Anda di halaman 1dari 5

STUDI

Jurnal Kesehatan LITERATUR


Masyarakat, Maret 2008 - September 2008, II (2)

MANAJEMEN MUTU PELAYANAN KESEHATAN

Rizanda Machmud*

Pendahuluan kriteria dan standar profesional medis terkini dan baik yang
Saat ini mutu layanan kesehatan merupakan fokus sekaligus telah memenuhi atau bahkan melebihi kebutuhan
utama bagi masyarakat. Kesadaran dan kepedulian dan keinginan pelanggan dengan tingkat efisiensi yang
terhadap mutu memang semakin meningkat. Hal-hal yang optimal. Abstrak mutu dapat dinilai dan diukur dengan
berkaitan dengan mutu saat ini antara lain : kepercayaan berbagai pendekatan. Pendekatan maupun metode
bahwa sesuatu yang bermutu pastilah merupakan hal yang pengukuran yang digunakan dalam upaya meningkatkan
bersifat luks, mewah, dan mahal. Mutu juga dianggap mutu tersebut telah tersedia baik dari dimensi input, proses
sesuatu hal yang bersifat abstrak sehingga tidak dapat dan output. Mutu memiliki karakteristik melakukan
diukur Upaya peningkatan mutu memerlukan biaya yang pelayanan yang benar dengan cara yang benar, pertama
cukup mahal. benar dan selanjutnya diharapkan benar1,2.
Perkembangan Upaya Perbaikan Mutu Pelayanan
Apa yang Disebut Mutu?
kesehatan di Indonesia
Definisi Mutu
Sejarah perkembangan tentang upaya perbaikan
Menurut Ali Gufran, 2007; istilah mutu memiliki
mutu yang dikutip dari Tjahyono Koentjoro, 2004
banyak penafsiran yang mungkin berbeda-beda, ketika ia
menerangkan bahwa upaya perbaikan mutu dan kinerja
digunakan untuk menggambarkan sebuah produk atau
pelayanan kesehatan di Indonesia telah mulai di lakukan
pelayanan tertentu. Bisa saja beberapa orang mengatakan
sejak tahun 1986 dengan diterapkannya gugus kendali
bahwa sesuatu dikatakan bermutu tinggi ketika sesuatu
mutu di rumah sakit dan di puskesmas serta pada pelayanan
tersebut dianggap lebih baik, lebih cepat, lebih cemerlang,
kesehatan yang lain. Perbaikan ini dilanjutkan dengan
lux, lebih wah dan biasanya lebih mahal dibandingkan
dikenalkannya total quality management pada tahun 1994
produk atau layanan yang mutunya dianggap lebih rendah.
dan performance management pada tahun 19963.
Hal ini tentu tidak sepenuhnya benar. Beberapa orang
Untuk pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas,
mengartikan layanan kesehatan bermutu adalah layanan
diperkenalkan program jaminan mutu (quality assurance)
yang memuaskan pelanggan. Padahal layanan yang
pada tahun 1995 di Provinsi Jawa Barat, Jawa timur, Nusa
diberikan tidak memenuhi standar pelayanan medis
Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan
profesional. Bahkan bisa terjadi di sebuah institusi layanan
Sumatera Barat melalui Proyek Kesehatan IV (Health
kesehatan seperti rumah sakit jika pasien datang di Unit
Project IV). Di Jawa Tengah, pelayanan kesehatan tersebut
Gawat Darurat langsung ditangani “diinfus”. Pasien puas
diperkenalkan melalui Proyek Community Health and
karena mereka merasa langsung “ditangani” padahal infus
Nutrition III, sedangkan di Provinsi Daerah Istimewa
tidak selalu diperlukan. Bahkan jika tidak terkontrol dapat
Yogyakarta, pengenalan dilakukan melalui Provincial
menimbulkan efek samping seperti oedem pulmo1,2.
Health Project I dengan tiga tahapan, yakni analisis sistem,
Ada dilema dalam upaya untuk mewujudkan mutu
supervisi dan pembinaan, dan pendekatan tim. Empat
dalam layanan kesehatan. Pada satu pihak mutu juga
standar pelayanan telah disusun melalui program jaminan
diartikan sejauh mana layanan kesehatan yang diberikan
mutu tersebut, yaitu standar penanganan diare, standar
sesuai dengan standard operating procedure (SOP) atau
pelayanan imunisasi, standar penanganan infeksi saluran
prosedur tetap medis. Ketika SOP tersebut dilaksanakan
nafas atas, dan standar pelayanan antenatal, dalam bentuk
seperti misalnya di beberapa rumah sakit pendidikan milik
lembar periksa yang harus diikuti oleh petugas pelayanan
pemerintah, dianggap oleh pasien terlalu lama dan berbelit-
kesehatan di puskesmas3.
belit. Dari pihak lainnya, menurut kacamata pasien, justru
rumah sakit pendidikan milik pemerintah dianggap kurang Apa Saja Prinsip Penting dalam Perbaikan Mutu?
bermutu dibanding rumah sakit swasta yang bisa lebih Dua hal yang perlu dipantau dalam upaya
cepat karena prosedur yang diterapkan lebih fleksibel1,2. perbaikan mutu adalah Kepuasan Pelanggan dan Standar
Lebih lanjut dalam uraian Ali Gufran, 2007; layanan Pelayanan Kesehatan. Kedua aspek ini haruslah seimbang.
bermutu dalam pengertian yang luas diartikan sejauh mana
Kesetiaan dan Kepuasan Pelanggan
realitas layanan kesehatan yang diberikan sesuai dengan
Dari berbagai sumber disebutkan bahwa. Prinsip

