Id Doc: 589c945781944d9611493e58
SKRIPSI
Oleh
ERNAWATI SIMAMORA
NIM A1B110027
SKRIPSI
Oleh
ERNAWATI SIMAMORA
NIM A1B110027
iii
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58
iv
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58
ABSTRAK
v
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58
vi
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya
dalam Cerpen pada Buku Teks Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan Kelas VII
SMP Terbitan Kemendikbud 2013. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu
Peneliti menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak yang bersedia
meluangkan waktunya, penggarapan skripsi ini tidak dapat berjalan lancar. Pada
Fitrah, M.Hum., Ph.D. selaku Pembimbing I yang dengan sabar telah membimbing
penulis dari awal hingga akhir selesai penggarapan skripsi ini. Terimakasih juga
kepada ibu Dra. Hj. Irma Suryani, M.Pd selaku Pembimbing II yang dengan
skripsi ini.
Larlen, M.Pd., selaku penguji 1, bapak Drs. Andiopenta Purba, M.Hum. M. Div
selaku penguji 2, dan Bapak. Drs. Imam Suwardi Wibowo, M.Pd. selaku penguji 3
yang telah memberi masukan yang sangat berharga demi kesempurnaan skripsi yang
telah penulis susun. Serta terimakasih pula penulis sampaikan kepada bapak Drs.
Larlen, M. Pd., selaku pembimbing akademik yang telah membimbing penulis selama
duduk di bangku perkulihan. Kepada ibu Dra. Hj. Yusra D., M.Pd. selaku ketua
vii
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58
jurusan PBS dan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Albertus
Sinaga, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
untuk Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
FKIP Unja yang telah membagi ilmunya dengan rasa hormat penulis sampaikan
terima kasih. Begitu pula kesempatan yang diberikan oleh Rektor Universitas Jambi
dan Dekan FKIP Unja kepada penulis untuk mengikuti kuliah di lembaga yang beliau
khususnya kepada ayah tercinta Basri Simamora, ibunda Romasi Silaban yang telah
memberikan dorongan moril maupun materil selama ini. Penulis juga mengucapkan
terimakasih kepada suami tercinta Jefri Sumbayak yang selalu memberi dorongan dan
semangat.
yang telah diberikan selama ini menjadi amal ibadah dan mendapat berkah dari
Tuhan Yang Maha Esa. Penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran demi
kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua.
Amin.
Penulis
viii
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. iii
SURAT PERNYATAAN ............................................................................ iv
ABSTRAK .................................................................................................... v
KATAPENGANTAR ................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 5
ix
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58
x
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan ........................................................................................ 61
5.2 Saran .............................................................................................. 61
xi
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58
BAB I
PENDAHULUAN
Karya sastra merupakan suatu bentuk karya yang sangat indah dan dapat
menyentuh jiwa pembaca karena di dalam karya sastra memuat cerita-cerita yang
mampu membuat hati pembaca ikut larut dan merasakan sesuai dengan perasaan
yang sedang dialami oleh tokoh yang ada dalam cerita. Meskipun sebenarnya
cerita dan peristiwa tersebut tidak pernah terjadi tetapi seakan-akan sedang terjadi
baik berupa cerpen, novel, maupun roman, biasanya diambil dari cerita-cerita
budaya, moral, budi pekerti, pendidikan maupun nilai sosial (Sumardjo, 1986: 3).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa karya sastra merupakan salah satu
wujud dari bentuk penyampaian nilai moral dan budi pekerti yang diamanatkan
pencipta lewat tokoh cerita. Tidak mengherankan jika karya sastra sangat menarik
1
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58 2
berilmu, berahlak dan berbudaya tinggi terkait dengan uraian diatas tidaklah
berlebihan jika dikatakan bahwa dari karya sastra seorang bisa belajar tentang
hakikat hidup dan kehidupan, bahkan kehidupan dari pengarang itu sendiri seperti
hampir semua corak kehidupan masyarakat tersirat dan bahkan tersurat dalam
Salah satu bentuk karya sastra adalah cerpen. Cerpen merupakan kisahan
pendek (kurang dari 10.000 kata), yang memberikan kesan tunggal yang dominan
dan memusatkan pada satu tokoh disuatu situasi (Moeliono, 2008: 201). Cerita
pendek adalah kisahan yang memberi kesan tunggal yang dominan satu tentang
satu tokoh dalam satu latar dan satu situasi dramatika. Cerpen juga harus
juga merupakan salah satu bentuk karya sastra yang berbentuk prosa, cerpen
konflik secara singkat dan lugas, namun memiliki unsur-unsur sastra yang
menarik.
Cerpen sebagai salah satu karya fiksi pada hakikatnya menawarkan sebuah
dunia yang bersifat model-model kehidupan yang diidealkan, dunia imajiner yang
penokohan, latar yang bersifat imajiner, semua itu bersifat rekaan yang sengaja
dikreasikan oleh pengarang dengan dunia nyata, lengkap dengan peristiwa dan
terhadap kehidupan. Namun hal itu dilakukan secara selektif dan dibentuk sesuai
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58 3
hidup mana yang dianut dan dijauhi, dan hal apa saja yang dijunjung tinggi.
Adapun nilai-nilai pendidikan pada cerpen dalam buku teks Bahasa Indonesia ini,
yaitu: Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokrasi dan bertanggung jawab. Nilai
tepat. Salah satu alat yang dapat diwujudkan nilai pendidikan adalah karya sastra
cerpen, drama, dan pantun dapat dijadikan alat dalam mewujudkan pendidikan.
nilai baik dan nilai buruk. Karya sastra juga dapat dipakai untuk menggambarkan
dan berkesinambungan.
Salah satu materi pelajaran sastra di SMP adalah cerpen. Dalam penelitian
ini penulis sengaja menyajikan cerpen yang ada pada buku teks bahasa Indonesia
ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58 4
kurikulum 2013. Melalui buku ini, diharapkan siswa mampu memproduksi dan
akademis.
Buku teks merupakan sarana penting dan ampuh bagi penyediaan dan
pemenuhan pengalaman tak langsung dalam jumlah yang besar dan terorganisasi
Pengetahuan kelas VII SMP terbitan kemendikbud yang berkaitan dengan nilai-
relevan untuk diteliti dan diungkapkan kembali pada saat ini sebagai pembentuk
seperti cerpen, dapat memberikan sumbangan dan menjadi tawaran alternatif bagi
upaya perbaikan karakter peserta didik yang saat ini tengan mengalami
ada tidaknya nilai pendidikan dalam cerpen pada buku teks bahasa Indonesia
Wahana Pengetahuan kelas VII SMP terbitan kemendikbud sebagai bahan kajian.
penelitian mengenai nilai pendidikan dalam cerpen pada buku teks bahasa
karena buku terbitan ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan buku teks
terbitan lain. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk mengkaji
nilai-nilai pendidikan cerpen yang ada di dalam buku teks ini sebagai bahan kajian
dalam penulis skripsi, dan peneliti pun mengambil judul “Nilai-nilai Pendidikan
dalam Cerpen pada Buku Teks Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan Kelas VII
dalam penelitian ini adalah nilai-nilai pendidikan apa sajakah yang terdapat dalam
cerpen pada buku teks bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan kelas VII SMP
terbitan kemendikbud?
Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
buku teks bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan kelas VII SMP terbitan
kemendikbud 2013.
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Cerpen adalah cerita rekaan yang memusatkan diri pada satu tokoh dalam
satu situasi pada suatu saat, hingga memberikan kesan tunggal terhadap pertikaian
Notosusanto (Tarigan, 1984: 176) mengatakan bahwa “cerita pendek adalah cerita
yang panjangnya sekitar 5000 kata atau kira-kira 17 halaman kuarto spasi rangkap
singkat saja. Kepribadian tokoh atau tokoh-tokoh pun tidak berkembang dan tidak
menyaksikan perubahan nasib tokoh-tokoh ini ketika cerita ini berakhir. Dan
ketika konflik yang hanya satu itu terselesaikan, maka kelanjutan kehidupan
Menurut Utomo (2009: 16) cerpen merupakan sebuah cerita rekaan yang
lengkap (didalam bahasa Inggris disebut Selfcontained) : tidak ada, tidak perlu ada
dan harus tidak ada tambahan lain dalam cerpen, perkembangan karakteristik
memang tak seleluasa cerpen. Keterbatasan ruang ekspresi dalam cerpen tak
7
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58 8
Cerpen itu memang pendek, singkat bahkan ada ahli sastra yang
memberinya batasan sebagai “cerita yang habis dibaca dalam sekali duduk”. Di
dalam cerita yang singkat seperti itu, tentu saja tokoh-tokoh yang memegang
peranan tidak banyak jumlahnya, hanya seorang, atau sekitar empat orang paling
banyak. Itupun tidak seluruh kepribadian tokoh atau tokoh-tokoh itu diungkapkan
di dalam cerita, fokus atau pusat perhatian hanya satu. Konflik hanya satu ketika
cerita dimulai, konflik itu sudah hadir disitu, tinggal bagaimana menyelesaikannya
Sebuah cerpen pada dasarnya menuntut adanya perwatakan jelas pada tokoh
crita. Sang tokoh merupakan ide sentral dari cerita, cerita bermula dari sang tokoh
dan berakhir pula pada “nasib” yang menimpa sang tokoh itu. Unsur perwatakan
lebih dominan daripada unsur cerita itu sendiri. Membaca sebuah cerpen berarti
jalan ceritanya. Beda dengan sebuah novel di mana kedudukan perwatakan dan
jalan cerita berada dalam satu keseimbangan, ibarat dua sisi dari satu mata uang
disimpulkan bahwa cerpen adalah sebuah cerita yang melukiskan tentang perilaku
sesaat manusia, namun merupakan satu kebulatan ide, memusatkan diri pada satu
dijumpai dalam buku bacaan sastra dan media masa. Karya sastra lahir dari
sastra yang membentuk sebuah struktur dan dituangkan dengan media bahasa.
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58 9
unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra.
Unsur instrinsik sebuah cerpen adalah unsur-unsur yang secara langsung turut
serta membangun cerita kepaduan antar berbagai unsur instrinsik yang membuat
peristiwa, cerita, plot atau alur tokoh, tema, amanat, latar sudut pandang
Menurut Saad (Noor 2005: 33-34) unsur-unsur intrinsik cerita rekaan (fiksi)
dan gaya, sedang unsur-unsur intrinsik drama, menurut Effendi ialah alur dan
Cerpen adalah salah satu karya sastra yang terbangun oleh unsur-unsur yang
secara garis besar dibagi atas dua bagian, yaitu unsur intrinsik dan unsur
membentuk karya sastra tersebut seperti penokohan atau perwatakan, tema, alur
(plot), gaya bahasa, latar, amanat dan sudut pandang. Unsur ekstrinsik adalah
unsur dari luar suatu cerpen yang mempengaruhi isi karya sastra tersebut misalnya
ekonomi, politik, sosial dan lain-lain. Berikut ini uraian beberapa unsur-unsur
1. Tema
Tema adalah topik atau pokok pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai
pengertian topik, padahal kedua istilah itu mengandung pengertian yang berbeda.
Topik dalam suatu tulisan atau karangan berarti pokok pembicaraan, sedangkan
tema merupakan tulisan atau karya fiksi (Semi, 1989: 37). Menurut Stanton
(Yundi Fitrah, 2010: 95), tema adalah makna suatu cerita atau karya yang secara
spesifik berhubungan dengan sejumlah besar unsur suatu cerita itu. Makna yang
dinyatakan di sini adalah a point, semacam keseluruhan isi suatu karya sastra.
Tema sebagai makna cerita juga berhubungan dengan sejumlah besar unsur cerita,
2. Amanat
karyanya yaitu jalan keluar yang dibuat pengarang untuk tema yang
yang baru terhadap apa yang diungkapkan. Untuk mementukan amanat dalam
sebuah karya sastra harus dipertimbangkan apa yang dibahas dalam karya sastra
tersebut. Sebab amanat berkaitan erat dengan gagasan, ide pokok atau pokok-
pokok persoalan. Esten (1984:88) mengatakan bahwa bilamana ide pokok atau
3. Tokoh
Tokoh merupakan salah satu hal yang kehadirannya dalam sebuah fiksi amat
penting dan bahkan menentukan, karena tidak akan mungkin ada suatu karya fiksi
tanpa adanya tokoh yang diceritakan dan tanpa adanya tokoh yang bergerak yang
suatu struktur pula. Ia memiliki fiksi dan mental yang secara bersama-sama
perilaku merupakan jalinan hubungan yang logis, suatu hubungan yang masuk
akal, walaupun apa yang dikatakan masuk akal itu mempunyai tafsiran yang
adat istiadat dan sebagainya (Suharianto, 1982: 31). Sujdiman (1992: 36), watak
tokoh dapat disimpulkan pembaca dari pikiran, cakapan, dan lakuan tokoh yang
lingkungan atau tempat tokoh, cakapan dan lakuan tokoh demikian pula pikiran
4. Alur
Menurut Semi (1989: 38) alur atau plot adalah struktur rangkaian kejadian
dalam cerita yang disusun sebagai sebuah interelasi fungsional yang sekaligus
cerita. Dapat disimpulkan bahwa alur merupakan suatu jalur tempat lewatnya
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58 12
5. Latar
Biasanya latar muncul pada semua bagian atau penggalan cerita, kebayakan
pembaca tidak menghiraukan latar ini, karena lebih terpusat pada jalan ceritanya
(Semi, 1989: 38). Menurut Ketut Ginarsa dkk (1985: 16) latar merupakan tempat
dan waktu terjadinya aksi. Kedudukan latar penting karena ia menentukan pula
atau lingkungan fisik di tempat kejadian berlangsung dapat pula dipakai sebagai
latar cerita.
6. Sudut Pandang
ceritanya, dari sudut mana dia melihat peristiwa-peristiwa dalam ceritanya. Pada
hakikatnya sudut pandang merupakan strategi, teknik, siasat yang secara sengaja
dikemukan bahwa, segala sesuatu yang dikemukakan dalam karya fiksi milik
kesemuaannya itu dalam karya sastrafiksi disalurkan lewat sudut pandang tokoh,
7. Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah susunan kata yang merupakan ciri khasa seorang
penulis. Susunan kata ini ada yang kolokial (sehari-hari), resmi, singkat, panjang
lebar, berwarna, lencar, sopan, dan kedaerahan. Dapat juga diartikan gaya bahasa
ialah hubungan antara penguasaan bentuk pada satu pihak dengan isi intelektual
dan emosionalyang dimiliki pengarang dan gaya bahasa dapat juga diartikan
2.3.1 Nilai
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata nilai berarti sifat-sifat yang
menurut Hasan (1995: 114) nilai adalah “sesuatu yang menjadi kriteria apakah
suatu tindakan, pendapat, atau hasil kerja itu bagus/positif atau tidak
bagus/negatif”. Dasar dari nilai adalah agama, tradisi yang berlaku dalam
Nilai adalah sesuatu atau hal yang dapat digunakan sebagai dasar penentu
harapan atau sesuatu yang diinginkan oleh manusia. Karena itu nilai bersifat
perangkat keyakinan atau perasaan yang memberikan corak khusus kepada pola
sesuatu dengan sesuatu yang lain sehingga diperoleh menjadi suatu keputusan
yang menyatakan sesuatu itu berguna atau tidak berguna, benar atau tidak benar,
baik atau buruk, manusiawi atau tidak manusiawi, religius atau tidak religius,
Menurut Suyitno (1986: 3), sastra dan tata nilai merupakan dua fonemena
sosial yang saling melengkapi dalam hakikat mereka sebagai sesuatu yang
filsafat, religi, dan sebagiannya baik yang bertolak dari pengungkapan kembali
kehidupan manusia dalam arti total. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud nilai adalah suatu konsepsi abstrak mengenai baik buruknya
perilaku yang selalu menjadi ukuran dalam proses interaksi sosial masyarakat.
ilmiah, nilai moral, dan nilai agama. Syam (1986:143) menyatakan: bahwa proses
membina sikap hidup kritis terhadap nilai-nilai yang ada dan yang baru ada,
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58 15
bahkan membina pola-pola tingkah laku baru yang sesuai dengan asas-asas norma
yang berlaku tetapi dengan pemahaman berpikir yang baru, lebih mendalam.
melingkupi di dalam pendidikan itu. Satu hal yang menjadi fundamental adalah
bagaimana manusia menjadi lebih dewasa dan mampu menjalani hidup dalam
kehidupan yang lebih terhormat dengan landasan nilai-nilai dan nurani sehingga
sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang, usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara pembuatan mendidik. Jadi,
untuk membentuk seseorang atau sekelompok orang yang memiliki karakter yang
baik maka harus ada usaha mencapai hal tersebut melalui suatu proses yaitu
pendidikan.
laku lainnya di dalam masyarakat dikmana ia hidup, proses sosial dimana orang
yang datang dari sekolah) sehingga dia dapat memperoleh atau mengalami
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58 16
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
adalah proses sepanjang hayat dan perwujudan pembentukan diri secara utuh
manusia sebagai individu, makhluk sosial dan sebagai makhluk Tuhan. Dalam
pendidikan, secara implicit terjalin hubungan antara dua pihak, yaitu pihak
pendidik dan pihak peserta didik yang didalam hubungan itu berlainan kedudukan
dan peranan setiap pihak, akan tetapi sama dalam hal dayanya yaitu saling
diinginkan.
pendidikan akan jelas melalui rumusan dan uraian tujuan pendidikan, sebab di
nasional yang mutakhir adalah UU No. 32 tahun 2003 yang berbunyi “pedidikan
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis
secara berurutan, yaitu: (1) beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
(2) berakhlak mulia, (3) sehat, (4) berilmu, (5) cakap, (6) kreatif, (7) mandiri, (8)
Manusia pada dasarnya hidup di dalam suatu alam yang sakral, penuh
dengan nilai-nilai dan dapat menikmati sakralitas yang ada dan tampak dalam
yang bertakwa akan selalu merasa diawasi dalam setiap garak-geriknya oleh
keimanan yang tinggi, mengamalkan agamnya dengan baik dan benar, maka
tercapai tujuan hidup manusia, yakni bahagia lahir dan batin. Sebagai manusia
yang beriman dan bertakwa maka harus nemiliki sikap, sebagai berikut: (1)
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58 18
adalah nilai-nilai moral, seperti etika, budi pekerti yang luhur, kejujuran, dan
karakter yang berakhlak mulia, yaitu membentuk manusia yang menjunjung tinggi
pekerti; kelakuan.” Hal itu menandakan bahwa akhlak adalah suatu ilmu yang
menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan
2.3.2.3 Sehat
sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal. “Sehat dalah baik seluruh badan serta bagian-bagiannya (bebas dari
sakit); waras” (Moeliono, 2008: 1011). UU No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan
menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial
yang memungkinkan setiap orang dapat hidup produktif secara sosial dan
ekonomi.
