Anda di halaman 1dari 19

BAB II

PEMBAHASAN

1.2 MEMULAI SEBUAH USAHA BARU


Pendahuluan
Pada bab ini kita akan mulai melakukan action untuk memulai usaha baru. Semua
proses yang akan dijabarkan dalam bab ini mengacu pada ini mengacu pada business plan
kita, termasuk didalamnya, sales and marketing, operasional dan keuangan yang dipersiapkan
untuk memulai usaha. Membuat kalkulasi perencanaan pengeluaran menjadi sangat penting
agar financial planning kita tidak terlalu melenceng.
Pada bagian ini, ada 11 bahasan yang sangat praktikal, yaitu:

1. Memilih nama dan membuat logo,


2. Memilih tempat usaha,
3. Membeli perlengkapan,
4. Pemenuhan terhadap mesin dan alat-alat produksi,
5. Merekrut pegawai,
6. Melakukan training persiapan dan uji coba,
7. Memproduksi alat-alat promosi,
8. Pilihan legalitas usaha, formal atau non-formal,
9. Peresmian,
10. Proses tambahan,
11. Belajar dari common mistakes.

Mari kita mulai dari yang pertama.

1. Memilih Nama dan Membuat Logo


Terdapat hal-hal yang sangat prinsipil dalam membuat nama dan logo karena peran
strategisnya di kemudian hari. Nama dan logo kita akan diingat selamenya serta memiliki
karakter yang akan menunjang keberhasilan bisis kita. Memilih nama bukan hal yang
sedrhana, tapi juga tidak sulit-sulit amat. Siapa yang tak kenal Apple, sebuah nama yang
sangat sederhana bukan? Apple adalah sebuah nama yang mungkin sangat populer di
Amerika Serikat dan di seluruh dunia. Jika kita bercita-cita membuat komputer untuk
dipasarkan di pasar domestik, mungkin nama Kates Computer bisa jadi pilihan. Bukankah
kates (atau pepaya) adalah nama yang angat populer di sini dan belum pernah dipakai?

Catatan: nama merek tentu saja akan menimbulkan “arti” setelah ita melakukan pencitraan.
Banyak pengusaha memilih menggunakan nama mereka sekaligus dengan logo wajah
mereka untuk memustahilkan pemalsuan dan klaim dari orang lain, seperti salon Johnny
Andrean, RM Nyonya Suharti, kedai Bakso Malang Kota Cak Eko, atau butik kebaya khusus
wedding Ema Soekamto (www.emasoekamto.com)
Beberapa tips berikut mungkin bisa membantu kita:

 Pilihlah nama yang mudah diingat, sesuai dengan industri kita.


 Perhatikan apakah nama yang kita ciptakan sudah ada yang memiliki (terutama di
lingkungan sekitar) atau sangat umum karena akan berdampak pada branding kita.
 Buatlah logo yang sesuai dengan cita rasa kita sebagai owner, buatlah agar ia
mengandung sebuah cita-cita yang bisa bercerita.
 Citrakanlah ke dalam masyarakat melalui story telling, iklan, dan sebagainya.
 Nah bagaiman caranya menerjemahkan nama menjadi logo? Akan sangat ideal jika kita
memilki kemampuan program desain seperti photoshop atau CorelDraw. Jika tidak, kita
bisa mencari teman mahasiswa lain yang menguasainya untuk menciptakan logo dan
turunannya umtuk kita. Sebaiknya, jangan memaksakan diri jika kita tidak memilki
kemampuan dan cita rasa seni. Mengeluarkan beberapa ratus ribu rupiah rasanya amat
pantas. Kita juga bisa melakukan browsing di internet untuk mencari insprirasi logo
perusahaan sejenis di dunia dan membuat penyesuaian-penyesuaian yang perlu.

2. Memilih Tempat Usaha


Di sini biasanya seorang wiraussaha pemula suka bermain dengan ego dan terlalu banyak
bermimpi. Karena acuan kita adalah McDonald’s, KFC, atau kafe di daerah kemang, ketika
hendak membuat sebuah kafe, tidak berarti kita harus mencari lokasi yang sangat strategis
dan sangat mahal seperti itu untuk membuat sebuah kafe. Apalagi kalau kita membuat usaha
laundry, masuk sedikit dari jalan utama (asal kita bisa meletakkan papan nama kita di jalan
utama) mungkin bisa memebrikan kita penghematan biaya setengahnya atau malah lebih.
Bagaimana dengan usaha design dan percetakan? Ada banyak pengusaha yang design-nya
dikerjakan dari rumah, dan percetakannya bisa dilakuka di percetakan mana saja. Usaha butik
juga sama, banyak sekali butik yang bagus dan selalu dicari pelanggan meskipun tempatnya
tidak ada tertera pada peta. Apalagi produsen kue kering dan cake yang selalu kebanjiran
order pada hari raya.
Berikut adalah rambu-rambu yang mungkin berguna bagi para pemula untuk melakukan
penghematan:

 Jika usaha kita tidak pernah didatangi pelanggan, maka lakukan operasional dari rumah
(misalnya tempat kos) saja. Untuk alamat, kita bisa menyewa alamat usaha, baik yang
resmi misalnya digital office maupun di tempat teman kita.
 Jika kita harus berada di lokasi tertentu, cari kemungkinan kita menyewa dengan harga
miring seperti lantai 2 pada sebuah ruko,
 Jika usaha kita harus dilantai 1, cari kemungkinan anda bisa melakukan profit sharing
dengan pemilik tempat.( ingat, semua fixed, cost, sebarkan risiko dan bandingkanlah
setiap pengeluaran dengan profit kita.)
3. Membeli Perlengkapan
Saat kita memulai usaha, biasanya terdapat romantisme yang kuat seperti sedang
menantikan kelahiran “bayi” pertama. Umumnya, kita akan membeli perlengkapan-
perlengkapan bayi yang mahal-mahal dan mewah-mewah, semuanya serba baru. Dan tentu
saja semuanya memerlukan uang. Janganlah kita terjebak dengan hal ini karena akan
memerangkap anda dalam situasi pengeluaran yang tidak terkontrol. Dan akan memengaruhi
cadangan cash anda. Membuka usaha bukan berarti harus jor-joran memperlihatkan fasilitas
karena ujung-ujungnya adalah bersiko bagi kelangsungan yasaha kita. Mampukah kita
menghasilkan produk yang bermanfaat, mampukah kita mengola cash flow, dan mampukah
kita menghasilkan profit?

