A. Klasifikasi
Divisi : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Apiales
Familia : Apiaceae
Genus : Foeniculum
Species : Foeniculum vulgare Mill.
Bagian yang Digunakan : Buah
B. Deskripsi Tumbuhan
Tanaman:
Tumbuhan berhabitus terna, tinggi 50 cm-3 m, batang beralur, tumbuh tegak, bila
memar sangat wangi. Daun berbagi menyirip, berseludang dengan warna putih,
seludang berselaput dan bagian atasnya berbentuk topi. Perbungaan berbentuk payung
dengan 6-40 gagang bunga, panjang ibu gagang bunga 5-10 cm, panjang gagang bunga
2-5 mm, mahkota bunga berwarna kuning, tidak terdapat daun pembalut. Buah berusuk-
rusuk sangat nyata, panjang 4-6 mm.
Simplisia:
Buah berbentuk memanjang, ujung pipih, gundul, bau khas, rasa agak manis dan khas,
warna cokelat kehijauan atau cokelat kekuningan hingga cokelat, panjang sampai 10
mm, lebar sampai 4 mm. Bagian luar buah mempunyai 5 rusuk primer, menonjol, warna
kekuningan.
Habitat:
Berasal dari Asia dan Eropa Selatan. Ditanam penduduk sebagai tanaman pekarangan
dari daerah rendah sampai pada ketinggian 1800 m dpi. Daerah yang paling cocok untuk
tanaman ini adalah daerah tinggi, terpapar sinar matahari dan beriklim sejuk.
C. Kandungan Kimia
Konstituen utama buah adas adalah minyak esensial: transanetol, (+)-fenkon, estragol
(metilkavikol), limonen, p-anisaldehid, a-pinen dan a-felandren. Kandungan lainnya
antara lain minyak atsiri: anetol, kamfen, p-simen, mirsen, y-terpen, terpinol, cis-
osimen, dipenten, (3-felandren, asam anisat, fitoestrogen, dan minyak lemak
D. Indikasi
G. Efek Samping
Terjadi reaksi alergi pada kulit dan paru-paru. Dapat menimbulkan reaksi alergi pada
penderita yang sensitif namun jarang terjadi, seperti asma, dermatitis kontak dan
konjungtivitis hidung.Terjadi resiko yang kecil terjadinya atopic asma yang
ditimbulkan dari pemberian adas manis
I. Uji Praklinik
Uji antitukak ekstrak air buah adas pada tikus galur Sprague-Dawley dosis 75,150
dan 300 mg/kg BB signifikan menunjukkan efek protektif dalam mencegah terjadinya
tukak lambung akibat induksi 1 mL etanol 80% 1 jam setelah perlakuan. Persentase
inhibisi tukak lambung pada dosis tersebut berturut-turut sebesar 37,8; 27,9 dan 68,2%
dibandingkan kontrol negatif. Sebagai kontrol positif pada penelitian tersebut, inhibisi
tukak lambung famotidin dosis 20 mg/kg BB sebesar 34%.
Selain pengukuran nilai indeks tukak dan persentase inhibisi, diukur pula kadar
malondialdehid darah (MDA), glutation (GSH), nitrat serum dan nitrit sebagai indikator
peroksidasi lipid; asam askorbat, retinol dan p-karoten untuk mengetahui khasiat
antioksidan ekstrak. Hasilnya menunjukkan terjadinya penurunan signifikan kadar
MDA dan peningkatan kadar GSH pada kelompok perlakuan dosis 150 dan 300 mg/kg
BB, peningkatan signifikan kadar nitrit dan nitrat pada dosis 75 dan 150 mg/kg BB,
serta peningkatan kadar GSH. Kadar asam askorbat meningkat pada semua dosis
perlakuan ekstrak, paling signifikan pada dosis 300 mg/kg BB. Begitu pula dengan P-
karoten dan retinol, peningkatan signifikan hanya terjadi pada dosis 150 mg/ kg BB.
DAFTAR PUSTAKA
BPOM. 2011. Acuan Sediaan Herbal Volume 6 Edisi 1. Jakarta: BPOM RI.