Anda di halaman 1dari 22

Kelompok 5 : Zeolite

Nurcahaya Effendi
Rindi Wahyu Saragih
T. Nur Aisyah Fitri
Annuman Ahmad J. Hrp
Putri Aswanti Hasanah
Fran Hartika

PENDAHULUAN
Penemuan zeolit di dunia dimulai dengan ditemukannya stilbite
pada tahun 1756 oleh seorang ilmuwan bernama A. F. Constedt.
Constedt menggambarkan kekhasan mineral ini ketika berada
dalam pem anasan terlihat seperti mendidih karena Molekulnya
kehilangan air dengan sangat cepat. Sesuai dengan sifatnya
tersebut maka mineral ini diberi nama. zeolit yang berasal dari dua
kata Yunani, Zeo artinya mendidih dan lithos artinya batuan. Diberi
nama zeolit karena sifatnya yaitu mendidih dan mengeluarkan uap
jika dipanaskan

Tersusun dari apakah Zeolite ?

Struktur zeolit merupakan polimer


kristal anorganik didasarkan kerangka
tetrahedral yang diperluas tak
terhingga dari AlO4 dan SiO4 dan
dihubungkan satu dengan lainnya
melalui pembagian atau pemakaian
bersama ion oksigen.
Unit pembentuk kerangka utama zeolit
adalah tetrahedral, pusatnya ditempati
oleh atom silikon (Si) atau atom
aluminium (Al), dengan empat atom
oksigen di sudut-sudutnya. Setiap atom
oksigen menjadi bagian dari dua
tetrahedral.
Secara umum rumus kimia zeolit dapat
dituliskan sebagai berikut:
Mx/n[(AlO2)x (SiO2)y]mH2O

Pembagian Zeolite

Zeolite alam

Zeolite Sintesis

Zeolite Alam
Secara geologi endapan zeolit terbentuk karena proses
sedimentasi debu vulkanik pada lingkungan danau yang
bersifat alkali, proses diagenetik dan proses
hidrothermal. Berdasarkan genesanya zeolit dapat
terbentuk oleh:

Berdasarkan genesanya zeolit dapat


terbentuk oleh:
1. Endapan sedimen vulkanik

2. Endapan zeolite yang berasal


dari hasil alterasi air tanah

3. Endapan zeolite jenis


diagenetik
4. Endapan zeolite jenis
hidrotermal

1. Endapan sedimen vulkanik

Endapan zeolit jenis ini dicirikan oleh zona mineralogi secara lateral.
Keadaan ini diakibatkan oleh perubahan komposisi air danau yaitu
mulai dari indikasi debu vulkanik yang tidak mengalami alterasi dan
tersingkap pada batas cekungan danau, kemudian diikuti oleh zona
zeolit yang pada akhirnya terbentuk zona natrium feldsfar ditengah tengah cekungan. Endapan zeolit jenis ini mempunyai struktur yang
sangat sederhana dengan ketebalan hanya beberapa centimeter
hingga beberapa meter.
Daerah penyebaran cukup luas dan mempunyai konsentrasi tinggi
untuk jenis mineral zeolit tertentu. Endapan ini umumnya dijumpai
pada daerah yang bersifat asam dan kering dan mineral zeolit yang
umum adalah klinoptilolit, erionit, khabazit dan filipsit.

2. Endapan zeolite yang


berasal dari alterasi air tanah

Endapan zeolit jenis ini dicirikan oleh lapisan


tufa riolitik yang tebal. Zona zeolit yang
terbentuk lebih bersifat vertikal dari pada
horizontal. Keadaan ini disebabkan oleh
perubahan komposisi kimia sebagai akibat
reaksi dengan air tanah. Endapan ini
mempunyai ketebalan yang dapat mencapai
ratusan meter. Mineral zeolit yang umum
dijumpai adalah jenis klinoptilolit dan mordenit.

3. Endapan zeolite jenis


diagenetik
Endapan

zeolit jenis ini dicirikan oleh


perlapisan yang sangat tebal dengan
penyebaran yang sangat luas, namun
kandungan mineral zeolit sangat rendah.
Endapan zeolit jenis ini mengandung mineral
heulandit dan laumonit

4. Endapan zeolite jenis


hidrothermal
Endapan

zeolit jenis ini dicirikan oleh zona


mineralisasi klinoptilolit dan mordenit pada
daerah intrusi yang dangkal dan dingin.
Endapan zeolit jenis ini mempunyai kadar
yang tinggi, keterdapatannya dialam sangat
terbatas, sehingga kurang begitu ekonomis
untuk ditambang.

KARAKTERISTIK SIFAT-SIFAT
ZEOLITE
1. Sifat dehidrasi
2. Sifat penjerap (adsorben)
3. Sifat Pertukaran ion
4. Sifat penjaring (sieving)
5. Sifat katalis - katalisator

1. Sifat Dehidrasi

Zeolit mempunyai sifat dehidrasi yaitu


melepaskan molekul H2O apabila
dipanaskan. Pada umumnya struktur
kerangka zeolit akan menyusut. Tetapi
kerangka dasarnya tidak mengalami
perubahan secara nyata. Molekul H2O
dapat dikeluarkan secara reversibel. Pada
pori-porinya terdapat kation-kation dan atau
molekul air. Bila kation-kation dan atau
molekul air tersebut dikeluarkan dari pori
dengan perlakuan tertentu maka zeolit akan
meninggalkan pori yang kosong.
Secara alami pori-pori Zeolite yang belum
diolah akan mengandung sejumlah molekul
air dan alkali atau alkali tanah hidrat. Proses
pemanasan pada temperature 300 400
celcius dapat menghilangkan kandungan
air dan hidrat pada alkali atau alkali tanah
hidrat. Zeolit yang sudah mengalami
pemanasan ini disebut Zeolite Teraktivasi
Fisika artinya Zeolite terdehidrasi atau
Zeolityang kelihangan air.

2. Sifat penjerap (Adsorben)


Zeolit mempunyai kapasitas yang tinggi
sebagai penjerap (adsorben). Mekanisme
adsorpsi yang mungkin terjadi adalah
adsorpsi fisika (melibatkan gaya Van der
Walls), adsorpsi kimia (melibatkan gaya
elektrostatik), ikatan hidrogen dan
pembentukan kompleks koordinasi. Molekul
atau zat yang dijerap akan menempati
posisi pori. Daya serap (absorbansi) zeolit
tergantung dari jumlah pori dan luas
permukaan. Molekul-molekul dengan
ukuran lebih kecil dari pori yang mampu
terjerap oleh zeolit.
Alkohol seperti fenol adalah zat pengotor
yang bersifat racun bagi manusia. Air yang
mengandung fenol dapat dibebaskan dari
fenol dengan melewatkan air dalam Zeolit
teraktivasi. Fenol yang terkandung dalam air
akan teradsorpsi dan menempati posisi
pori-pori. Sehingga konsentrasi fenol dalam
air menjadi kurang.

3. Sifat Pertukaran Ion

Kation-kation pada pori


berperan sebagai
penetral muatan zeolit.
Kation-kation ini dapat
bergerak bebas sehingga
dapat dengan mudah
terjadi pertukaran ion.
Mekanisme pertukaran
kation tergantung pada
ukuran, muatan dan jenis
zeolitnya.

4. Sifat Penjaringan (sieving)

Zeolit dengan struktur kerangka


framework mempunyai luas
permukaan yang besar dan
berperan sebagai saluran yang
dapat menyaring ion/molekul
(molecular sieving). Peran Zeolit
sebagai penyaring ataupun
pemisah molekul didasarkan pada
perbedaan bentuk, ukuran, dan
polaritas molekul yang disaring.
Sifat ini disebabkan zeolit
mempunyai pori dengan ukuran
tertentu. Molekul yang berukuran
lebih kecil dari pori dapat melintas
sedangkan yang berukuran lebih
besar dari pori akan tertahan.

5. Sifat Katalis - Katalistor

Sifat sebagai katalis


didasarkan pada adanya ruang
kosong yang dapat digunakan
sebagai katalis ataupun
sebagai penyangga katalis
untuk reaksi katalitik.
Kemampuan zeolit sebagai
katalisberkaitan dengan
tersedianya pusat-pusat aktif
dalam saluran antar zeolit.
Pusat-pusat aktif tersebut
terbentuk karena adanya
gugus fungsi asam tipe
Bronsted maupun Lewis.

PENGOLAHAN BATUAN
MINERAL ZEOLITE
1. Operasi Sizing

2. Kominusi

3. Granulasi

4. Drying

1. Operasi Sizing

Operasi sizing tahap pertama dilakukan pada umpan yang akan


masuk jaw crusher dengan menggunakan Grizzly Feeder. Tujuan
sizing ini adalah untuk mengeluarkan batuan mineral zeolit yang
berukuran lebih kecil daripada ukuran setting jaw crusher. Grizzly
Feeder juga berfungsi sebagai pengatur laju pengumpanan.
Sehingga jaw crusher dapat bekerja secara optimal. Operasi Sizing
yang kedua dilakukan terhadap zeolit hasil operasi grinding. Sizing
ini akan memisah zeolit berdasarkan ukuran yang siap untuk
operasi granulasi. Sizing ketiga dilakukan terhadap granul zeolit
yang baru saja keluar dari proses pemanasan. Operasi sizing ini
didasarkan pada ukuran granul antara 2 5 mm.

2. Kominusi

Kominusi melibatkan dua tahap operasi yaitu operasi


peremukan atau crushing dengan menggunakan jaw
crusher dan operasi penggerusan atau grinding, dengan
menggunakan pulveriser. Jaw crusher akan mengecilkan
ukuran batuan zeolit sampai ukuran secara teknis siap
untuk masuk pada operasi grinding. Pada umumnya
ukuran umpan untuk operasi grinding adalah sekitar 20
mm. Operasi grinding akan mengecilkan ukuran zeolit
sampai ukuran yang dapat dibuat menjadi granul.
Umumnya keluaran pulverizer berukuran kurang
daripada 100 mikron.

3. granulasi
Operasi

granulasi dilakukan dengan disc


granulator atau biasa juga disebut dengan
pelletizer. Operasi ini akan menggranulasi
serbuk zeolit menjadi granul-granul atau
kelereng-kelereng kecil yang berukuran
kurang daripada 5 mm. Pada proses
granulasi biasanya ditambahkan perekat
untuk memperkuat hasil granul.

4. Dryng

Operasi pemanasan dilakukan dengan menggunakan


dryer yang berbentuk pipa besar berukuran diameter 1
2 meter dengan panjang 10 20 meter. Dryer ini berputar
dengan sudut kemiringan tertentu. Sumber panas
dimasukan melalui tempat keluaran granul. Dryer ini
biasa juga disebut dengan rotary dryer atau rotary kiln.
Tujuan operasi ini adalah untuk mengurangi kandungan
air termasuk hidrat dan zat-zat yang terdapat pada
perekat atau zat yang mudah menguap lainnya. Siklus
pemanasan yang terkontrol dapat mengaktivasi zeolit
secara fisika, sehingga zeolit granul siap diaplikasikan
untuk pemakaian tertentu.

Anda mungkin juga menyukai