Anda di halaman 1dari 5

Pembahasan kelomang

Berdasarkan hasil amatan dari kelomang atau ketam pertapa atau yang dengan nama latin
dikenal dengan Dardanus sp. Termasuk kedalam phykum artropoda dan sub phylum
crustacea. Spesises ini secara morfologis memiliki abdomen yang panjang bergulung atau
spiral dan bersifat lunak lembut tidak sekeras crustasea lainnya yang terlindung cangkang
terkalsifikasi. Sehingga untuk melindungi abdomen lunak ini spesies Dardanus sp.
menggunakan cangkang siput yang kosong yang dari segi volume cocok dan sesuai dengan
ukuran abdomen dan tubuhnya sehingga tubuh Dardanus sp. bisa ditarik keluar masuk dari
cangkang siput laut, dan juga menggunakan kayu atau batu yang berlubang digunakan
sebagai pengganti cangkang. Ujung abdomen dari spesies ini telah beradaptasi untuk dapat
mencengkeram kuat kolumela (tiang poros) dari cangkang siput. Diluar bagian abdomen,
permukaan tubuh dari Dardanus sp. dilindungi oleh kutikula tersusun dari zat kitin yang
ditambah dengan garam-garam mineral dan bersifat sangat keras yang biasa disebut
eksoskeleton kecuali pada titik perhubungan ruas yang menjadi lunak dan tipis agar mampu
bergerak.bagian utama tubuh dapat dibedakan menjadi bagian cephalotoraks dan abdomen.
Memiliki sepasang antennae dan antennule sebagai organ pengindraan.

1. Sistem gerak pada Dardanus sp. adalah menggunakan kaki gerak atau yeng dikenal
pereiopod dan kaki renang yang disebut pleopod (jumlah total 10 pasang) yang
digerakkan menggunakan otot-otot yang terdapat di bagian dalam permukaan bawah
endoskeleton, pergerekan pada Dardanus sp. adalah dapat berupa gerak renang di air
dalam kasus belum memiliki cangkang atau gerak jalan ketika sudah memiliki
cangkang, pada pereiopod utama yang berbentuk seperti capit, memiliki ukuran yang
berbeda dimana capit bagian kiri berukuran lebih besar ketimbang yang sebelah
kanan.
2. Sistem pernapasan dari Dardanus sp. menggunakan organ pernapasan berupa insang
yang terletak pada malacostra yang biasanya terbatas pada apendik thorax. oksigen
dalam darah spesies ini dan pada crustasea lainnya terdapat dalam bentuk larutan
sederhana atau terikat pada hemoglobin atau hemocyanin.
3. Sistem saraf pada Dardanus sp. adalah sistem saraf yang memusat menjadi semacam
bentukan otak. Dan terjadi penyatuan ganglia. Otak berhubungan dengan saraf ke
antena pertama atau antennule, mata majemuk dan saraf melingkar esofagus
kemudian menuju benang saraf ventral. Alat penginderaan berupa mata majemuk,
bintik mata, statocyst, proprioceptor, alat peraba dan chemoreceptor. Pada kelomang
khususnya, mata majemuk memiliki kemampuan membedakan warna dari visi yang
terlihat. Bintik mata dimiliki oleh larva kelomang yang terdiri dari 3 samoai 4 ocelli
berbentuk mangkuk pigmen yang berfungsi untuk menentukan lokasi permukaan
substrat dan statocyst yang berfungsi sebagai alat keseimbangan.
4. Sistem reproduksi pada Dardanus sp. adalah merupakan dioecious atau terbagi atas
individu jantan dan individu betina. Dan gonad biasanya terletak pada bagian dorsal
abdomen yang memungkinkan terjadinya kopulasi.
5. Sistem digesti pada Dardanus sp. dimulai dari mulut, esofagus, lambung, usus dan
anus. Pada lambung terdapat dua bagian yaitu pilorus dan kamar kardiaka, pada
permukaan dalam lambung terdapat gigi-gigi mengapur yang dapat bergerak
berfungsi untuk melumat makanan. Usus berbentuk tabung kecil dan bermuara pada
anus pada permukaan ventralktelson. Makanan yang dimakan berupa material
organik dan sebagian hewan kecil.
6. Habitat dari Dardanus sp. umumnya ada perairan laut dan sebagian ada di darat
pesisir pantai.

Pembahasan Kalajengking
Berdasarkan hasil amatan dari kalajengking (Heterometrus sp.) merupakan arachnida
bertubuh panjang degan Capit (pedipalpus) yang besar, alat sengat (kelisera) yang kecil dan
abdomen yang terdiri dari 12 segmen dengan ujung terminalnya yang berbentuk duri
runcing. Secara morfologis tubuh dari kalajengking terbagi atas 2 bagian secara garis besar
yaitu cephalotoraks dan abdomen yang teerbagi jadi dua bagian lagi, dibagian anterior
bersifat tebal dan bagian ekor yang berbentuk seperti tabung, terlapisi oleh lapisan
eksoskeleton. Memiliki 4 pasang kaki yang melekat di bagian toraks dan berakhir dengan dua
pasang cakar. Segmen abdomen kedua membawa sepasang struktur yang berbentuk seperti
pektin yang disebut pektin.

1. Sistem gerak pada kalajengking mengandalkan 4 pasang kaki gerak (pereiopod) yang
digerakkan menggunakan otot-otot yang terdapat di bagian dalam permukaan bawah
endoskeleton.

2. Sistem pernapasan pada kalajengking mengandalkan pada 4 pasang organ paru-paru


buku yang menempel pada stigma terletak pada permukaan bawah abdomen segmen
III-IV.

3. Sistem saraf pada Heterometrus sp. adalah berupa otak dan rangkaian saraf ventral
yang pendek. Otak terdiri atas beberapa pasang ganglion yang berfungsi bersama.
Bagian otaknya dapat dibedakan atas otak depan, otak tengah dan otak belakang. Tali
saraf ventral biasanya terdiri atas sejumlah masa jaringan saraf dan masing-masing
terdiri atas beberapa pasang ganglion.

4. Sistem reproduksi pada Heterometrus sp. adalah merupakan dioecious atau terbagi
atas individu jantan dan individu betina serta bersifat vivipar dimana gonophore
terletah pada bagian posterior dorsal thoraks. Kalajengking muda akan diletakkan di
punggung betina hingga sekitar 1 minggu hungga akhirnya hidup mandiri.

5. Sistem digesti pada kalajengking sama dengan spesies dari phylum arthopoda lainnya
yaitu terdiri dari 3 daerah. Usus depan (stomodeum), usus belakang (proctodeum) dan
usus tengah dan tentunnya mulut serta anus. Makanan bagi kalajengking berupa
serangga dan laba-laba yang ditangkap menggunakan capit (pedipalpus) dan disengat
serta di robek dengan lambat menggunakan kelisera.
6. Habitat dari kalajengking sendiri berpusat pada daerah tropikal dan subtropikal di
bawah bebatuan atau lubang ketika siang hari dan aktif pada malam hari untuk
mencari mangsa.

Pembahasan Lipan
Berdasarkan hasil amatan dari Lipan (Scolopendra sp), secara morfologis tubuhnya
pipih dorso ventral dengan panjangnya bisa mencapai 30 cm, terdiri dari 15 hingga 173
segment, masing-masing dilengkapi dengan exkremitas kecuali dua segment yang terakhir
dan satu segment tepat dibelakang caput. Antena panjang, terdiri dari 12 segment atau lebih,
pada bagian kepala terdapat sepasang mata mengalami modifikasi menjadi cakar beracun dan
pada segmen di belakang kepala terdapat satu pasang “taring bisa” (maksiliped) Maksiliped
berfungsi untuk membunuh mangsanya.

2. Sistem pernapasan pada lipan menggunakan organ utama berupa trakea yang
bercabang-cabang dengan lubang yang terbuka hampir pada setiap ruas, berupa satu
pasang trakea berspirakel yang terletak di kanan kiri setiap ruas.

4. Sistem reproduksi pada lipan adalah secara seksual, yaitu dengan pertemuan ovum dan
sperma (fertilasi internal). Alat reproduksi dilengkapi dengan beberapa kelenjar
tambahan, telur-telur berkembang sempurna hingga menetas di luar tubuh.

5. Sistem digesti pada lipan sudah sempurna dimulai dari mulut sampai anus dan
mempunyai kelenjar ludah. Alat eksresi berupa dua buah saluran malphigi. Chilopoda
bersifat karnivor dengan gigi beracun pada segmen I, membunuh dan mengkonsumsi
berbagai invertebrata lainnya seperti laba-laba, moluska, serangga, slaters dan
kelabang lainnya. Bila bertemu mangsanya, lipan akan menyerang mangsanya dengan
cara menggigit menggunakan kaki beracun yang berguna untuk melumpuhkan
mangsa. Mangsa biasanya bergerak kemudian racun disuntikkan melalui taring dan
kemudian dirobek-potong oleh rahang dan bagian-bagian lunak dimakan.

6. Habitatnya dari lipan adalah dibawah batu-batuan, timbunan tumbuhan yang telah
membusuk atau dibawah batang kayu mati.

Pembahasan Diplopoda
Berdasarkan hasil amatan dari kaki seribu (Julud sp), secara morfologis Tubuh
diplopoda ialah subsilindris, mempunyai 30 sampai 35 segmen dan 50 sampai 60 pasang
kaki, tidak memiliki kaki pada segmen ketiga, panjang tubuh 12 mm. Hampir setiap segment
memiliki dua pasang extremitates yang berasal dari dua buah segment yang berfusi. Satu atau
kedua pasang extremitates pada segment ketujuh dari hewan jantan mengalami modifikasi
menjadi alat capulatio. memiliki sepasang antennae yang pendek dan mata tunggal maupun
mata majemuk. Pada antennae terdapat rambut-rambut pembau dan sepasang kelenjer yang
mengeluarkan aroma tertentu untuk melawan musuhnya pada setiap segment, dengan
saluran-salurannya yang bermuara pada kedua sisi lateral setiap segment.

Jantung berupa pipa yang terletak sepanjang tubuh sisi dorsal dengan ostia sepanjang
sisi lateral jantung sesuai dengan segment-segment tubuh. Alat ekskresi ialah tubuli dari
Malpighi, ada sebanyak dua atau empat buah, yang bermuara ke dalam intestinum.

2. Sistem pernapasan pada lipan menggunakan organ utama berupa trakea biasanya tidak
bercabang-cabang, melainkan keluar dalam berkas-berkas dari kantong-kantong yang
bermuara keluar di depan extremitates.

3. Sistem saraf berupa sotem saraf tangga tali.

4. Sistem reproduksi pada lipan adalah secara seksual, reproduksi secara seksual (festilasi
internal), ada yang vivipar dan ovipar

5. Sistem digesti pada lipan sudah sempurna dimulai dari mulut sampai anus dan
mempunyai kelenjar ludah. Alat mulut terdiri dari sepasang mandibulae dan sepasang
maxille. Julud sp memakan sampah organik atau daun-daunan.

6. Habitatnya dari lipan adalah didarat terutama pada tempat yang lembab dan gelap.

Pembahasan Pauropoda

Baerdasarkan hasil pengamatan spesies dari kelas pauropoda yaitu Pauropus sp memiliki
ukuran tubuh relatif pendek berkisar0,5-2,0 milimeter (0,020-0,079 in), dengan batang yang sangat
fleksibel. Mereka buta dan memiliki banyak organ sensorik yang tidak biasa. Ada lima pasang rambut
sensorik panjang di bagian ujung posterior. Antena rumit, biramous, dengan tiga flagela. Mereka
dilengkapi dengan organ yang berbeda untuk bertahan hidup dan adaptasi dengan lingkungan, di
antaranya organ ujung flagela dan globulus di bagian distal dari cabang antena bawah.

Terdiri dari 12 segmen tubuh. Kepala kecil mengarah ke bawah tanpa mata tetapi memiliki
organ indera seperti bulu mata. Di belakang segmen terakhir, ada segmen anal, pygidium, yang
terbagi secara horizontal. Ini memiliki struktur paling aneh di posterior, pelat anal (0,01-0,02
milimeter atau diameter 0,00039-0,00079 inci). Hampir setiap spesies memiliki lempeng unik yang
ditandai oleh bentuknya (bentuk, ukuran, struktur kutikula) dan. Setiap spesies dapat diidentifikasi
dari lempeng ini, bahkan pada tahap larva pertama.

Habitat dari Pauropus sp ditemukan di bawah batu dan ranting-ranting pohon tanah yang
lembab,di akar-akar tanaman dan dibawah karpet lumut. Mereka mendiami banyak komunitas
tumbuhan dan jenis tanah dan paling berlimpah di zona sekitar 3,9-7,8 (10-20 cm). Namun, meskipun
mereka tidak dapat menggali, mereka dapat mengikuti saluran akar dan celah di tingkat yang lebih
dalam, hingga ke permukaan air tanah.

Anda mungkin juga menyukai