontrasepsi pil mempunyai resiko yang kecil terhadap kesehatan.
hubungan seksual tidak terganggu, mampu menyebabkan siklus haid menjadi teratur,
dan mencegah anemia saat haid serta tidak menyebabkan nyeri haid, penggunaan bisa
dalam jangka waktu yang panjang selama masih ingin menggunakan untuk
mencegah kehamilan, dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause, mudah
dihentikan setiap saat, kesuburan segera kembali saat pil dihentikan, dan dapat
digunakan sebagai kontrasepsi darurat.
4. Indikasi
5. Keterbatasan
6. Kontraindikasi
Dalam kondisi tertentu, kontrasepsi pil tidak boleh digunakan, yaitu pada
wanita hamil atau dicurigai hamil, menyusui ekslusif, pendarahan pervaginam yang
belum diketahui penyebabnya, penyakit hati akut (Hepatitis), perokok dengan usia
>35 tahun, adanya riwayat penyakit jantung,stroke, atau tekanan darah >180/110
mmHg, adanya riwayat gangguan faktor pembekuan darah atau diabetes melitus >20
tahun, kanker payudara atau dicurigai kanker payudara, migrain dan gejala
neurologik fokal (epilepsi), serta tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap
hari. (15)
Penggunaan pil kombinasi boleh dilakukan setiap hari pada saat datangnya
haid, untuk menyakinkan kalau perempuan tersebut tidak hamil, hari pertama sampai
hari ke 7 siklus haid, boleh menggunakan pada hari ke 8, tetapi perlu menggunakan
metode kontrasepsi yang lain (kondom) mulai hari ke 8 sampai hari ke 14 atau tidak
melakukan hubungan seksual sampai dihabiskan paket pil tersebut. Sedangkan,
setelah melahirkan, penggunaan pil harus setelah 6 bulan pemberian asi ekslusif dan
setelah 3 bulan serta tidak menyusui.
2.2 Pendidikan
2 tahun 1989, pendidikan adalah “usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik
melalui kegiatan bimbingan , pengajaran, dan latihan bagi perannya di masa yang
sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seorang atau kelompok orang dalam
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan ; proses, cara,
setiap warga negara menjadi suatu bangsa. Melalui pendidikan, setiap peserta didik
difasilitasi, dibimbing, dan dibina untuk menjadi warga negara yang menyadari dan
merealisasikan hak dan kewajibannya. Kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai
warga negara ini apabila dimiliki secara kolektif akan mempersatukan mereka
berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas ke depan untuk mencapai suatu
cita-cita yang diharapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam
untuk menjadi lebih baik dalam segala aspek kehidupan di masa mendatang. Jadi,
Ini berarti, melalui pendidikan seharusnya terjadi proses belajar (dalam arti
luas) untuk memperoleh pengetahuan dan kecakapan yang diperlukan dan dapat
dimanfaatkan dalam kehidupan. (17)
Segala usaha penurunan tingkat kelahiran hanya dapat didukung oleh orang-
orang yang berpikiran maju serta berorientasi pada kondisi sekarang dan kondisi yang
yang menunjang kesehatan dan kualitas hidup. Seperti tingkat pendidikan masyarakat
2.3 Pengetahuan
Pengetahuan berasal dari kata tahu yang berarti mengerti sesudah melihat,
menyaksikan, mengalami atau diajarkan. Sedangkan kata pengetahuan adalah segala
sesuatu yang diketahui karena mempelajari ilmu dan yang diketahui karena
mengalami, melihat dan mendengar.(14) Menurut versi lain, pengetahuan adalah
keseluruhan pemikiran gagasan, ide, konsep dan pemahaman yang dimiliki manusia
tentang dunia dan segala isinya termasuk manusia dan kehidupannya. Pengetahuan
mencakup penalaran, penjelasan, dan pemahaman manusia tentang segala sesuatu,
juga mencakup praktek atau kemampuan teknis dalam memecahkan berbagai
persoalan hidup yang belum dibuktikan secara sistematis.(19)
Menurut Notoadmojo, pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan melakukan
penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera
manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga, pengetahuan yang
dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu (20) :
1. Mengetahui (Know)
terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan
yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkatan pendidikan yang
paling rendah.
