Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KONSEP DASAR DAN SEJARAH ILMU KALAM

Dosen Pembimbing :
Hasbi As Shiddiqi, Lc., M.H

Di susun oleh :
1. Alfinatul Jannah
2. Juliatin Kurniawati

PRODI HUKUM EKONOMI SYARIAH (1A)


FAKULTAS SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM SUNAN GIRI BOJONEGORO


2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat, rahmat dan karunia-Nya,
makalah yang berjudul “ Konsep Dasar dan Sejarah Ilmu Kalam” ini dapat terselesaikan.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari dosen mata kuliah ilmu kalam Bapak Hasbi
Ash Shiddiqi, Lc., M.H . IAI Sunan Giri Bojonegoro.
Penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, untuk perbaikan penulisan
makalah yang akan datang.

Bojonegoro, 09 September 2019


DAFTAR ISI

JUDUL................................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................... 1
C. Tujuan Pembahasan................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Ilmu Kalam............................................................................................ 2
B. Dasar-Dasar Ilmu Kalam......................................................................................... 2
C. Sejarah Ilmu Kalam................................................................................................. 3
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 5
B. Saran........................................................................................................................ 5
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 6
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu kalam adalah ilmu yang mempelajari tentang akidah dengan dalil-dalil
aqliyah (rasional ilmiah) dan sebagai tameng terhadap segala tantangan dari para
penentang. Ilmu ini mengarahkan pembahasannya kepada segi yang menjadi landasan
pokok agama islam. Dasar-dasar ilmu kalam terdapat dalam Al-qur’an dan hadist.
Sejarah ilmu kalam lahir karena terbunuhnya Khalifah Utsman bin Affan,
peristiwa tersebut menjadi pangkal tumbuhnya berbagai masalah pada masyarakat
islam saat itu, khususnya masalah politik,sosial, dan pemahaman keagamaan.
Perselisihan terus berlanjut dimasa pemerintahan Ali bin Abi Thalib hingga
menyebabkan terjadinya beberapa peperangan antar saudara.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian ilmu kalam ?
2. Apa saja dasar-dasar ilmu kalam?
3. Bagaimanakah sejarah munculnya ilmu kalam?

C. Tujuan
Tujuan membuat makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian, dasar- dasar dan
bagaimana sejarahnya ilmu kalam.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ilmu Kalam


Ilmu kalam adalah ilmu yang mempelajari tentang akidah dengan dalil-dalil aqliyah
(rasional ilmiah) dan sebagai tameng terhadap segala tantangan dari para penentang.
Abu Hanifah menyebutnya dengan fiqh Al-Akbar. Menurut persepsinya hukum islam
fiqh terbagi menjadi dua yaitu Fiqh Al-Akbar yang membahas tentang keyakinan atau
pokok-pokok agama, dan Fiqh Al-Ashghar membahas tentang hal-hal yang berkaitan
dengan masalah muamalah, bukan pokok-pokok agama tetapi hanya cabangnya.
Menurut Ibnu Kaldun, ilmu kalam adalah disiplin ilmu yang mengandung berbagai
argumentasi tentang akidah imani yang diperkuat dengan dalil-dalil rasional.

B. Dasar- Dasar Ilmu Kalam


a. Al-qur’an
 Q.S Al-ikhlas : 1-4 menunjukkan bahwa Allah Maha Esa
 Q.S Asy-syura : 7 menunjukkan bahwa Allah tidak menyerupai apapun di
dunia ini. Ia Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.
 Q.S Al-Furqan : 59 menunjukkan Allah maha penyayang. Ia pencipta
langit,bumi dan semua yang ada diantara keduanya.
 Q.S Al-Fath :10 menunjukkan Allah mempunyai “tangan” yang selalu
berada diatas tangan orang-orang yang melakukan sesuatu selama mereka
berpegang teguh dengan janji Allah.
 Q.S Thaha : 39 bahwa Allah mempunyai “mata” yang selalu digunakan
untuk mengawasi seluruh gerak, termasuk gerakan hati makhluk-Nya.
b. Hadist
 Hadist Riwayat Abu Hurairah r.a
“ Rasulullah bersabda : orang-orang yahudi akan terpecah belah menjadi 72
golongan.”
 Hadist Riwayat Abdullah bin Umar
“Rasulullah bersabda : akan menimpa umatku yang pernah menimpa bani
Israil, Bani Israil terpecah menjadi 72 golongan dan umatku akan terpecah
belah menjadi 73 golongan. Semua akan masuk neraka, kecuali satu
golongan, ‘siapa mereka itu, wahai Rasulullah?’ tanya para sahabat.
Rasulullah menjawab ‘ mereka adalah orang-orang yang mengikuti jejakku
dan sahabat-sahabatku’.”

