Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

SELEKSI KONDISI
MATA KULIAH:
BIOKOMPUTASI DASAR (MAB4102)-Kelas A
Oleh:
AUFAA LUTHFI B.
(185090100111052) (2018)

LABORATORIUM BIOLOGI KOMPUTASI DASAR


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan teknologi pada saat ini sangat pesat sekali
terutama teknlogi di bidang informasi komunikasi, baik dari sisi
kecepatan maupun kemudahan masyarakat dalam mengakses
informasi yang dibutuhkan juga semakin berkembang (Suwarno,
2016).
Komputer merupakan salah satu contoh perkembangan
teknologi saat ini yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan
sehari-hari. Mulai dari mengerjakan pekerjaan kantor, multimedia,
bahkan hiburan. Dewasa ini perkembangan komputer semakin
berkembang dan masih akan terus berkembang tanpa batas
(Barrett, 2008).
Komputer pada dasarnya tidak mampu berpikir sendiri,
semua hal yang dilakukan adalah berdasarkan perintah. Maka dari
itu, seleksi kondisi ini sangat penting dalam pemrograman sebab
dengan adanya seleksi kondisi, program dapat menentukan proses
apa yang harus dilakukan selanjutnya berdasarkan keadaan
sebelumnya. Sehingga nampak seolah-olah program dapat
berpikir dan mengambil keputusan. Dalam seleksi kondisi,
program mengarahkan kendali program menuju satu kondisi benar
yang telah ditentukan. Pemeriksaan terhadap kondisi juga
dilakukan per tahap sampai ditemukan kondisi benar yang sesuai.
Seleksi kondisi digunakan untuk menentukan alur suatu proses
dalam program yang kompleks (Suyanto, 2018).

Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang menjadi pembahasan kali ini
antara lain :
1. Apa prinsip seleksi kondisi ?
2. Apa itu operator boolean ?
3. Bagaimana konsep logika boolean ?
4. Bagaimana konsep penggunaan if tunggal ?
5. Bagaimana konsep penggunaan if majemuk ?

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini diharapkan praktikan mampu :
1. Mengetahui prinsip seleksi kondisi
2. Mengetahui definisi operator boolean
3. Mengetahui konsep logika boolean
4. Mengetahui konsep penggunaan if tunggal
5. Mengetahi konsep penggunaan if majemuk

1.4 Manfaat
Dengan melakukan praktikum Seleksi Kondisi kali ini yang
pertama, diharapkan praktikan dapat memahami prinsip seleksi
kondisi tersebut dengan baik, yang kedua praktikan dapat
mengetahui operator boolean, yang ketiga praktikan dapat
memahami konsep logika boolean, yang keempat praktikan dapat
memahami dan mempelajari konsep penggunaan if tunggal dan if
majemuk.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Prinsip Seleksi Kondisi


Seleksi kondisi adalah proses penentuan langkah berikutnya
berdasarkan proses yang terjadi sebelumnya. Seleksi kondisi
digunakan untuk mengontrol alur program dan untuk memilih
pernyataan dalam beberapa kasus, tergantung dari kondisi yang
akan dikerjakan, didalam penyeleksian kondisi pada pascal
maupun Delphi. Selesi kondisi mengacu pada nilai bertipe bool,
bisa berasal dari variabel, ataupun hasil operasi perbandingan.
Nilai tersebut menentukan blok kode mana yang akan dieksekusi.
Terdapat 3 jenis seleksi yang dapat digunakan yaitu if, else if, &
switch case (Lutz, 2008).
Berikut ini penjelasan dari masing-masing jenis seleksi:
1. If
If digunakan jika hanya terdapat satu kondisi saja. Perintah ini
akan dijalankan jika pernyataan benar dan akan diabaikan jika
pernyataan salah. Prinsipnya adalah: Jika kondisinya benar atau
memenuhi syarat, maka perintah akan dijalankan atau dieksekusi
(Gregoire, 2014).

2. If Else
If else digunakan jika terdapat lebih dari satu kondisi.
Perintah ini berjalan jika sudah mendapat pernyataan yang benar
dari beberapa pernyataan yang diberikan. Perintah ini bekerja
dengan cara menguji satu persatu pernyatan mulai dari kondisi
pertama hingga kondisi yang memenuhi pernyataan. Prinsipnya
adalah: Jika kondisinya benar atau memenuhi syarat, maka
perintah pertama akan dijalankan atau dieksekusi jika kondisi
salah, maka perintah kedua yang akan di jalankan (Gregoire,
2014).
3.Switch Case
Perintah seleksi switch case hampir sama dengan if else yaitu
menyeleksi lebih dari satu kondisi. Bedanya, switch case tidak
membutuh operator dalam menyeleksi kondisi yang diberikan.
Prinsipnya adalah: Jika kondisi pertama benar, maka perintah
pertama akan dijalankan atau dieksekusi dan program berhenti
sampai disitu, jika kondisi pertama salah, maka akan lompat ke
kondisi kedua. Jika kondisi keduanya benar atau memenuhi
syarat, maka perintah yang kedua akan dijalankan dan program
berhenti sampai disitu. Begitu seterusnya (Gregoire, 2014).