* Staf Pengajar PSIKM FK Unand

186
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2008 - September 2008, II (2)

utama perbaikan mutu dan kinerja pelayanan kesehatan komprehensif, pelayanan kesehatan yang harus berfokus
adalah kepedulian terhadap pelanggan. Pasien sebagai pada pelanggan. Pengalaman pasien dan masyarakat yang
pelanggan eksternal tidak hanya menginginkan menjadi pelanggan pelayanan kesehatan harus mendapat
kesembuhan dari sakit yang diderita yang merupakan luaran perhatian utama sehingga kebutuhan, harapan, dan nilai
(outcome) pelayan, tetapi juga merasakan dan menilai pelanggan dapat dipenuhi oleh organisasi pelayanan
bagaimana ia diperlakukan dalam proses pelayanan3,4. kesehatan. Mekanisme untuk mengenal adanya perubahan
Berangkat dari pelayanan yang peduli pada pelanggan, kebutuhan, harapan, dan nilai pelanggan perlu ada dalam
yakni pelayanan yang memerhatikan kebutuhan (needs), pengelolaan organisasi pelayanan kesehatan, demikian
harapan (expectation) pelanggan, dan penilaian manfaat juga mekanisme untuk mengelola pengalaman pelanggan.
(value) oleh pelanggan sebagai persyaratan yang diajukan Dengan demikian, organisasi pelayanan kesehatan akan
oleh pelanggan, upaya untuk memperbaiki mutu dan kinerja mampu memberikan yang terbaik kepada pasien dan
perlu merujuk pada trilogi persyaratan pelanggan tersebut. masyarakat3.
Harapan (expectation) dari pelanggan tidak hanya diartikan Berikut pendekatan-pendekatan yang dilakukan
seperti apa yang diinginkan atau diharapkan akan dalam upaya mewujudkan pelayanan kesehatan yang harus
didapatkan oleh pelanggan, tetapi juga apa yang berfokus pada pelanggan seperti Total Quality
diharapkan terjadi selama menjalani proses pelayanan dan Management (TQM), Layanan Prima.
menikmati produk yang dibeli, yang antara lain tidak akan
Total Quality Management (TQM)
mengalami kesalahan tindakan medis ataupun kejadian-
Sejak empat dekade yang lalu, Joseph Juran (1974)
kejadian yang tidak diinginkan3.
telah menggambarkan komponen-komponen dasar
Hasil pelayanan kesehatan adalah luaran klinis,
pendekatan manajemen kualitas secara komprehensif. Juran
manfaat yang diperoleh pelanggan, dan pengalaman
telah mengidentifikasikan elemen-elemen yang diperlukan
pelanggan yang berupa kepuasan atau kekecewaan.
dalam sebuah sistem untuk mengukur, meningkatkan, dan
Pengalaman pelanggan tersebut sangat tergantung pada
merancang proses yang secara konsisten dapat
proses pelayanan pada lini depan atau sistem mikro
memberikan hasil yang optimal. Dia menamakan sistem
pelayanan, suatu sistem pelayanan yang bersentuhan
tersebut sebagai manajemen kualitas secara menyeluruh
langsung dengan pelanggan3.
atau Total Quality management1,3,4.
Standar Pelayanan Kesehatan Menurut Ali Gufran, 2007, Dalam Total Quality
Dalam proses pelayanan kesehatan akan terjadi management, seluruh aspek dalam organisasi memerlukan
variasi pelaksanaan kegiatan dari waktu ke waktu yang perubahan secara luas dan mendasar pada budaya
akan menghasilkan luaran yang bervariasi juga. Salah satu organisasi dan sifat dan kharakter manajemen. Kegiatan-
upaya untuk mengurangi variasi proses adalah dengan kegiatan peningkatan kualitas ini merupakan bagian dari
melakukan standardisasi. Proses standardisasi meliputi rencana bisnis organisasi. Seluruh tingkat manajemen mulai
penyusunan, penerapan, monitoring, pengendalian, serta dari top manajemen sampai front-liner mereka yang paling
evaluasi dan revisi standar (PP 102/2000)3-6. terdepan dalam memberikan layanan pada pasien
Keberadaan standar dalam pelayanan kesehatan menghargai pentingnya mutu dan data statistik. Selain itu,
akan memberikan manfaat, antara lain mengurangi variasi Total Quality management juga dimaknai sebagai proses
proses, merupakan persyaratan profesi, dan dasar untuk memobilisasi sumber daya manusia untuk meraih tujuan
mengukur mutu. Ditetapkannya standar juga akan mutu. Secara internal, proses tersebut termotivasi oleh
menjamin keselamatan pasien dan petugas penyedia perhatian yang besar terhadap praktik-praktik pencegahan
pelayanan kesehatan. Dikuranginya variasi dalam timbulnya masalah mutu layanan1-5.
pelayanan akan meningkatkan konsistensi pelayanan Merujuk kepada arti kata dari Total Quality
kesehatan, mengurangi morbiditas dan mortalitas pasien, management itu, total berarti bahwa kegiatan tersebut
meningkatkan efisiensi dalam pelayanan, dan memudahkan dilaksanakan di seluruh tingkatan dan seluruh bagian atau
petugas dalam pelayanan2,3. departemen dalam organisasi serta pada seluruh waktu
(setiap hari). Sementara itu, istilah quality menggambarkan
Bagaimana Melakukan Perbaikan Mutu?
peningkatan yang berkelanjutan untuk memenuhi
Pada pembahasan ini akan diutarakan lebih lanjut
kebutuhan pelanggan. Di satu sisi, management
bagaimana upaya yang dilakukan dalam perbaikan mutu,
merupakan keseluruhan sistem dan lingkungan yang
fokus apa yang perlu diperhatikan. Fokus tersebut yang
mendukung budaya peningkatan mutu secara
harus diperhatikan dalam Rantai Efek Perbaikan Mutu
berkelanjutan tersebut2,4.
Pelayanan Kesehatan
Menurut Tjahyono Koentjoro 2004, Untuk
melakukan perbaikan mutu pelayanan kesehatan, perlu
diperhatikan empat tingkat perubahan, yaitu :
1. Pengalaman pasien dan masyarakat
2. Sistem mikro pelayanan
3. Sistem organisasi pelayanan kesehatan
4. Lingkungan pelayan kesehatan
Di samping harus memiliki tujuan yang jelas dan