C. Sejarah Ilmu Kalam


Awal munculnya ilmu kalam disebabkan karena adanya faktor politik, bermula
dari terbunuhnya Khalifah Ali bin Abi Thalib peristiwa tersebut merupakan pangkal
tumbuhnya berbagai masalah politik, sosial dan pemahaman keagamaan.
Ahli sejarah menggambarkan Usman bin Affan sebagai orang yang lemah dan
tidak sanggup menentang ambisi keluarganya yang kaya dan berpengaruh. Ia
mengangkat mereka menjadi gubernur di daerah yang tunduk kepada kekuasaan islam.
Sedangkan gubernur-gubernur yang diangkat oleh Umar bin Khattab, khalifah yang
terkenal kuat dan tidak mementingkan kepentingan keluarganya dijatuhkan oleh
Usman. Tindakan politik yang dijalankan oleh Usman bin Affan ini menimbulkan
reaksi yang tidak menguntungkan baginya. Sahabat Nabi yang dulunya menyokong
Usman berbalik meninggalkan. Perkembangan suasana di Madinah kemudian
membawa pada pembunuhan Usman yang dilakukan oleh pemberontak dari Mesir.
Setelah Usman wafat, Ali menjadi calon khalifah yang keempat. Segera
mendapatkan tantangan dari pemuka yang ingin menjadi khalifah. Tantangan pertama
datang dari Zubayr dan Alhah di Mekkah yang memperoleh dukungan dari Aisyah istri
Rosulullah. Tantangan ini dapat dipatahkan oleh Ali dalam pertempuran di Idlak tahun
656M, Alhah dan Zubayr terbunuh sedangkan Aisyah di antar kembali ke Mekkah.
Tantangan yang lain datang dari Muawiyah yang mendapat dukungan dari keluarga
Usman, menuntut Ali untuk menghukum pembunuh Usman. Bahkan menuduh Ali ikut
campur dalam pembunuhan tersebut.
Dalam pertempuran yang terjadi di Siffin, tentara Ali dapat mendesak tentara
Muawiyah. Amr bin Al-Ash yang terkenal licik merupakan tangan kanan muawiyah
meminta berdamai dengan mengangkat Al-quran ke atas. Dalam perundingan
perdamaian yang disebut tahkim (arbitrase), pihak Ali diwakili oleh Abbu Musa Al-
Asy’ari seorang moralis berhadapan dengan Amr bin Al-Ash yang mewakili pihak
Muawiyah. Sejarah mengatakan antara keduanya terdapat pemufakatan untuk
menjatuhkan kedua pemuka yang bertentangan.
Sebagian pengikut Ali, yang sejak semula tidak setuju dengan diadakannya
tahkim, apalagi terbukti bahwa tahkim itu tidak menguntungkan bagi mereka. Mereka
memandang Ali telah melakukan penyimpangan terhadap hukum Allah. Mereka
menganggap perselisihan itu tidak dapat diselesaikan dengan tahkim buatan manusia.
Putusan hendaknya dari Allah, dengn melihat hukum-hukum yang ada dalam Al-
qur’an. Karena itu, mereka keluar dari barisan Ali kemudian menjadi musuh Ali. Dari
sikap mereka itu disebut kaum khawarij.
Dari latar belakang itu timbullah konsep dosa besar yang diadakan oleh kaum
khawarij. Mereka memandang tahkim yang dilakukan oleh Ali,muawiyah, amr bin al-
ash, Abu Musa Al-Asy’ari adalah pelaku dosa besar. Menurut mereka orang-orang itu
telah menjadi kafir murtad karena melakukan tahkim diluar hukum Allah. Untuk
memperkuat alasan mereka, kaum khawarij mengemukakan QS. AL-Maidah ayat 44.
Persoalan-persoalan yang terjadi akhirnya menimbulkan persoalan teologi.
Timbullah persoalan siapa yang kafir dan siapa yang masih tetap dalam islam. Lama
kelamaan kaum khawarij terpecah menjadi beberapa sekte. Konsep kafir mengalami
perubahan. Yang dipandang kafir bukan hanya orang yang tidak menentukan hukum
sesuai Al-quran tetapi juga orang yang berbuat dosa besar seperti murtakib ka’bir atau
capitals sinnes. Kondisi tersebut mempengaruhi perkembangan tauhid, serta tumbuh
kembangnya aliran-aliran teologi dalam islam. Dizaman Bani Umayyah yang menjadi
permasalahan dalam perdebatan adalah masalah aqidah, sehingga muncul berbagai
aliran seperti murji’ah,qadariah, jabariyah, dan mu’tazilah.
Di zaman Bani Abbas umat islam mempelajari filsafat yunani dan sains. Tauhid
menjadi permasalahan yang cukup berat, umat muslim belum bisa memecahkan
argumentasi filosofis orang lain, sehingga bangkitlah mu’tazilah yang mempertahankan
ketauhidan dengan argumentasi-argumentasi filosofis. Namun, sikap mu’tazilah yang
terlalu menggunakan akal dan melahirkan pendapat kontroversial yang menyebabkan
kaum tradisional tidak menyukainya, sehingga lahirlah aliran Ahli Sunnah Wal
Jama’ah dengan tokoh besarnya Abu Hasan Al-Asy’ari dan Abu Mansur Al-Maturidi.

Maka dari itu munculnya aliran-aliran ilmu kalam karena adanya fakor internal
dan eksternal. Faktor internal diantaranya : adanya pemahaman dalam islam yang
berbeda, ayat Al-quran yang berbeda, hadist yang berbeda, adanya kepentingan
golongan, terlalu mengedepankan akal, dan adanya kepentingan politik. Sedangkan
faktor eksternal diantaranya : akibat adanya pengaruh dari luar islam dan akibat
terjemahan filsafat yunani.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ilmu kalam adalah ilmu yang mempelajari tentang akidah dengan dalil-dalil
aqliyah (rasional ilmiah) dan sebagai tameng terhadap segala tantangan dari para
penentang. Ilmu kalam juga seperti ilmu keislaman lainnya yang mempunyai dasarnya
sendiri dari sumber Al-qur’an.
Munculnya aliran-aliran ilmu kalam karena adanya faktor internal dan
eksternal. Faktor internal diantaranya : adanya pemahaman dalam islam yang berbeda,
ayat Al-qur;an yang berbeda, hadist yang berbeda, adanya kepentingan golongan,
terlalu mengedepankan akal, dan adanya kepentingan politik. Sedangkan faktor
eksternal diantaranya : akibat adanya pengaruh dari luar islam dan akibat terjemahan
filsafat yunani.

B. Saran
1. Arti penting ilmu kalam jangan hanya dilihat dari ssejarah awal keberadaannya yan
membela akidah islamiahdi hadapan orang-orang yang menentang dan
mengingkarinya. Tetapi, ilmu kalam lebih dimaksudkan untuk menanamkan akidah
yang kuat di kalangan umat muslim.
2. Kami sebagai penyusun makalah ini sangat menyadari bahwa dalam penyusunan
terdapat banyak kekurangan. Untuk itu kami meminta kepada teman-teman kritik
dan sarannya agar dalam pembuatan makalah selanjutnya bisa lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

http://sakinah-wasohibatimuslimah.blogspot.com/2015/10/makalah-sejarah-
lahirnya-ilmu-kalam.html?m=1
Http://menebarcahayahati.blogspot.com/2015/11/sejarah-munculnya-ilmu-
kalam.html?m=1

http://maktabahmahasiswa.blogspot.com/2019/03/makalah-sejarah-ilmu-kalm-
diajukan.httml?m=1

http://kumpulanlengkapmakalah.blogspot.com/2016/08/makalah-konsep-
dasar-ilmu-kalam.html?m=1
https://staimaarif-jambi.ac.id/wp-content/uploads/2018/02/isi-buku-ilmu-
kalam-2.pdf

Anda mungkin juga menyukai