Anda di halaman 1dari 28

KUANTITATIF

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH PEMBELAJARAN JOYFUL LEARNING TERHADAP MINAT


BELAJAR SISWA KELAS III MATA PELAJARAN IPA SD NEGERI 14
TEMMALULLU

Oleh

MILA
NIM.1601414093

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2019
KATA PENGANTAR
Alhamdulilahirabbil’alamin segala puji hanya milik Allah SWT atas rahmat
dan hidayah-Nya Sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang
berjudul “PENGARUH PEMBELAJARAN JOYFUL LEARNING TERHADAP
MINAT BELAJAR SISWA KELAS III MATA PELAJARAN IPA SD NEGERI 14
TEMMALULLU ” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan proposal ini adalah untuk memenuhi tugas dari
mata kuliah Metodologi penelitian. Pada kesempatan ini penulis hendak
menyampaikan terimah kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan
moril maupun materil sehingga proposal penelitian ini dapat selesai. Ucapan terima
kasih penulis kepada:
1. Terima kasih kepada Bapak M. Rusli B S.Pd., M.Pd. selaku dosen
pembimbing mata kuliah Metodologi penelitian
2. Terima kasih kepada kepada kedua orang tua yang telah memberikan doa
dorongan dan semangat selama penyusunan proposal ini.
3. Dan terima kasih pula kepada teman-teman yang telah berjuang bersama-
sama dalam menyelesaikan proposal penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih ada kekurangan. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca guna menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusunan proposal
penelitian ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga proposal penelitian ini berguna bagi para
pembaca dan pihak-pihak yang berkepentingan.
Palopo, 10 Juni 2019

MILA

2
DAFTAR ISI

Sampul ...................................................................................................... i

Kata Pengantar .......................................................................................... ii

Daftar Isi.................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah........................................................................ 3
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 3
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hakikat pembelajaran .................................................................. 7
2.2 Penelitian relevan......................................................................... 9
2.3 Kajian teori.................................................................................. 10
2.4 Kerangka Pikir ............................................................................. 18
2.5 Hipotesis .................................................................................... 19
BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Waktu Dan Lokasi Penelitian ...................................................... 20

3.2 Jenis Penelitian ........................................................................... 20

3.3 Subyek Penelitian ........................................................................ 20

3.5 Populasi dan Sampel ................................................................... 20

3.6 Instrumen Penelitian ................................................................... 21

3.7 Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 22

3.8 Tehnik Analisis Data................................................................ ... 23

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar untuk memanusiakan manusia. Oleh sebab itu,
untuk menuju kearah pendewasaannya manusia perlu adanya bimbingan optimal ada
dua konsep pendidikan yang saling berkaitan yaitu belajar (learning) dan
pembelajaran (instruction). Konsep belajar berakar pada pihak pendidik.belajar
adalah aktivitas peserta didik. Peserta didik sebagai pembelajar akan secara langsung
mengalami, menghayati, dan melakukan proses interaksi yang bertujuan untuk
meningkatkan perkembangan mental menuju kemandirian. Tujuan pendidikan adalah
membentuk sumber daya manusia yang berkualitas tinggi yaitu manusia yang mampu
menghadapi perkembangan zaman.
Guna mencapai tujuan pendidikan tersebut diperlukan proses pendidikan.
Suatu proses pendidikan tidak pernah lepas dari peran seorang guru. Pembelajaran
yang berlangsung di kelas hendaknya di kendalikan oleh guru. Guru dapat melibatkan
siswa secara aktif dalam pembelajaran dengan memberikan stimulus kepada siswa.
Proses belajar mengajar yang berlangsung di kelas hendaknya mampu menarik
perhatian siswa terhadap materi yang sedang dipelajari. Pembelajaran Joyful
Learning adalah suatu metode pembelajaran yang menciptakan pembelajaran yang
menyenangkan sehingga kegiatan pembelajaran itu lebih bermakna dan tidak
monoton. Metode joyful learning juga merupakan metode pembelajaran yang sangat
baik di gunakan utuk melibatkan peserta didik dalam mempelajari materi yang telah
di sampaikan.
Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan suatu ilmu yang mempelajari
tentang alam sekitar beserta isinya. Pembelajaran IPA menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja, dan
kecakapan hidup. Pembelajaran IPA harus merangsang benda, fenomena, mahkluk
hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru sehingga dapat
di pecahkan melalui prosedur yang benar guna mendapatkannya. Dengan belajar IPA
siswa akan memiliki dasar-dasar dan prinsip pemahaman akan IPA yang nantinya

