Anda di halaman 1dari 2

Terapi Non Farmakologi

Selain menggunakan terapi farmakologi berupa obat herbal maupun obat sitesis, pasien juga
dianjurkan untuk menjalankan terapi non farmakologi yakni dengan cara mengatur pola/gaya
hidup. Terapi non farmakologi dalam penanganan stroke juga di dalamnya termasuk modifikasi
faktor-faktor resiko dari stroke itu sendiri. Terapi non farmakologi yang dianjurkan ialah:

- Menghindari konsumsi garam berlebihan.


- Mengurangi konsumsi lemak karena lemak merupakan minyak jahat yang tidak bisa dicerna
dengan baik oleh organ tubuh sehingga akan sangat berpotensi membuat penyumbatan arteri
pada penderita stroke menjadi semakin parah.
(Djauzi, 2009)
- Hindari merokok karena kandungan nikotin yang terdapat pada rokok dapat menyebabkan
penyempitan pembuluh darah atau arteri.
- Hindari konsumsi alkohol.
- Menjaga berat badan. Pasien dianjurkan untuk mempertahankan berat badannya agar berada
dalam rentang BMI (Body Mass Index) normal yakni 18,5 – 24,9 kg/m2 dan lingkar pinggang
< 35 untuk wanita serta < 40 untuk pria.
- Olahraga/melakukan aktivitas fisik setidaknya selama 30 menit dengan intensitas sedang
untuk menurunkan faktor resiko dan kondisi komorbid yang dapat meningkatkan serangan
ulang stroke.
(Larasanty dan Swastini, 2013)
- Tidur dengan cukup karena gangguan tidur berkaitan erat dengan faktor resiko stroke seperti
diabetes, hipertensi, dan obesitas. Kualitas tidur yang baik merupakan faktor protektif pada
kejadian stroke iskemik (Ferre et al, 2013).

Selain dengan mengatur pola hidup. Terapi non farmakologi juga dapat dilakukan dengan
beberapa terapi bedah yang diantaranya ialah:

- Kraniektomi. Pembedahan ini dilakukan untuk mengurangi tekanan di dalam kepala.


- Dilakukan pembedahan yang meliputi carotid endarterektomi. Pembedahan ini dilakukan
untuk mengurangi resiko stroke dan juga untuk mencegah kekambuhan dengan
menghilangkan sumber oklusi.
- Intervensi endovaskuler yang terdiri dari angioplasty dan stenting, mechanical clot
disruption dan clot extraction. Intervensi endovaskuler ini dilakukan dengan tujuan untuk
menghilangkan trombus dari arteri intracranial.
(Ikawati, 2011)

Daftar Pustaka

Djauzi, S., 2009. Raih Kembali Kesehatan: Mencegah Berbagai Penyakit Hidup untuk Keluarga.
Jakarta: Kompas.

Ferre, A. et al. 2013. Strokes and Their Relationship with Sleep and Sleep Disorder. Neurologia
28(2): 103-18.

Ikawati, Z., 2011. Farmakoterapi Penyakit Sistem Saraf Pusat. Yogyakarta: Bursa Ilmu.

Larasanty, L.P.F. dan D.A. Swastini. 2013. Buku Ajar Mata Kuliah: Farmakoterapi 1. Bali:
Universitas Udayana.

Anda mungkin juga menyukai