Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP SUPERVISI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Keperawatan


Dosen Pengajar : Dra. Erna Mesra, M.Kes

Disusun Oleh :

Kelompok 3

Fitri Suheliah P27901117053


Melsa Shafira P27901117053

Siti Miftahul Fauziah P27901117053


Winda P27901117053
TINGKAT IIIB DIII KEPERAWATAN / SEMESTER V

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN


JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PRODI DIII KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah Manajemen
Keperawatan dengan judul “konsep supervisi” dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam menuntut ilmu. Kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Erna Mesra, M.Kes selaku Dosen Mata Kuliah Manajemen Keperawatan
2. Teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
ke depannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu, kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Tangerang, Juli 2019

Kelompok 3

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................... 1
1.3 Tujuan .......................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 4
2.1 Definisi Osteomielitis................................................................... 4
2.2 Etiologi Osteomielitis .................................................................. 4
2.3 Klasifikasi Osteomielitis .............................................................. 6
2.4 Patofisiologi Osteomielitis........................................................... 7
2.6
Manifestasi Klinis Osteomielitis.................................................. 8
2.6 Pemeriksaan Penunjang Osteomielitis.......................................... 11
2.7 Penatalaksanaan Osteomielitis..................................................... 12
2.8 Pencegahan Osteomielitis............................................................. 13
BAB III PENUTUP......................................................................................... 19
4.1 Kesimpulan................................................................................... 28
4.2 Saran............................................................................................. 28
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... iii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian supervisi?


2. Apa saja Manfaat supervisi?
3. Bagaimana Unsur Pokok Dalam Supervisi?
4. Apa saja Fungsi Supervisi Dalam Keperawatan ?
5. Bagaimana Prinsip Pokok Dalam Supervisi?
6. Bagaimana Pelaksana Supervisi?
7. Bagaimana Teknik Supervisi?
8. Apa saja Macam Macam Supervisi ?
9. Bagaimana Cara Supervisi Menurut, (suyanto 2009)?

1.3 Tujuan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Supervisi

Supervisi berasal dari kata super (bahasa latin yang berarti diatas) dan videre (bahasa
latin yang berarti melihat). Bila dilihat dari asal kata aslinya, supervisi berarti melihat dari
atas. Pengertian supervisi secara umum adalah melakukan pengamatan secara langsung dan
berkala oleh atasan terhadap pekerjaan yang dilakukan bawahan untuk kemudian bila
ditemukan masalah, segera diberikan bantuan yang bersifat langsung guna mengatasinya.
Supervisi adalah upaya yang dilakukan dalam rangka pemantauan disertai dengan
pemberian bimbingan, penggerakan atau motivasi dan pengarahan (Depkes, 2008).
Supervisi mempunyai pengertian yang luas, yaitu segala bantuan dari pemimpin atau
penanggung jawab keperawatan yang tertuju untuk perkembangan para perawat dan staf lain
dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan. Kegiatan supervisi berupa dorongan,
bimbingan dan kesempatan untuk pertumbuhan keahlian dan ketrampilan perawat.

2.2 Manfaat Supervisi

Apabila supervisi dapat dilakukan dengan baik, akan diperoleh banyak manfaat. Manfaat
tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Supervisi dapat lebih meningkatkan efektifitas kerja. Peningkatan efektifitas kerja ini
erat hubungannya dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan bawahan,serta
makin terbinanya hubungan dan suasana kerja yang lebih harmonis antara atasan dan
bawahan.
2. Supervisi dapat lebih meningkatkan efisiensi kerja. Peningkatan efesiensi kerja ini
erat kaitannya dengan makin berkurangnya kesalahan yang dilakukan bawahan,
sehingga pemakaian sumber daya (tenaga, harta, dan sarana) yang sis-sia akan dapat
dicegah.