4
dapat di aplikasikan di lingkungan sekitar. Hasil belajar yang dicapai siswa dapat
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal (Slameto, 2003: 54).
Penyebab utama kesulitan belajar (Learning disabilities) adalah faktor internal yaitu
diantaranya minat, bakat, motivasi, tingkat intelegensi, sedangkan penyebab utama
problema belajar (learning problems) adalah faktor eksternal antara lain berupa
strategi pembelajaran yang keliru, pengelolaan kegiatan belajar yang tidak
membangkitkan motivasi belajar anak, maupun faktor lingkungan yang sangat
berpengaruh pada prestasi belajar yang dicapai oleh siswa.
Pada saat pembelajaran hampir di setiap sekolah, guru didalam kelas terbiasa
menggunakan metode ceramah. Metode ceramah adalah cara penyampaian bahan
pelajaran dengan komunikasi lisan(J.J.Hasibuan,1995:13). Metode ceramah ekonomis
dan efektif untuk keperluan penyampaian informasi dan pengertian. Namun metode
ini mempunyai banyak kelemahan, yaitu :
1. Ceramah menempatkan siswa pada peran yang pasif secara kognitif,ini dapat
dikatakan kelemahan utama dari ceramah.
2. Ceramah tidak secara efektif menarik dan mempertahankan perhatian siswa.
3. Ceramah tidak memungkinkan guru untuk memeriksa persepsi dan
perkembangan
pemahaman siswa.
4. Meski mengurangi jumlah hal yang harus dipikirkan guru dalam menyiapkan
pelajaran, ceramah memberikan beban berat pada kemampuan memori kerja
siswa
yang terbatas.sehingga informasi itu bisa ditanamkan kedalam memori jangka
panjang.
Berdasarkan hasil observasi permasalahan yang di hadapi SDN 14
TEMMALULLU adalah guru masih menggunakan metode ceramah terlebih lagi
pada pembelajaran IPA dan minat Siswa dalam mengikuti pembelajaran sangat
sedikit. Maka dari itu penulis akan melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH
PEMBELAJARAN JOYFUL LEARNING TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA

5
KELAS III MATA PELAJARAN IPA SD NEGERI 14 TEMMALULLU TAHUN
PELAJARAN 2019/2020”

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada penelilitian ini adalah:
1. Bagaimana minat belajar siswa sebelum diterapkan model pembelajaran
Joyfull learning?
2. Bagaimana minat belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran Joyfull
learning?
3. Apakah terjadi peningkatan minat belajar siswa setelah diterapkan model
pembelajaran Joyfull learning?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelilitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana minat belajar siswa sebelum diterapkan model
pembelajaran Joyfull learning?
2. Untuk mengetahui bagaimana minat belajar siswa setelah diterapkan model
pembelajaran Joyfull learning?
3. Untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan minat belajar siswa setelah
diterapkan model pembelajaran Joyfull learning?

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapakan memberi manfaat sebagai berikut:
1. Bagi siswa, dengan menerapkan metode Joyfull learning maka
diharapkan minat belajar siswa akan meningkat. Dan Siswa semakin
termotivasi untuk belajar karena partisipasi aktif dalam proses
pembelajaran dan suasana pembelajaran semakin variatif dan tidak
monoton.
2. Bagi guru, sebagai bahan masukan bagi guru khususnya guru IPA tentang
variabel-variabel yang mempengaruhi minat belajar sehingga guru dapat
mengarahkan siswa untuk dapat termotivasi dalam belajar.
3. Bagi sekolah, diharapkan dapat memberikan masukan yang
berarti/bermakna pada sekolah dalam rangka perbaikan atau peningkatan

6
pembelajaran serta sumbangan yang baik dalam meningkatkan hasil
pendidikan sekolah khususnya dalam belajar IPA.

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hakekat Pembelajaran
1. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan
yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan
pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk
membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran
dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan
kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran,
walaupun mempunyai konotasi yang berbeda.
Pembelajaran adalah pemberdayaan potensi peserta didik menjadi
kompetensi. Kegiatan pemberdayaan ini tidak dapat berhasil tanpa ada orang
yang membantu. Menurut Dimyati dan Mudjiono (Syaiful Sagala, 2011: 62)
pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain
instruksional, untuk membuat belajar secara aktif, yang menekankan pada
penyediaan sumber belajar.
Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran 11 adalah Proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar.
Konsep pembelajaran menurut Corey (Syaiful Sagala, 2011: 61) adalah
suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk
memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi
khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran
merupakan subset khusus dari pendidikan. Pembelajaran mengandung arti setiap
kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu
kemampuan dan nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru

8
untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan
dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang ekonominya, dan
lain sebagainya.kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam
pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi
indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru
untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri
siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan
baru yang berlaku dalam waktu yang relative lama dan karena adanya usaha.
2. Komponen pembelajaran
Interaksi merupakan ciri utama dari kegiatan pembelajaran, baik antara
yang belajar dengan lingkungan belajarnya, baik itu guru, teman-temannya,
tutor, media pembelajaran, atau sumber-sumber belajar yang lain. Ciri lain dari
pembelajaran adalah yang berhubungan dengan komponen-komponen
pembelajaran. Sumiati dan Asra (2009: 3) mengelompokkan komponen-
komponen pembelajaran dalam tiga kategori utama, yaitu: guru, isi atau materi
pembelajaran, dan siswa. Interaksi antara tiga komponen utama melibatkan
metode pembelajaran, media pembelajaran, dan penataan lingkungan tempat
belajar, sehingga tercipta situasi pembelajaran yang memungkinkan terci ptanya
tujuan yang telah direncanakan sebelumnya.
a. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran pada dasarnya merupakan harapan, yaitu apa yang
diharapkan dari siswa sebagai hasil belajar. Robert F. Meager (Sumiati dan
Asra, 2009: 10) memberi batasan yang lebih jelas tentang tujuan pembelajaran,
yaitu maksud yang dikomunikasikan melalui pernyataan yang menggambarkan
tentang perubahan yang diharapkan dari siswa.
Menurut H. Daryanto (2005: 58) tujuan pembelajaran adalah tujuan yang
menggambarkan pengetahuan, kemampuan, keterampilan, dan sikap yang harus
dimiliki siswa sebagai akibat dari hasil pembelajaran yang dinyatakan dalam
bentuk tingkah laku yang dapat diamati dan diukur. B. Suryosubroto (1990:

