Modul 9 Nada
Modul 9 Nada
NADA
I. Tujuan
II. Materi
A. Pengertian Nada
Perpaduan antar alat-alat musik yang dimainkan dalam orkes terasa sangat indah kita dengarkan. Lagu-
lagu yang dibawakan terkadang membuat kita ikut larut dialamnya. Secara tak sadar kita sebenarnya
sedang menikmati nada-nada yang dimainkan oleh alat-alat musik tersebut. Setiap alat musik yang
dimainkan menimbulkan getaran yang teratur atau frekuensinya teratur yang disebut nada. Jadi nada
adalah bunyi yang teratur, artinya memiliki frekuensi yang sudah ditentukan. Sebagai contoh nada a1 sejak
tahun 1939 dalam Kongres di London ditetapkan frekuensinya sebesar 440 Hz yang disebut Diapason
Normal, artinya menjadi standard ketinggian nada. Sebelumnya frekuensi nada a1 adalah 435 Hz yang
ditetapkan oleh Akademi Musik Perancis. Sedangkan bunyi yang tidak memiliki ketetapan frekuensi
tertentu disebut desah.
Nada sebagai bunyi yang teratur memiliki beberapa sifat tertentu, diantaranya adalah :
a. Memliki ketinggian bunyi tertentu yang disebut pitch.
b. Memiliki kekuatan bunyi yang disebut intensitas.
c. Memiliki warna bunyi yang disebut timbre atau tone colour.
Perbedaan tinggi rendah suatu nada ditentukan oleh besar kecilnya frekuensi. Jadi suatu nada asal
dengan frekuensi yang sama, walaupun dimainkan dengan berbagai alat musik yang berbeda akan tetap
terdengar harmonis, tidak sumbang atau fals.
Kuat lemahnya suatu nada ditentukan oleh amplitudo getarannya. Sebagai contoh bila kita memetik gitar
dengan dinamik piano, maka amplitudo getarannya kecil sehingga suara yang kita dengar lemah,
sebaliknya bila kita petik dengan dinamik forte akan menghasilkan amplitudo yang besar sehingga suara
yang kita dengar keras. Jadi semakin besar amplitudo getaran, semakin keras atau kuat bunyi nada yang
dihasilkan.
Sedangkan perbedaan warna bunyi ditentukan oleh jenis alat musik yang dimainkan. Sebagai contoh alat
musik biola memiliki warna bunyi yang berbeda dengan piano walaupun memainkan nada yang sama.
Dalam Organologi alat musik yang dapat menghasilkan nada disebut alat musik melodis. Sebagai contoh :
biola, cello, saxophone, gitar, piano dan sebagainya. Alat musik melodis yang bisa memainkan akor
disebut alat musik harmonis. Misalnya gitar dan piano.
B. Frekuensi Nada
Dalam teori musik kita telah belajar mengenai tangga nada baik mayor maupun minor. Pada sistem notasi
angka kita mengenal tangga nada mayor dengan urutan : 1 (do) – 2 (re) – 3 (mi) – 4 (fa) – 5 (sol) – 6 (la) –
7 (si) – 1 (do). Sedangkan dalam sistem notasi balok kita mengenal bermacam-macam tangga nada
mayor, antara lain : tangga nada mayor natural, 1 kres, 2 kres,
1 mol, 2 mol dan seterusnya.
Diatas telah dikemukakan bahwa frekuensi nada a1 adalah 440 Hz. Sedangkan frekuensi nada
selengkapnya menurut Kongres London adalah sebagai berikut :
c1 - d1 - e1 - f1 - g1 - a1 - b1 - c2
264 Hz 297 Hz 330 Hz 352 Hz 396 Hz 440 Hz 495 Hz 528 Hz
Dari frekuensi nada-nada diatas (jika masing-masing dibagi 11) diperoleh angka-angka terkecil sebagai
nilai perbandingan frekuensi antar nadanya, yaitu :
c1 : d1 : e1 : f1 : g1 : a1 : b1 : c2
24 : 27 : 30 : 32 : 36 : 40 : 45 : 48
Dari data diatas kita dapat melihat bahwa nada c2 frekuensinya dua kali frekuensi nada c1. Dari sini dapat
disimpulkan bahwa :
Nada satu oktaf di atasnya, memiliki frekuensi 2 X
Nada dua oktaf di atasnya, memiliki frekuensi 4 X
Nada tiga oktaf di atasnya, memiliki frekuensi 8 X
Demikian pula sebaliknya :
Nada satu oktaf di bawahnya, memiliki frekuensi 1/2 X
Nada dua oktaf di bawahnya, memiliki frekuensi 1/4 X
Nada tiga oktaf di bawahnya, memiliki frekuensi 1/8 X
Sebagai contoh :
Perbandingan frekuensi antar nada bersifat tetap, artinya bila salah satu nada diketahui frekuensinya,
frekuensi nada lainnya dapat dihitung.
