(Tesis)
Oleh
YunitaFitriYanti
1623045001
Oleh
Tesis
pada
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA DAERAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
PENGEMBANGAN BUKU TEKS WARAHAN
MELALUI MODEL MULTILITERASI UNTUK SISWA KELAS X SMA
Oleh
Yunita Fitri Yanti
ABSTRAK
Penelitian ini menggunakan metode penelitian dalam bentuk siklus. Prosedur penelitian
dilaksanakan dengan tiga tahap yakni identifikasi masalah dari pengetrapan model,
penyempurnaan model melalui refleksi, pengujian model di lapangan, pengumpulan data
melalui pengamatan, dan kembali lagi ke identifikasi masalah menurut Setiyadi sehingga
didapat produk oprasional berupa buku teks warahan. Penelitian ini dilaksanakan melalui
observasi, wawancara, dan penyebaran angket pada sekolah SMAN 4 Bandar Lampung
pada tahun 2018/2019. Validasi rancangan produk dilakukan oleh ahli/pakar yang relavan
dan penilaian teman sejawat, kemudian diujicobakan kepada siswa SMA tersebut.
Hasil penelitian ini berupa buku teks warahan melalui model multiliterasi untuk siswa
kelas X SMA, kelayakannya dan keefektifan buku teks. Berdasarkan hasil penilaian yang
diperoleh dari ahli, praktisi/teman sejawat dan siswa diperoleh hasil uji ahli kelayakan isi
sebesar 75%, kelayakan bahasa memperoleh nilai 75%, kelayakan penyajian nilai 69,4,
dan kelayakan kegrafikan dengan nilai 72,7% dengan kategori layak. Uji kelayakan buku
teks oleh praktisi, guru Bahasa Lampung pada kelas X di SMAN 4 Bandar Lampung
mendapat nilai rata-rata 88,45% dengan kategori layak. Uji coba produk pada kelas
mendapat nilai rata-rata 87,1% dengan kategori layak. Efektivitas buku teks warahan
dapat dilihat berdasarkan peningkatan hasil belajar siswa kelas X Mia 1 dan X Mia 3
sebesar 60,1% dari bahan ajar sebelum dikembangkan. Berdasarkan angket uji kelayakan
dan penggunaan buku teks warahan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa buku
teks warahan melalui model multiliterasi layak untuk digunakan sebagai bahan ajar untuk
siswa kelas X SMA.
Zulbakridan Munana.
Utama pada 1998 dan selesai pada 1999. Penulis menempuh Sekolah Dasar (SD)
di SD Al-Azhar Bandar Lampung pada 1999 dan selesai pada 2005. Penulis
Bandar Lampung tahun 2005 dan selesai pada 2008. Jenjang selanjutnya yang
Bahasa dan Sastra Indonesia. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas
Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan lulus pada tahun
Program Studi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah, Jurusan Bahasa
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
ABSTRAK .................................................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................... v
RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... vi
MOTO ........................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN......................................................................................... viii
SANWACANA ............................................................................................. ix
DAFTAR ISI................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xvii
DAFTAR BAGAN........................................................................................ xviii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xix
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 9
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 9
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 10
1.5 Ruang Lingkup Penelitian....................................................................... 10
1.6 Definisi Operasional................................................................................ 11
4.3 Keefektifan Buku Teks Warahan Melalui Model Multiliterasi .............. 112
4.4 Pembahasan............................................................................................. 115
4.4.1 Pengembangan Buku Teks Warahan Melalui Model Multiliterasi 115
4.4.2 Perbaikan Produk Pengembangan Tiap Siklus ............................. 119
4.4.2.1 Perbaikan Produk Pengembangan Pra Penelitian............. 119
4.4.2.2 Perbaikan Buku Teks Warahan Siklus I........................... 132
4.4.2.3 Perbaikan Buku Teks Warahan Siklus II ......................... 134
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
MOTTO
naḥnu naquṣṣu 'alaika aḥsanal-qaṣaṣi bimā auḥainā ilaika hāżal-qur`āna wa ing
kunta ming qablihī laminal-gāfilīn
Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Quran
ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (Kami mewahyukan)nya adalah
termasuk orang-orang yang belum mengetahui.
(Q.S Yusuf : 3)
“Barang siapa yang menunjukkan suatu kebaikan, maka baginya seperti pahala yang
melakukan”
(Hadist)
1. kedua orang tuaku, bapak Zulbakri dan Ibu Munana yang selalu
4. keluarga besarku yang ikut serta memberikan doa dan dukungan terbaik.
yang bermanfaat.