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58 19
aspek yakni fisik (badan), mental (jiwa), sosial dan ekonomi. (1) sehat fisik
terwujud apabila seseorang tidak merasa sakit dan secara klinis benar-benar tidak
sakit, semua organ tubuh normal atau tidak ada gangguan fungsi tubuh, (2) sehat
mental (jiwa) mencakup tiga hal yakni pikiran, emosional, dan spiritual. Pikiran
yang sehat terlihat dari cara pikir seseorang yang logis, emosional yang sehat
misal, takut, sedih atau gembira, spiritual yang baik terlihat dari praktek
keagamaan seseorang, yakni kita bisa melaksanakan apa yang diajarkan dan
menjauhi berbagai larangan, (3) sehat sosial terwujud apabila seseorang mampu
berhungan dengan orang lain secara baik, atau mampu berinteraksi dengan
seseorang atau kelompok lain tanpa melihat SARA, atau bisa terlihat dari sikap
saling toleransi dan menghargai, dan (4) kesehatan dari aspek ekonomi terlihat
2.3.2.4 Berilmu
kepandaian tentang segala sesuatu baik jenis kebatinan maupun yang berkenaan
dengan alam dan lain sebagainya. Orang yang mempunyai ilmu dan pengetahuan
Ilmu merupakan hal yang sangat penting dalam hidup untuk memperoleh
kebahagiaan dan kesuksesan. Adapun ciri-ciri orang berilmu (Gym, 2007), yaitu:
(1) orang yang berilmu mampu mengambil hikmah dari suatu peristiwa, (2)
secara bijaksana, (3) mampu menggunakannya untuk kebaikan, dan (4) orang
2.3.2.5 Cakap
cakap jika orang itu pandai menggunakan daya akal dan pikirannya dengan baik
sehingga pekerjaan yang harus dilakukan dapat berlangsung dengan cepat dan
Adapun ciri-ciri orang yang cakap menurut Sukarman (2006), adalah: (1)
(2) memiliki motivasi dan etos kerja yang tinggi serta dapat menghasilkan karya-
karya yang unggul dan mampu bersaing, dan (3) memiliki kesadaran tentang
2.3.2.6 Kreatif
perbaikan secara bertahap pada pekerjaan mereka. Salah satu ciri orang yang
yang dihadapinya.
Kreatif meliputi tiga hal (Ma`aruf, 2007), yaitu: (1) kreatif merupakan
menemukan suatu hal yang baru, (2) kreatif merupakan sikap (Attitude) yaitu
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58 21
kemampuan untuk menerima perubahan dan sesuatu yang baru, (3) kreatif
mengarah pada ide-ide dan solusi yang membangun. Kreatif dimulai rasa ingin
tahu dan keterbukaan hal-hal baru dan didasari dengan sikap yang bersemangat
2.3.2.7 Mandiri
“Mandiri adalah keadaan dapat berdiri sendiri; tidak tergantung pada orang
lain” (Moeliono, 2008: 710), sedangkan Kamli (Kaswardi, 1993: 56) menyatakan
Menjadi manusia yang mandiri adalah manusia yang akan memiliki harga
diri, mampu menggali dan mengembangkan potensi diri dengan baik sehingga
tidak menjadi beban bagi orang lain. Mandiri adalah sumber percaya diri. Dengan
mandiri seseorang memiliki wibawa dan hidup lebih tenang karena mampu
tentram dalam menjalani hidup, siap mengarungi hidup dan memiliki mental yang
mantap.
2.3.2.8 Demokratis
hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara. Dalam
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58 22
demokratis antara satu orang dengan lainnya relatif memiliki perlakuan yang
kehidupan bersama.
Adapun ciri orang yang memiliki jiwa demokratis menurut Sukonto (2005:
18), yaitu: (1) memiliki rasa hormat terhadap sesama dalam hidup masyarakat
yang majemuk dan menjaga keharmonisan hubungan antara sesama manusia, (2)
bersikap kritis terhadap kenyataan sosial, budaya, politik serta kritis terhadap
hal baru, (4) memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara bebas dan
rasional.
Disebut demikian karena manusia selain makhluk individual dan makhluk sosial
juga makhluk Tuhan. Manusia mempunyai tuntutan yang besar untuk bertanggung
manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun yang tidak
akan kewajibannya”.
jawab terhadap dirinya. Tanggung jawab manusia terhadap diriya akan lebih kuat
terhadap nilai-nilai yang bersumber dari agama. Tanggung jawab dalam konteks
orang yang berani menanggung resiko atas apa yang menjadi tanggung jawabnya.
Menurut Bacon (Tarigan, 1990: 11), buku teks adalah buku yang dirancang
untuk penggunaan di kelas, dengan cermat disusun dan disiapkan oleh para pakar
atau para ahli dalam bidang itu dan dilengkapi dengan sarana-sarana pengajaran
yang sesuai dan serasi. Pendapat ini didukung olah Buckingham (Tarigan, 1990:
11) yang menyatakan buku teks adalah sarana belajar yang bisa digunakan di
pengajaran.
Buku teks bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan Kelas VII SMP terbitan
Kemendikbud adalah salah satu buku pelajaran jenjang pendidikan SMP yang
disusun berdasarka kurikulum tingkat satuan pendidikan. Buku teks pelajaran ini
telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan telah
ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan untuk
ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian
Pengetahuan kelas VII SMP terbitan kemendikbud ini sebagai buku teks yang
akan diteliti. Kontributor naskah adalah Fairul Zabadi, Mu’jizah, Dad Murniah,
Sutejo, Parjopo, Nok Mujiati dan penelaah adalah M. Rapi Tang dan Rustono,
Penyelia Penerbitan adalah Politeknik Negeri Media Kreatif, Jakarta. Buku teks
Sesuai dengan kurikulum 2013, buku siswa kelas VII ini berisi delapan bab
yang terdiri atas jenis teks lapora hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi,
eksplanasi, dan teks cerita pendek. Di dalam buku ini terdapat beberapa cerpen
sebagai sarana pembelajaran siswa. Dimana cerpen yang terdapat pada buku teks
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode adalah cara kerja untuk dapat memahami suatu objek. Jadi, metode
menekankan pada cara berfikir untuk memahami objek. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang menghasilkan data deskriptif.
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati”. Penelitan deskriptif
tanpa melakukan manipulasi variabel dan tidak menetapkan peristiwa yang akan
pendidikan dalam cerpen pada buku teks bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan
kelas VII SMP terbitan kemendikbud 2013 maka pendekatan yang digunakan
pengarang terhadap kehidupan. Gagasan, tanggapan maupun sikap itu dalam hal
ini akan mampu terwujud dalam suatu pandangan etis, filosofis, maupun agamis
rohaniah pembaca”.
25
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58 26
Data dalam penelitian ini berupa, kalimat, paragraf dalam cerita, dan setiap
dialog para tokoh yang mengandung nilai-nilai pendidikan. Sumber data dalam
penelitian ini adalah nilai-nilai pendidikan dalam cerpen pada buku teks bahasa
Indonesia Wahana Pengetahuan kelas VII SMP terbitan kemendikbud 2013. Buku
teks ini merupakan cetakan pertama ditahun 2013. Terdiri dari lima buah cerpen
yaitu Kupu-kupu Ibu, Bawang Merah dan Bawang Putih, Candi Prambanan,
Rumah Kecil di Bukit Sunyi, dan Gerhana. Peneliti mengambil seluruh cerpen
Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik studi
sastra. Hal ini dilakukan karena subjek penelitiannya dengan mengambil beberapa
membicarakan masalah sastra dan ilmu sastra, serta buku-buku dan disiplin ilmu
nilai-nilai pendidikan.
2. Mencatat nama tokoh dan mengetahui perilaku dan watak tokoh, serta
buku teks bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan kelas VII SMP terbitan
kemendikbud.
Menurut Keraf (1981: 24) metode analisis adalah cara untuk membagi-bagi
gagasan argumentasi dan proses, menurut Sudjiman (1992: 26) hasil analisis
dalam sebuah karya sastra akan digunakan untuk mengetahui dan memahami
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis data model alir. Teknik ini menurut Miles dab Huberman (Sugiono,
2007:337) aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction (reduksi data), data
cerpen yang terdapat dalam buku teks bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan
2) Penyajian data. Setelah data ditandai, kemudian data disajikan dalam sebuah
tabulasi. Melalui tabulasi tersebut data dianalisis sesuai dengan ruang lingkup
ilmu stilistika, yaitu nilai pendidikan berupa nilai religi, moral, sosial.
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58 28
dianalisis melalui sebuah tabel, barulah data mengenai analisis stilistika yang
meliputi nilai pendidikan cerpen yang terdapat dalam buku teks bahasa
ditemukan.
Data pada dalam buku teks bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan Kelas
VII SMP terbitan Kemendikbud 2013 ini tampil apa adanya. Peneliti tidak
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk
yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi teori yaitu memanfaatkan
dua teori atau lebih untuk diadu atau dipadu. Digunakannya triangulasi teori
dilakukan dengan menguji kesesuaian atau kecocokan data dari sumber data yaitu
BAB IV
dikemukakan nilai-nilai pendidikan dalam cerpen yang terdapat pada buku teks
1. Nilai Pendidikan “Beriman dan Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa”
2. Nilai Pendidikan “Berakhlak Mulia”
3. Nilai Pendidikan “sehat”
4. Nilai Pendidikan “Berilmu”
5. Nilai Pendidikan “Cakap”
6. Nilai Pendidikan “Kreatif”
7. Nilai Pendidikan “Mandiri”
8. Nilai Pendidikan “Bertanggung Jawab”
4.1.1 Analisis Nilai Pendidikan dalam Cerpen “Kupu-kupu Ibu”
4.1.1.1 Nilai Pendidikan “Berakhlak Mulia”
Akhlak dalah budi pekerti, watak, kesusilaan yang berdasarkan etik dan
moral, yaitu kelakuan baik yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar
tinggi antara lain adalah kasih sayang, budi pekerti yang luhur, kebenaran,
(k.1) Ayah, aku juga tak melihat perempuan itu. Tak ada seorang pun di taman
senja tadi. Aku sudah berkeliling mencarinya. Padahal, aku sudah membeli
sebatang cokelat putih untuk kami nikmati bersama-sama. (hlm: 146)
berupa kasih sayang yang ditunjukkan oleh tokoh aku terhadap tokoh perempuan
29
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58 30
Terlihat pada sikap tokoh aku yang bersedia berkeliling di taman untuk mencari
perempuan tersebut, dimana dia telah membawa sebatang coklat yang ingin
(k. 2) Bagimu mungkin tak ada yang mengherankan. Seperti juga dirimu yang
mencintai kupu-kupu. Semua berjalan seperti biasa tanpa ada kejadian
yang berarti. (hlm: 145)
berupa kasih sayang, yaitu terlihat pada seseorang yang mencintai hewan, yaitu
kupu-kupu. Hal ini menunjukkan bahwa manusia memiliki rasa kasih sayang
tidak hanya terhadap sesama manusia saja, tetapi rasa sayang itu juga bisa
(k. 3) Ning, aku tak ingin orang-orang akan ikut bergunjing tentangmu, hanya
karena kau menemuiku di sini. Aku tak mau orang-orang menjauhimu, bila
mereka tahu kau pernah datang mengunjungiku. Bahkan teman-teman
sekolahmu mungkin tak mau lagi berbicara denganmu. Pulanglah, Ning.
Aku juga harus bergegas pulang. Matahari telah tampak uzur hari ini.
(hlm: 146)
(kebaikan), yaitu terlihat pada tokoh perempuan yang menunjukkan sikap baiknya
dengan menasehati tokoh ning agar nantinya tidak menjadi gunjingan orang juga,
(k. 4) Dia tak pernah marah padaku. Selalu tersenyum bila aku datang, mencium
keningku setiap kami berpisah di pertigaan dekat taman ketika kami
pulang bersama sehabis senja. Perempuan itu tak pernah mengatakan bila
ia terganggu dengan keberadaanku. (hlm: 147)
yaitu ditunjukkan dengan kasih sayang tokoh perempuan terhadap tokoh aku
(ning). Hal ini terlihat pada sikap tokoh perempuan yang tidak pernah marah
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58 31
kepada tokoh aku, selalu tersenyum, dan ketika mereka berpisah, perempuan itu
(k. 5) Karena biasanya wajah perempuan itu selalu tampak riang menyambut
kedatanganku. Bila aku berlari menghampirinya, tangannya akan terentang
lebar ingin memelukku. Aku tahu ia selalu menunggu kedatanganku. (hlm:
147)
kasih sayang. Hal ini terlihat ketika tokoh aku datang menghampirinya,
perempuan itu merentangkan tangannya ingin memeluk tokoh aku sebagai tanda
ungkapan bahwa betapa perempuan itu sangat menyayangi tokoh aku dan selalu
menunggu kedatangannya.
dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu sehat fisik, sehat mental, sehat sosial, dan
sehat ekonomi. Pendidikan sehat ditemukan dalam cerpen. Sehat tersebut berupa
sehat mental atau jiwa, dan sehat sosial, yang tampak baik pada kondisi jiwa para
tokoh maupun sosialnya. Kondisi sehat mental tersebut berupa kondisi jiwa yang
perasaan takut. Sedangkan kondisi sehat sosial tersebut nampak pada interaksi
para tokoh yang dapat bersosialisasi dengan akrab. Berikut ini adalah uraian
(k.6) Tapi mereka tak seperti kupu-kupu dalam ceritamu, Ayah. Mereka lebih
cantik. Yang satu berwarna hitam dengan bintik biru bercahaya seperti
mutiara. Yang lain bersayap putih jernih, sebening sepatu kaca Cinderella,
dengan serat tipis kehijauan melintang di tepi sayapnya. Aku takjub. Aku
mengejarnya. Kupu-kupu itu masuk ke dalam taman, dan aku terus saja
mengikutinya. (hlm: 144)
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58 32
jiwa. Terlihat dari tokoh aku yang bisa merasakan takjub melihat kupu-kupu yang
cantik dan mengejar kupu-kupu di taman. Hal ini berarti tokoh aku kejiwaannya
(k.7) Oya, dia baik juga. Ia memintaku duduk di sisinya. Menemaninya bermain
dengan kupu-kupu itu. Dia mengajariku membelai sayap kupu-kupu. Kami
bercerita tentang kesukaan kami masing-masing. Dan ternyata, selain
menyenangi kupu-kupu, kami juga sama-sama menyukai es krim rasa
vanila dengan taburan kacang almond, senang buah apel, dan tidur di
antara banyak bantal dan boneka. (hlm: 144)
sosial. Terlihat dari kedua tokoh yang dapat bersosialisasi dengan baik, mereka
ini menunjukkan bahwa ada terdapat interaksi yang terjalin baik diantara
keduanya.
(k.8) Ayah, aku rindu pada kedua kupu-kupu itu. Aku juga ingin bertemu
dengan perempuan itu. Kuharap kau tidak marah bila aku sering
menemuinya. Aku sangat senang bermain dengan mereka. Jauh lebih
menyenangkan dibandingkan bermain lompat tali dengan teman-teman.
(hlm: 147)
atau jiwa. Terlihat dari tokoh aku yang merasakan kerinduan terhadap perempuan
dan kupu-kupu itu. Dia juga bisa merasakan senang ketika bermain dengan kupu-
kupu, dan bertemu dengan perempuan itu, bahkan kesenangannya melebihi ketika
dia bermain lompat tali bersama teman-temannya. Ekspresi kerinduan dan senang
ini menunjukkan bahwa tokoh aku (Ning) memiliki kesehatan dari mental ataupun
jiwanya.
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58 33
atau mental. Terlihat dari tokoh ning yang bisa mengekspresikan perasaan senang.
ditunjukkan dengan bisa tersenyum, cekikikan dan rengekan manja. Tokoh aku
(k.10) Perempuan itu, Ayah. Aku tak mau ia berubah menjadi kupu-kupu hanya
untuk menemaniku. Biar saja kupu-kupu lainnya meninggalkanku, asalkan
perempuan itu tetap ada untukku. Aku tak ingin bermain dengan kupu-
kupu. Aku ingin perempuan itu, Ayah. Hanya perempuan itu. Aku hanya
ingin ibuku. (hlm: 147)
jiwa. Terlihat dari tokoh aku (Ning) yang bisa merasakan sedih karena perempuan
itu telah berubah menjadi kupu-kupu. Dia lebih menginginkan sosok “perempuan”
tersebut dari pada sosok “kupu-kupu” untuk menemaninya. Ekspresi sedih yang
ditunjukkan oleh tokoh aku menandakan bahwa dia memiliki sehat mental atau
jiwa.