9
23) menegaskan bahwa tujuan pembelajaran adalah rumusan secara terperinci
apa saja yang harus dikuasai oleh siswa sesudah ia melewati kegiatan
pembelajaran yang bersangkutan dengan berhasil. Tujuan pembelajaran memang
perlu dirumuskan dengan jelas, karena perumusan tujuan yang jelas dapat
digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan dari proses pembelajaran itu sendiri.
b. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran pada dasarnya merupakan isi dari kurikulum, yakni
berupa mata pelajaran atau bidang studi dengan topik/sub topik dan rinciannya. Isi
dari proses pembelajaran tercermin dalam materi pembelajaran yang dipelajari
oleh siswa. Syaiful Bahri Djamarah, dkk(2006: 43) menerangkan materi
pembelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar
mengajar. Tanpa materi pembelajaran proses belajar mengajar tidak akan
berjalan.Materi pembelajaran disusun secara sistematis dengan mengikuti prinsip
psikologi. Agar materi pembelajaran itu dapat mencerminkan target yang jelas
dari perilaku siswa setelah mengalami proses belajar mengajar. Materi
pembelajaran harus mempunyai lingkup dan urutan yang jelas. Lingkup dan urutan
itu dibuat bertolak dari tujuan yang dirumuskan.
c. Metode pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan cara melakukan atau menyajikan, menguraikan,
dan memberi latihan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu.
Metode pembelajaran yang ditetapkan guru memungkinkan siswa untuk belajar
proses, bukan hanya belajar produk. Belajar produk pada umumnya hanya
menekankan pada segi kognitif. Sedangkan belajar proses dapat memungkinkan
tercapainya tujuan belajar baik segi kognitif, afektif, maupun psikomotor. Oleh
karena itu, metode pembelajaran pembelajaran diarahkan untuk mencapai sasaran
tersebut, yaitu lebih banyak menekankan pembelajaran melalui proses.
Dalam hal ini guru dituntut agar mampu memahami kedudukan metode
sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan
belajar mengajar. Untuk melaksanakan proses pembelajaran perlu dipikirkan metode
pembelajaran yang tepat. Menurut Sumiati dan Asra (2009: 92) ketepatan

10
penggunaan metode pembelajaran tergantung pada kesesuaian metode
pembelajaran materi pembelajaran, kemampuan guru, kondisi siswa, sumber
atau fasilitas, situasi dan kondisi dan waktu.
d. Media pembelajaran
Pembelajaran merupakan kegiatan yang melibatkan siswa dan guru dengan
menggunakan berbagai sumber belajar baik dalam situasi kelas maupun di luar
kelas. Dalam arti media yang digunakan untuk pembelajaran tidak terlalu
identik dengan situasi kelas dalam pola pengajaran konvensional namunproses
belajar tanpa kehadiran guru dan lebih mengandalkan media termasuk dalam
kegiatan pembelajaran.
e. Evaluasi pembelajaran
Lee J. Cronbach (Suryadi, 2009: 212) merumuskan bahwa evaluasi sebagai
kegiatan pemeriksaan yang sistematis dari peristiwa-peristiwa yang terjadi dan
akibatnya pada saat program dilaksanakan pemeriksaan diarahkan untuk membantu
memperbaiki program itu dan program lain yang memiliki tujuan yang sama.
Evaluasi merupakan salah satu komponen dalam sistem pembelajaran. Dalam
hubungannya dengan pembelajaran dijelaskan oleh Harjanto (2005: 277)
evaluasi pembelajaran adalah penilaian atau penaksiran terhadap pertumbuhan
dan kemajuan peserta didik kearah tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam
hukum. Hasil penilaian ini dapat dinyatakan secara kuantitatif maupun
kualitatif.
Dari pengertian tersebut dapat diketahui salah satu tuj uan evaluasi
pembelajaran adalah untuk mendapatkan data pembuktian yang akan mengukur
sampai dimana tingkat kemampuan dan pemahaman peserta didik dalam
mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian evaluasi menempati posisi yang
sangat penting dalam proses pembelajaran. Karena dengan adanya evaluasi
keberhasilan pembelajaran dapat diketahui.
f. Peserta didik
Siswa merupakan salah satu komponen inti dari pembelajaran, karena
inti dari proses pembelajaran adalah kegiatan belajar siswa dalam mencapai

11
suatu tujuan. Menurut Kimble dan Garmezy (dalam Sumiati dan Asra 2009: 38)
sifat dan perubahan perilaku dalam belajar relatif permanen. Dengan demikian
hasil belajar dapat diidentifikasi dari adanya kemampuan melakukan sesuatu secara
permanen dan dapat diulang-ulang dengan hasil yang relatif sama. Seorang
siswa perlu memiliki sikap disiplin belajar dengan melakukan latihan dan
memperkuat dirinya sendiri untuk selalu terbiasa patuh dan mempertinggi daya
kendali diri, sehingga kemampuan yang diperoleh dapat diulang-ulang dengan
hasil yang relatif sama.
g. Pendidik/guru
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (Martinis Yamin dan Maisah, 2009:
100) secara keseluruhan guru adalah figur yang menarik perhatian semua
orang, entah dalam keluarga, dalam masyarakat maupun di sekolah. Guru
dilihat sebagai sosok yang kharismatik, karena jasanya yang banyak mendidik
umat manusia dari dulu hingga sekarang. E. Mulyasa (dalam Martinis Yamin
dan Maisah, 2009: 101) juga menegaskan jika semua orang yakin bahwa guru
memiliki andil yang sangat besarterhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah.
Minat, bakat, kemampuan, dan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik
tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan seorang guru.

