Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KASUS

Skizoafektif Tipe Depresi

Pembimbing
Dr. Suzy Yusna Dewi, dr, Sp.KJ (K)

Oleh :
Mohamad Yanuar Prasetyo Nugroho
112018035

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana


Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Jiwa
Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan
Periode 26 September – 28 September 2019

1
Praktik Klinik Psikiatri
STATUS PSIKIATRI
Tandatangan
Nama : Mohamad Yanuar Prasetyo Nugroho
Universitas : Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)
NIM : 112018035
-------------------------

Dr. Pembimbing/ Penguji : Dr.dr. Suzy Yusna Dewi Sp.KJ(K)


--------------------------

NOMOR REKAM MEDIS : 04.55.47


Nama Pasien : An. Andrian
Nama Dokter yang merawat : Dr. Isa M Noor, Sp. KJ(K)
Masuk RS pada tanggal : 26 Agustus 2019
Rujukan/datang sendiri/keluarga : Diantar keluarga

I. IDENTITAS PASIEN :
Nama (inisial) : An, A.
Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 29 Maret 2004 / 15 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku Bangsa : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : Tidak sekolah
Pekerjaan : Tidak bekerja
Status Perkawinan : Belum bernikah
Alamat (inisial) : Petamburan 5, no. 99 Mulya, RT 14 / RW 05
II. RIWAYAT PSIKIATRIK
Autoanamnesis :
 Tanggal 29 Agustus 2019, pukul 16.00 WIB, di bangsal Anak RSJSH
2
 Tanggal 30 Agustus 2019, pukul 16.00 WIB, di bangsal Anak RSJSH
 Tanggal 2 September 2019, pukul 16.00 WIB, di bangsal Anak RSJSH
 Tanggal 3 September 2019, pukul 16.00 WIB, di bangsal Anak RSJSH
 Tanggal 8 September 2019, pukul 16.00 WIB, di bangsal Anak RSJSH
 Tanggal 9 September 2019, pukul 16.00 WIB, di bangsal Anak RSJSH
Alloanamnesis :
 Tanggal 30 Agustus 2019, pukul 19.00 WIB, melalui telepon dengan Saudara PS

KELUHAN UTAMA

Pasien datang ke IGD RSJSH dibawa oleh ayahnya karena tidak mau melakukan aktivitas
apapun, tidak mau berinteraksi ke orang lain, dan sulit tidur sejak 2 minggu SMRS

RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG

Pasien diantar oleh ayahnya ke IGD Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan (RSJSH) karena
mengamuk, mengoceh ke ayahnya sejak 2 minggu SMRS. Pasien mengamuk ke ayahnya karena
pasien kesal dengan ayahnya yang selalu bekerja sebagai supir mikrolet dan jarang pulang ke
rumah. Saat kejadian, pasien mengaku ada suara bisikan laki-laki yang memintanya untuk
melakukan hal itu. Pasien juga mengeluh perasaannya tidak enak, tidak betah dirumah.

Sejak kecil umur ±7 tahun, PS jarang berinteraksi dengan orang lain selain ayah, ibu, dan
teman-teman seumurannya, PS juga selalu menarik diri dari orang yang baru dikenal. Keluarga
pasien melaporkan bahwa kegiatan pasien dirumah sangat minim, hanya mau beraktivitas ketika
bersama teman-temannya. Menurut saudara pasien, sehari-hari pasien hanya menghabiskan
waktunya dirumah menyendiri, suka senyum-senyum sampai ketawa dan suka mengobrol
sendiri. PS juga tidak sekolah karena pihak sekolah dasar mengetahui ada gangguan jiwa pada
PS. PS pernah bilang ke saudaranya bahwa suka mendengar suara anak laki-laki yang suka
mengajak bicara, dan pernah melihatnya berlarian juga. PS juga suka tidak nyambung saat
diajak bicara, berperilaku aneh dan menjadi jarang mandi. Namun untuk kebutuhan pangan PS,
ayah PS hanya memberi uang kepada PS dan PS masih bisa membeli makanan untuk PS sendiri.