Ilmu adalah pengetahuan atau kepandaian tentang segala sesuatu baik jenis
kebatinan maupun yang berkenaan dengan alam dan lain sebagainya. Orang yang
berilmu. Nilai tersbut berupa memiliki pengetahuan atau kepandaian. Berikut ini
adalah uraian mengenai nilai pendidikan berilmu yang terdapat dalam cerpen
Kupu-kupu Ibu.
(k.11) Ayah, senja tadi aku tak melihat kedua kupu-kupu itu di taman. Mungkin
mereka sedang tidur. Mungkin mereka tanpa sadar sudah menanggalkan
sayapnya, menanggalkan ruhnya, menjadi telur-telur cantik yang akan
menetas jadi ulat-ulat cantik warna-warni dan gemuk, dan sebentar lagi
bersemayam dalam kepompong putih yang rapuh lalu menjadi kupu-kupu
baru yang lebih cantik. (hlm: 146)
dari tokoh aku yang mengetahui proses terbentuknya kupu-kupu, dari masih
menjadi kupu-kupu yang cantik. Hal ini menunjukkan bahwa tokoh aku memiliki
ilmu pengetahuan.
melakukan sesuatu. Orang disebut cakap jika orang itu pandai menggunakan daya
akal dan pikirannya dengan baik sehingga pekerjaan yang harus dilakukan dapat
berlangsung dengan cepat dan lancar. Adapun ciri-ciri orang yang cakap adalah:
memiliki motivasi dan etos kerja yang tinggi serta dapat menghasilkan karya-
karya yang unggul dan mampu bersaing, dan memiliki kesadaran tentang
melakukan atau sesuatu. Berikut adalah uraian tentang nilai pendidikan cakap
tokoh perempuan itu yang bisa berbicara dengan kupu-kupu dan memiliki ilmu
karena kemampuan yang ada pada dirinya. Karena bagaimana mungkin seseorang
dapat berbicara dengan kupu-kupu jika tidak memiliki kemampuan seperti yang
Nilai tersebut tampak pada kemampuan yang dimiliki oleh para tokoh unutk hidup
sendiri tanpa tergantung pada orang lain. Berikut ini adalah uraian tentang nilai
(k.13) Sedangkan aku sudah terbiasa hidup dalam kesendirian. Setidaknya aku
masih bisa menemukan sedikit keributan di taman ini setiap senja.
Mendengar kepak sayap burung-burung yang pulang ke sarang, riuh
pepohonan menyambut malam yang membawakan selimut tidurnya, bising
binatang malam yang bersiap keluar sarang bila malam tiba. Tonggeret,
kodok, jangkrik. Jujur saja, aku lebih suka sendiri. Aku tak mau
merepotkanmu. Karena suatu saat kau mungkin akan menemui kesulitan
hanya karena keberadaanku. (hlm: 146)
Terlihat dari tokoh aku (perempuan) yang sudah terbiasa hidup sendiri dan tidak
mau merepotkan orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan itu mampu
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58 36
hidup sendiri tanpa harus menyusahkan orang lain dan tidak menginginkan orang
Akhlak adalah budi pekerti, watak, kesusilaan yang berdasarkan etik dan
moral, yaitu kelakuan baik yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar
tinggi antara lain adalah kasih sayang, budi pekerti yang luhur, kebenaran,
kebaikan, etika, kejujuran, amanah, dan tidak menyakiti orang lain. Berikut ini
adalah uraian tentang nilai pendidikan mandiri yang terdapat dalam cerpen
(k.14) Sejak ibu Bawang Putih meninggal, ibu Bawang Merah kerap berkunjung
ke tempat tinggal Bawang Putih. Dia kerap membawakan mereka
makanan, menolong Bawang Putih membereskan tempat tinggal atau
cuma menemani Bawang Putih serta ayahnya mengobrol. (hlm: 153)
yaitu berupa kasih sayang yagn ditunjukkan oleh ibu Bawang Merah. Terlihat
pada sikap ibu Bawang Merah, ketika ibu Bawang Putih meninggal, dia bersedia
(k.15) Suatu hari, ayah Bawang Putih sakit keras dan meninggal dunia.
Tinggallah Bawang Putih bersama ibu dan saudara tirinya. Hari demi hari
Bawang Putih disiksa oleh Bawang Merah dan ibunya. Namun, Bawang
Putih menerima kehidupan itu dengan tabah. (hlm: 153)
yaitu berupa sosok Bawang Putih yang selalu tabah menjalani hidupnya yang
keras. Setelah ayahnya meninggal, setiap hari Bawang Putih selalu disiksa oleh
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58 37
Bawang Merah dan Ibunya. Tetapi bawang putih menerima kehidupan itu dengan
tabah. Hal ini menunjukkan bahwa Bawang Putih memiliki akhlak yang mulia
(k.16) Setelah selesai, Bawang Putih berpamit kepada sang nenek. Baju itu pun
diserahkan nenek kepada Bawang Putih. Nenek itu juga memberi
bungkusan hadiah untuk Bawang Putih karena telah bekerja membersihkan
rumah nenek. (hlm: 153)
yang ditunjukkan oleh sang nenek. Terlihat dari sikap sang nenek yang bersedia
mengembalikan baju. Selain itu, sang nenek juga memberikan bingkisan berupa
hadiah kepada Bawang Putih. Sikap baik yang ditunjukkan sang nenek tersebut
dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu sehat fisik, sehat mental, sehat sosial, dan
sehat ekonomi. Pendidikan sehat ditemukan dalam cerpen ini yaitu berupa sehat
mental dan sehat sosial. Kondisi sehat mental tersebut berupa kondisi jiwa yang
perasaan takut. Sedangkan kondisi sehat sosial tersebut nampak pada interaksi
para tokoh yang dapat bersosialisasi dengan akrab. Berikut ini adalah uraian
tentang nilai pendidikan sehat yang terdapat dalam cerpen Bawang Merah dan
Bawang Putih.
(k.17) Kehidupan bahagia itu tertanggu saat ibu Bawang Putih sakit keras dan
pada akhirnya meninggal dunia. Bawang Putih sangat berduka,
demikianlah juga ayahnya. (hlm: 153)
jiwa. Terlihat dari bawang putih dan ayahnya yang sangat berduka ketika ibu
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58 38
bawang putih meninggal. Hal ini menunjukkan bahwa Bawang Putih dan ayahnya
sehat secara mental atau jiwanya karena ketika mereka kehilangan seseorang yang
Nilai tersebut tampak pada kemampuan yang dimiliki oleh para tokoh untuk hidup
tanpa bergantung pada orang lain. Berikut ini adalah uraian tentang nilai
pendidikan mandiri yang terdapat dalam cerpen Bawang Merah dan Bawang
Putih.
(k.18) Bawang Putih pun segera membantu nenek membersihkan rumah. Nenek
itu terkesan dengan ketekunan Bawang Putih melakukan tugasnya
membersihkan rumah. (hlm: 153)
dari sikap bawang putih yang tekun melakukan pekerjaannya. Dari sikap bawang
rumah sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa bawang putih adalah seorang anak
yang mandiri.
Salam (2007:47) menyatakan bahwa tanggung jawab didukung oleh tiga unsur
yaitu: (1) kesadaran, yaitu tahu, kenal, mengerti dapat memperhitungkan arti,
guna sampai kepada soal akibat dari suatu perbuatan atau perjuangan yang
dihadapi, seseorang baru dapat diminta tanggung jawab bila ia sadar tentang apa
dan kesedian berkorban, (3) keberanian, yaitu tidak bersifat ragu-ragu dan takut
terhadap segala macam rintangan yang timbul kemudian sebagai konsekuensi dari
tindak perbuatan. Berikut ini adalah uraian tentang nilai pendidikan bertanggung
(k.19) Suatu hari, Bawang Putih mencuci baju ibu dan saudaranya di sungai. Ada
satu baju yang terhanyut, Bawang Putih pun mengejar baju itu. Sampailah
dia disebuah rumah yang dihuni seorang nenek yang berada di tepi sungai.
Nenek itu menyimpan baju Bawang Putih yang hanyut. Dia mau
menyerahkan baju itu jika Bawang Putih mau membantunya
membersihkan rumah. Bawang Putih pun segera membantu nenek
membersihkan rumah. (hlm: 153)
jawab. Terlihat dari sikap Bawang Putih yang berusaha untuk mendapatkan
kembali baju yang hanyut itu, mulai dari mengejar baju itu, hingga bersedia
demi mendapatkan baju itu kembali. Hal ini menunjukkan sikap rasa tanggung
jawab Bawang Putih, walaupun sebenarnya baju yang hanyut itu bukan miliknya.
dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu sehat fisik, sehat mental, sehat sosial, dan
sehat ekonomi. Pendidikan sehat ditemukan dalam cerpen. Sehat tersebut berupa
sehat mental atau jiwa yang tampak pada kondisi jiwa para tokoh. Kondisi
tersebut berupa kondisi jiwa yang dapat mengekspresikan emosionalnya, baik itu
persaan sedih, gembira, ataupun perasaan takut. Berikut ini adalah uraian tentang
jiwa. Terlihat dari rasa takut Roro jonggrang untuk menolak pinangan dari
jiwa. Terlihat pada kemarahan Bandung Bondowoso. Hal ini menunjukkan bahwa
marah yang luar biasa tersebut, bahkan sampai mengeluarkan kutukan kepada
apabila: (1) memiliki keterampilan, (2) memiliki motivasi dan etos kerja yang
tinggi serta dapat menghasilkan karya-karya yang unggul dan mempu bersaing,
dan (3) memiliki kesadaran tentang pentingnya pendidikan bagi dirinya maupun
anggota keluarganya. Berikut adalah uraian tentang nilai pendidikan cakap yang
(k.22) Kemenangan Raja Pengging itu disebabkan oleh bantuan orang kuat yang
bernama Bondowoso yang juga terkenal sebagai Bandung Bondowoso
karena dia mempunyai senjata sakti yang bernama Bandung. (hlm: 161)
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58 41
sosok Bandung Bondowoso sebagai orang yang kuat dan sakti. Kekuatan dan
keterampilan atau keahlian yang lebih atau tidak dimiliki oleh orang lain.
(k.23) Namun demikian, dia tidak akan menerimanya begitu saja. Dia mau kawin
dengan Bandung Bondowoso asalkan syarat-syaratnya dipenuhi. Syaratnya
ialah supaya dia dibuatkan seribu candi dan dua sumur yang dalam.
Semuanya harus selesai dalam waktu semalam. Bandung Bondowoso
menyanggupinya meskipun agak keberatan. (hlm: 161)
ingin menerima begitu saja pinangan dari Bandung Bondowoso, Roro Jonggrang
dimintanya itu. Dengan begitu dia tidak akan jadi dipinang oleh Bondowoso. Hal
ini ditunjukkan oleh kecerdikan Bondowoso. Karena merasa syarat itu terlalu
berat dan dia sudah menyanggupinya, maka dia meminta bantuan ayahnya yang
sakti dan mempunyai bala tentara roh-roh halus. Dia berharap dengan
menggunakan roh-roh halus itu maka pekerjaan nya akan dapat diselesaikan tepat
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58 42
waktu. Kedua, Terlihat pada sosok ayah dari Bandung Bondowoso sebagai orang
yang sakti. Kesaktian ayah dari Bandung Bondowoso ini menunjukkan bahwa dia
memiliki kemampuan atau keterampilan yang lebih atau tidak dimiliki oleh orang
kesaktiannya.
(k.25) Pada hari yang ditentukan, Bandung Bondowoso beserta pengikutnya dan
roh-roh halus mulai menbangun candi yang besar jumlanya itu.
Sangatlah mengherankan cara kecepatan mereka bekerja. Sesudah pukul
empat, hanya tinggal lima buah candi yang harus disiapkan. Disamping itu
sumurnya pun sudah hampir selesai. (hlm: 161)
dapat bekerja dengan sangat cepat. Ini menunjukkan bahwa roh-roh halus tersebut
memiliki kemampuan atau keterampilan yang luar biasa hebat yang tidak dimiliki
pada pekerjaan mereka. Salah satu ciri orang yang kreatif adalah ia mampu
cerpen Candi Prambanan ditemukan nilai pendidikan kreatif. Berikut ini adalah
(k.26) Sesudah pukul empat, hanya tinggal lima buah candi yang harus disiapkan.
Disamping itu sumurnya pun sudah hampir selesai. Apa yang harus
diperbuat? Segera gadis-gadis dibangunkan dan disuruh menumbuk padi di
lesung serta menaburkan bungan yang harum baunya. Mendengar bunyi
lesung dan dan mencium bau bunga-bungaan yang harum, roh halus
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58 43
pada sikap kreatif yang dimiliki oleh sosok Roro Jonggrang. Karena syarat-syarat
yang diajukannya sudah hampir selesai dikerjakan, dia mencari akal untuk
lesung dan menaburkan bunga yang harum baunya. Terbukti hal itu ampuh untuk
menghentikan pekerjaan para roh-roh halus itu karena mengira hari sudah siang,
dan pekerjaan itupun akhirnya tidak selesai sesuai dengan permintaan yang
4.1.4 Analisis Nilai Pendidikan dalam Cerpen “Rumah Kecil di Bukit Sunyi”
4.1.4.1 Nilai Pendidikan “Beriman dan Bertakwa Kepada Tuhan Yang
Maha Esa”
Hubungan manusia dengan penciptanya terwujud dalam nilai keimanan.
Orang yang memiliki nilai keimanan disebut beriman. Sebagai manusia yang
beriman dan bertakwa maka harus nemiliki sikap; menjunjung tinggi kejujuran,
Nya. Berikut ini adalah uraian tentang nilai pendidikan sehat yang terdapat dalam
(k.27) Pak kerto tertunduk bisu. Inilah jawaban atas teka-teki tanaman itu, ya, dua
tahun lebih baru terjawab sekarang. Pipi keriput lelaki tua itu basah oleh
air mata. Rumah kecil di atas bukit semakin jauh ditinggalkan. Tuhan, jerit
pak Kerto lirih. (hlm: 195)
Tuhan Yang Maha Esa. Terlihat dari tokoh pak Kerto , dimana setelah terungkap
dipanen ternyata adalah ganja, tananman yang dilarang oleh negara. Terdapat
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58 44
kesedihan itu Pak Kerto ingat kepada Tuhan dengan memanggil namanya.
Akhlak dalah budi pekerti, watak, kesusilaan yang berdasarkan etik dan
moral, yaitu kelakuan baik yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar
tinggi antara lain adalah kasih sayang, budi pekerti yang luhur, kebenaran,
kebaikan, etika, kejujuran, amanah, dan tidak menyakiti orang lain. Berikut ini
adalah uraian tentang nilai pendidikan sehat yang terdapat dalam cerpen Rumah
(k.28) Tiba-tiba pintu terbuka dan laki-laki dengan perut gendut muncul
“Ooo….juragan. Silakan gan”, sambut pak Kerto sambil membungkuk.
Dengan tergesa dibersihkannya bangku bambu yang sudah reyot itu. (hlm:
194)
yang ditunjukkan oleh Pak Kerto. Hal ini terlihat bagaimana pak Kerto sangat
dengan bersikap sangat sopan, tutur bicara yang lembut dan gerak badan yang
(k.29) Dan ia hanya tunduk pada segala perintah juragannya lalu mendapatkan
upah. Ya, hanya itu saja yang pak Kerto lakukan. Sementara pak Kerto
sendiri dilarang bergaul dengan orang-orang di sekitar perbukitan. Itu
Perintah juragan dan harus dipatuhi. (hlm: 194)
yang ditunjukkan oleh sikap Pak Kerto yang selalu mematuhi perintah dari
juragannya. Hal ini menunjukkan bahwa pak kerto memiliki sifat yang berbudi
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58 45
pekerti luhur, karena sebagai seorang pekerja dari sang juragan dia merasa wajib
(k.30) “ bagus-bagus panenan kali ini, Kerto”, lanjut juragan itu sambil menepuk
punggung pak Kerto. Hati pak Kerto bahagia telah membuat juragan senang.
Ia akan mendapat tambahan upah. Watak juragan memang begitu, kalau
sedang senang ia tak segan-segan memberi tambahan upah. (hlm: 194)
ditunjukkan oleh sang juragan. Hal ini terlihat pada perlakuan sang Juragan yang
selalu bersikap baik kepada pak Kerto dengan selalu memberikan tambahan upah
(k.31) Sepeninggal juragan, pak Kerto berbaring sambil berselimut sarung. Ia tak
dapat tidur. Pikirannya menerawang jauh. Pak Kerto ingin membelikan
kain kebaya buat istrinya dan dua sandal plastik buat kedua anaknya.
Hatinya bahagia sekali karena sebentar lagi ia akan pulang untuk melepas
kerinduan pada istri dan kedua anaknya. (hlm: 194)
Hal ini terlihat pada sikap pak Kerto yang masih selalu mengingat keluarganya
yang berada di kampung, jauh darinya sekarang. Dia pun akan sangat bahagia,
karena tidak lama lagi dia akan pulang, dan akan segera bertemu dengan istri dan
kedua anaknya. Hal ini menunjukkan bahwa pak Kerto sangat mencintai
yang ditunjukkan oleh sikap patuh Pak Kerto yang selalu mematuhi perintah dari
juragannya walaupun dia tidak mengerti jika apa yang disuruh oleh juragannya
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58 46
itu terlarang. Hal baik juga ditunjukkan oleh polisi yang akan berusaha untuk
dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu sehat fisik, sehat mental, sehat sosial, dan
sehat ekonomi. Pendidikan sehat ditemukan dalam cerpen. Sehat tersebut berupa
sehat mental atau jiwa yang tampak pada kondisi jiwa para tokoh. Kondisi
tersebut berupa kondisi jiwa yang dapat mengekspresikan emosionalnya, baik itu
persaan sedih, gembira, ataupun perasaan takut. Berikut ini adalah uraian tentang
nilai pendidikan sehat yang terdapat dalam cerpen Rumah Kecil di Bukit Sunyi.