2.2 Penelitian Relevan


1. Penelitian mengenai pembelajaran Joyful Learning telah banyak dilakukan
diantaranya yaitu dilakukan oleh Junadatul Munawaroh dengan judul
Implementasi Model Joyful Learning pada Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam (Studi di SD Alam Ar-Ridlo Bukit Kencana Semarang).
Persamaan dengan penelitian ini adalah model yang digunakan dalam
pembelajaran sama yaitu model joyful learning. Perbedaannya pada
penelitian ini digunakan pendekatan bermain di luar kelas dan mata
pelajaran juga berbeda yaitu matematika.
2. Penelitian ini juga dilakukan oleh Melisa Anas Trivonita R dengan judul
pengaruh Joyful learning terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V SD
Gugus hasnudin salatiga tahun 2013/2014.

12
2.3 Kajian
1. Joyfull Learning
a. Pengertian Joyfull Learning
Pembelajaran yang menyeanangkan adalah suatu proses pembelajaran
yang mengasyikan adan bermakna, Mengasyikan berarti pelajaran tersebut
dapat dinikmati oleh siswa dan tanpa adanya tekanana, sedangkan bermakna
berarti pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa dapat bermanfaat
bagi kehidupannya (Elaaine B, Johnson, 2006:4). Sedangkan menurut
Chatarinacatur (2008:2), pembelajaran menyenangkan atau joyfull learning adalah
proses belajar mengajar yang mengedepankan kegembiraan dan kegairahan anak.
”Pembelajaran menyenangkan adalah susasana belajar-mengajar yang
menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada
belajar, sehingga waktu curah perhatiannya time on task tinggi (Depdiknas,
2004:3, 3-8). Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti
meningkatnkan hasil belajar.Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika
proses pembeljaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus
dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran
memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang dicapai. Jika pembelajaran hanya
aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif maka pembelajaran tersebut tak
ubahnya seperti bermain biasa (Depdiknas,2004:3, 3-8).
Pembelajaran menyenangkan merupakan salah satu bagian dari
pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM). Wahyu
Firmansyah 12 (2008) dalam http://wahyufirmansyah.blogspot.com/ menyebutkan
bahwa terdapat 4 ciri-ciri atau karakteristik PAIKEM,diantaranya adalah:
1) Pembelajarannya mengaktifkan peserta didik
2) Mendorong kreatifitas peserta didik dan guru
3) Pembelajaran yang efektif
4) Pembelajarannya menyenangkan utamanya bagi peserta didik.
PAIKEM juga memiliki beberapa prinsip dalam pelaksanaannya ,
diantaranya adalah :

13
1) Mengalami : peserta didik terlibat secara aktif baik fifik, mental
maupun emosisonal
2) Komunikasi : kegiatan pembelajaran memungkinkan terjadinya
komunikasi antara guru dan peserta didik
3) Interaksi : kegiatan pembelajaran memungkinkan terjadinya multi arah
4) Refleksi : kegiatan pembelajarannya memungkinan peserta didik
memikirkan kembali apa yang telah dilakukan.
Menurut Zuroidah (2005:36) pembelajaran menyenangkan berarti sesuai
pembelajran yang tidak membosankan. Jika siswa terlibat langsung sebagai
subjek belajar, mereka akan selalu senang dalam belajar. Jadi yang dimaksud
pembelajaran menyenagkan (joyfull learning) dalam penelitian ini
sebenarnya metode, konsep dan praktek pembelajaran yang bermakna dan
pembelajaran yang membuat suasana ruang belajar yang menyenangkan
yang disajikan sedemikian rupa agar siswa tidak menjadi bosan dalam
mengikuti pembelajaran yang telah dilakukan dan siswa dituntun untuk aktif
dalam mengungkapkan pendapatnya.
b. Prinsip-Prinsip Joyfull Learning
Menurut Gordon Dryden (2000 : 22) “bahwa belajar akan efektif jika
dilakukan dalam suasana yang menyenangkan (joyfull learning)merupakan
metode belajar mengajar yang menyenangkan”. Pendapat lain menungkapkan
“Guna mendukung proses joyfull learning maka perlu menyiapkan lingkungan
sehingga semua siswa merasa penting, aman dan nyaman. Ini dimulai dengan
keaadaan fisik yang kondusif yang diperindah dengan tanaman, seni dan musik.
Ruangan harus terasa pas untuk kegiatan belajar seoptimal mungkin”. (Bobbi De
Porter, 2000:8)
Prinsip pembelajaran yang menyenangkan (joyfull learning) adalah
apabila siswa senang dalam belajar dan mudah mengerti apa yang diajarkan oleh
pengajar. Mereka dapat belajar dari lingkungannya baik dalam lingkungan
fisik maupun dari lingkungan sosialnya (contextual teaching and learning).
Mereka juga bergembira dalam belajar karena memulainya dari sesuatu

