Abstrak
Tujuan : Untuk menyelidiki karakteristik lesi vaskular pada pasien dengan infark
serebelar area watershed. Metode : Data klinis dari 178 kasus infark serebelar
yang berupa hasil pemindaian resonansi magnetik (MRI), termasuk difussion
weighted imaging (DWI), angiografi resonansi magnetik (MRA), dan angiografi
tomografi terkomputasi (CTA) dikumpulkan. Kelompok kasus dibagi berdasarkan
lokasi lesinya menjadi infark serebelar area watershed dan non watershed, yang
ditunjukkan oleh hasil DWI. Empat puluh dua kasus memenuhi kriteria untuk infark
serebelar area watershed. Berdasarkan hasil MRA / CTA, stenosis arteri
vertebrobasilar dibagi menjadi empat kategori (yaitu, intrakranial, ekstrakranial,
gabungan, dan tidak ada stenosis yang terdeteksi) untuk membandingkan
karakteristik lesi vaskular dari pasien dengan infark serebelar area watershed dan
non watershed. Hasil : Pasien dengan infark serebelar area watershed
menunjukkan gejala ringan saat onset dan memiliki prognosis yang baik. Namun,
90,5% dari pasien ini mengalami stenosis vaskular, jumlah ini lebih tinggi daripada
pasien dengan infark sereberal area non watershed (74,3%). Keempat jenis lesi
vaskular, intrakranial, ekstrakranial, gabungan, dan tanpa stenosis yang
terdeteksi, adalah 14,3%, 52,4%, 23,8%, dan 9,5% pada pasien dengan infark
serebelar area watershed dan 33,8%, 16,2%, 24,3%, dan 25,7% pada pasien
dengan infark serebelar area non watershed. Kesimpulan : Meskipun pasien
dengan infark serebelar area watershed memiliki manifestasi dan prognosis klinis
yang relatif baik, pasien tersebut juga memiliki prevalensi stenosis yang cukup
tinggi di pembuluh darah utama, terutama segmen ekstrakranial pada arteri
vertebralis, yang membutuhkan intervensi dan perawatan dini.
Kata kunci
Kami mengumpulkan 178 kasus baru dengan infark serebelar yang dirawat
di Departemen Neurologi Rumah Sakit Ketiga Universitas Peking dari Januari
2008 hingga Juni 2011; pasien yang memenuhi kriteria diagnostik dicantumkan
dalam Pedoman Cina untuk diagnosis dan pengobatan stroke iskemik akut (2010)
[3]. Kriteria inklusi yang diperlukan sebagai berikut : 1) infark terlibat dengan
serebelum, yang dikonfirmasi sebagai infark serebelar akut melalui DWI; 2)
pemeriksaan pencitraan resonansi magnetik (MRI), difussion weighted imaging
(DWI), dan angiografi resonansi magnetik / angiografi tomografi terkomputasi
(MRA / CTA) (termasuk pembuluh darah kepala dan leher) dilakukan dalam 1
minggu setelah onset; 3) pemeriksaan darah, termasuk tes darah rutin,
pembekuan darah, fibrinogen, homocysteine, glukosa darah, lipid darah, elektrolit,
fungsi hati dan ginjal, serta elektrokardiogram dan ekokardiogram dilakukan dalam
1 minggu setelah onset. Kriteria eksklusi adalah sebagai berikut : a) pasien dengan
emboli serebral kardiogenik, termasuk fibrilasi atrium, infark miokard dalam 3
minggu, dilatasi kardiomiopati, penyakit jantung rematik, dan aneurisma ventrikel;
dan b) pasien saat ini menerima terapi trombolitik atau antikoagulan. Dewan
peninjau kelembagaan kami menyetujui penelitian ini, tetapi persetujuan pasien
tidak diperlukan karena penelitian ini bersifat retrospektif. Semua pasien
mendapatkan perawatan yang diperlukan termasuk trombolisis, anti-platelet, atau
antikoagulin menurut patogenesis individu.
Kami mencatat usia pasien, jenis kelamin, faktor risiko stroke (hipertensi,
hiperlipidemia, diabetes, hiperhomosisteinemia, dan merokok), interval waktu dari
onset sampai masuk rumah sakit, tekanan darah pada saat masuk rumah sakit,
dan skor NIHSS saat masuk rumah sakit dan 1 minggu setelah masuk rumah sakit.
Pemeriksaan MRI, DWI, dan MRA / CTA kepala dan leher dilakukandalam
waktu 1 minggu setelah onset. Pasien dibagi menjadi kasus infark serebelar area
watershed dan non watershed berdasarkan lokasi infark serebelar. Infark
serebelar area watershed termasuk infark di zona watershed sebagai berikut :
antara arteri serebelar superior dan arteri serebelar posterior inferior; antara arteri
serebelar superior dan arteri serebelar anterior inferior; dan antara serebelar
anterior inferior dan arteri serebelar posterior inferior. Infark serebelar area non
watershed termasuk infark pada arteri serebelum superior, arteri serebelum
anterior inferior, dan arteri serebelum posterior inferior. Pembuluh darah kepala
dan leher pasien diperiksa menggunakan MRA atau CTA. Hasilnya
diinterpretasikan oleh dua dokter tanpa disertai data klinis pasien dan pasien yang
memiliki pembuluh darah dengan stenosis sejumlah > 50% dihitung. Stenosis
dalam sistem arteri vertebrobasilar dibagi menjadi empat jenis berdasarkan lokasi
stenosisnya yaitu stenosis intrakranial, stenosis ekstrakranial, stenosis kombinasi,
dan stenosis vaskular yang tidak terdeteksi.
