Anda di halaman 1dari 12

Model Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Abortus Inkomplet

Menggunakan Pendekatan Need for Help Wiedenbach dan Self Care Orem

Tutik Rahayu1
1Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Article Info Abstract


Article History: Abortus merupakan salah satu bentuk komplikasi dalam kehamilan.
Accepted November 23rd Penerapan asuhan keperawatan pada klien dengan abortus inkomplet
2018 menggunakan Teori “Need for help“. Menurut Wiedenbach keperawatan
klinik (clinical nursing) mempunyai empat komponen, yaitu filsafat
Key words: (philosophy), kemanfaatan/kegunaan (purpose), praktik, dan kiat (art). Pada
Teori model Need for help klien yang mengalami abortus inkomplet, klien datang ke rumah sakit
Wiedenbach dan self care dengan keluhan diantarnya adanya perdarahan. Perdarahan cenderung
Orem, Abortus Inkomplet lebih banyak dari darah menstruasi dan kadang berlebihan yang dapat
menyebabkan syok. Klien Kondisi pada klien tersebut tentu harus segera
mendapatkan pertolongan agar klien dapat selamat dan terhindar dari
komplikasi dan kematian, sehingga “Need for help“ tepat digunakan pada
klien yang mengalami abortus inkomplet. Selain menggunakan konsep teori
need for help pada klien dengan abortus inkomplit juga menggunakan teori
self care yang dikembangkan oleh Orem. self care merupakan kemampuan
individu untuk memprakarsai dirinya dalam melakukan perawatan diri
sendiri dalam rangka mempertahankan kehidupan, kesehatan dan
kesejahteraan. Self care yang dilakukan secara efektif dapat membantu
menjaga fungsi tubuh serta berkontribusi seperti pada perkembangan
individu. Supportif educatif yang diberikan pada klien dengan abortus
inkomplet dapat meningkatkan pengetahuan klien tentang kesehatan
reproduksi seperti mempersiapkan kondisi baik fisik dan mental pada
kehamilan yang akan datang.

PENDAHULUAN Abortus berhubungan dengan berbagai


faktor yaitu faktor ibu 65%, faktor janin
Tingginya angka kematian maternal dan 20%, dan faktor plasenta 15%. Diantara
perinatal masih menjadi masalah yang besar ketiga faktor tersebut, penyebab paling
di dunia. Dilaporkan bahwa kematian banyak terjadinya abortus adalah faktor ibu
maternal diakibatkan oleh berbagai yang meliputi umur, paritas, anemia,
komplikasi selama kehamilan, persalinan, penyakit ibu, dan sosial ekonomi (Sugiarti,
dan nifas. Abortus merupakan salah satu 2010).
bentuk komplikasi dalam kehamilan.

Corresponding author:
Tutik Rahayu
tutikrahayu02@gmail.com
Jurnal Ilmu Keperawatan Maternitas, Vol 1 No 2, Nov 2018
e-ISSN 2621-2994
32
Jurnal Ilmu Keperawatan Maternitas, Vol 1 No 2, Nov 2018/ page 31-42
Ada tiga penyebab klasik kematian ibu yaitu (mensyahkan) bahwa bantuan yang
perdarahan, keracunan kehamilan dan diberikan memang bermanfaat
infeksi. Sebenarnya ada penyebab ke 4 yaitu (Wiedenbach, 1963).
abortus. Menurut Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) 15-50% kematian ibu Pada klien yang mengalami abortus
disebabkan oleh abortus. Komplikasi inkomplet, klien datang ke rumah sakit
abortus berupa perdarahan atau infeksi dengan keluhan diantaranya adanya
dapat menyebabkan kematian. Itulah perdarahan. Perdarahan cenderung lebih
sebabnya rnengapa kematian ibu yang banyak dari darah menstruasi dan kadang
disebabkan abortus sering tidak muncul berlebihan yang dapat menyebabkan syok.
dalam laporan kematian, tapi dilaporkan Selama jaringan sisa tetap melekat pada
sebagai perdarahan atau sepsis (Azhari, sebagian dinding uterus maka kontraksi
2002, Abraham, 2010). miometrium akan terganggu. Nyeri kram
suprapupik terjadi akibat kontraksi uterus
Abortus inkompletus adalah berakhirnya dalam usaha mengeluarkan isi uterus. Mula-
kehamilan sebelum janin cukup mula nyeri cenderung ringan intermiten
berkembang untuk hidup diluar kandungan tetapi secara bertahap menjadi lebih hebat
terdapat sisa jaringan yang masih tetinggal (Qunynh, 2011). Kondisi pada klien tersebut
didalam rahim dengan usia kehamilan tentu harus segera mendapatkan
kurang dari 20 minggu dan berat janin pertolongan agar klien dapat selamat dan
kurang dari 500 gram (Noerjasin, Kuswano, terhindar dari komplikasi dan kematian,
Wirakusumah, 2010). sehingga “Need for help“ tepat digunakan
pada klien yang mengalami abortus
Perempuan yang mengalami abortus sering inkomplet.
menunjukan respon psikologis seperti rasa
kehilangan, depresi dan kecemasan Selain menggunakan konsep teori need for
(Rowsell, Kricmaerr & Osford, 2001). Ada help dari Wiedenbach pada kasus kelolaan
beberapa penelitian melaporkan mengenai ini juga menggunakan teori self care yang
reaksi psikologis abortus diantaranya dikembangkan oleh Orem. Menurut Orem
muncul reaksi psikologis pada wanita pasca (2007) self care merupakan kemampuan
abortus meliputi rasa bersalah individu untuk memprakarsai dirinya dalam
(61%),depresi (52,5%), menyesal (52,1%), melakukan perawatan diri sendiri dalam
malu (52%), sedih (55,3%) (Mardiyah, rangka mempertahankan kehidupan,
Prawiroharjo,Tiro, 2011). kesehatan dan kesejahteraan. Model konsep
Self care dari Orem merupakan suatu
Penerapan asuhan keperawatan pada klien pendekatan yang dinamis, dimana perawat
dengan abortus inkomplet menggunakan melakukan asuhan keperawatan untuk
Teori “Need for help“ Wiedenbach Perhatian meningkatkan kemampuan klien dalam
utama teori Ernestine Wiedenbach adalah merawat dirinya sendiri. Self care yang
kepeda aspek kiat (praktik) dari dilakukan secara efektif dapat membantu
keperawatan. Menurut Wiedenbach menjaga fungsi tubuh serta berkontribusi
keperawatan klinik (clinical nursing) seperti pada perkembangan individu.
mempunyai empat komponen, yaitu filsafat Supportif educatif yang diberikan pada klien
(philosophy), kemanfaatan/kegunaan dengan abortus inkomplet dapat
(purpose), praktik, dan kiat (art). Pandangan meningkatkan pengetahuan klien tentang
ini yang melandasi pendapatnya bahwa pada kesehatan reproduksi seperti
praktik keperawatan terdapat tiga kegiatan, mempersiapkan kondisi baik fisik dan
yaitu mengidentifikasi kebutuhan pasien, mental pada kehamilan yang akan datang.
melaksanakan bantuan yang diperlukan,
mengevaluasi dan menyatakan HASIL