2.2 Pengertian Operator Boolean


Operator Boolean atau operator logika pada python adalah
operasi logika matematika untuk melakukan operasi komputasi
dari data boolean, yang terdiri dari True dan False. True bernilai
benar dan False bernilai salah. Boolean logic atau logika bolean
pertama kali diprkenalkan oleh seorang ahli matematika bernama
george Boolean, pada tahun 1840 di abad 19, kemudian
dikembangkan pada tahun 1854 dalam bukunya yang berjudul
“An Investigation of the Laws of Thought”. Dialah yang pertama
kali mendefinisikan istilah itu sebagai bagian dari sistem logika
matematika. Boolean logic telah dianggap sebagai dasar kompoter
modern dan perkembangan teknologi saat ini (Rusli, 2012).

2.3 Konsep Logika Boolean


Suatu keadaan tidak dapat benar dan salah sekaligus.
Masing-masing terdiri atas benar atau salah (salah satu) .Suatu
keadaan disebut BENAR bila TIDAK SALAH. Dua keadaan itu
dalam aljabar boole ditunjukkan dengan dua konstanta, yaitu
logika “1” dan logika “0” (Rusli, 2014).
Terdapat 4 operator Boolean yang dapat digunakan pada bahasa
pemrograman Python, yaitu:
Gambar 2.1 Jenis Operator Boolean (Adversia, 2013).

1. Operator AND
Operator AND pada python dapat dilakukan menggunakan
function and() atau &. Nilai kebenaran operator AND adalah
benar ketika kedua operand bernilai benar. Operand adalah nilai
yang digunakan pada operator logika (Kusumo, 2010).

Gambar 2.2 Jenis Operator Boolean (Adversia, 2013).

Gambar 2.3 Tabel Kebenaran dan Simbol Operator AND


(Kho,2018)
2. Operator OR
Operator OR pada python dapat dilakukan menggunakan
fungsi or() atau |. Operator OR mempunyai nilai kebenaran salah
saat kedua operand bernilai salah (Kusumo, 2010).

Gambar 2.4 Tabel Kebenaran Operator OR (Adversia, 2013)

3. Operator XOR
Operator XOR pada Python adalah operasi logika dari OR
Eklusif. Dalam aljabar boolean, Operasi XOR mempunyai definisi
setiap tapi tidak semua. Operator XOR memberikan nilai
kebenaran benar (1) saat jumlahan operand adalah ganjil
(Kusumo, 2010).

Gambar 2.5 Tabel Kebenaran Operator XOR (Adversia, 2013)

Gambar 2.6 Tabel Kebenaran dan Simbol Operator XOR


(Kho,2018)
4. Operator NOT
Operator NOT disebut juga dengan Inverter (Pembalik)
karena menghasilkan Keluaran (Output) yang berlawanan
(kebalikan) dengan Masukan atau Inputnya. Berarti jika kita ingin
mendapatkan Keluaran (Output) dengan nilai Logika 0 maka
Input atau masukannya harus bernilai Logika 1 (Kusumo, 2010).

Gambar 2.4 Tabel Kebenaran dan Simbol Operator XOR


(Kho,2018)

5. Operator XNOR
Operator XOR merupakan kepanjangan dari Exclusive NOR
yang mana keluarannya akan berlogika 1 apabila semua
inputannya sama, namun apabila inputannya berbeda maka akan
memberikan output berlogika 0 (Hidayatullah, 2010).

Gambar 2.4 Tabel Kebenaran dan Simbol Operator XOR


(Kho,2018)
6. Operator NOR
Operator NOR merupakan gerbang logika yang outputnya
akan berlogika 1 apabila semua inputannya bernilai 0, dan
outpunya akan berlogika 0 apabila semua atau salah satu
inputannya inputannya berlogika 1 (Hidayatullah, 2010).