Paket perangkat lunak SPSS 16.0 digunakan untuk analisis statistik. Data
kuantitatif dinyatakan sebagai rerata ± s; antar kelompok dibandingkan
menggunakan uji-t dengan dua sampel independen; data kategoriknya
dibandingkan dengan menggunakan uji χ2 untuk dua kelompok; dan P < 0,05
menunjukkan perbedaan yang signifikan secara statistik.
3. Hasil
Gambar 1. Sebuah infark di zona watershed antara arteri serebelar superior dan arteri
serebelar posterior inferior. Kasus 1, seorang pria berusia 70 tahun dengan pusing
mendadak, gaya berjalan tidak stabil, dan kegagalan berjalan dengan jari kaki atau tumit
selama pemeriksaan fisik. Gambar sagital T2 menunjukkan bahwa lesi terletak di
perbatasan antara arteri serebelar superior dan serebelar posterior inferior; lesi terseebut
berbentuk baji dengan dasar proksimal ke permukaan serebelar, dan ujungnya menunjuk
ke serebelar yang dalam; (B) Gambar aksial T2-weighted menunjukkan lesi berbentuk baji
terletak di bidang papan dengan ujung bawah pons; (C) DWI menunjukkan bahwa lesi
adalah infark serebral akut; (D) CTA pembuluh darah leher menunjukkan stenosis moderat
pada segmen awal arteri vertebralis kiri (panah putih).
Gambar 2. Infark di zona watershed antara arteri serebelar anterior inferior dan posterior
inferior. (A) Kasus 2, seorang pria berusia 54 tahun dengan pusing mendadak, gaya
berjalan tidak stabil, disartria selama pemeriksaan fisik, dan ataksia ekstremitas kanan.
Gambar sagital T2-weighted menunjukkan bahwa lesi terletak di perbatasan antara arteri
serebelar anterior inferior dan arteri serebelar posterior inferior, dan lesi berbentuk baji; (B)
Gambar aksial T2 weighted menunjukkan lesi serebelar berbentuk baji berada di bidang
sejajar dengan medula oblongata; (C) DWI menunjukkan bahwa lesi adalah infark serebral
akut; (D) Peningkatan MRA pembuluh leher menunjukkan stenosis parah di arteri
vertebralis kanan setingkat C5-C6 (serviks 5 dan 6) (panah putih).
Gambar 3. Sebuah infark di zona watershed antara arteri sereberal superior dan arteri
serebelar inferior anterior. Kasus 3, seorang wanita 72 tahun dengan pusing mendadak,
bicara tidak jelas, disartria ataxic dengan defisit prosodik selama pemeriksaan fisik dan
ataksia tungkai kiri. Gambar sagital T2-weighted menunjukkan bahwa lesi terletak di
perbatasan antara arteri sereberal superior dan serebelar anterior inferior; (B) Gambar
aksial T2-weighted menunjukkan bahwa lesi terletak jauh di serebral kecil di bidang sejajar
dengan pons; (C) DWI menunjukkan bahwa lesi adalah infark serebral akut; (D)
Peningkatan MRA pembuluh leher mengungkapkan adanya stenosis moderat di arteri
vertebralis kiri setingkat C3 dan stenosis parah di segmen intrakranial arteri vertebralis
kanan (panah putih).
4. Diskusi
Kami melakukan pencitraan pada 178 kasus yang dirawat dengan infark
serebral. Untuk pasien tertentu dengan ukuran infark yang lebih kecil, lokasi area
infark tidak berada pada arteri yang memasok darah ke sereberal, namun hanya
terlokalisasi di perbatasan antara dua arteri, yang merupakan indikasi dari infark
serebelar area watershed. Infark serebelar area watershed dapat dibagi menjadi
dua jenis yaitu memiliki lesi berbentuk baji yang mempengaruhi korteks, dan yang
lainnya terletak jauh di serebelar. Infark serebelar area watershed jarang diamati
dalam praktek klinis, dan kejadiannya belum dilaporkan. Dalam penelitian kami,
24% dari pasien dengan infark serebelar telah menjadi infark serebelar area
watershed. Namun, karena pasien dengan infark serebelar area watershed secara
signifikan memiliki gejala kurang parah dibandingkan dengan pasien infark
serebelar lain, mungkin pasien infark serebelar tertentu meninggal sebelum
pemeriksaan pembuluh darah. Oleh karena itu, insiden infark serebelar area
watershed mungkin lebih rendah daripada nilai ini.
Studi kami menunjukkan bahwa setelah masuk rumah sakit, pasien dengan
infark serebelar area watershed memiliki tekanan darah sistolik yang lebih rendah
daripada pasien infark non-watershed yang tidak disertai dengan hipotensi. Hal ini
mungkin telah diamati karena pasien dengan infark serebelar area watershed
memiliki gejala ringan, pasien dengan gejala minor sering tidak dirawat di rumah
sakit, dan hipotensi sementara dapat menyebabkan infark watershed.
Dibandingkan dengan infark non-watershed, pasien dengan infark sereberal
watershed memiliki prognosis yang lebih baik. Di antara kasus-kasus yang
termasuk dalam penelitian kami, sebagian besar pasien infark serebelar area
watershed tidak mengalami perkembangan penyakit setelah masuk rumah sakit,
dan tidak ada pasien yang meninggal. Sebaliknya, gejala pada pasien tertentu
dengan infark serebelar non watershed telah berkembang satu minggu setelah
onset, dan kematian lebih sering terjadi pada pasien dengan oklusi arteri serebelar
posterior.