1. Trisomi 21
semua sel individu. Hal seperti itu terjadi karena salah satu dari
2. Translokasi
kromosom 21. Hal itu terjadi ketika bagian atas yang kecil dari
yang tersisa saling melekat satu sama lain pada bagian ujungnya.
2
ujung-ujung kecil yang secara genetik tidak aktif, yang dapat putus
dan hilang tanpa menimbulkan efek buruk seperti kromosom 13, 14,
3. Mosaik
tambahan. Kasus ini adalah kasus yang paling jarang terjadi pada
a. Karakteristik Fisik
a. Wajah
b. Kepala
brachycephaly.
c. Mata
sedikit miring ke atas. Selain itu, seringkali ada lipatan kecil pada
kulit secara vertikal antara sudut dalam mata dan jembatan hidung.
Thomas Brushfield.
d. Rambut
dan lurus.
e. Leher
memiliki kulit berlebih pada bagian belakang leher namun hal ini
f. Mulut
Rongga mulut sedikit lebih kecil dan lidah sedikit lebih besar dari
g. Tangan
h. Kaki
Bentuk jari kaki cenderung pendek dan gemuk dengan jarak yang
lebar antara ibu jari dengan telunjuk. Hal itu disertai dengan suatu
5
alur pendek pada telapak kaki yang berawal dari celah antar jari lalu
i. Tonus
terhadap tekanan pada waktu otot dalam relaksasi. Tonus ini selalu
j. Ukuran tubuh
b. Karakteristik Kognitif
Pada tingkatan ini dalam segi pendidikan termasuk yang bisa dididik,
ketika diminta untuk acting out atau menolak untuk melakukan tugas
bawaan, namun gejala fisik itu tidak seberat yang dialami anak-anak
mereka.
bersamaan dengan keluarnya air liur, ukuran kepala lebih besar dari
memungkinkan.
Pada tingkatan ini mereka mempunyai problem yang serius, baik itu
terbatas. Kelainan fisik lain yang dimiliki mereka dilihat dari kepala
berdiri, mereka tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan dari orang
diri, dan hidup berumah tangga, mengatur atau mengarahkan diri, serta
down syndrome.
c. Karakteristik Kepribadian
dengan adanya perbedaan pada usia dan jenis kelamin (Wenar, 1994).
dan tidak aktif, sedangkan yang lainnya agresif dan hiperaktif. Sehingga
pendek, gemuk, tak menarik dengan mulut yang selalu terbuka dan lidah
yang terjulur keluar, serta retardasi mental yang berat adalah deskripsi
yang baik. Bila mereka sakit, biasanya penyakit yang disandang adalah
sama sekali dengan down syndrome sehingga tidak perlu ditangani dengan
beberapa keadaan yang lebih sering terjadi pada anak down syndrome adalah
hanya dapat bertahan hidup hingga dewasa muda (middle Adulthood) tetapi
sekitar 14% meninggal pada usia satu tahun dan 21% meninggal pada usia
sepuluh tahun.
intervensi terapeutik dan pendidikan, seperti treatmen medis yang lebih baik
dengan down syndrome dapat hidup hingga usia sekitar 50 tahun. Akan tetapi
kesehatan mereka yang hidup hingga usia tersebut biasanya buruk, dan
dan otang dewasa penyandang down syndrome. Yang pertama adalah bahwa
lainnya adalah bahwa mereka merupakan orang-orang yang keras kepala dan
2001).
Menurut Selikowitz (2001), tidak ada masalah perilaku yang unik pada
normal yang berusia lebih muda. Hal tersebut dikarenakan anak-anak dengan
terlihat lebih tua dan lebih besar daripada anak-anak normal ketika mereka
berada pada tingkatan usia yang sama. Seperti contohnya tantrum yang
biasanya pada anak-anak normal muncul di usia dua tahun, sedangkan pada
anak down syndrome mungkin baru akan muncul pada usia empat tahun.
Pada saat itu kelakuannya mungkin akan lebih menggangu karena anak lebih
besar.
dewasa.
keinginannya dihalangi.
dengan ibu, serta bila kita amati dan lihat dari masalah-masalah yang muncul
pada mereka, maka hal tersebut dapat berpotensi stres pada orang tua (ibu)
stress diambil begitu saja dalam ilmu fisika. Pada saat itu manusia
luar namun pada satu titik akan kehilangan kekuatannya bila dihadapkan pada
(dalam Irving dan Edward, 2010) menyebutkan bahwa stres adalah tuntutan-
atau suatu stimulus yang secara obyektif adalah berbahaya. Stres juga biasa
respon individu terhadap keadaan atau kejadian yang memicu stres (stresor),
yaitu :
kekuatan fisik, sumber stres lain berasal dari dalam diri adalah
and society)
dibagi dalam tiga kategori yaitu berdasarkan fisik, psikologis, dan perilaku.
pucat.
sendi.
terganggu.
pelupa.
mudah terganggu.
Berbagai stimulus bukan hanya menjadi beban yang berat, namun bisa
juga menjadi sumber konflik. Konflik ini sering terjadi ketika individu tersebut
harus mengambil keputusan dari dua atau lebih stimulus yang tidak cocok.
