PUSKESMAS CIKANCUNG
UPT YANKES KECAMATAN CIKANCUNG
KABUPATEN BANDUNG
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tuberkolosis (TB) sampai dengan saat ini masih merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat di dunia walaupun upaya penanggulangan TB telah
dilaksanakan di banyak negara sejak tahun 1995.
1
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat TB dalam rangka
pencapaian tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan
masyarakat madani dalam pengendalian TB.
b. Sebagai acuan untuk memetakan permasalahan kesehatan.
c. Sebagai panduan untuk mendapatkan prioritas masalah.
d. Untuk mencari alternatif pemecahan masalah.
e. Untuk mendapatkan prioritas memecahan masalah serta adanya
perbaikan terhadap masalah kesehatan di Kecamatan Cicalengka.
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup perlaksanaan pelayanan poli TB adalah menekan pada
upaya kuratif dan rehabilitative termasuk didalamnya upaya preventif.
D. BATASAN OPERASIONAL
UKM adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di
masyarakat. UKP adalah kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk
peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderita akibat
penyakit dan memulihkan kesehatan perorangan. Fasilitas kesehatan tingkat
pertama yang melakukan pelayanan kesehatan perorangan untuk keperluan
observasi diagnose perawatan pengobatan atau pelayanan kesehatan lainnya.
Dokter pelayanan primer untuk menyelesaikan semua masalah kesehatan yang
dihadapi tanpa memandang jenis penyakit, organology, usia, dan jenis kelamin.
Secara paripurna dengan pendekatan holistic dan berkolaborasi dengan tenaga
kesehatan lainnya. Tenaga kesehatan adalah orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui
pendidikan kesehatan untuk melakukan upaya kesehatan.
2
E. LANDASAN HUKUM
Sebagai dasar penyelenggaraan pelayanan poli TB di puskesmas
diperlakukan peraturan perundang –undangan pendukung. Beberapa ketentuan
perundang – undangan yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. UU No. 26 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.
2. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Peraturan Pemerintah No. Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 40 tahun 1991 tentang Penanggulangan wabah
Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor
49. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3447).
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 203/Menkes/SK/III/1999 tentang
gerakan Terpadu Nasional Penanggulangan Tuberkolosis.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 364/Menkes/SK/V/2009 tentang
Pedoman Penanggulangan Tuberkolosis (TB).
7. Peraturan Presiden No. 72 Tahun 2012 tentang system Kesehatan Nasional.
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang
Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat.
3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Pengaturan dan penjadwalan tugas tenaga pelayanan poli TB diatur oleh
penanggung jawab UKM. Kepala Puskesmas dan Kepala Bagian Kepegawaian
yang sudah diatur sesuai dengan tupoksi kerja masing-masing unit.
C. JADWAL KEGIATAN
Pelayanan TB dilaksanakan setiap hari senin pukul 08.00 – 14.00 WIB.
4
BAB III
RUANG FASILITAS
A. DENAH RUANG
1. Pelengkapan :
a. Stetoskop
b. Tensi meter
c. Penlight
d. Thermometer
e. Timbangan dan alat ukur
2. Alat dan bahan penunjang
a. Alkohol Swab
b. Hands Scoren
c. Masker
d. Hanscrub
e. Syring 5cc
3. Obat-Obatan ;
a. OAT
b. Streptomycin Injeksi
c. PP INH
4. Alat Promkes
a. Leaflet Brosur
b. Dan media lainnya.
B. STANDAR FASILITAS
Fasilitas yang ada yaitu, Poli TB dan Laboratorium.
5
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
B. PEMERIKSAAN BIAKAN
Untuk mengetahui kepekaan OAT yang digunakan. Berdasarkan hasil
pemeriksaan dahak (BTA) TB paru dibagi dalam :
a. Tuberkolosis Paru BTA (+)
Sekurang – kurangnya 2 dari 3 spesiman dahak menunjukan hasil BTA
Positif. Hasil pemeriksaan satu specimen dahak menunjukan hasil BTA
Positif dan kelainan radiologic menunjukan gambar tuberkolosis aktif.
Hasil pemeriksaan satu specimen dahak menunjukan BTA Positif dan
biakan positif.
b. Tuberkolosis Paru TBA (-)
Hasil pemeriksaan dahak 2 kali menunjukan BTA negative, gambaran
klinik dan kelainan radiologic menunjukan tuberkolosis aktif serta tidak
respon dengan pemberian antibiotic spectrum luas. Hasil pemeriksaan
dahak 2 kali menunjukan BTA negative dan biakan M. tuberkolosis
positif. Jika belum ada hasil pemeriksaan dahak, tulis BTA belum
diperiksa.
6
penderita yang belum pernah mendapat pengobatan dengan OAT atau
sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (30 dosis harian).
Kasus kambuh (relaps) adalah penderita tuberkolosis yang
sebelumnya pernah mendapat pengobatan tuberkolosis dan telah
dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap, kemudian kembali lagi
berobat dengan hasil pemeriksaan dahat BTA positif atau biakan positif.
Bila hanya menunjukan perubahan pada gambaran radiologik sehingga
dicurigai lesi aktif kembali, harus diperiksa beberapa kemungkinan yaitu ;
infeksi sekunder, infeksi jamur dan TB paru kambuh.
Kasus pindahan (transfer in) adalah penderita yang sedang
mendapatkan pengobatan disuatu Kabupaten dan kemudian pindah berobat
ke kabupaten lain. Penderita pindahan tersebut harus membawa surat
rujukan/pindah.
Kasus lalai berobat adalah yang sudah berobat paling kurang 1
bulan dan berhenti 2 Minggu atau lebih, kemudian datang kembali
berobat. Umumnya penderita tersebut kembali dengan hasil pemeriksaan
dahak BTA Positif.
7
BAB V
LOGISTIK
8
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN
9
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
10
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
11
BAB IX
PENUTUP
12
DAFTAR PUSTAKA
13