Anda di halaman 1dari 15

KETERBUKAAN INFORMASI

SEHUBUNGAN DENGAN TRANSAKSI AFILIASI

PT. TIGARAKSA SATRIA, TBK

(“PERSEROAN”)

Keterbukaan Informasi ini ditujukan dalam rangka memenuhi Peraturan No.IX.E.1 tentang
Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu (“Peraturan IX.E.1”) dan
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 31 /POJK.04/2015 (“POJK 31/2015”) tentang
Keterbukaan atas Informasi atau Fakta Material oleh Emiten atau Perusahaan Publik.

&

berkedudukan di Jakarta

Bidang Usaha:
Perdagangan, Perindustrian, Percetakan, Pertambangan, Pengangkutan, Pembangunan,
Pertanian, Administrasi dan Agen

Kantor Pusat:
Graha Sucofindo, Lt 13
Jalan Raya Pasar Minggu Kav. 34, Pancoran,
Jakarta, 12780
Telp: (021) 7981000
Fax: (021) 79181379
Website: www.tigaraksa.co.id

Perseroan bertanggung jawab atas kebenaran dari seluruh informasi material yang dimuat
dalam Keterbukaan Informasi ini dan setelah melakukan penelitian secara seksama atas
informasi-informasi yang tersedia mengenai transaksi, dengan ini menyatakan bahwa
sepanjang pengetahuan dan keyakinan Direksi dan Dewan Komisaris tidak ada fakta penting
atau material lainnya yang relevan sehubungan dengan transaksi ini yang belum diungkapkan
yang dapat menyebabkan Keterbukaan Informasi ini menjadi tidak benar atau menyesatkan.

I. PENDAHULUAN

Keterbukaan Informasi ini dibuat dalam rangka pemenuhan Peraturan IX.E.1 dan POJK
31/2015, yang mewajibkan Perseroan untuk melakukan keterbukaan informasi
sehubungan dengan transaksi afiliasi.

Keterbukaan Informasi ini memuat informasi mengenai Perjanjian Jual Beli Saham oleh
Perseroan atas saham PT Bluegas Indonesia (“BGI”) yang dimiliki oleh PT Tigaraksa (dalam
likuidasi) setara dengan 24,999 % (dua puluh empat koma sembilan ratus sembilan puluh
sembilan persen) dari total keseluruhan modal ditempatkan dan disetor dalam perseroan
terbatas PT Blue Gas Indonesia (“Transaksi Afiliasi”).

Transaksi dimaksud merupakan suatu Transaksi Afiliasi dikarenakan terdapat hubungan


Afiliasi (sebagaimana didefinisikan dalam Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal ("UU Pasar Modal") antara Perseroan dan PT Tigaraksa (dalam likuidasi). Hubungan
Afiliasi tersebut didasarkan pada hubungan sebagai berikut.
a) Pemegang saham Perseroan yaitu PT Penta Widjaja Investindo, PT Sarana Ledaun,
PT.Widjajatunggal Sejahtera dan PT Ekatriadi Kusuma juga merupakan pemegang saham
PT Tigaraksa (dalam likuidasi).
b) Presiden komisaris Perseroan yaitu Meity Tjiptobiantoro merupakan komisaris PT
Tigaraksa (dalam likuidasi).

Sehubungan dengan Transaksi Afiliasi tersebut, Perseroan telah menunjuk Kantor Jasa
Penilai Publik Felix Sutandar dan Rekan (”FSR”) sebagai Penilai Independen untuk
memberikan Penilaian Ekuitas dan Laporan Pendapat Kewajaran (fairness opinion) atas
Transaksi Afiliasi tersebut di atas.

Selanjutnya, Transaksi Afiliasi ini bukan merupakan suatu transaksi yang nilainya melebihi
20% (dua puluh persen) dari ekuitas Perseroan. Dengan demikian, Transaksi Afiliasi ini
bukan merupakan Transaksi Material terhadap Perseroan sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Bapepam-LK No. IX.E.2 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan
Usaha Utama (Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-614/BL/2011 tanggal 28
November 2011).

II. URAIAN MENGENAI TRANSAKSI AFILIASI

A. Obyek Transaksi Afiliasi


Obyek Transaksi Afiliasi adalah saham BGI yang dimiliki oleh PT Tigaraksa (dalam
likuidasi) sebanyak 1.893.554 (satu juta delapan ratus sembilan puluh tiga ribu lima
ratus lima puluh empat) lembar saham dengan nilai nominal masing-masing Rp. 1.000,-
(seribu Rupiah) atau yang mewakili 24,999 % (dua puluh empat koma sembilan ratus
sembilan puluh sembilan persen) dari total keseluruhan modal ditempatkan dan disetor
dalam BGI.

B. Nilai Transaksi Afiliasi


Berdasarkan hasil Penilaian yang dilakukan oleh Penilai Bisnis KJPP Felix Sutandar &
Rekan, Nilai Pasar Wajar ekuitas BGI untuk 1.893.554 (satu juta delapan ratus sembilan
puluh tiga ribu lima ratus lima puluh empat) lembar saham atau 24,999% (dua puluh
empat koma sembilan ratus sembilan puluh sembilan) saham dari Rencana Transaksi
adalah sebesar Rp.64.996.567.483 (enam puluh empat milyar sembilan ratus sembilan
puluh enam juta lima ratus enam puluh tujuh ribu empat ratus delapan puluh tiga
Rupiah) sedangkan harga yang disepakati dari Rencana Transaksi adalah sebesar
Rp.64.995.951.800 (enam puluh empat milyar sembilan ratus sembilan puluh lima juta
sembilan ratus lima puluh satu ribu delapan ratus Rupiah), atau lebih rendah 0,001%
(nol koma nol nol satu persen) di bawah Nilai Pasar Wajarnya, di mana berdasarkan
Peraturan VIII.C.3 dinyatakan bahwa batas atas dan batas bawah pada kisaran Nilai,
tidak boleh melebihi 7,5% (tujuh koma lima persen) dari Nilai yang dijadikan acuan.
Namun harga tersebut masih mencakup kas yang kemudian dibagikan menjadi dividen
sebesar Rp.2.272.384.800 (dua milyar dua ratus tujuh puluh dua juta tiga ratus delapan
puluh empat ribu delapan ratus Rupiah), sebagaimana dinyatakan dalam Akta
Pernyataan Keputusan rapat BGI No. 62 tanggal 20 Mei 2019. Sehingga Rencana
Transaksi dilakukan dengan harga sebesar Rp 62.723.567.000 (enam puluh dua milyar
tujuh ratus dua puluh tiga juta lima ratus enam puluh tujuh ribu Rupiah).

C. Pihak yang Melakukan Transaksi

1) PERSEROAN

a) Umum
Perseroan adalah perusahaan swasta yang didirikan berdasarkan Akta No. 35
tertanggal 17 November 1986, dibuat di hadapan Notaris MMI Wiardi, S.H. Akta
pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan
Surat Keputusan No. C2-3127 HT.01.01.TH.87 tanggal 21 April 1987 dan
diumumkan dalam Berita Negara No. 101 Tambahan No. 3682 tanggal 19
Desember 1989 (“Akta Pendirian Perseroan”).
Anggaran Dasar Perseroan telah beberapa kali mengalami perubahan dengan
perubahan terakhir berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat PT Tigaraksa
Satria, Tbk No 19 tanggal 23-04-2019 (dua puluh tiga April dua ribu Sembilan
belas), dibuat di hadapan Miki Tanumiharja, Notaris di Jakarta, sehubungan
dengan perubahan Pasal 3 Anggaran Dasar perihal Maksud dan Tujuan Kegiatan
Usaha. Akta ini telah diterima dan mendapatkan persetujuan dari Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia RI No. AHU-0023523.AH.01.02.TAHUN 2019 tentang Persetujuan
Perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas PT Tigaraksa Satria, Tbk
(“Anggaran Dasar Perseroan”).