(k.33) Sang juragan segera mendekati tumpukan karung. Sesaat, dibukanya salah
satu karung dan diambilnya sehelai daun yang ada di dalamnya, kemudian
sehelai daun itu diciumnya. “ahhh, luar biasa!” teriaknya kegirangan. “
bagus-bagus panenan kali ini, Kerto”, lanjut juragan itu sambil menepuk
punggung pak Kerto. Hati pak Kerto bahagia telah membuat juragan
senang. (hlm: 194)
mental dan sehat fisik. Sehat mental terlihat dari tokoh Juragan yang bisa
bagus, dan pak Kerto yang bisa merasakan bahagia karena hasil pekerjannya telah
membuat juragannya senang. Sehat fisik dapat kita lihat dari diri pak Kerto.
telah dilakukan oleh pak Kerto, tentu hal ini hanya bisa dilakukan dengan keadaan
fisik yang baik dan sehat sehingga pekerjaan yang akan dikerjakan dapat
berlangsung maksimal.
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58 47
Salam (2007:47) menyatakan bahwa tanggung jawab didukung oleh tiga unsur
yaitu: (1) kesadaran, yaitu tahu, kenal, mengerti dapat memperhitungkan arti,
guna sampai kepada soal akibat dari suatu perbuatan atau perjuangan yang
dihadapi, seseorang baru dapat diminta tanggung jawab bila ia sadar tentang apa
dan kesedian berkorban, (3) keberanian, yaitu tidak bersifat ragu-ragu dan takut
terhadap segala macam rintangan yang timbul kemudian sebagai konsekuensi dari
tindak perbuatan.
bertanggung jawab, nilai tersebut tampak pada sikap yang dilakukan oleh tokoh
yaitu pak Kerto berupa kesadaran tentang tanggung jawab terhadap sesuatu yagn
telah diperbuat. Berikut ini adalah uraian tentang nilai pendidikan bertanggung
(k.34) “Maaf, bapak saya tangkap”, kata polisi sambil mendekat dan memborgol
kedua tangan pak Kerto.
“Apa salah saya, pak?” tanya pak Kerto terputus-putus.
“Bapak telah menanam dan menyimpan pohon ganja. Pemerintah
melarang menanam pohon itu”, jawab polisi itu tegas.
“Tapi saya hanya disuruh juragan. Saya hanya melaksanakan perintah
juragan, pak”, kata pak Kerto tertunduk.
“Saya mengerti dan memahami keadaan bapak. Juragan bapak sekarang
ada di tahanan polisi”. (hlm: 195)
jawab. Pertama ditunjukkan oleh pak Kerto yang harus ditangkap oleh pihak
atas apa yang telah dia kerjakan karena semua itu adalah atas perintah Juragannya.
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58 48
atas apa yang telah dia perbuat karena telah melakukan perbuatan yang dilarang
negara dan tentu saja telah melibatkan orang lain (Pak Kerto) yang tidak
Orang yang memiliki nilai keimanan disebut beriman. Sebagai manusia yang
beriman dan bertakwa maka harus nemiliki sikap; menjunjung tinggi kejujuran,
Nya. Berikut ini adalah uraian tentang nilai pendidikan sehat yang terdapat dalam
cerpen Gerhana.
(k.35) Tapi, tiada seorang pun merasa perlu untuk menanyakan sebab-sebab
kematian Sali, karena mati adalah untuk setiap makhluk yang hidup. (hlm:
226)
Tuhan Yang Maha Esa. Pada kutipan cerpen tersebut bisa diambil pengertian
bahwa semua makhluk hidup pada akhirnya akan mati, dan waktu kematian itu
sendiri tergantung pada kehendak Tuhan. Jadi, tidak seorang makhluk pun dapat
dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu sehat fisik, sehat mental, sehat sosial, dan
sehat ekonomi. Pendidikan sehat ditemukan dalam cerpen. Sehat tersebut berupa
sehat mental atau jiwa yang tampak pada kondisi jiwa para tokoh. Kondisi
tersebut berupa kondisi jiwa yang dapat mengekspresikan emosionalnya, baik itu
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58 49
persaan sedih, gembira, ataupun perasaan takut. Berikut ini adalah uraian tentang
(k.36) Seorang tetangga dari sebelah rumahnya datang diam-diam dan berdiri
disampingnya, ikut menyaksikan musibah ini.
“Tengok,” kata Sali. “Tengoklah ini ada bekas bacokan.” Lalu dirabanya
bagian itu. “Jadi telah dibacok dengan parang….”. (hlm: 220)
sikap sitetangga yang ikut menyaksikan musibah yang menimpa Sali dengan
makhluk sosial harus ada kepedulian terhadap sesama, apalagi terhadap tetangga
sendiri.
(k.37) “Kutanam dulu bijinya disini,“ kata Sali seraya mengais tanah dibawahnya
dengan ujung jari kakinya, “kupupuk dan kusiram dua kali sehari, pagi dan
sore ketika kuncupnya mulai nyemi, hampir aku berjingkrak-jingkrak
menari lantaran besar hatiku.” Kembali diusapnya batang pepaya itu. Tiba-
tiba matanya berkaca-kaca dan suaranya menjadi keruh, “Aku seperti
bapaknya yang mengasuhnya sejak ia masih bayi hingga sebesar ini,” ia
tersekat sesaat, lalu tambahnya, “Sekarang beginilah keadaannya,
ditebang, dibacok, digorok, dan dirobohkan dengan tak semena-mena….”
Tercenung si tetangga mendengar kisah mengharukan itu. Berkali-kali ia
mau campur bicara, tapi setiap kali di urungkannya, akhirnya berkatalah
ia, “Sedih juga jadinya mendengar ceritamu. (hlm: 220)
mental. Terlihat dari eksperi Sali yang menunjukkan rasa sedih dan prihatin
karena pepaya yang ia tanam sendiri, merawatnya dengan baik, tetapi kemudian
telah tumbang. Hal itu juga ditunjukkan oleh sitetangga yang merasa sedih
mendengar cerita Sali yang menunjukkan sikap toleransi dan peduli terhadap
keadaan Sali.
jenis kebatinan maupun yang berkenaan dengan alam dan lain sebagainya. Orang
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58 50
yang mempunyai ilmu dan pengetahuan disebut berilmu. Adapun ciri-ciri orang
(k.38) Masih ingatkah kau pada peristiwa Dulah dan Bidin tempo hari? Nah,
betapa menyedihkan kesudahannya….”
Karena dilihatnya Sali diam saja, Pak Lurah melanjutkan, “Apakah
soalnya? Dua kilo beras. Seorang kehilangan nyawanya dan yang lain
meringkuk dalam penjara. Gara-gara sejumput beras. Yang satu bilang
sudah dikembalikan beras yang dipinjamnya. Yang lain bilang belum, lalu
selusin iblis menyerupai mereka. Cekcok kian menjadi-jadi dan akhirnya
baerkesudahan dengan penumpahan darah. Kini kau datang dengan
persoalan pohon pepayamu. Tak ada bedanya antara sebatang pohon
dengan dua kilo beras, sama-sama bisa berlarut-larut dan berkesudahan
menyedihkan. Sebaiknya kau pulang saja, ambillah beberapa benih pepaya
dan tanamlah di pekaranganmu. Tiada beberapa lama tentu akan kau miliki
lagi pohon-pohon pepaya. Habis perkara,” kata Pak Lurah akhirnya. (hlm:
223)
dari sikap pak Lurah yang bersifat bijaksana dengan mengambil contoh kejadian
tempo lalu yang berakhir tidak baik. Dia menyampaikan kepada Sali agar tidak
terulang hal serupa, tentu dengan mengambil himkah dari kejadian lalu tersebut.
melakukan sesuatu. Orang disebut cakap jika orang itu pandai menggunakan daya
akal dan pikirannya dengan baik sehingga pekerjaan yang harus dilakukan dapat
berlangsung dengan cepat dan lancar. Adapun ciri-ciri orang yang cakap adalah:
memiliki motivasi dan etos kerja yang tinggi serta dapat menghasilkan karya-
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58 51
karya yang unggul dan mampu bersaing, dan memiliki kesadaran tentang
pentingnya pendidikan bagi dirinya maupun anggota keluarga. Berikut ini adalah
uraian tentang nilai pendidikan sehat yang terdapat dalam cerpen Gerhana.
(k.39) “Itu benar, tapi jangan melebih-lebihkan. Ingat, yang harus diutamakan
ialah kerukunan kampung. Soal kecil yang terlalu dibesar-besarkan bisa
mengakibatkan kericuhan dalam kampung. Setiap soal mesti diselesaikan
dengan sebaik-baiknya. Tidak boleh mein seruduk. Lebih-lebih engkau.
Kabarnya kau berpenyakit darah tinggi. Suatu penyakit yang jelek sekali,
mudah membuat orang jadi penasaran. (hlm: 223)
sikap pak Lurah yang berusaha memberikan nasehat kepada warganya agar tidak
terlalu melebih-lebihkan suatu perkara supaya tidak memicu keributan yang lain.
Dia juga menganjurkan suatu masalah harus diselesaikan dengan jalan baik-baik
dan hati-hati.
4.1 Pembahasan
yang terdapat dalam buku teks bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan kelas VII
SMP terbitan kemendikbud yang terdiri dari, beriman dan bertakwa kepada Tuhan
yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
Manusia pada dasarnya hidup di dalam suatu alam yang sakral, penuh
dengan nilai-nilai dan dapat menikmati sakralitas yang ada dan tampak dalam
alam semesta. Sebagai manusia yang beriman dan bertakwa maka harus nemiliki
sikap, sebagai berikut: (1) menjunjung tinggi kejujuran, kebenaran dan keadilan,
2007).
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58 52
Dalam cerpen yang terdapat dalam buku teks bahasa Indonesia Wahana
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Nilai tersebut pertama
terdapat dalam cerpen Rumah Kecil di Bukit Sunyi yang ditunjukkan oleh tokoh
pak Kerto, dimana dalam kesedihan dan penyesalan yang dirasakannya, ia ingat
kepada Tuhan dengan memanggil nama-Nya. Hal ini menunjukkan bahwa sosok
pak Kerto masih mengenal atau meyakini adanya Tuhan. Selanjutnya nilai ini juga
terdapat pada cerpen Gerhana, dimana dari kutipan cerpen tersebut dikatakan
bahwa setiap makhluk hidup akan mati, dan tentu saja sebagai maklhuk yang
beriman kita haruh percaya bahwa kematian itu tidak perlu dipertanyakan karena
moral dalam setiap langkah hidupnya, seperti etika, budi pekerti yang luhur, dan
1981: 1). Nilai pendidikan berakhlak mulia dalam cerpen yang terdapat dalam
buku teks bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan kelas VII SMP terbitan
Sifat kasih sayang ditunjukkan oleh tokoh Ning dan Perempuan dalam
cerpen Kupu-kupu Ibu. Ning sangat menyayangi tokoh perempuan itu dan juga
dua ekor kupu-kupu. Tokoh perempuan juga sangat sayang kepada Ning,
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58 53
Sifat sabar terlihat pada tokoh Bawang Putih dalam cerpen Bawang
Merah dan Bawang Putih. Walaupun hidupnya selalu diperlakukan kasar oleh ibu
dan saudara tirinya, serta diperlakukan pembantu, dia tetap tabah dan sabar
menjalani kehidupannya. Sifat menepati janji ditunjukkan oleh sang nenek dalam
cerpen Bawang Merah dan Bawang Putih. Sesuai janji sang nenek, ketika Bawang
mengembalikan baju Bawang Putih yang hanyut tersebut, ternyata nenek itu juga
sangat berbaik hati dengan memberikan hadiah berupa bingkisan kepada Bawang
Sifat patuh dapat dilihat pada sosok pak Kerto dalam cerpen Rumah
Kecil di Bukit Sunyi. Pak Kerto selalu mematuhi perintah dari juragannya. Sifat
beretika juga ditunjukkan oleh pak Kerto, dimana ketika dia berhadapan dan
berbicara dengan juragannya, dia selalu menunjukkan sikap hormat dan sopan,
dengan selalu membungkukkan badannya dan saat berbicara selalu dengan tutur
4.2.3 Sehat
Sehat hakikatnya adalah suatu kondisi dalam keadaan yang baik. Baik
disini secara fisik dan juga mental. Berdasarkan undang-undang no.23 tahun 1992
dapat dilihat dari aspek kesehatan fisik, mental sosial, dan ekonomi. Nilai
pendidikan sehat dalam cerpen yang terdapat dalam buku teks bahasa Indonesia
Wahana Pengetahuan kelas VII SMP terbitan kemendikbud tersebut adalah sehat
fisik, mental, dan sehat sosial. Sehat fisik atau jasmani ditandai dengan keadaan
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58 54
fisik yang baik dan sehat sehingga dapat melakukan pekerjaan dengan baik. Nilai
pendidikan sehat fisik tersebut berupa rajin bekerja, hal ini ditandai dengan tokoh
pak Kerto dalam cerpen Rumah Kecil di Bukit Sunyi yang bekerja dengan
Sehat mental atau jiwa ditandai dengan keadaan seseorang yang dapat
perasaan takut. Tokoh Ning pada cerpen Kupu-kupu Ibu yang bisa
mengekspresikan perasaan yang ada dalam dirinya, mulai dari merasa takjub
melihat kupu-kupu yang cantik, merasa senang ketika bermain bersama kupu-
kupu dan sosok perempuan, serta merasakan kesedihan ketika tidak bertemu
dengan sosok perempuan yang baru dia kenal itu. Pada cerpen Bawang Merah dan
Bawang Putih juga terdapat nilai sehat yang dapat dilihat pada sosok Bawang
Merah dan ayahnya. Mereka sangat berduka ketika ibu bawang putih meninggal.
Hal ini menunjukkan bahwa Bawang Putih dan ayahnya sehat secara mental atau
jiwanya karena ketika mereka kehilangan seseorang yang mereka cintai, mereka
dapat merasakan kesedihan. Pada cerpen lain yakni Candi Prambanan nilai ini
ditunjukkan oleh sosok Roro Jonggrang dan Bondowoso. Roro Jonggrang takut
mengetahui usahanya membangun seribu candi gagal karena ulah dari Roro
Jonggrang. Kemudian pada cerpen Rumah Kecil di Bukit Sunyi nilai sehat mental
ditunjukkan oleh sosok Juragan yang begitu kegirangan karena hasil panen yang
didapat sangat bagus. Terakhir nilai ini terdapat pada Sosok Sali dalam cerpen
Gerhana. Sali sangat sedih melihat pohon pepaya kesayangannya telah tumbang
interaksi yang baik terhadap orang lain. Hal ini terdapat dalam cerpen Kupu-kupu
Ibu dan Gerhana. Dalam cerpen Kupu-kupu Ibu ditunjukkan oleh tokoh Ning dan
terwujud suatu bentuk komunikasi yang akrab. Mereka dapat saling bercerita
tentang hobi dan kesukaan mereka masing-masing. Pada cerpen Gerhana, adanya
suatu bentuk kepedulian terhadap sesama ditunjukkan oleh sosok tetangga Sali.
Ketika melihat Sali yang sedang meradang karena pepaya nya tumbang, dia
datang menghampiri Sali dan bertanya tentang apa yang sedang terjadi. Dia pun
4.2.4 Berilmu
sebagai berikut: (1) orang yang berilmu mampu mengambil hikmah dari suatu
dan (4) orang yang berilmu berhasil dan sukses dalam hidupnya (Gym, 2007).
Dalam cerpen yang terdapat dalam buku teks bahasa Indonesia Wahana
berilmu. Hal ini ditandai dengan mampu mengambil hikmah dari suatu peristiwa,
Nilai tersebut berupa memiliki pengalaman yang luas, hal itu tergambar
pada tokoh Pak Lurah dalam cerpen Gerhana yang bersifat bijaksana dengan
mengambil contoh kejadian tempo lalu yang berakhir tidak baik sebagai bahan
dapat mengambil hikmah dari suatu peristiwa, dengan harapan agar warganya
tidak akan mengalami hal yang tidak baik seperti yang terjadi pada masa lampau.