187
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2008 - September 2008, II (2)

Tabel 1.
Perbandingan pemikiran tradisional dan Total Quality Management

Pemikiran Tradisional TQM


x Peningkatan mutu merupakan tanggung x Peningkatan mutu merupakan tanggung
jawab pihak manajemen jawab setiap anggota dalam organisasi
x Pelanggan merupakan pihak luar dan kita x Pelanggan (internal dan eksternal)
menjual kepada mereka merupakan bagian vital organisasi
x Cukup baik adalah cukup baik x Tidak ada yang kurang dari 100% usaha
yang dilakukan
x Kita membutuhkan orang-orang yang lebih x Kita telah memiliki orang-orang terbaik
baik untuk meningkatkan mutu untuk yang mereka kerjakan
x Vendor dan pemasok adalah bukan bagian x Vendor dan pemasok adalah anggota
dari kita, melainkan relasi penting dari tim kita
x Mutu diperoleh dari inspeksi, rejeksi, dan x Mutu dibangun dalam pelayanan dan
kerja ulang produk mulai dari awal input dan proses
x Jika tidak ada yang rusak, tidak perlu x “Jika tidak rusak, tingkatkankah”
diperbaiki Peningkatan yang terus-menerus
merupakan satu-satunya jalan
x Peningkatan kualitas adalah suatu hal yang x Peningkatan kualitas akan menurunkan
mahal biaya dan meningkatkan produktivitas
Sumber : Ali Ghufron Mukti, Strategi Terkini Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan: Konsep dan Implementasi, Pusat Pengembangan
Sistem Pembiayaan dan Manajemen Asuransi/ Jaminan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada, 2007.

Lebih lanjut Ali Gufran, 2007 mengulas, mengapa Oleh karena itu, untuk menjamin agar program
kita menggunakan Total Quality management? Hal ini peningkatan mutu ini dapat berhasil dan berjalan sukses,
disebabkan karena keempat prinsip yang dimiliki oleh TQM perlu keyakinan mengenai kesiapan dan iklim budaya
akan sangat membantu dalam upaya peningkatan mutu organisasi, komunikasi, dan komitmen berbagai pihak, serta
layanan kesehatan. Keempat prinsip itu adalah2,4: perhatian terhadap pendidikan dan perwujudan dari
1) Mengukur mutu sehingga dapat mengelolanya; rencana strategis yang telah disusun bersama.
2) Melakukan perncanaan secara strategis sehingga
Pelayanan prima
dapat berpikir jangka panjang, tetapi tetap melakukan
Dari kutipan yang diambil dari buku Strategi Terkini
aksi-aksi jangka pendek;
Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan: Konsep dan
3) Menghimpun kekuatan otak dan gagasan dari setiap
Implementasi; Pelayanan prima dimaknai sebagai
orang di organisasi sehingga diperoleh manfaat dari
pelayanan terbaik dan telah memenuhi standar pelayanan
sinergi yang sedang dan telah dibangun, serta
dipandang dari perspektif pengguna atau donor, perspektif
4) Berfokus kepada pasien (customer focused) sehingga
proses pelayanan dan perspektif keuangan yang dapat
dapat memberi mereka kepuasan
dicapai jika kualitas sumber daya manusianya cukup
Dengan demikian, terdapat beberapa asumsi profesional. Sementara itu, LAN RI mengartikan pelayanan
mengenai pelaksanaan TQM, yaitu fokus kepada prima sebagai pelayanan yang terbaik dan melebihi,
konsumen, penglibatan secara total seluruh komponen melampaui, serta mengungguli pelayanan yang diberikan
dalam organisasi layanan kesehatan termasuk dokter, pihak lain atau pelayanan sebelumnya2.
karyawan dan seluruh orang yang ada dalam struktur- Istilah pelayanan prima sendiri merupakan
struktur yang terdapat di dalamnya, serta pengukuran, terjemahan dari excellent service, yang secara harfiah
dukungan sistematis, dan peningkatan mutu layanan yang berarti pelayanan yang sangat baik atau pelayanan yang
berkelanjutan2,4. terbaik. Yang menjadi permasalahan adalah bagaimana
Program TQM tersebut dikatakan berhasil apabila maksud pelayanan yang sangat baik atau yang terbaik
telah terjadi serangkaian perubahan-perubahan mendasar dalam konteks pelayanan kesehatan atau rumah sakit.
tentang banyak hal termasuk paradigma berpikir dan cara Departemen kesehatan telah memberikan pengertian
pandang. Misalnya, bagaimana anda melihat pelanggan, pelayanan prima. Pelayanan prima adalah pelayanan
melihat komunitas yang dihadapi, melihat karyawan, melihat kepada pasien berdasarkan standar mutu untuk memenuhi
hubungan yang terjalin, dan juga perubahan dalam budaya kebutuhan dan keinginan pasien sehingga pasien dapat
organisasi atau perusahaan dan perubahan dalam mindset memperoleh kepuasan yang akhirnya dapat meningkatkan
atau cara berpikir2,4. kepercayaannya kepada rumah sakit2.