Semakin banyak cadangan kas di tangan, semakin aman usaha kita dari berbagai
ketidakpastian. Cobalah perhatikan beberapa usaha warung makan atau furnitur. Merea rata-
rata menempati usaha bekas pakai dari warung lain yang mereka beli dengan harga miring,
demiian pua rak display toko yang mereka ambil dari sentra barang bekas.
Beberapa tips berikut mungkin bisa membantu kita:

 Jika memungkinan, beli semua perlengkapan yang second-hand. Ada banyak tempat
yang menjual meja kursi dan peralatan kantor yang bekas pakai, atau rak display bekas.
Kita cukup klik di internet atau beli koran Pos Kota, atau segera cari tempat sentra
barang bekas tersebut.
 Lakukan renovasi kecil, seperti memperbaiki bagian-bagian yang rusak dan lakukan
pengecatan agar kembali tampak baru.
 Jika kita tidak ahli pertukangan, cari tukang yang mau dibayar harian, kita beli sendiri
bahan-bahannya (upah tukang per orang sekitar Rp. 50-70 ribu per hari).
 Untuk barang-barang elektronik yang harus baru, janganlah membeli premium brand.
Kita cukup membeli kualitas Korea atau produk dalam negeri. Pastikan barang itu
bergaransi minimal setahun sehingga kita aman menggunakannya selama setahun.
 Untuk barang-barang pecah belah, jika kebutuhan kita adalah desain dan warna tetentu,
lakukanlah hunting pada pasar-pasar yang menjual produk-produk itu dengan harga
miing. Jika hanya perlu asal piring atau gelas, kita bisa mendekati pedagang grosir untuk
membeli puring-piring ex-display promosi mereka.

4. Pemenuhan Terhadap Mesin dan Alat-Alat Produksi


Bagian ini biasanya merupakan bagian yang sangat sulit. Apalagi jika usaha kita
mensyaratkan mesin-mesin tertentu untuk produksi, seperti mesin cetak kartu undangan atau
mesin jahit untuk usaha fashion kita. Namun demikian, kami perlu mengingatkan kita
periksalah sebaik-baiknya usaha dan keahlian kita berkisar pada produksinya atau proses
kreatifnya?

Misalnya, kita ingin buka usaha toko T-shirt dengan tulisan-tulisan jahil khas mahasiswa,
mungkin kita ingin menyaingi Dagadu dari Yogya atau Joger dari Bali. Saya pikir untuk
tahap awal, kita tidak perlu punya mesin jahit konveksi atau mesin sablon. Kita bisa
melakukan outsourcing ke pabrik T-shirt yang akan melakukannya dengan sangat efisien
untuk kita.

Ada pengusaha muda yang bisnisnya adalah memproduksi kaos pesanan dari nama-nama
hebat yang kita jumpai di mal-mal papan atas. Kita cukup melakukan supply bahan baku,
mengawasi proses penjahitan, dan pencetakan design kita serta penyortiran terhadap kualitas
yang boleh lolos pada pengusaha itu. Inilah nikmatnya berbisnis abad ke-21, kita bisa
melakukan outsourcing. Ingatkah, Nike saja tidak memiliki satu pabrik pun di seluruh dunia.
Mari kita bisa fokus pada keahlian utama, dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:

 Prinsip utama dalam berbisnis adalah jika bisa sewa, sebaiknya tidak usah beli.
 Jika bisa dikerjakan secara outsourcing (misalnya fotokopi), tidak usah sewa, apalagi
beli.
 Jika kita harus menyewa, pastikan semua spare parts dan service sudah termasuk dalam
harga sewa (karena bagian inilah yang paling mahal).
 Cari kemungkinan kita bisa melakukan cicilan lunak dengan down payment (uang muka)
yang rendah jika kita harus membeli. Pelajari kontraknya jika kita melakukan
wanprestasi, apakah cukup diselaikan dengan penyitaan mesin atau harus ada tambahan
yang lain?

Kelak, ketika bisnis kita berkembang pesat, kita memilki ruang finansial untuk
“bermain”, saat itu kita dipersiahkan mempertimbangkan untuk membeli sendiri mesin-mesin
itu. Itu pun dengan membandingkan tingkat efisiensi jikalau kita cukup outsourcing-kan
pekerjaannya.

5. Merekrut Pegawai
Ini merupakan bagian agak krusial atau vital karena kita harus memilih orang-orang
yang akan menggerakkan usaha kita. Kita boleh membeli mesin mahal, tetapi ingatlah
operatornya tetap seorang mnusia biasa, seorang pegawai. Ada 3 kategori pegawai untuk
bisnis yang baru mulai dalam usaha kecil sebagai berikut:

a. Pegawai frontlines atau bagian produksi


Sehebat apapun kita dalam memproduksi sesuatu, hampir dapat dipastikan kita pasti
memerlukan bantuan orang lain untuk mempercepat pekerjaan kita. Demikian juga
staf frontlines yang melayani pembeli atau pelangggan kita secara langsung. Kita
tidak bisa setiap saat selalu melayani pembeli. Minimal kita perlu makan siang, atau
mengatasi bagian produksi, atau libur sehari dalam seminggu.
Perhatikan beberapa tips berikut ini:

 Pelajari karakteristik pekerja pada industri sejenis, berapa dan bagaimana skema
gajinya.
 Pastikan pegawai kita akan memiliki pekerjaan yang cukup sibuk, ada atau tidak
ada order (lebih murah membayar overtime daripada kelebihan pegawai)
 Utamakan referensi dari teman atau saudara agar bisa “mengikat” pegawai kita
dan mendapatkan pegawai yang jujur.
 Lakukan wawancara langsung dan pastikan nilai-nilai yang dimiliki calon
pegawai itu kurang lebih sama dengan nilai-nilai yang kita miliki. Cobalah
menggunakan insting kita untuk memastikan orang tu akan klop dengan
pekerjaannya.
 Lakukan tes dengan melihat kemungkinan apakah tamatan SMP mampu
mengerjakannya dan tidak harus D1/D2 atau sarjana. Kita bisa melakukan
penghematan.
 Jika cukup secara informal, tidak usah menggunakan kontrak kerja. Ucapan kita
sudah merupakan kontrak legal.
 Kontrak pegawai kita untuk masa tertentu dengan masa percobaan 3 bulan
pertama.
 Jika sudah positif diterima, kemukan hal-hal yang kita harapkan, termasuk
imbalan-imbalan tambahan yang akan diterima jika mereka dibutuhkan untuk
kerja lembur, pekerjaan di luar tugas, waktu libur dipanggil, dan sebagianya,
sehingga kita memiliki reservasi waktu mereka untuk melakukannya nanti.

