Anda di halaman 1dari 17

‫السالم عليكم ورحمةهللا وبركاته‬

NAMA KELOMPOK:
1.Fika Laili Dathinuha
2.Siti indriyati
3.Moh Labib
KANDUNGAN DAN ISI AL-QUR’AN

A. Pengertian Al-Qur’an
Ditinjau dari bahasa, Al Qur'an berasal dari bahasa arab, yaitu bentuk jamak dari kata
benda (masdar) qara'a - yaqra'u - qur'anan yang berarti bacaan atau sesuatu yang
dibaca berulang-ulang.
Secara istilah, al Qur'an diartikan sebagai kalam Allah swt, yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad saw sebagai mukjizat, disampaikan dengan jalan mutawatir dari Allah swt
sendiri dengan perantara malaikat jibril dan mambaca al Qur'an dinilai ibadah kepada
Allah swt.
Al Qur'an adalah murni wahyu dari Allah swt, bukan dari hawa nafsu perkataan Nabi
Muhammad saw. Al Qur'an memuat aturan-aturan kehidupan manusia di dunia. Al Qur'an
merupakan petunjuk bagi orang-orang yang beriman dan bertaqwa. Di dalam al Qur'an
terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman. Al Qur'an
merupakan petunjuk yang dapat mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju jalan
yang terang.
B. Kandungan dan Isi Al-Qur’an
Al-Qur’an berisi pesan-pesan ilahi (risalah illahiyah) untuk
umat manusia yang disampaikan melalui Nabi
Muhammad Saw. Pesan-pesan tersebut tidak berbeda
dengan risalah yang dibawa oleh Nabi Adam, Nuh,
Ibrahim dan rasul-rasul lainnya sampai kepada Nabi Isa,
risalah itu adalah mentauhidkan Allah. Konsep ketuhanan
yang diajarkan oleh Al-Qur’an tidak berbeda dengan
konsep ketuhanan ang diajarkan oleh rasul yang pernah
Allah utus didunia ini.hanya persoalan huum atau syariat
sajalah yang selalu berubah sesuai dengan perubahan
situasi dan kondisi dimana nabi itu diutus.
Bagaimanapun juga, kita sering membaca perbincangan
Al-Qur’an mengeni bumi, tumbuh-tumbuhan, binatang,
manusia, jagat raya, fenomena alam, dan sejarah.
Perbincangan tersebut dalam kitab Suci ini, merupakan
rangkaian pembelajaran bagi umat manusiamengenai
tauhid dan ketundukan kepada Allah.
Sebenarnya banyak ilmu pengetahuan yang diajarkan dalam Al-
Qur’an. Akan tetapi, kebanyakan dari kita hanya membacanya
saja tanpa mau memahami isi yang terkandung di dalamnya. Di
bulan Ramadhan, banyak orang-orang berlomba
mengkhatamkan Al-Qur’an. Sebenarnya bukan mengkhatamkan
yang diutamakan akan tetapi menelaah dan mempelajari Al-
Qur’an yang sangat dianjurkan agar tidak terjadi
kesalahpahaman memaknai Islam seperti yang terjadi Kadar M.
Yusuf, Studi Al-Qur’an,( Amzah: Jakarta, 2009), hlm 165.
belakangan ini dimana banyak timbul aliran-aliran sesat yang
mengatasnamakan Islam Ahlussunnah wal Jamaah.
Banyak timbul perpecahan di dalam umat Islam salah satunya
adalah tidak memahami kandungan ayat Al-Qur’an seperti yang
telah penulis katakan di atas. Kebanyakan dari mereka hanya
membaca tapi tidak mempelajari. Itulah gambaran umum isi
kandungan Al-Qur’an. Para ahli telah banyak mengkaji dan
memperinci kandungannya. Hasil kajiannya menunjukan
perbedaan-perbedaan, sesuai dengan sudut pandang mereka
masing-masing.
C. Pokok-Pokok Isi Kandungan Al-Qur’an
Sumber pokok ajaran Islam adalah Al-Qur’an. Segala pokok
syariat dan dalil-dalil syar’i yang mencakup seluruh aspek hukum bagi
manusia dalam menjalankan hidup di dunia dan akhirat terkandung
dalam Al-Qur’an.
Adapun pokok-pokok ajaran yang ada dalam Al-Qur’an
adalah sebagai berikut.