188
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2008 - September 2008, II (2)

Dalam usaha untuk mencapai usaha Indonesia sehat Perbaikan Proses Berkesinambungan (Continuous
2010, Departemen Kesehatan menjelaskan bahwa Process Improvement)
pelayanan prima seharusnya meliputi aspek-aspek berikut: Upaya perbaikan proses yang berkesinambungan
· Kemudahan akses informasi (aspek kepuasan pada sistem mikro pada dasarnya mengikuti siklus Deming:
pengguna) Perencanaan (Plan), Dikerjakan (Do), Cermati hasilnya
· Pelaksanaan peraturan secara tepat, konsisten, dan (Check), dan Amalkan untuk seterusnya (Action), yang
konsekuen (aspek proses pelayanan) dikenal dengan siklus PDCA.
· Pelaksanaan hak dan kewajiban pemberi dan penerima Salah satu model perbaikan pada sistem mikro adalah
pelayanan (aspek SDM dan kepuasan pelanggan) model Nolan (Langley dkk, 1996). Nolan memperkenalkan
· Penanganan dan pendokumentasian kegiatan suatu model perbaikan sistem mikro pelayanan yang pada
pelayanan dilakukan oleh tenaga yang berwenang/ prinsipnya tidak terlepas dari langkah-langkah proses
kompeten (aspek proses dan SDM) perbaikan yang meliputi: Perencanaan (Plan), Dikerjakan
· Penciptaan pola pelayanan yang sesuai dengan sifat (Do), Cermati hasilnya (Check), dan Amalkan untuk
dan jenisnya sebagai efisiensi dan efektivitas (aspek seterusnya (Action). Akan tetapi, harus ada kejelasan
SDM, dan proses pelayanan) terlebih dahulu mengenai apa yang menjadi sasaran
· Penetapan tarif sesuai dengan kemampuan masyarakat perbaikan sebelum dilakukan perubahan (setting aims),
dengan mekanisme pungutan yang transparan serta dilanjutkan dengan cara untuk mengetahui bahwa
adanya pengendalian dan pengawasan yang cermat perubahan yang dilakukan akan menghasilkan perbaikan
(aspek finansial dan kepuasan pelanggan) (measurement). Setelah menetapkan sasaran perbaikan dan
· Tidak ada pembedaan dalam memberikan pelayanan menetapkan pengukuran atas perubahan, barulah
serta pemerataan distribusi cakupan (aspek kepuasan ditetapkan dan direncanakan kegiatan-kegiatan perbaikan
pelanggan) pada apa saja yang perlu dilakukan dalam bentuk siklus
· Kebersihan fasilitas pelayanan dan lingkungan (aspek PDCA yang multipel.
proses pelayanan) Pada dasarnya, langkah perbaikan sistem mikro
· Sikap ramah dan sopan petugas serta meningkatkan pelayanan model Nolan terdiri dari tujuh langkah, yaitu:
kinerja secara kualitatif dan kuantitatif dengan 1. Bentuk tim
kapasitas optimal (aspek kepuasan pelanggan dan 2. Tetapkan sasaran perbaikan
aspek SDM) 3. Tentukan pengukuran
4. Pilih perubahan yang perlu dilakukan
BAGAIMANAAGAR MUTU TETAPTERUS TERJAGA?
5. Uji coba beberapa perubahan dalam skala kecil
Dalam upaya menjaga mutu layananan kesehatan
6. Implementasikan perubahan
agar terus bekesinambungan maka diperlukan suatu proses
7. Sebarkan ke unit yang lebih luas
perbaikan mutu yang bekesinambungan.