menyelesaikan Tesis ini. Shalawat dan salam kita haturkan kepada Nabi kita
Penulisan dalam tesis ini penulis banyak menerima bantuan, bimbingan, dan
3. Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan
sekaligus penguji yang telah memberikan kritik, saran, dan nasihat terbaik
bagi penulis,
x
4. Dr. Iqbal Hilal dan Bapak Sugiyono, S.Pd selaku validator ahli kelayakan
5. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah
6. Orang tuaku tercinta, Ibu Munana dan Bapak Zulbakri, S.H., yang selalu
memberikan cinta yang tulus dan doa yang selalu mereka berikan,serta tak
dan motivasi,
8. Suamiku, Hazizi yang senantiasa memberikan cinta yang tulus serta tak
Rifany Maulidya, S.Pd, Try Wahyuni, M.Pd yang selalu mau berbagi
motivasi,
12. Semua Pihak yang terlibat dalam penulisan dan penyelesaian Tesis ini.
xi
untuk Bapak, Ibu dan rekan-rekan semua. Hanya ucapan terimakasih yang dapat
DAFTAR TABEL
Halaman
4.3 Hasil Nilai Siswa X Mia 1 Pada Pemakaian Bahan Ajar Sebelum
Pengembangan Terkait Materi Warahan ...................................................... 81
4.4 Hasil Nilai Siswa X Mia 3 Pada Pemakaian Bahan Ajar Sebelum
Pengembangan Terkait Materi Warahan ...................................................... 81
4.5 Rentang Nilai Kelayakan .............................................................................. 91
4.6 Rentang Kriteria Kelayakan.......................................................................... 92
4.7 Nilai Maksimal Dari Masing-Masing Angket............................................... 94
4.8 Nilai Hasil Teman Sejawat............................................................................ 94
4.9 Kategori Skala Likert Penilaian Bahan Ajar Kelayakan Pengembangan
Buku Teks ..................................................................................................... 94
4.10 Rekaptulasi Nilai Ketuntasan Siswa X Mia 1 Pada Bab I ............................ 99
4.11 Rekaptulasi Nilai Ketuntasan Siswa X Mia 3 Pada Bab I ............................ 99
4.12 Rekaptulasi Nilai Rata-Rata Siswa X Mia1 dan Mia 3 Pada Bab I .............. 99
4.13 Rekaptulasi Nilai Ketuntasan Siswa X Mia 1 Pada Bab II ........................... 102
4.14 Rekaptulasi Nilai Ketuntasan Siswa X Mia 3 Pada Bab II ........................... 102
4.15 Rekaptulasi Nilai Ketuntasan Siswa X Mia 1dan Mia 3 Pada Bab II.......... 102
4.16 Uji Penggunaan Buku Teks Pada Kelas X Mia 1 Dan X Mia 3 ................. 105
4.17 Hasil Evaluasi Pakar/Ahli ............................................................................. 107
4.18 Hasil Evaluasi Teman Sejawat/Praktisi ........................................................ 109
4.19 Uji Penggunaan Buku Teks Pada Kelas X Mia 1 dan X Mia 3................................ 111
4.20 Rekaptulasi Nilai Ketuntasan Siswa X Mia 1 Pada Bab I ............................ 113
4.21 Rekaptulasi Nilai Ketuntasan Siswa X Mia 3 Pada Bab I ............................ 113
4.22 Rekaptulasi Nilai Rata-Rata Siswa X Mia1 dan Mia 3 Pada Bab I .............. 113
4.23 Rekaptulasi Nilai Ketuntasan Siswa X Mia 1 Pada Bab II ........................... 114
4.24 Rekaptulasi Nilai Ketuntasan Siswa X Mia 3 Pada Bab II ........................... 114
4.25 Rekaptulasi Nilai Ketuntasan Siswa X Mia 1dan Mia 3 Pada Bab II.......... 114
DAFTAR BAGAN
Halaman
Halaman
4.1 Contoh Produk Tahap Awal (Pra Penelitian) Sebelum Diperbaki .............. 121
4.2 Contoh Produk Tahap Awal (Pra Penelitian) Setelah Diperbaki ................ 121
4.3 Contoh Produk Tahap Awal (Pra Penelitian) Sebelum Diperbaki .............. 122
4.4 Contoh Produk Tahap Awal (Pra Penelitian) Setelah Diperbaki ................ 122
4.5 Contoh Produk Tahap Awal (Pra Penelitian) Sebelum Diperbaki .............. 123
4.6 Contoh Produk Tahap Awal (Pra Penelitian) Setelah Diperbaki ................ 123
4.7 Contoh Produk Tahap Awal (Pra Penelitian) Sebelum Diperbaki .............. 124
4.8 Contoh Produk Tahap Awal (Pra Penelitian) Setelah Diperbaki ................ 125
4.9 Contoh Produk Tahap Awal (Pra Penelitian) Sebelum Diperbaki .............. 126
4.10 Contoh Produk Tahap Awal (Pra Penelitian) Setelah Diperbaki ................ 126
4.11 Contoh Produk Tahap Awal (Pra Penelitian) Sebelum Diperbaki .............. 127
4.12 Contoh Produk Tahap Awal (Pra Penelitian) Setelah Diperbaki ................ 127
4.13 Contoh Produk Tahap Awal (Pra Penelitian) Sebelum Diperbaki .............. 128
4.14 Contoh Produk Tahap Awal (Pra Penelitian) Setelah Diperbaki ................ 128
4.15 Contoh Produk Tahap Awal (Pra Penelitian) Sebelum Diperbaki .............. 129
4.16 Contoh Produk Tahap Awal (Pra Penelitian) Setelah Diperbaki ................ 130
4.17 Contoh Produk Tahap Awal (Pra Penelitian) Sebelum Diperbaki .............. 131
4.18 Contoh Produk Tahap Awal (Pra Penelitian) Setelah Diperbaki ................ 131
4.19 Contoh Produk Siklus I Sebelum Diperbaki................................................ 133
4.20 Contoh Produk Siklus I Setelah Diperbaki.................................................. 133
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 4. Hasil Nilai Siswa X Mia 3 Pada Pemakaian Bahan Ajar Sebelum
Pengembangan
Lampiran 5. Hasil Nilai Siswa X Mia 1 Pada Pemakaian Bahan Ajar Sebelum
Pengembangan
Lampiran 9. Hasil Evaluasi Pakar/Ahli Kelayakan Isi Bab 1 Buku teks Warahan
Melalui Model Multiliterasi
Lampiran 10 Hasil Evaluasi Pakar/Ahli Kelayakan Isi Bab 2 Buku teks Warahan
Melalui Model Multiliterasi
Lampiran 11. Hasil Evaluasi Pakar/Ahli Kelayakan Bahasa Buku teks Warahan
Melalui Model Multiliterasi
Lampiran 12. Hasil Evaluasi Pakar/Ahli Kelayakan Penyajian Buku teks Warahan
Melalui Model Multiliterasi
xx
Lampiran 13. Hasil Evaluasi Pakar/Ahli Kelayakan Kegrafikan Buku teks Warahan
Melalui Model Multiliterasi
Lampiran 14. Hasil Evaluasi Teman Sejawat/Praktisi Kelayakan Isi Terhadap Buku
Teks Warahan Melalui Model Multiliterasi
Lampiran 16. Hasil Evaluasi teman Sejawat/Praktisi Kelayakan Penyajian Buku Teks
Warahan Melalui Model Multiliterasi
Lampiran 18. Hasil Uji Penggunaan Buku Teks Warahan Siswa Kelas X Mia 1
SMAN 4 Bandar Lampung
Lampiran 19. Hasil Uji Penggunaan Buku Teks Siswa Kelas X Mia 3 SMAN 4
Bandar Lampung
I. PENDAHULUAN
yang dirancang secara khusus untuk memudahkan pengajaran. Secara lebih sempit
dengan demikian dapat dikatakan sebagai program yang disusun guru untuk
Menurut Majid (2007: 174) bahan ajar adalah segala bentuk bahan, informasi, alat
dan teks yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam
bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Selain itu, bahan ajar merupakan suatu
yang disajikan guru untuk diolah dan kemudian dipahami siswa, dalam rangka
Bahan ajar memiliki fungsi penting bagi pembelajaran. Beberapa fungsi bahan
ajar tersebut adalah (1) pedoman bagi guru yang akan mengarahkan semua
kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada siswa, (2) pedoman bagi siswa
2014:264). Sejalan dengan manfaat penyusunan bahan ajar bagi guru, bagi siswa
pun penyusunan bahan ajar memiliki beberapa manfaat sebagai berikut; (1)
kegiatan pembelajaran lebih menarik, (2) kesempatan untuk belajar secara mandiri
Berdasarkan hasil pra penelitian berupa wawancara dengan guru mata pelajaran
dalam pelajaran bahasa Lampung masih rendah terutama pada materi sastra,
berdasarkan data yang ada pada kelas X Mia 1 terdapat 5 orang siswa yang tuntas
KKM dari jumlah siswa sebanyak 25 orang siswa pada materi teks dongeng
rakyat (warahan), sedangkan pada kelas X Mia 3 terdapat 8 orang siswa yang
tuntas KKM dari jumlah siswa sebanyak 29 orang siswa. Rendahnya hasil belajar
ajar yang digunakan di SMAN 4 Bandar Lampung berupa LKS berjudul Bahasa
dan Aksara Lampung terbitan Gunung Pesagi dan buku teks Bahasa Lampung
terbitan Gunung Pesagi, bahan ajar LKS yang digunakanpun belum sesuai
dengan kurikulum yang berlaku, yakni kurikulum 2013, sedangkan buku teks
sastra yang terdapat pada bahan ajar memiliki keterbatasan materi khususnya
materi tentang warahan (sastra lisan Lampung) dari kelas X sampai dengan XII,
3
materi warahan yang disajikan berupa satu dongeng Lampung yang berjudul
kancil jadi hakim (tidak bervariasi) dan sesuai dengan tingkatan siswa kelas X
SMA. Selain itu materi yang disajikan tidak runtut atau masih bersifat umum
Selain itu, pada tahap pra penelitian peneliti juga membagikan kuesioner untuk
melihat kebutuhan siswa akan bahan ajar yang dibutuhkan. Responden siswa yang
digunakan peneliti merupakan satu kelas perwakilan dari lima kelas yang ada
Berdasarkan hasil kuesioner yang dibagikan, 22 siswa menjawab tidak tahu apa
Berdasarkan hasil wawancara guru, data nilai siswa, dan kuesioner yang
dibagikan kepada siswa, dapat disimpulkan bahwa keterbatasan materi sastra yang
terdapat pada bahan ajar yang digunakan dan ketidaktahuan siswa terkait warahan
menjadi alasan peneliti dalam mengembangan buku teks warahan kelas X SMA.