2. Memahami (comprehension)
3. Aplikasi (application)
4. Analisis (analysis)
5. Sintesis (Syntesis)
6. Evaluasi (evaluation)
2.4 Paritas
Paritas adalah jumlah bayi yang dilahirkan hidup atau mati, satu atau lebih
dengan berat lebih dari 500 gram. Usia kehamilan lebih dari 24 minggu dapat
digunakan untuk menghitung berat badan bayi jika tidak diketahui beratnya.
(21)
Berdasarkan definisi diatas maka paritas dapat mempengaruhi kehamilan. Paritas
rendah dengan jumlah kelahiran 1-2 dan paritas tinggi (≥3) akan memiliki angka
kematian maternal yang tinggi. (22) Makin tinggi paritas ibu maka akan semakin
kurang baik lapisan dari endometriumnya. Beberapa istilah yag termasuk kedalam
jumlah paritas adalah (13),(22),(23):
1. Nulli para
Nulipara adalah wanita yang belum pernah melahirkan bayi atau anak dengan
berat lebih dari 500 gram atau dengan usia kehamilan lebih 24 minggu. (13)
2. Primipara
Adalah seorang wanita yang pernah melahirkan satu kali atau pernah
melahirkan satu janin. Primipara terbagi 2 yaitu primipara muda dan primipara tua.
Primipara muda yaitu umur kurang dari 16 tahun, primipara tua umur yaitu diatas 35
tahun, sedangkan primipara sekunder yaitu dengan umur anak terkecil diatas 5 tahun.
(22)
3. Multipara
Adalah seorang wanita yang pernah melahirkan dua kali atau lebih. Hal yang
dapat menentukan paritas yaitu jumah kehamilan yang mencapai viabilitas, bukan
ditentukan oleh jumlah janin yang pernah dilahirkan. (23)
Kontrasepsi Pil
Hasil dari data Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) pada tahun
2012 menyatakan bahwa pengguna pil KB yang memiliki jenjang pendidikan tamat
SMU memiliki persentase 99,4%, lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak
sekolah dengan persentase 80,5%, sehingga terdapat hubungan antara pendidikan
dengan pemilihan metode kontrasepsi dan hasilnya pengguna pil KB lebih
didominasi oleh responden dengan pendidikan tamat SMU.(5)
Penelitian yang dilakukan oleh Yustiani dkk pada desember 2013 menyatakan
bahwa responden KB implan, Suntik, Pil, dan Kondom, yang menggunakan Pil
berjumlah 9 responden dari total 30 responden dengan pendidikan terakhir SD, 10
responden dari total 38 responden dengan pendidikan terakhir SMP, 20 responden
dari 59 responden dengan pendidikan terakhir SMA, 12 dari 35 dengan pendidikan
terakhir sarjana.(25) Kesimpulan yang didapatkan adalah pengguna Pil mendapat
urutan kedua setelah pengguna KB Suntik sehingga tingkat pendidikan
mempengaruhi pemilihan kontrasepsi pil. (25)
Kontasepsi
Metode Alamiah
Metode Mekanik
Pendidikan
Pengetahuan
Paritas
Yang Diteliti:
3.2.1. Tempat
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Batoh Kota Banda Aceh.
3.2.2. Waktu
Penelitian ini akan dilaksanakan selama bulan desember 2015
3.3.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah semua pengguna kontrasepsi pil.
3.3.2 Sampel
1. Besar sampel
Dalam penelitian ini adalah semua PUS pengguna Pil KB yang berobat di Poli
KIA Puskesmas
2. Kriteria sampel
Kriteria Inklusi pada penelitian ini adalah :
a. Wanita Usia Subur
b. Pasien yang berkunjung ke Poli KIA di Puskesmas untuk mendapatkan pil
c. Pasien yang bersedia mengisi quesioner.
16
18
Pendidikan
Pengetahuan Penggunaan
kontrasepsi pil
Jumlah Paritas
Cara ukur adalah wawancara. Hasil ukur adalah adalah pengguna pil mini atau
kombinasi. Skala ukur menggunakan skala nominal.
