Anda di halaman 1dari 8

PEKANBARU YOUTH CENTRE

DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR PERILAKU


Reghina Tri Municha, Pedia Aldy dan Mira Dharma S.
Mahasiswa Program Studi Arsitektur, Dosen Program Studi Arsitektur
Fakultas Teknik Universitas Riau
Kampus Binawidya Jl. HR. Soebrantas KM 12,5 Pekanbaru Kode Pos 28293
email: reghina.nana@rocketmail.com
ABSTRACT

As the era develops, youth activity becomes more and more various. Unfortunately, it is not
well-provided as we lack some facilities. One of the facilities needed to solve this problem is
Youth Centre. It is a centre unit where young people can have such activities concerning
retreat, innovation and talent’s growth. Young People, as we know having bold and dynamic
characters, tend to pursue freedom, have much curiosity to try something nwe, and be active
in social life. Therefore, in designing a suitable youth centre for them, use character and
mosaic concept as a ethod to facilitate their activities.this concept represent their characters
in finding their own talents and interest with changing rates and colors which shows their
differences. By using this, find out some more activities needed in sports, arts and social
which can affect the textures, colors, circulation and any other facilities. The aim of writing
this thesis is to make young people feel comfortable doing any activities they want.
Keyword: Youth Center, Youth, Teenager, Behavior Architecture, Talent and Interest.

1. PENDAHULUAN
Kegiatan remaja semakin banyak dan (enam belas) tahun sampai 30 (tiga puluh)
semakin bermacam macam seiring tahun mencapai angka yang cukup besar,
berkembangnya zaman baik itu dalam yakni sekitar 290 ribu jiwa dari 970 ribu
bentuk positif maupun sebaliknya. penduduk Pekanbaru dalam hal ini sebagai
Indonesia khususnya telah memiliki kota besar ketiga di Pulau Sumatera
fasilitas untuk menampung kegiatan para setelah Medan (Sumatera Utara) dan
remaja agar mereka lebih nyaman dan Palembang (Sumatera Selatan) mulai
dapat menyalurkan bakat serta minat nya. memerlukan Youth Centre sebagai tempat
Fasilitas tersebut biasa disebut dengan untuk dapat menampung kegiatan formal
nama Youth Centre. Youth Centre maupun non formal para remaja. Remaja
merupakan fasilitas yang disediakan dan dengan usia yang sangat produktif tersebut
dikelola oleh Dispora (Dinas Pendidikan memerlukan sebuah tempat yang dapat
dan Olahraga) setempat bagi para remaja sesuai dengan sifat serta gejolak muda nya
yang memerlukan suatu wadah untuk dalam melakukan berbagai kegiatan. Usia
mereka berkegiatan, baik didalam yang sangat produktif tersebut seharusnya
bangunan maupun diluar bangunan. Dalam dapat dimanfaatkan oleh para remaja untuk
UU No 40 tentang kepemudaan, Pemuda mulai menggali dan mengembangkan apa
adalah penduduk Indonesia yang berusia yang mereka minati. Tak hanya energi
16 sampai dengan 30 tahun. Dengan yang menjadikan para remaja menjadi
meningkatnya populasi penduduk setiap sangat produktif, melainkan juga hal hal
tahun khususnya pada remaja. Menurut yang menyangkut psikologis pada remaja
data Sensus Penduduk Kota Pekanbaru itu sendiri. Masalah psikologis Remaja
pada tahun 2010 usia pemuda dari 16 pada usia tersebut sangat dipengaruhi oleh

JOM FTEKNIK Volume 1 No.2 Oktober 2014 1


lingkungan sekitar mereka di karena kan ketertarikan dan menggali lebih potensi,
remaja akan memiliki bermacam macam minat serta bakat mereka dalam fasilitas
sifat dan perilaku yang sangat labil. yang ada pada Youth Centre ini.
Keingin tahuan yang besar, aktif dalam Berdasarkan penjabaran diatas,
melakukan kegiatan, mencoba hal hal muncul permasalahan pada perancangan
baru, rasa ingin bebas, bersosialisasi Youth Centre di Pekanbaru ini sebagai
dengan teman sebaya merupakan beberapa berikut:
contoh sifat sifat remaja yang sangat a. Hal apa saja yang dipertimbangkan
menonjol dalam keseharian nya. Dari dalam membuat fasilitas Youth
uraian diatas, dapat diketahui bahwa Centre tersebut.
dengan berbagai macam kegiatan yang b. Bagaimana agar remaja dapat
akan dilakukan oleh para remaja, tempat merasa nyaman dan betah dalam
yang dibutuhkan oleh para remaja untuk melakukan kegiatan di lingkungan
berkegiatan dan menggali potensi yang ada Youth Centre.
dalam diri mereka lebih dalam lagi, sebisa c. Bagaimana penerapan arsitektur
mungkin dapat memberi rasa nyaman dan perilaku dalam membangun Youth
dapat mencapai apa yang diinginkan oleh Centre.
para remaja dengan sifat sifat mereka yang
menonjol dan belum tepat dalam Adapun Tujuan dalam Perancangan Youth
menemukan jati diri mereka pada usia Centre ini adalah sebagai berikut:
tersebut.karena itu, arsitektur perilaku 1. Merancang fasilitas apa saja yang
diharapkan dapat menjawab segala terdapat pada Youth Center yang
persoalan dalam menampung perilaku disesuaikan dengan perilaku
perilaku remaja dalam berkegiatan remaja.
tersebut. Arsitektur berwawasan perilaku 2. Merancang Youth Center dengan
sendiri adalah Arsitektur berwawasan menggunakan pendekatan
perilaku adalah Arsitektur yang arsitektur perilaku sehingga dapat
manusiawi, yang mampu memahami dan diharapkan remaja akan dapat
mewadahi perilaku-perilaku manusia yang berkegiatan dalam minat dan bakat
ditangkap dari berbagai macam perilaku, sesuai dengan perilaku remaja.
baik itu perilaku pencipta, pemakai,
pengamat juga perilaku alam sekitarnya.
2. METODE PERANCANGAN
Disebutkan pula bahwa Arsitektur
adalah penciptaan suasana, perkawinan a. Paradigma
guna dan citra. Guna merujuk pada
Dalam merancang Youth Center ini
manfaat yang ditimbulkan dari hasil
paradigma yang digunakan adalah
rancangan. Manfaat tersebut diperoleh dari
paradigma dari seorang arsitek Indonesia
pengaturan fisik bangunan yang sesuai
yang berasal dari Yogyakarta yakni Y.B
dengan fungsinya. Sedangkan Citra
Mangunwijaya atau lebih dikenal dengan
merujuk pada image yang ditampilkan
nama Romo Mangun. Romo Mangun
oleh suatu karya Arsitektur (Y.B
menyatakaan dalam salah satu teori nya
Mangunwijaya,1998). Sesuai dengan teori
yang menyangkut soal perilaku dalam
yang telah dipaparkan oleh mangunwijaya
buku Wastu Citra adalah sebagai berikut;
diharapkan Youth Center ini dapat
Arsitektur berwawasan perilaku adalah
memberi manfaat dan memberi kesan
Arsitektur yang manusiawi, yang mampu
tersendiri pada setiap remaja sebagai
memahami dan mewadahi perilaku-
pengguna nya serta nyaman berkegiatan
perilaku manusia yang ditangkap dari
pada bidang yang diminati nya baik pada
berbagai macam perilaku, baik itu perilaku
area luar ruangan maupun di dalam
pencipta, pemakai, pengamat juga perilaku
ruangan sehingga dapat menimbulkan
alam sekitarnya. Teori tersebut

JOM FTEKNIK Volume 1 No.2 Oktober 2014 2


mengandung 4 poin, tetapi dalam serta nilai estetika. Oleh karena itu maka
perancangan ini hanya mengambil 2 poin diambil salah satu penerapan konsep
dari teori Manguwijaya tersebut yakni: arsitektur perilaku yang berkaitan dengan
1. Perilaku manusia didasari oleh nilai estetika yang menurut John Lang
pengaruh sosial budaya yang juga antara lain adalah sebagai berikut:
mempengaruhi terjadinya proses 1. Estetika Formal
Arsitektur. Nilai estetika yang terfokus pada
2. Dalam ber-arsitektur terdapat objek, dalam kontribusinya
keinginan untuk menciptakan terhadap respon estetis mengenai
perilaku yang lebih baik. ukuran, bentuk, warna, ritme,
Dari teori yang dikemukakan oleh sekuen visual, dsb.
Y.B Mangunwijaya mendekati teori yang 2. Estetika Sensori
berkenaan dengan adanya keterkaitan Nilai estetika sensori ditimbulkan
antara arsitektur perilaku dan Youth dari suatu sensasi yang
Center. Hal ini dapat terlihat dari beberapa menyenangkan yang diperoleh dari
teori Mangunwijaya yang menyatakan warna, suara, textur, bau, rasa,
bahwa perilaku manusia didasari oleh sentuhan, dsb. yang dihadirkan
pengaruh sosial budaya. Sosial budaya dalam sebuah lingkungan yang
sangat erat kaitan nya dengan perilaku diciptakan. Dengan kata lain
remaja yang sangat dominan bersosialisasi estetika ini memperhatikan aspek
dalam masa peralihan tersebut. Begitupula fisiologis yaitu memunculkan
dengan adanya pengaruh lingkungan yang sebuah „rasa‟.
sangat mempengaruhi karakterikstik 3. Estetika Simbolik
remaja maupun pola serta tingkah laku Nilai estetika yang dihasilkan
remaja dan tetap berhubungan kepada dengan cara memberikan
sosial budaya yang berkenaan dengan kesenangan pada seseorang secara
menciptakan proses arsitektur perilaku sosio-kultur.
tersebut. 4. Estetika intelektual
Konsep perilaku tidak hanya Sebuah karya arsitektur, tidak
digunakan pada proses perancangan hanya membawa wujud fisiknya
semata, tetapi juga melingkupi system saja, tetapi juga dapat
mengajak penggunanya untk merasakan
lebih „dalam‟ lagi makna arsitektural objek
tersebut melalui beberapa aspek
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Konsep Perancangan
Konsep yang diambil pada
perancangan ini adalah konsep mozaik.
Dimana mozaik sendiri memiliki
pengertian khusus. Secara harfiah mozaik
berasal dari bahasa Yunani Kuno mouseios
yang berarti sekeping karya seni dekoratif
sebgai hasil perpaduan dari pecahan
pecahan batu atau gelas yang penuh warna
warni, sehingga membentuk suatu pola
atau gambar. Sedangkan dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mozaik
memiliki arti sebagai berikut seni dekorasi
Gambar 1 Bagan Alir Perancangan bidang dengan kepingan bahan berwarna
sumber: analisa pribadi

JOM FTEKNIK Volume 1 No.2 Oktober 2014 3


yang disusun dan ditempelkan dengan
perekat. Penyusunan mozaik dibuat
berdasarkan sketsa yang telah didesain
sendiri lalu membentuk sebuah segitiga 1. Zona Publik
yang melambangkan kedinamisan. Hal ini Zona publik adalah zona yang dapat
diambil karna mempertimbangkan salah digunakan oleh golongan pengguna
satu perilaku remaja yang dinamis. manapun, yang termasuk zona publik
adalah ruang-ruang luar serta fasilitas
umum seperti parkir dan plaza.
b. Penzoningan 2. Zona Semi Publik
Pada penzoningan akan dibagi ke dalam Zona semi publik adalah zona yang
3 zona yakni: cenderung bersifat tertutup. Zona semi
publik termasuk seperti ruang servis
dan keperluan servis lain nya.
3. Zona Privat
Zona privat adalah zona tertutup yang
hanya boleh dimasuki oleh pengguna
yang memiliki kepentingan. Area
pengelola dikelompokkan ke dalam
zona privat
Gambar 2 Penzoningan Youth Centre
sumber: analisa pribadi

c. Kebutuhan Ruang
Data hasil kebutuhan ruang untuk perancangan Pekanbaru Youth Centre adalah sebagai
berikut:

Tabel 1 Kebutuhan Ruang

No Nama bangunan Luas lantai (m2) Luas total (m2)


1 Social & Centre Building
Lantai dasar 1176 4588
Lantai 1 1136
Lantai 2 1100
Lantai 3 1176
2 Art building
Lantai dasar 786 1523
Lantai 1 737
3 Athletic building
Lantai tribun 1279 3232
Lantai basement 1953
4 Ruang luar

JOM FTEKNIK Volume 1 No.2 Oktober 2014 4


Parkir sepeda 30 7075
Parkir motor 126
Parkir mobil 1212
Parkir bus 296
Plaza utama 652
Plaza Youth Centre 234
Lapangan kepemudaan 560
Lapangan serbaguna 1847
Area perkemahan 1562
Cafeteria social 191
Ruang diskusi outdoor 365

Sumber: Data Pribadi

d. Massa Bangunan kegiatan sosial remaja lain nya. Art


Secara umum massa bangunan Building memiliki fungsi untuk
Pekanbaru Youth Center terbagi atas 3 menemukan minat dan bakat remaja pada
bangunan yakni; Social & Centre bidang kesenian sedangkanAthletic
Building, Art Building dan Athletic Building berfungsi sebagai wadah bagi
Building. Social & Centre Building para remaja dalam olah tubuh.
melingkupi administrasi, pengelola serta
e. Fasad Bangunan
Ket: Fasad bangunan sangat dipengaruhi
A : Social & Centre Building oleh warna yang mencerminkan
B : Art Building kepribadian masing masing individu. Oleh
C : Athletic Building karena itu pada setiap massa diberikan
warna yang berbeda yang sesuai dengan
fungsi masing masing bangunan.

B
A
C

Gambar 3 Massa Bangunan


Sumber: Analisa Pribadi

Gambar 4 Fasad Bangunan


Sumber: Analisa Pribadi

JOM FTEKNIK Volume 1 No.2 Oktober 2014 5


d. Amphiteatre
f. Pola Sirkulasi dan Pencapaian e. Lapangan Kepemudaan
Sirkulasi ruang luar memiliki satu f. Area Berkemah
pintu masuk dan satu pintu keluar. g. TamanWi-Fi
Kendaraan sendiri hanya diperbolehkan h. Lapangan Serbaguna
sampai didepan area depan site, apabila i. Lapangan Skate
ingin memasuki site utama, maka hanya j. Area Kolam
boleh menggunakan 2 alternatif yakni k. Lobby
sepeda dan berjalan kaki. l. Ruang Baca
1.Sirkulasi pengguna sepeda dibedakan m. Cafeteria
dengan sirkulasi pejalan kaki. n. Ruang Pameran
Walaupun memiliki jarak yang sama o. Ruang Serbaguna
namun ini dimaksudkan agar memberI
kenyamanan serta keteraturan yang
jelas dalam berkendara. 4. SIMPULAN DAN SARAN
a. Simpulan
2. Sirkulasi pejalan kaki meiliki jarak yang
Youth Center Pekanbaru merupakan
cukup panjang, oleh karenanya agar
suatu wadah bagi kegiatan para remaja
mengurangi rasa bosan dan jauh
dengan tujuan memberi ruang bagi para
tersebut maka diberi tanaman
remaja khususnya remaja yang berada di
pelindung. Selain itu untuk memberi
Kota Pekanbaru untuk melakukan berbagai
arahan jalan diberi pola lantai dan
aktifitas kegiatan yang mereka inginkan
rangka sebagai pelindung dari cuaca
agar dapat menemukan serta
ekstrim.
mengembangkan potensi apa yang mereka
miliki sesuai dengan minat dan bakat yang
dipunya.
Selain memiliki tujuan untuk memberi
ruang bagi para remaja untuk melakukan
kegiatan sesuai dengan bakat masing
masing, Youth Center Pekanbaru juga
memiliki tujuan untuk meningkatkan
prestasi remaja Kota Pekanbaru baik itu
dalam bidang saintis, kesenian maupun
dalam bidang olahraga.
Youth Center Pekanbaru dirancang
agar dapat membantu para remaja
Gambar 5 Sirkulasi Pejalan kaki menemukan serta menggali potensi yang
dan sepeda ada pada diri setiap remaja dan dapat
Sumber: Analisa Pribadi dengan nyaman dan aman menuangkan
nya pada Youth Center ini. Dengan umur
g. Pola Antar Ruang yang cukup muda, remaja memiliki
Berdasarkan konsep yang telah beberapa perilaku yang cukup menonjol
dijelaskan, maka pada perancangan ini dan tidak stabil, karna dalam masa ini
dibuat beberapa ruang luar dan ruang remaja berada dalam fase untuk
dalam seperti contoh berikut ini: menemukan jati diri mereka.
Oleh karena itu, dalam perancangan
a.Fasilitas Publik (Parkir) Youth Center Pekanbaru ini digunakan
b.Fasilitas Public (Plaza Utama) pendekatan arsitektur perilaku agar dapat
c. Plaza (Youth Centre) lebih mengenali serta memahami apa dan
bagaimana perilaku remaja pada zaman

JOM FTEKNIK Volume 1 No.2 Oktober 2014 6


ini. Dalam kaitan arsitektural, pendekatan segala kebutuhan dapat terpenuhi
perilaku digunakan dalam pengolahan pada akhir perancangan.
tapak, sirkulasi, ruang luar serta hubungan 3. Rancangan ini lebih mengutamakan
antar ruang. perhatian pada pendekatan
1. Fasilitas yang dirancang sesuai dengan perilaku, maka masih perlu
perilaku remaja antara lain adalah diadakan program analisa terhadap
sebagai berikut: keadaan, lingkungan serta
a. Social Building pengaruh alam setempat.
Social Building yang memenuhi 4. Perancangan Youth Center
ruang berkegiatan seperti hall, Pekanbaru ini dirancang
penginapan, ruang baca dan ruang berdasarkan perilaku remaja pada
serbaguna. saat ini, sehingga dapat dirancang
b. Art Building lebih lanjut mengikuti dengan
Memiliki fasilitas seni dan bakat perkembangan zaman.
dalam bidang seni yakni ruang
music, seni rupa dan seni tari.
c. Athletic Building DAFTAR PUSTAKA
Athletic Building mencakup
fasilitas tribun bulu tangkis, Dariyo, Agus. 2004. “Psikologi
lapangan bulu tangkis serta Perkembangan Remaja”. Bogor:
gymnasium. Ghalia Indonesia
d. Ruang Luar
Gusman, Adi. 2007. “Arsitektur perilaku”.
Ruang luar yang dimiliki antara
http://elib.unikom.ac.id/files/dis
lain adalah lapangan basket, plaza,
k1 /541/jbptunikompp-gdl-
taman Wi-Fi, amphiteater,
adigusmanp-27048-4-07babii-
lapangan kepemudaan, lapangan
a.pdf, diakses pada 15 desember
skateboard, green roof serta area
2013.
perkemahan.
Kamus Besar Bahas Indonesia. 2013.
e. Sirkulasi
“Perilaku, remaja dan pemuda”.
Sirkulasi yang digunakan ada 3
kbbi.web.id, diakses pada 27
jenis yakni pedestrian (pejalan
Desember 2013.
kaki), track sepeda serta track
Lang, John. 1987. “Creating Architectural
skateboard. Theory ; The Role of the
Behavioral Sciences in
b. Saran Environmental Design”. Van
Berdasarkan hasil dari perancangan Nostrandreinhold.
Youth Center Pekanbaru ini, maka penulis Pekanbaru. “Wilayah geografis”.
dapat mengutarakan saran sebagai berikut; pekanbaru.go.id, diakses pada
1. Perlunya data ukuran ruang yang 21 oktober 2013.
berstandarkan ruangan dalam Undang Undang tentang Kepemudaan
Youth Center sehingga No.40 tahun 2009. “Pengertian
memudahkan dalam proses
perancangan. pemuda”. presidenri.go.id,
2. Sebaiknya dalam proses diakses pada 20 juni 2014.
perancangan dilakukan
pengelompokkan perilaku remaja Syamsuddin Makmun, Abin. 2003.
berdasarkan usia dan kebutuhan “Psikologi Pendidikan”.
nya terlebih dahulu. Sehingga Bandung: PT Rosda Karya
Remaja.

JOM FTEKNIK Volume 1 No.2 Oktober 2014 7


Semiawan, Conny dan A.S Munandar. dan orang tua”. Jakarta:
1987. “Memupuk bakat dan Gramedia
kreativitas siswa sekolah Web resmi balai pemuda dan olahraga.
menengah :petunjuk bagi guru “Youth Center”. Bpo-diy.or.id,
diakses pada 29 Desember 2013.

JOM FTEKNIK Volume 1 No.2 Oktober 2014 8

Anda mungkin juga menyukai