Warahan atau cerita rakyatadalah salah satu jenis sastra Lampung berupa cerita
yang berbentuk prosa. Masyarakat etnik Lampung mempunyai banyak cerita yang
berbentuk prosa. Cerita rakyat merupakan suatu kekayaan bersama yang lahir atas
masyarakat. Cerita rakyat dapat digolongkan menjadi enam jenis yakni epos,
fabel, legenda, mite, dan cerita yang semata mata berdasarkan fiksi (Sanusi,
2014:121).
4
Lebih lanjut pada BAB III, Pasal 4 Ayat (1) tentang Prinsip Penyelenggaraan
berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia,
menjadi dasar yang kuat dalam melahirkan sekaligus menopang nilai-nilai budaya
Kemendikbud (2013) lebih tegas lagi menyatakan bahwa tujuan dari pembelajaran
akan dapat tercapai secara maksimal dengan adanya pendekatan budaya, adat, dan
tersebut diharapkan berbagai budaya lokal yang ada di masyarakat dapat tetap
saat ini masih digunakan, bahkan menjadi mata pelajaran muatan lokal wajib di
kepribadian peserta didik yang kreatif sehingga dapat memilih nilai-nilai budaya
5
pernyataan di atas nilai-nilai budaya yang dapat diserap dengan mudah oleh siswa
adalah sastra warahan. Warahan umumnya berisi nilai-nilai yang bermanfaat bagi
warahan.
Upaya yang selalu dilakukan pemerintah dalam dunia pendidikan yakni melalui
perubahan kurikulum secara periodik. Kurikulum yang berlaku saat ini adalah
(Kemendikbud, 2013). Teks memiliki dua unsur utama, yaitu format bahasa dan
konteks situasi. Konteks situasi ini mencakup konteks sosial dan konteks budaya
masyarakat tutur bahasa yang menjadi tempat teks tersebut diproduksi. Dengan
sekolah.
Kurikulum 2013 yang berbasis teks, sejatinya dapat dijadikan peluang yang besar
oleh pendidik terutama guru untuk dapat mengembangkan dan menyusun materi
mengembangkan bahan ajar bahasa Lampung dalam bentuk cetak berupa buku
teks.
Buku teks adalah buku yang berisi uraian bahan tentang mata pelajaran atau
bidang studi tertentu, yang disusun secara sistematis dan telah diseleksi
daya nalar siswa, gambar yang menarik sesuai tingkatan siswa, kalimat-kalimat
kompetensi dasar yang akan peneliti kembangan sebagai produk bahan ajar
Kompetensi dasar yang diambil dalam pengembangan ini yaitu kompetensi dasar
yang ada pada lampiran Peraturan Gubernur Nomor 39 Tahun 2014 untuk jenjang
Pengembangan kompetensi dasar tersebut akan dikemas dalam bentuk buku siswa
yang berbasis model multiliterasi. Sajian berbasis model multiliterasi dalam buku
siswa tersebut yaitu dalam sajian materi pembelajaran terdapat acuan standar
operasional pembelajaran yang bisa dibentuk dan dilakukan individu maupun tim
yang ada pada buku siswa tersebut, siswa diharapkan mampu belajar baik secara
bahasa Lampung di kelas, serta mampu bersastra lisan sesuai dengan materi sastra
yang disajikan. Sehingga harapan peneliti buku ini dapat dipilih sebagai salah satu
sumber bahan ajar. Melalui bahan ajar ini pula siswa diharapkan akan lebih
Model Multiliterasi adalah salah satu tipe pembelajaran yang menempatkan siswa
atas, alasan peneliti memilih model multiliterasi karena model ini merupakan
pengalaman edgardil, siswa mampu mendapatkan hasil belajar sebanyak 10% dari
kegiatan membaca, 20% dari kegiatan mendengar, 30% dari kegiatan melihat
gambar, 50% dari kegiatan terlibat diskusi, 70% dari kegiatan menyajikan, dan
dalam diskusi masuk pada langkah elaborasi dan meninjau ulang, dan kegiatan
menyajikan dan bermain peran atau simulasi masuk pada langkah menyajikan
Penelitian pengembangan bahan ajar berupa buku teks juga dilakukan oleh Ade
Siska dengan judul Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Piil Pesenggiri Melalui
Bahasa Lampung.
Penelitian pengembangan bahan ajar berupa buku teks juga dilakukan oleh
layak digunakan sebagai salah satu bahan ajar siswa kelas VIII SMP.
Penelitian terkait model multiliterasi yang pernah dilakukan oleh Febrina Dafit
Penelitian serupa juga dilakukan oleh Cholifah Tur Rosidah dalam jurnal
Berpikir Kritis dengan hasil bahwa model multiliterasi dapat menjadi alat belajar
sebagai berikut.
Tujuan penelitian pengembangan bahan ajar buku teks warahan melalui model
kelayakan isi, ahli bahasa, ahli penyajian, ahli kegrafikan, guru dan siswa.
10
Hasil pengembangan bahan ajar pada buku teks warahan melalui model
praktis.
Sekolah Menengah Atas, bahan kajian pada mata pelajaran bahasa Lampung
2) Secara praktis pengembagan bahan ajar ini bermanfaat bagi pendidik, hasil
pengembangan ini dapat digunakan sebagai salah satu pilihan sumber belajar di
tengah keterbatasan buku teks yang ada, bagi peserta didik bahan ajar ini
1. Subjek penelitian ini adalah peserta didikdan guru Bahasa Lampung kelas X
SMA.
11
2. Fokus dalam penelitian ini adalah pengembangan buku teks warahan melalui
penilaian praktisi atau teman sejawat, uji ahli atau pakar, uji peserta didik untuk
Buku teks Buku teks adalah buku yang berisi uraian bahan tentang mata pelajaran
ataubidang studi tertentu, yang disusun secara sistematis dan telah diseleksi
Warahan atau cerita rakyat merupakan cerita yang hidup dan berkembang secara
Keefektifan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:284) dalam suatu usaha
Landasan teori yang mendukung tesis ini yaitu bahan ajar, pengembangan bahan
ajar, teks warahan, model multiliterasi, dasar pengembangan buku teks. Secara
Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar
terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa
prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai (Depdiknas 2006: 4).
Prastowo (2012:17) Bahan ajar pada dasarnya merupakan segala bahan (baik
informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis, yang menampilkan
sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dan digunakan dalam proses
Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis
siswa untuk belajar (Daryanto dan Dwicahyono, 2014: 171). Guru harus memiliki
1. kurikulum
2. karakteristik sasaran
tinggi, contohnya buku referensi, modul ajar, buku praktikum, bahan ajar, dan
mempermudah peserta didik untuk memahami materi ajar yang ada di dalamnya.
karakteristik, yaitu self instructional, self contained, stand alone, adaptive, dan
terdapat tujuan yang dirumuskan dengan jelas, baik tujuan akhir maupun
tujuan antara. Selain itu, dengan bahan ajar akan memudahkan siswa belajar
14
2. Self contained yaitu seluruh materi pelajaran dari satu unit kompetensi atau
subkompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu bahan ajar secara utuh.
satu buku secara utuh untuk memudahkan pembaca mempelajari bahan ajar
tersebut.