14
yang dimilikinya sendiri, sehingga timbul rasa percaya diri dan itu akan
menimbulkan peraan diakui dan dihargai yang menyenangkan hatinya karena
ia diberi kesempatan untuk mengekspresikan dirinya (teori konstruktivisme)
sesuai ciri” perkembangan fisiologi dan psikologinya. Hal demikian pada
saatnya akan memotivasi mereka untuk terlibat aktif dalam proses pembeljaran
karena atmosfer pembelajaran yang sesuai kepentingannya dan yang
diciptakannya sendiri. Jadi faktor untuk menciptakan pembelajaran yang
menyenangkan (joyfull learning) adalah penciptaan lingkungan pembelajaran
yang menyenangkan dan merangsang anak untuk belajar. Suasana kelas yang
diciptakan penuh kegembiraan akan membawa kegembiraan pula dalam belajar
(Prof. Dr. Mukhlas Samni, M.pd, 2000 : 1).
Suatu proses belajar mengajar yang telah dirancang sedemikian rupa
dan disesuaikan dengan keadaan lingkungan dengan mempertimbangkan potensi
yang dimiliki siswa dan menyiapkan suasana menyenangkan sesuai dengan
mendorong keinginan siswa untuk belajar maka proses inilah yang diinginkan
dan dinantikan siswa dalam proses belajar mengajar yang akan diterapkan
dalam pembelajaran tetapi tidak menyampingkan dari tujuan pembelajaran yang
akan dicapai.
Hal tersebut dapat terjadi karena seseorang yang berada dalam
kondisi yang menyenangkan akan tahan dan sigap dalam menghadapi beragam
bentuk tantangan dan sebaliknya seseorang yang sulit mengendalikan emosi
akan mengalami emosional Hijackingyaitu pembajakan emosi dan itu berarti
orang tersebut akan terlanda kegugupan dan mudah keliru dalam mengambil
keputusan atau menggunakan pemikirannya. Dalam mengetahui berhasil atau
tidaknya mendidik seorang siswa dapat diketahui tiga faktor penting yaitu,
yang pertama adalah Improvement(pertumbuhan), indikasinya ialah perubahan
sikap kearah yang lebih baik.
Pendidikan dikatakan berhasil apabila guru dapat dan tahu cara
membantu muridnya menjadi lebih dewasa dalam memecahkan masalah
dalam pembembelajaran dan mencintai dan memanfaatkan kehidupan secara

15
maksimal dan mengerti dalam menghadapi masalah dan dapat mengilhami orang
lain untuk meningkatkan peran dalam hidupnya. Kedua adalah Development
(Pengembangan), yang dimaksud adalah dimana seseorang dapat sukses
dalam pendidikannya dan mampu melakukan sebuah aktifitas yang akhirnya
akan menjadikan orang lain sukses. Dan yang ketiga adalah Empowerment
(Pemberdayaan), ini berkaitan dengan perberdayaan maka yang menjadi
fokus adalah “keunikan” yang dimana setiap anak memiliki kecakapan
yang beragam karena setiap manusi mempunyai keunikan yang berbeda-beda.
c. Langkah-Langkah Pembelajaran Joyfull Learning
Pembelajaran adalah membangun pengalaman belajar peserta didik dengan
berbagai keterampilan proses, sehingga mendapatkan pengalaman dan
pengetahuan baru. Sedangkan menyenangkan dimaksudkan agar guru mampu
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, sehingga peserta mampu
memusatkan perhatian secara penuh, dengan harapan hasil pembelajaran peserta
didik dapat maksimal.
Langkah-langkah pembelajaran joyful learning adalah:
1) Guru menjelakan materi pelajaran dengan metode ceramah dan tanya
jawab.
2) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil dan diberi soal latihan
untuk disesuaikan pada waktu itu juga.
3) Setelah selesai mengerjakan soal tersebut, siswa disuruh
mendemonstrasikan di depan kelas.
4) Cara menunjuk siswa untuk mengerjakan di depan dengan cara
permainan.
5) Siswa menyimpulkan materi yang dipelajari.
6) Guru menyempurnakan kesimpulan yang telah diperoleh dari siswa dan
memberikan penghargaan kepada siswa yang berani mendemonstrasikan
jawaban ke depan kelas.
Kelebihan dan Kekurangan Model Joyful Learning
a) Kelebihan Model Pembelajaran Joyful Learning

16
a) suasana belajar rileks dan menyenangkan.Dengan melibatkan kerja otak
kiri dan kanan akan menjadikan belajar murid lebih ringan dan
menyenangkan sehingga murid tidak mengalami stress dalam belajarnya.
b) Banyak strategi yang bisa diterapkan. Ada banyak jenis metode yang
ada di joyful learning yang dapat diterapkan dan dikombinasikan antara
metode yang satu dengan metode lainnya, sehingga kita tinggal
menentukan sendiri jenis metode mana yang diterapkan.
c) Merangsang kreativitas dan aktivitas. Kreativitas terjadi jika kita dapat
menggunakan informasi yang sudah ada didalam otak kita dan
mengobinasikan dengan informasi yang lain sehingga tercipta hal baru
yang bernilai tambah. Demikian juga jika kita menggunakan metode
joyful learning kita akan menghubungkan informasi yang sudah ada di
memory kita untuk dikombinasikan dan dipadukan antara informasi
yang satu dengan yang lain sehingga tercipta sesuatu yang baru.
d) Lebih bervariasi dalam menyampaikan materi pembelajaran. Dengan
penguasaan materi yang mantap guru dapat mendesain membungkus
suatu penyajian materi kegiatan belajar mengajar lebih menarik dengan
berbagai variasi agar para peserta didik mengikuti dengan suasana hati
yang gembira dan semangat yang tinggi.
b) Kekurangan model pembelajaran joyful learning
a) Jika guru tidak berhasil mengendalikan kelas maka kelas akan menjadi
sangat ramai dan susah di kendalikan.
b) Guru harus mempunyai kreatifitas yang tinggi agar peserta didik tidak
bosan.
c) Guru harus menguasai banyak metode pembelajaran karena pada
model pembelajaran joyful learning harus menerapkan banyak metode
pembelajaran.
2. Metode Ceramah
Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui
penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa. ( Wina

17
Sanjaya, 2006: 147), Menurut Suryono metode ceramah adalah penuturan atau
penjelasan guru secara lisan, di mana dalam pelaksanaanya guru dapat
menggunakan alat bantu mengajar untuk memperjelas uraian yang disampaikan
kepada murid-muridny.
Dari pendapat dua ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa metode
ceramah adalah metode pembelajaran dimana guru menyajikan, menguraikan dan
menjelaskan materi ajar dengan lisan kepada seluruh peserta didik.
Tujuan penggunaan metode ceramah dalam proses pembelajaran adalah untuk
mengkondisikan peserta didik dalam situasi belajar yang tenang dan tidak gaduh,
karena konsentrasi peserta didik tertuju dan terpusat pada guru yang sedang
menjelaskan materi ajar secara lisan. Penggunaan metode ini juga bertujuan untuk
melatih dan mengukur kemampuan menyimak peserta didik. Kemampuan
menyimak peserta didik akan terlihat ketika dievaluasi. Guru dapat melakukan
evaluasi seperti meminta peserta didik untuk menuliskan kembali beberapa hal
yang sudah disampaikan di awal. Atau peserta didik diminta untuk menyelesaikan
tugas dalam bentuk pertanyaan dimana jawaban yang dibutuhkan ada di dalam
materi yang sudah dijelaskan dan diuraikan secara lisan oleh guru.
1) Langkah Penggunaan Metode Ceramah
Sebelum menerapkan metode ceramah, guru menyiapkan, memahami dan
membuat catatan mengenai pokok - pokok materi ajar. Guru lalu mengkondisikan
peserta didik sehingga didapatkan kondisi yang kondusif dan tenang di dalam
kelas.
a) Guru membuka penyampaian materi ajar dengan sesuatu yang menarik secara
lisan, atau pengaitan materi ajar dengan peristiwa terkini,hal ini dilakukan
untuk menarik perhatian anak didik. Perhatian yang terpusat ke arah guru akan
memudahkan bagi guru untuk mengarahkan dan membimbing peserta didik.
b) Guru lalu menjelaskan materi ajar pada peserta didik dengan suara lantang yang
dapat didengarkan oleh seluruh peserta didik, hal ini perlu menjadi perhatian,
karena lirihnya suara akan mengganggu penangkapan materi ajar oleh indra
pendengaran peserta didik.

18
c) Materi ajar disampaikan secara sistematik dengan urutan penyampaian
pemberian informasi kepada peserta didik, identifikasi masalah yang akan
dihadapi oleh peserta didik, serta cara menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Variasi intonasi, variasi gaya bahasa, serta stimulus semangat perlu dilakukan
oleh guru guna mengantisipasi munculnya kejenuhan pada peserta didik.
d) Diakhir proses pembelajaran, guru melakukan evaluasi kepada peserta didik
dengan memberikan tugas menjawab pertanyaan atau penguraian kembali
materi yang sudah dijelaskan oleh guru, hal ini dilakukan untuk megukur
keterserapan materi ajar pada peserta didik dan juga sekaligus mengukur
kemampuan menyimak peserta didik.
3. Minat Belajar
Sebelum kita mengetahui minat belajar maka kita harus mengetahui
pengertian minat dan belajar. Kata minat secara etimologi berasal dari bahasa
inggris “ interest” yang berarti kesukaan, perhatian (kecenderungan hati pada
sesuatu), keinginan. Jadi dalam proses belajar siswa harus mempunyai minat atau
kesukaan untuk mengikuti kegiatan belajar yang berlangsung, karena dengan
adanya minat akan mendorong siswa untuk menunjukan perhatian, aktivitasnya dan
partisipasinya dalam mengikuti belajar yang berlangsung.
Minat merupakan rasa ketertarikan, perhatian, keinginan lebih yang dimiliki
seseorang terhadap suatu hal, tanpa ada dorongan. Minat tersebut akan menetap dan
berkembang pada dirinya untuk memperoleh dukungan dari lingkungannya yang
berupa pengalaman. Pengalaman akan diperoleh dengan mengadakan interaksi
dengan dunia luar, baik melalui latihan maupun belajar. Dan faktor yang
menimbulkan minat belajar dalam hal ini adalah dorongan dari dalam individu.
Dalam minat belajar memiliki beberapa ciri-ciri. Menurut Elizabeth Hurlock
(dalam Susanto, 2013: 62) menyebutkan ada tujuh ciri minat belajar sebagai
berikut:
1. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental
2. Minat tergantung pada kegiatan belajar
3. Perkembangan minat mungkin terbatas