Contoh :
Jika ditentukan frekuensi nada E = 300 Hz. Tentukan frekuensi nada C dan A !
Jawab :
Nada E = 300 Hz
a)
E 30
=
C 24
300 30
=
C 24
24 X 300
C =
30
C = 240 Hz
300 30
=
A 40
40 X 300
A =
30
A = 400 Hz
C. Interval
Di kelas I kilta telah mempelajari interval, yang didefinisikan sebagai jarak antar nada. Tentunya masih
ingat bukan ? Di kelas II ini kita akan mempelajarinya lagi, hanya kalau dulu kita menentukan interval
berdasarkan jarak nada, sekarang kita akan belajar menentukan interval berdasarkan perbandingan
frekuensi.
Mencari interval berdasarkan perbandingan frekuensi caranya adalah dengan nada atas banding nada
bawah.
Contoh :
Contoh Soal
1. Jika ditentukan frekuensi nada I = 350 Hz dan nada II = 525 Hz, carilah interval kedua nada
tersebut !
Jawab
Nada I = 350 Hz
Nada II = 525 Hz
Interval = nada II / nada I
= 525 / 350
=3/2
= Kwint perfect ( P5 )
2. Diketahui frekuensi nada I = 500 Hz berinterval terts mayor di atas nada II. Hitung frekuensi nada II
!
Jawab
Nada I = 500 Hz, di atas nada II
Terts mayor = 5 / 4
nada I / nada II = 5 / 4
500 / nada II = 5 / 4
Nada II = 500 x 4 = 400 Hz
5
D. Akor
Selain mempelajari interval, di kelas I kita juga telah belajar begaimana cara membentuk suatu akor,
terutama akor mayor dan minor. Sekarang kita akan mempelajari perbandingan frekuensi dari kedua akor
tersebut.
1. Akor Mayor
Kita akan mengambil beberapa contoh akor mayor dan kita amati perbandingan frekuensi dari unsur-
unsur akornya.
Akor C = c1 : e1 : g1
Perbandingan frekuensi = 24 : 30 : 36
Bila kita ambil angka terkecil ( masing-masing dibagi 6 ) dari perbandingan tersebut, akan diperoleh
perbandingan sebagai berikut :
c : e : g
4 : 5 : 6
Akor F = f1 : a1 : c2
Perbandingan frekuensi = 32 : 40 : 48
Bila kita ambil angka terkecil ( masing-masing dibagi 8 ) dari perbandingan tersebut, akan diperoleh
perbandingan sebagai berikut :
f1 : a1 : c2
4 : 5 : 6
Akor G = g1 : b1 : d2
Perbandingan frekuensi = 36 : 45 : 54
Dari ketiga contoh diatas kita dapat menyimpulkan bahwa perbandingan frekuensi dari
Akor Mayor adalah 4 : 5 : 6
2. Akor Minor
Dengan cara yang sama kita akan mengamati perbandingan frekuensi dari unsur-unsur akor minor,
sebagai contoh :
Akor Em = e1 : g1 : b1
Perbandingan frekuensi = 30 : 36 : 45
Bila kita ambil angka terkecil ( masing-masing dibagi 3 ) dari perbandingan tersebut, akan diperoleh
perbandingan sebagai berikut :
e1 : g1 : b2
10 : 12 : 15
Akor Am = a1 : c2 : e2
Perbandingan frekuensi = 40 : 48 : 60
Bila kita ambil angka terkecil ( masing-masing dibagi 4 ) dari perbandingan tersebut, akan diperoleh
perbandingan sebagai berikut :
a1 : c2 : e2
10 : 12 : 15
Dari kedua contoh diatas kita dapat menyimpulkan bahwa perbandingan frekuensi dari
Akor Minor adalah 10 : 12 : 15
Contoh Soal
1. Diketahui suatu akor mayor dengan frekuensi unsur akor untuk nada I sebesar 200 Hz, tentukan
frekuensi dari nada II dan III !
Jawab
Akor mayor angka perbandingannya = 4 : 5 : 6
Nada I = 200 Hz
= 200 / 4
= 50
Jadi, frekuensi nada II = 50 x 5
= 250 Hz
frekuensi nada III = 50 x 6
= 300 Hz
2. Diketahui suatu dengan frekuensi unsur-unsur akornya adalah sebagai berinut :
nada I = 250, nada II = 300 dan nada III = 375. tentukan jenis akor tersebut !
Jawab
Perbandingan frekuensi nada I : nada II : nada III
250 : 300 : 375
Jika diambil angka terkecil ( masing-masing dibagi 25 ) akan diperoleh perbandingan :
10 : 12 : 15
Jadi jenis akor yang dimaksud adalah Minor
1. Salam Pembuka
2. Absensi
3. Pretes
4. Penyampaian Materi
5. Tanya Jawab
6. Postes
7. Salam Penutup
IV. Latihan
Daftar Pustaka
Kertiasa, Nyoman : Fisika I, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, 1987