A. UMUM
1. Pengertian Umum.
Penampang melintang adalah potongan suatu jalan tegak lurus pada as jalan tersebut, yang
menunjukan bentuk serta susunan bagian-bagian jalan yang bersangkutan dalam arah melintang.
1. Jalur lalu lintas adalah bagian jalan yang dipergunakan untuk lalu lintas kendaraan yang secara fisik
berupa perkerasan jalan.
2. Lebar Jalur Lalu Lintas.
Ditentukan oleh ukuran & kecepatan, dengan memperhatikan faktor ekonomi, keamanan dan
kenyamanan (leber truk 2,25 – 2,50)
Secara teoritis agak sulit ditetapkan karena lintasan kendaraan di depan tidak selalu sama dengan
lintasan kendaraan belakangnya.
Pada prinsipnya, tidak boleh lebih kecil dari pada lebar maksimum kendaraan, sebaliknya tidak boleh
terlalu besar.
Lebar jalur lalu lintas yang terlalu lebar (> 3,75 m) tidak baik karena dapat menimbulkan kesan “jalur
banyak semu” & boros (alasan keamanan & ekonomi).
Mengecilkan lebar jalur lalu lintas & bahu akan mengurangi kapasitas jalan tersebut (kendaraan per
jam) karena :
– Waktu pelaksanaan gerakan menyiap membesar
– Jarak antara kendaraan membesar.
Lebar jalur.
– Kurang penting = 2,5 – 3,0 m
– Sedang = 3,5 m
– Bebas hambatan = 3,75 m
Sebagai pedoman umum dapat dilihat pada Tabel 1. di bawah ini.
Dari segi kenyamanan dan keamanan lebar jalur-jalur lalu lintas merupakan faktor paling menentukan.
3. Jumlah jalur lalu lintas yang ganjil (selain 1) untuk 2 arah lalu lintas pada jalan antar kota biasanya
dihindari karena alasan keamanan.
4. Jumlah lajur ditetapkan dengan mengacu pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia berdasarkan tingkat
kinerja yg direncanakan, dimana untuk suatu ruas jalan dinyatakan oleh nilai rasio volume terhadap
kapasitas yg nilainya tidak lebih dari 0,80.
Tabel 1. Penentuan Lebar Jalur dan Bahu Jalan Untuk Jalan Non Tol
D. KEMIRINGAN MELINTANG (NORMAL)/CROSS FALL
Aspal 3% - 5% 2%
Kerikil 5% - 7% 2% - 4%
Rumput 8% 3% - 5%
*) lebih kecil karena yang dialirkan hanya air dari daerah bahu saja.
9. Bahu yang agak sempit tetapi menerus secara teratur & rapi sudah cukup bermanfaat bagi lalu lintas.
F. MEDIAN/JALUR PEMISAH
1. Yang dimaksud dengan median adalah bagian jalan yang secara fisik memisahkan 2 lajur lalu lintas yang
berlawanan arah.
2. Fungsi median adalah untuk :
Memisahkan 2 arus lalu lintas yang berlawanan arah.
Tempat perlindungan untuk penyeberang jalan.
Penempatan fasilitas jalan.
Tempat prasarana kerja sementara.
Penghijauan.
Cadangan lajur (jika cukup luas).
Membatasi atau mengurangi silau sinar lampu dari kendaraan yang berlawanan arah.
Penyangga samping untuk kestabilan konstruksi perkerasan jalur lalu lintas.
Menyediakan daerah netral, yang diperlukan bagi kendaraan dalam keadaan bahaya.
Menambah kelegaan, kenyamanan dan keindahan.
3. Lebar median sangat bervariasi tergantung pada fungsi yang ditekankan (1,5 – 25 m).
1,50 m - Untuk perlindungan pejalan kaki
5,0 – 7,5 m - Untuk menyediakan ruangan buat jalur pada median dan
perlindungan bagi kendaraan belok kanan.
6,0 – 9,0 m - Untuk melindungi kendaraan yang melintasi jalan raya terpisah.
9,0 – 25,0 m - Untuk dapat membuat “U Turn”
TALUD