Kantor Pusat Perseroan terletak di Graha Sucofindo Lantai 13, Jl. Raya Pasar
Minggu Kav. 34, Pancoran, Jakarta, 12780 dengan kantor-kantor cabang di kota-
kota besar lainnya di Indonesia.

b) Struktur Permodalan dan Kepemilikan Saham


Struktur permodalan terakhir sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan adalah
sebagai berikut:

Saham Total
Struktur Permodalan Jumlah Saham Nominal (Rp)
(Lembar) (Rp)
Modal Dasar 2.000.000.0 100 200.000.000.000
00
Modal Ditempatkan 918.49 100 91.849.275.000
2.750
Modal Disetor 918.49 100 91.849.275.000
2.750

Susunan pemegang saham per 31 Desember 2018 (sesuai tanggal valuasi dari
FSR) adalah sebagai berikut:

Jumlah Saham yang Ditempatkan


Komposisi dan Disetor
Pemegang Saham Jumlah Nominal Total Nilai %
Saham (Rp) (Rp)
(Lembar)
PT Penta Widjaja 335.787.550 100 33.578.755.000 36,559
Investindo
PT Widjajatunggal 232.707.300 100 23.270.730.000 25,336
Sejahtera
PT Sarana Ledaun 280.747.950 100 28.074.795.000 30,566
PT Ekatriadi 43.011.700 100 4.301.170.000 4,683
Kusuma
The Bank of 7.000.000 100 700.000.0000 0,762
Singapore Limited
Robert Budiarto 4.751.900 100 475.190.000 0,517
Widjaja
Chandra Natalie 1.726.800 100 172.680.000 0,188
Widjaya
Meity 80.850 100 8.085.000 0,009
Tjiptobiantoro
Adhi Bertus Supit 10.250 100 1.025.000 0,001
Masyarakat 12.668.450 100 1.266.845.000 1,379
Total 918.492.750 100 91.849.275.000 100,00

c) Susunan Dewan Komisaris dan Direksi


Berdasarkan Akta Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan No. 08
tanggal 26 April 2017, dibuat dihadapan Miki Tanumiharja, S.H., Notaris di
Jakarta, yang telah diberitahukan ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
berdasarkan Surat Pemberitahuan No. AHU-AH.01.03-0134656 tanggal 9 Mei
2017, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris
Presiden Komisaris : Meity Tjiptobiantoro
Komisaris : Shinta Widjaja Kamdani
Komisaris : Chandra Natalie Widjaja
Komisaris Independen: Franky Jamin
Bambang Setiawan
Hendra Kartasasmita

Direksi
Presiden Direktur : Lianne Widjaja
Direktur : Adhi Bertus Supit
Direktur : Eddy Sutisna

d) Kegiatan Usaha
Berdasarkan Pasal 3 angka 1 Anggaran Dasar Perseroan, Perseroan memiliki
maksud dan tujuan sebagai berikut:
a. Perdagangan;
b. Industri;
c. Pengangkutan dan Pergudangan;
d. Konstruksi;
e. Pertanian dan Perkebunan;
f. Administrasi kantor; dan
g. Jasa

Selanjutnya, untuk dapat mencapai maksud dan tujuan Perseroan tersebut,


berdasarkan Pasal 3 angka 2 Anggaran Dasar Perseroan, Perseroan dapat
melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut:
a. Menjalankan usaha di bidang perdagangan umum;
b. berusaha di bidang perdagangan besar berbagai macam barang tanpa
mengkhususkan barang tertentu;
c. berusaha di bidang industri pengolahan dan pengawetan;
d. melaksanakan kegiatan usaha jasa penunjang pencetakan;
e. berusaha di bidang pengangkutan dan pergudangan;
f. berusaha di bidang jasa pengurusan transportasi;
g. berusaha di bidang konstruksi;
h. berusaha di bidang jasa arsitektur dan penyewaan alat konstruksi dengan
operator;
i. berusaha di bidang pertanian, perkebunan, kehutanan;
j. berusaha di bidang administrasi kantor;
k. berusaha di bidang jasa sertifikasi.

2) BGI

a) Umum
BGI adalah perusahaan swasta yang didirikan berdasarkan Akta No. 26 tertanggal
17 Oktober 1990, yang dibuat di hadapan Notaris Miryam Magdalena Indrani
Wiardi, S.H. dengan nama PT Camping Gas Indonesia. Akta Pendirian ini telah
disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan
No. C2-4524.HT.01.01TH.91 tanggal 5 September 1991 dan diumumkan dalam
Berita Negara No. 100 Tambahan No. 4782 tanggal 13 Desember 1991.