1. Aqidah
Sesungguhnya aqidah merupakan masalah yang paling pokok
dan paling mendasar bagi setiap mukmin. Aqidah menjadi pintu awal
masuknya seseorang ke dalam Islam dan aqidah pula yang harus dia
pertahankan hingga akhir hidupnya. Seorang mukmin dituntut untuk
membawa serta kalimah tauhid, kalimat ikhlas ‘laa ilaaha illallah’
hingga menghembuskan napas yang terakhir agar dia dikategorikan ke
dalam hamba-hamba Allah yang husnul khatimah.
Semua mukmin meyakini bahwa barang siapa yang demikian adanya
pasti meraih ridha Allah Swt, rahmat-Nya dan surga-Nya. Oleh karena
itu bahasan tentang aqidah menjadi masalah paling urgen dan krusial
bagi setiap mukmin.
Aqidah dari segi bahasa (etimologis) berasal dari Bahasa
Arab (ََ‫عقَد‬
َ ) yang bermakna 'ikatan' atau 'sangkutan' atau
menyimpulkan sesuatu. Di antaranya juga mempunyai
arti al-yaqiin(keyakinan) dan al-jazmu(penetapan).
Aqidah artinya ketetapan yang tidak ada keraguan pada
orang yang mengambil keputusan. Sedang pengertian
aqidah dalam agama sendiri adalah berkaitan dengan
keyakinan bukan perbuatan. Seperti aqidah dengan adanya
Allah dan diutusnya pada Rasul. Jadi kesimpulannya, apa
yang telah menjadi ketetapan hati seorang secara pasti
adalah aqidah; baik itu benar ataupun salah.
Secara terminologis terdapat beberapa definisi aqidah yang
dikemukakan oleh para ulama Islam, antara lain:
Ada beberapa dalil tentang aqidah, yaitu :
•> Dalil Aqli
Dalil ini dapat diterima apabila hasil keputusannya dipandang
masuk akal atau logis dan sesuai dengan perasaan, tentunya yang
dapat menimbulkan adanya keyakinan dan dapat memastikan
adanya iman yang dimaksudkan. Dengan menggunakan akal manusia
merenungkan dirinya sendiri dan alam semesta, yang dengannya ia
dapat melihat bahwa dibalik semua itu terdapat adanya Tuhan
pencipta yang satu.
•> Dalil Naqli
Yaitu dalil yang bersumber dari al-Qur’an. Dan dalam hal ini,
landasan hukum aqidah yang bersumber dari al-Qur’an antara lain :
Surah al-Ikhlas, ayat 1-4
۞‫ َولَ ْمَيَ ُكنَلههُۥَ َُكفُ ًواَأ َ َح ٌۢد‬.‫َولَ ْمَيُولَ َْد‬
َ ‫ لَ ْمَيَ ِل ْد‬.ُ‫ص َم َد‬ ‫ ه‬.َ‫َٱَّللَُأ َ َحد‬
‫ٱَّللَُٱل ه‬ ‫قُ ْلَ ُه َو ه‬
Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang
bergantung kepada-Nya segala sesuatu, Dia tiada beranak dan tiada
pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan
Dia".
Surah an-Nahl, ayat 51 :
۞ِ۞‫و‬ُ ُ ‫ه‬
َ ْ‫ر‬
ْ َ ‫ف‬ ََ ‫ه‬ َٰ
‫ي‬ َ
‫إ‬َ ‫ف‬ َ
‫د‬ٌۭ ‫ح‬
ِ َٰ
‫َو‬ ‫ه‬
ٌۭ َ َٰ ‫ْن إنهماَ ُهوَإ‬
‫ل‬ َ ‫ي‬َ ‫ن‬ْ ‫َٱث‬ ‫ْن‬‫ي‬ ‫ه‬َ َٰ ‫َٱَّللُ َََلَتَت ه ِخذُو ۟اَإ‬
‫ل‬ ‫َوقَا َل ه‬
ِ َ ِ َ ِ َ َ ِ ِ ِ َ ِ ٓ
Allah berfirman: "Janganlah kamu menyembah dua tuhan;
sesungguhnya Dia-lah Tuhan Yang Maha Esa, maka hendaklah
kepada-Ku saja kamu takut".
Surah al-Baqarah, ayat 163 :
‫ََلَ ِإ َٰلَهََ ِإ هَلَ ُه َو ه‬
‫َٱلر ْح َٰ َم ُن ه‬
۞‫َٱلر ِحي ُم‬ ََٰ ‫َو ِإ َٰلَ ُه ُك ْمَ ِإ َٰلَ ٌۭه‬
ٓ ‫َو ِح ٌۭد ه‬
Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang
berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang.
2. Ibadah
Ibadah (‫ )عبادة‬secara etimologi berarti merendahkan diri serta tunduk. Di dalam syara’,
ibadah mempunyai banyak definisi, tetapi makna dan maksudnya satu. Definisi ibadah itu
antara lain :
1. Ibadah ialah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya (yang
digariskan) melalui lisan para Rasul-Nya,
2. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah , yaitu tingkatan ketundukan yang
paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi,
3. Ibadah ialah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah , baik
berupa ucapan atau perbuatan, yang dzahir maupun bathin. Ini adalah definisi ibadah
yang paling lengkap.
Ibadah itu terbagi menjadi ibadah hati, lisan dan anggota badan. Rasa khauf (takut),
raja’ (mengharap), mahabbah (cinta), tawakkal (ketergantungan), raghbah (senang) dan
rahbah (takut) adalah ibadah qalbiyah (yang berkaitan dengan hati). Sedangkan shalat,
zakat, haji, dan jihad adalah ibadah badaniyah qalbiyah (fisik dan hati). Serta masih
banyak lagi macam-macam ibadah yang berkaitan dengan hati, lisan dan badan.
Ibadah inilah yang menjadi tujuan penciptaan manusia, Allah berfirman, “Dan Aku
tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. Aku tidak
menghendaki rizki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka
memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah, Dia-lah Maha Pemberi rizki yang mempunyai
kekuatan lagi Sangat Kokoh.” (QS. Adz-Dzariyat: 56-58)
Allah memberitahukan, hikmah penciptaan jin dan manusia
adalah agar mereka melaksanakan ibadah kepada Allah . Dan Allah
Maha Kaya, tidak membutuhkan ibadah mereka, akan tetapi
merekalah yang membutuhkan-Nya. Karena ketergantungan
mereka kepada Allah , maka mereka menyembah-Nya sesuai
dengan aturan syari’at-Nya. Maka siapa yang menolak beribadah
kepada Allah , ia adalah sombong. Siapa yang menyembah-Nya
tetapi dengan selain apa yang disyari’atkan-Nya maka ia adalah
mubtadi’ (pelaku bid’ah). Dan siapa yang hanya menyembah-Nya
dan dengan syari’at-Nya, maka dia adalah mukmin muwahhid
(yang mengesakan Allah).
Perintah menyembah kepada Allah banyak diterangkan dalam
Al-Qur’an salah satunya didalam Q.S Al-Baqarah ayat 21.
Artinya: “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah
menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu
bertakwa”.(Q.S Al-Baqarah/2:21)
3. Akhlak
Menurut bahasa, akhlak berasal dari kata khuluqun atau khulqun. Khuluqun
artinya budi, yaitu sesuatu yang tersimpan dalam hati, sangat halus, sulit
diketahui orang lain, namun memiliki kekuatan yang sangat besar terhadap
tingkah laku perbuatan manusia. Khulqun artinya perbuatan-perbuatan lahir.
Menurut istilah, akhlak artinya tingkah laku lahiriah yang diperbuat oleh
seseorang secara spontan sebagai cerminan hati seseorang yang
menciptakan hubungan baik antarpribadi dengan pribadi dan
antarmasyarakat dengan sesamanya.
Akhlak merupakan salah satu dari tiga kerangka dasar ajaran Islam yang
memiliki kedudukan yang sangat penting, di samping dua kerangka dasar
lainnya. Akhlak merupakan buah yang dihasilkan dari proses menerapkan
aqidah dan syariah. Ibarat bangunan, akhlak merupakan kesempurnaan dari
bangunan tersebut setelah fondasi dan bangunannya kuat. Jadi, tidak
mungkin akhlak ini akan terwujud pada diri seseorang jika dia tidak memiliki
aqidah dan syariah yang baik. Nabi Muhammad Saw. dalam salah satu
sabdanya mengisyaratkan bahwa kehadirannya di muka bumi ini membawa
misi pokok untuk menyempurnakan akhlak manusia yang mulia. Nabi
bersabda:
Artinya: ”Sesungguhnya aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak
yang mulia”. (HR. Ahmad).
Apa yang dinyatakan Nabi sebagai misi utama kehadirannya bukanlah suatu
yang mengada-ada, tetapi memang sesuatu yang nyata dan Nabi benar-
benar menjadi panutan dan teladan bagi umatnya dan bagi setiap manusia
yang mau menjadi manusia berkarakter atau berakhlak mulia. Pengakuan akan
akhlak Nabi yang sangat agung bukan hanya dari manusia, tetapi dari Allah
Swt. seperti dalam firmannya:
Artinya: “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.”
(QS. al-Qalam [68]: 4).
Karena keluhuran akhlak dan budi Nabi itulah, Allah Swt. menjadikannya
sebagai teladan yang terbaik bagi manusia, khususnya bagi umat Islam. Allah
Swt. berfirman:
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. al-Ahzab [33]:
21).
4. Hukum
Secara garis besar hukum yang diperbincangkan dalam Al-Qur’an meliputi
dua hal yaitu ibadah dan muamalah. Ibadah meiputi shalat, puasa, zakat,
dan haji.
Beberapa contoh ayat-ayat Al-Qur’an yang mengatur tentang ketentuan
hukum-hukum tersebut antara lain.
‫َصي ًما‬ِ ‫وَو ََلَتَ ُك ْنَ ِل ْلخَا ِن ِنينََ خ‬ َ‫اك ه‬
َ َُ‫َّللا‬ َ َْ َ‫اسَ ِب َماَأ‬ِ ‫قَ ِلتَ ْح ُك َمَبَيْنَ َالنه‬ِ ‫ابَ ِب ْال َح‬ ْ ‫ِإنهاَأَ ْنزَ ْلنَاَ ِإلَي َْك‬
َ َ‫َال ِكت‬
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan
membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan
apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi
penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang
yang khianat”. (Q.S An-Nisa /4:105)
َُ ‫اجتَ ِنُُوهَُلَعَله ُك ْمَت ُ ْف ِل‬
ََِ۞‫حو‬ ْ َ‫ا۞ََِف‬
ِ َ َ ‫َّ ْي‬ َ َ‫َم ْن‬
‫ع َم ِلَال ه‬ ِ َ‫َْ ْجس‬ ِ ‫َو ْاْل َ ْز ََل ُم‬
َ ‫اب‬ُ ‫ص‬ َ ‫َو ْال َم ْيس ُِر‬
َ ‫َو ْاْل َ ْن‬ َ ‫اَالخ َْم ُر‬ْ ‫يَاَأَيُّ َهاَالهذِينَ َآ َمنُواَ ِإنه َم‬
Artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum)
khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan
panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-
perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.”(Q.S Al-Maidah /5:90)
5. Dasar-Dasar Ilmu Pengetahuan (Sains)
Ilmu atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk
menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia
dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini
dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan
kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian
ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum
sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan
dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui
dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu
terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai
pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari
epistemologi.
6. Sejarah
Istilah sejarah adalah terjemahan dari kata tarikh (bahasa arab) dan history (bahasa
inggris). Semua kata tersebut berasal dari bahasa yunani yaitu istoria yang berarti ilmu.
Istoria digunakan untuk penjelasan mengenai gejala-gejala manusia dalam urutan
kronologis. Sedangkan secara terminologi menurut Al-Maqrizi membatasi sejarah ia
memberikan informasi tentang sesuatu yang pernah terjadi di dunia.
Definisi sejarah lebih umum adalah semasa lampau manusia, baik yang berhubungan
dengan peristiwa politik, sosial, ekonomi, maupun gejala Ibid, hlm 71
Ayat-ayat tentang kisah dan sejarah dalam Al-Qur’an sebagai berikut.
(QS. At-Thaaha: 99)‫َم ْنَلَدَُنهاَ ِذ ْك ًرا‬ َ ‫َوقَ ْدَآتَ ْين‬
ِ ‫َاك‬ َ َ‫سَُق‬ ِ َُ‫َم ْنَأَ ْن‬
َ َ‫آءَ َماَقَ ْد‬ ِ ‫علَي َْك‬
َ َ‫ص‬ ُّ ُ‫َكذَ ِل َكَنَق‬
Artinya: Demikianlah kami kisahkan kepadamu (Muhammad) sebagian kisah (umat)
yang telah lalu, dan sungguh, telah kami berikan kepadamu suatu peringatan (Al-
Qur’an) dari sisi kami.
ِ َ‫عا ِق َُةَُالهذِين‬
‫َم ْنَقَ ُْلَُ َكا۞َِ َأَ ْكثَ ُر ُه ْمَ ُم َّْ ِر َِكين‬ َ َ َِ۞‫ْفَ َكا‬
َ ‫ظ ُرواَ َكي‬ ُ ‫ضَفَا ْن‬ ِ ْ‫يَاْل‬
ْ ‫يرواَ ِف‬ُ ‫قُ ْلَ ِس‬
Artinya: Katakanlah (Muhammad), “Bepergianlah di bumi lalu lihatlah bagaimana
kesudahan orang-orang dahulu. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang
mempersekutukan (Allah).” (QS. Ar-Rum: 42)
‫‪SEKIAN DAN TERIMA KASIH‬‬

‫والسالم عليكم ورحمةهللا وبركاته‬

Anda mungkin juga menyukai