Gambar 2.4 Tabel Kebenaran dan Simbol Operator XOR


(Kho,2018)

7. Operator NAND
Operator NAND akan bernilai atau outputnya akan berlogika
0 apabila semua inputannya bernilai 1 dan outpunya akan
berlogika 1 apabila semua atau salah satu inputannya bernilai 0
(Kusumo, 2010).

Gambar 2.4 Tabel Kebenaran dan Simbol Operator XOR


(Kho,2018)
2.4 Konsep Penggunaan If Tunggal
If tunggal merupakan fungsi logika IF yang hanya memiliki
satu kondisi atau syarat, dimana memiliki dua hasil yang akan
ditampilkan, yaitu hasil yang sesuai syarat (kondisi) atau hasil
yang tidak sesuai syarat (kondisi) akibat dari satu kondisi/syarat
tersebut, sehingga hanya membutuhkan satu IF (tunggal) (Suryana
dan Koesheryatin, 2014).

Bentuk umum penulisan fungsi logika if tunggal:

Gambar 2.4 Bentuk Fungsi Logika If Tunggal (Suryana dan


Koesheryatin, 2014)

2.5 Konsep Penggunaan If Majemuk


If majemuk merupakan fungsi logika IF yang memiliki lebih
dari satu kondisi / syarat, sehingga dipastikan memiliki lebih dari
dua hasil yang akan ditampilkan yaitu hasil yang sesuai syarat
(kondisi) pertama, kedua dan seterusnya dan yang terakhir hasil
yang tidak sesuai syarat (kondisi) semuanya, akibat dari satu
kondisi / syarat tersebut, sehingga membutuhkan lebih dari satu IF
(majemuk). Hal yang perlu diingat dalam If majemuk adalah
Jumlah If = hasil – 1, tutup kurung yang terakhir sebanyak jumlah
if, susunan if yang terakhir seperti If tunggal (Suryana dan
Koesheryatin, 2014)
Bentuk umum penulisan fungsi logika if majemuk:

Gambar 2.5 Bentuk Fungsi Logika If Majemuk (Suryana dan


Koesheryatin, 2014)
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum dengan materi “Seleksi Kondisi” dilakukan pada
hari Jum‟at, 2 September 2018 pukul 15.30 – 18.30. Praktikum ini
dilakukan di Ruang Biologi, Jurusan Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahun Alam, Universitas Brawijaya.

3.2 Instalasi Ninja-IDE


1. Langkah pertama, dibuka aplikasi ninja pada komputer

Gambar 3.1 Aplikasi Ninja (Pramudya, 2018)


2, Langkah kedua, setelah masuk ke tampilan ninja kemudian
pilih menu general al

Gambar 3.2 Menu General al (Pramudya, 2018)

3. Langkah ketiga, diklik menu execution kemudian pilih kotak


kanan atas yang berwarna biru

Gambar 3.3 Menu Execution (Pramudya, 2018).


4. Langkah keempat, dibuka data C kemudian pilih program files
(x86)

Gambar 3.3 Menu Data C (Pramudya, 2018)

5. Langkah kelima, diklik file asus

Gambar 3.3 Tampilan Users (Pramudya, 2018)

6. Langkah keenam, dibawah ini merupakan tampilan dari file


asus
Gambar 3.3 Tampilan Menu Asus (Pramudya, 2018)

7. Lagkah ketujuh, Berikut ini adalah tampilan dari AppData,


kemudian diklik local

Gambar 3.3 Tampilan Menu AppData (Pramudya, 2018)

8. Langkah kedelapan, Beriut ini adalah tampilan dari file


local, kemudian diklik file program
Gambar 3.3 Tampilan Menu Local (Pramudya, 2018)

9. Langkah kesembilan, Gambar dibawah ini adalah tampilan


dari programs, diklik file python

Gambar 3.3 Tampilan Menu Programs (Pramudya, 2018)

10. Langkah kesepuluh, setelah mengklik menu python, akan


tampil tampilan seperti dibawah ini, kemudian python37-32
Gambar 3.3 Tampilan Menu Python (Pramudya, 2018)

11. Langkah kesebelas, berikut ini adalah tampilan dari file


python37-32

Gambar 3.3 Tampilan Menu Python37-32 (Pramudya, 2018)


12. Langkah keduabelas, diklik file python

Gambar 3.3 Tampilan Menu Python37-32 (Pramudya, 2018)

13. Langkah ketigabelas, berikut ini adalah tampilan intergerasi


python ke ninja

Gambar 3.3 Tampilan Integerasi Python ke Ninja (Pramudya,


2018)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil dan Pembahasan


4.1.1 Soal Pertama Program Angka Ganjil Genap
Dalam pembuatan program angka ganjil genap digunakan
jenis seleksi kondisi IF dan ELSE sebagai metode alur
pemrograman. Penggunaan perintah if maupun else harus disertai
tanda titik dua (:)