Tutik Rahayu - Model Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Abortus Inkomplet Menggunakan Pendekatan Need for
Help Wiedenbach dan Self Care Orem
33
Jurnal Ilmu Keperawatan Maternitas, Vol 1 No 2, Nov 2018/ page 31-42
Implementasi yang dilakukan oleh perawat Memberikan dukungan mental dengan
yang pada dasarnya memberikan bantuan memberikan support dan menemani klien
fisiologis dan psikologis untuk menciptakan dan menganjurkan klien untuk tidak terlalu
kenyamanan bagi klien dalam pelaksanaan khawatir terhadap prosedur tindakan yang
tindakan keperawatan yaitu mengkaji akan dilakukan dengan memberikan
sumber dan sifat nyeri dengan menanyakan penjelasan dari tujuan tindakan kuretase,
pada klien bagian mana yang dirasakan memberikan informasi tentang kondisi yang
nyeri, kapan waktunya, nyeri yang diaraskan dialaminya, menjelaskan setiap prosedur
seperti apa, mengobservasi keadaan umum yang akan dilakukan termasuk tindakan
dan tanda-tanda vital, Menjelaskan tentang kuretase dengan memberikan informasi
penyebab nyeri bahwa nyeri yang dialami bahwa kuret akan dilakukan dan
klien disebabkan oleh masih adanya sisa sebelumnya klien akan dilakukan anestesi
jaringan didalam rahim sehingga rahim sehingga klien tidak sadar saat kuret
berkontraksi untuk berusaha mengeluarkan dilakukan, memotivasi keluarga untuk
sisa jaringan yang dianggap benda asing, mendampingi klien, memberikan
mengobservasi skala nyeri (dengan skala 0- kesempatan klien untuk mengungkapkan
10), Mengajarkan dan anjurkan perasaannya. menganjurkan klien untuk
menggunakan teknik pernapasan dan berdoa dan berserah diri kepada Allah SWT.
relaksasi, serta distraksi dengan Dari evaluasi yang telah dilakukan setelah
menganjurkan pada klien untuk menarik diberikan tindakan keperawatan maka
nafas panjang melalui hidung dan kecemasan dapat teratasi, dan klien dapat
mengeluarkan perlahan-lahan lewat mulut bersikap kooperatif terhadap tindakan
jika nyeri sedang berlangsung, menjelaskan medis maupun keperawatan yang dilakukan
pada klien tentang tehnik distraksi yang bisa untuk menolong klien.
digunakan untuk mengurangi nyeri seperti
mengobrol dengan suami atau keluarga, Diagnosa keperawatan berduka
Menganjurkan klien untuk istirahat yang berhubungan dengan kehilangan janin
cukup, Memberikan analgesik pada klien. sekunder terhadap abortus inkompletus
dapat ditegakkan pada klien dengan abortus
Diagnosa keperawatan cemas berhubungan inkomplit, karena klien mengalami keadaan
dengan krisis situasi dan kurang berduka dan kesedihan akibat dari
pengetahuan tentang prosedur tindakan keguguran dan kehilangan janin yang
kuretase merupakan diagnosa keperawatan mereka alami.
yang dapat muncul pada klien dengan
abortus inkomplit. Cemas adalah suatu Untuk mengatasi rasa berduka yang dialami
keadaan dimana individu atau kelompok klien maka dilakukan implementasi
mengalami suatu perasaan gelisah dan keperawatan yang bertujuan agar klien dan
aktivasi sistem saraf autonom dalam keluarga mampu mengungkapkan, klien dan
berespon terhadap ancaman yang keluarga mampu mengungkapkan perasaan
nonspesifik, tetapi individu mungkin dapat dan kebutuhan berkenaan dengan
mengidentifikasi situasi (misalnya akan persetujuan tindakan yang akan dilakukan.
operasi atau kanker) (Carpenito, 2006). Adapun implementasi keperawatannya
adalah: Memberikan kesempatan klien/
Untuk mengatasinya masalah keperawatan keluarga baik secara verbal maupun non
cemas maka disusun rencana keperawatan verbal dalam mengungkapkan rasa berduka
yang bertujuan agar kecemasan klien dapat akibat kehilangan janinnya, mendengarkan
berkurang, klien dapat beradaptasi sehingga keluhan klien dengan sungguh-sungguh,
dapat kooperatif terhadap prosedur yang menjelaskan tentang kondisinya yang
akan dilakukan. Adapun secara garis besar dialami klien, menjelaskan masih adanya
tindakan keperawatan meliputi harapan klien untuk dapat hamil kembali,

Tutik Rahayu - Model Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Abortus Inkomplet Menggunakan Pendekatan Need for
Help Wiedenbach dan Self Care Orem
34
Jurnal Ilmu Keperawatan Maternitas, Vol 1 No 2, Nov 2018/ page 31-42
menggunakan komunikasi terapeutik dan yang harus dilakukan pasca mengalami
keterampilan konseling untuk mendukung keguguran.
respons berduka, membantu keluarga dan
membantu dalam membuat keputusan. PEMBAHASAN

Pada fase pemeliharan yaitu pasca kuret Pengelolaan klien abortus inkomplet dibagi
diagnosa keperawatan yang dapat muncu menjadi dua fase yaitu akut dan
diantaranya adalah keterbatasan mobilitas pemeliharan. Pada fase akut penulis
fisik berhubungan dengan pengaruh mengaplikasikan teori need for help
anestesi. Diagnosa keperawatan ini muncul Wiedenbach. Dalam teorinya, Wiedenbach
karena adanya data seperti klien mengeluh mengemukakan tentang aspek kiat atau seni
pusing pasca tindakan kuret, klien belum (praktik) dalam keperawatan, dimana
mampu beraktifitas seperti berjalan secara individu memerlukan bantuan karena
mandiri, klien harus diantar menggunakan stimulasi perilaku. Menurut Wiedenbach
brankat untuk menuju ruang perawatan keperawatan klinik mempunyai 4
pasca menjalani prosedur kuret dan klien komponen yaitu: 1) filsafat (philosophy); 2)
belum mampu melaksanakan pemenuhan tujuan atau kemanfaatan atau kegunaan
kebutuhan berpakaian dan personal higiene (purpose); 3) praktik; 4) kiat atau seni (art).
secara mandiri. Etiologi dari diagnosa Teori keperawatan Ernestine Wiedenbach
keperawatan ini adalah adanya efek dari dikenal sebagai “the helping art of clinical
anestesi. Klien saat dilakukan tindakan nursing“.
bedah mendapatkan anestesi intravena
yaitu diberikan diazepam 5 mg dan sulfas Praktik keperawatan adalah tindakan yang
atropin 0,25 mg. Jenis obat ini memiliki efek diamati dan dipengaruhi oleh keyakinan dan
samping diantaranya berupa sakit kepala, perasaan untuk memenuhi kebutuhan klien
pusing diare, mual dan muntah. Untuk yang membutuhkan bantuan. Praktek
mengatasi diagnosa keperawatan keperawatan memiliki 3 komponen yaitu 1)
keterbatasan mobilitas fisik berhubungan identifikasi kebutuhan klien 2) pertolongan
dengan efek dari anestesi maka yang diberikan pada klien 3) validasi atau
implementasi keperawatan dilakukan evaluasi dari tindakan yang dilakukan. Pada
dengan tujuan klien dapat beraktifitas identifikasi kebutuhan klien dengan abortus
mandiri secara bertahap. inkomplet, langkah awal yang harus
dilakukan perawat yaitu perawat harus
Diagnosa keperawatan sejahtera yaitu benar benar mampu mengenali perilaku
potensial peningkatan pengetahuan pada yang ditunjukkan klien sehingga dapat
klien dan keluarga dalam perawatan mengidentifikasi kebutuhan klien, seperti
kehamilan yang akan datang juga dapat adanya risiko defisit volume cairan akibat
ditegakkan karena klien mengungkapkan adanya pengeluaran pervaginam yaitu
adanya keinginan untuk mendapatkan perdarahan yang berasal dari adanya sisa
informasi tentang apa saja yang perlu plasenta dalam uterus, adanya rasa nyeri
dipersiapkan dan dilakukan untuk akibat dari kontraksi uterus dan adanya
menghadapi kehamilan yang akan datang. kecemasan berkaitan dengan prosedur
Penelitian yang dilakukan oleh Sejourne, medis yang harus dijalani seperti kuretase
Callahan, dan Charbol,(2010), tentang apa dan berduka akibat kehilangan janin.
yang diinginkan perempuan setelah
mengalami keguguran, ditemukan hasil Langkah selanjutnya dalam identifikasi
penelitian yaitu, sebagian besar perempuan adalah perawat mengeksplorasi
menginginkan adanya support sosial, kemampuan klien dalam menyelesaikan
adanya penyediaan informasi yang baik dan masalah. Bila klien mengindikasikan
edukasi dari petugas kesehatan tentang apa ketidakmampuan berarti klien berada dalam

Tutik Rahayu - Model Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Abortus Inkomplet Menggunakan Pendekatan Need for
Help Wiedenbach dan Self Care Orem
35
Jurnal Ilmu Keperawatan Maternitas, Vol 1 No 2, Nov 2018/ page 31-42
kondisi membutuhkan bantuan. Bantuan mendambakan bahwa kehamilan yang
atau pelaksanaan intervensi keperawatan dialami dapat berjalan dengan lancar tanpa
direncanakan dengan tujuan memberikan mengalami komplikasi, namun sayangnya
yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan tidak semua harapan itu dapat terwujud.
klien dan keluarganya. Sebagian dari perempuan yang hamil ada
yang mengalami masalah seperti terjadi
Pengelolaan klien pada fase pemeliharan abortus inkomplet (Brief, 2008).
digunakan teori self care Orem. Teori self
care Orem ini dapat digunakan dalam Seorang calon ibu atau ibu yang mengalami
memberikan asuhan keperawatan dan keguguran tentu akan mengalami perasaan
membantu hubungan antara perawat-klien berduka karena kehilangan janin yang
dengan lingkungannya yang berdampak sebenarnya sangat diharapkan
pada status kesehatan serta kebutuhan akan kehadirannya ditengah keluarga mereka
keperawatan. Didalam memandirikan klien, (Epstein, Leichtenttrif, Benyamini, 2009).
pelayanan keperawatan yang diberikan Apalagi bila penantian kehamilan ini sudah
diklasifikasikan pada tiga sistem cukup lama waktunya. Selain itu perasaan
keperawatan (Orem, 2001) yaitu, sistem berduka akibat kehilangan janin juga dapat
Wholly atau Totally compensatory nursing dialami bagi pasangan yang baru menikah
system, tindakan keperawatan diberikan kerena kehamilannya sangat diharapkan
dan dibutuhkan ketika perawat harus dan hal ini biasanya sebagai bukti bahwa
menjadi peringan bagi ketidakmampuan mereka mampu menghasilkan keturunan
total seorang pasien dalam hubungan sehingga akan dapat meningkatkan konsep
kegiatan merawat yang membutuhkan diri pada pasangan. Persiapan dan
tindakan-tindakan penyembuhan dan penyesuaian diri yang sudah ibu lakukan
manipulasi. Perawat mengambil alih selama hamil dan ketika ternyata
pemenuhan kebutuhan self carenya secara kehamilannya tidak dapat dipertahankan
menyeluruh kepada pasien yang tidak menjadikan hal ini sebagai stressor yang
mampu melakukannya. berat tidak hanya bagi ibu, tetapi juga
pasangan dan anak-anak mereka yang lain.
Sistem kedua yaitu Partially atau Partly
compensatory nursing system: Perawat Respon keguguran sangat beragam bagi
mengambil alih beberapa aktifitas yang setiap perempuan, ada yang menunjukkan
tidak dapat dilakukan oleh pasien dalam dampak emosional yang minimal, tetapi bagi
memenuhi kebutuhan self carenya, sebagian perempuan dapat mengalami
dijalankan pada saat, baik perawat dan depresi dan kecemasan pasca keguguran
pasien menjalankan ukuran-ukuran (Rowland & Cristine, 2010). Rendahnya
perawatan atau tindakan-tindakan lain yang penyesuaian diri yang dimiliki perempuan
melibatkan tugas-tugas manipulatif atau pasca keguguran dapat berdampak pada
penyembuhan. aspek psikologis, sosial dan reproduksi.
Pada tingkat psikososial, adanya riwayat
Sistem yang ketiga adalah Supportif atau gangguan mental berhubungan dengan
Educatif nursing system: Perawat ketidakmampuan menyesuaikan diri pada
memberikan pendidikan kesehatan atau perempuan setelah mengalami keguguran
penjelasan untuk memotivasi melakukan (Rowland & cristine, 2010). Kondisi depresi
self care, tetapi yang melakukan self care dan kecemasan lebih besar ditunjukkan bagi
adalah pasien sendiri. Kehamilan perempuan yang belum memiliki anak
merupakan hal yang diharapkan pada setiap dibanding yang sudah mempunyai anak
pasangan yang baru menikah atau pada (Rowland & Cristine, 2010).
keluarga yang ingin merencanakan memiliki
anak lagi. Para pasangan tentunya

Tutik Rahayu - Model Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Abortus Inkomplet Menggunakan Pendekatan Need for
Help Wiedenbach dan Self Care Orem
36
Jurnal Ilmu Keperawatan Maternitas, Vol 1 No 2, Nov 2018/ page 31-42
Beberapa alasan klien datang kerumah sakit 2009). Mekanisme pasti yang menyebabkan
untuk meminta pertolongan adalah klien abortus tidak selalu jelas, tetapi pada bulan–
mengalami perdarahan, perdarahan banyak bulan awal kehamilan, ekspulsi ovum secara
berupa gumpalan dan disertai mulas–mulas spontan hampir selalu didahului oleh
pada perut bagian suprapubik. Pada kematian mudigah atau janin. Karena itu
pemeriksaan inspekulo terlihat ada pertimbangan etiologis pada abortus dini
perdarahan, osteum uteri eksternal terbuka antara lain mencakup pemastian kausa
dan ada yang menutup, terlihat sebagian kematian janin (apabila mungkin)
jaringan. Tanda dan gejala dari abortus (Alamsyah,2009).
inkompletus adalah terdapat perdarahan
bisa sedikit atau banyak disertai gumpalan Etiologi yang lain seperti faktor ibu misalnya
(Snell, 2009), rasa mulas atau kontraksi adanya penyakit kronis TBC, pnemonia akut,
bertambah, osteum uteri eksternal terbuka, thpus abdominalis, toksoplasmosis,
pada pemeriksaan vaginal jaringan dapat gangguan endokrin, malnutrisi, keracunan
diraba dalam kavum uteri atau kadang obat, gangguan hormonal, kelainan anatomi
sudah menonjol dari eksternum atau alat reproduksi mosional seperti kista dan
sebagian jaringan keluar dan perdarahan mioma, faktor psikologis dan stress
tidak berhenti sebelum sisa janin emosional, paparan alkohol dan rokok
dikeluarkan dan dapat menyebabkan syok (Alamsyah, 2009, Khusnah, 2010).
(Tarigan, 2004).
Diagnosa keperawatan yang muncul pada
Faktor yang menyebabkan terjadinya fase akut antara lain adalah risiko defisit
abortus inkompletus, lebih dari 80% abortus volume cairan berhubungan dengan
terjadi pada 12 minggu pertama dan perdarahan pervagina. Kekurangan volume
setengahnya disebabkan anomali cairan adalah suatu keadaan dimana seorang
kromosom. Resiko abortus spontan individu yang tidak berpuasa mengalami
meningkat seiring paritas serta usia ibu dan resiko dehidrasi vaskuler intestitial atau
ayah (Alamsyah, 2009). Kasus abortus intravaskuler (Carpenito, 2006). Pada
inkomplit dapat terjadi pada usia ibu antara abortus inkomplet manifestasi yang dapat
20-40 tahun dan usia pasangan antara 24- terjadi adalah adanya perdarahan bisa
43 tahun. Berdasarkan faktor umur secara sedikit atau banyak dan dapat berupa
teori satu klien dan pasangan merupakan bekuan darah. Osteum uteri eksternum
resiko tinggi untuk terjadinya abortus. membuka, pada pemeriksaan vaginal
Frekuensi abortus secara klinis terdeteksi jaringan dapat diraba dalam cavum uteri
meningkat dari 12% pada wanita usia atau kadang-kadang sudah menonjol atau
kurang dari 20 tahun dan menjadi 26 % pada sebagain jaringan keluar. Perdarahan tidak
mereka yang usianya lebih dari 40 tahun. berhenti sebelum sisa janin dikeluarkan
Untuk usia ayah yang sama peningkatannya (Murray & Mckinney,2007).
adalah 12 sampai 20 % (Alamsyah, 2009).
Wanita dengan resiko abortus meningkat Adapun untuk mengatasi masalah risiko
sesuai umur. Resiko abortus wanita usia 20- defisit volume cairan berhubungan dengan
24 tahun adalah 8,9%, wanita berumur 45 perdarahan pervagina diantaranya adalah
tahun atau lebih resiko terjadinya abortus Melakukan pengkajian terkait dengan
meningkat menjadi 74,7%. Diduga makin riwayat perdarahan, durasi, jumlah, warna
tinggi usia makin tinggi kelainan pada dan karakteristik perdarahan, mengukur
kromosom ovarium. Hal ini dapat tanda-tanda vital, mengkaji kontraksi
diterangkan dengan peningkatan angka uterus, mendeteksi adanya tanda-tanda syok
kelainan kromosom pada usia yang lebih menganjurkan klien untuk rehidrasi oral
tinggi. Wanita subfertil mempunyai resiko dengan minum yang cukup yang terdiri dari
lebih tinggi untuk abortus ( Wijayanegara, teh manis dan hangat, cairan yang

Tutik Rahayu - Model Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Abortus Inkomplet Menggunakan Pendekatan Need for
Help Wiedenbach dan Self Care Orem
37
Jurnal Ilmu Keperawatan Maternitas, Vol 1 No 2, Nov 2018/ page 31-42
mengandung elektrolit dan air putih, abortus inkompletus. Jumlah perdarahan
memantau balance cairan, memantau cenderung lebih banyak daripada darah haid
kepatenan akses cairan intravena memantau biasa. Perdarahan mungkin hebat dan
nilai laboratorium seperti hemoglobin, bahkan cukup berlebihan untuk
hematrokrit, eritrosit, trombosit. menyebabkan syok hipovolemik
(Taber,2000). Sebuah penelitian kualitatif
Implementasi intra bedah dan pasca kuret yang dilakukan oleh Maker dan Ogden
diantaranya adalah membantu (2003), menemukan thema yaitu partisipan
mempersiapkan prosedur kuret seperti mengungkapkan mengalami perdarahan
menyiapkan alat dan obat obatan untuk yang datang secara tiba-tiba pada malam
anestesi seperti diazepam 5 mg, hari disertai rasa tidak nyaman dan nyeri
sulfasatropin 0,25 mg (IV), lidokain 40 mg yang berbeda dari yang pernah ia rasakan
untuk anestesi paracervical, menganjurkan dan hal ini belum pernah partisipan alami
klien untuk mengosongkan kandung kemih sebelumnya.
sebelum dilakukan kuret, membantu
memposisikan klien dengan posisi litotomi Implementasi dilakukan oleh perawat yang
selama prosedur kuret dilakukan, pada dasarnya memberikan bantuan
memberikan O2 kanul 5 liter/menit pada fisiologis dan psikologis untuk menciptakan
klien dan mengobservasi kepatenan jalan kenyamanan bagi klien dalam pelaksanaan
nafas, mengukur tanda–tanda vital klien tindakan keperawatan yaitu mengkaji
sebelum pelaksanaan kuret, melakukan sumber dan sifat nyeri dengan menanyakan
kolaborasi pemberian methergin 0,2 mg pada klien bagian mana yang dirasakan
(IM) untuk mencegah terjadinya nyeri, kapan waktunya, nyeri yang diaraskan
perdarahan, membantu, mengukur tanda- seperti apa, mengobservasi keadaan umum
tanda vital pasca kuret, melakukan observasi dan tanda-tanda vital, Menjelaskan tentang
adanya perdarahan pasca kuret, melakukan penyebab nyeri bahwa nyeri yang dialami
observasi kontraksi uterus pasca kuret, klien disebabkan oleh masih adanya sisa
memberikan motivasi pada klien untuk jaringan didalam rahim sehingga rahim
rehidrasi cairan oral secara adekuat kurang berkontraksi untuk berusaha mengeluarkan
lebih 1500 cc/ hari. sisa jaringan yang dianggap benda asing,
mengobservasi skala nyeri (dengan skala 0-
Diagnosa keperawatan lain yang muncul 10), Mengajarkan dan anjurkan
pada klien dengan abortus inkomplit yaitu menggunakan tehnik pernapasan dan
nyeri akut berhubungan dengan kontraksi relaksasi, serta distraksi dengan
uterus, sisa hasil konsepsi. Nyeri akut adalah menganjurkan pada klien untuk menarik
keadaan dimana individu mengalami dan nafas panjang melalui hidung dan
melaporkan adanya rasa ketidaknyamanan mengeluarkan perlahan-lahan lewat mulut
yang hebat atau sensasi yang tidak jika nyeri sedang berlangsung, menjelaskan
menyenangkan selama enam bulan atau pada klien tentang teknik distraksi yang bisa
kurang (Carpenito,2006). Klien mengeluh digunakan untuk mengurangi nyeri seperti
nyeri pada perut bagian bawah, nyeri seperti mengobrol dengan suami atau keluarga,
diremas-remas, skala nyeri bervariasi antara Menganjurkan klien untuk istirahat yang
5-7. Rasa nyeri juga disertai adanya keluaran cukup, Memberikan analgesik pada klien.
darah dari jalan lahir. Nyeri kram
suprapubik terjadi akibat kontraksi uterus Diagnosa keperawatan cemas berhubungan
dalam usaha mengeluarkan isi uterus. Pada dengan krisis situasi dan kurang
awalnya nyeri cenderung ringan dan pengetahuan tentang prosedur tindakan
intermiten, tetapi secara bertahap menjadi kuretase merupakan diagnosa keperawatan
lebih hebat. Perdarahan pervaginam yang dapat muncul pada klien dengan
merupakan gejala yang paling khas dari abortus inkomplit. Cemas adalah suatu

Tutik Rahayu - Model Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Abortus Inkomplet Menggunakan Pendekatan Need for
Help Wiedenbach dan Self Care Orem
38
Jurnal Ilmu Keperawatan Maternitas, Vol 1 No 2, Nov 2018/ page 31-42
keadaan dimana individu atau kelompok intramuskuler. d). Disuntikan kedalam
mengalami suatu perasaan gelisah dan kantong amnion melalui amniosentesis. e).
aktivasi sistem saraf autonom dalam diminum peroral (Irianti, 2009).
berespon terhadap ancaman yang
nonspesifik, tetapi individu mungkin dapat Untuk mengatasinya masalah keperawatan
mengidentifikasi situasi (misalnya akan cemas maka disusun rencana keperawatan
operasi atau kanker) (Carpenito, 2006). yang bertujuan agar kecemasan klien dapat
berkurang, klien dapat beradaptasi sehingga
Penatalaksanaan pada abortus inkompletus dapat kooperatif terhadap prosedur yang
dapat dilakukan dengan tehnik medis akan dilakukan. Adapun secara garis besar
maupun bedah. Tehnik bedah dilatasi tindakan keperawatan meliputi
serviks diikuti oleh evakuasi uterus dapat Memberikan dukungan mental dengan
berupa kuretase, aspirasi vakum, dilatasi memberikan support dan menemani klien
dan evakuasi ( D&E), dilatasi dan ekstrasi dan menganjurkan klien untuk tidak terlalu
(D&X). Tehnik kuretase dapat dengan khawatir terhadap prosedur tindakan yang
menggunakan kuret tajam maupun vakum akan dilakukan dengan memberikan
(Irianti,2009). Untuk mengurangi penjelasan dari tujuan tindakan kuretase,
komplikasi kuretase seperti perforasi usus, memberikan informasi tentang kondisi yang
laserasi serviks, perdarahan, pengeluaran dialaminya, menjelaskan setiap prosedur
janin dan plasenta yang tidak lengkap dan yang akan dilakukan termasuk tindakan
infeksi, maka kuretase dianjurkan pada kuretase dengan memberikan informasi
kehamilan dibawah 14 minggu. Untuk usia bahwa kuret akan dilakukan dan
gestasi diatas 16 minggu, dilakukan dilatasi sebelumnya klien akan dilakukan anestesi
dan evakuasi (D&E). Tindakan ini berupa sehingga klien tidak sadar saat kuret
dilatasi serviks lebar diikuti oleh distruksi dilakukan, memotivasi keluarga untuk
dan evakuasi mekanis bagian-bagian janin. mendampingi klien, memberikan
Setelah janin seluruhnya dikeluarkan, kesempatan klien untuk mengungkapkan
dengan menggunakan kuret vacum perasaannya. menganjurkan klien untuk
berlubang besar untuk mengeluarkan berdoa dan berserah diri kepada Allah SWT.
plasenta dan jaringan yang tersisa. Dilatasi Dari evaluasi yang telah dilakukan setelah
dan ekstrasi (D&X) serupa dengan (D& E), diberikan tindakan keperawatan maka
kecual pada (D& X) bagian janin pertama kecemasan dapat teratasi, dan klien dapat
kali diektrasi melalui serviks yang telah bersikap kooperatif terhadap tindakan
membuka untuk mempermudah tindakan. medis maupun keperawatan yang dilakukan
Pemasangan laminaria dapat dilakukan untuk menolong klien.
untuk pembukaan serviks (Irianti, 2009).
Diagnosa keperawatan berduka
Tehnik medis dalam penatalaksanaan berhubungan dengan kehilangan janin
abortus yaitu dengan pemberian oksitosin sekunder terhadap abortus inkompletus
dalam intrvena cairan, prostalgladin dengan dapat ditegakkan pada klien dengan abortus
berbagai analognya seperti prostalgladin E2, inkomplit, karena klien mengalami keadaan
Prostaglandin F2a dll dan misoprostol berduka dan kesedihan akibat dari
banyak dipakai sebagai obat induksi keguguran dan kehilangan janin yang
abortus. Prostagladin dapat bekerja secara mereka alami. Berduka adalah suatu
efektif pada serviks dan uterus apabila a). keadaan dimana individu atau keluarga
dimasukkan ke vagina sebagai supositoria mengalami respon manusia yang alami yang
atau pesarium tepat didekat serviks. b). melibatkan reaksi psikososial dan fisiologis
Diberikan sebagai gel melalui sebuah kateter pada kehilangan aktual atau yang dirasakan
ke dalam kanalis serviksalis dan bagian (orang, objek, fungsi, status, hubungan)
paling bawah uterus. c). Disuntikan (Carpenito,2006).

Tutik Rahayu - Model Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Abortus Inkomplet Menggunakan Pendekatan Need for
Help Wiedenbach dan Self Care Orem
39
Jurnal Ilmu Keperawatan Maternitas, Vol 1 No 2, Nov 2018/ page 31-42
Banyak perempuan yang mengalami fisik berhubungan dengan pengaruh
keguguran mengungkapkan kesedihan anestesi. Diagnosa keperawatan ini muncul
akibat kehilangan bayinya, harapan dan karena adanya data seperti klien mengeluh
gairah hidup (Swanson et al, 2006). Gejala pusing pasca tindakan kuret, klien belum
seperti berduka, kecemasan, depresi, atau mampu beraktifitas seperti berjalan secara
trauma dapat mereka alami dari hari mandiri, klien harus diantar menggunakan
pertama sampai satu tahun setelah brankat untuk menuju ruang perawatan
mengalami keguguran (Swanson et al,2006). pasca menjalani prosedur kuret dan klien
Penemuan dalam beberapa penelitian belum mampu melaksanakan pemenuhan
kualitatif menyebutkan bahwa pengalaman kebutuhan berpakaian dan personal higiene
perempuan yang mengalami keguguran secara mandiri. Etiologi dari diagnosa
merupakan peristiwa yang yang sangat sulit keperawatan ini adalah adanya efek dari
dalam kehidupan mereka (Swanson anestesi. Klien saat dilakukan tindakan
et.al,2006). Para perempuan bedah mendapatkan anestesi intravena
mendiskripsikan beberapa hal seperti yaitu diberikan diazepam 5 mg dan sulfas
berupaya mencari makna dari atropin 0,25 mg. Jenis obat ini memiliki efek
kehilangannya, kebingunan dan harapan samping diantaranya berupa sakit kepala,
terhadap kesehatan kehamilan dimasa yang pusing diare, mual dan muntah. Untuk
akan datang, merasakan adanya mengatasi diagnosa keperawatan
kekosongan, rasa bersalah, kesedihan, keterbatasan mobilitas fisik berhubungan
mengharapkan dukungan, keinginan untuk dengan efek dari anestesi maka
mendengarkan dan pemberian informasi implementasi keperawatan dilakukan
secara jujur tentang apa yang terjadi serta dengan tujuan klien dapat beraktifitas
apa yang harus dilakukan dimasa yang akan mandiri secara bertahap.
datang (Swanson et al, 2006).
Diagnosa keperawatan sejahtera yaitu
Untuk mengatasi rasa berduka yang dialami potensial peningkatan pengetahuan pada
klien maka dilakukan implemetasi klien dan keluarga dalam perawatan
keperawatan yang bertujuan agar klien dan kehamilan yang akan datang juga dapat
keluarga mampu mengungkapkan, klien dan ditegakkan karena klien mengungkapkan
keluarga mampu mengungkapkan perasaan adanya keinginan untuk mendapatkan
dan kebutuhan berkenaan dengan informasi tentang apa saja yang perlu
persetujuan tindakan yang akan dilakukan. dipersiapkan dan dilakukan untuk
Adapun implementasi keperawatannya menghadapi kehamilan yang akan datang.
adalah: Memberikan kesempatan klien/ Penelitian yang dilakukan oleh Sejourne,
keluarga baik secara verbal maupun non Callahan, dan Charbol (2010), tentang apa
verbal dalam mengungkapkan rasa berduka yang diinginkan perempuan setelah
akibat kehilangan janinnya, mendengarkan mengalami keguguran, ditemukan hasil
keluhan klien dengan sungguh-sungguh, penelitian yaitu, sebagian besar perempuan
menjelaskan tentang kondisinya yang menginginkan adanya support sosial,
dialami klien, menjelaskan masih adanya adanya penyediaan informasi yang baik dan
harapan klien untuk dapat hamil kembali, edukasi dari petugas kesehatan tentang apa
menggunakan komunikasi terapeutik dan yang harus dilakukan pasca mengalami
keterampilan konseling untuk mendukung keguguran.
respons berduka, membantu keluarga dan
membantu dalam membuat keputusan. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan
berdasarkan teori keperawatan menurut
Pada fase pemeliharan yaitu pasca kuret Wiedenbach seorang perawat harus mampu
diagnosa keperawatan yang dapat muncu mengidentifikasi kebutuhan passien
diantaranya adalah keterbatasan mobilitas terhadap bantuan dengan melakukan

Tutik Rahayu - Model Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Abortus Inkomplet Menggunakan Pendekatan Need for
Help Wiedenbach dan Self Care Orem
40
Jurnal Ilmu Keperawatan Maternitas, Vol 1 No 2, Nov 2018/ page 31-42
langkah–langkah seperti mengobservasi Alamsyah M. (2009). Abortus berulang;
kesesuaian perilaku klien terhadap editor , Budi Handono, Firman F.w,
ketidaknyamanan yang ia rasakan, Johanes C; PT refika Aditama. Bandung
mengeksplorasi makna gejala perilaku yang
ditunjukkan klien, menentukan penyebab Anonim. (2011). Management of
dari ketidaknyamanan tersebut, misscarriage and ectopic pregnancy,
mengidentifikassi kemampuan klien dalam Emergency nurse,Volume 9,No : 7
menyelesaikan masalah atau kebutuhan
klien terhadap bantuan dari perawat atau Azhari. (2002). Masalah abortus dan
profesi kesehatan lain. Jika klien kesehatan reproduksi perempuan.
membutuhkan bantuan untuk Bagian Obstetri dan Ginecologi FK.
menyelesaikan permasalahannya, perawat Unsri Palembang.
memfasilitasi perencanaan pelayanan medis
dan juga membuat perencanaan Benson.C.R, Pernol,L.M. (2008). Buku saku
keperawatan berdasarkan kebutuhan dan obstetric dan ginecologi; alih
keinginan klien. Kemampuan perawat dalam bahasa,susiani Wijaya; editor edisi
mengeksplorasi informasi dari klien sangat bahasa Indonesia Srie Sisca , - Ed 9.
bervariasi. Perawat dituntut untuk berfikir EGC. Jakarta
kritis dalam berinteraksi dengan klien
dengan mengembangkan seni dalam Brierf.N. (2008). Grief following misscariage
memberikan bantuan. : A comprehensive riview of the
literature, Journal of women health,
Menurut Orem keperawatan merupakan volume 17, no : 3
rangkaian aktifitas yang bersifat therapeutik
didasari oleh teori keperawatan. Sistem Bui Quynh. (2011). Management options for
keperawatan diartikan sebagai produk atau early incomplete miscarriage,
hasil dari aktifitas perawat sebagai agent self American Family Physician, Volume
care pasien serta memenuhi kebutuhan self 83, No : 3.
care secara therapeutik. Didalam sistem
keperawatan, perawat memberi gambaran, Carpenito. L.J. (2006). Buku saku diagnosa
merancang dan memfasilitasi kebutuhan self keperawatan alih bahasa Yasmin Asih.
care pasien dan mencari cara bentuk Editor Monica Ester. Penerbit EGC.
terapeutik perawat sehingga dapat Jakarta.
mengeliminir self care defisit dari pasien.
Terdapat tiga kategori sistem keperawatan Chandranita, Fajar, Manuaba. (2004). Gawat
yang mendasari perawat untuk memberikan darurat obstetric ginekologi dan
bantuan, yaitu: total, partial dan supportif. obstetric ginekologi social untuk
profesi bidan, EGC, Jakarta.

Depkes RI. (2009). Profil kesehatan


REFERENSI Indonesia 2008, Depkes, Jakarta

Abraham, Petter. (2010). Panduan E. Rousell, Kerchmer, Orford. (2011). The


kesehatan dalam kehamilan,Alih psychological impact of recurrent mis
bahasa Victor setyadi, editor Lyndon cariage and the rate of counselling at a
Saputra, penerbit Kharisma,Jakarta pre-pregnancy counselling clinik.
Journal of Reproduksi and infant
Alam Naureen. (2007). Obstetrics and Psychology. Vol 19 No. 1.
gynecology, By Mosby, Inc, an affiliate
of Elsevier

Tutik Rahayu - Model Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Abortus Inkomplet Menggunakan Pendekatan Need for
Help Wiedenbach dan Self Care Orem
41
Jurnal Ilmu Keperawatan Maternitas, Vol 1 No 2, Nov 2018/ page 31-42
Epsteint, Leichtenttrif, Benyamini.(2009). Mc Ewen. (2007). Theoritical Basic for
The experience of misscarriage in first Nursig. Ed. 3. Lpincott Williams &
pregnancy : the women voice, Death wilkins. Philadelphia.
studies,33: 1-29
Murray, McKinney.(2007). Foundation of
Gilbert, Harmon Judith Smith. (2003). maternal newborn nursig 4 th edition,
Manual of high risk pregnancy and Saunders An imprint of Elsevier Inc
delivery. 3rd Mosby, St, Louis,
Missouri. Noerjasin H, Handono B, Kuwino H,
Wirakusuma F. (2010). The correlation
Husnah. (2010). Faktor-faktor yang between serum protein. Bcl 2 and
mempengaruhi kejadian abortus di caspase 3 level.
RSUD. Lamaddukelleng Sengkang
Kabupaten Wajo Periode Januari – Juni Norwitz, Schorge. (2008). At a glance
2010. Jurnal Medi Kebidanan Poltekes obstetry and gynecology 2th, penerbit
Makasar No. 7, Edisi Juli – Desember Airlangga dan pusat berbukuab
2010. Depdiknas

Indrayani. (2011). Buku ajar asuhan Parisaei, Shailendra, Dutta, Broadbent.


kehamilan, CV Trans Info Media, (2008). Obstetrics and gynaecology,
Indonesia Mosby Elseivier

Irianti S. (2009). Abortus berulang; editor , Paton, F.,Wood, R., Bor, R., Nitsun, M., (2000)
Budi Handono, Firman F.w, Johanes C; Grief in miscarriage patients and
PT refika Aditama. Bandung satisfaction with care in a London
hospital, Journal of Reproductive and
Kaunonen, M. (2000). Support for a family in infant psychology, Vol. 17, No. 3.
grief. University of Tempere.
Penyebab angka kematian ibu di Indonesia.
Mardhiyah, Prawirodihardjo, Tiro E. (2011). (2012, Maret).
Analisa derajat depresi menggunakan http\\www.tribunnews.com
parameter Zung Self Rating Depresian \2012\03\08\
pada abortus
Rowlands I, Lee Christina. (2010).
Maker. C and Odgen. J. (2003). The mis Adjusment after miscarriage
carrage experience more than just a predicting positive mental health
trigger to psychological morbidity. trajectories among young Australians
Psycology and Health. Vol. 18 no. 3. Pp women. Psycology and Medicine. Vol.
403-415. 15. No. 1. Januari 2010. 34 – 49.

Marrines, Tommy A. (1994). A nursing Rowlands I, Lee Christina. (2010). The


thourist and their work. 3rd cd St. silence was deafening : Social and
Louis Company. health service support after mis
carriage. Journal of Reproductive and
Maryunani , Yulianingsih. (2009). Asuhan Infant Psycology. Vol 28, No. 3 August
keperawatan dalam kebidanan. Trans 2010, 274 – 286.
Info Media, Jakarta
Sugiarti. K.R. (2010). Analisis faktor-faktor
yang mempengarui abortus di RSIA.
Amanah Sumpyuh kelurahan

Tutik Rahayu - Model Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Abortus Inkomplet Menggunakan Pendekatan Need for
Help Wiedenbach dan Self Care Orem
42
Jurnal Ilmu Keperawatan Maternitas, Vol 1 No 2, Nov 2018/ page 31-42
Bokopura Kecamatan Sumpyuh
kabupaten Bayumas.

Sejourne, Callahan, dan Charbol,(2010).


Supporting following misscarriage :
what women want, Journal of
Reproductive and Infant Psychology,
Vol : 28, No : 4 ,403-411

Swanson, M.K. (1998). Caring made visible.


Journal Creatif Health Care
Management.

Swanson, K.M. (1993). Nursing as informed


caring for the well being of others.
Journal of Nursing Scholarship.

Swanson. M.K. at. Al. (2006). Context and


evaluation of women’s responses to
mis caring during the first year after
loss. Research in Nursing and Health.
30, 2-16.

Tarigan. (2009). Perdarahan selama


kehamilan. Universitas Sumatra Utara

The helping art of clinical nursing. (2012,


January 31),
http://nursingcurrent.com

Tomey and Alligood. (2006). Nursing


theorist and their work theory of
caring. Mosby Inc.

Varney, Kreibs, Gegor. (1998). Buku saku


bidan (Varney’s poket midwife), EGC,
Jakarta.

Wijayanegara, H. (2009). Abortus berulang;


editor , Budi Handono, Firman F.w,
Johanes C; PT refika Aditama. Bandung

Tutik Rahayu - Model Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Abortus Inkomplet Menggunakan Pendekatan Need for
Help Wiedenbach dan Self Care Orem

Anda mungkin juga menyukai