Juknis Tumpang Sari Edit 10 Sept 2018
Juknis Tumpang Sari Edit 10 Sept 2018
Jakarta, 2 2018
a.n Direktur Jenderal Tanaman Pangan
Direktur Serealia
Bambang Sugiharto
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN
NOMOR : 27/HK.310/C/3/2018
TENTANG
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
KESATU : Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan tentang
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Sistem Tanam
Tumpangsari Padi Jagung Kedelai Tahun Anggaran 2018
sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini.
KEDUA : Petunjuk Pelaksanaan ini sebagaimana dimaksud dalam
diktum KESATU adalah sebagai dasar bagi Aparatur
Negara baik di tingkat Pusat maupun Daerah dalam
pelaksanaan kegiatan penyaluran Bantuan Pemerintah
lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun
Anggaran 2018.
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 6 September 2018
BAMBANG SUGIHARTO
NIP 196410161969031002
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI ............................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR .................................................................. iii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................... iv
I. PENDAHULUAN ............................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................... 1
B. Dasar Hukum ............................................................. 2
C. Tujuan dan Sasaran ................................................... 4
D. Istilah dan Pengertian ................................................. 5
i
IV. PENANAMAN TUMPANGSARI ....................................... 15
A. Sistem Tumpangsari ................................................. 15
B. Pengolahan Tanah ..................................................... 15
C. Penanaman ................................................................ 15
D. Pemupukan ................................................................ 20
E. Pengemndalian Gulma ............................................... 20
F. Pengendalian Hama dan Penyakit ............................. 20
G. Panen......................................................................... 21
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR LAMPIRAN
iv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
dari sistem monokultur. Hal ini dapat menjadi solusi dan terobosan
dalam pencapaian swasembada pangan.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan
dan Pemberdayaan Petani (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5433)
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286)
3. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana
Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4575)
4. Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan
Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
5. Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2015 tentang Kementerian
Pertanian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 85)
2
6. Peraturan Menteri Pertanian nomor 41/Permentan/
OT.140/9/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat
Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/Barang-Wilayah
(UAPPA/B-W)
7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 249/PMK.02/2011 tentang
Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Atas Pelaksanaan Rencana
Kerja dan Anggaran Kementerian Negara dan Lembaga
8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang
Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada
Kementerian Negara/Lembaga
9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
168/PMK.05/2015 Tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran
Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga
10. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.010/10/
2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian
11. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 42/Permentan/
RC.020/11/2017 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Pertanian Nomor 09/Permentan/ RC.020/3/2016 tentang
Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019
12. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 46/Permentan/
RC.110/12/2017 Tentang Pedoman Umum Pengelolaan dan
Penyaluran Bantuan Pemerintah Lingkup Kementerian Pertanian
Tahun Anggaran 2018
13. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 526/HK.150/C/03/2018
tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan dan Penyaluran Bantuan
3
Pemerintah Lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun
Anggaran 2018
14. Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor
27/HK.310/C.3/2018 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Kegiatan Padi Tahun 2018
15. Daftar Isian Pelaksanaan dan Anggaran (DIPA) Induk Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan Nomor SP-DIPA 018.03.1.238251/
2018 tanggal 5 Desember 2017
a. Tujuan
Tujuan dari kegiatan Pengembangan Teknologi Pengaturan Sistem
Tanam Tumpangsari adalah untuk mengoptimalkan penggunaan
lahan sehingga dapat mengoptimalkan produksi dan memperbaiki
pendapatan petani.
b. Sasaran
4
D. Istilah dan Pengertian
1. Sistem Tanam Tumpangsari adalah penanaman pada waktu
yang bersamaan dua atau lebih jenis tanaman serealia dan
kacang-kacangan atau lebih secara selektif yang dapat
tumbuh dan berproduksi dengan baik.
2. Padi Inbrida adalah tanaman padi yang menyerbuk sendiri
(self-pollination) sehingga secara alami kondisinya adalah
homozigot-homogen dan cara perbanyakannya dengan
benih keturunan.
3. Padi Lahan Kering adalah padi yang diusahakan di lahan
kering, di daerah yang bercurah hujan rendah atau pada
bagian teratas dari suatu daerah berlereng yang
tidak/kurang mampu menampung air relatif lama.
4. Benih Varietas Unggul Bersertifikat adalah benih bina yang
telah disertifikasi.
5. Benih Varietas Lokal Bersertifikat adalah benih varietas lokal
yang telah disertifikasi.
6. Bantuan Pemerintah adalah bantuan yang tidak memenuhi
kriteria bantuan sosial yang diberikan oleh Pemerintah kepada
perseorangan, kelompok masyarakat atau lembaga
pemerintah/non pemerintah. Kegiatan yang dijelaskan dalam
petunjuk pelaksanaan ini termasuk dalam Bantuan lainnya yang
memiliki Karakteristik Bantuan Pemerintah yang ditetapkan oleh
Pengguna Anggaran (PA).
7. Petani adalah perorangan warga negara Indonesia beserta
keluarganya atau korporasi yang mengelola usaha di bidang
5
pertanian, wanatani, minatani, agropasture, penangkaran satwa
dan tumbuhan, di dalam dan di sekitar hutan, yang meliputi usaha
hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran, dan jasa penunjang.
8. Kelompok Tani adalah kumpulan petani/peternak/pekebun/
pembudidaya yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan;
kesamaan kondisi lingkungan sosial, ekonomi, sumber daya;
kesamaan komoditas; dan keakraban untuk meningkatkan serta
mengembangkan usaha anggota.
9. Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) adalah kumpulan
beberapa kelompok tani yang bergabung dan bekerja sama untuk
meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha.
10. Pengawalan dan Pendampingan oleh Petugas SKPD adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh, POPT, PBT, Mantri Tani
dan atau petugas lainnya dari SKPD Kabupaten/Kota dan
Provinsi.
11. Pengawalan dan Pendampingan oleh Peneliti adalah kegiatan
yang dilakukan oleh peneliti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
(BPTP) didukung oleh peneliti UK/UPT Lingkup Badan Litbang
Pertanian guna meningkatkan pemahaman dan akselerasi
adopsi teknologi.
12. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi BPTP.
13. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali
Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka pengendalian
hama terpadu (PHT).
6
14. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih
Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh Pengawas Benih
dalam rangka pengawasan mutu benih.
15. Dinas Pertanian Provinsi/ Kabupaten/ Kota adalah
Dinas yang membidangi tanaman pangan yang mempunyai tugas
dan fungsi sebagai pembina dan pelaksana program
pembangunan sektor pertanian di tingkat provinsi/kabupaten/
kota.
16. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah
Menteri/Pimpinan Lembaga yang bertanggung jawab atas
penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang
bersangkutan.
17. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA
adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk
melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab
penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang
bersangkutan.
18. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK
adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/Kuasa PA untuk
mengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat
mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN.
7
II. PENGORGANISASIAN KEGIATAN
A. Pengorganisasian
1. Tingkat Pusat
2. Tingkat Provinsi
3. Tingkat Kabupaten/kota
8
Tugas Tingkat Kabupaten/Kota adalah melakukan pembinaan,
monitoring dan evaluasi kegiatan Sistem Tanam Tumpangsari Padi
Jagung Kedelai di wilayah tingkat kerja Kabupaten/Kota.
1. Sumber Dana
2. Rincian Pembiayaan
9
III. PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Alokasi Kegiatan
1. Sistem Tanam Tumpangsari Padi Jagung Kedelai dilaksanakan
pada areal seluas 5.400 ha yang dibiayai dari Anggaran Pusat.
Lokasi kegiatan tersebar di 9 (sembilan) provinsi, yaitu Banten,
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Sumatera
Barat, Jambi, Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah. Jawa
10
C. Spesifikasi Bantuan
11
E. Kriteria Calon Petani (CP) Penerima Bantuan
12
F. Kriteria Calon Lokasi (CL) Penerima Bantuan
13
6. Untuk alokasi anggaran pusat, persetujuan provinsi pada poin
no. 5 disampaikan ke Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
untuk selanjutnya diproses Penetapan Penerima Bantuan oleh
PPK Direktorat Perbenihan dan disahkan oleh KPA Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan.
H. Jadwal Kegiatan
14
IV. PENANAMAN TUMPANGSARI
A. Sistem Tumpangsari
3. Jagung + Kedelai
B. Pengolahan Tanah
C. Penanaman
15
(antar barisan) x 10 cm (dalam barisan), sedangkan jarak
tanam jagung 40 cm (antar barisan) x 12,5 cm (dalam barisan).
Sedangkan jarak antara blok padi atau jagung disesuaikan
dengan perhitungan populasi dan/atau disesuaikan dengan
lebar combine harvester untuk mempermudahkan pada waktu
pemanenan (Gambar 1).
b. Untuk pertanaman padi gogo dilakukan lebih awal dengan
selang waktu tiga minggu sebelum penanaman jagung.
c. Penanaman benih padi sebanyak 5-7 biji per lubang, sehingga
akan digunakan benih sebanyak 50 kg/ha. Penanaman benih
jagung sebanyak 1 biji per lubang, sehingga akan digunakan
benih sebanyak 30 kg/ha.
d. Populasi tanaman per hektar pada sistem tumpangsari ini
menggunakan populasi rapat, kurang lebih 250.000 rumpun/ha
untuk padi dan 100.000 batang/ha untuk jagung.
16
2. Padi Gogo – Kedelai
17
Gambar 2. Jarak Tanam Tumpangsari Padi-Kedelai
3. Jagung – Kedelai
18
benih jagung sebanyak 1 benih per lubang, sehingga
digunakan benih sebanyak 25 kg/ha.
d. Populasi tanaman per hektar pada sistem tumpangsari ini
menggunakan populasi rapat, kurang lebih 100.000 batang/ha
untuk jagung dan 300.000 batang/ha untuk kedelai.
e. Untuk lahan yang belum pernah ditanami kedelai, sebelum
tanam, benih kedelai dimasukkan dalam ember berisi air yang
telah dicampur inokulan rhizobium untuk membasahi benih
dengan larutan tersebut. Bisa juga menggunakan tanah
secukupnya bekas ditanami kacang-kacangan sampai
menutupi permukaan tanah yang akan ditanami kedelai.
19
D. Pemupukan
1. Untuk sistem Tumpangsari Padi Gogo – Jagung dan Padi
Gogo – Kedelai, pemupukan menggunakan rekomendasi
untuk padi gogo. sedangkan tanaman jagung dan kedelai
memperoleh manfaat dari pemupukan padi gogo. Pupuk
organik diberikan setelah tanam dengan menutup lubang
tanam padi gogo, jagung dan kedelai.
2. Untuk sistem Tumpangsari Jagung – Kedelai, pemupukan
menggunakan rekomendasi untuk jagung. sedangkan
tanaman jagung dan kedelai memperoleh manfaat dari
pemupukan jagung. Pupuk organik diberikan setelah tanam
dengan menutup lubang tanam jagung dan kedelai.
E. Pengendalian Gulma
20
kultur teknis dan pengendalian biologis, sedangkan penggunaan
pestisida dilaksanakan bila populasi hama melampaui batas ambang
kendali.
G. Panen
• Panen dilakukan pada saat matang fisiologis yaitu untuk padi
gogo bilamana 90% bulir padi telah menguning; untuk jagung
bila biji telah mengeras dan membentuk lapisan hitam 50% dan
klobot sudah mengering; dan pada kedelai bila polong pada
batang utama berwarna coklat dan 95% daun telah menguning.
• Panen dilakukan menggunakan power thresher atau combine
harvester.
• Gabah, tongkol dan polong yang dihasilkan dikeringkan dengan
dryer atau dijemur hingga mencapai kadar air sekitar 14%.
21
V. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
22
untuk disampaikan kepada Direktur Jenderal Tanaman
Pangan cq. Direktur Serealia.
23
permasalahannya sebagai upaya mencari solusi agar kegiatan dapat
terlaksana sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan. Laporan ini
berisi antara lain data dan informasi tentang perkembangan
pelaksanaan fisik dan keuangan, pendayagunaan tenaga kerja, biaya
dan hasil produksi, dll. Alur laporan sebagai berikut:
Direktorat Serealia
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Jl AUP No. 3 Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12520
Telp: (021) 7806262 Fax. (021) 7802930
24
VI. PENUTUP
25
LAMPIRAN
FORM PELAKSANAAN
BANTUAN BENIH TUMPANGSARI
PADI JAGUNG KEDELAI TA 2018
26
Lampiran 1.
Form 1.
TENTANG
PENETAPAN CALON PETANI DAN CALON LOKASI (CPCL) BANTUAN
PEMERINTAH BENIH *) BENIH PADI DAN/BENIH JAGUNG DAN/BENIH
KEDELAI KEGIATAN TUMPANGSARI DI
KABUPATEN/KOTA………………..TAHUN ANGGARAN 2018
28
Keputusan Menteri Pertanian Nomor
992/HK.150/C/05/2018 tentang Petunjuk Teknis
Peredaran Benih Tanaman Pangan;
16.
dan seterusnya ................
MEMUTUSKAN :
Ditetapkan di …………………
pada tanggal
KEPALA DINAS PERTANIAN
KABUPATEN/KOTA………………
ttd
(………Nama………….)
NIP. ………………………………..
Tembusan :
1. Direktur Jenderal Tanaman Pangan
2. Bupati Kabupaten .....
3. Wakil Bupati Kabupaten .......
4. dan seterusnya ...............
29
Lampiran : Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota tentang
Penetapan Calon Petani Calon Lokasi (CPCL) Bantuan Pemerintah *)
benih padi dan/benih jagung dan/benih kedelai kegiatan tumpangsari
Tahun Anggaran 2018
Kebutuhan Benih *)
Nama Ketua Luas
Padi Jagung Kedelai Rencana Pola
No Kecamatan Desa Kelompok Kelompok Lahan
Volume Volume Volume Tanam Tumpangsari
Tani Tani (Ha) Varietas Varietas Varietas
(Kg) (Kg) (Kg)
JUMLAH
Keterangan : *) Dipilih sesuai alokasi kegiatan tumpangsari dengan kebutuhan benih padi 50 kg/ha; jagung
25 kg/ha dan kedelai 70 kg/ha
ttd
(.............Nama .............)
NIP.
30
Lampiran 2.
Form 2
KOP DINAS PERTANIAN KABUPATEN/KOTA
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa Calon Petani Calon Lokasi (CPCL) Bantuan *) benih
padi dan/benih jagung dan/benih kedelai untuk Kegiatan Tumpangsari Tahun Anggaran
2018 benar adanya dan telah dilakukan verifikasi sesuai persyaratan yang telah
ditetapkan. Apabila pernyataan ini tidak benar, maka kami bersedia bertanggung
jawab atas kerugian yang ditimbulkan.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
ttd
(................Nama ..................)
NIP.
31
Lampiran 3.
Form 3
KOP DINAS PERTANIAN PROVINSI
SURAT PERSETUJUAN
Nomor : ......................
Dengan ini menyatakan Calon Petani Calon Lokasi (CPCL) Bantuan Pemerintah *)
benih padi dan/benih jagung dan/benih kedelai TA 2018 telah dilakukan verifikasi
kebenaran CPCLnya sesuai persyaratan yang telah ditetapkan dan setuju untuk
diusulkan sebagai calon penerima Bantuan Pemerintah *) benih padi dan/benih jagung
dan/benih kedelai Kegiatan Tumpangsari TA 2018, dengan rincian sesuai usulan
Kabupaten/Kota ................. sebagaimana terlampir.
ttd
(............Nama................)
NIP..................................
32
Lampiran : Surat Persetujuan Kepala Dinas Pertanian Provinsi tentang Penerima
Bantuan Pemerintah *) benih padi dan/benih jagung dan/benih kedelai
Kegiatan Tumpangsari Tahun Anggaran 2018
Nomor : ...................
Kebutuhan Benih *)
Nama Ketua Luas
Padi Jagung Kedelai Rencana Pola
No Kecamatan Desa Kelompok Kelompok Lahan
Volume Volume Volume Tanam Tumpangsari
Tani Tani (Ha) Varietas Varietas Varietas
(Kg) (Kg) (Kg)
JUMLAH
Keterangan : *) Dipilih sesuai alokasi kegiatan tumpangsari dengan kebutuhan benih padi 50 kg/ha; jagung
25 kg/ha dan kedelai 70 kg/ha
ttd
(............Nama ......... )
NIP.
Lampirkan daftar lokasi penerima bantuan sesuai Surat Keputusan Kepala Dinas
Pertanian Kabupaten/Kota.
33
Lampiran 4.
Form 4
( Kop Dinas Pertanian Kabupaten/Kota )
Nomor :
Lampiran :
Hal : Usulan Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan
Kepala Dinas
Pertanian Kabupaten/Kota ..................
ttd
(...............Nama....................)
NIP............................................
34
35