19
4. Minat tergantung pada kesempatan belajar
5. Minat dipengaruhi oleh budaya
6. Minat berbobot emosional
7. Minat berbobot egoisentris, artinya jika seseorang senang terhadap sesuatu,
maka akan timbul hasrat untuk memilikinya.
Menurut Slameto (2003: 57) siswa yang berminat dalam belajar adalah sebagai
berikut:
1. Memiliki kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
2. mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus-menerus.
3. Ada rasa suka dan senang terhadap sesuatu yang diminatinya.
4. Memperoleh sesuatu kebanggaan dan kepuasan pada suatu yang diminati.
5. Lebih menyukai hal yang lebih menjadi minatnya daripada hal yang lainnya
6. Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan.
Dalam minat belajar seorang siswa memiliki faktor-faktor yang
mempengaruhi minat belajar yang berbeda-beda, menrut syah (2003: 132)
membedakannya menjadi tiga macam, yaitu:
1. Faktor internal
Adalah faktor dari dalam diri siswa yang meliputi dua aspek, yakni:
a. aspek fisiologis
Kondisi jasmani dan tegangan otot (tonus) yang menandai tingkat kebugaran
tubuh siswa, hal ini dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam
pembelajaran.
b. aspek psikologis
Aspek psikologis merupakan aspek dari dalam diri siswa yang terdiri
dari, intelegensi, bakat siswa, sikap siswa, minat siswa, motivasi siswa.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal terdiri dari dua macam, yaitu factor lingkungan social
dan faktor lingkungan nonsosial
a. Lingkungan Sosial

20
Lingkungan social terdiri dari sekolah, keluarga, masyarakat dan teman
sekelas
b.Lingkungan Nonsosial
Lingkungan social terdiri dari gedung sekolah dan letaknya, faktor materi
pelajaran, waktu belajar, keadaan rumah tempat tinggal, alat-alat belajar.
3. Faktor Pendekatan Belajar
Faktor pendekatan belajar yaitu segala cara atau strategi yang digunakan
siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses mempelajari materi
tertentu.

2.4 Kerangka Pikir

Ada beberapa masalah terkait pembelajaran IPA


disekolah khususnya di SDN 14 TEMMALULLU

Rendahnya Minat belajar siswa

Solusi guru

Pembelajaran Joyfull Learning

Pembelajaran Joyfull Metode ceramah


Learning

Minat belajar

21
2.5 Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini


adalah:
1. Ada pengaruh penggunaan pembelajaran Joyfull Learning terhadap minat belajar
siswa.
2. Tidak ada pengaruh penggunaan model pembelajaran Joyfull Learning terhadap
minat belajar siswa.

22
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu Dan Lokasi Penelitian
1. Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan peneliti untuk penelitian ini adalah dilaksanakan sejak
dikeluarkannya ijin penelitian dalam kurun waktu 1 semester berjalan.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di SD Negeri 14 TEMMALULLU Kecamatan
Wara Kota Palopo.

3.2 Jenis penelitian


Penelitian ini mengacu pada pendekatan penelitian kuantitatif, penelitian ini
merupakan penelitian eksperimen sedangkan jenis Penenelitian yang digunakan yaitu
penelitian Quasi Eksperimen. Cara yang dilakukan yaitu dengan mengenakan kepada
satu kelompok eksperimen suatu kondisi perlakuan (treatment) yang kemudian
membandingkan hasilnya dengan suatu kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi
perlakuan. Kelompok pertama adalah kelompok eksperimen, yaitu kelompok peserta
didik yang mendapat perlakuan pembelajaran dengan menggunakan metode
pembelajaran Joyfull learning sedangkan kelompok kontrol yaitu, kelompok yang
mendapat perlakuan pembelajaran tanpa menggunakan metode pembelajaran Joyfull
learning.

3.3Subjek penelitian
Subjek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas III SD Negeri 14
TEMMALULLU dengan jumlah 30 anak.

3.4 Populasi dan sampel


1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Populasi merupakan objek yang menjadi
sasaran penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SD Negeri 14
Temmalullu tahun ajaran 2019/2020

23
2. Sampel
Sugiyono (2011:81) mengemukakaan sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik ynag dimiliki oleh populasi tersebut. Tehnik pengambilan sampel
dalam penelitian ini adalah Purposive sampling. Purposive sampling adalah tehnik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sampling berbeda dengan
sampel. Sampling adalah cara yang digunakan untuk mengambil sampel. Suatu
sampel biasanya mengikuti tehnik atau jenis sampling yang digunakan. Adapun
sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas kelas III yang merupakan kelompok
eksperimen yang akan diberikan perlakuan yaitu dengan metode pembelajaran
Joyfull learning dengan jumlah siswa 30 anak..
3.5 Instrumen penelitian
Instrument penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data dan informasi yang diinginkan. Instrument adalah suatu alat atau fasilitas
yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data dengan tujuan agar dapat
memper mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap
dansistematis sehingga lebih mudah diolah.
Adapun instrument pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Angket
Angket adalah tehnik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan
tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh reponden. Angket tersebut telah
tersusun atas pertanyaan atau pernyataan yang tegas, teratur, kongkrit, lengkap dan
tidak menuntut jawaban, hanya sesuai dengan alternatif jawaban. Angket ini
digunakan untuk memperoleh data minat belajar siswa selama proses pembelajaran
dengan menggunakan metode pembelajaran Joyfull learning.
2. Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar adalah sederetan pertanyaan yang digunakan untuk
mengukur kemampuan kognitif siswa yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Tes ini terbagi atas 2 macam, yaitu:

24
a. Pretest, adalah tes yang diberikan kepada siswa sebelum penerapan metode
pembelajaran Joyfull learning. Adapun bentuk soal yang digunakan dalam
pretest yaitu soal pilihan ganda sebanyak 10 nomor
b. Posttest, adalah tes yang diberikan kepada siswa sesudah penerapan metode
pembelajaran Joyfull learning.. Adapun bentuk soal yang digunakan dalam
posttes yaitu pilihan ganda sebanyak 10 nomor.
3. Aktivitas belajar siswa
Aktivitas belajar siswa adalah mengamati secara langsung, kegiatan yang
dilakukan oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran.

