Anda di halaman 1dari 7

Pengantar Filsafat

Tema :
Filsafat sebagai ilmu pengetahuan dan
hubungan nya dengan ilmu dan agama

Nama Kelompok :
1. Arif Kusman
2. Indah Muflikatin
3. Adhika Triatmaja

Kelompok 1
1. Pengertian Filsafat Sebagai Ilmu
Pengetahuan

Kata filsafat berasal dari bahasa yunani yang berarti “cinta akan Hikmat” atau
“Cinta akan pengetahuan’’. Seorang filsuf adalah seorang pencinta, pencari
(philos) hikmat atau pengetahuan (sophia). Kata philosophos diciptakan untuk
menekan sesuatu.
Sedangkan menurut Poedjawijatna, kata filsafat adalah kata yang berasal yunani
(Grik), yang terdiri dari dua kata, yaitu kata philos yang berarti cinta dan kata
shopos yang berarti bijaksana. Filsafat bisa juga diartikan dengan cinta
kebenaran, karena inti dari filsafat itu adalah berusaha untuk mencari kebenaran
dari sesuatu. filsafat itu juga dapat dikatakan adalah suatu ilmu yang berusaha
mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran
belaka. Selanjutnya beliau mengkategorikan filasafat itu kedalam golongan ilmu,
maka oleh karena itu filsafat harus bersifat ilmiah, yaitu menuntut kebenaran,
memilki metode, bersistem dan harus berlaku umum.
Pertanyaan tentang asal dan tujuan, tentang hidup dan kematian, tentang
hakikat manusia tidak terjawab oleh ilmu pengetahuan. Pertanyan-pertanyaan ini
mungkin juga tidak akan pernah terjawab filsafat. Namun, filsafat adalah tempat
dimana pertanyaan pertanyaan ini dikumpulkan, diterangkan dan diteruskan.
Filsafat adalah suatu ilmu tanpa batas. Filsafat tidak menyelidiki salah satu segi
dari kenyataan saja, melainkan apa-apa saja yang menarik perhatian manusia.
2. Hubungan Filsafat dan Ilmu
Pengetahuan

Filsafat itu bisa juga dikategori masuk kedalam golongan ilmu, karena filsafat
juga menggunakan pikiran sebagaimana halnya dengan ilmu, hanya saja filsafat
berdasarkan pemikiran belaka, berbeda dengan ilmu yang menggunakan
pemikiran atas dasar pengalaman. Filsafat di dalam mencari kebenarannya juga
harus bersifat ilmiah, yaitu sadar menuntut kebenaran, memiliki metode,
sistematis dan berlaku umum. Filsafat dan ilmu itu objek materianya adalah
sama, yaitu yang ada dan yang mungkin ada, akan tetapi objek formalnya
berbeda, kalau ilmu objek formanya adalah mencari sebab yang sedalam-
dalamnya. Sementara itu objek forma filsafat adalah mencari keterangan-
keterangan tentang sesuatu dengan secara rinci dan yang sedalam-dalamnya,
sampai ke akar-akarnya.
Ada tiga hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat, yaitu Keheranan,
kesangsian, dan kesadaran keterbatasan. Maka dengan hal ini menjadi modal
untuk metode berfikir secara lebih konkrit ke prinsip induk yang lebih abstrak.
Sehingga menghasilkan tiga jenis abtraksi. Menurut Aristoteles, pemikiran kita
melewati tiga jenis abstraksi, setiap abstraksi menghasilkan salah satu jenis
pengetahuan yaitu pengetahuan fisis, pengetahuan matematis, dan pengetahuan
teologis. Semua jenis pengetahuan menurut Aristoteles, masih termasuk filsafat
karena belum dibedakan antara teologi, filsafat dan ilmu pengetahuan. Ketiga
jenis abtrasksi sebagaimana dibedakan aristoteles masih berguna untuk
menjelaskan hubungan filsafat dan ilmu pengetahuan.
 Tahap pertama Fisika
 Tahap kedua Matesis
 Tahap ketiga Teologi
Maka dari ketiga abtraksi yang dikemukakan oleh aristoteles ini mampu
menjelaskan dengan sekama hubungan anatara filsafat dan ilmu pengetahuan
secara jelas.
3. Perbedaan Antara Filsafat, Ilmu dan
Agama

Dari penjelasan menurut Aristoteles diatas bahwa tiga abstraksi ini menjelaskan
tentan hubungan filsafat, ilmu pengetahuan dan teologi yang Filsafat dan ilmu
pengetahuan kedua-duanya adalah sama-sama bersumber kepada ra’yu (akal, pikiran,
budi, rasio, nalar dan reason) manusia untuk mencari kebenaran. Sementara itu
agama mengungkapkan, menjelaskan dan membenarkan suatu kebenaran adalah
bersumber dari wahyu.
Filsafat mencoba mencari kebenaran dengan cara menjelajahi atau menziarahi akal-
budi secara radikal, mengakar, sistematis dan intergral serta tidak merasa terikat oleh
ikatan apapun, kecuali oleh ikatan tangannya sendiri, yaitu logika. Ilmu pengetahuan
mencari kebenaran dengan menggunakan metode atau cara penyelidikan (riset),
pengalaman dan percobaan atau sangat terkait dengan tiga aspek, yaitu: aspek
hipotesis, aspek teori, dan aspek dalil hukum.
Sedangkan manusia di dalam mencari kebenaran terhadap agama itu adalah dengan
jalan atau cara mempertanyakan (dalam upaya untuk mencari jawaban) tentang
berbagai macam masalah yang asasi dari kitab suci dan kodifikasi firman ilahi.
Sekian dan terimakasih

Anda mungkin juga menyukai