Apabila kedua peningkatan ini dapat diwujudkan, sama artinya denagn telah tercapainya
tujuan suatu organisasi. Sesungguhnya tujuan pokok dari supervisi ialah menjamin
pelaksanaan berbagai kegiatan yang telah direncanakan secara benar dan tepat, dalam arti
yang lebih efektif dan efisien, sehingga tujuan yang telah ditetapkan organisasi dapat dicapai
dengan memuaskan.
2.3 Unsur Pokok Dalam Supervisi

Unsur-unsur pokok dalam supervisi adalah sebagai berikut:


1. Pelaksana
Yang bertanggung jawab melaksanakan supervisi adalah atasan (supervisor) yang
memiliki kelebihan dalam organisasi, karena fungsi supervisi memang banyak terdapat
pada tugas atasan. Namun,untuk keberhasilan supervisi, yang lebih diutamakan adalah
kelebihan dalam hal pengetahuan dan keterampilan. Bertitik tolak dari ciri tersebut,
sering dikatakan bahwa keberhasilan supervisi lebih ditentukan oleh tingkat pengetahuan
dan keterampilan yang dimiliki atasan untuk pekerjaan yang tidak disupervisi, bukan oleh
wewenangnya.
2. Sasaran
Sasaran atau objek dari supervisi adalah pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan, serta
bawahan yang melakukan pekerjaan. Jika supervisi mempunyai sasaran berupa pekerjaan
yang dilakukan, maka disebut supervisi langsung, sedangkan sasaran berupa bawahan
yang melakukan pekerjaan disebut supervisi tidak langsung.
Disini terlihat lebih jelas bahwa bawahan yang melaksanakan pekerjaan akan disupervisi,
tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kinerja pekerjaan yang dilakukan oleh
bawahan.
3. Frekuensi
Supervisi harus dilakukan dengan frekuensi yang berkala. Supervisi yang dilakukan
hanya sekali, bisa dikatakan bukan supervisi yang baik, karena organisasi atau
lingkungan selalu berkembang. Oleh sebab itu, agar organisasi selalu dapat mengikuti
berbagai perkembangan dan perubahan, perlu dilakukan berbagai penyesuaian. Supervisi
dapat membantu penyesuaian tersebut, yaitu melalui peningkatan pengetahuan dan
keterampilan bawahan.
Tidak ada pedoman yang pasti mengenai berapa kali supervisi harus dilakukan. Yang
digunakan sebagai pegangan umum, supervisi biasanya bergantung dari derajat kesulitan
pekerjaan yang dilakukan, serta sifat penyesuaian yang akan dilakukan. Jika derajat
kesulitannya tinggi serta sifat penyesuaiannya mendasar, maka supervisi harus lebih
sering dilakukan.
4. Tujuan
Tujuan dari supervisi adalah memberikan pengetahuan kepada bawahan secara langsung
sehingga dengan bantuan tersebut bawahan akan memiliki bekal yang cukup untuk dapat
melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan hasil yang baik.
Pemahaman seperti ini sangat penting, karena tujuan dari supervisi bukan semata-mata
untuk mencapai hasil yang baik. Oleh karena itu, atasan jangan sampai mengambil alih
tugas bawahan. Supervisi seharusnya memberikan “bekal” kepada bawahan, sehingga
dengan bekal tersebut, bawahan seterusnya dapat melaksanakan tugas dan pekerjaannya
dengan baik.
5. Teknik
Teknik pokok supervisi pada dasarnya mencakup emapat hal, yaitu:
a. Menetapkan masalah dari prioritasnya
b. Menetapkan penyebab masalah, prioritas, dan jalan keluarnya
c. Melaksanakan jalan keluar
d. Menilai hasil yang dicapai untuk tindak lanjut

2.4 Fungsi Supervisi Dalam Keperawatan

a. Dalam keperawatan fungsi supervisi adalah untuk mengatur dan mengorganisir proses
pemberian pelayanan keperawatan yang menyangkut pelaksanaan kebijakan pelayanan
keperawatan tentang standar asuhanyang telah disepkati.
b. Fungsi utama supervisi moderen adlah menilai dalam memperbaiki factor-factor yang
mempengaruhi proses pemberian pelayanan asuhan keperawatan.
c. Fungsi utama supervisi dalam keperawatan adalah mengkoordinasi, menstimuli, dan
mendorong kearah peningkatan kualitas asuhan keperawatan.
d. Fungsi supervisi adalah membantu (asissting), memberi support (supporting) dan
mengajak untuk diikutsertakan (sharing).

