Anda di halaman 1dari 39

TUTORIAL PEMBUATAN BUKU DIGITAL

MENGGUNAKAN APLIKASI
TEXT MAKER

Oleh :

Elfa Nabila 190731638439


Herandi Taufik Salim 190731638543
Mikhael Zonasuki Simatupang 190731638455
Novia Faqihatun Nikmah 190731638425
Robbi Maulana Malik Huda 190731638492

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
SEPTEMBER 2019

1|Page
Kata Pengantar
Dengan memanjatkan puji syukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat
merancang makalah “Tutorial Pembuatan Buku
Digital Menggunakan Aplikasi E-Calibre’ dengan
baik. Kami selaku tim penyusun juga meminta
maaf sebesar – besarnya jika dalam proses
pembuataan makalah ini banyak terdapat
kesalahan dan kekeurangan. Kami juga akan
menerima saran dan kritikan yang membangun
untuk menyempurnakan karya – karya kami yang
akan datang. Kami mengucapkan terima kasih
kepada Dosen yang telah membimbing kami. Dan
kami berharap makalah ini dapat bemanfaat
untuk kemajuan sistem belajar mengajar di
Universitas Negeri Malang.

Malang, 12 September 2019

Daftar isi
Kata Pengantar....................................................................2
2|Page
BAB I.....................................................................................8

PENDAHULUAN.................................................................8

BAB II................................................................................10

PEMBAHASAN..................................................................10

2.1 Definisi e-Book........................................................10

2.2 Sejarah e-Book.......................................................10

2.3 Manfaat e-Book dalam Media Pembelajaran....13

a. Media Informasi..................................................13

b. Mengemukakan Pendapat dan Ide Baru..........14

c. Peserta Didik Menjadi Aktif dan Kritis


Terhadap Materi Pembelajaran.............................15

d. Informasi dan Materi Pembelajaran Lebih


Cepat dan Lebih Mudah...........................................16

2.4 Kelebihan & Kekurangan Sebagai Media


Pembelajaran.................................................................17

A. Kelebihan e-Book.........................................18

B. Kekurangan E-Book sebagai Media


Pembelajaran.............................................................21
3|Page
2.5 Contoh Isi Materi (e-Book)................................24

Letak kerajaan Sriwijaya............................................24

2.2 Jejak sejarah.....................................................25

2.3 Masa Keemasan...................................................38

2.4 Masa Kemunduran..............................................41

BAB III..............................................................................43

PENUTUP............................................................................43

3.1 Kesimpulan................................................................43

3.2 Daftar rujukan.......................................................44

gambar 1 letak kerajaan Sriwijaya


sumber :
(http://widiyatmiko.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/fi
les/51873/Kerajaan+Sriwijaya.pdf)___________________23
gambar 2 prasasti Kedukan Bukit_____________________28

4|Page
gambar 3 prasasti Talang Tuo
(sumber: file.upi.edu › JUR._PEND._SEJARAH ›
KRONOLOGI__SRIWIJAYA,2010)___________________30
gambar 4 prasasti Telaga Batu_______________________32
gambar 5 prasasti kota kapur_________________________35

BAB I

PENDAHULUAN
Pada masa yang sudah canggih yang penuh
dengan teknologi, banyak media pembelajaran yanng
bisa dipakai dan diterapkan untuk mempermudah
5|Page
proses pemahaman materi pembelajaran kepada
peserta didik. Banyak cara yang dilakukan oleh para
tenaga pedidik untuk menggunakan media canggih itu
untuk menyampaikan materinya kepada peserta
didiknya. Salah satu media yang bisa digunakan dalam
proses pembelajaran yaitu e-Book. E-Book merupakan
singkatan dari Elektronic Book yang merupakan
perangkat lunak (software) yang menyajikan sumber –
sumber maupun wawasan dalam bentuk layar
elektronik. Media yang bisa dijadikan sarana
penggunaan e-Book bisa melalui smartphone, laptop,
maupun komputer.

Masyarakat pun mencari dan mengunduh


berbagai macam e-Book sesuai minat dan kebutuhan.
Kelebihan yang dimiliki oleh e-Book pun mempengaruhi
masyarakat dalam memiliki e-Book dalam media
elektroniknya. Kelebihan itu diantaranya efisien,
pengaturan yang bisa mempermudah membaca dan
memahami e-Book itu, serta format e-Book yang
bervariasi mulai dari jpeg, doe lit, html, pdf, dan
teks polos.

6|Page
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi e-Book


Kata e-book (electronic book) berasal dari
bahasa Inggris, atau dalam bahasa Indonesia
disebut buku elektronik. E-book adalah buku
dalam bentuk digital atau versi elektronik yang
berisi teks, gambar ataupun keduanya. E-book
bisa diakses dalam perangkat elektronik seperti
smartphone, komputer/laptop, tablet. Di dalam
perangkat elektronik tersebut harus terdapat
perangkat khusus membaca e-book (e-reader). E-
book diproduksi dan dijual secara komersial,
namun ada juga yang diproduksi dan beredar
secara tidak berbayar (gratis).

2.2 Sejarah e-Book


Ide tentang e-reader datang dari Bob
Brown. Setelah Bob Brown pertama kali
menonton film The Talkies (film dengan suara,
pada tahun 1930-an). Saat itu, ia menulis sebuah
7|Page
buku tentang ide ini yang berjudul The Readies
berdasarkan dari gagasan film The Talkies.
Dalam bukunya, Brown mengatakan film telah
mengalahkan buku dengan menciptkakan The
Talkies dan sebagai hasilnya, membaca harus
menemukan media baru: “sebuah mesin yang akan
memungkinkan kita untuk bersaing dengan jumlah
oplah cetak yang tersedia saat ini dan menjadi
gambaran yang menyenangkan”. Meskipun Brown
telah menuangkan idenya pada tahun 1930, e-
reader pada awalnya tidak serta merta mengikuti
ide model dari Brown. Tapi Brown dengan
bukunya bisa memprediksi bahwa media baru
dalam membaca bukan hanya pada kertas.
Penemu e-book pertama sampai saat ini
masih diperdebatkan. Namun beberapa tokoh
penemu ialah sebagai berikut:
Roberto Busa (1940-an)
Roberto Busa membuat buku elektronik
yaitu Index Thomisticus, perangkat ini berupa
indeks elektronik yang terhubung dengan karya-
karya Thomas Aquinas. Buku elektronik ini
disiapkan oleh Roberto Busa dimulai pada tahun
1949 dan selesai pada 1970-an. Meskipun pada
awalnya disimpan di satu komputer pada 1989

8|Page
muncul versi Cdnya, lalu pada 2005 Indeks
diterbitkan secara online.
2.3 Manfaat e-Book dalam Media
Pembelajaran
e-Book merupakan salah satu media
pembelajaran yang mulai naik daun dalam sistem
belajar mengajar, baik formal maupun nonformal.
Para ahli memprediksi popularitas dan penjualan
e-Book telah meningkat pada tahun 2018. Dilansir
CIO, penjualan e-Book pada tahun 2011 adalah
$2.31 miliar sedangkan pada tahun 2018
meningkat menjadi $8,69 miliar. Begitu
kemajuan/loncatan yang pesat telah
membuktikan peran e-Book tidak main – main
dalam bidang ilmu pngetahuan, teknologi, dan
pendidikan. Berikut ini beberapa manfaat e-Book
sebagai media pembelajaran.

a. Media Informasi
Melalui e-Book kita bisa mengetahui dan
memenukan informasi yang kita cari seperti
halnya buku pada umumnya. Hanya saja beda e-
Book dengan buku pada umumnya adalah isinya.

9|Page
Pada umumnya buku biasa hanya berisi tulisan dan
gambar sesuai dengan temanya. Terapi e-Book
berisi konten/perangkat multimedia, sperti
video, gambar, teks, dan audio.

Selain itu, e-Book sangat mempermudah


kita dalam mencari fitur pencarian maupun
riwayat pencarian dalam memperoleh informasi
dan sumber yang ingin didapatkan. Format pdf.
Dan hmtl. sering menyajikan riwayat dan fitur
pencarian itu, seperti blog, artikel, ensiklopedia,
maupun kamus. Dengan ini peserta didik tidak
perlu mempersulit diri dalam mencari sumber dan
informasi dengan fitur dan media penunjang
dalam e-Book tersebut.

b. Mengemukakan Pendapat dan Ide Baru.


Terkadang seorang penulis buku ingin
menulis dan membuat buku/karya tulis tentang
gagasan dan ide barunya namun terhalang oleh
dana atau pengeluaran yang cukup dalam
pembuatan buku maupun karya tulis ke toko buku,
percetakan, dan penerbit maka penulis bisa
membuat e-Book. Syaratnya adalah memliki
10 | P a g e
aplikasi browser versi terbaru dan mempunyai
akun e-mail atau g-mail yang sudah aktif.

Format hmtl. maupun online book


merupakan beberapa bentuk e-Book yang sering
tampil dan dipublikasikan oleh para penulis e-
Book. Walaupun masih kurang dalam jilid yang
kurang baik namun hal itu lebih hemat daripada
buku biasa. Sehingga penulis tidak hanya bisa
menghemat kantong tetapi penulis bisa
mempublikasikan buku maupun karya tulisnya
kepada masyarakat.

c. Peserta Didik Menjadi Aktif dan Kritis


Terhadap Materi Pembelajaran
Peserta didik terkadang malas dan bosan
untuk mencari dan membeli buku biasa yag
menurut mereka tidak menarik karena kurangnya
fitur pendukung pembelajaran. Maka dengan
adanya e-Book maka peserta didik bisa
memperoleh iinformasi dan materi dalam media
elektroniknya asalkan punya akses internet dan
aplikasi browser maka peserta didik dapat

11 | P a g e
menambah wawasan dan pengetahuan mengenai
materi pembelajaran di sekolah.

e-Book juga dilengkapi dengan berbagai


multimedia, seperti gambar, video, dan audio
yang membuat suasana belajar mengajar semakin
maju dan aktif. Diharapkan dari adanya e-Book
ini peserta didik bisa menjadi peserta didik yang
aktif dalam mencari dan mengumpulkan berbagai
macam informasi pembelajaran serta bersikap
kritis terhadp materi pembalajaran itu.

d. Informasi dan Materi Pembelajaran Lebih


Cepat dan Lebih Mudah
pada masa canggih dan modern seperti
sekarang ini untuk mendapatkan materi
pembelajaran, baik oleh para pendidik, peserta
didik, maupun masyarakat menjadi lebih cepat
memperolehnya dengan adanya e-Book. Tidak
sedikit peserta didik memanfaatkan e-Book
menjadi sarana pembelajaran yang mempermudah
mereka dalam menari sumber dan informasi
pembelajaran, seperti blog, artikel, ensiklopedia,
dan lain sebagainya.
12 | P a g e
Selain lebih cepat, e-Book juga membuat
peredaran segala informasi dan maeri
pembelajaran baru menjadi mudah dan efisien
didapat. Jika pada buku biasa jika sudah isinya
satu saja maka pembaca harus mencari buku lagi
yang memliki isi yang berbeda. Namun dengan e-
Book maka berbagai macam informasi dan materi
embelajaran menjadi mudah dan efisien karena
dalam satu aplikasi browser kita bisa mengakses
segla macam sumber informasi dengan mudah,
tepat, dan jelas.

2.4 Kelebihan & Kekurangan Sebagai Media


Pembelajaran
Dalam setiap karya maupun penemuan pasti
memiliki kelebihan dan kekurangan. Termasuk e-
Book merupakan karya multimedia yang tak luput
dari kekurangan, baik dari format maupun isinya.
Dari kekurangannya justru kelebihannya bisa
dijadikan media pembelajaran yang bermanfaat
bagi dunia pendidikan, baik di lingkungan sempit
maupun luas. Berikut ini merupakan beberapa
13 | P a g e
kelebihan dan kelemahan dalam e-Book sebagai
media pembelajaran.

A.Kelebihan e-Book
1. Tampilan yang Menarik
Dalam pembuatannya, penulis e-Book pasti
menyajikan buku maupun karya tulisnya sekreatif
dan semaksimal mungkin supaya e-Book itu
mampu menarik para pembaca untuk membeli dan
memesan e-Booknya. Banyak sekali fitur yang
disediakan oleh editor untuk mempermudah dan
menambah sisi estetik pada buku tanpa
mengurangi isi dan keutamaan e-Book itu.
Seperti menambah gambar pada suatu
subbabnya maupun menyelipkan video maupun
audio yang menarik dan mudah dipahami oleh
pembaca sehingga penulis bisa menambah nilai
jual pada e-booknya. Sebagai media
pembelajaran, e-Book telah membuat para tenaga
pendidik mulai mengenal dunia multimedia serta
metode yang canggih dalam menyampaikan materi
pembelajaran kepada peserta didik. Di samping
itu, peserta didik juga terdorong untuk
mengguakan e-Book untuk keperluan
akademisnya.

14 | P a g e
2. Awet
Buku biasa kalau jarang dibaca maka semakin
lama semakin turun daya tahannya. Maka para
penulis karya tulis maupun buku pun harus
memikirkan bagaimana supaya karya tulisnya
maupun bukunya awet walaupun jarang dibaca.
Maka e-Book merupakan media yang cocok untuk
menyimpan karya tulis dan buku dalam bentuk
layar elektronik.
Jadi kalau lama tidak dibaca maka e-Book itu
bisa awet dan bisa diakses sepanjang waktu.
Karena keawetannya, e-Book sengaja dijadikan
oleh para tenaga pendidik sebagai media
pembelajaran karena keawetannya. Selain itu,
peserta didik bisa lebih suka dengan media –
media belajar yang awet.

3. Ramah Lingkungan
Dalam pembuatan buku biasa, sudah berapa
banyak kertas – kertas yang digunakan dalam
pembuatannya. Serta kertas – kertas yang kita
gunakan juga sudah berapa banyak pohon – pohon
yang ditebang untuk membuat kertas itu. Maka

15 | P a g e
langkah ekologis pun juga diperhatikan dalam
membuat karya tulis.
Dalam e-Book cukup dengan kemampuan
mengetik, mempunyai berwawasan luas, punya
keterampilan dalam ber-multimedia maka masalah
lingkungan tidak perlu dikhawatirkan. Sehingga
para tenaga pendidik dan para peserta didik
tidak lagi menjadi pelaku perusak lingkungan
dengan menggunakan kertas yang berlebihan.

4. Murah & Mudah Didapat


Semua pembaca pasti ingin mencari sumber
yang tidak menguras dalam – dalam kantongnya
hanya untuk mendapatkan buku yang dia ingkin.
Juga pembaca pasti menginginkan informasi yang
ingin ia dapatkan mudah untuk didapatkan secara
jelas dan akurat.
Maka e-Book bisa menjadi media yang efektif
untuk menghemat uang dan tenaga dalam
memuaskan diri terhadap suatu informasi. Begitu
juga yang diharapkan oleh para peserta didik,
dengan e-Book mereka bisa dengan hemat dan
mudah memperoleh sumber informasi dan
referensi pembelajarannya.

16 | P a g e
B. Kekurangan E-Book sebagai Media
Pembelajaran
1. Merusak Mata
e-Book merupakan media yang hanya bisa
beroperasi jika media elektronik yang kita
gunakan itu menyala. Dan ketika benda elektronik
tersebut menyala pasti mengeluarkan sinar
ultraviolet yang bisa merusak organ penglihatan
kita. Tidak hanya itu, dengan terlalu sering
menghadap benda elektronik itu kita bisa terkena
gangguan penglihatan.
Gangguan penglihatan itu bisa dirasakan
dengan segala macam tetapi penyebabnya sama
yaitu sering menghadap benda elektronik terlalu
berlebihan. Maka kita harus memperhatikan
peserta didik untuk tidak menggunakan e-Book
terlalu lama supaya mata mereka tetap sehat dan
terjaga.

2. Tidak Bisa Diraba


Pembaca pasti ingin bisa meraba karya tulis
maupun buku yang ia baca. Merasakan bahwa yang ia
baca bisa dia pahami dan bisa dia dalami dalam buku
tersebut. E-Book merupakn media literasi dalam
bentuk elektronik yang hanya bisa dilihat dan
17 | P a g e
didengar jika dilengkapi dengan audio berbeda dengan
buku biasa yang bisa dilihat dan diraba oleh
pembacanya.
Maka para peserta didik terkadang sulit memahami
dan mengerti tentang apa yang mereka baca dalam
sebuah e-Book. Bahkan sering lebih memilih melihat
gambarnya atau mendengarkan audionya daripada
membacanya.

3. Mudah Menjadi Sasaran Plagiat/Menjiplak.


Seorang penulis juga membutuhkan sumber dan
referensi dalam membuat karya tulis maupun buku
supaya bisa dibuktikan oleh para pembacanya. Oleh
karena itu, untuk memperoleh sumber yang valid itu
membutuhkan waktu yang cukup lama. Maka
terkadang penulis mengambil jalur kiri, yakni
menjiplak/menggandakan karya tulis orang lain ke
karya tulisnya tanpa sepengatuhan sang penulis karya
tulis maupun buku sebelumnya.
Hal ini juga kurangnya pengawasan terhadap
perlindungan hak cipta dalam bidang informatika dan
komunikasi. Dampaknya adalah peserta didik menjadi
kurang faham dan bingung dikarenakan sedikitnya
informasi dan materi pembelajaran dalam e-Book
tersebut. Akan tetapi, tenaga pendidik juga tahu
betapa sulitnya mencari e-Book yang lengkap dan
murni dari penulisnya langsung.

18 | P a g e
2.5 Contoh Isi Materi (e-Book)

Letak kerajaan Sriwijaya


Kerajaan sriwijaya terletak di kawasan
pesisir timur sumatera jika dilihat dari sudut
pandang geohistoris memiliki posisi yang sangat
strategis dan sangat berpengaruh dalam
membentuk daerah persebaran situs-situs
pemukiman di sumatera.karena memiliki daerah
yang strategis menjadikan sriwijaya sebagai jalur
pelayaran antara india dan cina sehingga daerah
pesisir ini memungkinkan sebagait tempat
persinggahan para pedagang dari barat ke timur
dan sebaliknya.karena keterbatasan informasi
tertulis dari dalam negeri,pengetahuan kita
tentang sriwijaya yang terletak disumatera
hanya diketahui melalui artefak atau unsur-unsur
sosial budaya lainnya.

19 | P a g e
gambar 1 letak kerajaan Sriwijaya
sumber :
(http://widiyatmiko.staff.gunadarma.ac.id/Do
wnloads/files/51873/Kerajaan+Sriwijaya.pdf)

2.2 Jejak sejarah


Kerajaan sriwijaya adalah kerajaan melayu
kuno yang didirikan oleh Dapunta Hyang
Srijayanegara yang merupakan raja pertama dari
kerajaan Sriwijaya.Sriwijaya dikenal sebagai
20 | P a g e
salah satu kerajaan maritim terbesar di
Indonesia (abad 7-15 M). Dalam bahasa
sansekerta, Sri berarti “kemenangan” atau
“kejayaan”, maka arti dari nama Sriwijaya adalah
“kemenangan yang gemilang”. Bukti-bukti atau
sumber-sumber sejarah dari kerajaan sriwijaya
ada yang berasal dari dalam maupun luar negeri.

Sumber kitab tentang kerajaan sriwijaya


berasal dari luar negeri khususnya india yang
menyebut tentang sumatera yaitu; kitab
milindapanha yang ditulis sekitar abad I SM dan
mahanidasa yang ditulis antara abad III M
menyebut nama-nama pulau seperti jawa,sumatra
(swarnabhumi) dan bangka (Wangka).demikian
juga sumber dari cina menyebutkan antara 245-
473 juga mencatat beberapa nama seperti Tu-po
(cho-ye),Ho-lo-tan, Po-huang,Kan-to-li, dan “Ko-
ying, yang semuanya menyebutkan terletak di
daerah laut selatan.menurut para peneliti Kan-
to-li adalah sebuah negeri di sumatera.

salah satu musafir bernama I-tsing


seorang pendeta buddha yang termasyur dari
cina pada abad VII pernah mencatat nama
daerah yang berhadapan dengan laut atau chou

21 | P a g e
yang terletak dipantai timur sumatera.dari barat
nama-nama tersebut yaitu po-lu-shi selanjutnya
Mo-lo-yu , Mo-ho-shin dan Ho-ling.Po-lu-shi oleh
Wolter di ciri khaskan dengan barus suatu
tempat yang terletak di pesisir barat sumatera
sedangkan Mo-ho-shin oleh Takakushu dianggap
sebagai nama lain dari “Mukha Asin” yang identik
dengan banyu asin.

Karena munculnya kerajaan sriwijaya


mengalihkan perhatian sejarah kuno indonesia
dari sejarah kerajaan mataram.walaupun sudah
banyak penelitian yang telah dilakukan namun
hasilnya kurang memuaskan karena belum
diungkapkan secara tuntas.namun salah satu
penyebabnya yaitu sumber sejarahnya tidak
cukup untuk merekonstruksikan sejarah sriwijaya
dari awal hingga akhir.dari kerajaan sriwijaya
awalnya telah diperoleh enam buah prasasti yang
ditemukan tersebar didaerah sumatera selatan
dan pulau bangka tapi tidak banyak keterangan.

Berita dari arab menyebutkan adanya


sebuah negara zabag (sriwijaya) seperti yang
dikatakan oleh lbh Hordadbeh bahawa raja zabag

22 | P a g e
banyak menghasilkan emas setiap tahun seberat
206 Kg.

Ditemukannya prasasti tertua pada tahun


604 atau 682 M di daerah kedukan bukit, tepian
sungai tatang dekat Palembang.sejak
dipublikasikan oleh Ph.s.van Ronkel pada tahun
1924, prasasti Kedukan Bukit telah banyak
menarik perhatian para sarjana.prasasti ini
berhuruf pallawa dan berbahasa melayu kuno,
jumlahnya hanya sepuluh baris. Prasasti ini berisi
mengenai beberapa hal yaitu: dapuntha hyang
manalap siddhayatra menaiki perahu pada tanggal
11 paro terang bulan waisaka tahun 604 saka (23
april 682 M ),pada tanggal 7 paro terang bulan
jyestha (19 mei 682 M) dapuntha hyang
berangkat dari Minanga membawa tentara dua
laksa dan 200 peti (kosa) perbekalan dengan
perahu, serta 1312 orang tentara berjalan di
darat,datang disuatu termpat yang bernama
malayu, pada tanggal 5 paro terang bulan asadha
(16 juni 682 M).

Menurut N.J. Krom isi prasasti kedukan


bukit ini tidak semuanya jelas.mungkin hal ini
berhubungan dengan peristiwa pendirian kerajaan

23 | P a g e
sriwijaya,dan suatu kenyataan, prasasti ini
dimaksudkan untuk memperingati kejadian yang
penting sekali untuk negara.pada tahun 1938,
krom menafsirkan kedukan bukit sekali lagi
dengan menghubungkan pernyataan I-tsing bahwa
sekembalinya ia dari nalanda, malayu telah
menjadi Sriwijaya. Sehingga Krom menyimpulkan
Sriwijaya menundukan kerajaan Melayu tahun
682 masehi. Pendapat Krom mengenai prasasti
kedukan bukit bertujuan untuk memperingati
pembentukan negara sriwijaya ditentang
J.L.moens ia berpendapat prasasti kedukan bukit
ditujukan sebagai peringatan kemenangan
sriwijaya terhadap malayu.karena ibukota malayu
di palembang, sriwijaya dikatakan sebagai
penguasa palembang.setelah menguasai
palembang sriwijaya berpusat di pantai timur
sumatera yaitu di muara takus pada tahun 683
dan 685 M.

24 | P a g e
gambar 2 prasasti Kedukan Bukit

sumber : (repositori.kemdikbud.go.id)

Sehubungan dengan ini poerbatjaraka


mengatakan bahwa seaandainya matayap ini benar
harus dibaca sebagai malayu seperti pendapat
krom,semakin jelas bahwa tentara yang disebut

25 | P a g e
didalam prasasti kedukan bukit ini, sebelum
sampai di Palembang, lebih dahulu dating ke
Malayu atau yang disebut daerah sekarang yaitu
jambi.ditambah lagi jika kata mudita bisa
diartikan sebagai mudik.oleh sebab itu jika
dugaan ini benar berarti dulu pernah ada orang
terkenal dari Minangkabau pergi berperang
berhenti pertama kali di jambi lalu terus ke
Palembang dengan mendapat kemenangan, lalu
membuat kota yang dinamakan sriwijaya.

Prasasti lainnya ditemukan oleh residen


waternak pada tahun 1920 di daerah Talang Tuo,
sebelah barat kota palembang yang sekarang.
Prasasti ini terdiri dari empat belas baris dalam
bahasa melayu kuno, ditulis dengan huruf pallawa,
dan angka tahun pembuatannya yaitu tahun 606 s
atau 23 maret 684 M. isi prasasti tersebut
tentang pembuatan taman Sriksetra ataas
perintah Punta Hyang Sri Jayanasa untuk
kesejahteraan semua makhluk hidup. Di samping
itu, ada juga doa dan harapan yang jelas
menunjukkan sifat agama buddha.

26 | P a g e
gambar 3 prasasti Talang Tuo
(sumber: file.upi.edu ›
JUR._PEND._SEJARAH ›
KRONOLOGI__SRIWIJAYA,2010)

Di Telaga Batu, dekat daerah Palembang


juga ditemukan sebuah prasasti berbahasa
melayu kuno dan berhuruf pallawa.prasaasti ini
dibagian atasnya dihiasi dengan tujuh kepala ular
kobra berbentuk pipih dengan mahkota seperti
27 | P a g e
permata bulat.lehernya mengembang dengan
berhiaskan kalung.hiasan ular kobra ini bersatu
dengan permukaan batu datar di bagian
belakang.memiliki baris berjumlah dua puluh
delapan dalam keadaan yang sangat rusak, bahkan
beberapa tulisannya ada yang tidak terbaca.di
bagian bawah prasasti ini ada cerat (pancuran)
seperti halnya yoni.Prasasti ini tidak terdapat
angka tahun pembuatan.menurut F.M.Schnitger,
Prasasti Telaga Batu ini berasal dari abad IX
atau X Masehi, sedangkan menurut J.G. de
Casparis, prasasti ini sezaman dengan prasasti
Kota Kapur yang berasal dari pertengahan abad
VII masehi.

28 | P a g e
gambar 4 prasasti Telaga Batu

sumber : (https://e-journal.unair.ac.id ›
MOZAIK › article › download,2013)

Setelah sekian lama prasasti ini tersimpan


di Museum Nasional Jakarta dengan nomor D155,
pada tahun 1956 dipublikasikan oleh J.G. de
Casparis.isi prasasti ini tentang kutukan-kutukan
terhadap siapa saja yang melakukan kejahatan

29 | P a g e
dan tidak tunduk kepada raja.selain itu, prasasti
ini juga berisi tentang penyusunan
ketatanegaraan Sriwijaya seperti; yuvaraja
(putra mahkota), pratiyuvaraja (putra raja yang
ke dua), rajakumara (putra raja yang ketiga),
rajaputra (putra raja yang keempat), bhupati
(bupati), senapati (pemimpin pasukan), nayaka,
prayatya, haji prayatya (orang kepercayaan raja),
dandanayaka (hakim), tuha an vatak vuruh
(pengawas sekelompok pekerja), addyaksi
nijavarna, vasikarana (pembuat pisau), kayasatha
(juru tulis), sthapaka (pemahat), puhavam
(nahkoda kapal), vaniyaga, pratisara, marsi haji,
hulun haji (saudagar, pemimpin, tukang cuci,
budak raja), datu, dan kadatuan.

Disamping tiga prasasti tersebut masih


ada tiga prasasti lagi yaitu prasasti Kota Kapur
yang ditemukan dekat sungai Menduk di Pulau
bangka bagian barat. Prasasti ini kemungkinan
dibawa dari luar pula sumatera karena jenis batu
yang digunakan tidak ditemui di pulau
sumatera.bentuk huruf dan bahasa yang
30 | P a g e
digunakan sama dengan prasasti-prasasti yang
telah disebutkan sebelumnya.isi sepuluh baris
berisi tentang kutukan-kutukan kepada mereka
yang berbuat jahat, tidak tunduk kepada raja,
dan tidak setia pada raja.keterangan yang paling
penting dalam prasasti ini adalah usaha sriwijaya
untuk menaklukkan bhumi jawa yang tidak tunduk
kepada sriwijaya pada tahun 608 s atau 28 april
686 M.

Prasasti lain yang hampir sama isinya


dengan prasasti Kota Kapur yaitu prasasti yang
ditemukan oleh L.M.Berkhout tahun 1904 di
daerah Karang Brahi di tepi Sungai Merangin,
cabang Sungai Batang Hari di Jambi Hulu.selain
itu baris 1-4 prasasti ini ditulis dengan bahasa
yang berbeda dengan baris selanjutnya.bagian ini
telah beberapa kali dicoba oleh para ahli untuk
memberikan artinya dan usaha yang terakhir
dilakukan oleh L-C.Damais.isi prasasti ini tentang
kutukan-kutukan untuk orang yang tidak tunduk
atau setia kepada raja dan orang-orang yang
berbuat jahat.

31 | P a g e
gambar 5 prasasti kota kapur

(sumber :
https://jurnalarkeologi.kemdikbud.go.id ›
kalpataru › article › view,2016)

Ditemukan prasasti Ligor A memiliki angka


tahun 775 M isinya menyebutkan tentang
32 | P a g e
seorang raja sriwijaya serta pembangunan
trisamaya caitya untuk padmapani,sakyamuni dan
vajrapani.prasasti Ligor B (bagian sisi lain Ligor
A), tidak memiliki angka tahun pembuatan.
Isisnya menyebut tentang seorang raja bernama
Wisnu dengan gelar Sarwarimadawimathana atau
pembunuh musuh-musuh yang sombong.

2.3 Masa Keemasan


Sriwijaya mencapai masa keemasan pada
saat diperintah Dapunta Hyang Sri Jayanaga.dia
dikenal sangat pandai dalam menyusun taktik
perang dan juga peduli terhadap
rakyatnya.selama Dapunta Hyang Sri Jayanaga
memerintah kerajaan sriwijaya berhasil
menguasai semua wilayah kerajaan yang meliputi
hampir seluruh asia tenggara.sriwijaya juga
disebut berperan dalam kerajaan Medang di
jawa, dalam prasasti pucungan disebutkan sebuah
perisitiwa Mahapralaya yaitu peristiwa hancurnya
istana Medang di Jawa Timur, Haji Wurawari
dari Lwaram yang merupakan raja bawahan
sriwijaya, pada tahun 1006 atau 1016 menyerang
dan menyebabkan terbunuhnya raja Medang
terakhir yang bernama Dharmawangsa
Teguh.selain dari kepandaian Dapunta Hyang Sri

33 | P a g e
Jayanaga mengatur strategi perang dan juga
peduli terhadap rakyat. ada faktor lain yang
menyebabkan Sriwijaya mencapai masa keemasan
pada masa pemerintahan Dapunta Hyang Sri
jayanaga seperti; wilayah perairan selat malaka
yang menjadi penghubung bagi dua negara besar
yaitu india dan cina.kondisi inilah yang sangat
menguntungkan bagi Dapunta Hyang Sri jayanaga
dan kerajaan Sriwijaya.

kerajaan sriwijaya saat itu sangat terkenal


dengan armada lautnya yang paling kuat dalam
sejarah indonesia.dalam sebuah prasasti pernah
disebutkan bahwa dapunta hyang sri jayanaga
melakukan ekspansi selama delapan tahun dengan
pasukan yang berjumlah dua puluh ribu.tujuan
dari ekspansi sriwijaya ini adalah untuk
memperluas dan membuat kerajaan sriwijaya
menjadi kerajaan paling makmur.sriwijaya
memberikan biaya bea cukai bagi setiap kapal
yang melewati selat sunda dan selat
malaka.Untuk memperluas wilayah kekuasaan raja
Dapunta Hyang Sri Jayanaga menikahi
Sobakancana putri kedua raja kerajaan
tarumanegara pada tahun 664 M

34 | P a g e
Pada masa pemerintahan raja Balaputra
Dewa kerajaan sriwijaya juga mengalami
kejayaan.Balaputra Dewa masih keturunan dari
raja Syailendra.pada awalnya Balaputra Dewa
adalah raja dari Kerajaan Syailendra (Jawa
Tengah).ketika terjadi perang saudara antara
Balaputra Dewa dan Pramodharwardani di
Kerajaan Syailendra ( dinasti Sanjaya), Balaputra
Dewa mengalami kekalahan saat perang.akibat
dari kekalahan Balaputra Dewa dia melarikan diri
ke Sriwijaya.di Kerajaan Sriwijaya berkuasa Raja
Dharma Setru (kakek dari Balaputra Dewa) yang
saat itu tidak memiliki keturunan, sehingga
kedatang Balaputra Dewa disambut baik dan
diangkat menjadi raja.

pada masa pemerintahan raja Balaputra


Dewa dia menjalin kerja sama dengan kerajaan
yang berada diluar wilayah nusantara, terutama
dengan kerajaan-kerajaan yang terletak di India,
seperti kerajaan benggala (nalanda) maupun
kerajaan cola.bahkan pada masa pemerintahan
raja balaputra dewa kerajaan sriwijaya menjadi
pusat perdagangan dan penyebaran agama buddha
di Asia Tenggara.

35 | P a g e
2.4 Masa Kemunduran

Pasca berakhirnya masa Balaputra Dewa


Sriwijaya mengalami kemunduran.akibat dari
persaingan di bidang pelayaran dan
perdagangan,raja Rajendra Chola melakukan dua
kali penyerangan ke Sriwijaya.pada saat
penyerangan yang ke dua raja Rajendra Chola
berhasil menawan raja Sri Sanggrama
Wijayatunggawarman serta berhasil merebut
kota dan pelabuhan-pelabuhan penting kerajaan
Sriwijaya.

Pada abad ke 13 M kerajaan sriwijaya


mengalami kemunduran yang hebat.penyebab dari
kemunduran antara lain akibat dari perluasan
wilayah yang dilakukan oleh kerajaan Siam yang
mengakibatkan kegiatan pelayaran perdagangan
Sriwijaya semakin berkurang.pada abad yang
sama kerajaan Sriwijaya diserang dan
dihancurkan oleh kerajaan Majapahit.

36 | P a g e
37 | P a g e
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
E-book merupakan buku dalam bentuk digital atau
versi elektronik yang berisi teks, gambar ataupun
keduanya. Ebook lebih mempermudah pengguna
dalam menggunakannya karena dapat digunakan
dimanapun dan kapanpun. Terdapat 2 versi ebook
yang dapat diakses di berbagai perangkat
elektronik seperti smartphone, tablet, komputer
atau laptop yaitu versi gratis dan berbayar.
Ebook versi gratis dapat langsung diunduh tanpa
membayar. Berbeda dengan versi gratis, adapun
versi berbayar yang mengharuskan pengguna
membeli ebook terlebih dahulu baru dapat
digunakan, sehingga hasil dari penjualan ebook
tersebut menguntungkan bagi penulis. Selain itu
terdapat kelemahan dari ebook yaitu kurangnya
pengawasan terhadap perlindungan hak cipta
terhadap ebook sehingga menimbulkan plagiasi/
penjiplakan terhadap suatu karya.

38 | P a g e
3.2 Daftar rujukan
mizanpublishing.com
Https://dedwija.com
https://blog.bukupedia.com
I Wayan Badrik dan Setiadi Sulaeman(Editor).
1991.Sejarah Nasional dan Dunia SMA Jilid 3 .
Jakarta. Erlangga.

Achadiati, dkk., Sejarah Peradaban Manusia


Zaman Sriwijaya, Jakarta: Gita Karya, 1988.
Poesponegoro, Marwati Djoened, Nugroho
Notosusanto., Sejarah Nasional Indonesia II.
Jakarta: Balai Pustaka, 1990.
Sunanto, Musyrifah., Sejarah Peradaban
Indonesia, Jakarta: Rajawali Prees, 2012.

39 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai