Anda di halaman 1dari 5

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA: TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

BARU (BEGINNING FAMILY)

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Asuhan Keperawatan Keluarga dengan dosen pembimbing Ns. Ferdinan Sihombing. M.Kep

Oleh:

Clara christa Paskah 30120115001

Desy Sahuleka 30121105020

Detrika Laura Sari M 30120115021

Natalia Tamara Kawuwung 30120115038

Septiana Riniarti Barasap 30120115044

Titus Yusriyadi 30120115049

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUS

PADALARANG

2018
Pengertian keluarga dan keluarga baru

Keluarga adalah bagian dari masyarakat yang perannya sangat penting untuk membentuk
kebudayaan yang sehat. Dari keluarga inilah pendidikan kepada individu dimulai dan dari keluarga
inilah akan tercipta tatanan keluarga yang baik, sehingga untuk membangun suat kebudayaan maka
sekiranya dimulai dari keluarga.

Keluarga adalah sekumpulan orang yang memiliki ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang
memiliki tujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan
fisik, emosional, mental dan sosial dari setiap anggota keluarga.

Pengertian keluarga menurut departemen kesehatan RI

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang
yang berkumpul dan tinggal pada suatu tempat di bawah satu atap dalam kondisi saling
ketergantungan.
Tahap perkembangan keluarga yang pertama adalah keluarga pemula (keluarga pasangan baru
menikah). Pasangan baru menikah dimana ini merupakan tahap awal pembentukan keluarga
menyebabkan keluarga dengan tahapan ini harus beradaptasi dengan baik. Hal-hal yang
dibutuhkan adalah penyesuaian peran dan fungsi sehari-hari, belajar hidup bersama, serta
beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya.

Keluarga baru dimulai pada saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk
keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis) keluarga masing-masing.
Fase ini merupakan masa tersulit dalam kehidupan perkawinan, angka perceraian tinggi pada
bulan-bulan awal hingga tahun pertama perkawinan. Pasangan juga harus melakukan penyesuaian
kepuasan (mutually satisfactory adjustment) sejak awal perkawinan.

Keluarga baru (beginning family)

A. Tugas perkembang keluarga


1. Membina hubungan intim yang memuaskan
Membangun perkawinan yang saling memuaskan: Ketika dua orang diikat dalam ikatan
perkawinan, perhatian awal mereka adalah meyiapkan suatu kehidupan bersama yang baru.
Sumber-sumber dari dua orang digabungkan, peran – peran mereka berubah dan fungsi –
fungsi baru pun diterima. Belajar hidup bersama sambil memenuhi setiap kebutuhan
kepribadian yang mendasar merupakan sebuah tugas perkembangan yang penting.
Pasangan harus saling menyesuaikan diri terhadap banyak hal kecil yang bersifat rutinitas.
Misalnya mereka harus mengembangkan rutinitas untuk makan, tidur, bangun pagi,
membersihkan rumah, menggunakan kamar mandi bergantian, mencari rekreasi, dan pergi
ke tempat – tempat yang menyenangkan bagi mereka berdua. Dalam proses saling
menyesuaikan diri ini, terbentuk suatu kumpulan transaksi berpola dan lalu dipelihara oleh
pasangan tersebut, dengan setiap pasangan memicuh dan memantau tingkah laku
pasangannya.
Membina hubungan intim yang memuaskan. Akan menyiapkan kehidupan bersama yang
baru, Sumber-sumber dari dua orang yang digabungkan. Peran berubah, Fungsi baru
diterima. Belajar hidup bersama sambil penuhi kebutuhan kepribadian yang mendasar.
Saling menyesuaikan diri terhadap hal yang kecil yang bersifat rutinitas Keberhasilan
dalam mengembangkan hubungan terjadi apabila kedua pasangan salingmenyesuaikan diri
dan kecocokan dari kebutuhan dan minat pasangan.
2. Menetapkan tujuan bersama.
3. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.
Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis. Pasangan menghadapi tugas
memisahkan diri dari keluarga asal dan mengupayakan hubungan dengan orang tua
pasangan dan keluarga besar lainnya. Loyalitas utama harus dirubah untuk kepentingan
perkawinannya.
4. Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB.
Mendiskusikan rencana memiliki anak atau memilih KB. Masalah kesehatan yaitu
penyesuaian seksual dan peran perkawinan. Perawat Perawat dalam Keluarga berencana.
5. Persiapan menjadi orang tua.
6. Memahami prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan, dan menjadi orang tua)
7. Menetapkan pedoman kekuasaan dan masalah pembuatan keputusan.
8. Membuat standar untuk interaksi diluar keluarga.
9. Memilih nilai, moral, dan ideologi yang dapat diterima oleh keduanya.
Saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui
perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-masing;
a. Mempersiapkan keluarga yang baru
b. Butuh penyesuaianan peran dan fungsi sehari-hari
c. Belajar hidup bersama, beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan pasangannya.
d. Anggota dari tiga keluarga yaitu keluarga suami, istri dan Masing-masing menghadapi
perpisahan dengan keluarga, keluarga sendiri. orangtuanya, mulai membina hubungan baru
dengan keluarga dan kelompok social pasangan
B. Karakteristik Keluarga Baru menikah
1. Terdiri dari dua orang yang diikat oleh hubungan perkawinan.
2. Biasanya anggota keluarga tinggal bersama atau jika terpisah tetap memperhatikan satu
sama lain.
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran
sendiri-sendiri.
4. Mempunyai tujuan (menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan
perkembangan fisik, psikologis dan sosial anggota)

C. Peran Informal dan Formal


1. Peran Formal :
a. Laki-laki sebagai suami (kepala keluarga)
b. Perempuan sebagai istri
2. Peran Informal :
a. Laki-laki sebagai ketua kegiatan di masyarakat
b. Perempuan sebagai anggota organisasi di masyarakat
D. Masalah-masalah umum yang terjadi pada keluarga Pemula
Masalah yang timbul antara lain masalah-masalah seksual dan emosional, kecemasan,
kehamilan yang tidak diinginkan, dan penyakit kelamin baik sebelum maupun sesudah
perkawinan. Untuk mengatasinya perlu ada penyuluhan dan konseling keluarga berencana,
penyuluhan dan konseling prenatal, dan komunikasi. Dan biasanya juga terjadi
perselisihan/keributan dalam keluarga karena kedua pasangan baru menikah belum bisa
menyesuaikan diri dengan kehidupan yang baru, dengan peran dan fungsi yang berbeda.
Daftar Pustaka

Friedman, Marylinn M. 1978. “Keperawatan Keluarga Teori dan praktik”. Jakarta: EGC:
Suprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.
Setiawan, Ridwan. 2016. “Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga”. Semarang: Unnes Press

Anda mungkin juga menyukai