Anda di halaman 1dari 7

Blok Humaniora Tugas PKN

(Senin, 2 Oktober 2017)

“Sejarah Lahirnya Pancasila”

Disusun Oleh:

Filep Marfil Tarangi

2017-83-020

Dosen Pengampuh:

S.J.Sisinaru, SH, M.Hum

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS PATTIMURA

AMBON

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
dan karuniaNya saya dapat menyelesaikan tugas PKN yang telah diberikan oleh
dosen pengampuh. Terima kasih kepada bapak S. J. Sisinaru SH.M.Hum. yang
telah membimbing kami ,sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan
waktu yang telah di tentukan.

Saya sangat berharap bahwa tugas ini dapat bermanfaat bagi tiap orang yang
membacanya, dan saya Filep Marfil tarangi memohon maaf yang sebesar-
besarnya apabila terdapat kekurangan atau kesalahan dalam penulisan ini

Ambon, 2 Oktober 2017

Penulis
SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA

Kemerdekaan pada hakikatnya merupakan hak setiap bangsa yang ada di


dunia, tanpa terkecuali. Indonesia dalam meraih kemerdekaannya melalui dua
usaha, yaitu usaha diplomasi dan konfrontasi. Perjalanan meraih kemerdekaan sejak
zaman penjajahan Belanda dan pendudukan Jepang dipandang sebagai sebuah fase
sejarah.1 Sejarah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia2 salah satu artinya adalah
kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau. Artinya segala
bentuk peristiwa atau hal-hal yang berkaitan dengan usaha-usaha bangsa Indonesia
ketika akan meraih kemerdekaan, berdasarkan arti istilah Kamus Besar Bahasa
Indonesia dapat disebut sebagai sejarah.2

Jepang mendarat di Hindia Belanda pertama kali pada tanggal 10 November


1942.2 Masa pendudukan Jepang dapat dianggap sebagai masa dimana secara
formal usaha-usaha untuk meraih kemerdekaan diselenggarakan. Pada masa
pendudukan Jepang di Indonesia, kemudian di tengah terdesaknya Jepang dalam
peperangan Asia Timur Raya, dijanjikan kepada Indonesia bahwa akan
dimerdekakan oleh Jepang suatu hari nanti. Realisasi janji tersebut ditandai dengan
dibentuknya Dokuritu Zyunbi Tyosa Kai pada tanggal 29 April 1945.3

Badan dengan nama Jepang Dokuritu Zyunbi Tyosa Kai sering


diterjemahkan sebagai Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(selanjutnya disebut BPUPK), tambahan kata Indonesia kurang tepat karena kata
tersebut tidak ada dalam istilah aslinya. BPUPK memiliki dua masa sidang, yaitu
masa sidang pertama pada tanggal 29 Mei 1945 sampai 1 Juni 1945 dan masa sidang
kedua pada tanggal 10 Juli 1945 sampai 17 Juli 1945.4 Anggota BPUPK terdiri atas
Kaityo (Ketua), Fuku Kaityoo (Wakil Ketua), 60 orang Iin (anggota) ditambah 8
orang Tokubetu Iin (anggota kehormatan) dari pihak Jepang. Jalannya persidangan
dicatat oleh para notulis dan stenografer yang disediakan oleh Tata Usaha BPUPK.
Mereka mengambil notulen dengan tulisan tangan biasa tetapi juga dengan steno.
Pidato yang jelas diambil dengan steno ialah pidato Ir. Soekarno yang kemudian
dikenal dengan pidato “Lahirnya Pancasila”.4