3.6 Tehnik pengumpulan data


1. Metode Tes
Tes digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa dilakukan
melalui pretest dan posttest sedangkan alat pengumpulan datanya adalah soal
dengan bentuk pilihan ganda.
Pretest diberikan kepada siswa sebelum mereka mengikuti program
pembelajaran. Soal-soal dalam pretest sama dengan soal-soal dalam posttest. Hasil
prettest digunakan sebagia perbandingan dengan hasil posttest.
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar bentuk
multiple choice item atau tes piliha ganda. Tes pilihan ganda ini yaituntes yang
diberikan dengan cara memilih salah satu diantara jawaban yang dianggap benar
atau paling benar dari ketiga atau lebih jawaban yang telah disiapkan. Lihat
lampiran
Tes akhir atau posttest berfungsi untuk menilai siswa mengenai materi
pembelajaran yang telah dilakasanakan.
2. Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan
pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden. Angket
berbentuk sebuah pertanyaan-pertanyaan yang tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden tentang diri pribadi atau hal-hal yang
diketahui. Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap

25
mengenai suatu masalah dan responden tanpa merasa khawatir bila responden
memberi jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar
pertanyaan, pemberian angket pada penelitian ini untuk mengetahui keaktifan siswa
dalam belajar.
3. Metode Observasi
Metode obsevasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai
keaktifan belajar siswa. Metode tersebut dilakukan dengan pengamatan tentang
apa yang benar -benar dilakukan oleh individu dan membuat pencatatan-
pencatatan secara objektif menganai apa yang diamati.
3.7 Tehnik Analisis Data
Teknik Analisis Data adalah suatu metode atau cara untuk mengolah
sebuah data menjadi informasi sehingga karakteristik data tersebut menjadi mudah
untuk dipahami dan juga bermanfaat untuk menemukan solusi permasalahan,
tertutama adalah masalah tentang penelitian yang sedang dilakukan.
Setelah data-data yang diperlukan terkumpul, maka langkah selanjutnya
adalah menganalisis data. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini
menggunakan analisis kuantitatif. Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif
menggunakan statistic yaitu Statistik inferensial, (sering juga disebut statistik induktif
atau statistik probabilitas) adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis
data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi
Pada Statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian yaitu
uji t (distribusi student t), Dimana uji tes ini merupakan teknik yang bertujuan untuk
menguji bagaimana pengaruh masing-masing variabel bebasnya secara sendiri-sendiri
terhadap variabel terikatnya. namun sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih
dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas varians dari atas minat dan hasil
belajar siswa pada yang diajar. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah
sampel yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak sedangkan Uji homogenitas
untuk mengetahui seragam (homogen) tidaknya variansi sampel-sampel yang diambil
dari populasi yang sama.

26
Data yang diperoleh dengan tes yang diberikan setelah pembelajaran dengan
menggunakan model kooperatif tipe script untuk memberikan kesimpulan terhadap
hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk mengetahui pemahaman biologi siswa,
sebelum dan sesudah mendapat pembelajaran dengan penerapan pembelajaran
dengan menggunakan model kooperatif tipe script, digunakan kriteria yang
dikelompokkan sebagai berikut:
Tabel pengkategorian hasil belajar

No Nilai Kategori
1 0-54 Sangat Rendah
2 55-64 Rendah
3 65-79 Sedang
4 80-89 Tinggi
5 90-100 Sangat Tinggi

Uji t juga diperlukan uji beda dan Uji kesamaan dua rata-rata ini bertujuan
untuk mengetahui apakah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai
rata-rata yang tidak berbeda pada tahap awal. Jika rata-rata kedua kelompok tersebut
tidak berbeda, berarti kelompok itu mempunyai kondisi yang sama. Dimana uji tes ini
merupakan teknik yang bertujuan untuk menguji bagaimana pengaruh masing-masing
variabel bebasnya secara sendiri-sendiri terhadap variabel terikatnya.

27
DAFTAR PUSTAKA

Risdawati.“Pengaruh Joyful learning Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa


Pada Pelajaran Biologi Materi Sel Di Kelas Xi Sma Negeri 11
Bulukumba.online diakses dari http://journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/biotek/article/download/4286/4008

Widodo, Lusi Widayanti. 2012 “Pengaruh joyful learning terhadap hasil belajar
matematika SD Kelas V ” vol 17. No. 49. Online. Diakses dari
https://media.neliti.com/media/.../80105-ID peningkatanaktivitas-belajar-dan-
hasil. pd pada tanggal 17 november 2017

https://tarmizi.wordpress.com/2009/02/09/strategi-belajar-joyful learning-dalam-
pembelajaran-biologi./

http://fatkhan.web.id/pengertian-metode-power-two/

28

Anda mungkin juga menyukai