PARASETAMOL Kelompok 9
Maulidina Athadi Gayo 260110150157
Ravi Rasyada 260110150158
Nada Fadhilah 260110150160
Galuh Ayu Wandita 260110150161
Tujuan dan Prinsip
Tujuan:
1. Mampu menerapkan prinsip Titrasi Nitrimetri
2. Mampu menetapkan kadar parasetamol dengan Titrasi Nitrimetri
Prinsip:
1. Reaksi Diazotasi
Reaksi antara amina aromatik primer dengan asam nitrit dalam suasana asam membentuk garam diazonium.
(Gandjar dan Rohman, 2007).
Teori Dasar
Metode titrasi diazotasi atau juga yang disebut titrasi nitrimetri yakni metode penetapan kadar
secara kuantitatif dengan menggunakan larutan baku natrium nitrit. Metode ini didasarkan pada
reaksi diazotasi. (Gandjar dan Rohman, 2007).
Nitrimetri merupakan cara analisa volumetri yang berdasarkan pada reaksi pembentukan garam
diazonium. Garam diazonium itu terbentuk dari hasil reaksi antara senyawa yang mengandung
gugus amin aromatis bebas, pada suhu di bawah 15C dalam senyawa asam. Titrasi diazotasi
berdasarkan pada pembentukan garam diazonium dari gugus amin aromatis bebas yang
direaksikan dengan asam nitrit, dimana asam nitrit ini diperoleh dengan cara mereaksikan natrium
nitrit dengan suatu asam (Harmita, 2006).
Teori Dasar
Pada titrasi diazotasi, penentuan titik akhir titrasi dapat menggunakan indikator luar, indikator dalam, dan
secara potensiometri (Gandjar dan Rohman, 2007).
Parasetamol merupakan derivat aminofenol yang mempunyai aktivitas analgetik dan antipiretik. Seperti
salisilat, parasetamol berefek menghambat sintesa prostaglandin di otak sehingga dapat menghilangkan atau
mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Efek antipiretik ditimbulkan oleh gugus amino benzen yang
menurunkan panas saat demam (Wilmana, 1995 ; Mutschler, 1991 ; Scunach, Mayer & Haak, 1990).
Reaksi
Pembakuan NaNO2
(Johnson, 1999)
(Dixit, 2013)
Alat & Bahan
Alat : Bahan:
Beaker glass Amilum
Buret & statif Aquadest
Erlenmeyer Asam klorida
Gelas ukur Asam sulfanilat
Labu ukur Asam sulfat
Neraca analitik Es batu
Penangas Kalium iodida
Pipet volume Natrium nitrit
Plat tetes Parasetamol
Termometer
PROSEDUR &
DATA PENGAMATAN
Pembuatan Pasta Kanji-Iodida
Ditimbang 500
mg amilum, Larutan amilum Diambil 5 ml
Ditimbang 10 g
dilarutkan dipanaskan larutan amilum,
KI, dilarutkan 100 ml pasta
dalam 5 ml hingga bening, lalu dimasukkan
dalam 95 ml kanji
aquadest, add kemudian ke dalam larutan
aquadest
aquadest hingga didinginkan KI
100 ml
Pembuatan Tropeolin oo, Metilen Blue dan
Larutan NaNO2
- Tropeolin oo - Metilen blue - Larutan NaNO2
Ditimbang 50
Ditimbang 50 Ditimbang 15 g
mg tropeolin
mg metilen blue NaNO2
oo
Larutan
Larutan metilen Larutan
tropeolin oo
blue 0,1% NaNO2
0,1%
Pembakuan NaNO2
1 2 3 4 5
Ditambahkan 5 tetes tropeolin oo dan 3 tetes metilen blue sebagai indikator dalam,
dititrasi menggunakan natrium nitrit, catat volume pentiter yang dibutuhkan untuk
mencapai TAT,
TAT ditandai dengan perubahan warna larutan menjadi biru-hijau, TAT juga ditandai
dengan perubahan warna pasta kanji menjadi biru pada saat dioleskan oleh titran.
