April 2019
MANAJER INVESTASI
PT. Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG
AUM NAV/Unit
Dokumen ini dibuat dan dipersiapkan oleh PT. Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG hanya untuk memberikan informasi dan tidak dapat digunakan sebagai
dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek melainkan merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis. Kinerja masa lalu bukan
merupakan suatu jaminan kinerja di masa datang.
TINJAUAN PASAR
Kondisi Global
INDEKS BEI
1. AS melaporkan neraca dagang bulan Februari 2019 defisit $49,4 Miliar– terkecil sejak Juni Mar-19 Apr-19
2018. Dalam laporan tersebut terlihat bahwa defisit neraca dagang dengan Tiongkok IHSG 6,468.76 6,455.35
berkurang 28,2% seiring dengan kenaikan ekspor armada pesawat terbang. Ekspor AS ke
negara tersebut tumbuh $1,6 Miliar ke $9,2 Miliar sementara impor turun $1,5 Miliar LQ45 1,019.04 1,019.33
menjadi $39,3 Miliar – menjadikan neraca dagang AS ke Tiongkok defisit $30,1 Miliar. JII 704.69 691.91
Laporan bulan ini memberikan insight kepada ekonom di Wall Street terkait pertumbuhan
ekonomi AS Q1-2019 yang diekspektasikan dapat di atas 2% per tahun. Sumber : Infovesta
2. Ekspektasi The Fed akan manahan laju untuk menaikkan tingkat suku bunga pada tahun ini
di tengah kondisi ketidakpastian yang masih berlanjut. Ketua bank sentral AS (The Fed)
Jerome Powell sebelumnya mengatakan Fed akan mengambil pendekatan yang perlahan
INDEKS DUNIA
sehubungan dengan perubahan kebijakan di masadepan. The Fed beralasan bahwa kondisi Mar-19 Apr-19
ekonomi global masih mengalami pelemahan. Tercermin dari penurunan proyeksi Dow Jones 25,928.68 26,592.91
pertumbuhan ekonomi dunia di tahun ini yang awalnya 3,9% diturunkan menjadi 3,5% dan
kembali dikoreksi menjadi 3,3%. Melihat kondisi tersebut, para pengambil kebijakan The Fed Kospi 2,140.67 2,203.59
juga diperkirakan akan menyesuaikan kebijakannya yang dapat berpengaruh pada laju Hangseng 29,051.36 29,699.11
pertumbuhan ekonomi. Kebijakan The Fed ini tentunya berpengaruh positif bagi Indonesia
untuk mendorong pertumbuhan. STI 3,212.88 3,400.20
3. Presiden Trump kembali mengancam kenaikan tarif impor ke Cina senilai $200 Miliar pada Nikkei 21,205.81 22,258.73
10 Mei. Menurut Trump, Cina tidak serius bernegosiasi & perkembangan berjalan terlalu
lambat. Sebelumnya, Gedung Putih menyatakan bahwa AS siap mundur dari negosiasi yang Sumber : Infovesta
sudah berlangsung berbulan-bulan namun pertemuan pemimpin kedua negara masih
mungkin dilaksanakan.
4. Indeks MSCI World Index mengalami penguatan 3,37% dilevel 2.178,67. Penguatan ini ini
seiring dengan pergerakan Dow Jones naik 2,56% di level 26.592,91 dan S&P 500 naik 3,93% NILAI TUKAR
di level 2.945,83. Hal ini juga selaras dengan naiknya indeks saham emerging market dimana Mar-19 Apr-19
MSCI EM Index naik 2,00% di level 1.079,24. Sementara itu Dolar index mengalami
penguatan 0,20% dilevel 97.48 sementara itu mata uang negara emerging market mengalam i USD-IDR 14,244.00 14,215.00
pelemahan -0.13% dilevel 62,45. Imbal hasil (yield) surat utang pemerintah Amerika dengan SGR-IDR 10,507.15 10,437.25
tenor 10 tahun naik 10 bps dilevel 2,50.
EUR-IDR 15,995.31 15,905.88
Kondisi Domestik GBP-IDR 18,609.09 18,394.93
AUD-IDR 10,098.29 10,021.59
1. Respon positif pelaku pasar terhadap pemilu tercermin dari sector obligasi korporasi. Data
OJK menunjukkan total penerbitan surat utang korporasi per Mar 2019 mencapai Rp21.8 T, JPY-IDR 128.56 127.37
masih berada dibawah penerbitan tahun 2018 yang mencapai Rp29 T namun analis menilai HKD-IDR 1,814.54 1,812.14
hal ini karena pelaku pasar menanti hingga lewat pemilu. Selain itu aksi pemerintah
menggenjot penerbitan obligasi di paruh pertama 2019 mendorong korporasi menahan diri Sumber : Kurs Tengah BI
agar tidak terjadi oversupply. Tren penurunan suku bunga yang diperkirakan terjadi di akhir
tahun berpotensi membuat sector obligasi makin kinclong.
2. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan ekonomi Indonesia di kuartal I BI Rate
2019 tumbuh dikisaran 5%, ditopang dari pencairan bantuan sosial (bansos) dan dana desa. Mar-19 Apr-19
Karena dengan penyaluran serta pencairan bansos tersebut, belanja pemerintah akan
mengalami peningkatan. Sementara itu, Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi
BI 7 Day RR 6.00% 6.00%
Indonesia pada 2019 ini berada di kisaran level 5,2%. Proyeksi ini lebih tinggi dari capaian Sumber : Bank Indonesia
pertumbuhan tahun lalu yakni 5,17%. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini masih akan
ditopang oleh permintaan dalam negeri yang akan meningkat. Selain itu, pertumbuhan ini
juga didukung oleh konsumsi pemerintah yang diperkirakan akan tetap menguat seiring SUKU BUNGA SBI
langkah reformasi yang berkelanjutan. Sedangkan investasi diperkirakan akan melambat Mar-19 Apr-19
dibanding 2018, namun akan tetap kuat pasca pemilihan umum dengan munculnya beberapa
investasi baru. Perekonomian menjadi salah satu katalis yang sangat kuat berdampak SBI 9 bln 6.77% 6.77%
terhadap pergerakan IHSG. Sumber : Bank Indonesia
Pada bulan April, IHSG mengalami pelemahan sebesar-0,21% di level 6.455,35 untuk indeks
LQ45 naik 0,03% di level 1.019,33. Indeks IDX30 naik 0,12% di level 561,36 dan Indeks JII Mar-19 Apr-19
turun -1,81% di level 691,91. Sektor saham yang menjadi pemberat IHSG diantaranya sektor LPS 1 bln 7.00% 7.00%
Industri Dasar (-6,30%), Pertambangan (-3,80%), Konsumsi (-3,33%), Pertanian (-1,54%) Sumber : Bank Indonesia
dan Infrastruktur (-0,42%). Sementara sektor saham yang menjadi penopang IHSG
diantaranya Properti & Konstruksi (+4,68%), Keuangan (2,76%), Aneka Industri -(1,39%)
dan Perdagangan & Jasa (0,48%). Investor asing melakukan aksi net buysebesar Rp 53,12 TINGKAT INFLASI
Triliun pada bulan April lalu. Mar-19 Apr-19
CPI (YoY) 2.48% 2.83%
Sumber : Bank Indonesia
Laporan ini disajikan oleh PT. Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG hanya untuk tujuan informasi . Dalam kondisi apapun laporan ini tidak dapat digunakan atau
dijadikan dasar pengambilan keputusan.