b. Pegawai sales
Umumnya, pengusaha pemula sangat ahli dalam memproduksi sesuatu, tetapi
melupakan bahwa [roduk yang dihasilkannya harus dijual. Jika usaha kita
memerlukan orang atau tim sales yang khusus, misalnya usaha T-shirt dan hadiah-
hadiah kecil sebagai corporate gimmicks, maka kita mutlak memerlukan sales team
jika kita ingin fokus pada urusan design. Menyisihkan sekia persen profit margin
rasanya sangat layak dilakukan agar order terus berdatangan untuk kelangsungan
usaha kita.
Sebelum kita merekrut tenaga-tenaga sales, perhatikan beberapa hal berikut:

 Pelajari sales person seperti apa yamg kita perlukan, seberapa senior mereka.

 Jika kita perlu sales person junior untuk memasarakan produk kita, pilihan
komparasinya kurang lebih sebagai berikut:

Full Semi Komisi Fixed Income


Komisi

Kompensasi Lebih Uang transport Rp. 500 ribu-Rp. Sesuai standar gaji pada
besar 1 juta/bulan industri tersebut

Loyalitas Rendah Sedang Tinggi


c. Manajemen
Bagian ini saja memerlukan pertimbangan-pertimbangan yang tidak mudah. Kita
pasti memiliki ide-ide brilian. Kita juga punya kemampuan untuk memproduksi ide-
ide kita. Lantas, mengapa kita harus merekrut tim manajemen? Perlu dipahami bahwa
membuka usaha tidak sesederhana memproduksi barang, tapi melingkupi bagian-
bagian besar seperti finance dan akuntansi, pemasaran, sampai urusan SDM.
Sanggupkah kita menjalankan semua peran itu sendirian secara efektif? Jika tidak,
kita perlu memeriksa pad abagian mana terdapat kelemahan utama kita yang dapat
kita alihkan kepada orang lain? Karena level mereka adalah manajemen, tentunya
kita berharap merekrtu seorang yang cukup senior untuk level usaha kita. Seorang
pemilik sebuah waralaba properti, ternyata tetap harus mencari seorang kepala
pemasaran, padahal dia jago melakukan penjualan. Dia mengatakn bahwa dia
memang jago melakukan penjualan, tapi dia leih hebat lagi dalam memlakukan lobi
dan menyaring informasi untuk mendeteksi properti mana yang akan dijual peiliknya.

Berikut ini adalah beberapa pertimbangan yang oerlu dimengerti kalau kita hendak
merekrut tim manajemen:

 Jika kita merasa memerlukan orang yang senior, kita harus menghindari
pemberian fixed income karena gaji mereka akan menggerogoti cash flow kita.
 Carilah ibu rumah tangga yang sebelumnya pernah bekerja d perusahaan sejenis
atau jenis pekerjaan yang kurang lebih sama.
 Tawarkan waktu kerja yang fleksibel, keleluasaan mengatur diri sendiri dan
pekerjaan, serta penghasilan tak terbatas melalui skema full komisi.
 Kita bisa menjajnjika saham setelah tenggat waktu tertentu atau pencapaian
prestasi tertentu atau gabungan keduanya.
 Jika diperlukan, kita bisa memberikan tawaran langsung pembagian kepemilikan
(saham).

6. Melakukan Training dan Uji Coba


Sebagai instruktur kewirausahaan, kami sering menerima undangan pembukaan
rumah makan, dan biasanya acara utamanya adalah makan gratis. Kami mengamati setiap
berada pada tahap awal para pegawai masih ragu-ragu bergerak, belum cetakan, dan mondar-
mandir tidak keruan. Makanan pun selalu terlambat datang. Alhasil, beberapa komentar tidak
sedap bermunculan secara bisik-bisik. Apalagibada pelayan yang tanpa sengaja
menumpahkan minuman ke pakaian salah seorang tamu. Rumah makan seperti itu bisa
dipastikan tidak memberikan training dan melakukan simulasi kepada karyawannya sebelum
melakukan launching.

Namun, kami juga beberapa kali menemukan rumah makan ketika diresmikan
semuanya berjalan lancar seolah-olah sudah buka cukup lama. Decak kagum para tamu pun
bermunculan. Tahukah anda, semuanya itu selalu harus diawali dengan persiapan yang
matang dan mutlak, harus dilakukan simulasi, apapun jenis bisnis yang akan kita pilih.
Beberapa tips berikut ini mungkin bisa membantu anda;

 Ada atau tidak ada pegawai, anda harus melakukan uji coba. Jika bisnis anda adalah
rumah makan, maka mengundang teman dan keluarga dekat untuk “memcoba”
sebuah situasi ramai amat diperlukan. Jika bisnis anda adalah usaha dalam jasa
laundry, berikan pelayanan pertama kepada mereka dan mintalah pendapat mereka.
 Jika anda memiliki pegawai, latihlah mereka mengerjakan tugas mereka dalam
keadaan rama atau under pressure. Misalnya, menyajikan makanan dalam waktu
cepat. Order yang banyak akan menguji kemampuan mereka memproduksi dalan
jangka waktu tertentu. Buatlah simulasi dalam menghadapi situasi yang ekstrem.
 Lakukan pencatatan waktu dan kendala yang dialami untuk didiskusikan dengan
mereka. Mungkin mereka punya usulan yang lebih baik.