2. Pendidikan adalah pendidikan terakhir yang ditempuh oleh pengguna kontrasepsi.
Alat ukur yang digunakan adalah kuosioner yang diukur dengan wawancara. Hasil
ukurnya adalah tinggi (bila pendidikan terakhir adalah sarjana) dan rendah (bila
pendidikan terakhir bukan sarjana). Skala ukur dengan menggunakan skala nominal.
4. Jumlah paritas adalah jumlah bayi yang dilahirkan hidup atau mati, satu atau lebih
dengan berat lebih dari 500 gram, alat ukur yang digunakan adalah kuosioner yang
diukur dengan wawancara. Hasil ukurnya adalah tinggi (bila jumlah >2) dan rendah
(bila jumlah ≤2). Skala ukur dengan menggunakan skala nominal.
eksklusi
Rekapitulasidanpengolahan data
Keterangan :
P = persentase
21
2. Analisis Bivariat
Analisis data bivariat dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan
antara pendidikan, pengetahuan, paritas dan penggunaan kontrasepsi pil di
Puskesmas. Analisis data ini dilakukan dengan uji Chi-Square dengan kriteria
hubungan ditetapkan berdasarkan nilai p value (probabilitas) yang dihasilkan pada
Confidence Interval (CI) 95% dan α 0,05 dengan kriteria sebagai berikut :
1. Jika p value >0,05 maka tidak terdapat hubungan antara kedua variabel
2. Jika p value ≤0,05 maka hubungan kedua variabel adalah signifikan
Uji analisa yang dilakukan adalah uji Chi-Square. Jika uji Chi-Square tidak
memenuhi syarat, maka akan digunakan uji alternatif lainnya yaitu uji Fisher’s Exact
Test.
22
DAFTAR PUSTAKA
14. Foster, Diana. Number of Oral Contraceptive Pill Package s Dispensed and
Subsequent Unintended Pergnancies. Journal American College of
Obstetricians dan Gynecologist ; Vol. 11 ; 2011
15. Aryanti, Hery. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan
Kontrasepsi pada Wanita Kawin Usia Dini di Kecamatan Aikmel Kabupaten
Lombo Timur {Tesis}. Denpasar : Universitas Udayana : 2014
16. Shabri, M. Analisis Tingkat Pendidikan dan Kemiskinan di Aceh. Jurnal
Pencerahan ; Majelis Pendidikan Daerah Aceh ; Vol. 8 ; 2014
17. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Kontrasepsi. Avalaible from : http.//www.bkkbn.go.id
18. Dwi Astuti, Fardhiasih. Dkk. Hubungan tingkat pendidikan ibu dan tingkat
pendapatan keluarga dengan status gizi anak prasekolah dan sekolah dasar di
kecamatan godean. Fakultas Kesehatan Mayrakat, Universitas Ahmad Dahlan
Yogyakart ; Jurnal Kes Mas ; Vol. 7 ; maret
19. Kuncoro. Peranan Pengetahuan dalam Meningkatkan kesehatan masyarakat
Obor. Yogjakarta : 2002.
20. Notoadjmojo, S. Promosi kesehatan dan ilmu prilaku. Jakarta : Rineka Cipta ;
2007
21. Ralph. Buku Obstetri dan Ginekologi. 9 ed. Jakarta : EGC ; 2008.
22. Anand, Ela. Et all. Textbook Of Obstetrics. New Delhi : B.I. Publication
PVT. LTD ; 2006
23. Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta : P.T. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
24. Handayani, Ita. Dkk. Karakteristik Ibu dengan Paritas lebih dari 3 di Wilayah
Kerja Puskesmas Gambirsari Surakarta. Jurnal GASTER ; Vol 10 ; 2013.
25. Yustiani, DKK. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Rumah Tangga dengan
Persepsi Penggunaan Alat Kontrasepsi di Kelurahan Tondo Kecamatan
Mantikulore Kota Palu. Jurnal e-Jipbiol. Desember 2013 ; Vol 2. Diakses 18
Novermber 2015.
24