Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Zeolit didefinisikan secara awam adalah tanah atau bebatuan yang memiliki rongga
rongga atau poros, kadang berbentuk tunel (saluran) dengan ukuran super kecil (10 -9)
meter. Dengan lubang - lubang dan salurannya yang kecil tersebut mineral zeolit banyak
dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan dan kepentingan industri. Mineral zeolit
termasuk mineral serbaguna yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan pengisi, imbuh
makan ternak, bahan pemurni gas buang, penjernih air dan lain-lain. Di Imdonesia
endapan zeolit tersebar luas di daerah dengan jumlah cadangan yang diperkirakan cukup
besar. Oleh karena itu makalah ini membahas mengenai zeolit.

1.2 Rumusan Masalah

Ada pula rumusan masalah dalam makalah ini yakni: Apa itu zeolit dan bagaimana?

1.3 Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini yaitu: Untuk mempelajari mengenai zeolit serta untuk
membatu mahasiwa dalam menambah wawasan mengenai zeolit dan membatu
mahasiwa sebagai sumber bahan pembelajaran mata kuliah pengolahan mineral.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Zeolit

Mineral zeolit adalah senyawa alumina silikat hidrat dengan logam alkali yang
merupakan kelompok mineral yang terdiri dari beberapa jenis mineral. Nama zeolit
berasal dari bahasa Yunani yang berarti batuan mendidih (membuih), yaitu airnya akan
terlepas apabila dipanasi. Zeolit alam memang merupakan komoditas mineral industri
yang mempunyai prospek pasar yang baik untuk dikembangkan dan diusahakan.
Hampir seluruh endapan zeolit yang ditemukan di Indonesia tersusun oleh mineral
klinoptilolit, mordenit atau campuran keduanya, kadang - kadang sedikit mengandung
mineral heulandit. Disamping mengandung mineral tersebut zeolit juga mengandung
mineral pengotor seperti kwarsa, plagioklas, montmorilonit, pirit, kaolin dan lain - lain.
Warna bahan galian zeolit beraneka ragam antara lain hijau, putih kehijauan, putih
merah daging, coklat abu – abu kebiruan dan lainnya bergantung dengan kondisi
lingkungan yang mempengaruhinya. Zeolit alam merupakan senyawa alumina silikat
terhidrasi yang secara fisik dan kimia mempunyai kemampuan sebagai penyerap
(adsorpsi), penukar kation dan sebagai katalis.

Menurut Joseph V. Smith (1984) seorang ahli kristalografi Amerika Serikat


mendefinisikan zeolit sebagai :

"A zeolite is an aluminosilicate with a framework structure enclosing cavities occupied


by large ions and water molecules, both of which have considerable freedom of
movement, permitting ion-exchange and reversible dehydration".

Di Indonesia, zeolit ditemukan pada tahun 1985 oleh PPTM Bandung dalam jumlah
besar, diantaranya tersebar dibeberapa daerah pulau Sumatera dan Jawa. Namun dari 46
lokasi zeolit, baru beberapa lokasi yang ditambang secara intensif antara lain di Kec.
Bayah (Jawa Barat), Banten, Cikalong, Tasikmalaya, Cikembar, Sukabumi, Nanggung,
Bogor dan Propinsi Lampung. Pada saat ini dikenal sekitar 40 jenis zeolit alam,
meskipun yang mempunyai nilai komersial ada sekitar 12 jenis, diantaranya
klinoptilolit, mordernit, filipsit, kabasit dan erionit. Zeolit sintetik dihasilkan dari
beberapa perusahaan seperti Union Carbide, ICI dan Mobil Oil dan lebih dari 100 jenis
telah dikenal strukturnya antara lain zeolit A, X, Y, grup ZSM/AlPO4 (Zeolite Sieving
arerials/Aluminium Phosphate) dan bahkan akhir-akhir ini dikenal grup Zeotip, yaitu
material seperti zeolit tetapi bukan senyawa alumino-silikat.

2.2. Genesa Zeolit

Zeolit ditemukan dalam batuan tufa yang terbentuk hasil sedimentasi debu vulkanik
yang telah mengalami proses alterasi. Sebagai produk piroklastik atau aktivitas gunung
api berupa semburan ke udara yang kemudian jatuh kedalam suatu lingkungan
pengendapan, selanjutnya bahan tersebut mengalami rombakan oleh aktivitas air dan
terendapkan kembali pada lingkungan pengendapan yang lain, karena aktivitas tektonik
berupa pengangkatan dan diikuti oleh proses eksogenik yang intensif menyebabkan
bahan galian tersebut tersingkap seperti saat ini. Proses alterasi berlangsung pada
lingkungan pengendapan yang baru menyebabkan terubahnya sebagian material gelas
vulkanik yang berukuran halus menjadi mineral zeolit. Secara geologi endapan zeolit
terbentuk karena proses sedimentasi debu vulkanik pada lingkungan danau yang bersifat
alkali, proses diagenetik dan proses hidrothermal.Berdasarkan genesanya zeolit dapat
terbentuk oleh:

2.2.1. Endapan zeolit yang berasal dari sedimen debu vulkanik

Endapan zeolit jenis ini dicirikan oleh zona mineralogi secara lateral. Keadaan ini
diakibatkan oleh perubahan komposisi air danau yaitu mulai dari indikasi debu vulkanik
yang tidak mengalami alterasi dan tersingkap pada batas cekungan danau, kemudian
diikuti oleh zona zeolit yang pada akhirnya terbentuk zona natrium feldsfar ditengah -
tengah cekungan. Endapan zeolit jenis ini mempunyai 3 struktur yang sangat sederhana
dengan ketebalan hanya beberapa centimeter hingga beberapa meter. Daerah
penyebaran cukup luas dan mempunyai konsentrasi tinggi untuk jenis mineral zeolit
tertentu. Endapan ini umumnya dijumpai pada daerah yang bersifat asam dan kering dan
mineral zeolit yang umum adalah klinoptilolit, erionit, khabazit dan filipsit.

2.2.2. Endapan zeolit yang berasal dari alterasi air tanah

Endapan zeolit jenis ini dicirikan oleh lapisan tufa riolitik yang tebal. Zona zeolit yang
terbentuk lebih bersifat vertikal dari pada horizontal. Keadaan ini disebabkan oleh
perubahan komposisi kimia sebagai akibat reaksi dengan air tanah. Endapan ini
mempunyai ketebalan yang dapat mencapai ratusan meter. Mineral zeolit yang umum
dijumpai adalah jenis klinoptilolit dan mordenit.

2.2.3. Endapan zeolit jenis diagenetik

Endapan zeolit jenis ini dicirikan oleh perlapisan yang sangat tebal dengan penyebaran
yang sangat luas, namun kandungan mineral zeolit sangat rendah. Endapan zeolit jenis
ini mengandung mineral heulandit dan laumonit

2.2.4. Endapan zeolit jenis Hidrothermal

Endapan zeolit jenis ini dicirikan oleh zona mineralisasi klinoptilolit dan mordenit pada
daerah intrusi yang dangkal dan dingin. Endapan zeolit jenis ini mempunyai kadar yang
tinggi, keterdapatannya dialam sangat terbatas, sehingga kurang begitu mekonomis
untuk ditambang.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan isi makalah ini, maka dapat disimpulkan antara lain:

1. Zeolit adalah senyawa alumino-silikat hidrat yang terhidrasi dengan unsure utama
terdiri dari kation alkali dan alkali tanah terutama Ca, K dan Na, dengan rumus umum
(La Alb Sic O2.nH2O).

2. Mineral zeolit termasuk mineral serbaguna yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan
pengisi, imbuh makan ternak, bahan pemurni gas buang, penjernih air dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA

Fitrah, Ir. Azhari 2006. Kajian Bahan Galian Zeolit untuk Dimanfaatkan Sebagai
Bahan Pupuk.

Poppof, C, Consiantine, 1966, Computing Reserves of Mineral Deposits Principles and


Conventional Methods, United State Departerment of Interior, Bireou of Mine,
Seattle, Washington.

Sarno Harjanto, 1987, Lempung, Zeolit, Dolomit dan Magnesit, Direktorat Sumberdaya
Mineral, Bandung.
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mineral zeolit, baik yang berasal dari alam maupun yang dihasilkan melalui sintesis,
merupakan suatu mineral yang memiliki bidang aplikasi yang sangat luas, di
antaranya adalah sebagai katalis, adsorben dan penukar ion [1]. Oleh karena itu,
sintesis maupun modifikasi zeolit terus dilakukan.

Salah satu jenis zeolit yang banyak disintesis adalah zeolit 4A. Zeolit 4A merupakan
suatu zeolit yang rongga-rongganya dikelilingi oleh delapan sangkar sodalit
(oktahedral terpotong) yang terhubung melalui sisi persegi yang ada dalam
struktur kubusnya. Kapasitas pertukaran ion yang tinggi dan sistem kanal yang
unik yang dimilikinya menyebabkan zeolit 4A banyak digunakan dalam
produksi deterjen, pengeringan dan pembersihan gas-gas, pemisahan oksigen
dan nitrogen dari udara dan lain-lain [2]. Selain itu, ukuran porinya yang sebesar
4,1 Å menyebabkan zeolit 4A juga banyak digunakan sebagai adsorben dalam
dehidrasi senyawa-senyawa organik [3], misalnya dalam pemurnian bioetanol.

Sintesis zeolit 4A dan zeolit jenis lain pada umumnya dilakukan dengan menggunakan
bahan-bahan kimia murni sebagai sumber silika dan aluminanya. Penggunaan
bahan kimia murni tentunya memerlukan biaya yang besar dalam sintesis skala
besar. Seperti yang kita ketahui, silika dan alumina juga banyak terdapat pada
bahan-bahan lain yang bukan merupakan bahan kimia murni, seperti pada
bahan-bahan alam. Penggunaan bahan alam dalam sintesis zeolit ini, termasuk
dalam konsep green synthesis yang ramah lingkungan [4].

Banyak bahan alam dan limbah-limbah yang mengandung silika dan/atau alumina yang
sebenarnya dapat digunakan sebagai bahan pembuatan zeolit contohnya sekam
padi. Beberapa sintesis zeolit seperti zeolit A [5], zeolit Beta [6] dan zeolit
ZSM-5 [7] telah dilakukan dengan menggunakan bahan abu sekam padi.
Namun, pada sintesis-sintesis zeolit tersebut sumber aluminanya masih
menggunakan bahan kimia murni dan membutuhkan energi yang cukup besar
karena menggunakan suhu tinggi sehingga efisiensinya rendah dalam
menghasilkan suatu material.

Sekam padi berpotensi tinggi sebagai sumber silika untuk sintesis zeolit 4A. Selain
karena ketersediannya yang banyak, sekam padi juga merupakan bahan yang
kandungan silikanya tinggi, sangat aktif dan lebih ekonomis dibandingkan bahan
kimia murni [8]. Penggunaan pelarut alkalis untuk mengekstrak silika dalam
sekam padi dapat menekan kebutuhan energi karena tidak memerlukan suhu
yang tinggi sehingga sintesis zeolit dapat menjadi lebih efisien.

Untuk lebih meningkatkan efisiensi sintesis zeolit 4A ini, kita dapat menggunakan
bahan lain atau bahan-bahan alami yang melimpah dan masih kurang
pemanfaatannya, selain bahan kimia murni sebagai sumber alumina. Hal ini
didukung dengan sifat dari zeolit 4A yang pada sintesis atau pembentukan
strukturnya tidak sensitif terhadap sumber material yang digunakan [2].
Aluminium foil merupakan bahan yang dapat dikatakan sangat berpotensi
sebagai sumber alumina dalam sintesis zeolit ini. Hal ini dikarenakan bahan
tersebut kandungan utamanya adalah aluminium.

Dalam penelitian ini, dilakukan penggunaan sekam padi sebagai sumber silika pada
sintesis zeolit 4A sedangkan untuk sumber alumina diperoleh dari limbah
aluminium foil. Sintesis zeolit 4A yang menerapkan konsep green chemistry ini
menggunakan metode non hidrotermal yaitu dilakukan pada suhu rendah dan
tanpa penggunaan senyawa organik sebagai agen pengarah struktur. Zeolit 4A
hasil sintesis kemudian diuji sifat adsorpsinya pada air dan etanol pada
bioetanol.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang perlu dirumuskan adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana karakteristik zeolit 4A yang disintesis dari silika hasil ekstraksi dari
sekam padi?

2. Bagaimana sifat adsorpsi zeolit 4A hasil sintesis terhadap air dan etanol pada
bioetanol?

1.3 Batasan Masalah

Untuk meneliti permasalahan yang telah dirumuskan, penelitian ini akan dibatasi pada
beberapa masalah berikut:

1. Sintesis zeolit 4A ini dilakukan dengan menggunakan silika yang diekstraksi dari
sekam padi,

2. Sumber alumina yang digunakan untuk sintesis zeolit ini berasal dari aluminium foil,

3. Karakterisasi silika yang diekstraksi dari sekam padi dilakukan menggunakan metode
fluoresensi sinar-X, difraksi sinar-X dan spektroskopi inframerah, dan

4. Karakterisasi zeolit hasil sintesis dilakukan menggunakan metode difraksi sinar-X,


spektroskopi inframerah dan mikroskop pemindai elektron (SEM).

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang diajukan, tujuan dilakukannya
penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menentukan karakteristik zeolit 4A yang disintesis dari sekam padi hasil ekstraksi
langsung dengan NaOH.
2. Mengetahui sifat adsorpsi zeolit 4A hasil sintesis terhadap air dan etanol pada
bioetanol.

1.5 Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan sintesis-sintesis zeolit akan semakin berkembang dan
semakin banyak yang menerapkan konsep green chemistry. Selain itu hasil
penelitian ini juga diharapkan dapat meningkatkan penggunaan atau
pemanfaatan zeolit 4A sebagai adsorben dalam berbagai pemurnian zat atau
proses kimiawi lainnya.

Anda mungkin juga menyukai