Anggaran Dasar BGI telah beberapa kali mengalami perubahan dimana


perubahan terakhir adalah sebagaimana tercantum dalam terakhir dengan Akta
No. 48 tanggal 24 Mei 2017 yang dibuat dihadapan Ny. Djumini Setyoadi, S.H.,
M.Kn., Notaris di Jakarta mengenai perubahan susunan anggota direksi dan
komisaris. Perubahan ini telah diterima dan dicatat dalam Sistem Administrasi
Badan Hukum Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat No. AHU-
AH.01.030141281 tanggal 31 Mei 2017.

b) Struktur Permodalan dan Kepemilikan Saham


Struktur permodalan dan susunan Pemegang Saham BGI sesuai dengan Anggaran
Dasar Terakhir No. 29 tanggal 13 Juni 2008 adalah sebagai berikut:
Saham
Struktur Permodalan Jumlah Saham Nominal Total
(Lembar) (Rp)
Modal Dasar 16.000.000 1000 16.000.000.000
Modal Ditempatkan 7.574.616 1000 7.574.616.000
Modal Disetor 7.574.616 1000 7.574.616.000

Susunan pemegang saham terakhir per 31 D esember 2018 (sesuai tanggal


valuasi dari FSR) adalah sebagai berikut:

Komposisi Jumlah Saham yang Ditempatkan dan Disetor


Pemegang Jumlah Nominal Total Nilai %
Saham Saham (Rp) (Rp)
(Lembar)
PT. Tigaraksa 5.680.962 1000 5.680.962.000 75
Satria, Tbk
PT. Tigaraksa 1.893.654 1000 1.893.654.000 25
(dalam likuidasi)
Total 7.574.616 1000 7.574.616.000 100

c) Susunan Dewan Komisaris dan Direksi


Berdasarkan Akta No. 48 tanggal 24 Mei 2018 yang dibuat di hadapan Notaris
Djumini Setyoadi, Sarjana Hukum, Magister Kenotariatan, Notaris di Jakarta,
susunan Dewan Komisaris dan Direksi BGI saat ini adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris
Presiden Komisaris : Shinta Widjaja
Komisaris : Lianne Widjaja

Direksi
Presiden Direktur : Husen
Direktur : Emi

d) Kegiatan Usaha
Kegiatan utama Perseroan berdasarkan Anggaran Dasar BGI Pasal 3 ayat 1 adalah
bergerak dalam bidang Industri dan perdagangan serta jasa kecuali jasa dalam
bidang hukum dan pajak.
Selanjutnya, untuk dapat mencapai maksud dan tujuan tersebut, berdasarkan
Pasal 3 angka 2 Anggaran Dasar, BGI dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai
berikut:
a. Mendirikan Industri dan atau assembling peralatan dapur/perkemahan dari
logam dan non logam
b. Menjalankan kegiatan Usaha Niaga LPG (Liquid Petroleum Gas) meliputi
pengangkutan, pengisian dan penyimpanan LPG yang merupakan rangkaian
kegiatan niaga serta menjalankan kegiatan jasa perawatan tabung LPG
c. Membeli baik impor maupun local bahan baku, barang setengah jadi, barang
jadi, mesin-mesin, alat perlengkapan, suku cadang dan lain persediaan yang
diperlukan usaha Industri dan perdagangan serta jasa tersebut diatas.
d. Menjual hasil dari produksi usaha Industri dan perdagangan serta jasa dalam
point a dan b diatas didalam negeri dan ke luar negeri.
e. Menjual barang-barang dagangan hasil pembelian point c diatas.

BGI berkantor pusat di Jalan Raya Pulogebang Km. 3 Rt. 002 Rw. 003 Kelurahan
Pulogebang Kecamatan Cakung, Jakarta Timur. Per tanggal 20 Mei 2017
Perseroan memiliki 4 kantor cabang, 2 Refilling Center, yang tersebar di seluruh
Indonesia.