1
Fahrurrasi M. Sejarah Lahirnya Pancasila. Banjarmasin: Universitas Lampung Mangkurat; 2014

2
A. G. Pringgodigdo. Tatanegara di Djawa Pada Waktu Pendudukan Djepang dari Bulan Maret
sampai bulan Desember 1942. Jajasan Fonds Universitit Negeri Gadjah Mada: Jogkajarta; 1952
3
A.B. Kusuma, Lahirnya Undang-undang Dasar 1945, Badan Penerbit Fakultas Hukum
Universitas Indonesia, Jakarta, 2009
4
Sejarah Lahirnya Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila. Jakart: Lembaga Soekarno-Hatta;
1986
Sebelum kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia telah
dijajah oleh banyak negara. Seperti misalnya Belanda, Jepang, Inggris dan Portugis.
Sebelum dijajah oleh negara-negara tersebut, di Indonesia telah banyak kerajaan-
kerajaan yang besar dan berjaya, diantaranya adalah kerajaan Mataram, Majapahit
Demak dan masih banyak yang lainnya, yang selalu melakukan perlawanan
terhadap para penjajah.1

Negara yang paling lama menjajah di Indonesia adalah Belanda, dan


berakhir pada tahun 1942 tepatnya pada tanggal 8 Maret 1942 setelah Belanda kalah
dari Jepang. Sebelum kekalahan Jepang di perang pasifik melawan sekutu, tentara
pendudukan Jepang berusaha menarik dukungan rakyat Indonesia dengan
memberikan janji kemerdekaan pada bangsa Indonesia membentuk Dokuritsu
Zyumbi Tyoosakai atau Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI) yang dilantik/didirikan pada tanggal 28 mei 1945 dan sidang
pertamanya diadakan pada tanggal 29 Mei – 1 Juni untuk membicarakan mengenai
dasar idelogi bangsa Indonesia setelah merdeka. 1

Perumusan pancasila diawali ketika dalam sidang BPUPKI mengadakan


sidangnya yang pertama. Disidang dr.Radjiman Widyodiingrat, mengajukan suatu
masalah yang khususnya akan dibahas pada sidang tersebut. Masalah tersebut
adalah tentang calon rumusan dasar negara indonensia yang akan dibentuk,
beberapa anggota BPUPKI menyampaikan pendapatnya masing-masing dalam
perumusan pancasila, yaitu sebagai berikut:

A. Mr. Muhammad Yamin


Pada tanggal 29 Mei 1945 tersebut BPUPKI mengadakan sidangnya
yang petama. Pada kesempatan ini Mr. Muhammad Yamin mendapat
kesempatan yang pertama untuk mengemukanan pemikirannya tentang
dasar negara di hadapan sidang lengkap badan penyelidik. Dalam pidato
tersebut merumuskan sebagai berikut:
a. Peri kebangsaan
b. Peri kemanusiaan
c. Peri ketuhanan
d. Peri kerakyatan
e. Peri kesejahteraan rakyat

Setelah berpidato beliau merumuskan rancangan UUD RI, yaitu sebagai


berikut:1

a. Ketuhanan yang maha esa


b. Kebangsaan persatuan indonesia
c. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradap
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan dan
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia

Bung Hatta hadir ketika yamin berpidato tanggal 29 mei 1945 dalam
sidang BPUPKI sehingga mengetahui betul bahwa isi pidato itu lain dari
yang dimuat dalam buku yamin “Naskah Persiapan UUD 1945” sewaktu
Sunario bertanya tentang pidato yamin yang dicantumkan dalam bukunya
tersebut, bung hatta menukas tentang “Tidak benar, Bung Yamin agak
licik!” “sebenarnya pidato itu adalah yang diucapkan panitia kecil”2

B. Rumusan Dr. Soepomo


Prof. Dr. Soepomo menyarankan Negara Indonesia memilih teori
Negara integralistik yang dinilai lebih sesuai dengan semangat
kekeluargaan. Kelima pokok pikiran tersebut sebagai berikut
a. Paham negara persatuan
b. Warga negara hendaknya tunduk kepada Tuhan supaya ingat kepada
Tuhan
c. Sistem Badan Permusyawaratan
d. Ekonomi Negara bersifat kekeluargaan
e. Hubungan antar bangsa bersifat asia timur raya

Jika kita analisis perbandingan dengan rumusan pancasila yang


sekarang (pembukaan UUD 1945), pokok-pokok pikiran Soepomo itu
termasuk dalam rumusan Pancasila. Pokok pikiran pertama termasuk sila
ketiga. Pokok pikiran kedua termasuk sila pertama. Pokok pikiran ketiga
termasuk sila keempat. Pokok pikiran keempat termasuk sila kelima dan
pokok pikiran kelima masuk dalam sila kedua. Hal penting yang
disampaikan oleh Soepomo dan diterima adalah paham Negara
integralistik-nya. 1

C. Ir. Soekarno
Pada tanggal 1 Juni 1945 tersebut Soekarno mengucapkan pidatonya
dihadapan sidang badan penyelidik. Dalam pidato tersebut diajukan
oleh soekarno secara lisan usulan lima asas sebagai dasar negara
indonesia yang akan dibentuknya, yang rumusannya sebagia berikut:1
a. Nasionalisme atau kebangsaan indonesia
b. Internasionalisme atau perikemanusiaan
c. Mufakat dan demokrasi
d. Kesejahteraan sosial
e. Ketuhanan yang berkebudayaan

Ir. Soekarno mengusulkan rumusan dasar tersebut dengan


mengajukan nama pancasila sebagai dasar negara, istilah tersebut atas saran
seorang ahli bahasa. Usul mengenai nama pancasila bagi dasar negara
republik indonesia secara bulat disepakati diterima sidang BPUPKI dan
ditetapkan bahwa pada tanggal 1 Juni disebut hari lahirnya pancasila.1

Kebenaran pidato-pidato anggota BPUPKI yang diambil dengan


menggunakan stenografi tersebut juga diperkuat dengan keterangan dari dua
stenografer BPUPKI, yaitu Sumarti T.B. Simatupang dan Netty Karundeng.
Menurut mereka berdua, setelah stenogram tersebut selesai dikumpulkan,
kemudian diketik.5 Kelak salah satu salinan stenografi tersebut dipinjam
oleh Muhammad Yamin dari Wakil Ketua Tata Usaha BPUPK A.G.
Pringgodigdo. Setelah meminjam hasil ketikan stenografi tersebut, pada
tahun 1959 Muhammad Yamin menerbitkan buku Naskah Persiapan
Undang-Undang Dasar 1945 yang didasarkan oleh hasil ketikan stenografi
itu, naskah asli hasil ketikan tersebut tidak pernah dikembalikan
Muhammad Yamin kepada A.G. Pringgodigo sampai akhir hayatnya.5
Naskah Persiapan Undang-Undang Dasar 1945 (selanjutnya disebut Naskah
Persiapan) dianggap autentik karena merupakan kata demi kata (woordelijk)
dari notulen sidang (notulistisch verslag) BPUPKI, sehingga sampai tahun
1992 dijadikan sumber utama penerbitan Sekretariat Negara. Pada tahun
1995 diterbitkan risalah sidang. Selanjutnya disebut Risalah BPUPKI
Risalah BPUPK 1 dan Risalah BPUPK 2 secara garis besar tetap
mendasarkan pada Naskah Persiapan dengan tambahan bahan Koleksi
Pringgodigdo dan Koleksi Yamin disertai catatan kaki dari kedua koleksi
tersebut sebagai perbandingan.5

5
Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia, Sekretariat
Negara, Jakarta, 1998
DAFTAR PUSTAKA

1. Fahrurrasi M. Sejarah Lahirnya Pancasila. Banjarmasin: Universitas


Lampung Mangkurat; 2014
2. G. Pringgodigdo. Tatanegara di Djawa Pada Waktu Pendudukan Djepang
dari Bulan Maret sampai bulan Desember 1942. Jajasan Fonds Universitit
Negeri Gadjah Mada: Jogkajarta; 1952
3. A.B. Kusuma, Lahirnya Undang-undang Dasar 1945, Badan Penerbit
Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, 2009
4. Sejarah Lahirnya Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila. Jakarta:
Lembaga Soekarno-Hatta; 1986
5. Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia, Sekretariat Negara, Jakarta; 1998

Anda mungkin juga menyukai