Apa yang ingin kita capai?

Bagaimana kita tahu bahwa perubahan yang dilakukan


adalah perbaikan?

Perubahan apa yang dapat kita lakukan yang hasilnya


adalah perbaikan?

Amalkan untuk Perencanaan


seterusnya
Act Plan
Cermati Hasilnya Diujicoba dilaksanakan

Check Do

Gambar 1. Model Perbaikan Sistem Mikro (Nolan)


Sumber: Tjahyono Koentjoro, Regulasi Kesehatan di Indonesia, Andi Yogyakarta, 2007

189
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2008 - September 2008, II (2)

Apa Saja Alat-alat Peningkatan Mutu (Quality Tools)? mengelompokkan, memprioritaskan, dan memberikan
arah dalam pengambilan keputusan. Alat-alat tersebut
Berdasarkan berbagai asupan, antara lain keluhan
meliputi:
pelanggan, hasil audit internal, hasil surveilan kepuasan
- curah pendapat
pelanggan, hasil tinjauan manajemen, serta hasil studi
- multivoting
kasus, dapat disimpulkan adanya berbagai masalah atau
- matriks prioritas masalah
adanya potensi terjadinya masalah yang harus dikoreksi
- fishbone
atau dicegah kemunculannya di kemudian hari. Sasaran
- bagan alir
mutu disusun berdasarkan adanya hasil identifikasi masalah,
- failure mode and effect analysis
baik yang telah terjadi maupun yang potensial yang akan
- bagan gantt
terjadi, dan peluang-peluang untuk perbaikan yang
b. Alat-alat mutu statistik (Statistical tools), yang
diharapkan akan lebih memuaskan pelanggan2,3.
meliputi:
Untuk menganalisis masalah, menetapkan sasaran
- lembar periksa (check sheet)
mutu, menganalisis masalah, dan menyusun rencana
- diagram kecendrungan (run chart)
perbaikan digunakan berbagai alat perbaikan mutu, baik
- diagram pencar
menggunakan maupun tidak menggunakan metode
- histogram
statistik. Alat-alat tersebut adalah:
- diagram Pareto
a. Alat-alat mutu bukan statistik (Non-statistical tools)
- diagram kendali
merupakan alat untuk mengembangkan ide,

DAFTAR PUSTAKA
1. Djoko Wiyono, Manajemen Mutu Pelayanan 4. AA Gde Muninjaya, Manajemen Kesehatan, Edisi
Kesehatan, Airlangga University Press, 2000. 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2004
2. Ali Ghufron Mukti, Strategi Terkini Peningkatan 5. Fandy Tjiptono & Anastasia Diana, Total Quality
Mutu Pelayanan Kesehatan: Konsep dan Management (TQM), edisi Revisi, Andi
Implementasi, Pusat Pengembangan Sistem Yogyakarta, 2003
Pembiayaan dan Manajemen Asuransi/ Jaminan 6. HAS Moenir, Manajemen Pelayanan Umum di
Kesehatan Fakultas Kedkteran Universitas Gajah Indonesia, Bumi Aksara, 2006
Mada, 2007.
3. Tjahyono Koentjoro, Regulasi Kesehatan di
Indonesia, Andi Yogyakarta, 2007

190

Anda mungkin juga menyukai