3) PT Tigaraksa (dalam likuidasi)

a) Umum
PT Tigaraksa (dalam likuidasi) didirikan pada tahun 1919 dengan nama N.V.
Handel Bouwen Cultuur Maatschappij Soen Lie. Lalu, berdasarkan Akta No.
92 tanggal 14 Desember 1959 yang dibuat dihadapan Raden Kadiman,
Notaris di Jakarta, melakukan perubahan nama menjadi PT Tigaraksa, yang
telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia
melalui Keputusan No. J.A.5/30/6 tanggal 2 Maret 1960, dan telah
diumumkan dalam Berita Negara No. 36 tanggal 3 Mei 1960, Tambahan
Berita Negara No. 114 (“Akta Pendirian PT Tigaraksa”).

Lebih lanjut, PT Tigaraksa (dalam likuidasi) selama berdiri telah melakukan


beberapa kali perubahan terhadap Akta Pendirian dan perubahan terakhir
adalah penyesuaian ke UUPT sebagaimana diatur dalam Akta Pernyataan
Keputusan Para Pemegang Saham Perseroan No. 02 tanggal 7 Juli 2008,
dibuat dihadapan Jana Hanna Waturangi, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah
mendapatkan persetujuan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
melalui Keputusan No. AHU-56440.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 29 Agustus
2008, Berita Negara No. 21874 Tahun 2009 dan Tambahan Berita Negara No.
65 tanggal 14 Agustus 2009 (“Anggaran Dasar PT Tigaraksa”).

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham PT Tigaraksa


(dalam likuidasi) No. 6 tanggal 4 Pebruari 2019, dibuat dihadapan Jimmy
Tanal, S.H., M.Kn, Notaris di Jakarta, yang telah diberitahukan kepada
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat No. AHU-
AH.01.10-0008200 tanggal 15 April 2019, Daftar Perseroan No.
AHU56440.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 15 April 2019, PT Tigaraksa sedang
dalam proses pembubaran (likuidasi).

b) Struktur Permodalan dan Kepemilikan Saham


Struktur permodalan terakhir sesuai dengan Anggaran Dasar PT Tigaraksa
(dalam likuidasi) adalah sebagai berikut:
Saham
Struktur Permodalan Jumlah Saham Nominal Total
(Lembar) (Rp)
Modal Dasar 200.000.000 500 100.000.000.000
Modal Ditempatkan 67.350.000 500 33.675.000.000
Modal Disetor 67.350.000 500 33.675.000.000

Susunan pemegang saham terakhir per 31 Desember 2018 (sesuai tanggal valuasi
dari FSR) adalah sebagai berikut:

Komposisi Jumlah Saham yang Ditempatkan dan Disetor


Pemegang Jumlah Saham Nominal Total Nilai %
Saham (Lembar) (Rp) (Rp)

PT 20.878.500 500 10.439.250.00 31


Widjajatunggal 0
Sejahtera
PT Penta 20.878.500 500 10.439.250.00 31
Widjaja 0
PT Ekatriadi 4.714.500 500 2.357.250.000 7
Kusuma
PT Sarana 20.878.500 500 10.439.250.00 31
Ledaun 0
Total 67.350.000 500 33.675.000.00 100
0

c) Susunan Dewan Komisaris dan Direksi


Berdasarkan Akta Keputusan Pemegang Saham No. 06 tanggal 2 November 2018,
dibuat dihadapan Jana Hanna Waturangi, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah
diberitahukan ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat
No. AHU-AH.01.03-0261142 tanggal 6 November 2018, Daftar Perseroan No.
AHU-0148729.AH.01.11.Tahun 2018 tanggal 6 November 2018, susunan Dewan
Komisaris dan Direksi PT Tigaraksa (dalam likuidasi) adalah sebagai berikut:
1) Direktur : Putu Surya Resa Aditya
2) Komisaris : Meity Tjiptobiantoro
d) Kegiatan Usaha
Berdasarkan Pasal 3 angka 1 Anggaran Dasar, PT Tigaraksa (dalam likuidasi)
memiliki maksud dan tujuan sebagai berikut:
a. Perdagangan;
b. Industri;
c. Teknik;
d. Percetakan;
e. Pertanian;
f. Pembangunan;
g. Investasi;

