Anda di halaman 1dari 4

Nama :Muhammad Nur Yasin.

Kelas: IX IKA 1.
Tugas: Bahasa Indonesia Resensi Novel.

Negeri Neri
(Sari Safitri mohan)

Judul Buku : Negeri Neri.


Pengarang : Sari Safitri Mohan.
Tebal : 288 hlm;13,5 ×20cm.
Cetakan : 1 mei 2012.
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama.
1.Latar belakang pengarang.
Novel Negeri Neri ditulis Oleh Sari Safitri Mohan dengan dua tokoh yang telah bercokol
bertahun - tahun di benaknya.Saat bekerja di New York sebagai asisten editor untuk jurnal
working USA dan membantu kelahiran ensiklopedia Global Human Migration ,tokoh - tokoh
lain muncul dan akhirnya membentuk cerita seperti yang ia sajikan di buku ini.
Perempuan kelahiran Yogyakarta ini pernah bekerja di bidang pendidikan, biarpun akhirnya
lebih banyak bergerak sebagai pekerja media. Diantaranya sebagai talk show host di radio
Unisi FM Yogyakarta , penyiar radio Ramako FM Jakarta , feature reporter di TV7 , penyiar
berita Televisi Pendidikan Indonesia, juga produser dan penyiar di Women Radio Jakarta.
Bukunya yang sudah diterbitkan Gramedia adalah novel metro - pop berjudul Rembulan
Gading. Novel berikutnya yang akan diterbitkan berjudul penari kecil.
2.Sinopsis.
Kak, memang gimana rasanya laki-laki dan perempuan yang berpelukan dan hujan-
hujanan?".Flora seperti disengat listrik mendengar pertanyaan Mala, adiknya yang masih
enam tahun. Namun wajah si adik tampak begitu polos dan serius ingin mengetahui
jawabannya.Pertanyaan itu ternyata muncul dari dongeng yang diceritakan Ibu Bunga--
wanita yang, menurut Mala, tinggal jauh di dalam hutan di belakang rumah . Flora dan Mala.
Dongeng tak lazim untuk anak-anak itu kemudian diceritakan Mala pada Flora, yang
kemudian menuangkannya dalam bentuk cerita bersambung untuk dimuat di buletin
sekolahnya, SMA Negeri 1 Sanggara.kisah itu begitu menarik perhatian pembaca dan mereka
selalu menantikan kelanjutannya. Namun tak ada yang menyangka kisah berjudul Negeri
Neri tersebut bakal mengusik seorang tokoh penting di kota Sanggara dan menggemparkan
warga kota kecil itu.
3.Unsur instrinsik.
A.Setting.
a).Tempat : Di Sma Negeri 1 Sanggara yang dibuktikan pada halaman 15. SmaNegeri
1 Sanggara sedang ber benah. Di rumah dibuktikan pada halaman 27 . Tempat tinggal yang
dibeli Bapak hampir tujuh belas tahun lalu ini berada jauh dari pemukiman umum. Di hutan
dibuktikan pada halaman 78 . Hawa hutan yang kemarin panas, sekarang terasa sejuk.. Kota
tanggar dibuktikan pada halaman 257 . Mobil yang disetiri Rio melaju ke arah Kota
Tanggar,empat jam jauhnya dari Sanggara.
b).Waktu :Karya ini tidak menyebutkan secara pasti kapan terjadinya tetapi dapat di
mungkinkan novel ini terjadi dimasa lampau dibuktikan pada halaman 48 . Dua puluh lima
tahun yang lalu.
c).Suasana.
*.Menegangkan : dibuktikan pada halaman 44 . Setelah masuk dan bereda di belakang
gubuk, barulah Mala melihat seorang kakek tua yang sedang mengumpulkan daun-daunan ke
satu pojok. Tak jauh darinya ,seseorang perempuan cantik dengan daster merah marun
bercorak bunga-bunga sedang duduk di kursi kayu.
*Menyanangkan : dibuktikan pada halaman 26 . Mala tertawa lebar .Wajahnya masih
tampak lemas.
*Mengejutkan : dibuktikan pada halaman 20 .“Floooraaaaaaaaa. Nilai sembilan! tiba
tiba Ticia masuk ke kelas dengan menggenggam lembar-lembar kertas menulis siswa..
*Menyedihkan : dibuktikan pada halaman 25 . Sejak Bapak meninggal, ibu makin sibuk
dengan usaha keteringnya.
B.gaya bahasa : bahasa yang digunakan yaitu bahasa campuran ,antara bahasa Indonesia dan
bahasa sehari – hari ,terbukti dengan adanya sebutan kata “Nanti meledak loh”. (hlm 26)
“moga – moga sih asyik.”(hlm 186).

g).penokohan :
1.Mala : belum dapat berfikir seperti orang dewasa dan jujur.Dibuktikan pada halaman 43 .
Mala berjalan ke dalam hutan sembari terpukau. Ia merasa sedang menyusuri keindahan
yang menyenangkan . Sama sekali tak ada rasa gentar yang menghinggapinya meskipun
berjalan sendirian dan hanya si temani seekor anjing.
2.Flora : serba ingin tahu , perhatian , berbakti kepada orang tua.Di buktikan pada halaman
25 . Flora jadi makin banyak menghabiskan waktu bersama Mala.
3.ibu : baik, perhatian , lembut , pekerja keras dan memiliki rasa kasih sayang kepada
anak.Dibuktikan pada halaman 10 . “Tapi Ibu tahu masakan apa yang punya kecepatan
tinggi untuk dilahap Mala.
4.Tricia : baik , historis dan tidak milah milih teman.Dibuktikan pada halamn 19 . Flora
sudah biasa melihat Tricia menginformasikan macam – macam tugas dari guru pada teman
– teman sekelas..
h).Amanat :
1.Jangan suta main hakim sendiri.
2.harus patuh pada orang tua.
3.Jangan mudah putus asa.
4.berbuat baik kepada siapa saja.
5.harus dapat menjaga kehormatan seorang wanita.

4.Unsur ekstrinsik.
A.Kelebihan.
Ditulis tanpa berbelit-belit dengan bahasa yang gampang dicerna, novel Negeri Neri cukup
sedap dibaca. Kisah di dalamnya pun lumayan menarik. Setelah bagian prolog memang novel
ini menciptakan kebimbangan. Untuk siapa novel ini ditulis? Anak-anak atau remaja?
Kehadiran karakter sentral yang adalah seorang gadis remaja ditambah interaksinya dengan
teman-teman sekolah serta kecemburuan dan persaingan yang ditimbulkan oleh seorang
cowok ganteng menegaskan kalauNegeri Neri adalah novel untuk remaja.Dibuktikan pada
halaman 139 . Sepasang kekasih itu saling memeluk di pinggir pantai Tanjung Manai..
B.Kelamahan.
Penyajian yang lancar tidak membuat novel ini steril dari keraguan. Meskipun Mala
bukanlah anak-anak biasa, kisah yang ia dengar dari Ibu Bunga kemudian diceritakannya
kembali kepada Flora terasa tidak pas bagi anak-anak. Seksualitas yang muncul dalam
hubungan Elin dan Aria memang tidak diumbar secara vulgar, tapi rasanya tidak cocok jika
ditransformasikan melalui anak berumur enam tahun. Sekalipun lewat Flora penulis
menyatakan bahwa saat menceritakannya, Mala seperti bukan Mala dan kelihatannya Mala
tidak tahu apa yang sedang ia ceritakan pada halaman 189 . “Aku benar – benar serius saat
bilang itu adalah cerita Mala padaku .Saat dia menceritakannya, dia seperti bukan Mala.
Pada gilirannya, kehadiran kisah ini di buletin anak SMA terasa tidak pada tempatnya.
Ada bagian kecil yang menimbulkan pertanyaan sehubungan dengan sumber cerita Mala. Di
halaman 188, penulis menyatakan lewat percakapan Flora dan Rio bahwa sumber cerita Mala
hanya diketahui oleh Flora, Rio, Anggi, Frans, dan Mala sendiri. Tiba di halaman 242, penulis
menghilangkan nama Anggi dan Frans. Sebenarnya, sedikit saja penyuntingan akan membuat
inkonsistensi ini bisa dihilangkan.

Mendekati bagian pamungkas, penulis juga melahirkan keraguan dalam hal penggunaan
Kota Manado sebagai seting. Ia menyebutkan Desa Douw, sebuah tempat terpencil di utara
Kota Manado yang berjarak sembilan jam perjalanan dengan mobil dari Kota Manado.
Sepertinya, penulis tidak mengenal dengan baik letak geografis Kota Manado.

Anda mungkin juga menyukai