2.5 Prinsip Pokok Dalam Supervisi


Prinsip pokok supervisi secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Tujuan utama supervisi ialah untuk lebih meningkatkan kinerja bawahan, bukan untuk
mencari kesalahan. Peningkatan kinerja ini dilakukan dengan melakukan pengamatan
langsung terhadap pekerja bawahan, untuk kemudian apabila ditemukan masalah,
segera diberikan petunjuk atau bantuan untuk mengatasinya.
2. Sejalan dengan tujuan utama yang ingin dicapai, silat supervisi harus edukatif dan
suportif, bukan otoriter.
3. Supervisi harus dilakukan secara teratur dan berkala. Supervisi yang dilakukan hanya
sekali, bukan supervisi yang baik
4. Supervisi harus dapat dilaksanakan sedemikian rupa sehingga terjalin kerja sama yang
baik antara atasan dan bawahan, terutama pada saat proses penyelesaian masalah, dan
yntuk lebih mengutamakan kepentingan bawahan.
5. Strategi dan tata cara supervisi yang akan dilakukan harus sesuai dengan kebutuhan
masing-masing bawahan secara individu. Penerapan strategi dan tata cara yang sama
untuk semua kategori bawahan, bukan merupakan supervisi yang baik.
6. Supervisi harus dilaksanakan secara fleksibel dan selalu disesuaikan dengan
perkembangan

2.6 Pelaksana Supervisi

Yang bertanggung jawab untuk melaksanakan supervisi adalah atasan yang memiliki
kelebihan dalam organisasi. Idealnya, kelebihan tersebut tidak hanya dari aspek status dan
kedudukan, tetapi juga pengetahuan dan keterampilan . berdasarkan hal tersebut serta
prinsip-prinsip pokok supervisi, maka untuk dapat melaksanakan supervisi dengan baik, ada
beberapa syarat atau karakteristik yang harus dimiliki oleh pelaksana supervisi (supervisor).
Karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut.

1. Sebaiknya pelaksana supervisi adalah atasan langsung dari yang disupervisi atau,
apabila hal ini tidak mungkin, dapat ditunjuk staf khusus dengan batas-batas
wewenang dan tanggung jawab yang jelas
2. Pelaksana supervisi harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk
jenis pekerjaan yang akan disupervisi
3. Pelaksana supervisi harus memiliki keterampilan melakukan supervisi, artinya
memahami prinsip-prinsip pokok serta teknik supervisi
4. Pelaksana supervisi harus memiliki sifat edukatif dan suportif, bukan otoriter
5. Pelaksana supervisi harus mempunyai waktu yang cukup, sabar, dan selalu berupaya
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku bawahan yang disupervisi

Karena karakteristik-karakteristik tersebut, terutama karakteristik yang ketiga yaitu


memahami prinsip-prinsip seta teknik supervisi , maka untuk dapat menjadi pelaksana
supervisi yang baik manajer perlu mengikuti pendidikan dan pelatihan yang bersifat khusus.
Pelaksana supervisi yang baik membutuhkan bekal yang banyak, termasuk bekal dalam
melakukan komunikasi, motivasi, pengarahan, bimbingan, dan juga kepemimpinan.

2.7 Teknik Supervisi

Teknik pokok supervisi pada dasarnya identik dengan teknik penyelesaian masalah (problem
solving). Bedanya, pada supervisi , teknik pengumpulan data untuk menetapkan masalah dan
penyebab masalah menggunakan teknik pengamatan langsung (direct observation) oleh
pelaksana supervisi terhadap sasaran supervisi, serta pelaksanaan jalan keluar. Dalam
mengatasi masalah, tindakan dapat dilakukan oleh pelaksana supervisi, bersama-sama
dengan sasaran supervisi secara langsung ditempat (on the spot). Dengan perbedaan seperti
ini, jelaskan bahwa untuk dapat melaksanakan supervisi yang baik, ada dua hal yang perlu
diperhatikan.
1. Pengamatan Langsung
Pengamatan langsung harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Untuk itu ada
beberapa hal lain yang harus diperhatikan.
a. Sasaran Pengamatan. Pengamatan langsung yang tidak jelas sasarannya dapat
menimbulkan kebingungan, karena pelaksana supervisi dapat terperangkap pada
sesuatu yang bersifat detail. Untuk mencegah keadaan seperti itu, maka pada
pengamatan langsung perlu diterapkan sasaran pengamatan, yakni hanya
ditujukan pada sesuatu yang bersifat pokok dan strategis saja (selective
supervision).
b. Objektivitas Pengamatan. Pengamatan langsung yang tidak terstandarisasi dapat
menggangu efektivitas. Untuk mencegah keadaan yang seperti ini, maka
pengamatan langsung perlu dibantu dengan suatu daftar isi (check list) yang telah
dipersiapkan, daftar isi tersebut ditujukan untuk setiap sasaran pengamatan secara
lengkap dan apa adanya.
c. Pendekatan Pengamatan. Pengamatan langsung sering menimbulkan berbagai
dampak dan kesan negatif, misalnya rasa takut, tidak senang, atau kesan
menggangu kelancaran pekerjaan. Untuk mencegah keadaan ini, pengamatan
langsung tersebut harus dilakukan sedemikian rupa sehingga berbagai dampak
atau kesan negatif tersebut tidak sampai muncul. Sangat dianjurkan pengamatan
tersebut dapat dilakukan secara edukatif dan suportif, bukan menunjukan
kekuasaan atau otoritas.

2. Kerja Sama
Tujuan pokok supervisi adalah meningkatkan kinerja bawahan dengan
memberikan bantuan secara langsung ditempat, sesuai dengan kebutuhannya. Untuk
mengatasi masalah yang ditemukan, diperlukan kerja sama antara pelaksana
supervisi dan yang disupervisi. Kerja sama ini akan berhasil bila ada komunikasi
yang baik antara pelaksana supervisi dan yang disupervisi, serta mereka yang
disupervisi merasakan masalah yang dihadapi juga merupakan masalah mereka
sendiri (sense of belonging).
Agar komunikasi yang baik dan rasa memiliki ini dapat muncul, pelaksana
supervisi dan yang disupervisi perlu kerja sama dalam menyelesaikan masalah,
sehingga prinsip-prinsip kerja sama kelompok (team work) dapat diterapkan.
Masalah, penyebab masalah, serta upaya arternatif penyelesaian masalah harus
dibahas bersama-sama. Kemudian, upaya penyelesaian masalahtersebut dilaksanakan
secara bersama-sama pula.

2.8 Macam Macam Supervisi

Berdasarkan proses suvervisi praktek keperawatan, ada 3 elemen yaitu :


1. Supervisi standar praktek keperawatan
2. Supervisi fakta pelaksanaan praktek keperawatan
3. Tindak lanjut

Berdasarkan area supervisi :


1. Pengetahuan dan pengertian tentang tugas yang akan dilaksanakan .
2. Keterampilan yang dilakukan disesuaikan dengan standar.
3. Sikap penghargaan terhadap pekerjaan misalnya kejujuran, empati.

2.9 Cara Supervisi Menurut, (suyanto 2009)

Supervisi dapat dilakukan secara langsung, penerapannya disesuaikan dengan situasi dan
kondisi serta tujuan supervisi
a. Supervisi langsung :
supervisi dilakukan langsung pada kegiatan yang sedang berlangsung. Cara supervisi ini
ditunjukan untuk bimbingan dan arahan serta mencegah dan memperbaiki kesalahan yang
terjadi. Cara supervisi terdiri dari:
1) Merencanakan
seorang supervisor, sebelum melakukan supervisi harus membuat
perencanaan tentang apa yang akan disupervisi, bagaimana tekniknya, kapan
waktunya dan alasan dilakukan supervisi (Kron, 1987). Dalam membut
perencanaan diperlukan unsur-unsur : objektif / tujuan dari perencanaan,
Uraian Kegiatan, Prosedur, Target waktu pelaksanaan, penanggung jawab dan
anggaran (Suarli,2009).

2) Mengarahkan
Pengarahan yang dilakukan supervisor kepada staf meliputi pengarahan
tentang bagaimana kegiatan dapat dilaksanakan sehingga tujuan organisasi
dapat tercapai. Dalam memberikan pengarahan diprlukn kemampuan
komunikasi dari supervisor dan hubungan kerjasama yang demokratis antara
supervisor dan staf. Car pengarahan yang efektif adalah : pengarahan harus
lengkap, Menggunakan kata-kata yang tepat, Berbicara dengan jelas dan
lambat, Berikan arahan yang logis, Hindari memberikan banyak arahan pada
satu waktu, Pastikan bahwa arahan dipahami. Yakinkan bahwa arahan
supervisor dilaksanakan sehingga perlu kegiatan tindak lanjut.
3) Membimbing
Agar staf dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik, maka dalam
melakukan suatu pekerjaan, staf perlu bimbingan dari supervisor. Supervisor
harus memberikan bimbingan pada staf yang mengalami kesulitan dalam
menjalankan tugasnya, bimbingan harus diberikan dengan terencana dan
berkala. Staf bimbingan bagaiman cara untuk melakukan dan menyelesaikan
suatu pekerjaan. Bimbingan yang diberikan diantaranyya dapat berupa :
pemberian penjelasan, pengarahan dan pengajaran, bantuan, serta pemberian
contoh langsung.
4) Memotivasi
Supervisor mempunyai peranan penting dalanm memotivasi staf untuk
mencapai tujuan orgnisasi. Kegiatan yang peru dilaksanakan supervisor dalam
memotivasi antara lain adlah (Nursalam, 2007) : Mempunyai harapan yang
jelas terhadap staf dan mengkomunikasikan harapan tersebut kepada para staf,
memberikan dukungan poitif pada staf untuk menyelesaikan pekerjaan,
memberikan kesempatan pada staf untuk menyelesaikan tugasnya dan
memeberikan tantangan-tantangan yang akan memberikan pengalaman yang
bermakna, Memberikan kesempatan pada staf untu mengambil keputusan
sesuai tugas limpah yang diberikan, menciptakan situasi saling percaya dan
kekeluargaan dengan staf. Menjadi role model bagi staf.

5) Mengobservasi (Nursalam, 2007)


Untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi staf dalam melaksanakan
tugasnya sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan yang
diharapkan, aka supervisor harus melakukan observasi terhadap kemampuan
dan perilaku staf dalam menyelesaikan pekerjaan yang ilakukan oleh staf.
6) Mengevaluasi
Evaluasi merupakan proses penilaian pencapaian tujuan, apabila suatu
pekerjaan oleh staf, maka diperlukan suatu evalusi upaya pelakasanaan dan
membandingkn dengan rencana yang telah disusun sebelumnya. Evaluasi juga
digunakan untuk menilai apakah pekerjaan tersebut sudah dikerjakan sesuai
dengan ketentuan untuk mencapai tujuan organisasi. Evalusi apat dilakukan
dengan cara menilai langsung kegiatan, memantau kegiatan melalui objek
kegitan. Apabila suatu kegiatan sudah dievalusi, maka diperlukan umpan balik
terhadap kegiatan tersebut.

b. Supervisi tidak langsung


Sepervisi dilakukan melalui laporan tertulis, seperti laporan pasien dan catatan asuhan
keperawatan dan dapat juga dilakukan dengan menggunkan laporan lisan seperti saat
timbang terima dan ronde keperawatan. Pada supervisi tidak langsung dapat terjadi
kesenjangan fakta, karena supervisi tidak melihat langsung kejadian dilapangan. Oleh
karena itu agar masalah dapat diselesaikan, perlu klarifikasi dan umpan balik dari
supervisor dan staf.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Supervisi keperawatan diperlukan untuk mencapai tujuan pelayanan


keperawatan di rumah sakit, supervisi bukan berarti menghukum tetapi

tugasnya secara efektif dan efisien.

Supervisor diharapkan mempunyai hubungan interpersonal yang memuaskan


dengan staf agar tujuan supervisi dapat tercapai untuk meningkatkan motivasi,
kreativitas dan kemampuan perawat yang pada akhirnya akan berdampak pada
peningkatan kualitas pelayanan keperawatan.

Manfaat Supervisi, Apabila supervisi dapat dilakukan dengan baik, akan


diperoleh banyak manfaat. Manfaat tersebut diantaranya adalah sebagai berikut
(Suarli & Bachtiar, 2009): Supervisi dapat meningkatkan efektifitas kerja.
Peningkatan efektifitas kerja ini erat hubungannya dengan peningkatan
pengetahuan dan keterampilan bawahan, serta makin terbinanya hubungan dan
suasana kerja yang lebih harmonis antara atasan dan bawahan. Mengusahakan
seoptimal mungkin kondisi kerja yang nyaman, ini tidak hanya meliputi
lingkungan fisik, tetapi juga suasana kerja diantaranya para tenaga keperawatan
dan tenaga lainnya.

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai
pembahasan makalah kami.

DAFTAR PUSTAKA

http://becalm96.blogspot.com/2013/10/manajemen-supervisi.html?m=1

http://yulitautari.blogspot.com/2017/04/manajemen-keperawatan-makalah-supervisi.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai