Anda di halaman 1dari 47

KATA PENGANTAR

Teknologi budidaya yang belum optimal dan penurunan luas lahan


pertanian menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi produksi
tanaman pangan di Indonesia. Upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan produksi padi, jagung dan kedelai adalah dengan
mengoptimalkan penggunaan lahan dengan mengatur jumlah populasi
tanaman dan menggunakan teknologi tanam yang tepat. Penggunaan
sistem tanam tumpangsari dengan populasi rapat diharapkan dapat
meningkatkan produksi padi, dan kedelai.
Petunjuk Pelaksanaan ini dimaksudkan untuk memberikan acuan dalam
pelaksanaan kegiatan Sistem Tanam Tumpangsari Padi Jagung Kedelai
mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan, pengendalian kegiatan dan
evaluasi pelaporan. Kami mengharapkan komitmen berbagai pihak untuk
dapat melaksanakan kegiatan ini dengan sebaik-baiknya agar dapat
memenuhi prinsip pelaksanaan kegiatan yang transparan dan akuntabel.

Jakarta, 2 2018
a.n Direktur Jenderal Tanaman Pangan
Direktur Serealia

Bambang Sugiharto
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN
NOMOR : 27/HK.310/C/3/2018

TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN SISTEM TANAM TUMPANGSARI


PADI JAGUNG KEDELAI
TAHUN ANGGARAN 2018

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN,

Menimbang a. bahwa untuk mendukung program Upaya Khusus


(UPSUS) dalam meningkatkan luas tambah tanam
(LTT), upaya dari program intensifikasi pertanian
dengan tujuan untuk memperoleh hasil produksi
yang optimal;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud huruf a, serta untuk memberikan
penjelasan operasional maka dipandang perlu
menyusun Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Sistem
Tanam Tumpangsari Padi Jagung Kedelai Tahun
Anggaran 2018.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12


Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 192
Nomor 46, Tambahan Lembaran negara Republik
Indonesia Nomor 3478);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17
Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1
Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15
Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan
dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4400);
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4421);
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18
Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5360);
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2013 tentang Perlindungan dan
Pemberdayaan Petani (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 131,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5433);
8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30
Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5601);
9. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2017 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun
Anggaran 2018 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 233, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1995
tentang Perbenihan Tanaman (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 85,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3616);
11. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.
05/2016 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015
tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran
Bantuan Pemerintah pada Kementerian
Negara/Lembaga;
13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 111/
PMK.06/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Pemindahtanganan Barang Milik Negara (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
1018);
14. Peraturan Menteri Pertanian Nomor
135/Permentan/OT.140/12/2003 tentang Pedoman
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
15. Peraturan Menteri Pertanian Nomor
48/Permentan/OT.140/10/2006 tentang
Pedoman Budidaya Tanaman Pangan Yang Baik
dan Benar (Good Agriculture Practices);
16. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 31 Tahun
2010 tentang Pedoman Sistem Pemantauan,
Evaluasi dan Pelaporan Pembangunan Pertanian;
17. Peraturan Menteri Pertanian Nomor
43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Pertanian;
18. Peraturan Menteri Pertanian Nomor
42/Permentan/RC.020/11/2017 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Pertanian
Nomor 09/Permentan/RC.020/3/2016 tentang
Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun
2015-2019;
19. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia
Nomor 46/Permentan/RC.110/12/2017 Tentang
Pedoman Umum Pengelolaan dan Penyaluran
Bantuan Pemerintah Lingkup Kementerian
Pertanian Tahun Anggaran 2018;
20. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 526/HK.150/
C/03/2018 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan dan
Penyaluran Bantuan Pemerintah Lingkup Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan Tahun Anggaran 2018;
21. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia
Nomor 1243/HK.150/C/07/2018 tentang
Perubahan Atas Keputusan Menteri Pertanian
Nomor 526/HK.150/ C/03/2018 tentang Petunjuk
Teknis Pengelolaan dan Penyaluran Bantuan Pemerintah
Lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun
Anggaran 2018.
22. Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan
Nomor 71/HK/310/C/7/2018 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Kegiatan Budidaya Padi Tahun
Anggaran 2018.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :
KESATU : Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan tentang
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Sistem Tanam
Tumpangsari Padi Jagung Kedelai Tahun Anggaran 2018
sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini.
KEDUA : Petunjuk Pelaksanaan ini sebagaimana dimaksud dalam
diktum KESATU adalah sebagai dasar bagi Aparatur
Negara baik di tingkat Pusat maupun Daerah dalam
pelaksanaan kegiatan penyaluran Bantuan Pemerintah
lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun
Anggaran 2018.
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 6 September 2018

a.n DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN


DIREKTUR SEREALIA,

BAMBANG SUGIHARTO
NIP 196410161969031002

SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada Yth.:


1. Menteri Pertanian Republik Indonesia;
2. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian;
3. Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian;
4. Direktur Jenderal Tanaman Pangan;
5. Gubernur seluruh Indonesia;
6. Kepala Dinas Pertanian Provinsi yang membidangi Tanaman
Pangan seluruh Indonesia;
7. Kepala Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi Tanaman Pangan
seluruh Indonesia;
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI ............................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR .................................................................. iii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................... iv

I. PENDAHULUAN ............................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................... 1
B. Dasar Hukum ............................................................. 2
C. Tujuan dan Sasaran ................................................... 4
D. Istilah dan Pengertian ................................................. 5

II. PENGORGANISASIAN KEGIATAN .................................. 8


A. Pengorganisasian ...................................................... 8
B. Pendanaan (Fisik dan Operasional) ........................... 9

III. PELAKSANAAN KEGIATAN ............................................. 10


A. Alokasi Kegiatan......................................................... 10
B. Komponen Bantuan Kegiatan ..................................... 10
C. Spesifikasi Bantuan .................................................... 11
D. Tata Laksana Pengadaan Bantuan ............................ 11
E. Syarat dan Kriteria Penerima Bantuan ....................... 12
F. Kriteria CaLon Lokasi (CL) Penerima Bantuan .......... 13
G. Prosedur Penetapan Penerima Bantuan .................... 13
H. Jadwal Kegiatan ......................................................... 14
I. Pertanggungjawaban Penerima Bantuan ................... 14

i
IV. PENANAMAN TUMPANGSARI ....................................... 15
A. Sistem Tumpangsari ................................................. 15
B. Pengolahan Tanah ..................................................... 15
C. Penanaman ................................................................ 15
D. Pemupukan ................................................................ 20
E. Pengemndalian Gulma ............................................... 20
F. Pengendalian Hama dan Penyakit ............................. 20
G. Panen......................................................................... 21

V. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN ................ 22


A. Monitoring dan Evaluasi ............................................. 22
B. Pelaporan ................................................................... 23

VI. PENUTUP ......................................................................... 25


LAMPIRAN ............................................................................. 26

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Jarak Tanam Tumpangsari Padi-Jagung ............. 16


Gambar 2. Jarak Tanam Tumpangsari Padi-Kedelai ............. 18
Gambar 3. Jarak Tanam Tumpangsari Jagung-Kedelai ........ 19

iii
DAFTAR LAMPIRAN

Lamp 1. SK Penetapan CPCL .............................................. 27


Lamp 2. Surat Pernyataan Kepala Dinas Kab/Kota ................ 31
Lamp 3. Surat Persetujuan Kapala Dinas Provinsi ................ 32
Lamp 4. Surat Usulan Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan ..... 34

iv
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Untuk mendukung program Upaya Khusus (UPSUS) dalam


meningkatkan luas tambah tanam (LTT) perlu dilakukan suatu
terobosan baru bagi wilayah yang secara nisbi mengalami dalam
pelandaian dalam perluasan areal tanam. Suatu hamparan lahan
umumnya menggunakan sistem monokultur, baik pada musim
penghujan maupun musim kemarau. Rekayasa sistem tanam dapat
dilakukan untuk wilayah dan kondisi tertentu dengan mengoptimalkan
penggunaan lahan dan air agar produktivitas lahan meningkat.

Tumpangsari adalah bentuk pola tanam yang membudidayakan lebih


dari satu jenis tanaman dalam satuan waktu tertentu. Tumpangsari ini
merupakan suatu upaya dari program intensifikasi pertanian dengan
tujuan untuk memperoleh hasil produksi yang optimal, dan menjaga
kesuburan tanah.

Sistem tanam tumpangsari antar komoditas pangan telah banyak


dipraktekan petani. Sistem tanam tumpangsari dimaksudkan agar
kekurangan pangan akibat kegagalan panen dapat dicegah dan
serangan hama dan penyakit dapat ditekan. Sistem tanam
tumpangsari yang dipraktekkan petani hasilnya rendah karena jarak
tanam tidak diatur, kombinasi tanaman tidak tepat dan tidak saling
komplementer. Bila komposisi tanaman dan jarak tanam ditata dengan
tepat maka hasil dari kombinasi tanaman per satuan luas lebih tinggi

1
dari sistem monokultur. Hal ini dapat menjadi solusi dan terobosan
dalam pencapaian swasembada pangan.

Mempertimbangkan manfaat dan keunggulan dari sistem tanam


tumpangsari untuk peningkatan pendapatan petani dan pencapaian
swasembada pangan nasional dilaksanakan kegiatan Pengembangan
Sistem Tanam Tumpangsari Padi Jagung dan Kedelai secara
nasional.

B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan
dan Pemberdayaan Petani (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5433)
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286)
3. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana
Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4575)
4. Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan
Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
5. Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2015 tentang Kementerian
Pertanian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 85)

2
6. Peraturan Menteri Pertanian nomor 41/Permentan/
OT.140/9/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat
Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/Barang-Wilayah
(UAPPA/B-W)
7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 249/PMK.02/2011 tentang
Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Atas Pelaksanaan Rencana
Kerja dan Anggaran Kementerian Negara dan Lembaga
8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang
Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada
Kementerian Negara/Lembaga
9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
168/PMK.05/2015 Tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran
Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga
10. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.010/10/
2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian
11. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 42/Permentan/
RC.020/11/2017 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Pertanian Nomor 09/Permentan/ RC.020/3/2016 tentang
Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019
12. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 46/Permentan/
RC.110/12/2017 Tentang Pedoman Umum Pengelolaan dan
Penyaluran Bantuan Pemerintah Lingkup Kementerian Pertanian
Tahun Anggaran 2018
13. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 526/HK.150/C/03/2018
tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan dan Penyaluran Bantuan

3
Pemerintah Lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun
Anggaran 2018
14. Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor
27/HK.310/C.3/2018 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Kegiatan Padi Tahun 2018
15. Daftar Isian Pelaksanaan dan Anggaran (DIPA) Induk Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan Nomor SP-DIPA 018.03.1.238251/
2018 tanggal 5 Desember 2017

C. Tujuan dan Sasaran

a. Tujuan
Tujuan dari kegiatan Pengembangan Teknologi Pengaturan Sistem
Tanam Tumpangsari adalah untuk mengoptimalkan penggunaan
lahan sehingga dapat mengoptimalkan produksi dan memperbaiki
pendapatan petani.

b. Sasaran

Sasaran dari kegiatan Pengembangan Teknologi Pengaturan


Sistem Tanam Tumpangsari adalah terlaksananya kegiatan
pengembangan sistem tanam tumpangsari di 22 provinsi dengan
luas 22.000 Ha.

4
D. Istilah dan Pengertian
1. Sistem Tanam Tumpangsari adalah penanaman pada waktu
yang bersamaan dua atau lebih jenis tanaman serealia dan
kacang-kacangan atau lebih secara selektif yang dapat
tumbuh dan berproduksi dengan baik.
2. Padi Inbrida adalah tanaman padi yang menyerbuk sendiri
(self-pollination) sehingga secara alami kondisinya adalah
homozigot-homogen dan cara perbanyakannya dengan
benih keturunan.
3. Padi Lahan Kering adalah padi yang diusahakan di lahan
kering, di daerah yang bercurah hujan rendah atau pada
bagian teratas dari suatu daerah berlereng yang
tidak/kurang mampu menampung air relatif lama.
4. Benih Varietas Unggul Bersertifikat adalah benih bina yang
telah disertifikasi.
5. Benih Varietas Lokal Bersertifikat adalah benih varietas lokal
yang telah disertifikasi.
6. Bantuan Pemerintah adalah bantuan yang tidak memenuhi
kriteria bantuan sosial yang diberikan oleh Pemerintah kepada
perseorangan, kelompok masyarakat atau lembaga
pemerintah/non pemerintah. Kegiatan yang dijelaskan dalam
petunjuk pelaksanaan ini termasuk dalam Bantuan lainnya yang
memiliki Karakteristik Bantuan Pemerintah yang ditetapkan oleh
Pengguna Anggaran (PA).
7. Petani adalah perorangan warga negara Indonesia beserta
keluarganya atau korporasi yang mengelola usaha di bidang

5
pertanian, wanatani, minatani, agropasture, penangkaran satwa
dan tumbuhan, di dalam dan di sekitar hutan, yang meliputi usaha
hulu, usaha tani, agroindustri, pemasaran, dan jasa penunjang.
8. Kelompok Tani adalah kumpulan petani/peternak/pekebun/
pembudidaya yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan;
kesamaan kondisi lingkungan sosial, ekonomi, sumber daya;
kesamaan komoditas; dan keakraban untuk meningkatkan serta
mengembangkan usaha anggota.
9. Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) adalah kumpulan
beberapa kelompok tani yang bergabung dan bekerja sama untuk
meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha.
10. Pengawalan dan Pendampingan oleh Petugas SKPD adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh, POPT, PBT, Mantri Tani
dan atau petugas lainnya dari SKPD Kabupaten/Kota dan
Provinsi.
11. Pengawalan dan Pendampingan oleh Peneliti adalah kegiatan
yang dilakukan oleh peneliti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
(BPTP) didukung oleh peneliti UK/UPT Lingkup Badan Litbang
Pertanian guna meningkatkan pemahaman dan akselerasi
adopsi teknologi.
12. Pengawalan dan Pendampingan oleh Penyuluh adalah
kegiatan yang dilakukan oleh Penyuluh guna meningkatkan
penerapan teknologi spesifik lokasi sesuai rekomendasi BPTP.
13. Pengawalan dan Pendampingan oleh POPT (Pengendali
Organisme Pengganggu Tumbuhan) adalah kegiatan
pendampingan oleh Pengawas OPT dalam rangka pengendalian
hama terpadu (PHT).

6
14. Pengawalan dan Pendampingan oleh PBT (Pengawas Benih
Tanaman) adalah kegiatan pendampingan oleh Pengawas Benih
dalam rangka pengawasan mutu benih.
15. Dinas Pertanian Provinsi/ Kabupaten/ Kota adalah
Dinas yang membidangi tanaman pangan yang mempunyai tugas
dan fungsi sebagai pembina dan pelaksana program
pembangunan sektor pertanian di tingkat provinsi/kabupaten/
kota.
16. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah
Menteri/Pimpinan Lembaga yang bertanggung jawab atas
penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang
bersangkutan.
17. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA
adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk
melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab
penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang
bersangkutan.
18. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK
adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/Kuasa PA untuk
mengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat
mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN.

7
II. PENGORGANISASIAN KEGIATAN

A. Pengorganisasian

1. Tingkat Pusat

Peningkatan produksi padi jagung kedelai melalui Sistem Tanam


Tumpangsari Padi Jagung Kedelai di Tingkat Pusat dilaksanakan oleh
Direktur Perbenihan selaku PPK dengan melibatkan seluruh
DIrektorat dan Balai Besar lingkup Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan. Tugas Tingkat Pusat adalah melakukan pembinaan,
monitoring dan evaluasi kegiatan pengembangan teknologi
pengaturan sistem tanam Tumpangsari.

2. Tingkat Provinsi

Pembinaan teknis kegiatan Sistem Tanam Tumpangsari Padi Jagung


Kedelai di Tingkat Provinsi dilaksanakan oleh Dinas yang membidangi
Tanaman Pangan.

Tugas Tingkat Provinsi adalah melakukan pembinaan, monitoring dan


evaluasi kegiatan Sistem Tanam Tumpangsari Padi Jagung Kedelai di
wilayah tingkat kerja provinsi.

3. Tingkat Kabupaten/kota

Pembinaan teknis kegiatan Sistem Tanam Tumpangsari Padi Jagung


Kedelai di Tingkat Kabupaten/Kota dilaksanakan oleh Dinas yang
membidangi Tanaman Pangan.

8
Tugas Tingkat Kabupaten/Kota adalah melakukan pembinaan,
monitoring dan evaluasi kegiatan Sistem Tanam Tumpangsari Padi
Jagung Kedelai di wilayah tingkat kerja Kabupaten/Kota.

B. Pendanaan (Fisik Dan Operasional)

1. Sumber Dana

Sumber dana bantuan pemerintah yang diterima oleh penerima


bantuan untuk kegiatan tahun 2018 berasal dari Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Tahun Anggaran 2018.

2. Rincian Pembiayaan

Biaya pelaksanaan kegiatan Sistem Tanam Tumpangsari Padi Jagung


Kedelai dialokasikan melalui Dana DIPA APBN Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan TA. 2018.

3. Dukungan Pembiayaan Fisik

Penerima bantuan wajib menyediakan lahan untuk lokasi kegiatan


Sistem Tanam Tumpangsari Padi Jagung Kedelai.

4. Dukungan Pembiayaan Operasional

Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan Sistem Tanam Tumpangsari


Padi Jagung Kedelai tahun 2018, diharapkan adanya dukungan
pendanaan kegiatan Sistem Tanam Tumpangsari Padi Jagung
Kedelai melalui dana APBD Kabupaten/Kota dan Provinsi. Dukungan
pendanaan tersebut diperlukan untuk melakukan pelatihan,
monitoring dan evaluasi serta pelaporan.

9
III. PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Alokasi Kegiatan
1. Sistem Tanam Tumpangsari Padi Jagung Kedelai dilaksanakan
pada areal seluas 5.400 ha yang dibiayai dari Anggaran Pusat.
Lokasi kegiatan tersebar di 9 (sembilan) provinsi, yaitu Banten,
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Sumatera
Barat, Jambi, Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah. Jawa

2. Sistem Tanam Tumpangsari Padi Jagung Kedelai dilaksanakan


pada areal seluas 28.910 ha di 19 provinsi yang dibiayai dari
Anggaran TP Provins. Lokasi kegiatan tesebut tersebar di
Provinsi Aceh, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung,
Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Timur, Kalimantan Barat,
Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara,
Gorontalo, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara
Barat, Nusa Tenggara Timur dan Papua Barat.

B. Komponen Bantuan Kegiatan

Komponen bantuan kegiatan Sistem Tanam Tumpangsari Padi


Jagung Kedelai berupa bantuan benih yang terdiri dari benih padi 50
kg/ha; benih jagung 25 kg/ha; benih kedelai 70 kg/ha. Adapun
kebutuhan pemupukan, penanganan gulma dan penyakit/hama dapat
dipenuhi dari anggaran APBD atau anggaran lainnya atau secara
swadaya dari petani.

10
C. Spesifikasi Bantuan

Benih yang digunakan adalah benih bersertifikat. Varietas padi,


jagung, dan kedelai yang digunakan adalah sama dengan budidaya
Pajale pada umumnya. Untuk varietas padi dapat menggunakan
antara lain varietas Inpago 8, Inpago 9, Inpago 10, Inpari 30, Inpari 32,
Inpari 33, Inpari 42, Inpari 43, Situ Bagendit, Mekongga atau varietas
lokal. Varietas jagung dapat menggunakan varietas yang termasuk
dalam varietas umum 2 seperti Bisi, Pioneer, NK, DK, LG , ADV,
Pertiwi atau varietas hasil pemuliaan Badan Litbang Pertanian.
Varietas kedelai dapat menggunakan antara lain varietas Anjasmoro,
Kaba, Grobogan, Dena, Dering atau Devon.

D. Tata Laksana Pengadaan Bantuan

Kegiatan bantuan pemerintah mengacu pada Peraturan Menteri


Keuangan Nomor PMK-173/PMK.05/2016 atas perubahan PMK-
168/PMK.05/2016 Tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran
Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga dan
Permentan Nomor 46/Permentan/RC.110/12/2017 tentang Pedoman
Umum Pengelolaan dan Penyaluran Bantuan Pemerintah Lingkup
Kementerian Pertanian Tahun Anggaran 2018.

Kegiatan Sistem Tanam Tumpangsari Padi Jagung Kedelai termasuk


pada kategori Bantuan lainnya yang memiliki karakteristik Bantuan
Pemerintah yang ditetapkan oleh PA dengan mekanisme transfer
barang. Pengadaan benih dilakukan melalui mekanisme e-catalogue
atau mekanisme lainnya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

11
E. Kriteria Calon Petani (CP) Penerima Bantuan

Syarat Penerima Bantuan Kegiatan Sistem Tanam Tumpangsari Padi


Jagung Kedelai antara lain :

1. Poktan/ Gapoktan/ LMDH/ Koperasi/ Asosiasi/ Lembaga


Pemerintah/Lembaga Non Pemerintah/Kelompok Usaha
Bersama yang memiliki keabsahan (pengukuhan) dari instansi
yang berwenang atau yang direkomendasikan oleh SKPD.

2. Poktan/ Gapoktan/ LMDH/ Koperasi/ Asosiasi/ Lembaga


Pemerintah/Lembaga Non Pemerintah/Kelompok Usaha
Bersama merupakan kelompok yang dinamis, pro aktif dan
diutamakan bertempat tinggal dalam satu desa/wilayah yang
berdekatan dan diusulkan oleh Kepala Desa dan atau KCD dan
atau Kepala UPTD dan/atau Petugas Lapangan/ Penyuluh dan
atau Pembina Kelompok Lainnya.

3. Poktan/ Gapoktan/ LMDH/ Koperasi/ Asosiasi/ Lembaga


Pemerintah/Lembaga Non Pemerintah/Kelompok Usaha
Bersama mempunyai kepengurusan yang lengkap yaitu minimal
ada Ketua, Sekretaris dan Bendahara serta memiliki lahan
ataupun sewa dan mau mengikuti seluruh rangkaian kegiatan.

4. Poktan/ Gapoktan/ LMDH/ Koperasi/ Asosiasi/ Lembaga


Pemerintah/ Lembaga Non Pemerintah/Kelompok Usaha
Bersama Penerima Bantuan Kegiatan Sistem Tanam
Tumpangsari Padi Jagung Kedelai dari alokasi anggaran pusat
tidak boleh memperoleh bantuan yang sama dari alokasi TP
provinsi dan sebaliknya.

12
F. Kriteria Calon Lokasi (CL) Penerima Bantuan

Lokasi kegiatan Sistem Tanam Tumpangsari Padi Jagung Kedelai


dapat dilaksanakan di areal seperti :
1. Lahan sawah irigasi untuk penanaman pada akhir musim
hujan;
2. Lahan rawa setelah penanaman padi yang pertama;
3. Lahan sawah tadah hujan untuk penanaman pada awal musim
hujan dengan populasi rapat;
4. Lahan kering untuk penanaman pada awal musim hujan.

G. Prosedur Penetapan Penerima Bantuan

1. Usulan dari calon penerima bantuan pemerintah kepada


Kepala Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi Tanaman
Pangan.
2. Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi Tanaman Pangan
melakukan verifikasi CPCL.
3. Penetapan CPCL oleh Kepala Dinas Kabupaten/Kota yang
membidangi Tanaman Pangan yang ditetapkan dalam Surat
Keputusan.
4. CPCL yang telah ditetapkan disampaikan ke Kepala Dinas
provinsi yang membidangi Tanaman Pangan disertai dengan
Surat Pernyataan Kebenaran CPCL dari Dinas Kabupaten.
5. Dinas provinsi yang membidangi Tanaman Pangan
memberikan persetujuan usulan CPCL yang diusulkan Dinas
Kabupaten/Kota dan dinyatakan dalam SK Penetapan
Penerima Bantuan oleh PPK dan disahkan oleh KPA.

13
6. Untuk alokasi anggaran pusat, persetujuan provinsi pada poin
no. 5 disampaikan ke Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
untuk selanjutnya diproses Penetapan Penerima Bantuan oleh
PPK Direktorat Perbenihan dan disahkan oleh KPA Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan.

Format pemberkasan sebagaimana terlampir. Untuk kegiatan


Tumpangsari dari anggaran TP Provinsi format berkas
menyesuaikan.

H. Jadwal Kegiatan

1. Usulan CPCL (SK Kadis Kabupaten/Kota) yang sudah diverifikasi


Dinas Provinsi dan kelengkapan berkas administrasi pengadaan
bantuan benih, diterima oleh Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan paling lambat pada minggu ke-2 September 2018.
2. Pengadaan dan pengiriman benih dilakukan pada minggu ke-3
September 2018.
3. Penanaman dilakukan mulai pada minggu ke-4 September 2018
hingga minggu ke-4 bulan Oktober 2018.

I. Pertanggungjawaban Penerima Bantuan

Penerima bantuan menandatangani Berita Acara Serah Terima


Barang dan Berita Acara Penyerahan Hibah Barang Milik Negara.
Penerima Bantuan wajib melaksanakan kegiatan sesuai dengan
petunjuk pelaksanaan ini, menyimpan label benih dan
mendokumentasikan pelaksanaan kegiatan dalam bentuk foto Open
Camera.

14
IV. PENANAMAN TUMPANGSARI

A. Sistem Tumpangsari

Pola tumpangsari dapat dipilih dengan kombinasi sebagai berikut :

1. Padi gogo + Jagung

2. Padi gogo + Kedelai

3. Jagung + Kedelai

B. Pengolahan Tanah

Untuk lahan sawah pengolahan tanah dengan olah


tanah minimum dan tanpa olah tanah (TOT). Olah tanah
minimum dilakukan setelah panen padi sawah dengan cukup
membersihkan lahan dari tunggul jerami dan rumput. Selanjutnya
dibuat alur bajak untuk tanam. Saluran drainase keliling lahan
disiapkan.
Pengolahan tanah di lahan kering dilakukan sebelum turun hujan
dengan cangkul atau garpu. Pada daerah dengan kondisi tanah
ringan, pengolahan tanah cukup dengan pembajakan 1 kali dan
diratakan dengan garpu satu kali.

C. Penanaman

1. Padi Gogo – Jagung

a. Setelah kondisi lahan optimal, segera dilakukan penanaman


benih padi dengan tugal. Jarak tanam padi gogo adalah 20 cm

15
(antar barisan) x 10 cm (dalam barisan), sedangkan jarak
tanam jagung 40 cm (antar barisan) x 12,5 cm (dalam barisan).
Sedangkan jarak antara blok padi atau jagung disesuaikan
dengan perhitungan populasi dan/atau disesuaikan dengan
lebar combine harvester untuk mempermudahkan pada waktu
pemanenan (Gambar 1).
b. Untuk pertanaman padi gogo dilakukan lebih awal dengan
selang waktu tiga minggu sebelum penanaman jagung.
c. Penanaman benih padi sebanyak 5-7 biji per lubang, sehingga
akan digunakan benih sebanyak 50 kg/ha. Penanaman benih
jagung sebanyak 1 biji per lubang, sehingga akan digunakan
benih sebanyak 30 kg/ha.
d. Populasi tanaman per hektar pada sistem tumpangsari ini
menggunakan populasi rapat, kurang lebih 250.000 rumpun/ha
untuk padi dan 100.000 batang/ha untuk jagung.

Gambar 1. Jarak Tanam Tumpangsari Padi-Jagung

16
2. Padi Gogo – Kedelai

a. Setelah kondisi lahan optimal, segera dilakukan penanaman


benih padi dengan tugal. Jarak tanam padi gogo adalah 20 cm
(antar barisan) x 10 cm (dalam barisan), sedangkan jarak
tanam kedelai 30 cm (antar barisan) x 10 cm (dalam barisan).
Sedangkan jarak antara blok padi atau kedelai adalah
disesuaikan dengan perhitungan populasi dan/atau
disesuaikan dengan lebar combine harvester untuk
mempermudahkan pada waktu pemanenan (Gambar 2).
b. Untuk penanaman padi dapat dilakukan pada waktu yang
bersamaan dengan penanaman kedelai atau akan lebih baik
bilamana dapat dilakukan penanaman padi lebih awal sekitar
2 (dua) minggu sebelum penanaman kedelai.
c. Penanaman benih padi sebanyak 3-5 benih per lubang,
sehingga digunakan benih sebanyak 50 kg/ha. Penanaman
benih kedelai sebanyak 2-3 benih per lubang, sehingga
digunakan benih sebanyak 70 kg/ha.
d. Populasi tanaman per hektar pada sistem tumpangsari ini
menggunakan populasi rapat, kurang lebih 250.000 rumpun/ha
untuk padi dan 300.000 batang/ha untuk kedelai.
e. Untuk lahan yang belum pernah ditanami kedelai, sebelum
tanam, benih kedelai dimasukkan dalam ember berisi air yang
telah dicampur inokulan rhizobium untuk membasahi benih
dengan larutan tersebut. Bisa juga menggunakan tanah
secukupnya bekas ditanami kacang-kacangan sampai
menutupi permukaan tanah yang akan ditanami kedelai.

17
Gambar 2. Jarak Tanam Tumpangsari Padi-Kedelai

3. Jagung – Kedelai

a. Setelah kondisi lahan optimal, segera dilakukan penanaman


benih jagung dengan tugal. Jarak tanam jagung 40 cm (antar
barisan) x 12,5 cm (dalam barisan), sedangkan jarak tanam
kedelai 30 cm (antar barisan) x 10 cm (dalam barisan). Jarak
barisan antara jagung dan kedelai adalah 40 cm, sedangkan
jarak antara blok jagung atau kedelai adalah disesuaikan
dengan perhitungan populasi dan/atau disesuaikan dengan
lebar combine harvester untuk mempermudahkan pada waktu
pemanenan (Gambar 3).
b. Untuk pertanaman kedelai dilakukan lebih awal dengan selang
waktu tiga minggu sebelum penanaman jagung.
c. Penanaman benih kedelai sebanyak 2-3 benih per lubang,
sehingga digunakan benih sebanyak 70 kg/ha. Penanaman

18
benih jagung sebanyak 1 benih per lubang, sehingga
digunakan benih sebanyak 25 kg/ha.
d. Populasi tanaman per hektar pada sistem tumpangsari ini
menggunakan populasi rapat, kurang lebih 100.000 batang/ha
untuk jagung dan 300.000 batang/ha untuk kedelai.
e. Untuk lahan yang belum pernah ditanami kedelai, sebelum
tanam, benih kedelai dimasukkan dalam ember berisi air yang
telah dicampur inokulan rhizobium untuk membasahi benih
dengan larutan tersebut. Bisa juga menggunakan tanah
secukupnya bekas ditanami kacang-kacangan sampai
menutupi permukaan tanah yang akan ditanami kedelai.

Gambar 3. Jarak Tanam Tumpangsari Jagung-Kedelai

19
D. Pemupukan
1. Untuk sistem Tumpangsari Padi Gogo – Jagung dan Padi
Gogo – Kedelai, pemupukan menggunakan rekomendasi
untuk padi gogo. sedangkan tanaman jagung dan kedelai
memperoleh manfaat dari pemupukan padi gogo. Pupuk
organik diberikan setelah tanam dengan menutup lubang
tanam padi gogo, jagung dan kedelai.
2. Untuk sistem Tumpangsari Jagung – Kedelai, pemupukan
menggunakan rekomendasi untuk jagung. sedangkan
tanaman jagung dan kedelai memperoleh manfaat dari
pemupukan jagung. Pupuk organik diberikan setelah tanam
dengan menutup lubang tanam jagung dan kedelai.

E. Pengendalian Gulma

Pengendalian gulma dapat dikombinasikan dengan herbisida dan


penyiangan manual, dengan teknik sebagai berikut :

• Penyemprotan herbisida purna tumbuh pada umur + 15 hari


dengan dosis menurut petunjuk.
• Penyiangan secara manual umur + 30 hari atau disesuaikan
dengan pertumbuhan gulma.

F. Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit tanaman dilakukan dengan


menerapkan kaidah pengendalian hama dan penyakit terpadu (PHT)
yang meliputi pengelolaan/pemilihan varietas yang tepat, pengelolaan

20
kultur teknis dan pengendalian biologis, sedangkan penggunaan
pestisida dilaksanakan bila populasi hama melampaui batas ambang
kendali.

G. Panen
• Panen dilakukan pada saat matang fisiologis yaitu untuk padi
gogo bilamana 90% bulir padi telah menguning; untuk jagung
bila biji telah mengeras dan membentuk lapisan hitam 50% dan
klobot sudah mengering; dan pada kedelai bila polong pada
batang utama berwarna coklat dan 95% daun telah menguning.
• Panen dilakukan menggunakan power thresher atau combine
harvester.
• Gabah, tongkol dan polong yang dihasilkan dikeringkan dengan
dryer atau dijemur hingga mencapai kadar air sekitar 14%.

21
V. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

A. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi kegiatan Sistem Tanam Tumpangsari Padi


Jagung Kedelai dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
pelaksanaan kegiatan tersebut dapat berjalan secara efektif, efisien
dan akuntabel. Pengawasan kegiatan dilakukan oleh instansi terkait
mulai dari tingkat Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota sesuai dengan
tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.

a. Tugas dan Tanggung Jawab Pusat


1) Menyusun Petunjuk pelaksanaan kegiatan Sistem Tanam
Tumpangsari Padi Jagung Kedelai.
2) Melakukan koordinasi, sosialisasi, pembinaan teknis,
monitoring dan evaluasi kegiatan Sistem Tanam
Tumpangsari Padi Jagung Kedelai.
3) Menyusun Laporan Kegiatan Sistem Tanam Tumpangsari
Padi Jagung Kedelai.

b. Tugas dan Tanggung Jawab Dinas Provinsi

1) Melakukan sosialisasi, koordinasi, bimbingan teknis,


monitoring dan evaluasi kinerja Dinas lingkup Pertanian
Kabupaten/Kota dalam penerapan Teknologi Pengaturan
Sistem Tanam Tumpangsari Padi Jagung Kedelai oleh
penerima bantuan di wilayahnya.

2) Menyusun rekapitulasi laporan perkembangan pelaksanaan


kegiatan Sistem Tanam Tumpangsari Padi Jagung Kedelai

22
untuk disampaikan kepada Direktur Jenderal Tanaman
Pangan cq. Direktur Serealia.

c. Tugas dan Tanggung Jawab Dinas Kabupaten/kota


1) Melakukan koordinasi vertikal dan horizontal dengan instansi
terkait.
2) Melaksanakan sosialisasi, bimbingan teknis kepada petugas
lapangan dan kelompok penerima bantuan Sistem Tanam
Tumpangsari Padi Jagung Kedelaiserta melakukan
pendampingan dalam pemanfaatan dana/pencairan dana.
3) Melaksanakan pendampingan dalam pelaksanaan kegiatan
Pengembangan Teknologi Pengaturan Sistem Tanam
Tumpangsari.
4) Menyusun laporan dan dokumentasi (sebelum, sedang dan
sesudah) pelaksanaan kegiatan, dan disampaikan ke Provinsi
dengan tembusan ke Pusat secara berkala.
B. Pelaporan

Pelaksanaan pelaporan dilakukan secara berjenjang dari


Kabupaten/Kota sampai ke Pusat. Untuk pelaporan dari Provinsi ke
Pusat supaya melampirkan juga laporan dari Kabupaten/Kota.
Laporan akhir pelaksanaan kegiatan Sistem Tanam Tumpangsari
Padi Jagung Kedelaiagar lebih informatif dan komunikatif dilengkapi
dengan foto-foto dokumentasi kegiatan (sebelum, sedang dan selesai
pelaksanaan kegiatan).

Laporan diperlukan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan


kegiatan Sistem Tanam Tumpangsari Padi Jagung Kedelai serta

23
permasalahannya sebagai upaya mencari solusi agar kegiatan dapat
terlaksana sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan. Laporan ini
berisi antara lain data dan informasi tentang perkembangan
pelaksanaan fisik dan keuangan, pendayagunaan tenaga kerja, biaya
dan hasil produksi, dll. Alur laporan sebagai berikut:

1. Laporan dibuat oleh Dinas lingkup pertanian Kabupaten/Kota


dan dikirim ke Provinsi untuk diolah lebih lanjut dengan
tembusan ke Pusat.

2. Laporan yang dibuat oleh Dinas lingkup pertanian


Kabupaten/Kota selanjutnya direkapitulasi oleh Dinas lingkup
pertanian Provinsi dan dikirim ke Pusat paling lambat pada akhir
Januari 2019 dengan alamat :

Direktorat Serealia
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Jl AUP No. 3 Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12520
Telp: (021) 7806262 Fax. (021) 7802930

3. Laporan akhir dibuat oleh Dinas lingkup pertanian


Kabupaten/Kota dan dikirim ke Dinas lingkup pertanian Provinsi
untuk diolah lebih lanjut dengan tembusan ke Pusat.

24
VI. PENUTUP

Upaya peningkatan produksi dan produktivitas padi, jagung dan


kedelai (Pajale) terus dilakukan, baik untuk lahan sawah maupun
lahan kering. Melalui program UPSUS Pajale telah dilakukan
terobosan teknologi berdasarkan daya dukung lahan dengan
rekayasa tanam untuk mengoptimalkan lahan dan air serta efisiensi
biaya produksi. Peluang peningkatan produktivitas lahan kering pada
awal musim hujan (MH) dengan meningkatkan intensitas pertanaman
padi yang ditumpangsarikan dengan jagung atau kedelai.

25
LAMPIRAN

FORM PELAKSANAAN
BANTUAN BENIH TUMPANGSARI
PADI JAGUNG KEDELAI TA 2018

1. File CPCL dalam format MS excel agar dikirimkan ke


email nurhasanah_sipahutar@yahoo.com
2. Untuk Kabupaten Form yang disiapkan yaitu Form 1,
Form 2 dan Form 4
3. Untuk Provinsi yang disiapkan Form 3

26
Lampiran 1.

Form 1.

Kop Surat Kabupaten/Kota

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERTANIAN KABUPATEN/KOTA ……………..


NOMOR ………………

TENTANG
PENETAPAN CALON PETANI DAN CALON LOKASI (CPCL) BANTUAN
PEMERINTAH BENIH *) BENIH PADI DAN/BENIH JAGUNG DAN/BENIH
KEDELAI KEGIATAN TUMPANGSARI DI
KABUPATEN/KOTA………………..TAHUN ANGGARAN 2018

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA DINAS KABUPATEN …………………..

Menimbang : a. bahwa ketahanan pangan nasional perlu terus


diupayakan melalui peningkatan produksi untuk
menjamin kecukupan pangan yang semakin meningkat
seiring dengan peningkatan jumlah penduduk;
b. bahwa peningkatan produksi padi jagung kedelai
diarahkan pada peningkatan produktivitas melalui
penggunaan benih unggul bersertifikat;
c. bahwa dalam rangka memenuhi kebutuhan benih
unggul bersertifikat dari bantuan pemerintah untuk
peningkatan produski dan produktivitas perlu
ditetapkan kelompok tani penerima Bantuan Pemerintah
*) benih padi dan/benih jagung dan/benih kedelai Tahun 2018;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun


1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 46,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3478);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun
2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara
27
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Pertanggungjawaban
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4400);
5. Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara;
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun
2017 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Tahun Anggaran 2018 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 233, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6138);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang


Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah;
9. Peraturan Menteri Pertanian Nomor
01/Permentan/OT.010/ 1/2016 tentang Unit Layanan
Pengadaan Barang/Jasa Unit Pelaksana Teknis
Kementerian Pertanian;
10. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 46/Permentan/
RC.110/12/2017 tentang Pedoman Pengelolaan dan
Penyaluran Bantuan Pemerintah Lingkup Kementerian
Pertanian Tahun Anggaran 2018;
11. Peraturan Menteri Pertanian Nomor
12/Permentan/TP.020/4/2018 tentang Produksi,
Sertifikasi dan Peredaran Benih Tanaman;
12. Keputusan Menteri Pertanian Nomor
1243/HK.150/C/07/2018 tentang Perubahan Atas
Keputusan Menteri Pertanian Nomor
526/HK.150/03/2018 tentang Petunjuk Teknis
Penyaluran Bantuan Pemerintah lingkup Direktorat
13. Jenderal Tanaman Pangan tahun 2018.
Keputusan Menteri Pertanian Nomor
990/HK.150/C/05/2018 tentang Petunjuk Teknis
14. Produksi Benih Tanaman Pangan;
Keputusan Menteri Pertanian Nomor
991/HK.150/C/05/2018 tentang Petunjuk Teknis
15. Sertifikasi Benih Tanaman Pangan;

28
Keputusan Menteri Pertanian Nomor
992/HK.150/C/05/2018 tentang Petunjuk Teknis
Peredaran Benih Tanaman Pangan;
16.
dan seterusnya ................

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERTANIAN


KABUPATEN/KOTA……………..TENTANG PENETAPAN
CALON PETANI DAN CALON LOKASI (CPCL) KEGIATAN
BANTUAN PEMERINTAH *) BENIH PADI DAN/ BENIH
JAGUNG DAN/ BENIH KEDELAI KEGIATAN TUMPANGSARI
DI KABUPATEN/KOTA…………TAHUN ANGGARAN 2018
KESATU : Penetapan Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL), Bantuan
Pemerintah *) benih padi dan/benih jagung dan/benih kedelai
Kegiatan Tumpangsari di Kabupaten/ Kota……………Tahun
Anggaran 2018 sebagaimana tercantum dalam lampiran
keputusan ini;
KEDUA : Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL) sebagaimana pada
diktum kesatu merupakan calon penerima Bantuan Pemerintah
*) benih padi dan/benih jagung dan/benih kedelai kegiatan
tumpangsari sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang
berlaku;
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini maka
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di …………………
pada tanggal
KEPALA DINAS PERTANIAN
KABUPATEN/KOTA………………
ttd
(………Nama………….)
NIP. ………………………………..
Tembusan :
1. Direktur Jenderal Tanaman Pangan
2. Bupati Kabupaten .....
3. Wakil Bupati Kabupaten .......
4. dan seterusnya ...............

Keterangan : *) Dipilih sesuai alokasi kegiatan tumpangsari

29
Lampiran : Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota tentang
Penetapan Calon Petani Calon Lokasi (CPCL) Bantuan Pemerintah *)
benih padi dan/benih jagung dan/benih kedelai kegiatan tumpangsari
Tahun Anggaran 2018

Kebutuhan Benih *)
Nama Ketua Luas
Padi Jagung Kedelai Rencana Pola
No Kecamatan Desa Kelompok Kelompok Lahan
Volume Volume Volume Tanam Tumpangsari
Tani Tani (Ha) Varietas Varietas Varietas
(Kg) (Kg) (Kg)

JUMLAH

Keterangan : *) Dipilih sesuai alokasi kegiatan tumpangsari dengan kebutuhan benih padi 50 kg/ha; jagung
25 kg/ha dan kedelai 70 kg/ha

...................., ......................... 2018


Kepala Dinas Pertanian Kabupaten /Kota ...............,

ttd

(.............Nama .............)
NIP.

30
Lampiran 2.
Form 2
KOP DINAS PERTANIAN KABUPATEN/KOTA

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama :
Jabatan :
Instansi :

Dengan ini menyatakan bahwa Calon Petani Calon Lokasi (CPCL) Bantuan *) benih
padi dan/benih jagung dan/benih kedelai untuk Kegiatan Tumpangsari Tahun Anggaran
2018 benar adanya dan telah dilakukan verifikasi sesuai persyaratan yang telah
ditetapkan. Apabila pernyataan ini tidak benar, maka kami bersedia bertanggung
jawab atas kerugian yang ditimbulkan.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.

...................., ......................... 2018


Kepala Dinas Kabupaten /Kota ................,

ttd

(................Nama ..................)
NIP.

Keterangan : *) Dipilih sesuai alokasi kegiatan tumpangsari

31
Lampiran 3.
Form 3
KOP DINAS PERTANIAN PROVINSI

SURAT PERSETUJUAN
Nomor : ......................

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama :
Jabatan :
Instansi :

Dengan ini menyatakan Calon Petani Calon Lokasi (CPCL) Bantuan Pemerintah *)
benih padi dan/benih jagung dan/benih kedelai TA 2018 telah dilakukan verifikasi
kebenaran CPCLnya sesuai persyaratan yang telah ditetapkan dan setuju untuk
diusulkan sebagai calon penerima Bantuan Pemerintah *) benih padi dan/benih jagung
dan/benih kedelai Kegiatan Tumpangsari TA 2018, dengan rincian sesuai usulan
Kabupaten/Kota ................. sebagaimana terlampir.

Demikian surat persetujuan ini, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

....................., ..................... 2018


KEPALA DINAS PERTANIAN
PROVINSI ...............................

ttd

(............Nama................)
NIP..................................

Keterangan : *) Dipilih sesuai alokasi kegiatan tumpangsari

32
Lampiran : Surat Persetujuan Kepala Dinas Pertanian Provinsi tentang Penerima
Bantuan Pemerintah *) benih padi dan/benih jagung dan/benih kedelai
Kegiatan Tumpangsari Tahun Anggaran 2018
Nomor : ...................

Jenis Benih : *) Padi /Jagung/Kedelai


Kabupaten/ Kota :

Kebutuhan Benih *)
Nama Ketua Luas
Padi Jagung Kedelai Rencana Pola
No Kecamatan Desa Kelompok Kelompok Lahan
Volume Volume Volume Tanam Tumpangsari
Tani Tani (Ha) Varietas Varietas Varietas
(Kg) (Kg) (Kg)

JUMLAH

Keterangan : *) Dipilih sesuai alokasi kegiatan tumpangsari dengan kebutuhan benih padi 50 kg/ha; jagung
25 kg/ha dan kedelai 70 kg/ha

.................., .......................... 2018


Kepala Dinas Pertanian Provinsi
......................

ttd

(............Nama ......... )
NIP.

Lampirkan daftar lokasi penerima bantuan sesuai Surat Keputusan Kepala Dinas
Pertanian Kabupaten/Kota.

33
Lampiran 4.
Form 4
( Kop Dinas Pertanian Kabupaten/Kota )

Nomor :
Lampiran :
Hal : Usulan Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan

Yth. Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan


Selaku Kuasa Pengguna Anggaran
Di Jakarta

Sehubungan dengan kegiatan Bantuan Pemerintah *) benih padi dan/benih jagung


dan/benih kedelai Kegiatan Tumpangsari TA 2018, bersama ini kami usulkan Pejabat
Penerima Hasil Pekerjaan untuk Kabupaten/Kota..................., yaitu :
Nama :
NIP :
Jabatan :
Instansi :
Nomor Telepon :

Mohon perkenan Bapak untuk memproses lebih lanjut. Terima kasih.

Kepala Dinas
Pertanian Kabupaten/Kota ..................

ttd

(...............Nama....................)
NIP............................................

Keterangan : *) Dipilih sesuai alokasi kegiatan tumpangsari

34
35

Anda mungkin juga menyukai