Selanjutnya, untuk dapat mencapai maksud dan tujuan PT Tigaraksa (dalam


likuidasi) tersebut, berdasarkan Pasal 3 angka 2 Anggaran Dasar, PT Tigaraksa
(dalam likuidasi) dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut:
a. Berdagang segala barang yang dapat diperdagangkan baik atas tanggungan
sendiri maupun atas tanggungan pihak lain secara komisi, termasuk
perdagangan impor, ekspor, interinsulair, lokal, leveransir, grosir dan
pengecer dari segala macam barang;
b. Melakukan kegiatan pabrikasi atas barang-barang konsumsi dan barang-
barang teknik;
c. Teknik rekayasa dan desain;
d. Percetakan barang-barang cetakan;
e. Melakukan agrobisnis;
f. Menjalankan usaha-usaha dalam bidang pembangunan dengan
merencanakan, melaksanakan, memborong berbagai macam bangunan,
jalan-jalan dan jembatan, pengembangan perumahan, perkantoran, pusat
usaha dan lapangan golf;
g. Melakukan penyertaan saham dalam perusahaan lain.

D. Sifat Hubungan Afiliasi


Perseroan dan PT Tigaraksa (dalam likuidasi) memiliki hubungan afiliasi sebagai berikut:

a) Pemegang saham Perseroan yaitu PT Penta Widjaja Investindo, PT Sarana Ledaun,


PT.Widjajatunggal Sejahtera dan PT Ekatriadi Kusuma juga merupakan pemegang
saham PT Tigaraksa (dalam likuidasi).
b) Presiden komisaris Perseroan yaitu Meity Tjiptobiantoro merupakan komisaris PT
Tigaraksa (dalam likuidasi).

III. RINGKASAN LAPORAN PENILAI INDEPENDEN

Perseroan telah menunjuk penilai independen, yaitu KJPP Felix Sutandar dan Rekan (“FSR”)
untuk melakukan penilaian atas saham BGI dan menyusun pendapat kewajaran atas
Transaksi Afiliasi.
FSR sebagai penilai independen menyatakan tidak memiliki hubungan afiliasi baik secara
langsung maupun tidak langsung dengan Perseroan sebagaimana didefinisikan dalam UU
Pasar Modal.

A. Ringkasan Laporan Penilaian Saham


Berikut ini adalah ringkasan dari laporan penilaian Saham BGI yang disusun oleh
FSR No. 00926/2.0072-00/BS/05/0022/1/VI/2019 tanggal 12 Juni 2019 (“Laporan
Penilaian Saham BGI”):

1. Obyek Penilaian
Obyek Penilaian adalah 25% Ekuitas PT Blue Gas Indonesia (“BGI”). Pemegang objek
Penilaian ini tidak memiliki kendali dalam penetapan kebijakan Perseroan.

2. Tujuan Penilaian
Tujuan Penilaian adalah memberikan opini mengenai Nilai Pasar Wajar atas 25%
Ekuitas PT Blue Gas Indonesia, untuk keperluan transaksi jual beli.

3. Metodologi
Dalam melakukan Penilaian Saham ini dipergunakan 2 (dua) pendekatan, yaitu
Pendekatan Pendapatan dengan metode Diskonto Arus Kas (Discounted Cash Flow
Method) dan Pendekatan Aset dengan metode Kapitalisasi Kelebihan Pendapatan
(Excess Earning Method).

4. Asumsi-Asumsi dan Kondisi Pembatas


a. Laporan Penilaian Usaha ini bersifat non-disclaimer opinion.
b. Penilai Usaha telah melakukan penelaahan atas dokumen-dokumen yang
digunakan dalam proses penilaian.
c. Data dan informasi yang diperoleh berasal dari sumber yang dapat dipercaya
keakuratannya.
d. Proyeksi keuangan yang digunakan telah disesuaikan dan mencerminkan
kewajaran proyeksi keuangan yang dibuat oleh manajemen dengan
kemampuan pencapaiannya.
e. Penilai Usaha bertanggung jawab atas pelaksanaan Penilaian dan kewajaran
proyeksi keuangan.
f. Laporan Penilaian Usaha ini terbuka untuk publik kecuali terdapat informasi
yang bersifat rahasia, yang dapat mempengaruhi operasional perusahaan.
g. Penilai Usaha bertanggung jawab atas Laporan Penilaian Usaha dan Kesimpulan
Akhir.
h. Penilai Usaha telah memperoleh informasi atas status hukum Obyek Penilaian
dari Pemberi Tugas.
5. Dasar Nilai Yang Digunakan
Dasar Nilai yang digunakan dalam Penilaian ini adalah Nilai Pasar Wajar.