7. Memproduksi Alat-Alat Promosi


Meski usaha baru sangat memerlukan promosi, sebagaian besar pengusaha lebih
banyak membuat sekadarnya saja, asal ada, dan cukup memberi informasi. Pengalaman kami
mengatakan, bayak alat promosi yang mengirimkan pesan yang salah sehingga menjadi tidak
efektif. Jangan selalu menyangka masalahnya ada pada biaya. Masalahnya adalah
menemukan orang yang bisa membantu anda menerjamahkan produk anda dengan cepat.
Perhatikanlah hal-hal berikut;
 Kop surat dan amplop, jika perlu
 Stempel
 Brosur, jika perlu
 Display dan neon sign jika usaha anda adalah retail atau rumahkan
 Kemasan dan alat penunjang, seperti tas plastic

8. Pilihan Legalitas Usaha, Formal atau Non-formal


Untuk sebuah tahap awal, prinsip yang harus kita lakukan adalah tekan fixed cost
sebanyak mungkin, apalagi sekedar untuk pembentukan formalitas seperti ini. kita bisa
menunggu untuk membuat usaha kita didaftarkan secara resmi, sampai kita cukup mampu
mengelola cash flow dengan nyaman. Terlebih jika usaha kita tidak sering behubungan
dengan perusahaan secara formal. Bahkan jika kita selalu ikut tender di perusahaan-
perusahaan besar sekali pun.
 Untuk tahap awal, lakukan secara non- formal karena akan menghemat biaya set-up(
contoh: biaya notaries untuk set-up PT memerlukan Rp. 8 juta dan untuk pembukaan
rekening bank minimal kita perlu menaruh RP. 1 juta dan sejumlah rupiah tertentu
untuk modal disetor yang harus masuk kerekening bank).
 Jika kita khawatir logo and brand kita dijiplak orang lain, daftarkanlah ke departemen
kehakiman, lakukan sendiri karena biayanya hanya beberapa ratus ribu rupiah( Rp.
1,5 juta jika melalui notaries).
 Meskipun tidak menggunakan pt atau cv, anda tetap bisa masuk dan ikut tender pada
perusahaan besar dengan meminjam PT milik orang lain dengan memberikan service
fee tertentu.
Non Formal
none
Relatif sangat kecil
Dari rumah, sewa
mesin

Berikut adalah perbandingan non-formal, semi formal, dan formal.

Selain itu, harap diingat membentuk usaha secara formal berarti anda mengikat
perjanjian hukum dengan beberapa orang. Haruskah anda mengikat hubungan hukum dengan
orang-orang yang dengan beberapa orang. Haruskah anda mengikat hubungan hukum dengan
orang-orang yang belum pernah menjalankan bisnis bersama dengan anda? Renungkan dan
ujilah sebelum anda menjalankannya.

9. Peresmian
Banyak pemula yang menyalahartikan peresmian usaha dengan pembukaan yang
glamor dan mewah sehingga melupakan sisi penting doa bersama dan sisi marketing yang
dihasilkan. Sementara itu, banyak juga orang yang melupakan peresmian karena beranggapan
peremian usaha adalah boros dan hanya buang-buang uang. Akhirnya, financial planning
andalah yang menentukan seberapa besar budget anda untuk peresmian. Berikutnya adalah
memamfaatkan momen peresmian semaksimal mungkin.
Dibawah ini adalah tips ynag penting untuk anda:

 Peresmian tempat usaha menjadi sebuah hal penting karena anda mengundang teman
dan kerabat yang akan membantu anda memasarkan usaha anda.
 Peresmian dengan tumpengan sesderhana dan doa bersama sudah cukup.
 Undang juga tetangga anda sekitar tempat anda buka usaha. Agar anda dikenal,
didukung, dan didoakan oleh orang-orang disekitar anda.
 Sebarkan voucher dank upon diskon agar mereka bisa menggunakannya sendiri atau
memberikannya pada orang lain untuk mencoba usaha anda.
 Jikab anda memilih memproduksikan brosur, titipkan brosur dalam jumlah tertentu
kepada tamu undangan dan minta bantuan mereka untuk menyebarkannya kepada
para kenala. Hal ini efektif karena mereka pasti memuji usaha anda.

10. proses Tambahan: Website dan seragam


Akhirnya perlu diperhatikan 2 poin terakhir ini karena keduanya memiliki sifat strategis
dalam usaha anda. Mari kita lihat satu persatu.
Website:

 Membuat website untuk beberapa bidang industry adalah mutlak, seperti pada
industry stoples cantik, jaket kulit, atau makanan ringan, bahkan rumah makan.
 Lakukan secara gratis, cari website yang memberikan anda kemudahan iini seperti:
blogspot, wordpress, multiply, atau bahkan facebook.
 Jika anda merasa perlu alamat web personal, beli dominan name saja( sekitar rp. 500-
600 ribu untuk 5 tahun0 dan forward semuanya klik ke web hosting gratis anda.
Contohnya adalah ketjap, net atau emasoekamto.com.
Website menjadi salah satu tolok ukur kalau anda berani mencetak kartu nama. Alamat yang
tidak gratis menjadi syarat minimal. Alamat e-mail yang sesuai dengan nama perusahaan
anda bisa jadi meningkatkan derajat anda habis-habisan, mesipun biayanya tidak mahal. Web
hosting di dalam negeri cukup murah, anda bisa memperolehnya dengan biaya sebesar Rp. 1-
2 juta per tahun, harga ini sudah termasuk alamat e-mail yang sesuai dengan nama domain
anda. Kalau menggunakan web hosting di luar negeri, biayanya berkisar Rp. 150.000 per
bulan, tergantung pergerakan kurs rupiah kita.

Seragam:

 Untuk beberapa bidang seperti rumah makan dan jasa event organizer, maka
diperlukan pakaian seragam petugas untuk mengangkat citra anda.
 Carilah cara untuk menghemat, misalnya dengan sponsorship dan para supplier anda.
 Gunakan kualitas sedang sampai murah untuk tahap awal.

Cobalah anda perhatikan rumah makan- rumah makan kecil yang pelayannya mengenakan
seragam, anda akan cenderung merasa merekalebih professional. Pada sebuah tempat cuci
sepeda motor, kami pernah menemukan ketiga orang pegawainya mengenakan seragam kaos
dengan nama mereka besar-besar di punggung. Rasanya, sebagai konsumen kita rela
membayar lebih banyak seribu atau dua ribu rupiah hsnys gara-gara seragam.

11. Belajar dari common mistakes


Akhirnya, pelajaran terbaik adalah pelajaran yang datang dari pengalaman. Harganya
jelas lebih mahal dari pelajaran dibangku kuliah manapun. Jika anda belum pernah
mengalaminya secara langsung, biasanya anda akan cenderung menganggap remeh.
Meskipun, demikian, cobalah memberi perhatian ekstra pada poin-poin dibawah ini yang
telah menelan banyak korban teman-teman seperjuangan anda:

 Membuat usaha bisnis secara legal di tahap awal atau terburu-buru pada bulan-bulan
pertama, mengikat hubungan hukum tanpa mengalami kerja sama sebelumnya.
 Tidak melakukan riset mendalam terhadap persaingan dan kekuatan internal( SWOT
analysis).
 Menghabiskan terlalu banyak dana untuk membeli perlatan dan renovasi, termasuk
sewa tempat, salah memilih lokasi.
 Membayar upah tenaga kerja lebih mahal dari pesaing.
 Menggunakan tenaga kerja yang levelnya mahal dari pesaing.

Cara terbaik mempelajari common mistakes adalah berinteraksi langsung dengan pelaku
usaha yang pernah mengalaminya pelajarilah kiat-kiat mereka untuk bangkit dari kesalahan
dan untuk memperbaiki kesalahan itu.

1.2 PERENCANAAN BISNIS


Setelah memahami peran penting entrepreneurship dan bagaimana memulat usaha,
marilah kita tutup keseluruhan madul ini dengan membuat sebuah Rencana Bisnis (Business
Plan) untuk kegiatan usaha. Tentu saja sebuah Rencana Bisnis dapat dibuat sangat detail dan
kompleks ataupun singkat sesuai dengan kebutuhannya.
Semakin besar risiko dan rumitnya proses produksi dan proses transaksi bisnis, maka
semakin kompleks pula rencananya. Demikian pula bila Rencana Bisnis itu akan digunakan
secara resmi untuk pihak-pihak terkait, misalnya untuk kepentingan para investor bankers,
atau pemerintah. Namun, alam bagian ini akan digambarkan proses sederhana pembuatan
rencana sebuah bisnis beserta aspek-aspek yang harus terkandung didalamnya.

Tentu saja tujuan pemberian mata kuliah kewirausahaan bukanlah untuk membuat
kita mahir membuat business plan. Tujuan Pemberian mata kulah ini adalah agar kita tertarik
dan memulai menjadi wirausaha dengan membuat Rencana Bisnis. Caranya adalah segera
memulai dengan belajar “membuka pintu” dan menjadi pengusaha dari usaha yang kita
akrabi dan kita sukai. Tentu, saja dengan membuat inovasi-inovasi baru dalam bisnis kita,
yarg membuat bisnis kita berbeda dergan bisnis lain yang sudah ada.
Rencana Bisnis sekali lagi bukanlah tujuan akhir dari mata kulah ini. ini hanyalah
sebuah alat bantu agar kita dapat mensistemasi logika bisnis kita. Kelak saat memulai usaha
janganlah terlalu lama atau terlalu asyik dengan paperwork seperti ini.Ketika usaha kita
sudah besar dan kita perlu berhubungan dengan investor, mitra usaha atau bank, maka kita
perlu membuat sebuah perencanaan bisnis dengan strategi dan master plan yang lebih
komprehensif dan holistic. Hal ini akan membuat kita memiliki kejelasan tujuan dan peta
arah yang akan dituju dan gambaran rangkaian tindakan untuk mencapainya.
Perbedaan Rencana Bisnis dan Perencanaan Bisnis
 Tips
Sebuah Rencana Bisnis harus disusun menarik mungkin. Beberapa tips untuk menyusun
Rencana Bisnis adalah sebagai berikut :

 Singkatan dan padat. Buatlah Rencana Bisnis dengan singkat da padatan sehingga
dalam waktu yang singkat orang akan mengerti, jelas, dan tertatik untuk
mendengarkan dan memahami lebih lanjut.
 Terorganisasi rapi dengan penampilan menarik. Ini akan mempermudah kita untuk
meyakinkan atau pihak lain agar mau membaca Rencana Bisnis kita.
 Rencana yang menjanjikan. Rencana Bisnis yang dibuat harus bisa memproyekskan
rencana apa yang akan dilakukan pada masa yang akan datang.
 Hindari untuk melebih-lebihi proyeksi. Meskipun Rencana Bisnis disusun
berdasarkan asumsi-asumsi, harus diingat bahwa asumsi tersebut tidak boleh dibuat
tanpa dasar yang jelas, apalagi jika terlalu dilebih-lebihkan.
 Kemukakan semua resiko yang signifikan. Inti dari bisnis adalah mengelola risiko.
Untuk itu, pembaca Rencana Bisnis kita harus mengetahui resiko-resiko yang
berhubungan dengan bisnis yang rencanakan. Ini akan membantu pembaca untuk
lebih realistis dalam menilai bisnis kita.
 Tim yang terpercaya dan efektif. Ini merupakan salah satu faktor penting dalam
membangun bisnis. Kompetensi kita dan kompetensi tirn yang mendukung usaha kita
menjadi salah satu modal untuk meyakinkan pembaca.
 Fokus. Fokus pada suatu bisnis sebelum melangkah ke bisnis berikutnya. Fokus
seorang entrepreneur adalah kemampuan menangkap peluang yang ada. lni berkitan
dengan komitmen kita untuk menjalankan bisnis yang direncanakan.
 Tentutan target pasar. Rencana Bisnis yang baik harus mencantumkan target pasar
yarg menjadi target mereka, perilaku konsumen dan kajian tentang pola pembelian.
 Realistis. Buatlah proyeksi keuangan yang realistis yang bukan hanya dibuat
berdasarkan pikiran kita semata, melainkan sudah kita uji bertanya ke sebanyak
mungkin narasumber, dan periksa kebenarannya. Jangan membuat usaha yang hanya
indah di atas kertas dan dalam larnunan kita saja.
 Spesifik. Merumuskan sasaran-sasaran spesifik dalam periode waktu tertentu.

Hal Mendasar yang Harus Tercantum dalam sebuah Rencana Bisnis :

 Rencana (bisnis) kita diawali dengan ide (bisnis) yang ingin kita jalankan.
 Alasan bahwa ide Rencana Bisnis kita merupakan sebuah jawaban atas kebutuhan
permintaan pasar, atau dapat menciptakan pasar baru.
 Alasan bahwa kita adalah orang yang paling tepat untuk menjalankan bisnis ini.
 Penjelasan mengenai cara mengembangkan bisnis kita dan bagaimana akan
menghasilkan uang atau memberi keuntungan.
 Sasaran pasar, siapa pembeli produk kita, dan bagaimana kita penjualan.
 Rincian mengenai dana yang dibutuhkan untuk memuta bisnis tersebut.
Kensep dan Wawasan
Bagaimana Memulai Usaha ?

Setiap langkah-langkah besar selalu dimulai dari langkah pertama. Bagitulah Confusius
menegaskan tentang pentingnya sebuah langkah dalam memujudkan ide sehingga dapat
dikomersialisasikan. inilah saatnya memulai kegiatan Bisnis. Namun demikian, memulai
sebuah bisnis memerlukan pemahanan yang mendalam apa itu bisnis. Pengertian bisnis
meliputi beberapa aspek antara lain :

1. Means “things to do...”


 eq. it’s not your business... It is my business,etc.
2. Means “Transaction...”
 Eq. Let’s do business...
3. Means
 “An organization that provide; goods and services to tearn profits.”(Griffin:2002)
 “Activiry and enterprise that provides goods and services that a society needs”
(Bovee et.al : 2004)

Dari Pangertian bisnis di atas, penekanan ada pada pendekatan model Griffin dan
Bovee yaitu bisnis adalah setiap kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa guna memenuhi
kebutuhan konsumen yang tentunya menghasilkan keuntungan. Pengertian ini juga
menandaskan dalam setiap kegiatan bisnis, selain konsumen, hal yang paling utama adalah
pencapaian kesejahteraan masyarakat. Wirausaha menjalankan perannya dengan tujuan
tercapainya kesejahteraan tidak hanya bagi individu, tapi juga tetap mamberi nilai tambah
bagi masyarakat melaiui kegiatan inovasi dan baru (Raymond Kao).

Pemilihan jenis usaha pada masa sekarang ini harus diakukan dengan penuh kehati-
hatian. Hal ini disebabkan oleh perilaku konsumen yang sangat sulit ditebak dan cenderung
cepat bosan sehingga banyak produk yang cepat sekali mati. Kepastian para investor dalam
memilh kegiatan bisnis sangat ditentukan oleh pengembalian modal yang cepat dan disertai
dengan besarnya keuntungan yang berkelanjutan (sustainable).

Rencana Bisnis pada dasarnya adalah sebuah gambaran rinci mengenai usulan bisnis.
Adapun hal-hal yang harus ada di dalamnya adalah deskripsi bisnis, jenis pelanggan (sasaran
pasar) yang akan dilayani dan situasi persaingan (pemasaran), sarana, dan prasarana untuk
membuat produk/jasa (produksi), sumber dan pengelolaan keuangan serta sumber daya
manusia (sebagai pelaku bisnis).

Rencana Bisnis (Business Plan)


Rencana Bisnis pada umumnya terdiri dari tujuan bisnis, strategi yang digunakan
untuk mencapainya, masalah potensial (potential problem) yang kira-kira akan dihadapi dan
cara mengatasinya, struktur organisasi (termasuk jabatan dan tanggung jawab) dan modal
yang diperlukan untuk membiayai perusahaan serta bagaimana mempertahankannya agar
berhasil berproduksi di atas titik impas (break even point).

Menarik tidaknya sebuah Rencana Bisnis sangat bergantung pada bagaimana cara kita
menulis dan menyusunnya. Seringkali kita memiliki ide bisnis yang brilian, tetapi kesulitan
dalam mengungkapkannya. Rencana Bisnis akan baik apabila mengikuti pedoman yang
berlaku dalam dunia bisnis, baik dari segi susunan maupun isi.
Ada 3 (tiga) bagian utama dari sebuah Rencana Bisnis :

1) Konsep Bisnis; menjelaskan secara rinci mengenai industry yang digeluti, sruktur
bisnis, produk dan jasa yang ditawarkan dan bagaimana cara menyukseskan bisnis.
2) Pasar (market); membehas dan menganalisis konsumen potensial, yaitu siapa dan
dimana mereka berada, dan apa yang menyebabkan mereka mau membeli, serta
menjelaskan persaingan yang akan dihadapi dan bagaimana kita memosisikan diri
untuk memenangkannya.
3) Rencana Keuangan; menjelaskan estimasi pendapat dan analisis break even.

Ketiga bagian utama tersebut dapat dibagi lebih rinci menjadi 7 komponen kunci, yaitu :

 Ringkasan,
 Deskripsi Bisnis, Strategi Pasar,
 Analisis kornpetisi.
 Rencana Desain dan Pergembangan,
 Rencana Operasi dan Manajemen,
 Analisis Rercana Keuangan.

Panjang pendeknya sebuah Rencana Bisnis sangatlah bergantung pada fungsi Rencana
Bisnis itu sendiri. Biasanya Rencana Bisnis tebalnya antara 15 sampai 20 halaman. Namun,
jika kita mengajukan sebuah bisnis baru atau bahkan industi baru yang berisiko tinggi, maka
kita akan memerlukan penjelasan lebih rinci untuk menyampaikannya, bahkan mungkin
sampai 100 halaman lebih. Demikian pula jika kita membutuhkan investasi baru sebesar
jutaan dolar, maka kita perlu menyampaikan perjelasan yang detail untuk meyakinkan.
Namun, jika kita hanya ingin menggunakan Rencana Bisnis tersebut untuk tujuan internal
seperti untuk mengatur bisnis kita, maka sebuah versi singkat sudah cukup memadai.

Untuk memahami makna dari sebuah Rencana bisnis, maka seorang entrepreneur
sebaiknya
Sumber
Peluang
Daya

Business plan

Fits and gaps

Tim

Pendiri Perusahaan

Sustainability : untuk lingkungan, komunitas, dan masyarakat


Kekuatan yang mendorong kesuksesan suatu bisnis terdiri dari tiga komponen, yaitu:
peluang, tim, dan sumber daya. Ide yang baik tidak selalu merupakan peluang yang baik pula.
Peluang yang berpotensi tinggi terkadang memiliki kekuatan yang jauh lebih besar daripada
ketersediaan sumberdaya atau tim pendukung yang ada pada saat itu.

Dalam dunia bisnis, ketidakpastian dan risiko merupakan teman sejati para
entrepreneur. Peran entrepreneur dan timnya adalah menjaga keseimbangan antara ketiga
kekuatan tersebut dalam lingkungan bisnis yang selalu berubah. Oleh karena itu, tim yang
dibangun oleh entrepreneur merupakan kunci penting bagi keberhasilan. Sebagaiman
dikatakan oleh Arthur rock dari Harvard:” it you can find good people, they can always
change the product.” Keseimbangan ini akan membantu entrepreneur mencapai keberlanjutan
bisnis tanpa harus merusak lingkungan, komunitas, atau masyarakat.

Berdasarkan proses kewirausahaan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa rencana


bisnis merupakan komunikator kualitas dan status keseimbangan antara ketiga kekuatan
tersebut pada saat tertentu. Perlu pula disampaikan disini bahawa sebuah rencana bisnis yang
baik, cepat menjadi using begitu ia selesai dicetak. Oleh karena itu, entrepreneur harus
melatih kebiasaan berencana dan bereaksi secara cepat, dan mengombinasikan logika dan
intuisi dalam segala situai. Seorang entrepreneur juga harus belajar menentukan kapan harus
bertindak dan kapan harus bertahan. Ada contoh kasus di Amerika serikat dimana seorang
entrepreneur berhasil menghemat jutaan dolar karena dia tahu kapan dia tidak boleh
terpengaruh oleh keadaan lingkungan.

Seperti yang dikatakan di atas, ada beberapa aspek utama dalam manajemen yang
perlu diketahui oleh seorang entrepreneur, yaitu aspek pemasaran, keuangan, sumber daya
manusia, dan operasional. Sebelum kita berbicara mengenai keempat aspek utama dalam
pembuatan rencana bisnis, kita harus mengetahui lebih dulu bagaiman cara mengontrol
keempat aspek utama tersebut dengan menggunakan fungsi-fungsi manajemen yang sudah
kita ketahui bersama, seperti planning, leading, organizing, dan controlling. Dan setelah kita
mengenal keempat aspek utama tersebut, kita harus dapat menyimpulkan rencana bisnis ini
dengan lebih baik.

Cakupan Rencana Bisnis


Terdapat berbagai macam formulir penulisan rencana bisnis, meskipun, informasi di
dalamnya mencakup hal-hal serupa. Komponen-komponen yang sebaiknya ada adalah.

1. Ringkasan eksekutif
2. Konsep bisnis ( industry, struktur bisnis, cara berbisnis)
3. Gambaran pasar
4. Target pasar
5. Pesaing dan kondisi persaingan
6. Organisasi dan manajemen
7. Rencana keuangan
8. Lampiran
Ringkasan eksekutif memuat intisari dari rencana bisnis yang disampaikan secara ringkas
jelas, dan memberikan gambaran peluang bisnis. Informasi yang harus ada meliputi:

 Konsep bisnis yang akan dibangun


 Misi perusahaan
 Produk/jasa
 Persaingan
 Target dan ukuran pasar
 Strategi pemasaran
 Tim manajemen

Penting diketahui ringkasan eksekutif sering dijadikan alat bagi para pembaca, terutama
investor untuk mengambil keputusan dan menilai apakah rencana bisnis kita layak atau tidak.

Maka pada bagian ini, anda harus juga menampilkan data ringkas yang berkaitan dengan
keuangan yang meliputi jumlah modal yang diperlukan. Break even point, periode uang
kembali atau dikenal dengan payback period, tingkat pengembalian internal atau dikenal
dengan internal rate of return(IRR) dan nilai bersih saat ini atau dikenal dengan net present
value. Pengertian dan konsep tentang istilah-istilah diatas dibahas dalam bab mengenal
rencana keuangan.

Komponen selanjutnya adalah mengenai gambaran dari perusahaan itu sendiri. Gambaran
perusahaan memuat informasi-informasi sebagai berikut:

 Identitas perusahaan.
Memuat data tentang nama, lokasi, dan status badan hokum perusahaan yang kita
dirikan.
 Visi dan Misi perusahaan.
Serig kali visi dan misi perusahan dijadikan bahan pertimbangan oleh pembaca
Rencana Bisnis yang ingin menjadi rekan atau partner bisnis kita.
 Gambaran sekilas tentang produk/ jasa
Bagian ini memuat gambaran sekilas tentang produk yang akan dibuat. Produk harus
ditampilkan semenarik dan serealitas mungkin untuk lebih menarik perhatian
pembaca.
 Perkembangan sampai saat ini
Pembaca akan mencoba mencari informasi tentang apa yang telah kita lakukan atau
perkembangan yang ada sampai pada saat kita membuat Rencana Bisnis tersebut.
 Status hukum dan kepemilikan
Hal ini penting diketahui dan diinformasikan dalam dalam Rencana Bisnis yang
dibuat agar pembaca lebih yakin akan kelangsungan bisnis yang direncanakan.
Untuk bisa menganalisis apakah sebuah Rencana Bisnis layak atau tidak, tentu saja data
tentang bisnis yang direncanakan harus didukung dengan analisis mengenai industry dimana
bisnis kita berada. Informasi yang harus ditampilkan meliputi:

 Trend an pertumbuhan industry.


Informasi ini pentingk karena pembaca akan lebih tertarik membaca Rencana Bisnis
yang kita buat jika mereka mendapatkan informasitentang tren bisnis yang akan kita
lanjutkan dalam beberapa tahun ke depan. Dengan informasi ini, keyakinan akan
kelangsungan bisnis bias lebih meyakinkan.
 Gambaran pasar
Menampilkan informasi umum tentang kondisi pasar dari produk ataupun industry,
kecenderungan dan perkembangan terakhir.
 Ukuran, pertumbuhan, dan dan tren pasar
Informasi ini menggambarkan seberapa besar “kue” yang ada dalam artian berapa
jumlah uang yang beredar. Informasi ini penting agar kita bisa mendapatkan
gambaran berapa bagian “kue” yang ingin kita ambil dari keseluruhan”kue” yang ada.
 Peluang untuk pemain baru yang inovatif
 Perubahan perilaku konsumen terkait dengan bisnis atau usaha yang kan dijalankan

Informasi selanjutnya yang harus ada di Rencana Bisnis adalah mengenai pesaing dan
bagaimana kondisi persangan yang ada. Informasi yang ditampilkan dapat berupa:

 Pesaing. Pesaing dalam hal ini bisa berupa pesaing langsung maupun pesaing tidak
langsung. Pesaing langsung adalah pesaing yang memiliki produk yang bentuknya
sama dengan produk kita, sedangkan pesaing tidak langsung adalah pesaing yang
memiliki produk yang bentuknya berbeda dengan produk kita, tapi fungsinya sama.
 Potensi persaingan.
 Posisi dalam persaingan. Informasi penting agarkita bisa membuat asumsi yang
lebih nyata.
Bagian berikut dari sebuah Rencana Bisnis adalah gambaran mengenai calon
pelanggan yang berisis karakteristik dari calon pelanggan, gayahidup, kelas sosial, an aspek
geo-demografinya.

Informasi lain yang akan sering menjadi perhatian utama dan terutama oleh investor
(dalam hal ini bisa pihak bank, perusahaan modal ventura, penanam modal perseirangan)
adalah tim. Tim yang ada akan menjadi acuan apakah secara organisasi kita layak, apakah
kita memilki tim yang mempunyai kompetensi yang diperlkan untuk membuat produk. Untuk
memulai sebuah aktivitas bisnis, formasi tim minimum terdiri atas:

 Personel di posisi kunci.


 Pegawai.
 Struktur organisasi dan gaya manajemen.
Salah satu kelemaha lain yang sering menjadi kedala bagi para pebisnis pemula adalah
bagaimana mereka bisa membuat proyeksi keuangan. Sering kali asumsi yang dibuat tidak
berdasarkan kondisi nyata yang ada di lapangan. Oleh karena itu, informasi di bawah ini akan
membantu untuk lebih meyakinkan apakah Rencana Bisnis kita layak atau tidak.

 Biaya modal yang diperlukan


 Proyeksi pendapatan/penjualan.
 Proyeksi aliran kas.
 Kinerja keuangan yang ditargetkan.
 Seringkali yang membuat pembaca tidak tertarik dengan Rencana Bisnis yang dibuat
adalah karena mereka mengalami kebigungan. Kebingungan ini disebabkan karena
penulis mencampurkan data-data yang seharusnya cukup ditampilkan di lampiran
justru di bagian utama Rencana Bisnis.
 Data-data yang sebaiknya cukup ditampilkan di lampiran adalah:
 Kontrak. Pada bagian ini, kontrak kerja sama yang sudah dibuat, contohnya dengan
pemasok, agen, dan sebagainya, sebaiknya ditampilkan. Hal ini akan lebih
meyakinkan pembaca Rencana Bisnis.
 Rekomendasi. Bagian ini jika ada akan sangat membantu untuk lebih meyakinkan
pihak yang membaca Rencana Bisnis kita bahwa kita maupun tim yang kita buat
mempunyai kompetensi yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis yang
direncanakan.
 Foto-foto. Foto dnah lokasi, persiapan-persiapan, desain, logo, produk, personel tim,
dan foto-foto lain yang akan membantu meyakinkan pihak yang membaca Rencana
Bisnis kita.
 Rincian keuangan. Semua perhitungan keuangan cukup dimasukkan di lampiran.
 Resume. Di bagian ini, untuk lebih memberikan keyakinan yang memadai, data
pribadi dari semua anggota tim dilampirkan.

Tips Penulisan

Beriut ini beberapa tambahan yang perlu diperhatikan:

 Penampilan. Rencana Bisnis sebaiknya diketik/dicetak, bisa dijilid atau ring (spiral)
binding, minimalkan kesalahan ketik.
 Panjang halaman biasanya antara 10-20 halaman, hindarkan lebih dari 40 halaman,
kecuali untuk proyek-proyek yang kompleks dan berisiko tinggi.
 Halaman muka (cover) dan judul. Pada halaman muka harus dicantumkan nama
perusahaan, alamat, telepon, dan tanggal pembuatan Rencana Bisnis.
 Ringkasan. Pada bagian ringkasan ini berisi 1-2 halaman berisi status bisnis,
produk/jasa, konsumen/pasar, proyeksi keuangan, target 3-7 tahun ke depan, jumlah
modal yang dibutuhkan, dan keuntungan bagi calon investor.
 Daftar isi. Untuk mempermudah pembaca Rencana Bisnis dalam mencari informasi
yang mereka perlukan, maka cantumkan seluruh bagian dalam daftar isi beserta
nomor halamannya.

Satu hal yang perlu kita ingat: Jangan terlalu memaksa untuk membuat Rencana Bisnis yang
sempurna. Sebuah Rencana Bisnis yang sukses di atas kertas tidak menjain akan suskes dalam
kenyataannya. Buatlah Rencana Bisnis yang terbaik, tetapi jangan terlalu membuang energi di
situ, simpanlah energi yang besar untuk menjalankan aktivitas bisnis yang sebenarnya.

(Sahar & Bobby Hashem).


Daftar Pustaka
Coulhard, Max & Howell, Andrea & Clarke, Geoff. 1996. Business Planning the key to
Success. Australia: MacMillan Education.

Finch, Brian. How to Write a Business Plan. 2nd edition. Kopan Page.

Hashemi, Bobby dan Sahar. 2002. Anyone Can Do It. Building Coffe Republic from Our
Kitchen Table. Capstone.

Hedro & W.W, Chandra. 2006. Be A Smart and Good Enterpreneur. Jakarta: CLA
Publishing.
Kuratko, Donald F & Hodgetts, Richard M. 2001. Enterpreneur. 5th edition. South Western
Pinson, Linda. 2001. Anatomy of a Business Plan. Dearbon Trade Publishing. SWA. 2005.

Timmons, JA, and Spinelli, S., New Venture Creation. 7th edition. McGraw Hill
International.
Umar, Husein. 2001. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai