PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Dalam pelaksanaannya, perawat sebagai salah satu tim dalam perawatan paliatif
mengalami kesulitan. Adhisty, dkk (2016) menyatakan bahwa tenaga kesehatan
khususnya perawat memiliki beberapa hambatan dalam melakukan perawatan
paliatif ini antara lain terbatasnya pengetahuan perawat mengenai bagaimana cara
pemberian perawatan paliatif yang berkualitas dan bagaimana menyiapkan
kepribadian perawat agar pelayanan paliatif dapat dioptimalkan pemberiannya.
David, et al. (1996) menyatakan bahwa perawat mengalami ketakutan, frustasi,
sedih dan kehilangan harapan ketika perawat tidak mampu memberikan
kenyamanan pada anak saat meninggal dunia.
B. Tujuan
Tujuan Umum:
Tujuan Khusus
2
BAB II
KAJIAN LITERATUR
A. Perawatan Paliatif
Dalam pelaksanaannya, perawat sebagai salah satu tim dalam perawatan paliatif
mengalami kesulitan. Adhisty, dkk (2016) menyatakan bahwa tenaga kesehatan
khususnya perawat memiliki beberapa hambatan dalam melakukan perawatan
paliatif ini antara lain terbatasnya pengetahuan perawat mengenai bagaimana cara
pemberian perawatan paliatif yang berkualitas dan bagaimana menyiapkan
kepribadian perawat agar pelayanan paliatif dapat dioptimalkan pemberiannya.
David, et al. (1996) menyatakan bahwa perawat mengalami ketakutan, frustasi,
sedih dan kehilangan harapan ketika perawat tidak mampu memberikan
kenyamanan pada anak saat meninggal dunia. Olson, et al (1998) menemukan
bahwa perawat mengalami kejenuhan sehingga tidak tergambar sebagai perawat
yang baik, karena ketidakmampuan perawat dalam menemukan kebutuhan
perawatan khusus pada anak dengan kondisi terminal. Selain itu, Adhisty, dkk
(2016) juga menyatakan bahwa hambatan yang ada dalam pelayanan keperawatan
didasarkan pada standar baku atau SOP pada pelayanan paliatif ini sehingga
pelayanan yang diberikan masih merupakan pelayanan umum dan tidak
didasarkan pada masalah dari pasien tersebut.
3
Tindakan yang dilakukan perawat dalam memberikan perawatan paliatif dimulai
dari awal pendiagnosaan pasien hingga fase masa berduka. Pada masa berduka
perawat membantu keluarga mengurus kelengkapan surat tanda meninggal dan
memberikan dukungan kepada keluarga yang berduka. Tindakan perawatan
paliatif yang dilakukan oleh perawat harus bertujuan untuk mencapai tujuan dari
perawatan paliatif, baik tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien, ataupun
memastikan bahwa pasien dapat meninggal dengan damai.
Perawatan paliaif adalah semua tindakan aktif guna meringankan beban penderita,
terutama yang tak mungkin dewasa dan anak seperti penyakit kanker, penyakit
degeneratif, penyakit paru obstruktif Kronis, cystic fibrosis, stroke, Parkinson,
gagal jantung/heart failure, penyakit genetika dan penyakit infeksi seperti
HIV/AIDS.
Tindakan aktif yang dimaksud antara lain menghilangkan nyeri dan keluhan lain,
serta mengupayakan perbaikan dalam aspek psikologis, sosial dan spiritual.
Perawatan paliatif yang baik mampu merubah kualitas hidup pasien kanker
sesorang menjadi lebih baik. Namun perawatan paliatif mash jarag terdapat
dirumah sakit di Indonesia. Hal ini dikarenakan masih kurangnya pemahaman dan
kesadaran rumahsakit terhadap pentingnya perawatan paliatif bagi pasien kanker
stadium akhir.
4
dengan tanggung jawab menilai pasien paliatif untuk penempatan yang sesuai
untuk pembuangan rata enam gejala yang dilaporkan . Perempuan dan pasien
yang lebih muda melaporkan kualitas hidup yang rendah ( kualitas hidup ) dan
beban gejala yang lebih tinggi . Regresi dan analisis korelasi menyoroti
pentingnya domain eksistensial dan psikologis untuk kualitas hidup secara
keseluruhan . Temuan ini menekankan perlunya interdisipliner , pendekatan
kolaboratif untuk mengelola kebutuhan fisik , psikososial , dan eksistensial
kompleks pasien kanker dirawat PCUs akut .
Menurut Parikh (2013), Untuk sebagian besar pasien dengan penyakit serius ,
perawatan paliatif disediakan hanya dekat akhir kehidupan. Para penulis ulasan
penelitian yang menunjukkan bahwa perawatan earlierpalliative dapat
meningkatkan kualitas hidup dan mengurangi biaya perawatan kesehatan dan
berdebat suchcare yang harus standar dalam penyakit serius .
5
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Menyadari penulis masih jauh dari kata sempura, kedepannya penulis akan lebih
fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah diatas.
6
DAFTAR PUSTAKA
Linlin Lindayani1, Nenden Nur Asriyani Maryam2. 1STIKEP PPNI Jawa Barat,
2Fakultas Keperawatan, Universitas Padjadjaran
JurnalIlmuKeperawatan.Vol.I.No.1.September2013