Dalam cerpen Kupu-kupu Ibu juga terdapat nilai pendidikan berilmu, hal
ini ditunjukkan oleh tokoh aku (Ning). Pada cerpen ini tokoh Ning secara tidak
kupu, yaitu dimulai dari masih berupa telur-telur, kemudian menetas menjadi
hingga pada akhirnya berubah menjadi kupu-kupu yang cantik. Hal ini
4.2.5 Cakap
melakukan sesuatu. Orang disebut cakap jika orang itu pandai menggunakan daya
akal dan pikirannya dengan baik. Ciri-ciri orang yang cakap, adalah: (1) memiliki
memiliki motivasi dan etos kerja yang tinggi serta dapat menghasilkan karya-
karya yang unggul dan mampu bersaing, dan (3) memiliki kesadaran tentang
buku teks bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan kelas VII SMP terbitan
menggunakan daya akal dan pikirannya dengan baik sehingga pekerjaan yang
harus dilakukan dapat berlangsung dengan cepat dan lancar dan memiliki
Nilai cakap ditunjukkan oleh sosok Roro Jonggrang dalam cerpen Candi
mengajukan syarat yang sangat berat dengan harapan Bondowoso tidak dapat
ditunjukkan oleh sosok Bondowoso yaitu berupa keahlian dan kecerdikan yang
saktinya dia, untuk memenuhi syarat dari Roro Jonggrang yakni membangun
seribu candi dalam waktu satu malam sangatlah berat. Tetapi Bondowoso tidak
sendiri, dia meminta bantuan para Jin untuk menyelesaikan pekerjaannya. Selain
itu nilai cakap juga ditunjukkan oleh Jin itu sendiri. Mereka bisa bekerja dengan
sangat cepat, belum genap semalam saja seribu candi sudah hampir selesai mereka
kerjakan. Hal ini menunjukkan para Jin memiliki kemampuan lebih yang tidak
bisa dilakukan oleh manusia bahkan oleh orang sakti sekalipun seperti Bandung
Bondowoso.
ditunjukkan oleh sosok pak Lurah. Terlihat dari sikap pak Lurah yang memiliki
terj adi. Pak lurah mengatakan kepada warganya agar tidak terlalu melebih-
lebihkan suatu perkara supaya tidak memicu keributan yang lain. Dia juga
menganjurkan suatu masalah harus diselesaikan dengan jalan baik-baik dan hati-
hati. Sikap yang dimiliki oleh sosok pak Lurah ini tentu sangat dibutuhkan oleh
4.2.6 Kreatif
seseorang untuk menciptakan sesuatu. Kreatif meliputi tiga hal, yaitu: (1) kreatif
atau menemukan suatu hal yang baru, (2) kreatif merupakan sikap (Attitude) yaitu
kemampuan untuk menerima perubahan dan sesuatu yang baru, (3) kreatif
merupakan sebuah proses (Ma`aruf, 2007). Dalam cerpen yang terdapat dalam
buku teks bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan kelas VII SMP terbitan
Hal tersebut tergambar pada tokoh Roro Jonggrang dalam cerpen Candi
Prambanan, dari awal dia memang tidak ingin dipinang oleh Bandung
Bondowoso sudah hampir selesai, dia mencari akal agar pekerjaan itu dapat
dihentikan, yaitu dengan menyuruh para gadis untuk menumbuk padi pada alu dan
mereka karena mengira hari sudah pagi dan waktu mereka sudah habis, dan
syarat yang diajukan Roro Jonggrang tidak dapat diselesaikan tepat pada waktu
yang ditentukan, dan dia pun dapat terbebas dari pinangan Bondowoso.
4.2.7 Mandiri
Nilai pendidikan mandiri dapat terlihat dari dalam diri dan kemampuan
seseorang. Kemandirian bukan berarti bahwa manusia dapat hidup sendiri dan
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58 59
(Kaswardi, 1993: 56) menyatakan bahwa mandiri berarti diperintah oleh dirinya
yang relevan, dalam menentukan arah tindakan terbaik bagi semua yang
berkepentingan.
Dalam cerpen yang terdapat pada buku teks bahasa Indonesia Wahana
mandiri. Nilai tersebut tampak pada kemampuan tokoh untuk tidak menyusahkan
orang lain dalam menjalani hidup. Hal tersebut tergambar dari tokoh perempuan
pada cerpen Kupu-kupu Ibu. Dia tidak mau hidup dengan menyusahkan orang
lain, dia juga tidak ingin karena dirinya orang lain akan mengalami masalah dan
kesulitan.
Sikap mandiri juga tergambar pada sosok Bawang Putih pada cerpen
Bawang Merah dan Bawang Putih. Dia sudah terbiasa mengerjakan pekerjaan
semua pekerjaan rumah sendiri. Ditambah lagi setelah dia memiliki ibu tiri dan
saudara tiri yang sangat jahat. Semua beban pekerjaan bertambah kepadanya.
manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun yang tidak
akan kewajibannya”.
Dalam cerpen yang terdapat pada buku teks bahasa Indonesia Wahana
bertanggung jawab. Nilai pendidikan tersebut tampak pada sikap yang dilakukan
para tokoh yaitu berupa berani mempertanggungjawabkan atas apa yang telah
diperbuat, dan bersedia berkorban. Tokoh pak Kerto dan Juragan dalam cerpen
Rumah Kecil di Bukit Sunyi harus menerima kenyataan ditangkap polisi untuk
mempertanggung jawabkan atas apa yang telah mereka lakukan. Pekerjaan yang
mereka lakukan melanggar hukum dan dilarang oleh negara. Sebagai konsekuensi
Sikap bersedia berkorban terlihat pada tokoh Bawang Putih pada cerpen
Bawang Merah dan Bawang Putih. Dia bersedia mencari baju yang hanyut sampai
dapat walaupun baju tersebut bukanlah baju miliknya, tetapi milik saudara tirinya
yang bersikap jahat kepadanya. Bawang Putih tidak bisa begitu saja mendapatkan
baju itu kembali, karena baju tersebut telah ditemukan oleh seorang nenek saat
terhanyut di sungai. Maka untuk mendapatkan baju itu kembali, Bawang Putih
imbalannya baju tersebut akan dikembalikan kepada Bawang Putih. Selain itu
semua pekerjaan rumah yang harus dia pikul, selalu dikerjakan dengan penuh
tanggung jawab.
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
buku teks bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan kelas VII SMP terbitan
tersebut yaitu Nilai pendidikan beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, Nilai pendidikan berakhlak mulia, Nilai pendidikan sehat, Nilai pendidikan
5.2. Saran
dapat menjadi bahan masukan yang bermanfaat bagi pihak-pihak terkait yaitu
sebagai berikut.
2) Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar lebih menggali nilai-nilai lain yang
terdapat dalam cerpen pada kuku keks kahasa Indonesia Wahana Pengetahuan
61
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58
DAFTAR RUJUKAN
62
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58
63
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58
LAMPIRAN I
64
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58
seperti mutiara. Yang lain bersayap putih jernih, merasakan takjub melihat kupu-kupu
sebening sepatu kaca Cinderella, dengan serat yang cantik. Hal ini berarti tokoh aku
tipis kehijau an melintang di tepi sayapnya. Aku mentalnya sehat, sehingga dapat
takjub. Aku mengejarnya. Kupu-kupu itu masuk merasakan atau mengekspresikan
ke dalam taman, dan aku terus saja perasaan yang sedang terjadi dalam
mengikutinya. (hlm: 144) dirinya.
(k.7) Oya, dia baik juga. Ia memintaku duduk di Nilai Penggalan cerpen tersebut mengandung
sisinya. Menemaninya bermain dengan kupu- Pendidikan nilai pendidikan berupa sehat sosial.
kupu itu. Dia mengajariku membelai sayap Sehat Terlihat dari kedua tokoh yang dapat
kupu-kupu. Kami bercerita tentang kesukaan bersosialisasi dengan baik, mereka
kami masing-masing. Dan ternyata, selain terlihat akrab, dengan menceritakan
menyenangi kupu-kupu, kami juga sama-sama tentang kesukaan mereka masing-
menyukai es krim rasa vanila dengan taburan masing. Hal ini menunjukkan bahwa
kacang almond, senang buah apel, dan tidur di ada terdapat interaksi yang terjalin baik
antara banyak bantal dan boneka. (hlm: 144) diantara keduanya.
(k.8) Ayah, aku rindu pada kedua kupu-kupu Nilai Kutipan cerpen tersebut mengandung
itu. Aku juga ingin bertemu dengan perempuan Pendidikan nilai pendidikan berupa sehat mental
itu. Kuharap kau tidak marah bila aku sering Sehat atau jiwa. Terlihat dari tokoh aku yang
menemuinya. Aku sangat senang bermain merasakan kerinduan terhadap
dengan mereka. Jauh lebih menyenangkan perempuan dan kupu-kupu itu. Dia
dibandingkan bermain lompat tali dengan juga bisa merasakan senang ketika
teman-teman. (hlm: 147) bermain dengan kupu-kupu, dan
bertemu dengan perempuan itu, bahkan
kesenangannya melebihi ketika dia
bermain lompat tali bersama teman-
temannya. Ekspresi kerinduan dan
senang ini menunjukkan bahwa tokoh
aku (Ning) memiliki kesehatan mental
ataupun jiwanya.
(k.9) Kau berbaring di tempat tidur. Menatapku. Nilai Penggalan cerpen tersebut mengandung
Menunggu dongeng pengantar tidur. Ada Pendidikan nilai pendidikan berupa sehat jiwa atau
segaris senyum tipis di wajah kanakmu yang Sehat mental. Terlihat dari tokoh ning yang
hening. Sehening namamu, Ning. Aku rindu bisa mengekspresikan perasaan senang.
menceritakannya lagi padamu. Sembari ditunjukkan dengan bisa tersenyum,
mengenang masa kecilmu yang penuh cekikik cekikikan dan rengekan manja. Tokoh
geli atau rengekan manja yang sering aku (Ayah) juga dapat mengeks
membuatku gemas. (hlm: 145) presikan perasaan rindunya yang
menandakan bahwa dia juga sehat pada
mental atau jiwanya.
(k.10) Perempuan itu, Ayah. Aku tak mau ia Nilai Kutipan cerpen tersebut mengandung
berubah menjadi kupu-kupu hanya untuk Pendidikan nilai pendidikan sehat mental atau jiwa.
menemaniku. Biar saja kupu-kupu lainnya Sehat Terlihat dari tokoh aku (Ning) yang
meninggalkanku, asalkan perempuan itu tetap bisa merasakan sedih karena
ada untukku. Aku tak ingin bermain dengan perempuan itu telah berubah menjadi
kupu-kupu. Aku ingin perempuan itu, Ayah. kupu-kupu. Dia lebih menginginkan
Hanya perempuan itu. Aku hanya ingin ibuku. sosok “perempuan” tersebut dari pada
(hlm: 147) sosok “kupu-kupu” untuk mene
maninya. Ekspresi sedih yang ditun
jukkan oleh tokoh aku menandakan bah
wa dia memiliki sehat mental atau jiwa.
(k.11) Ayah, senja tadi aku tak melihat kedua Nilai Kutipan cerpen tersebut mengandung
kupu-kupu itu di taman. Mungkin mereka Pendidikan nilai pendidikan berilmu. Terlihat dari
sedang tidur. Mungkin mereka tanpa sadar Berilmu tokoh aku yang mengetahui proses
sudah menanggalkan sayapnya, menanggal kan terbentuknya kupu-kupu, dari masih
ruhnya, menjadi telur-telur cantik yang akan berupa telur-telur, kemudian menetas
menetas jadi ulat-ulat cantik warna-warni dan menjadi ulat-ulat, dan selanjutnya ulat-
gemuk, dan sebentar lagi bersema yam dalam ulat tersebut bersemayam di dalam
65
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58
kepompong putih yang rapuh lalu menjadi kepompong, hingga pada akhirnya
kupu-kupu baru yang lebih cantik.(hlm: 146) berubah menjadi kupu-kupu yang
cantik. Hal ini menunjukkan bahwa
tokoh aku memiliki ilmu pengetahuan.
(k.12) Lambat laun orang-orang mulai curiga Nilai Kutipan cerpen tersebut mengandung
dengan keberadaannya di taman. Orang-orang Pendidikan nilai pendidikan cakap. Terlihat dari
juga heran dengan keberadaan kedua kupu-kupu Cakap tokoh perempuan itu yang bisa
itu. Banyak yang menduga bila perempuan itu berbicara dengan kupu-kupu dan
bisa berbicara dengan kupu-kupu. Hanya memiliki ilmu hitam. Hal ini
dengan kupu-kupu, Ning. Orang-orang pun menunjukkan bahwa perempuan
mulai menyiarkan kabar bila perempuan itu tersebut memiliki kecakapan karena
memiliki ilmu hitam. (hlm: 145) kemampuan yang ada pada dirinya.
Karena bagaimana mungkin seseorang
dapat berbicara dengan kupu-kupu jika
tidak memiliki kemampuan seperti
yang dimiliki oleh perempuan tersebut.
(k.13) Sedangkan aku sudah terbiasa hidup Nilai Penggalan Kutipan cerpen tersebut
dalam kesendirian. Setidaknya aku masih bisa Pendidikan mengandung nilai pendidikan mandiri.
menemukan sedikit keributan di taman ini setiap Mandiri Terlihat dari tokoh aku (perempuan)
senja. Mendengar kepak sayap burung-burung yang sudah terbiasa hidup sendiri dan
yang pulang ke sarang, riuh pepohonan tidak mau merepotkan orang lain. Hal
menyambut malam yang membawakan selimut ini menunjukkan bahwa perempuan itu
tidurnya, bising binatang malam yang bersiap mampu hidup sendiri tanpa harus
keluar sarang bila malam tiba. Tonggeret, menyusahkan orang lain dan tidak
kodok, jangkrik. Jujur saja, aku lebih suka menginginkan orang lain dalam
sendiri. Aku tak mau merepotkanmu. Karena kesulitan hanya karena dirinya.
suatu saat kau mungkin akan menemui kesulitan
hanya karena keberadaan ku. (hlm: 146)
(k.14) Sejak ibu Bawang Putih meninggal, ibu Nilai Kutipan cerpen tersebut mengandung
Bawang Merah kerap berkunjung ke tempat Pendidikan nilai pendidikan berakhlak mulia yaitu
tinggal Bawang Putih. Dia kerap membawakan Berakhlak berupa kasih sayang yagn ditunjukkan
mereka makanan, menolong Bawang Putih Mulia oleh ibu Bawang Merah. Terlihat pada
membereskan tempat tinggal atau cuma sikap ibu Bawang Merah, ketika ibu
menemani Bawang Putih serta ayahnya Bawang Putih meninggal, dia bersedia
mengobrol. (hlm: 153) berkunjung kerumah Bawang Putih,
baik dengan membawa makanan,
membantu Bawang Putih ataupun
hanya sekedar mengobrol.
(k.15) Suatu hari, ayah Bawang Putih sakit Nilai Kutipan cerpen tersebut mengandung
keras dan meninggal dunia. Tinggallah Bawang Pendidikan nilai pendidikan berakhlak mulia, yaitu
Putih bersama ibu dan saudara tirinya. Hari Berakhlak berupa sosok Bawang Putih yang selalu
demi hari Bawang Putih disiksa oleh Bawang Mulia tabah menjalani hidupnya yang keras.
Merah dan ibunya. Namun, Bawang Putih Setelah ayahnya meninggal, setiap hari
menerima kehidupan itu dengan tabah. (hlm: dia selalu disiksa oleh Ibu dan saudara
153) tirinya. Tetapi bawang putih menerima
kehidupan itu dengan tabah. Hal ini
menunjukkan bahwa Bawang Putih
memiliki akhlak yang mulia dengan
berbudi pekerti yang luhur.
(k.16) Setelah selesai, Bawang Putih berpamit Nilai Kutipan cerpen tersebut mengandung
kepada sang nenek. Baju itu pun diserahkan Pendidikan nilai pendidikan berakhlak mulia yang
nenek kepada Bawang Putih. Nenek itu juga Berakhlak ditunjukkan oleh sang nenek. Terlihat
memberi bungkusan hadiah untuk Bawang Putih Mulia dari sikap sang nenek yang bersedia
karena telah bekerja membersihkan rumah mengembalikan baju. Nenek itu juga
nenek. (hlm: 153) memberikan bingkisan berupa hadiah
kepada Bawang Putih. Sikap baik yang
ditunjukkan sang nenek tersebut men
cerminkan seseorang yang berakhlak.
66
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58
(k.17) Kehidupan bahagia itu tertanggu saat ibu Nilai Kutipan cerpen tersebut mengandung
Bawang Putih sakit keras dan pada akhirnya Pendidikan nilai pendidikan sehat mental atau jiwa.
meninggal dunia. Bawang Putih sangat berduka, Sehat Terlihat dari bawang putih dan ayahnya
demikianlah juga ayahnya. (hlm: 153) yang sangat berduka ketika ibu bawang
putih meninggal. Hal ini menunjukkan
bahwa mereka sehat secara mental atau
jiwanya karena ketika mereka kehi
langan seseorang yang mereka cintai,
mereka dapat merasakan kesedihan.
(k.18) Bawang Putih pun segera membantu Nilai Kutipan cerpen tersebut mengandung
nenek membersihkan rumah. Nenek itu terkesan Pendidikan nilai pendidikan mandiri. Terlihat dari
dengan ketekunan Bawang Putih melakukan Mandiri sikap bawang putih yang tekun
tugasnya membersihkan rumah. (hlm: 153) melakukan pekerjaannya. Dari sikap
bawang putih tersebut, menunjukkan
bahwa dia sudah terbiasa melakukan
pekerjaan rumah sendiri. Hal ini
menunjukkan bahwa bawang putih
adalah seorang anak yang mandiri.
(k.19) Suatu hari, Bawang Putih mencuci baju Nilai Penggalan cerpen tersebut mengandung
ibu dan saudaranya di sungai. Ada satu baju Pendidikan nilai pendidikan bertanggung jawab.
yang terhanyut, Bawang Putih pun mengejar Bertanggung Terlihat dari sikap Bawang Putih yang
baju itu. Sampailah dia disebuah rumah yang Jawab berusaha untuk mendapatkan kembali
dihuni seorang nenek yang berada di tepi baju yang hanyut itu, mulai dari
sungai. Nenek itu menyimpan baju Bawang mengejar baju itu, hingga bersedia
Putih yang hanyut. Dia mau menyerahkan baju membantu membersihkan rumah
itu jika Bawang Putih mau membantunya seorang nenek yang menemukan baju
membersihkan rumah. Bawang Putih pun segera tersebut demi mendapatkan baju itu
membantu nenek membersihkan rumah. (hlm: kembali. Hal ini menunjukkan sikap
153) rasa tanggung jawab Bawang Putih,
walaupun sebenarnya baju yang hanyut
itu bukan miliknya.
(k.20) Bagaimanapun juga, dia akan Nilai Penggalan cerpen tersebut mengandung
memperistrinya. Roro Jonggrang takut menolak Pendidikan nilai pendidikan sehat mental atau jiwa.
pinangan itu. (hlm: 161) Sehat Terlihat dari rasa takut Roro jonggrang
untuk menolak pinangan dari Bandung
Bondowoso. Hal ini menunjukkan
bahwa Roro Jonggrang dapat
mengekspresikan emosionalnya yaitu
perasaan takut dalam dirinya sebagai
tanda bahwa dia sehat mental atau
jiwanya.
(k.21) Keesokan harinya waktu Bandung Nilai Penggalan cerpen tersebut mengandung
Bondowoso mengetahui bahwa usahanya gagal, Pendidikan nilai pendidikan sehat mental atau jiwa.
bukan main marahnya. Di mengutuk para gadis Sehat Terlihat pada kemarahan Bandung
disekitar prambanan tidak akan ada orang yang Bondowoso. Hal ini menunjukkan
maumemperistri mereka sampai mereka bahwa Bandung Bondowoso dapat
menjadi perawan tua. Sedangkan Roro mengekspresikan emosionalnya dengan
Jonggrang sendiri dikutuk menjadi arca. (hlm: perasaan marah yang luar biasa
162) tersebut, bahkan sampai mengeluarkan
kutukan kepada para gadis-gadis dan
Roro Jonggrang.
(k.22) Kemenangan Raja Pengging itu Nilai Kutipan cerpen tersebut mengandung
disebabkan oleh bantuan orang kuat yang Pendidikan nilai pendidikan cakap. Terlihat pada
bernama Bondowoso yang juga terkenal sebagai Cakap sosok Bandung Bondowoso sebagai
Bandung Bondowoso karena dia mempunyai orang yang kuat dan sakti. Kekuatan
senjata sakti yang bernama Bandung. (hlm: 161) dan kesaktian dari Bandung
Bondowoso ini menunjukkan bahwa
dia memiliki keterampilan atau
67
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58
68
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58
mencium bau bunga-bungaan yang harum, roh menyuruh gadis-gadis menumbuk padi
halus menghentikan pekerjaan mereka karena di lesung dan menaburkan bunga yang
mengira hari sudah siang. (hlm: 161) harum baunya. Terbukti hal itu ampuh
untuk menghentikan pekerjaan para
roh-roh halus itu karena mengira hari
sudah siang, dan pekerjaan itupun
akhirnya tidak selesai sesuai dengan
waktu yang ditentukan.
(k.27) Pak kerto tertunduk bisu. Inilah jawaban Nilai Penggalan cerpen tersebut mengandung
atas teka-teki tanaman itu, ya, dua tahun lebih Pendidikan nilai pendidikan beriman kepada Tuhan
baru terjawab sekarang. Pipi keriput lelaki tua Beriman YME. Terlihat pada pak Kerto. Setelah
itu basah oleh air mata. Rumah kecil di atas dan terungkap teka-teki dari tanaman yang
bukit semakin jauh ditinggalkan. Tuhan, jerit Bertakwa selama ini ditanamnya ternyata adalah
pak Kerto lirih. (hlm: 195) kepada ganja, yang dilarang oleh negara. Ter
Tuhan dapat ketidakpercayaan dan penyesalan
YME yang dalam dibenaknya. Dalam
kesedihan itu Pak Kerto ingat kepada
Tuhan dengan memanggil namanya.
(k.28) Tiba-tiba pintu terbuka dan laki-laki Nilai Kutipan cerpen tersebut mengandung
dengan perut gendut muncul “Ooo….juragan. Pendidikan nilai pendidikan berakhlak mulia yang
Silakan gan”, sambut pak Kerto sambil Berakhlak ditunjukkan oleh Pak Kerto. Terlihat
membungkuk. Dengan tergesa dibersihkannya Mulia bagaimana pak Kerto sangat menjaga
bangku bambu yang sudah reyot itu. (hlm: 194) etika ketika berhadapan dengan
juragannya yang mempekerjakannya
dengan bersikap sangat sopan, tutur
bicara yang lembut dan gerak badan
yang selalu menunjukkan rasa hormat.
(k.29) Dan ia hanya tunduk pada segala perintah Nilai Kutipan cerpen tersebut mengandung
juragannya lalu mendapatkan upah. Ya, hanya Pendidikan nilai pendidikan berakhlak mulia yang
itu saja yang pak Kerto lakukan. Sementara pak Berakhlak ditunjukkan oleh sikap Pak Kerto yang
Kerto sendiri dilarang bergaul dengan orang- Mulia selalu mematuhi perintah juragannya.
orang di sekitar perbukitan. Itu Perintah juragan Hal ini menunjukkan bahwa pak kerto
dan harus dipatuhi. (hlm: 194) memiliki sifat yang berbudi pekerti
luhur, karena sebagai seorang pekerja
dari sang juragan dia merasa wajib
untuk mematuhi perintahnya.
(k.30) “ bagus-bagus panenan kali ini, Kerto”, Nilai Kutipan cerpen tersebut mengandung
lanjut juragan itu sambil menepuk punggung Pendidikan nilai pendidikan berakhlak mulia yang
pak Kerto. Hati pak Kerto bahagia telah Berakhlak ditunjukkan oleh sang juragan. Hal ini
membuat juragan senang. Ia akan mendapat Mulia terlihat pada perlakuan sang Juragan
tambahan upah. Watak juragan memang begitu, yang selalu bersikap baik kepada pak
kalau sedang senang ia tak segan-segan Kerto dengan selalu memberikan
memberi tambahan upah. (hlm: 194) tambahan upah ketika pekerjaan yang
dilakukan oleh pak Kerto hasilnya
memuaskan.
(k.31) Sepeninggal juragan, pak Kerto berbaring Nilai Kutipan cerpen tersebut mengandung
sambil berselimut sarung. Ia tak dapat tidur. Pendidikan nilai pendidikan berakhlak mulia. Hal
Pikirannya menerawang jauh. Pak Kerto ingin Berakhlak ini terlihat pada sikap pak Kerto yang
membelikan kain kebaya buat istrinya dan dua Mulia masih selalu mengingat keluarganya
sandal plastik buat kedua anaknya. Hatinya yang berada di kampung, jauh darinya
bahagia sekali karena sebentar lagi ia akan sekarang. Dia pun akan sangat bahagia,
pulang untuk melepas kerinduan pada istri dan karena tidak lama lagi dia akan pulang,
kedua anaknya. (hlm: 194) dan akan segera bertemu dengan istri
dan kedua anaknya. Hal ini menunjuk
kan bahwa pak Kerto sangat mencintai
keluarganya yang ada dikampung.
(k.32) “Apa salah saya, pak?” tanya pak Kerto Nilai Kutipan cerpen tersebut mengandung
terputus-putus. Pendidikan nilai pendidikan berakhlak mulia, yang
69
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58
“Bapak telah menanam dan menyimpan pohon Berakhlak ditunjukkan oleh sikap patuh Pak Kerto
ganja. Pemerintah melarang menanam pohon Mulia yang selalu mematuhi perintah dari
itu”, jawab polisi itu tegas. juragannya walaupun dia tidak
“Tapi saya hanya disuruh juragan. Saya hanya mengerti jika apa yang disuruh oleh
melaksanakan perintah juragan, pak”, kata pak juragannya itu terlarang. Hal baik juga
Kerto tertunduk. ditunjukkan oleh aparat kepolisian
“Saya mengerti dan memahami keadaan bapak. yang berusaha untuk menegakkan
Juragan bapak sekarang ada di tahanan polisi”. hukum, dengan menindak pihak-pihak
(hlm: 195) yang melakukan hal yang melanggar
hukum. Karena menanam ganja
dilarang oleh negara.
(k.33)Sang juragan segera mendekati tumpukan Nilai Penggalan cerpen tersebut mengan
karung. Sesaat, dibukanya salah satu karung dan Pendidikan dung nilai pendidikan sehat jiwa atau
diambilnya sehelai daun yang ada di dalamnya, Sehat mental dan sehat fisik. Sehat mental
kemudian sehelai daun itu diciumnya. “ahhh, terlihat dari tokoh Juragan yang bisa
luar biasa!” teriaknya kegirangan. “ bagus- mengekspre sikan kegirangannya deng
bagus panenan kali ini, Kerto”, lanjut juragan an berteriak karena hasil panenya kali
itu sambil menepuk punggung pak Kerto. Hati ini bagus, dan pak Kerto yang bisa
pak Kerto bahagia telah membuat juragan merasakan bahagia karena hasil
senang. (hlm: 194) pekerjannya telah membuat juragannya
senang. Sehat fisik dapat kita lihat dari
diri pak Kerto. Dengan melakukan
pekerjaan dan menghasilkan dengan
memuaskan seperti yang telah
dilakukan oleh pak Kerto, tentu hal ini
hanya bisa dilakukan dengan keadaan
fisik yang baik dan sehat sehingga
pekerjaan yang akan dikerjakan dapat
berlangsung maksimal.
(k.34) “Maaf, bapak saya tangkap”, kata polisi Nilai Penggalan cerpen tersebut mengan
sambil mendekat dan memborgol kedua tangan Pendidikan dung nilai pendidikan bertanggung
pak Kerto. Bertanggung jawab. Pertama ditunjukkan oleh pak
“Apa salah saya, pak?” tanya pak Kerto Jawab Kerto yang harus ditangkap oleh pihak
terputus-putus. berwajib sebagai pertanggungjawaban
“Bapak telah menanam dan menyimpan pohon nya, walaupun hal itu di luar
ganja. Pemerintah melarang menanam pohon ketidaktahuan atas apa yang telah dia
itu”, jawab polisi itu tegas. kerjakan karena semua itu adalah atas
“Tapi saya hanya disuruh juragan. Saya hanya perintah Juragannya. Kedua, Juragan
melaksanakan perintah juragan, pak”, kata pak yang telah ditahan polisi. Dia harus
Kerto tertunduk. mempertanggungjawabkan atas apa
“Saya mengerti dan memahami keadaan bapak. yang telah dia perbuat karena telah
Juragan bapak seka rang ada di tahanan polisi”. melakukan perbuatan yang dilarang
(hlm: 195) negara dan tentu saja telah melibatkan
orang lain (Pak Kerto) yang tidak
mengetahui tentang hal tersebut.
(k.35) Tapi, tiada seorang pun merasa perlu Nilai Penggalan cerpen tersebut mengan
untuk menanyakan sebab-sebab kematian Sali, Pendidikan dung nilai pendidikan beriman kepada
karena mati adalah untuk setiap makhluk yang Beriman Tuhan Yang Maha Esa. Semua makh
hidup. (hlm: 226) dan luk hidup pada akhirnya akan mati, dan
Bertakwa kematian itu sendiri tergantung pada
kepada kehendak Tuhan. Jadi, tidak seorang
Tuhan makhluk pun dapat mengelak dari
YME kematian jika Tuhan sudah
menghendakinya.
(k.36) Seorang tetangga dari sebelah rumahnya Nilai Kutipan cerpen tersebut mengandung
datang diam-diam dan berdiri disampingnya, Pendidikan nilai pendidikan sosial. Terlihat dari
ikut menyaksikan musibah ini. Sehat sikap sitetangga yang ikut menyaksi
“Tengok,” kata Sali. “Tengoklah ini ada bekas kan musibah yang menimpa Sali
70
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58
bacokan.” Lalu dirabanya bagian itu. “Jadi telah dengan menghampirinya dan menjalin
dibacok dengan parang….”. (hlm: 220) interaksi. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagai makhluk sosial harus ada
kepedulian terhadap sesama, apalagi
terhadap tetangga sendiri.
(k.37) “Kutanam dulu bijinya disini,“ kata Sali Nilai Kutipan cerpen tersebut mengandung
seraya mengais tanah dibawahnya dengan ujung Pendidikan nilai pendidikan sehat jiwa atau mental.
jari kakinya, “kupupuk dan kusiram dua kali Sehat Terlihat dari eksperi Sali yang
sehari, pagi dan sore ketika kuncupnya mulai menunjukkan rasa sedih dan prihatin
nyemi, hampir aku berjingkrak-jingkrak menari karena pepaya yang ia tanam sendiri,
lantaran besar hatiku.” Kembali diusapnya merawatnya dengan baik, tetapi
batang pepaya itu. Tiba-tiba matanya berkaca- kemudian telah tumbang. Hal itu juga
kaca dan suaranya menjadi keruh, “Aku seperti ditunjukkan oleh sitetangga yang
bapaknya yang mengasuhnya sejak ia masih merasa sedih mendengar cerita Sali
bayi hingga sebesar ini,” ia tersekat sesaat, lalu yang menunjukkan sikap toleransi dan
tambahnya, “Sekarang beginilah keadaannya, peduli terhadap keadaan Sali.
ditebang, dibacok, digorok, dan dirobohkan
dengan tak semena-mena….”
Tercenung si tetangga mendengar kisah
mengharukan itu. Berkali-kali ia mau campur
bicara, tapi setiap kali di urungkannya, akhirnya
berkatalah ia, “Sedih juga jadinya mendengar
ceritamu. (hlm: 220)
(k.38)Masih ingatkah kau pada peristiwa Dulah Nilai Penggalan cerpen tersebut mengandung
dan Bidin tempo hari? Nah, betapa Pendidikan nilai pendidikan berilmu. Terlihat dari
menyedihkan kesudahan nya….” Berilmu sikap pak Lurah yang bersifat bijaksana
“Apakah soalnya? Dua kilo beras. Seorang dengan mengambil contoh kejadian
kehilangan nyawanya dan yang lain meringkuk tempo lalu yang berakhir tidak baik.
dalam penjara. Gara-gara sejumput beras. Yang Dia menyampaikan kepada Sali agar
satu bilang sudah dikembalikan beras yang tidak terulang hal serupa, tentu dengan
dipinjamnya. Yang lain bilang belum, lalu mengambil himkah dari kejadian lalu
selusin iblis menyerupai mereka. Cekcok kian tersebut.
menjadi-jadi dan akhirnya baerkesudahan
dengan penumpahan darah. Kini kau datang
dengan persoalan pohon pepayamu. Tak ada
bedanya antara sebatang pohon dengan dua kilo
beras, sama-sama bisa berlarut-larut dan
berkesudahan menyedihkan. Sebaiknya kau
pulang saja, ambillah beberapa benih pepaya
dan tanamlah di pekaranganmu. Tiada beberapa
lama tentu akan kau miliki lagi pohon-pohon
pepaya. Habis perkara,” kata Pak Lurah
akhirnya. (hlm: 223)
(k.39) “Itu benar, tapi jangan melebih- Nilai Kutipan cerpen tersebut mengandung
lebihkan. Ingat, yang harus di utamakan ialah Pendidikan nilai pendidikan cakap. Terlihat dari
kerukunan kam pung. Soal kecil yang terlalu di Cakap sikap pak Lurah yang berusaha
besar-besarkan bisa mengakibat kan kericuhan memberikan nasehat kepada warganya
dalam kampung. Setiap soal mesti diselesaikan agar tidak terlalu melebih-lebihkan
dengan sebaik-baiknya. Tidak boleh mein suatu perkara supaya tidak memicu
seruduk. Lebih-lebih engkau. Kabarnya kau keributan yang lain. Dia juga
berpenyakit darah tinggi. Suatu pen yakit yang menganjurkan suatu masalah harus
jelek sekali, mudah mem buat orang jadi diselesaikan dengan jalan baik-baik
penasaran. (hlm: 223) dan hati-hati.
71
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58
LAMPIRAN II
Cerpen 1:
Kupu-kupu ibu
Gambar Kupu-kupu
AKU melihatnya. Aku melihat perempuan yang pernah kau ceritakan. Sepulang sekolah
tadi, di dekat taman, aku melihat sepasang kupu-kupu berputar saling melingkar. Tapi
mereka tak seperti kupu-kupu dalam ceritamu, Ayah. Mereka lebih cantik. Yang satu
berwarna hitam dengan bintik biru bercahaya seperti mutiara. Yang lain bersayap putih
jernih, sebening sepatu kaca Cinderella, dengan serat tipis kehijauan melintang di tepi
sayapnya.
Aku takjub. Aku mengejarnya. Kupu-kupu itu masuk ke dalam taman, dan aku
terus saja mengikutinya. Dan ternyata kedua kupu-kupu itu menghampiri seorang
perempuan yang duduk di bangku yang agak terpisah dari bangku-bangku taman
lainnya. Kupu-kupu itu asyik berputar-putar di atas kepala perempuan itu.
Aku tersadar. Itu perempuan yang Ayah ceritakan. Sebelum aku sempat
membalikkan badan untuk meninggalkan taman itu, ia berbicara padaku. Aku tak
menyangka. Tidak, Ayah. Ia tidak bisu seperti yang kau bilang. Dan katamu ia seorang
yang menyeramkan, hingga aku membayangkan perempuan itu sebagai nenek penyihir.
Ayah, perempuan itu sangat cantik. Sama cantiknya dengan kedua kupu-kupu itu. Oya,
dia baik juga. Ia memintaku duduk di sisinya. Menemaninya bermain dengan kupu-kupu
itu. Dia mengajariku membelai sayap kupu-kupu. Kami bercerita tentang kesukaan kami
72
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58
***
Kau ingat ceritaku, Ning? Tentang dua ekor kupu-kupu dan seorang perempuan
yang jatuh cinta pada mereka? Ah, kurasa kau sudah lupa. Ketika pertama kali
kuceritakan ini, kau masih kecil, belum juga TK. Bahkan aku masih ingat, kau memakai
terusan jingga dengan hiasan pita merah melingkar di pinggang, bergambar kelinci putih
yang mengedipkan matanya di bagian depan. Baju kesukaanmu saat itu. Kau berbaring
di tempat tidur. Menatapku. Menunggu dongeng pengantar tidur. Ada segaris senyum
tipis di wajah kanakmu yang hening. Sehening namamu, Ning.
Aku rindu menceritakannya lagi padamu. Sembari mengenang masa kecilmu yang
penuh cekikik geli atau rengekan manja yang sering membuatku gemas. Anggap saja
masa kecilmu tak sanggup mengingat dongeng itu. Dan sekarang, aku akan
mengingatkannya kembali untukmu, Ning.
Setiap senja, Ning, di taman dekat sekolah, selalu ada seorang perempuan yang
duduk di sudut taman. Ketika langit mulai berwarna jingga, ia hadir di taman itu dan
selalu menunggu kedatangan dua ekor kupu-kupu cantik. Ya, keduanya cantik. Yang
seekor bersayap hijau dengan serat-serat kecokelatan pada garis guratannya. Kira-kira
seperti daging buah avokad yang matang. Dan yang seekor lagi bersayap biru, dengan
sedikit bintik-bintik putih. Ya, mirip dengan motif tas tangan ibu di potret keluarga yang
ada di ruang tamu. Tak ada yang tahu tentang apa yang dilakukannya bersama kedua
kupu-kupu itu setiap senja. Lalu setelah langit kehilangan garis jingga terakhir, kedua
kupu-kupu itu pun meninggalkan taman, sebelum malam membuat mata mereka jadi
buta. Perempuan itu pun pergi. Berjalan gontai, dengan tundukan kepala yang dalam.
Seolah ia ingin sekali melupakan seluruh hari yang pernah dijalaninya.
Orang-orang di sekitar sini tak ada yang mengenalnya. Tak ada yang tahu
namanya. Tak ada yang mengerti ia berasal dari keluarga yang mana. Bahkan tak ada
yang pernah berbicara dengannya. Walau hanya sekadar perbincangan basa-basi tanpa
perkenalan. Orang-orang tak tahu di mana rumahnya. Kemudian setiap senja berakhir,
ketika orang-orang mulai sibuk dengan menu makan malam dengan keluarganya
masing-masing, perempuan itu seakan-akan menghilang. Tak ada jejak yang bisa
menunjukkan keberadaannya.
Bagimu mungkin tak ada yang mengherankan. Seperti juga dirimu yang mencintai
kupu-kupu. Semua berjalan seperti biasa tanpa ada kejadian yang berarti. Sampai
kemudian tersiar kabar bila perempuan itu bisu. Karena sempat di suatu pengujung
senja, saat perempuan itu meninggalkan taman, seseorang tak sengaja melihatnya lalu
menyapanya. Tapi perempuan itu cuma mengangguk tersenyum, tanpa bicara apa-apa.
Lambat laun orang-orang mulai curiga dengan keberadaannya di taman. Orang-
orang juga heran dengan keberadaan kedua kupu-kupu itu. Banyak yang menduga bila
perempuan itu bisa berbicara dengan kupu-kupu. Hanya dengan kupu-kupu, Ning.
Orang-orang pun mulai menyiarkan kabar bila perempuan itu memiliki ilmu hitam. Sejak
73
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58
itu pula orang-orang mulai menjauhinya. Tak ada yang mau datang ke taman dekat
sekolah setiap senja. Orang-orang takut akan bertemu dengan perempuan itu bila
datang ke sana. Itulah sebabnya, taman dekat sekolah selalu sunyi sebelum senja
datang, sebelum langit mengguratkan cahaya jingga di tubuhnya.
Ning, ini bukanlah dongeng seperti yang biasanya kuceritakan sebelum kau tidur.
Bukan cerita serupa Putri Rapunzel, Cinderella, Putri dan Biji Kapri, Tiga Babi Kecil, atau
cerita Serigala yang Jahat. Tapi ini benar-benar ada. Perempuan itu betul-betul datang
setiap senja ke taman dekat sekolah. Ayah sengaja menceritakan ini agar kau tak datang
ke taman ketika kau pulang sekolah saat senja.
***
Ning, mengapa kau kemari lagi? Segeralah pulang. Ayahmu akan curiga bila kau
selalu pulang terlambat dari sekolah. Kau pun pasti telah mendengar dari orang-orang
tentangku. Aku memang kesepian. Gunjingan orang-orang membuatku disingkirkan.
Tapi, janganlah kau terlampau sering datang menemuiku. Apalagi bila hanya ingin
bermain dengan kupu-kupu yang sering menemaniku. Atau sekadar ingin membawakan
aku es krim atau buah apel. Kau bisa bermain dengan kupu-kupu lain yang mungkin lebih
cantik dari kedua kupu-kupu di taman ini. Kau juga bisa makan es krim dengan ayahmu.
Sedangkan aku sudah terbiasa hidup dalam kesendirian. Setidaknya aku masih bisa
menemukan sedikit keributan di taman ini setiap senja. Mendengar kepak sayap burung-
burung yang pulang ke sarang, riuh pepohonan menyambut malam yang membawakan
selimut tidurnya, bising binatang malam yang bersiap keluar sarang bila malam tiba.
Tonggeret, kodok, jangkrik. Jujur saja, aku lebih suka sendiri. Aku tak mau
merepotkanmu. Karena suatu saat kau mungkin akan menemui kesulitan hanya karena
keberadaanku.
Aku yakin, Ning, suatu saat kau akan menemukan kupu-kupu yang kau sukai. Yang
akan selalu menemanimu. Meski ia harus mengalami kelahiran berulang kali sebagai
kupu-kupu, untuk menemanimu. Ning, aku tak ingin orang-orang akan ikut bergunjing
tentangmu, hanya karena kau menemuiku di sini. Aku tak mau orang-orang
menjauhimu, bila mereka tahu kau pernah datang mengunjungiku. Bahkan teman-
teman sekolahmu mungkin tak mau lagi berbicara denganmu. Pulanglah, Ning. Aku juga
harus bergegas pulang. Matahari telah tampak uzur hari ini. Sudah tiba waktunya bagi
kedua kupu-kupu ini untuk tidur.
***
Ayah, senja tadi aku tak melihat kedua kupu-kupu itu di taman. Mungkin mereka
sedang tidur. Mungkin mereka tanpa sadar sudah menanggalkan sayapnya,
menanggalkan ruhnya, menjadi telur-telur cantik yang akan menetas jadi ulat-ulat cantik
warna-warni dan gemuk, dan sebentar lagi bersemayam dalam kepompong putih yang
rapuh lalu menjadi kupu-kupu baru yang lebih cantik.
Ayah, aku juga tak melihat perempuan itu. Tak ada seorang pun di taman senja
tadi. Aku sudah berkeliling mencarinya. Padahal, aku sudah membeli sebatang cokelat
putih untuk kami nikmati bersama-sama. Ayah, apa perempuan itu marah padaku? Apa
perempuan itu kesal karena aku sering mengunjunginya? Apa kunjunganku membuat
74
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58
perempuan itu terganggu? Kalau ia memang marah, aku tak mengerti sebabnya. Dia tak
pernah marah padaku. Selalu tersenyum bila aku datang, mencium keningku setiap kami
berpisah di pertigaan dekat taman ketika kami pulang bersama sehabis senja.
Perempuan itu tak pernah mengatakan bila ia terganggu dengan keberadaanku.
Memang perempuan itu pernah melarangku untuk datang menemuinya.
Perempuan itu mengatakan bila ia lebih suka sendiri. Tapi aku tak percaya padanya. Aku
yakin bila ia tak mau menemuiku karena sebab lain. Karena biasanya wajah perempuan
itu selalu tampak riang menyambut kedatanganku. Bila aku berlari menghampirinya,
tangannya akan terentang lebar ingin memelukku. Aku tahu ia selalu menunggu
kedatanganku.
Ayah, aku rindu pada kedua kupu-kupu itu. Aku juga ingin bertemu dengan
perempuan itu. Kuharap kau tidak marah bila aku sering menemuinya. Aku sangat
senang bermain dengan mereka. Jauh lebih menyenangkan dibandingkan bermain
lompat tali dengan teman-teman. Ayah, apa kau betul-betul tak mengenal perempuan
itu? Apa kau benar-benar tak tahu di mana ia tinggal? Kumohon, antarkan aku ke sana.
***
Ning, lihatlah halaman rumah kita, penuh dengan kupu-kupu mungil warna-warni
yang cantik. Sayap mereka berkilauan. Tapi ada tiga kupu-kupu yang lebih besar.
Lihatlah, yang dua ekor itu seperti yang kau temui di taman bukan? Dan yang paling
besar adalah kupu-kupu yang tercantik dari seluruh kupu-kupu itu. Aku pun baru kali ini
melihat kupu-kupu seindah itu, Ning. Warna ungu dan hijau di sayapnya berpadu sangat
serasi. Caranya mengepakkan sayap dengan pelan dan lembut. Sangat anggun, seperti
ibumu.
Lihat, matamu sampai berkaca-kaca melihatnya. Kau senang bukan, sekarang kau
memiliki banyak sekali kupu-kupu yang indah. Kau rindu pada kupu-kupu, kan?
Bermainlah bersama mereka, Ning. Aku yakin mereka pun akan senang bermain
denganmu.
***
Tidak. Aku tak ingin bermain bersama mereka. Lihatlah kupu-kupu yang paling
besar itu. Kupu-kupu itu memang yang paling cantik. Tapi, warnanya persis sama dengan
warna gaun perempuan itu ketika terakhir kali aku menemuinya. Perempuan itu, Ayah.
Aku tak mau ia berubah menjadi kupu-kupu hanya untuk menemaniku. Biar saja kupu-
kupu lainnya meninggalkanku, asalkan perempuan itu tetap ada untukku. Aku tak ingin
bermain dengan kupu-kupu. Aku ingin perempuan itu, Ayah. Hanya perempuan itu. Aku
hanya ingin ibuku.
Yogyakarta, 2006
***
sumber buku 20 cerpen terbaik 2008. Tahun 2008. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Karya
Komang Ira Puspitaningsih. Dia lahir di Denpasar, 31 Mei 1986. Beberapa karyanya terkumpul
dalam sejumlah antologi bersama, antara lain: Ning (Sanggar Purbakaraka, 2002), Para Penari
(Lingkaran Komunikasi Malang, 2002), Lampung Kenangan (Dewan Kesenian Lampung, 2002).
75
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58
Cerpen 2:
1 Pada zaman dahulu, di sebuah desa tinggal sebuah keluarga yang bahagia. Ia
mempunyai anak yang cantik bernama Bawang Putih. Kehidupan bahagia itu
terganggu saat ibu Bawang Putih sakit keras dan pada akhirnya meninggal dunia.
Bawang Putih sangat berduka, demikianlah juga ayahnya. Sekarang Bawang Putih
hanya tinggal berdua dengan ayahnya.
2 Di desa itu, hiduplah seorang janda yang mempunyai anak bernama Bawang Merah.
Sejak ibu Bawang Putih meninggal, ibu Bawang Merah kerap berkunjung ke tempat
tinggal. Dia kerap membawakan makanan, menolong Bawang Putih membereskan
tempat tinggal atau Cuma menemani Bawang Putih serta ayahnya mengobrol.
Akhirnya, sang janda menikah dengan ayah Bawang Putih. Kehidupan Bawang
Putih tidak sepi lagi. Dia mendapat ibu baru sekaligus saudara perempuan, yaitu
Bawang Merah. Pada awalnya sang ibu tiri dan saudara tiri itu amat baik pada
Bawang Putih, tetapi lama-kelamaan karakter asli mereka mulai terlihat. Mereka
sering memarahi Bawang Putih serta memberinya pekerjaan berat bila ayah mereka
pergi berdagang. Sudah pasti sang ayah tidak mengetahuinya karena Bawang Putih
putih tidak pernah mengadukan tingkah ibu dan saudara tirinya itu.
3 Suatu hari, ayah Bawang Putih sakit keras dan kemudian meninggal. Tinggallah
Bawang Putih bersama ibu dan saudara tirinya. Hari demi hari Bawang Putih disiksa
oleh Bawang Merah dan ibunya. Namun, Bawang Putih menerima kehidupan itu
dengan tabah. Suatu hari, Bawang Putih mencuci baju Ibu dan Saudaranya di sungai.
Ada satu baju yang terhanyut, Bawang Putih pun mengejar baju itu. Sampailah dia di
sebuah rumah yang dihuni seorang nenek yang berada di tepi sungai. Nenek itu
menyimpan baju Bawang Putih yang hanyut. Dia mau menyerahkan baju itu jika
Bawang Putih mau membantunya membersihkan rumah. Bawang Putih pun segera
membantu nenek membersihkan rumah. Nenek itu terkesan dengan ketekunan
Bawang Putih melakukan tugasnya membersihkan rumah. Setelah selesai, Bawang
Putih berpamit kepada sang nenek. Baju itu pun diserahkan nenek kepada Bawang
Putih. Nenek itu juga memberikan bungkusan hadiah untuk Bawang Putih karena
telah bekerja membersihkan rumah nenek. Bungkusan itu tidak boleh dibuka jika
belum sampai rumah. Dengan bergegas, nenek kembali ke rumah. Sesampainya di
rumah dia ceritakan pengalamannya dan dibukanya bungkusan yang diberikan
nenek. Ternyata di dalam bungkusan itu terdapat emas yang berkilauan banyak
sekali. Bawagnt Merah merasa iri akan keberuntungan Bawang Putih.
4 Keesokan harinya, karena rasa iri hati yang sangat, Bawang Merah melakukan hal
yang sama dengan peristiwa yang dialami Bawang Putih. Dia menghanyutkan
bajunya di sungai dan mengikutinya sampai ia berada di depan rumah nenek.
Bawang Merah betanya apakah nenek melihat baju hanyut di sungai. Nenek pun
menjawab bahwa baju itu dia simpan, baju itu akan diberikan kepada Bawang Merah
asal Bawang Merah mau membantu membersihkan rumah. Bawagn Merah menolak
membersihkan rumah dan tetap meminta baju itu. Sang nenek memberikan baju dan
76
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58
sebuah bungkusan yang bentunya sama dengan bungkusan yang diberikan kepada
Bawang Putih. Dengan berlari riang Bawang Merah kembali ke rumah dan ingin
segera membuka bungkusan dari nenek. Setelah sampai di rumah, Bawang Merah
berteriak memanggil ibunya. Ibu dan anak itu segera membuka bungkusan. Namun
di dalamnya bungkusan itu bukan emas berkilau, tetapi ular yang mengejar ibu tiri
dan Bawang Merah yang berlari pergi dari rumah Bawang Putih, pergi dari desa
tempat Bawang Putih tinggal.
Diolah dari berbagai sumber berjudul Bawang Putih yang Sabar karya Ali Muakhir,
Penerbit Little Serambi, Jakarta, Tahun 2006
77
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58
Cerpen 3:
Candi Prambanan
78
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58
4 Pembuatan candi kurang satu, tetapi apa hendak dikata, roh halus berhenti
mengerjakan tugasnya dan tanpa bentuan mereka tidak mungkin Bandung
Bondowoso menyelesaikannya. Keesokan harinya waktu Bandung Bondowoso
mengetehui usahanya gagal, bukan main marahnya. Dia mengutuk para gadis di
sekitar prambanan tidak ada orang yang mau memperistri mereka samp[ai mereka
menjadi perawan tua. Sedangkan Roro Jonggrang sendiri dikutuk menjadi arca. Arca
tersebut terdapat dalam ruang candi besar yang sampai sekarang dinamia candi Roro
Jonggrang. Candi-candi yang ada di dekatnya disebut Candi Sewu yang artinya
seribu.
Diolah dari sumber Rangkuman Cerita Rakyat Indonesia karya irwan Rouf dan Shenia
Ananda, Penerbit Anak Kita.
79
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58
Cerpen 4:
Di atas bangku bambu yang reyot, pak Kerto meluruskan kedua kakinya. Beberapa saat
kemudian, ia beranjak dari bangku dan melangkah ke bilik belakang yang hanya dibatasi
oleh anyaman daun rumbia. Diambilnya beberapa potong ubi dari panci dan
diletakannya di atas selembar daun pisang. Ia kembali ke depan dan menikmati ubi
rebus sambil meminum kopi.
Tiba-tiba pintu terbuka dan laki-laki dengan perut gendut muncul. “Ooo….juragan.
Silakan gan”, sambut pak Kerto sambil membungkuk. Dengan tergesa dibersihkannya
bangku bambu yang sudah reyot itu. “Bagaimana? Apakah semuanya sudah beres?”
tanya sang juragan.
“Sebagian sudah saya panen, gan. Dan yang belum sisa ladang sebelah kanan
parit. Silakan juragan periksa hasil panenan itu”.
“Dimana kau letakan, Kerto?”
“Ada di samping rumah, gan. Semuanya berjumlah enam karung terigu. Bagus-
bagus hasil panenan kali ini”, kata pak Kerto.
Kedua orang itu melangkah ke samping rumah. Sang juragan segera mendekati
tumpukan karung. Sesaat, dibukanya salah satu karung dan diambilnya sehelai daun
yang ada di dalamnya, kemudian sehelai daun itu diciumnya. “Ahhh, luar biasa!”
teriaknya kegirangan. “Bagus…bagus sekali panenan kali ini, Kerto”, lanjut juragan itu
sambil menepuk-nepuk punggung pak Kerto. Hati pak Kerto bahagia karena bisa
membuat juragan senang. Ia nanti akan mendapat tambahan upah. Watak juragan
memang begitu, kalau sedang senang ia tak segan-segan memberinya tambahan upah.
“Enam karung ini disimpan yang baik dan jangan sampai kena hujan. Dua hari lagi
aku akan kembali ke sini mengambil semua hasil panenan”, ucap juragan sambil
meninggalkan Pak Kerto.
Sepeninggal juragan, Pak Kerto berbaring berselimut sarung. Ia tak dapat tidur.
Pikirannya menerawang jauh. Pak Kerto ingin membelikan kain kebaya buat istrinya dan
dua sandal buat kedua anaknya. Hatinya bahagia karena sebentar lagi ia akan pulang
untuk melepas kerinduan pada istri dan kedua anaknya. Pikirannya tertuju pada pohon-
pohon kecil di ladang sebelah kanan parit yang besok harus dipanen. Ia tak habis
berpikir, untuk apa juragan menyuruh menanam pohon-pohon itu. Ia tak tahu nama
pohon yang bentuknya hampir mirip tanaman cabai. Pak Kerto hanya tunduk dan patuh
pada perintah juragan. Patuh adalah taat (pada perintah, aturan, dsb) dan berdisiplin. Ia
merawat tanaman dengan baik. Ia tidak bergaul dengan orang-orang di sekitarnya.