Data Pengamatan
Pembuatan Larutan NaNO2 Pembuatan Pasta Kanji Iodida
No. Perlakuan Hasil No. Perlakuan Hasil
=
= 43, 964 %
N1 = 0,12 N
PEMBAHASAN
Sampel parasetamol harus dihidrolisis terlebih dahulu karena parasetamol merupakan amin aromatik
sekunder dan harus dijadikan amin aromatic primer dengan penambahan asam sulfat dan dipanaskan dalam
corong terbalik.
Sampel ditambahkan dengan HCl karena titrasi ini hanya bekerja saat pada suasana asam.
Katalisator KBr ditambahkan berguna sebagai pemercepat reaksi
Titrasi nitrimetri harus dilakukan dibawah suhu 15C karena jika dibawah suhu tersebut maka garam
diazonium akan terurai
Setelah itu sampel ditambahkan dengan 5 tetes tropeolin oo dan 3 tetes metilen blue sebagai indicator dalam.
Titrasi nitrimetri dilakukan hingga tercapainya TAT. TAT berakhir saat terbentuknya warna hijau kebiruan
dari sampel yang dititrasi.
Warna ini muncul dari tropeolin OO yang merupakan indikator asam-basa akan berwarna merah dalam
suasana asam dan berwarna kuning bila dioksidasi oleh adanya kelebihan asam nitrit.
Adanya metilen blue digunakan sebagai pengontras warna yang menghasilkan warna hijau
Indikator luar ditetesi sampel maka dengan adanya kelebihan asam nitrit akan mengoksidasi iodide menjadi
iod dan dengan adanya kanji atau amilum akan menghasilkan warna biru segera
Jumlah titran yang dibutuhkan 7,25 ml
Lalu dihitung kadar dari parasetamol dan didapat kadar sebesar 43,964%. Kadar ini tidak sesuai dengan
pustaka (FI III) yakni tidak kurang dari 98% dan tidak lebih dari 101,0%
Hal ini dapat terjadi karena dari proses persiapan sampel yang tidak efektif sehingga banyak dari sampel yang
terbuang dan mempengaruhi kadarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Dixit, R. B., dan Patel, J. A. 2013. SPECTROPHOTOMETRIC DETERMINATION OF PARACETAMOL
DRUG USING 8- HYDROXYQUINOLINE . IJPSR (2014), Vol. 5, Issue 6
Gandjar, I. G., A., Rohman. 2008. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Harmita. 2006. Analisis Kuantitatif Bahan Baku dan Sediaan Farmasi. Depok: Universitas Indonesia
Johnson, A.William. 1999. Invitation to Organic Chemistry. US: Jones and Bartlett Publisher.
Mutschler, E. (1991). Dinamika Obat, Terbitan ke-5. Bandung: ITB.
New Mexico Institute of Mining and Technology .2012. Tersedia online di
http://infohost.nmt.edu/~jaltig/Diazo.pdf [diakses pada tanggal 21 Mei 2017]
Scunach, W., K., Mayer and Haak, M. (1990). Senyawa Obat. (Ed II). Penerjemah : Wattimena J.R dan Soebito.
Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Wilmana, P. F. (1995). Farmakologi dan Terapi. (Edisi 4). Jakarta : Bagian farmakologi FKUI.
Pertanyaan
Lazu (150)
Ada cara lain untuk menghidrolisis selain refluks? Kalau ada kelebihannya apa?
Aini (164)
Cara mengetahui PCT sudah terhidrolisis sempurna?
Dasty (132)
Bisa pake asam selain HCl gak?
Jawaban
Lazu (150)
Sesuai dengan British Pharmacopeia 1988 cara yang paling tepat digunakan untuk menghidrolisis PCT adalah
dengan refluks. Cara lain dapat digunakan tapi harus memiliki prinsip yang sama dengan kerja refluks. . Cara
lain yg bisa digunakan adalah dengan pemanasan ddalam Erlenmeyer dengan corong terbalik (British
Pharmacopeia, 1988).
Aini (164)
Menurut British Pharmacopeia 1988, dengan waktu 1 jam PCT sudah dapat dipastikan terhidrolisis sempurna.
Hal ini dapat dibuktikan dengan terciumnya asam asetat. Asam asetat ini merupakan produk sampingan yg
dihasilka dari hidrolisis PCT (British Pharmacopeia, 1988).
Dasty (132)