Hal ini terjadi apabila individu harus memilih antara dua stimulus
Hal ini terjadi ketika individu harus memilih antara dua stimulus
Hal ini terjadi bila hanya ada satu stimulus atau keadaan namun
Appraisal. Dalam melakukan penilaian tersebut ada dua tahap yang harus
dilalui, yaitu :
1. Primary appraisal
seseorang.
2. Secondary appraisal
pribadinya.
primary dan secondary appraisal. Ketika harm dan threat yang ada cukup
Menurut Wong (2002) Coping adalah tahapan khusus dari reaksi individu
pada proses, karena berhubungan dengan sesuatu yang secara aktual dipikirkan
atau dilakukan individu dalam situasi khusus, disertai perubahan pikiran dan
Dari berbagai definisi tersebut dapat disimpukan bahwa coping stres atau
eksternal yang menjadi ancaman beban perasaan diluar kemampuan diri individu
cost dan manfaat, dan bertindak (acting). Namun fokus cara ini
suatu kejadian negatif. Banyak dari strategi ini berasal dari teori
bentuk lain dari menghukum diri sendiri. Dalam kasus lain, individu
mengatur emosi.
22
antara kondisi sementara "state anxiety" dan kualitas yang lebih umum dan
lama dari "trait anxiety." Hal yang dievaluasi oleh skala STAIS-Anxiety adalah
dan stres psikologis, dan penurunan sebagai hasil dari training relaksasi.
sakit jiwa dan depresi pada umumnya memiliki nilai yang tinggi (Mindgarden,
2010).
sesuatu yang dapat dipercaya, relatif singkat, skala laporan diri untuk menilai
tingkatan (state) dan trait anxiety dalam praktek penelitian dan klinis
Spielberger (dalam Irving dan Edward, 2010). Tes STAI terdiri dari dua 20
saat ini" dengan memberikan penilaian pada diri sendiri berdasarkan skala 4
poin berikut: (1) Tidak sama sekali, (2) Agak, (3) cukup atau sedang, (4) amat.
perasaan dan kognisi pada skala 4 poin: (1) Hampir tidak pernah, (2) Kadang-
Item yang dipilih untuk STAI (Formulir X) atas dasar korelasi yang sangat
kontribusi untuk mengenali bahwa isi dari beberapa item diadaptasi dari
dan kecemasan yang lebih diperjelas, dan item dengan konten depresif
diganti (Spielberger dalam Irving dan Edward, 2010). Lebih dari 10.000 remaja
dan orang dewasa diuji dalam pembangunan dan validasi dari STAI (Y
bekerja, personil militer, dan psikiatris, medis, dan pasien gigi Spielberger
(dalam Irving dan Edward, 2010). STAI yang memiliki sifat psikometri sangat
baik untuk sekolah menengah dan mahasiswa, orang dewasa yang bekerja,
dan orang tua. Data normatif luas dilaporkan di manual tes. Bukti kuat dari
kecemasan adalah gejala utama dan untuk pasien medis dengan komplikasi
kejiwaan.
dan perbedaan individu dalam kecemasan sebagai ciri kepribadian yang relatif
stabil. Sejak pertama kali diperkenalkan lebih dari 40 tahun lalu, STAI telah
ekstensif dalam penelitian seperti yang ditunjukkan oleh kutipan di lebih dari
matang. Jika dilihat dari sudut pandang psikologi, definisi dewasa muda
adalah mereka yang telah dapat memenuhi kebutuhannya sendiri atau telah
mengatakan bahwa individu yang berada pada tahap ini mulai dari usia dua
puluh tahun hingga empat puluh tahun. Menurut Erikson, krisis yang
dihadapi pada dewasa muda adalah intimacy and solidarity versus isolation.
Dalam menjalin hubungan intim, individu akan membentuk ikatan yang kuat
25
kedekatan dengan solidaritas dengan orang lain, bila mereka merasa takut
artinya mereka tidak dapat melebur identitasnya dengan orang lain. Oleh
karena itu, jika usaha intimasi mereka gagal maka mereka akan melakukan
mengatakan bahwa individu yang berada pada tahap ini mulai dari usia empat
puluh sampai umur enam puluh tahun. Menurut Erikson, krisis yang dihadapi
hal yang sudah dicapai pada masa mudanya, misalnya seperti suasana dalam
Apabila hal tersebut tidak berlanjut, maka individu tersebut akan mengalami
Ciri-ciri yang menyangkut pribadi dan sosial pada masa ini antara lain
selama usia madya ini orang akan menjadi lebih sukses atau
d) Pada masa dewasa madya ini perhatian terhadap agama lebih besar
dan sosial.
Ibu yang
memiliki anak
penyandang
Down syndrome Problem Focused
Coping
Stres Coping
Emotions
Anak down Focused Coping
syndrome
Gambar 2.1 Kerangka berpikir penelitian stres dan coping pada ibu yang memiliki anak
penyandang down syndrome
empat karakteristik kognisi yang terdiri dari mild mental retardation (ringan)
27
Dikarenakan ibu tersebut telah mengalami stres maka penulis juga akan
melihat gambaran strategi coping yang digunakan oleh ibu tersebut, apakah
ibu itu menggunakan problem focused coping atau Emotions focused coping.
dilakukan terhadap situasi yang dinilai dapat berubah, dapat berupa tindakan-
1984).