Sekitar ±1 tahun yang lalu, keadaan PS makin bertambah buruk, PS makin suka mengoceh
sendiri, dan dalam kurun waktu 1 minggu, pasien bisa tidak tidur sebanyak 4 hari, karena bisikan
yang makin mengganggu. PS juga mulai marah-marah tanpa alasan kepada orang tuanya. Sejak
±2 bulan yang lalu, PS mulai marah ke orang tua sampai ke tetangga sekitar, dan mulai
melempar barang-barang dirumah. PS juga merasa minder dengan teman karena sering dibilang
aneh karena sering marah-marah sehingga PS menjadi jarang bermain lagi dengan temannya.
3
Menurut PS, merasa bingung kenapa ayahnya membawanya ke RSJSH. Di bangsal, PS
tidak mau mengobrol dengan temannya dibangsal, selalu ingin tidur dan menyendiri. Saat
ditanya oleh pemeriksa, PS mengaku ingin pulang karena sudah dijemput oleh artis Saipul Jamil
yang ingin menjemput, dan PS juga mengaku kedua adiknya selalu menemani dia di bangsal,
jika ditanya kedua adiknya apakah kembar (Lindi, 4th, ♂ dan Theo, 4 th, ♀), PS menolak
memberi tahu (PS hanya mempunyai 1 kakak dan 1 adik). Namun, pasien masih mau mengikuti
kegiatan dibangsal dan nafsu makan tidak terganggu.
RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA

1. Riwayat Gangguan Psikiatrik

Pasien belum pernah mengalami sakit seperti ini sebelumnya. Sebelum dirawat di RSJSH
pasien pernah berobat jalan ke Puskesmas namun pasien diminta untuk dibawa ke RSJSH.
2. Riwayat Gangguan Medik

Kelurga pasien menyangkal bahwa pasien memiliki riwayat trauma kepala yang
menyebabkan penurunan kesadaran. Riwayat kejang, infeksi otak maupun selaput otak
disangkal. Gangguan metabolik juga disangkal seperti diabetes melitus. Pasien tidak memiliki
hipertensi.
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif

Pasien mengaku tidak pernah merokok, minum alkohol. Pasien mengaku tidak pernah
mengkonsumsi NAPZA.

4
4. Riwayat Gangguan Sebelumnya
Grafik Perjalanan Penyakit An. A

2011
2018
2 Bulan SMRS
 Suka mendengar suara
anak laki-laki yang suka  PS tidak dapat tidur  PS tidak dapat tidur
mengajak bicara, dan sebanyak 4 hari selama sebanyak 4 hari selama
pernah melihatnya seminggu karena seminggu karena
berlarian juga bisikan yang makin bisikan yang makin
 PS sering tertawa dan mengganggu mengganggu
berbicara sendiri.  PS juga mulai marah-  PS juga mulai marah-
 PS tidak nyambung saat marah tanpa alasan marah tanpa alasan dan
diajak bicara, kepada orang tuanya mulai melempar
berperilaku aneh dan barang-barang dirumah
menjadi jarang mandi
 PS menjadi jarang
bermain lagi dengan
temannya.

RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

1. Riwayat Prenatal dan Perinatal

Pasien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Saudara pasien mengatakan tidak ada
masalah saat ibu pasien mengandung maupun melahirkan. Pasien lahir dibidan, cukup bulan,
dan lahir secara normal. Riwayat tumbuh kembang pasien sesuai dengan anak-anak seusianya,
dalam hal perkembangan berbicara, berjalan, bergerak motorik maupun sensorik.

2. Riwayat Perkembangan Fisik

Tidak terdapat kelainan, pasien diakui berkembang baik secara berat badan dan tinggi badan

5
sesuai anak-anak seusianya.

3. Riwayat Perkembangan Kepribadian

a) Masa Kanak Awal (0-3 tahun)


Pasien merupakan anak yang cukup aktif dengan proses tumbuh kembang sesuai dengan
anak-anak seusianya, dalam hal perkembangan berbicara, berjalan, bergerak motorik
maupun sensorik. Saudara pasien mengatakan bahwa pasien tidak pernah sakit parah
sampai masuk ke RS atau kejang saat kecil.
b) Masa Kanak Menengah (3-11 tahun)
Saat usia 7 tahun, orang tua pasien berpisah namun tidak bercerai. Menurut pasien, ia
merasa sedih saat hal itu terjadi dan mulai tidak mau berinteraksi dengan orang yang baru.
Saat pasien bertemu ibunya, pasien merasa senang dan mau berbicara dengan ibunya.
Pasien juga mulai berbicara sendiri, namun masih tetap mau berinteraksi dengan teman-
temannya.
c) Masa Kanak Akhir (Pubertas dan Remaja)
Pada usia 14 tahun, ayah pasien mulai terus menerus meninggalkan pasien sendirian
dirumah untuk bekerja, dan hanya dibekali uang jajan untuk membeli makan sendiri. Ketika
pasien diketahui mempunyai gangguan jiwa, teman-temannya mulai meninggalkan pasien
dan pasien menjadi jarang untuk main bersama teman-temannya.