Saat Pak Kerto hampir lelap, terdengar suara orang mengetuk pintu. Pak Kerto
berpikir sang juragan datang lagi. Dengan langkah tergesa Pak Kerto menuju ke pintu.
80
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58
“Sebentar gan, sebentar…”, kata pak Kerto sambil membuka palang pintu.
“Biasanya kan langsung masuk, gan”, lanjutnya sambil menguak daun pintu.
Pak Kerto merasa seluruh aliran darahnya terhenti ketika di depannya berdiri
empat orang polisi dengan senjata di tangan.
“Jangan bergerak!”, gertak salah seorang polisi. Ketiga polisi lainnya langsung
masuk rumah kecil itu. Pak Kerto berdiri kaku, mematung, tidak tahu apa yang terjadi.
“Maaf, bapak saya tangkap”, kata polisi sambil mendekat dan memborgol kedua
tangan pak Kerto.
“Apa salah saya, pak?” tanya pak Kerto terputus-putus.
“Bapak telah menanam dan menyimpan pohon ganja, pemerintah melarang
menanam pohon itu”, jawab polisi itu tegas.
“Tapi saya hanya disuruh juragan. Saya hanya melaksanakan perintah juragan,
pak”, kata pak Kerto tertunduk.
“Saya mengerti dan memahami keadaan bapak. Juragan bapak sekarang ada di
tahanan polisi”.
Polisi itu menyuruh pak Kerto berjalan menuruni lereng perbukitan. Sedang ketiga
polisi lainnya memanggul beberapa karung terigu yang berisi daun ganja dengan dibantu
beberapa peladang yang kebetulan berada di sekitar perbukitan itu. Pak Kerto tertunduk
bisu. Inilah jawaban atas teka-teki tanaman itu, Ya, dua tahun lebih baru terjawab
sekarang. Pipi keriput lelaki tua itu basah oleh air mata. Rumah kecil di atas bukit
semakin jauh ditinggalkan. Tuhan, jerit pak Kerto lirih.
Purbalingga, 1982
81
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58
Cerpen 5:
GERHANA
Karya Muhammad Ali
Buah pepaya memang manis rasanya. Yang ranum pun sedap kalau dibikin rujak.
Adalagi keistimewaan pohon papaya, ia tumbuh dan berbuah di segala musim, baik di
musim hujan maupun di musim kemarau. Jadi, tak ada alasan bagi siapapun di muka
bumi ini untuk memusuhi pohon dan buah papaya.
Itulah maka Sali tidak mengerti dan hampir tak dapat menahan hati ketika
diketahuinya pada suatu pagi pohon papaya satu-satunya yang tumbuh dipekarangan
rumahnya dalam keadaan roboh membelintang di tanah. Beberapa buah pepaya yang
sudah ranum dilihatnya tertimpa batang yang gemuk itu hingga lumat berlepotan serupa
tempurung kepala bayi-bayi yang remuk ditimpa penggadah raksasa.
Serasa Sali diapungkan kelangit, linglung tak tau apa yang mesti dibuatnya.
Perutnya berbunyi-bunyi, kedua belah matanya terus berkedip-kedip. Jari-jarinya
menggeletar ketika membarut-barut batang pepaya yang tumbang itu. Getahnya yang
meleleh menetes-netes, dimatanya persis darah segar kental, mengingatkannya pada
cerita-cerita penyembelihan yang mengerikan.
Seorang tetangga dari sebelah rumahnya datang diam-diam dan berdiri disampingnya,
ikut menyaksikan musibah ini.
“Tengok,” kata Sali. “Tengoklah ini ada bekas bacokan.” Lalu dirabanya bagian
itu. “Jadi telah dibacok dengan parang….”
“Siapa yang melakukannya?” tanya tetangga.
“Mana kutahu? Kalau saja aku tahu siapa dia yang bertangan usil itu,” kata Sali
sambil meremas-remas tangannya, “Sekarang akan kau saksikan pameran dari kepingan
tangan jahil itu. Akan kulunyah-lunyah sampai lembut berantakan tangan biadab itu.”
“Aneh, apa maksudnya berbuat seperti itu? Apa latar belakangnya?” kata tetangga
pula.
“Kutanam dulu bijinya disini,“ kata Sali seraya mengais tanah dibawahnya dengan
ujung jari kakinya, “kupupuk dan kusiram dua kali sehari, pagi dan sore ketika
kuncupnya mulai nyemi, hampir aku berjingkrak-jingkrak menari lantaran besar hatiku.”
Kembali diusapnya batang pepaya itu. Tiba-tiba matanya berkaca-kaca dan suaranya
menjadi keruh, “Aku seperti bapaknya yang mengasuhnya sejak ia masih bayi hingga
82
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58
83
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58
“Sepagi ini kau datang. Ada apa? Kemalingan?” tanya Pak Lurah.
Setelah mengatur napasnya, Sali menjawab. “Pak Lurah, semalam kan tak ada
angin ribut?”
“Ya….”
“Tak ada gempa bumi?”
“Benar….”
“Tapi, sungguh mengherankan….”
“Apa yang mengherankan?”
“Pohon pepayaku….”
“Mengapa pohon pepayamu?”
“Tumbang.”
“Tentu ada yang merobohkannya.”
“Tak syak lagi. Ada bekas bacokan pada batangnya.”
“Bacokan? Hem, siapa yang melakukannya?”
“Nah, inilah baru soalnya. Siapa yang berbuat tidaklah ku ketahui, tapi mestilah ia
orang yang berulat di hatinya.”
“Kau punya seteru?” tanya Pak Lurah, “atau pernah cekcok sama tetangga kanan-
kiri?”
“Setahuku, aku tak punya seorang seteru pun di muka bumi ini. Menyinggung-
nyinggung tidak pula jadi kegemaranku. Seandainya ada yang merasa tersinggung oleh
kata-kataku, masih banyak jalan yang patut ditempuhnya buat membalas sakit hatinya
padaku. Umpamanya melempari rumahku dengan batu atau pergilah ke dukun untuk
meletuskan perutku. Mengapa mesti pohon pepaya yang tak berdosa di robohkannya?”
“Hem,” pak Lurah lalu memilin-milin kumisnya yang galak itu, kemudian ujarnya,
“Boleh jadi ada sebabnya maka ia tak suka sama pohon-pohon pepaya….”
“Aneh, tapi mengapa?”
“Ya begitulah, mungkin hatinya pernah terluka hingga dendam mencekam dalam
hatinya.”
“Mustahil!”
“Kenapa mustahil? Misalkan pohon itu telah membangkitkan kenangan kepada
hal-hal pahit yang pernah dialaminya.”
“Bagaimana mungkin….”
“Mudah saja. Umpamanya dulu ia pernah mencuri buah pepaya dan tertangkap
basah. Si empunya tentulah menghajarnya sampai babak belur. Atau umpamakan dialah
si empunya pohon pepaya yang lebat buahnya, tapi selalu di dapati buahnya hilang dicuri
84
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58
orang hingga tak sempat di nikmatinya buah itu meski barang sebuahpun. Tidaklah cukup
alasan baginya untuk merobohkan setiap pohon pepaya yang dilihatnya?”
Lama Sali terdiam. Sebenarnya ia kecewa mendengar ocehan Pak Lurah yang
baginya mau mengada-ada itu. Tapi, ia mendapat jalan lagi. Katanya, “Kalau ada seorang
bocah pernah mengencinginya, adakah pantas kalau ia lalu mencekek mampus setiap
bocah yang dijumpainya di jalan-jalan?”
Rupanya Pak Lurah merasa tersinggung oleh bantahan Sali. Pak Lurah mendehem
beberapa kali seolah-olah ada yang mengganjal di tenggorokannya. Kemudian ujarnya,
“Mana boleh bocah kau samakan dengan pohon pepaya?”
“Kan pohon punya nyawa juga, Pak?”
“Uh, sebatang pohon pepaya tak lebih berharga dari sepincuk nasi rames dan kau
mau berlagak seolah-olah kehilangan anak kandung kesayanganmu?”
Sali mengerti bahwa Pak Lurah mulai meradang, kentara dari kedua belah matanya
mulai memerah. Pikirnya, lebih baik mengalah, ia berkata merendah, “Pak, pohon pepaya
di pekaranganku telah dirobohkan dengan tak semena-mena. Tidaklah sepatutnya hal itu
ku laporkan?”
“Itu benar, tapi jangan melebih-lebihkan. Ingat, yang harus diutamakan ialah
kerukunan kampung. Soal kecil yang terlalu dibesar-besarkan bisa mengakibatkan
kericuhan dalam kampung. Setiap soal mesti diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Tidak
boleh mein seruduk. Lebih-lebih engkau. Kabarnya kau berpenyakit darah tinggi. Suatu
penyakit yang jelek sekali, mudah membuat orang jadi penasaran. Masih ingatkah kau
pada peristiwa Dulah dan Bidin tempo hari? Nah, betapa menyedihkan kesudahannya….”
Karena dilihatnya Sali diam saja, Pak Lurah melanjutkan, “Apakah soalnya? Dua
kilo beras. Seorang kehilangan nyawanya dan yang lain meringkuk dalam penjara. Gara-
gara sejumput beras. Yang satu bilang sudah dikembalikan beras yang dipinjamnya. Yang
lain bilang belum, lalu selusin iblis menyerupai mereka. Cekcok kian menjadi-jadi dan
akhirnya baerkesudahan dengan penumpahan darah. Kini kau datang dengan persoalan
pohon pepayamu. Tak ada bedanya antara sebatang pohon dengan dua kilo beras, sama-
sama bisa berlarut-larut dan berkesudahan menyedihkan. Sebaiknya kau pulang saja,
ambillah beberapa benih pepaya dan tanamlah di pekaranganmu. Tiada beberapa lama
tentu akan kau miliki lagi pohon-pohon pepaya. Habis perkara,” kata Pak Lurah akhirnya.
Sali terbungkam. Cerita Pak Lurah memang benar, sebab dilihatnya sendiri ketika
si Bidin diseret ke kelurahan dan Si Dulah diangkut dengan tandu ke rumah sakit. Tapi,
ada keragu-raguan timbul dihati kecilnya: Benarkah mereka berkelahi sekedar hanya
85
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58
karena memperebutkan dua kilo beras? Mustahil. Tentulah ada hal-hal lain yang lebih
musykil dari itu.
Tiba-tiba urat diwajahnya pada menegang hingga wajah Sali kemerah-merahan.
Pikirnya kemudian: Mengapa pula soalku lantas dihubung-hubungkan dengan segala
yang bukan-bukan? Kerukunan kampung. Kesejahteraan kampung. Beras berdarah.
Darah tinggi segala. Mengapa semua itu dibawa-bawa? Tidakkah sepantasnya ia datang
melapor kalau pohonnya ditebang orang?
Tapi, apabila terpandang olehnya wajah Pak Lurah yang kerut-merut dan kumisnya
yang galak membelintang di bawah hidungnya, sepatah kata pun tak terucapkan olehnya.
Diam-diam Sali menuruni jenjang kelurahan menuju jalan raya.
Akan mengalahkah dia dan ngosel kembali ke rumahnya? Tidak, sekali-kali
tidaklah ia akan menyerah begitu saja. Dia ingin tahu, masihkah ada peraturan, sekurang-
kurangnya maksud-maksud baik yang serupa itu didesanya ini yang mau melindungi hak-
hak orang. Kalau dari Pak Lurah sudah tak bisa diperolehnya apa yang diinginkannya,
maka tahulah ia kemana sekarang langkahnya mesti diarahkan: Pak Camat. Begitulah Sali
lalu mempercepat langkah menuju kecamatan.
Di kantor kecamatan Sali diterima oleh beberapa juru tulis muda, karena Pak
Camat kebetulan tidak ada di tempat. Ada-ada saja ulah tingkah anak-anak muda itu.
Salah seorang diantara mereka, setelah mendengar laporan Sali, berkata, “Wah, urusan
Bapak ini benar-benar bukan perkara kecil. Ini sungguh-sungguh satu perkara yang bukan
main besarnya. Harus segera disusun satu tim khusus untuk menyelidikinya, mengadakan
penelitian dari segala segi dan penjuru. Kami kira Pak Camat tentu tidak akan mampu
menyelesaikannya. Jadi, sebaiknya Bapak pergi saja menghadap kepada Jaksa Agung di
Ibu Kota....”
“Ah, jangan ke sana,” ujar juru tulis yang lain, “Jaksa Agung pun tak akan sanggup
mengurusnya….”
“Habis mau ke mana Bapak ini mesti menggotong batang pepayanya yang besar
itu?”
“Langsung ke PBB….”
“Alangkah geger dunia akan dibikinnya….”
Akhirnya Sali mengerti, bahwa olok-olok anak-anak muda itu tentu tak boleh
diteruskan. Siapa tahu akan menaikkan darahnya. Jadi, segera ditinggalkannya juru tulis-
juru tulis muda yang iseng itu.
Di tengah jalan yang berbatu-batu, terasa oleh Sali bebannya bertambah berat
meski tiada sibawanya batang pepaya itu.
86
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58
Dengan sebelah kaki dapat digulingkannya batang pepaya itu kedalam selokan,
itupun nanti akan dilakukannya. Mengapa kini malah jadi bertambah ruwet soalnya?
Tapi, bagaimanapun, soal ini bukanlah mesti mendapatkan penyelesaian?
Terpikir pula untuk melaporkannya kepada bapak polisi desa dan kebetulan jalan
yang sedang ditempuhnya sedang menuju kesana pula. Meski banyak rasa pantang di
hatinya untuk menghadap bapak polisi, namun sekali ini dipaksanya jua langkahnya ke
kantor polisi desa.
Hampir ditariknya surut kaki dari ambang pintu kantor itu ketika tiba-tiba
pandangan Sali terbentur pada tanda-tanda rumit, paku-paku, selempang, dan sabuk dari
kulit berbingkai keemasan, sarung pistol, vantopel, dan segala macam tetek bengek yang
serba membingungkan merubungi tubuh orang yang disebut bapak polisi itu. Tapi,
ternyata, tiadalah mungkin ia kembali surut, karena tiba-tiba terdengar suara melenguh
dari belakang meja.
“Hai! Ada orang yang mengintip di situ?”
Seketika Sali tergagap, lalu dengan suara terputus-putus diceritakan Sali apa
maksud kedatangannya. Sekonyong-konyong bapak polisi tersentak bagai disengat lebah
lubang pantatnya. Bibirnya menyungging jelek, sebelah matanya dipicingkannya rapat-
rapat dan yang sebelahnya lagi dibelalakkannya lebar-lebar. Secara itulah dia menetap
tamunya sesaat lamanya. Sali menggigil. Melemas serasa tubuhnya, seolah-olah bulat
bulat tersedot oleh pandangan yang ganjil itu. Sekejap kemudian ruangan kecil itu pun
berubah jadi medan hiruk-pikuk.
“Bangsat! Kurang ajar! Bajingan! Sambar geledek lu! Kiramu aku pokrol
bambumukah? Ini adalah tempat paling sopan di muka bumi. Dan sekali-kali bukan
tempat untuk mengadukan hal yang bukan-bukan. Yoh, lekas angkat kakimu dari tempat
ini. Nyah, nyahlah kau selekasnya dari sini sebelum kutembak mati….”
Pelan-pelan Sali mengingsut pantatnya dari bangku panjang yang didudukinya, lalu
merayap diam-diam ke pintu. Terasa napasnya sesak pengap bagai dicekik lehernya.
Celananya basah.
Entah bagaimana jalannya, tahu-tahu Sali sudah tiba kembali dipagar
pekarangannya dan di sini sekonyong-konyong robohlah ia tak sadarkan diri. Masih juga
ia tak sadar ketika kemudian keluarganya memindahkan badannya dari pekarangan dan
membaringkannya ke atas bale-bale di kamarnya.
Tidak juga ia mau siuman ketika beberapa dukun kampung telah didatangkan,
ketika mantera-mantera dibacakan dan ketika air penawar diguyurkan ke ubun-ubun dan
dibasuhkan ke serata wajahnya.
87
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58
Sesekali terdegar keluhannya, kering dan gerah. Sudah itu sepi. Dadanya diam dan
rata. Menjelang tengah malam para tetangga dikejutkan oleh suara pekikan Istri Sali yang
melolong mencabik kesenyapan malam. Tentu mereka pada tergugah dan sama takjub
bertanya-tanya.
“Ada apa? Ada yang terjadi dirumah Sali?”
Istri Sali menangkupkan kepalanya ke pinggiran bale-bale.
Punggungnya berguncang-guncang menahan kepiluan yang menghujam ke dalam
dadanya.
Kini di hadapannya, di atas bale-bale. Itu terbujurlah mayat suaminya: Sali. Orang
mulai menyibukkan diri, masuk keluar pintu kamar. Tapi, tiada seorang pun merasa perlu
untuk menanyakan sebab-sebab kematian Sali, karena mati adalah untuk setiap makhluk
yang hidup. Mungkin mereka sudah menduga, atau mereka-reka di kepala dan seperti
halnya mereka, istri Sali pun menduga, mereka-reka pula di kepala, berkata dia mesti
terbata-bata di sela sedu-sedannya.
“Pohon celaka itulah gara-gara semua ini. Beginilah jadinya. Akulah yang
menebang semalam, karena anak-anak sering memanjatinya….”.
88
Dicetak pada tanggal 2019-09-24
Id Doc: 589c945781944d9611493e58
pada tahun 2007 di SMP Negeri 14 Kota Jambi, kemudian melanjutkan ke SMK
dan Seni (PBS), Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Penulis
89