Gambar 4.1 Syntax untuk Program Ganjil Genap

Gambar 4.2 Tampilan Hasil Program Angka Ganjil Genap Jika


Dimasukan Input Angka „60‟
Gambar 4.3 Tampilan Hasil Program Angka Ganjil Genap Jika
Dimasukan Input Angka „65‟

4.1.2. Soal Kedua Program Menentukan Huruf Mutu dari


Data Nilai yang Diperoleh
Dalam menentukan huruf mutu dari data nilai yang diperoleh
digunakan jenis seleksi kondisi IF, ELIF dan ELSE IF sebagai
metode alur pemrograman.

Gambar 4.4 Tampilan Hasil Jumlah Huruf Mutu yang Diperoleh

4.1.3 Soal Ketiga Program Pembuatan Cowok atau Cewek


Dalam pembuatan program cowok atau cewek digunakan
jenis seleksi kondisi IF, ELIF dan ELSE IF sebagai metode alur
pemrograman.
Gambar 4.5 Tampilan Hasil Program Pembuatan Cowok atau
Cewek

4.1.4 Soal Keempat Program Menentukan Bilangan Prima


Dalam pembuatan program untuk menentukan bilangan
prima digunakan jenis seleksi kondisi IF dan ELIF sebagai metode
alur pemrograman.

Gambar 4.6 Tampilan Hasil Program Menentukan Bilangan Prima


BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa
Seleksi kondisi adalah proses penentuan langkah berikutnya
berdasarkan proses yang terjadi sebelumnya. Terdapat 3 jenis
seleksi yang dapat digunakan yaitu if, else if, & switch case.
Operator Boolean pada python adalah operasi logika matematika
untuk melakukan operasi komputasi dari data boolean, yang
terdiri dari True dan False. True bernilai benar dan False bernilai
salah. Terdapat 4 operator Boolean, operator and, operator or,
operator xor, operator not, operator xnor, operator nor serta
operator nand. Perbedaan if tunggal dan if majemuk adalah If
tunggal hanya memiliki satu kondisi atau syarat, sementara If
majemuk merupakan fungsi logika IF yang memiliki lebih dari
satu kondisi atau syarat.

5.2 Saran
Praktikum kali ini sudah cukup baik dan cukup memberikan
saya pemahaman mengenai seleksi kondisi. Namun ada sedikit
kekurangan dari praktikum kali ini, diharapkan untuk kedepannya
praktikan membawa laptop pribadi agar masing-masing pribadi
memiliki pemahaman yang sama serta menyeluruh mengenai
praktikum yang sedang dibahas agar terciptanya efisiensi waktu.
DAFTAR PUSTAKA

Adversia. 2013. Menggunakan dan Pengertian Operator


Logika pada Python.
https://www.advernesia.com/blog/python/menggunakan-
dan-pengertian-operator-logika-pada-python/ (diakses
tanggal 1 Oktober 2018).
Barrett, Neil. 2008. The Binary Revolution: The
Development of the Computer. USA: Weidenfeld &
Nicolson
Gregoire, Marc. 2014. Professional C++. USA: John Wiley &
Sons, Inc
Hidayatullah, A Taufik. 2010. Langkah Awal Belajar
Microsoft Excel untuk Orang Biasa. Yogyakarta:
MediaKom
Kho, Dickson. 2018. Pengertian Gerbang Logika Dasar dan
Jenis-jenisnya. https://teknikelektronika.com/pengertian-
gerbang-logika-dasar-simbol/ (diakses tagnggal 1 Oktober
2018.
Kusumo, Ario S. 2010. BL Pemograman Visual Basic
2005+CD. Jakarta: PT Eles Media Komputindo
Lutz, Mark. 2008. Learning Python. USA: O'Reilly Media,
Inc
Rusli, Mochammad. 2012. Pengantar Analisis dan Desain
PLC: Dilengkapi kasus proses kombinasional dan
sekuensial. Malang: UB Press
Suryana, Taryana dan Koesheryatin 2014. Mengenal
Microsoft Office 2013. Jakarta: PT Elex Media
Komoutindo
Suwarno, Sri. 2016. Inovasi Teknologi untuk Kemajuan
Bangsa. Yogyakarta: Andi
Suyanto, Yohanes. 2018. Pemograman Terstruktur dengan
Delphi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Anda mungkin juga menyukai