4. Riwayat Pendidikan

Pasien belum sempat mengenyam pendidikan sekolah karena tidak diterima di sekolah
dasar, sedangkan keluarga pasien tidak mau men sekolahkan anaknya di sekolah
berkebutuhan khusus

5. Riwayat Kehidupan Beragama

Pasien beragama Islam, pasien masih bisa diajak untuk beribadah namun tidak rutin.

6. Riwayat Kehidupan Beragama

Pasien belum pernah menikah dan tidak pernah memiliki pacar

7. Riwayat Pelanggaran Hukum

Pasien tidak pernah berurusan dengan penegak hukum.


RIWAYAT KELUARGA
Pasien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Saat ini pasien tinggal bersama dengan
6
ayahnya. Kakak pertama adiknya tinggal dirumah yang sama. Orangtua pasien sudah berpisah
namun tidak bercerai. Pasien dekat dengan kakaknya yang pertama, patuh dan menurut pada
kakaknya (Bandi,♀), dan juga dekat pada adiknya (Annisa ♂).

GENOGRAM

Keterangan:
Pasien Laki-laki Perempuan

KEHIDUPAN SOSIOEKONOMI SEKARANG

Pasien tinggal bersama ayahnya dirumah kontrakan bersama kakak dan adiknya. Ayah
pasien bekerja sebagai supir mikrolet, dan saudara pasien mengaku pendapatan ayahnya hanya
cukup untuk makan sehari-hari dan membayar uang rumah kontrakan.

PERSEPSI PASIEN TENTANG DIRI dan KEHIDUPANNYA


Pasien merasa bahwa pasien tidak perlu untuk melakukan pengobatan dan tidak merasa
sakit. Pada awal ditanya 29 Agustus - 3 September 2019, pasien masih ingin pulang dari RSJSH
ingin bertemu adik-adiknya, dan bertemu ayah ibunya, namun pada 8-9 September 2019, pasien
merasa betah di bangsal RSJSH dan tidak mau pulang lagi.

III. PEMERIKSAAN FISIK


i STATUS INTERNUS

a. Keadaan umum:

i. Kesan gizi : Gizi baik

ii. Kesadaran : Compos Mentis

7
b. Tanda vital:

i. Tekanan darah : 110/80 mmHg

ii. Nadi : 98 x/m

iii. Pernapasan : 20 x/m

iv. Suhu : 36,50C

c. Kulit : Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), turgor baik, kelembapan normal

d. Kepala : Normosefal, rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah rontok

e. Mata : Pupil bulat, isokor, simetris, refleks cahaya +/+, konjungtiva anemis ( -
/-), sklera ikterik (-/-)

f. Hidung : Bentuk normal, septum deviasi (-), sekret -/-

g. Telinga : Normotia, nyeri tekan -/-, radang -/-

h. Mulut : Bibir pucat (-), sianosis (-), trismus (-), tonsil T1/T1
i. Leher : Tidak teraba pembesaran KGB dan tiroid,

j. Paru :

 Inspeksi: bentuk dada simetris, retraksi sela iga (-)

 Palpasi: gerakan dada simetris dalam keadaan dinamis, taktil fremitus simetris
kanan dan kiri
 Perkusi: sonor pada seluruh lapang paru

 Auskultasi: Suara nafas vesikuler pada seluruh lapang paru, tidak terdapat ronkhi
dan wheezing pada kedua paru

k. Jantung :

 Inspeksi: ictus cordis tidak tampak

 Palpasi: ictus cordis teraba

 Perkusi: batas jantung DBN

 Auskultasi: BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)

l. Abdomen :

8
 Inspeksi: bentuk datar

 Palpasi: supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba membesar

 Perkusi: timpani seluruh lapang abdomen

 Auskultasi: bising usus 6x/menit

m. Ekstremitas : akral hangat, udem (-), capillary refill test< 2 detik

ii STATUS NEUROLOGIK

a. Saraf kranial : dalam batas normal

b. Refleks fisiologis : dalam batas normal

c. Refleks patologis : tidak ada

d. Motorik : tidak terganggu

e. Sensibilitas : dalam batas normal

f. Fungsi luhur : tidak terganggu

g. Gejala EPS : Akatisia (-), bradikinesia (-), rigiditas (-), tonus otot (n),

tremor (-), distonia (-), disdiadokokinesis (-)

iii STATUS MENTAL (Pemeriksaan dilakukan tanggal 29 Agustus 2019)

A. DESKRIPSI UMUM

1. Penampilan : Pasien umur 15 tahun, tampak perawakan sesuai umur, rambut berwarna
hitam kecoklatan dengan panjang 0,5 cm, kulit sawo matang, pasien juga tampak
terawat, dan tampak tenang. Kesan gizi baik.

2. Kesadaran : Compos Mentis

3. Perilaku dan psikomotor : Tenang, Pasien duduk di kursi sebelah pemeriksa

4. Sikap Terhadap Pemeriksa : Kooperatif

5. Pembicaraan : Spontan, Pasien bicara secukupnya, Kuantitas bicara sedikit, saat bicara
artikulasi jelas, intonasi dan volume kurang, dan tidak ada gangguan hendaya atau
gangguan bicara

9
B. ALAM PERASAAN

1. Mood : Hipotim

2. Afek : Mendatar

3. Keserasian : Serasi

C. GANGGUAN PERSEPSI

1. Halusinasi : Visual & Auditorik (Pasien melihat dan mendengar adiknya di


bangsal)

2. Ilusi : Tidak ada

3. Depersonalisasi : Tidak ada

4. Derealisasi : Tidak ada

D. PROSES PIKIR

1. Produktivitas : Miskin ide (Kebanyakan hanya menjawab “tidak tahu”)

2. Inkontinuitas : Koheren

3. Hendaya Berbahasa : Lancar

E. ISI PIKIR

1. Waham : Pasien percaya Artis Saipul Jamil dan kedua adiknya menunggu di luar

2. Preokupasi : Tidak ada

3. Obsesi : Tidak ada

4. Fobia : Tidak ada

F. DAYA NILAI

Uji daya nilai : Terganggu (pasien tidak mengetahui memukul-mukul dan


memarahi orang tua itu tidak baik)

10
Daya nilai sosial : Terganggu (pasien mengatakan bila ia menemukan dompet
dijalan yang didalamnya terdapat KTP dan uang, pasien tidak tahu harus berbuat apa)

RTA : Terganggu (terdapat perilaku halusinatorik)

G. SENSORIUM & KOGNITIF

Taraf intelegensi : Baik

Konsentrasi / perhatian : Konsentrasi dengan pembicara

Orientasi : Baik pada waktu, tempat, orang,

Kemampuan menolong diri : Baik

H. PENGENDALIAN IMPULS

Pasien dapat mengendalikan diri, tidak membahayakan orang lain

I. TILIKAN

I ( Pasien menyangkal penuh terhadap kondisi penyakitnya)

J. RELIABILITAS

Dapat dipercaya

RESUME

Pasien seorang anak laki-laki umur 15 tahun tampak terlihat sesuai usia, kulit sawo
matang, rambut warna hitam sepanjang 0,5 cm, dan pasien juga tampak terawat. Pasien diantar
oleh ayahnya ke IGD RSJSH karena tidak mau melakukan aktivitas apapun, tidak mau
berinteraksi ke orang lain, dan sulit tidur sejak 2 minggu SMRS. Pasien mengamuk ke ayahnya
karena pasien kesal dengan ayahnya yang selalu bekerja sebagai supir mikrolet dan jarang
pulang ke rumah. Saat kejadian, pasien mengaku ada suara bisikan laki-laki yang memintanya
untuk melakukan hal itu. Pasien juga mengeluh perasaannya tidak enak, tidak betah dirumah.
Saat umur 7 tahun, Pasien selalu menarik diri dari orang yang baru dikenal. Keluarga
pasien melaporkan bahwa kegiatan pasien dirumah sangat minim, hanya mau beraktivitas ketika
bersama teman-temannya. sehari-hari pasien hanya menghabiskan waktunya dirumah
menyendiri, suka senyum-senyum sampai ketawa dan suka mengobrol sendiri. PS pernah bilang
11
ke saudaranya bahwa suka mendengar suara anak laki-laki yang suka mengajak bicara, dan
pernah melihatnya berlarian juga. PS juga suka tidak nyambung saat diajak bicara, berperilaku
aneh dan menjadi jarang mandi.

Sekitar ±1 tahun yang lalu, keadaan PS makin bertambah buruk, PS makin suka
mengoceh sendiri, dan dalam kurun waktu 1 minggu, pasien bisa tidak tidur sebanyak 4 hari,
karena bisikan yang makin mengganggu. PS juga mulai marah-marah tanpa alasan kepada orang
tuanya. Sejak ±2 bulan yang lalu, PS mulai marah ke orang tua sampai ke tetangga sekitar, dan
mulai melempar barang-barang dirumah. PS juga merasa minder dengan teman karena sering
dibilang aneh karena sering marah-marah sehingga PS menjadi jarang bermain lagi dengan
temannya.

Menurut PS, merasa bingung kenapa ayahnya membawanya ke RSJSH. Di bangsal, PS


tidak mau mengobrol dengan temannya dibangsal, selalu ingin tidur dan menyendiri. Saat
ditanya oleh pemeriksa, PS mengaku ingin pulang karena sudah dijemput oleh artis Saipul Jamil
yang ingin menjemput, dan PS juga mengaku kedua adiknya selalu menemani dia di bangsal,
jika ditanya kedua adiknya apakah kembar (Lindi, 4th, ♂ dan Theo, 4 th, ♀), PS menolak
memberi tahu (PS hanya mempunyai 1 kakak dan 1 adik). Namun, pasien masih mau mengikuti
kegiatan dibangsal dan nafsu makan tidak terganggu.
Dari hasil pemeriksaan psikiatri didapatkan perilaku dan psikomotor selama wawancara
pasien duduk didepan pemeriksa, ada kontak mata, pasien kurang menjawab pemeriksa dengan
baik, hanya menjawab “tidak tahu”. Didapatkan mood yang hipotim, disertai afek yang
mendatar, keserasian afek serasi, Untuk konsentrasi dan perhatian didapatkan hasil cukup baik.
Pengendalian impuls baik, daya nilai sosial terganggu, dan daya nilai realitas terganggu, dengan
tilikan derajat 1.

Dari hasil autoanamnesis dan alloanamnesis, pasien cenderung menarik diri dari
wawancara. Tidak terdapat kelainan dalam tumbuh kembang. Pasien mengatakan bahwa tidak
pernah merokok, minum alkohol & memakai NAPZA. Berdasarkan hasil autoanamnesis dan
alloanamnesis serta pemeriksaan fisik, keluhan pasien tidak disebabkan oleh gangguan medik
umum.

FORMULASI DIAGNOSTIK
 Aksis I : Gangguan Klinis dan Kondisi Klinis yang Menjadi Fokus Perhatian Khusus
Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini dapat digolongkan
kedalam:
12
1. Gangguan kejiwaan karena adanya:

 Gangguan/hendaya dan disabilitas: hendaya dalam fungsi sosial (tidak bekerja


dan menarik diri dari lingkungan) dan hendaya dalam fungsi sehari-hari (tidak
mau merawat diri seperti jarang mandi)
 Distress/penderitaan: sering terlihat berbicara sendiri (perilaku halusinatorik),
mendengar bisikan (Halusinasi), menjadi sering menyendiri.
2. Gangguan tidak termasuk dalam Gangguan Mental Organik, Gangguan Mental dan
Perilaku Akibat Penggunaan Zat Psikoaktif, karena:
 Tidak disebabkan oleh gangguan medik umum (penyakit metabolik, infeksi,
penyakit vaskuler, neoplasma, trauma).
 Tidak ada gangguan kesadaran neurologis.

 Tidak disebabkan oleh penyalahgunaan zat psikoaktif.

3. Termasuk gangguan psikotik yang dibarengi dengan gangguan afektif, yang


dibuktikan dengan adanya riwayat:
 Halusinasi auditorik perilaku halusinatorik

 Terdapat perubahan suasana perasaan menjadi ciri depresif

 Berlangsung lebih dari 1 tahun

 Terdapat penurunan kinerja sosial dibuktikan dengan pasien tidak bekerja,

Diagnosis kerja adalah Skizoafektif Tipe Depresi, karena memenuhi kriteria diagnosis
Skizoafektif Tipe Depresi, yang ditandai dengan:
 Memenuhi kriteria umum Skizofrenia

 Memenuhi kriteria ciri umum depresi

 Gejala umum skizofrenia dan depresi menonjol bersamaan

 Aksis II : Gangguan Kepribadian dan Retardasi Mental


Tidak ada
 Aksis III: Kondisi Medis Umum
Tidak ada

 Aksis IV: Problem Psikososial dan Lingkungan

13
o Masalah dengan keluarga (primary support group): pasien tinggal bersama ayahnya,
namun ayah jarang dirumah. Ibu dan ayah berpisah tapi tidak cerai, pasien jarang
menemui ibunya.
o Masalah dengan Lingkungan sosial: Sejak tetangga tahu penyakit pasien, teman-teman
sekitar jarang mengajak pasien main kembali.

o Masalah Pendidikan: Pasien tidak diterima sekolah, dan keluarga menolak untuk
mensekolahkan pasien di sekolah berkebutuhan khusus.

o Masalah Ekonomi: Bergantung pada ayah pasien

o Masalah Pekerjaan: Tidak bekerja

o Akses Kepelayanan Kesehatan: Tidak ada

o Masalah Psikososial: tidak ada

 Aksis V : Penilaian Fungsi Secara Global


o Gaf Current : 60-51 (Gejala sedang (ekspresi wajah menumpul) ATAU kesulitan
sedang dalam kehidupan sosial (hanya memiliki beberapa teman dibangsal).
o GAF HLPY : 70-61 (Beberapa gejala ringan (suasana perasaan depresif dan
insomnia ringan) ATAU sedikit kesulitan dalam kehidupan social, tetapi fungsi
secara umum cukup baik, mempunyai hubungan interpersonal yang cukup
berarti.
FORMULASI DIAGNOSTIK

 Aksis I : F.25. Skizoafektif Tipe Depresi


 Aksis II : Tidak ada
 Aksis III : Tidak ada
 Aksis IV : Primary support group
 Aksis V : GAF Current : 60-51
GAF HLPY : 70-61
DAFTAR MASALAH

A. Organobiologik : Tidak ada

B. Psikologik : Terdapat perilaku halusinatorik, adanya ciri umum depresi

C. Sosial dan Lingkungan : Pasien tinggal bersama ayahnya yang pemarah. Pasien jarang
bertemu kakaknya sebagai orang yang dipercaya.
14
TERAPI

1. Rawat Inap, indikasi :

o Melakukan tindak kekerasan

o Mencegah pasien melakukan tindakan kekerasan lebih lanjut

o Mencegah munculnya gejala yang lebih berat

o Untuk observasi lebih lanjut dan pengontrolan pengobatan

2. Medikamentosa (Psikofarmaka)

• Risperidone 2x 2mg PO

• Sertraline 1x 50mg PO

• Lorazepam 1x 2mg (malam) PO

• THP 2 x 2 mg PO

3. Non-medikamentosa

 Psikoedukasi:

o Menjelaskan pada pasien dan keluarga mengenai penyakit yang dialami pasien,
gejala yang mungkin terjadi, rencana terapi yang diberikan, pilihan obat, efek
samping pengobatan dan prognosis penyakit.
o Melibatkan keluarga dalam pemulihan, dengan memberikan pengarahan kepada
keluarga agar tetap memberi dukungan untuk perbaikan pasien.
o Edukasi keluarga tentang pentingnya mengawasi dan ikut serta dalam
mendisiplinkan pasien untuk mengkonsumsi obat yang diberi.
o Menjelaskan kepada keluarga tentang kemungkinan adanya efek samping obat.
 Psikoterapi

o Ventilasi : Pasien diberikan kesempatan untuk menceritakan masalahnya

o Sugesti : Menanamkan kepada pasien bahwa gejala-gejala gangguannya akan hilang


atau dapat dikendalikan. Menyadarkan pasien bahwa dampak dari gangguan
menyebabkan disfungsi diri, hubungan dengan keluarga, maupuan hubungan
sosialnya.
o Reassurance: Memberitahukan kepada pasien bahwa kontrol teratur dan minum
obat sangat penting untuk perbaikan dirinya.
15
 Sosioterapi:

o Menganjurkan pasien untuk mau bersosialisasi dengan pasien lain dan berolahraga
bersama.
o Menganjurkan pasien untuk mau mencari pekerjaan setelah pulang dari rawat inap
dan bersosialisasi dengan tetangga.

PROGNOSIS

 Quo ad vitam : Dubia ad Bonam (tidak ada tanda gangguan mental


organik).

 Quo ad functionam : Dubia ad Bonam (pasien masih dapat melakukan kegiatan


sehari-harinya)

 Quo ad sanationam : Dubia ad Bonam (pasien terlihat memiliki


perilakuhalusinatorik, lebih suka menyendiri, kurang aktivitas, merasa sedih dengan
hal yang telah dia lakukan pada ayahnya, tidak mau bersosialisasi dengan teman
dibangsal, lebih suka tidur dan berdiam diri).

Faktor-faktor yang mempengaruhi

a. Faktor Yang Memperingan:

 Adanya dukungan dari kakaknya untuk melakukan pengobatan agar sembuh.


 Tidak ada penyakit organik
 Tidak ada riwayat keluarga yang menderita gangguan jiwa
 Riwayat sosial baik sebelum timbul gejala
 Gejala positif
 Gejala gangguan suasana perasaan
b. Faktor Yang Memperberat:
 Awitan muda
 Awitan penyakit perlahan
 Adanya dukungan dari kakaknya untuk melakukan pengobatan agar sembuh.
 Tidak ada penyakit organik
 Tidak ada riwayat keluarga yang menderita gangguan jiwa
 Riwayat sosial baik sebelum timbul gejala
 Gejala positif
 Gejala gangguan suasana perasaan
16
c. Faktor Yang Memperberat:
 Awitan muda
 Awitan penyakit perlahan

FOLLOW UP
Tanggal S O A P

Pasien tampak S: 36,6oC Aksis I: Risperidone


2x2mg PO
tenang, afek RR:23x/menit F.25. Skizoafektif Tipe
mendatar HR:95x/menit Depresi Sertraline
1x50mg PO
kontinuitas: TD:110/60 Aksis II:
29 Agustus
Lorazepam
2019 miskin ide, mmHg Tidak ada
1x2mg
perilaku Aksis III: (malam) PO
halusinatorik Tidak ada THP 2 x 2
Keluhan tidur Aksis IV: mg PO

(+) Primary support group.


Aksis V :
GAF Current : 60-51
GAF HLPY : 70-61

Pasien tampak S: 36.7oC Aksis I: Risperidone


2x2mg PO
tenang, afek RR:18x/menit F.25. Skizoafektif Tipe
mendatar, HR:88x/menit Depresi Sertraline
1x50mg PO
kontinuitas : TD:112/81m Aksis II:
30 Agustus Lorazepam
2019 miskin ide, mHg Tidak ada
1x2mg
perilaku Aksis III: (malam) PO
Tidak ada
halusinatorik THP 2 x 2
Keluhan tidur mg PO

hilang timbul

17
Aksis IV:
Primary support group.
Aksis V :
GAF Current : 60-51
GAF HLPY : 70-61
Pasien tampak S: 36,8oC Aksis I: Risperidone
31 Agustus
2x2mg PO
2019 tenang, afek RR:20x/menit F.25. Skizoafektif Tipe
mendatar, HR:86x/menit Depresi Sertraline
1x50mg PO
kontinuitas : TD:120/78m Aksis II:
Lorazepam
miskin ide, mHg Ciri Kepribadian
1x2mg
perilaku Dissosial (malam) PO
halusinatorik Aksis III:
Keluhan tidur(-) Tidak ada THP
Aksis IV:
2x2mg PO
Primary support group.
Aksis V :
GAF Current : 60-51
GAF HLPY : 70-61

18

Anda mungkin juga menyukai