6. Kesimpulan Nilai
Berdasarkan hasil penilaian yang telah dilakukan, termasuk kajian terhadap faktor-
faktor relevan lainnya yang berpengaruh, FSR berpendapat bahwa Nilai Pasar
Wajar 25% Ekuitas BGI pada tanggal 31 Desember 2018 adalah sebesar
Rp 65.000.000.000 (enam puluh lima miliar Rupiah), dimana Nilai Pasar Wajar
merupakan Nilai sebelum pembagian deviden yang dibayarkan setelah tanggal
Penilaian (7 Mei 2019). Dengan adanya pembagian dividen dapat mengurangi Nilai
Pasar Wajar tersebut.

B. Ringkasan Laporan Pendapat Kewajaran


Berikut ini adalah ringkasan dari laporan pendapat kewajaran atas Transaksi Afiliasi
yang disusun oleh FSR No. 00927/2.0072-00/BS/05/0022/1/VI/2019 tanggal 13 Juni
2019 (“Laporan Pendapat Kewajaran”):

1. Maksud dan Tujuan Pendapat Kewajaran


Maksud dan tujuan pemberian Pendapat Kewajaran atas Transaksi Afiliasi adalah
untuk memberikan Pendapat Kewajaran (Fairness Opinion) atas Rencana
Transaksi Afiliasi untuk memenuhi Peraturan IX.E.1 dan POJK 31/2015.

2. Pihak-pihak yang terkait dalam Transaksi Afiliasi


Pihak-pihak yang terlibat dalam Transaksi Afiliasi adalah Sebagai berikut.
a. PT Tigaraksa Satria Tbk (“TRS” atau “Perseroan”), adalah perusahaan publik
yang berkedudukan di Jakarta, beralamat di Gedung Graha Sucofindo Lantai
13, Jalan Raya Pasar Minggu Kavling 34, Pancoran, Jakarta Selatan, yang
dalam Rencana Transaksi ini bertindak sebagai Pihak Pembeli.
b. PT Tigaraksa (dalam likuidasi), adalah perusahaan tertutup yang
berkedudukan di Gedung Lina Lantai 3, Jalan H.R. Rasuna Said Kav. B-7, Setia
Budi, Jakarta Selatan, yang dalam Rencana Transaksi ini bertindak sebagai
Pihak Penjual.

3. Obyek Pendapat Kewajaran


Obyek pendapat kewajaran adalah Rencana Transaksi Akuisisi 24,999% (dua
puluh empat koma sembilan ratus sembilan puluh sembilan persen) Ekuitas PT
Blue Gas Indonesia (“BGI”), dimana BGI memiliki kepemilikan ekuitas sebesar
99,90% pada PT Gazenta Niaga:
1. PT Blue Gas Indonesia (“BGI”), adalah perusahaan yang berkedudukan di
Jakarta dengan alamat di Jalan Raya Pulogebang Km. 3, Kecamatan Cakung,
Jakarta Timur.
2. PT Gazenta Niaga (“GNA”), adalah perusahaan yang berkedudukan di Jakarta
dengan alamat di Jalan Raya Pulogebang Km. 3, Kecamatan Cakung, Jakarta
Timur.

4. Tanggal Pendapat Kewajaran


Tanggal (cut-off date) dari Pendapat Kewajaran ini adalah 31 Desember 2018
(“Tanggal Pendapat Kewajaran”). Tanggal Pendapat Kewajaran dipilih atas dasar
pertimbangan kepentingan dan ketersediaan data dalam rangka analisa
kewajaran Rencana Transaksi dimaksud.

5. Asumsi-Asumsi dan Kondisi Pembatas


a. Pendapat Kewajaran ini bersifat non-disclaimer opinion.
b. Penilai Usaha telah melakukan penelaahan atas dokumen-dokumen yang
digunakan dalam proses penilaian.
c. Data dan informasi yang diperoleh berasal dari sumber yang dapat dipercaya
keakuratannya.
d. Proyeksi keuangan yang digunakan telah disesuaikan dan mencerminkan
kewajaran proyeksi keuangan yang dibuat oleh manajemen dengan
kemampuan pencapaiannya.
e. Penilai Usaha bertanggung jawab atas pelaksanaan Penilaian dan kewajaran
proyeksi keuangan.
f. Laporan Pendapat Kewajaran ini terbuka untuk publik kecuali terdapat
informasi yang bersifat rahasia, yang dapat mempengaruhi operasional
perusahaan.
g. Penilai Usaha bertanggung jawab atas Laporan Pendapat Kewajaran dan
Kesimpulan Akhir.
h. Penilai Usaha telah memperoleh informasi atas status hukum Obyek
Pendapat Kewajaran dari Pemberi Tugas.

6. Pendekatan dan Prosedur Pendapat Kewajaran


Dalam menganalisis kewajaran Rencana Transaksi, FSR melakukan prosedur
analisa sebagai berikut:
a. Analisis transaksi;
b. Analisis kualitatif dan kuantitatif atas rencana transaksi;
c. Analisis atas kewajaran nilai transaksi; dan
d. Analisis atas faktor-faktor lain yang relevan.

7. Kesimpulan
Berdasarkan analisis kewajaran Rencana Transaksi sebagaimana diuraikan dalam
laporan, KJPP FSR berpendapat bahwa Rencana Transaksi Afiliasi Akuisisi
24,999% Ekuitas PT Blue Gas Indonesia yang dilakukan oleh PT.Tigaraksa Satria
Tbk adalah wajar.
IV. PERTIMBANGAN & ALASAN DILAKUKANNYA TRANSAKSI

Perseroan adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan dan
distribusi barang-barang konsumsi berskala nasional. Perseroan memiliki anak
Perusahaan yaitu PT Blue Gas Indonesia (BGI) yang bergerak di bidang usaha layanan
pengisian ulang gas rumah tangga, serta penjualan dan distribusi peralatan dapur.

BGI didirikan pada tahun 1990, di mana pada awalnya merupakan sebuah
perusahaan PMA dalam bentuk joint venture antara ADG France dan PT Tigaraksa
(Holding). Pada tahun 2000, kepemilikan 55% saham ADG France di BGI diakusisi oleh
Perseroan dan kemudian BGI berubah bentuk menjadi perusahaan PMDN. Saat ini,
kepemilikan saham Perseroan di BGI sebesar 75%, sedangkan PT Tigaraksa (Holding)
memiliki 25% saham BGI.

BGI merupakan satu-satunya unit usaha Perseroan yang memiliki legal entity terpisah
dari Perseroan dan sebagian sahamnya (25%) masih dimiliki perusahaan lain.
Meskipun Perseroan merupakan pemegang saham mayoritas di BGI, Perseroan tetap
membutuhkan persetujuan dari pemegang saham lainnya jika ingin melakukan
rencana korporasi terkait BGI. Oleh karena itu, sejak beberapa tahun terakhir
Perseroan sudah mempertimbangkan untuk mengakuisisi 24,999% saham BGI yang
dimiliki pemegang saham lain. Kondisi finansial Perseroan saat ini cukup baik dan
mendukung untuk merealisasikan rencana tersebut.

Setelah akuisisi, Perseroan akan lebih mudah untuk melakukan sinergi positif
kegiatan usaha BGI dengan unit usaha lain yang dimiliki Perseroan dan akan
berkontribusi positif terhadap kinerja BGI sebagai unit usaha dan kinerja Perseroan
secara konsolidasi.

V. PERNYATAAN DEWAN KOMISARIS & DIREKSI

Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan menyatakan bahwa semua informasi


material yang relevan dengan Transaksi Afiliasi telah diungkapkan dalam
Keterbukaan Informasi ini dan informasi tersebut tidak menyesatkan.

VI. INFORMASI TAMBAHAN

Pemegang saham Perseroan yang memerlukan informasi lebih lanjut dapat


menghubungi Perseroan pada jam kerja di alamat berikut ini:

Graha Sucofindo, Lt 13.


Jalan Raya Pasar Minggu Kav. 34,
Pancoran, Jakarta, 12780.
Up: Corporate Secretary
Jakarta, 21 Juni 2019

Direksi
PT Tigaraksa Satria, Tbk.

Anda mungkin juga menyukai