3. Stand alone (berdiri sendiri) yaitu bahan ajar yang dikembangkan tidak
tergantung pada bahan ajar lain atau tidak harus digunakan bersama-sama
dengan bahan ajar lain. Artinya, sebuah bahan ajar dapat digunakan sendiri
4. Adaptive yaitu bahan ajar hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi
teknologi.
5. User friendly yaitu setiap intruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat
2013:2).
15
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar yang mampu
3. Kontekstual, yaitu materi yang disajikan terkait dengan suasana atau konteks
dengan bahan ajar ketika belajar secara mandiri(Widodo dan Jasmadi dalam
Jenis-jenis bahan ajar menurut Tocharman dalam diklat pembinaan SMA oleh
2. Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dancompact
disk audio.
3. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact disk, film.
learningmaterials). (http://www.dikti.go.id/files/atur/KTSP-SMK/11.ppt
Madjid (2013: 175) mengemukakan bahwa jenis bahan ajar cetak, antara lain
a. Handout
Handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru untuk
beberapa literatur yang memiliki relevansi dengan materi yang diajarkan atau
KD dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik. Saat ini handout
dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara lain dengan cara download dari
b. Buku
Buku adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan buah pikiran
dari pengarangnya. Oleh pengarangnya isi buku didapat dari berbagai cara
otobiografi, atau hasil imajinasi seseorang yang disebut sebagai fiksi. Buku
adalah sejumlah lembaran kertas baik cetakan maupun kosong yang dijilid dan
diberi kulit. Buku sebagai bahan ajar merupakan buku yang berisi suatu ilmu
yang baik adalah buku yang ditulis dengan menggunakan bahasa yang baik
c. Modul
Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat
belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga modul
berisi paling tidak berisi tentang komponen dasar bahan ajar, menggambarkan
lembar kegiatan tidak akan dapat dikerjakan oleh peserta didik secara baik
apabila tidak dilengkapi dengan buku lain atau referensi lain yang terkait
siswa akan belajar secara mandiri dan belajar memahami dan menjalankan
suatu tugas tertulis. Dalam menyiapkannya guru harus cermat dan memiliki
harus memenuhi paling tidak kriteria yang berkaitan dengan tercapai/ tidaknya
e. Brosur
Brosur adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun
secara bersistem atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa halaman dan
dilipat tanpa dijilid atau selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat
Indonesia, Edisi Kedua, Balai Pustaka, 1996). Dengan demikian, brosur dapat
yang harus dikuasai oleh siswa. Mungkin saja brosur dapat menjadi bahan ajar
brosur tidak terlalu banyak, maka brosur didesain hanya memuat satu KD saja.
Ilustrasi dalam sebuah brosur akan menambah menarik minat peserta didik
untuk menggunakannya.
f. Leaflet
Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak
dimatikan atau dijahit. Agar terlihat menarik biasanya leaflet didesain secara
singkat serta mudah dipahami. Leaflet sebagai bahan ajar juga harus memuat
materi yang dapat menggiring peserta didik untuk menguasai satu atau lebih
KD.
g. Wallchart
Wallchart adalah bahan cetak, biasanya berupa bagan siklus atau proses atau
lebih menarik bagi siswa maupun guru, maka wallchart didesain dengan
19
dalam hal ini wallchart didesain sebagai bahan ajar. Karena didesain sebagai
bahan ajar, maka wallchart harus memenuhi kriteria sebagai bahan ajar antara
lain bahwa memiliki kejelasan tentang KD dan materi pokok yang harus
dikuasai oleh peserta didik, diajarkan untuk berapa lama, dan bagaimana cara
Foto atau gambar sebagai bahan ajar tentu saja diperlukan satu rancangan
yang baik agar setelah selesai melihat sebuah atau serangkaian foto/ gambar
siswa dapat melakukan sesuatu yang pada akhirnya menguasai satu atau lebih
dari satu KD.Melalui membaca yang dapat diingat hanya 10%, dari
mendengar yang diingat 20%, dan dari melihat yang diingat 30%.Foto atau
gambar yang didesain secara baik dapat memberikan pemahaman yang lebih
tertulis. Bahan tertulis dapat berupa petunjuk cara menggunakannya dan atau
bahan tes.
berupa buku teks warahan melalui model multiliterasi untuk mata pelajaran
Beberapa alasan guru perlu untuk mengembangkan bahan ajar, yakni antara lain;
pemecahan masalah belajar. Apabila bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan
kurikulum tidak ada ataupun sulit diperoleh, maka membuat bahan belajar sendiri
adalah suatu keputusan yang bijak. Untuk mengembangkan bahan ajar, referensi
dapat diperoleh dari berbagai sumber baik itu berupa pengalaman ataupun
ahli ataupun teman sejawat. Demikian pula referensi dapat kita peroleh dari
makalah-makalah, media masa, internet, dan lain-lain. Bila bahan yang sesuai
siswa bingung, untuk itu guru perlu membuat/mengembangkan bahan ajar untuk
dikembangkan orang lain seringkali tidak cocok untuk siswa kita. Terdapat
dan lain-lain. Maka dari itu, bahan ajar yang dikembangkan sendiri dapat
siswa, kemampuan awal yang telah dikuasai, minat, latar belakang keluarga dan
lain-lain.
21
abstrak, rumit, asing, dan sebagainya. Guna mengatasi kesulitan tersebut maka
perlu dikembangkan bahan ajar yang tepat. Apabila materi pembelajaran yang
akan disampaikan bersifat abstrak, maka bahan ajar harus mampu membantu
penggunaan gambar, foto, bagan, skema, dll. Demikian pula materi yang rumit,
harus dapat dijelaskan dengan cara yang sederhana, sesuai dengan tingkat berfikir
siswa, sehingga menjadi lebih mudah dipahami. Bahan ajar juga perlu dilakukan
pengujian dengan para ahli yang berkompeten pada bidang kajiannya, misalnya
diperlukan adanya ahli kelayakan isi dan ahli bahasa dalam pengujian validitas
sebuah bahan ajar. Pengujian ini berguna untuk menguji apakah sebuah bahan
ajar layak digunakan dalam sebuah pembelajaran dan pemberian masukan yang
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan buku pelajaran yaitu 1)
analisis kebutuhan bahan ajar, 2) penyusunan peta bahan ajar, 3) struktur bahan
Guna mendapatkan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang
harus dikuasai oleh peserta didik, diperlukan analisis terhadap KI-KD, analisis
22
sumber belajar, dan penentuan jenis serta judul bahan ajar. Penjelasan analisis
sebagai berikut:
1. Analisis KI-KD
memerlukan bahan ajar. Dari hasil analisis ini akan dapat diketahui berapa
banyak bahan ajar yang harus disiapkan dalam satu semester tertentu dan jenis
bahan ajar mana yang dipilih. Berikut diberikan contoh analisis KI-KD untuk
Kebutuhan bahan ajar dapat dilihat dari analisis di atas, jenis bahan ajar dapat
diuraikan akan semakin mudah guru menentukan jenis bahan ajarnya. Jika
analisis dilakukan terhadap seluruh KI, maka akan diketahui berapa banyak bahan
Sumber belajar yang akan digunakan sebagai bahan penyusunan bahan ajar perlu
Pemilihan dan penentuan bahan ajar dimaksudkan untuk memenuhi salah satu
kriteria bahwa bahan ajar harus menarik, dapat membantu siswa untuk mencapai
kompetensi. Sehingga bahan ajar dibuat sesuai dengan kebutuhan dan kesesuaian
dengan KD yang akan diraih oleh peserta didik. Jenis dan bentuk bahan ajar
ditetapkan atas dasar analisis kurikulum dan analisis sumber bahan sebelumnya.
Peta kebutuhan bahan ajar disusun setelah diketahui berapa banyak bahan ajar
yang harus disiapkan melalui analisis kebutuhan bahan ajar. Peta Kebutuhan
bahan ajar sangat diperlukan guna mengetahui jumlah bahan ajar yang harus
ditulis dan sekuensi atau urutan bahan ajarnya seperti apa. Sekuensi bahan ajar
ini sangat diperlukan dalam menentukan prioritas penulisan. Di samping itu peta
(tergantung) atau independen (berdiri sendiri). Bahan ajar dependen adalah bahan
ajar yang ada kaitannya antara bahan ajar yang satu dengan bahan ajar yang lain,
sehingga dalam penulisannya harus saling memperhatikan satu sama lain, apalagi
ajar yang berdiri sendiri atau dalam penyusunannya tidak harus memperhatikan
atau terikat dengan bahan ajar yang lain. Contoh peta bahan ajar.
1. Pengertian teks
drama
(Kompetensi Inti) Kompetensi Dasar
KI (KD)
10.3.5 Memahami,
menganalisis dan
mengidentifikasi
KI 4 Mengolah, menalar, dan teks drama sesuai
menyaji dalam ranah konkret dengan kaidah-
dan ranah abstrak terkait kaidahnya 2. Menganalisis
dengan pengembangan dari unsur instrinsik
yang dipelajarinya di sekolah teks drama
secara mandiri, dan mampu 10.4.5
menggunakan metoda sesuai Mengeksresikan,
kaidah melakukan dan
2.3.1.3keilmuan
Struktur Bahan Ajar memerankan teks
drama sesuai
dengan kaidahnya
3. Menganalisis unsur
secara lisan dan
ekstrinsik teks
tulisan
drama
4. Mengekspresikan,
melakukan dan
memerankan lakon
drama
25
ajar yang satu dengan bahan ajar yang lain. Guna mengetahui perbedaan-
2. Petunjuk - √ √ - - - - -
belajar
3. KD/MP - √ √ √ √ √ ** ** **
4. Informasi √ √ √ √ √ ** ** **
pendukung
5. Latihan - √ √ - - - - - -
6. Tugas/L.kerja - √ √ - - - ** **
7. Penilaian - √ √ √ √ √ ** ** **
ajar tersebut. Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah bahan ajar
telah baik ataukah masih ada hal yang perlu diperbaiki. Teknik evaluasi bisa
dilakukan dengan beberapa cara, misalnya evaluasi teman sejawat ataupun uji
coba kepada siswa secara terbatas. Respondenpun bisa anda tentukan apakah
2. Komponen Kebahasaan
a. Keterbacaan
b. Kejelasan informasi
3. Komponen Penyajian
b. Urutan sajian
e. Kelengkapan informasi
27
4. Komponen Kegrafikan
d. Desain tampilan
No Komponen 1 2 3 4
A. KELAYAKAN ISI
1 Kesesuaian dengan KI, KD
2 Kesesuaian dengan kebutuhan siswa
3 Kesesuaian dengan kebutuhan bahan ajar
4 Kebenaran substansi materi
5 Manfaat untuk penambahan wawasan pengetahuan
6 Kesesuaian dengan nilai-nilai, moralitas, sosial
B. KEBAHASAAN
7 Keterbacaan
8 Kejelasan informasi
9 Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia
10 Penggunaan bahasa secara efektif dan efisien
C. SAJIAN
11 Kejelasan tujuan
12 Urutan penyajian
13 Pemberian motivasi
14 Interaktivitas (stimulus dan respond)
15 Kelengkapan informasi
D. KEGRAFISAN
16 Penggunaan font (jenis dan ukuran)
28
Petunjuk pengisian
Berilah tanda check (v) pada kolom yang paling sesuai dengan penilaian Anda.
1 = sangat tidak baik/sesuai
2 = kurang sesuai
3 = cukup
4 = baik
5 = sangat baik/sesuai
(Depdiknas, 2008: 29).
Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, selanjutnya Anda dapat melakukan revisi atau
perbaikan terhadap bahan ajar yang Anda kembangkan. Setelah itu, bahan ajar
Buku teks adalah buku yang berisi uraian bahan tentang mata pelajaran
ataubidang studi tertentu, yang disusun secara sistematis dan telah diseleksi
12) Buku teks adalah buku standar/buku setiap cabang studi dan dapat terdiri atas
dua tipe yaitu buku pokok/utama dan buku suplemen atau tambahan. (Agustina,
2016:5) buku teks berisikan konsep ilmu pengetahuan yang disusun oleh pakar
Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa buku teks adalah
buku yang terdiri dua tipe yaitu buku pokok dan suplemen yang digunakan untuk
29
Menurut Tarigan (2009:14) dunia kita kini adalah dunia buku atau dengan kata
lain dunia kita kini adalah dunia baca. Perlu kita sadari dari semua buku, buku
teks atau buku pelajaran merupakan sarana atau instrumen yang paling baik dan
pengalaman tak langsung dalam jumlah yang besar dan terorganisasi rapi.Buku
daya ingat seseorang terhadap hal yang pernah dipelajarinya melalui buku teks.
bergantung pada buku teks.Jika guru tidak memenuhi syarat, maka buku teks
Program pembelajaran bisa dilaksanakan secara lebih teratur dengan buku teks,
yang jelas. Hubert dan Harl (Muslich, 2010:55) menyoroti nilai lebih buku teks
1) buku teks memuat persediaan materi bahan ajar yang memudahkan guru
pengajaran,
3) buku teks banyak memuat alat bantu pengajaran, misalnya gambar, skema,
5) buku teks memuat bahan ajar yang seragam, yang dibutuhkan untuk
7) buku teks memuat bahan ajar yang relatif telah tertata menurut sistem dan
logika tertentu,
8) buku teks membebaskan guru dari kesibukan mencari bahan ajar sendiri
patokan, patokan pertama bersifat umum yang berlaku pada setiap buku teks dan
patokan kedua bersifat khusus yang berlaku bagi buku teks tertentu saja,
misalnya buku teks matematika, biologi, dan buku teks Bahasa Indonesia.
Patokan umum yang berlaku bagi setiap buku teks meliputi sebagai berikut.
1) Pendekatan ,
31
2) Tujuan :
a) kognitif;
b) afektif;
c) psikomotor;
3) Bahan pengajaran,
4) Program :
a) kelas;
b) semester;
c) jam pelajaran;
5) Metode,
7) Penilaian,
memenuhi 4 kelayakan yaitu (1) kelayakan isi, (2) kelayakan penyajian, (3)
instrumen ini dipakai sebagai dasar penentuan layak tidaknya buku teks sebagai
buku standar.Bagi penggiat buku teks, instrumen ini dapat dipakai sebagai dasar
1) Kelayakan Isi
Kelayakan isi, terdapat tiga indikator yang harus diperhatikan, yaitu (a)
kesesuaian uraian materi dengan kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar
32
(KD) yang terdapat dalam kurikulum mata pelajaran yang bersangkutan; (b)
292).
Indikator kesesuaian uraian materi dengan KI dan KD ini diarahkan pada hal
berikut:
1. kelengkapan materi;
2. keluasan materi;
3. kedalaman Materi;
b) Keakuratan Materi
2. akurasi prinsip;
3. akurasi prosedur;
5. akurasi Sosial.
3. penalaran (reasoning);
5. keterkaitan antarkonsep;
7. penerapan (aplikasi);
8. kemenarikan materi;
2) Kelayakan Penyajian
Kelayakan penyajian, ada tiga indikator yang harus diperhatikan, yaitu (a)
(Muslich, 2010:297).
a) Teknik Penyajian
Indikator teknik penyajian buku teks ada tiga poin, yaitu sistematika penyajian,
1. Sistematika Penyajian
pembaca;
berikutnya;
e. menyatakan tujuan bab atau pelajaran yang akan dicapai (Kurniasih dan
Sani, 2014:91).
2. Keruntutan Penyajian
34
Penyajian dalam buku teks sesuai alur berpikir induktif atau deduktif.Penyajian
alur berpikir induktif (khusus ke umum) untuk membuat kesimpulan dari suatu
yang sukar, dari yang sederhana ke yang kompleks, atau dari yang informal ke
yang formal sehingga siswa dapat memahami materi pokok yang baik.
3. Keseimbangan Antar-bab
antarsubbab dalam bab (tercermin dalam jumlah halaman) juga tersaji secara
b) Penyajian Pembelajaran
berikut.
Penyajian materi dalam buku teks bersifat interaktif dan partisipatif sehingga
operasional pada KI dan KD, bukan hanya pada perolehan hasil akhir.
35
menyaji/mengomunikasikan..
dilakukan oleh siswa. Bahan, peralatan, tempat, dan bentuk kegiatan yang
maka perlu ada petunjuk yang jelas. Memuat tugas observasi, investigasi,
inovatif.
c) Kelengkapan Penyajian
berikut.
1. Bagian Pendahuluan
Pada bagian awal buku teks terdapat prakata, petunjuk penggunaan, dan
daftar isi atau daftar simbol atau notasi.Prakata adalah sebuah pengantar dari
penulis yang berisi ulasan tentang maksud dan metode yang digunakan
2. Bagian Isi
36
Penyajian materi dalam buku teks dilengkapi dengan gambar, ilustrasi, tabel,
rujukan atau sumber acuan, soal latihan atau rangkuman setiap bab.
3. Bagian Penyudah
Pada akhir buku teks terdapat daftar pustaka, indeks subyek, daftar istilah
(glosarium), daftar simbol atau notasi dapat dicantumkan pada akhir buku.
c) Kelayakan Bahasa
yaitu:
Bahasa yang digunakan dalam buku teks untuk menjelaskan konsep atau
aplikasi konsep atau ilustrasi sampai dengan contoh yang abstrak sesuai
oleh siswa).
Bahasa yang digunakan dalam buku teks sesuai dengan kematangan sosial
2.Kekomunikatifan
a. Keterbacaan Pesan,
Pesan dalam buku teks disajikan dengan bahasa menarik, jelas, tepat
yaitu:
Penyampaian pesan antara satu bab dan bab lain yang berdekatan dan
d) Kelayakan Kegrafikan
dalam buku teks, yaitu (1) ukuran buku; (2) desain kulit buku; (3) desain isi
1) Ukuran Buku
Indikator ukuran buku yaitu:
Ukuran buku teks adalah A4 (210 x 297 mm), A5 (148 x 210 mm), dan B5
Pemilihan ukuran buku teks perlu disesuaikan dengan materi isi buku
berdasarkan bidang studi tertentu. Hal ini akan memengaruhi tata letak
a. Tata Letak;
Penampilan unsur tata letak pada kulit muka, belakang, dan punggung
pusat pandang (center point) yang baik.Komposisi dan ukuran unsur tata
seirama dengan tata letak isi sesuai pola.Warna unsur tata letak harmonis
mudah dibaca. Ukuran huruf judul buku lebih dominan dan proporsional
c. Penggunaan Huruf;
kombinasi jenis huruf. Tidak menggunakan huruf hias dan jenis huruf
Judul bab, subjudul bab, dan angka halaman/folio dan ilusrtasi, dan
keterangan gambar.
kemudahan pemahaman.
f. Ilustrasi Isi.
buku teks harus memerhatikan segi isi/materi, penyajian, bahasa, serta media
yang terdapat dalam buku teks.Peneliti merujuk pada teori BSNP (Badan
Penelitian ini difokuskan pada segi materi yakni warahan melalui model
multiliterasi.
kurikulum yang sudah dirintis tahun 2004 yang berbasis kompetensi lalu di
komunikasi, tetapi juga sebagai sarana berpikir. Bahasa adalah sarana untuk
direalisasikan dalam bentuk teks.Teks dimaknai sebagai ujaran atau tulisan yang
bermakna, yang memuat gagasan yang utuh. Adanya asumsi tersebut, fungsi
menciptakan teks karena komunikasi terjadi dalam teks atau pada tataran teks.
Menurut Anderson (dalam Priyatni, 2014: 65)manusia hidup dalam dunia kata-
bentuk teks, kita harus memilih kata-katadan memiliki strategi untuk menyajikan
kata-kata itu agar gagasan tersampaikan dengan baik, yang sangat ditentukan
mata pelajaran muatan lokal yang wajib diajarkan di seluruh jenjang pendidikan.
Arah pembelajaran pada semua jenjang pendidikan adalah sama, yaitu untuk
42
berlaku.
2013 untuk mata pelajaran bahasa Lampung berbasis teks. Pada jenjang SMA
terdapat 8 jenis teks, yaitu teks narasi, teks deskripsi, teks eksposisi, teks cerita
moral, teks ulasan, teks diskusi, teks cerita biografi, dan teks
rekonstruksi teks.KD ini jelas menuntut peserta didik memproduksi teks utuh
yang bermakna baik lisan maupun tulis, bukan menulis penggalan teks yang
membaca. Pada KD ranah kognitif, peserta didik dituntut untuk memahami tiap
diharapkan memiliki respons dari teks-teks sehingga timbul sikap aplikasi dari
teks untuk mampu menghargai dan menghayati dengan perilaku jujur, disiplin,
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
buku teks berdasarkan KD ranah kognitif dan ranah psikomotor nomor: 10.3.5,
10.3.7dan 10.4.5-10.4.7.
Dalam bukunya yang berjudul “Bahasa, Teks, dan Konteks”, Halliday dan
berfungsi atau bahasa yang sedang melaksanakan tugas tertentu dalam konteks
situasi. Semua contoh bahasa hidup yang mengambil bagian tertentu dalam
konteks situasi disebut teks. Dengan demikian, teks, seperti dinyatakan Halliday
Teks dibagi menjadi dua jenis yakni teks genre mikro dan teks genre makro.
kategori teks majemuk/ genre mikro ini adalah teks-teks naskah akademik,
46
atas dua jenis yaitu teks majemuk yang faktual dan fiksional. Termasuk ke
dalam teks-teks kelompok teks majemuk yang bersifat faktual adalah teks
disertasi, makalah, artikel ilmiah, dan buku-buku lain, sedangkan teks majemuk
teks di atas, teks yang akan digunakan dalam penelitian pengembangan adalah
Dalam dunia kesastraan, secara umu dikenal ada dua jenis sastra yaitu, sastra lisan
dan sastra tulisan. Sastra lisan merupakan sastra yang disampaikan atau
bentuknya adalah cerita rakyat, yang sering juga disebut dengan istilah cerita
secara turun-temurun dan disampaikan secara lisan, cerita rakyat termasuk dalam
salah satu bagian folklore. (Nurgiantoro, 2013:10). Sastra lisan pada hakikatnya
adalah tradisi lisan yang dimiliki sekelompok masyarakat tertentu. Dalam sastra
2016:97)
47
tradisional oleh anggota kelompok masyarakat tertentu dalam berbagai versi, pada
masyarakat Lampung terdapat dua pembagian budaya yaitu sai batin dan
(status yang diwariskan dalam koridor tradisi”), sementara dalam masyarakat adat
Pepadun memiliki ciri “achieved status and contract” di mana status seseorang
diukur dari prestasi dan ditentukan oleh kontrak sosial dalam sidang kerapatan
akan lebih tepat bila merujuk pada pendapat Raja Saebatin dari Paksi Buay
Pernong yaitu Komisaris Besar Edward Syah Pernong yang bergelar Sultan
Pangeran Raja Selalau Pemuka Agung Dengan Paksi Sekala Beghak yang
Dalam masyarakat Lampung Saibatin terdiri dari sub rumpun besar yaitu
dalam sub-rumpun Mego Pak Tulangbawang, Pubian Telu Suku, Way Kanan
Cerita rakyat memiliki sebutan berbeda pada tiap daerah, seperti di bengkulu
sai batin dan pepadun tidak memiliki perbedaan. Warahan salah satu jenis sastra
mempunyai banyak cerita yang berbentuk prosa. Cerita itu dapat digolongkan
menjadi enam jenis yakni epos, fabel, legenda, mite, dan cerita yang semata mata
cerita rakyat merupakan cerita yang hidup dan berkembang secara turun temurun
tradisional, yakni secara lisan. Oleh sebab itu, cerita rakyat disebut sastra lisan
(oral literature). Usman (1995: 28) menyatakan bahwa cerita rakyat merupakan
legenda, dan dongeng. Jadi, cerita rakyat tidak semata-mata merupakan karya
yang fiktif belaka, namun ia berangkat dari hal-hal yang bersifat kesejarahan.
wujudnya, karya sastra mempunyai dua aspek penting, yakni isi dan bentuk.
Aspek isi adalah tentang pengalaman hidup manusia, sedangkan aspek bentuk
tersebut, dapat disimpulkan bahwa bentuk dari warahan dapat dibagi menjadi dua
melalui lisan dan melalui tulisan berupa teks warahan/ cerita yang telah
drama sebagai bagian dari warahan, oleh karena itu materi yang dikembangkan
pada produk ppenelitian ini adalah teks drama dan teks dongeng rakyat yang
Nurgiantoro (2010: 172) membedakan ceritaa rakyat menjadi 6 (enam) yaitu: (1)
cerita binatang, (2) mitos, (3) legenda, (3) dongeng, (4) epos, (5) cerita cerita
Kantor Bahasa Provinsi Lampung (20016: 8) membagi cerita rakyat menjadi tiga,
yaitu mite, legenda dan dongeng. Bascom dan Abramas dalam Danandjaja (1997:
50) membagi cerita rakyat menjadi tiga golongan, yaitu mite (myth), legenda
50
(legend) dan dongeng (folkltale). Ketiga bentuk cerita rakyat tersebut akan
1) Mite (myth)
Mite adalah cerita prosa rakyat yang dianggap benar-benar terjadi serta
dianggap suci oleh sang empunya cerita. Tokoh dari mite biasanya dewa
atau makhluk setengah dewa. Peristiwa dalam mite terjadi di dunia lain
atau bukan dunia yang sesungguhnya dan terjadi pada masa lampau. Mite
para dewa, percintaan dan kekerabatan para dewa tersebut (Balai Bahasa,
2) Legenda
Legenda adalah cerita rakyat yang dianggap oleh sang pemilik cerita
masa lalu yang belum lampau dan bertempat di dunia yang dikenal
terjadi, tetapi tidak dianggap suci. Berlainan dengan mite, legenda ditokohi
manusia, walaupun ada kalanya mempunyai sifat-sifat yang luar biasa, dan
di dunia seperti yang kita kenal kini, karena waktu terjadinya belum terlalu
3) Dongeng
Dongeng adalah cerita yang dianggap tidak benar-benar terjadi oleh yang
empunya cerita dan dongeng tidak terikat oleh waktu maupun tempat
karya sastra yang dapat ditemukan di dalam teks sastra. Unsur intrinsik cerita
terdiri atas: (1) tema, (2) amanat, (3) tokoh, (4) karakter atau perwatakan, (5)
latar atau setting, (6) alur (plot), (7) sudut pandang/gaya penceritaan, dan (8)
majas (gaya bahasa). Unsur ekstrinsik adalah unsur yang membangun karya
sastra dari luar. Unsur ekstrinsik terdiri atas: (1) latar belakang pencitraan, (2)
kondisi masyarakat pada saat karya sastra diciptakan, dan (3) pandangan
menjadi 6 (enam) yakni tema, penokohan, latar/ seting, alur, konflik, dan
52
tujuan. Tujuan pembelajaran akan dicapai dengan penggunaan model yang tepat,
tersebut, minimalnya ada 5 model pembelajaran yang menjadi model inti dalam
memaparkan salah satu model saja untuk pembatasan uraian agar sesuai dengan
kemampuan siswa untuk berpikir tingkat tinggi. Upaya ini dimaksudkan agar
materi pelajaran lain yang memang dikemas secara lebih terpola dan
lain debat, diskusi, presentasi, dan jenis percakapan lain yang relevan.
1. Melibatkan
skemata atau pengetahuan awal yang dimiliki siswa. Selanjutnya adalah siswa
54
diajak untuk menghubungkan topik yang akan dibahas dengan diri siswa
dengan tujuan agar siswa merasa mempelajari topik tersebut penting bagi
dirinya. Pada tahap ini siswa dibimbing guru membuat berbagai pertanyaan
yang bersifat esensial yang akan dicari jawabannya melalui berbagai kerja
2. Merespon
Pada tahap ini siswa merespon seluruh tantangan belajar yang diberikan. Siswa
pertama.
3. Elaborasi
Pada tahap ini siswa mengelaborasi berbagai temuan individu dengan teman
4. Meninjau ulang
Pada tahap ini draf kelompok ditinjau ulang kebenarannya. Proses peninjauan
perwakilan untuk memaparkan hasil kerja dan siswa lain dipersiapkan sebagai
55
pencatat hasil diskusi kelas, perevisi hasil atas masukan kelas, dan juga tim
5. Mempresentasikan
Berikut akan dipaparkan indikator kata operasional dalam buku teks berdasarkan
Model Multiliterasi.
Dasar pengembangan buku teks ini adalah hasil dari analisis kebutuhan berupa
pandangan tentang media visual berupa buku teks dan pendekatan pembelajaran
Bahasa lampung masih kurang terutama pada materi sastra, ditandai dengan
hasil belajar yang rendah. Hal ini dikarenakan kurangnya bahan ajar berupa
buku teks yang dapat digunakan dalam penyampaian materi pelajaran Bahasa
teks yang dapat membantu peserta didik maupun pendidik dalam memepelajari
57
2013.
Pemilihan bahan ajar berupa buku teks dalam penelitian ini didasari oleh
dalam penelitian ini adalah gaya belajar dan usia peserta didik. Berdasarkan
(11tahun ke atas). Proses pemikiran tak lagi bergantung hanya pada hal-hal yang
langsung dan riil, tetapi semakin logis. Anak sudah mampu melihat masalah dari
Pengembangan bahan ajar visual buku teks ini sangat tepat dengan
perkembangan kognitif manusia dan gaya belajar visual yang dimiliki peserta
didik kelas X. Hal ini ditegaskan pula oleh Halim (2012: 149) yang menyatakan
bahwa siswa yang bergaya belajar visual dapat dilihat dari ciri-ciri utama yaitu
Pemilihan buku teks dalam penelitian ini didasari oleh Penyajian dan
(berfikir dan psikomotorik) sesuai dengan kata kerja operasional pada KI dan
menyaji/mengomunikasikan..
c. Pendekatan Pembelajaran
rupa sehingga peserta didik secara aktif mengontruksi konsep, hukum atau
dan prinsip.
Kerangka pikir penelitian diawali adanya masalah yakni kebutuhan bahan ajar dan
buku teks bahasa lampung yang sesuai dengan kurikulum 2013. Berikut ini
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian dan
Pengembangan (Research and Development/ R & D) Borg and Gall dan disajikan
dalam bentuk siklus. Pengembangan dalam bentuk siklus dibagi menjadi tiga
Tahap pertama peneliti merancang sebuah model yang akan diterapkan dalam
dan teori-teori yang sudah dikemukakan pada bab sebelumnya. Langkah kedua
pra penelitian, pada tahap ini dilakukan persiapan untuk melakukan pembelajaran
dengan model yang dikembangkan. Tahap kedua dilakukan dalam sebuah siklus
pengamatan dan refleksi. Langkah ketiga pengumpulan data, pada tahap ini proses
pengumpulan data, analisis data dan refleksi terjadi bersamaan karena proses
penelitian. Secara rinci tahapan-tahapan dala penelitian ini dapat dilihat pada
Tabel 3.1
Langkah-langkah Siklus
Pra Penelitian
1. Pengembangan
model
4. Refleksi dan
perbaikan
model 2. Pengujian model
3. Pengumpulan dan
analisis data
1. Pengembangan Siklus 1
model
3. Pengumpulan
dan analisis data
1. Pengembangan Siklus 2
model
3. Pengumpulan dan
analisis data
(Setiyadi, 2014:56)
62
Tabel 3.2
Modifikasi Langkah-langkah Siklus
Pra Penelitian
1.Pengembangan
buku teks
3.Pengumpulan
dan analisis data
1.Pengembangan Siklus I
buku teks
4. Refleksi dan
perbaikan buku teks
2.Pengujian buku
teks
3. Pengumpulan
dan analisis data
Siklus 2
1.Pengembangan
buku teks
3. Pengumpulan
dan analisis data
63
Prosedur penelitian ini terdiri dari empat langkah yakni pengembagan model, pra
Berikut penjabarannya.
Tahap ini dimulai dengan perancangan sebuah model (bahan ajar) yang akan
sebelum diujicobakan di kelas dan di tim ahli berasal dari praktisi atau ilmuan.
Pada tahap ini, peneliti melakukan persiapan pembelajaran dengan model yang
pengamatan, dan berdasarkan data yang diperoleh dilakukan proses analisi yang
model (produk) yang dikembangkan. Jadi, pra penelitian ini dilaksanakan dengan
dikembangkan.
64
Pada tahap pengumpulan data, analisis data, dan refleksi terjadi bersamaan karena
ketiga proses tersebut silih berganti dari satu siklus ke siklus berikutnya. Proses
Pada tahap pelaporan hasil penelitian, hasil penelitian akan dituangkan dalam
Data pada penelitian ini dikelompokkan menjadi dua, pertama data kualitatif
berupa deskriptif yang berisi saran, kiritik/masukan, koreksi dan penilaian, siswa,
teman sejawt/praktisi dan pakar, kedua data kuantitatif adalah skor kelayakan
peserta didik teman sejawt/praktisi dan pakar. Dalam penelitian ini terdapat dua
Kebutuhan produk bahan ajar buku teks warahan melalui model multiliterasi,
Pertama, terdiri atas peserta didik kelas X SMAN 4 Bandar Lampung, terdiri dari
Mia 1 dan Mia 3. Kedua, sumber data validasi produk yang akan menilai produk
bahan ajar dari rekan sejawat, dan pakar pengembangan bahan ajar dari
3.4.1 Instrumen
angket. Penelitian ini menggunakan lembar angket tentang kelayakan buku teks
praktisi, guru, dan siswa terhadap kelayakan bahan ajar buku teks yang
dikembangkan. Lembar angket yang diberikan kepada ahli materi dan guru
berbeda dengan lembar angket yang diberikan kepada siswa. Perbedaan terletak
pada butir penilaiannya saja. Penilaian dilakukan terhadap 4 aspek kreteria, yaitu
kelayakan bahan ajar buku teks warahan melalui model multiliterasi ini
Instrumen penelitian yang menggunakan skala Likert dapat dibuat dalam bentuk
menggunakan bentuk Checklist (√) pada kolom yang tersedia. Berikut ini bentuk
Tabel 3.3 Bentuk Koesioner Penilaian Untuk Kelayakan Isi Oleh Ahli Dan
Teman Sejawat
teknologi
b. Keterkaitan Fitur (termasuk uraian, contoh, dan latihan)
fitur, contoh, mencerminkan peristiwa atau kondisi
dan rujuan terkini. Pada umumnya rujukan yang layak
digunakan dalam buku teks maksimal
menggunakan rujukan lima tahun terakhir.
Tabel 3.4 Bentuk Koesioner Penilaian Untuk Kelayakan Bahasa Oleh Ahli
dan Teman Sejawat/Praktisi
Tabel 3.5 Bentuk Koesioner Penilaian Untuk Kelayakan Penyajian Oleh Ahli
dan Teman Sejawat/Praktisi
belakang.
c. Penggunaan Penggunaan huruf tidak menggunakan
huruf terlalu banyak kombinasi jenis huruf.
Tidak menggunakan huruf hias dan
jenis huruf sesuai dengan huruf isi
buku.
3. Desain isi buku
a. Pencerminan isi Menggambarkan isi/materi ajar dan
buku mengungkapkan karakter objek.
Bentuk warna, ukuran, proporsi objek
sesuai realita. Penempatan unsur tata
letak konsisten berdasarkan pola.
Pemisahan antarparagraf jelas. Tidak
ada widow atau orphan.
b. Keharmonisan Bidang cetak dan margin proporsional.
tata letak Margin dua halaman yang
berdampingan proposional. Spasi antar
teks dan ilustrasi sesuai.
c. Kelengkapan Judul bab, subjudul bab, dan angka
tata letak halaman/folio dan ilusrtasi, dan
keterangan gambar.
d. Daya Penempatan hiasan/ilustrasi sebagai
pemahaman tata latar belakang tidak mengganggu judul,
letak teks, dan angka halaman. Penempatan
judul, subjudul, ilustrasi, dan
keterangan gambar tidak mengganggu
halaman
e. Tipografi isi Tipografi isi buku meliputi
buku kesederhanaan, daya keterbacaan, dan
daya kemudahan pemahaman.
f. Ilustrasi isi Ilustrasi isi daya meliputi: pemerjelas
dan pemermudah pemahaman dan
kedayatarikan ilustrasi isi
Jumlah
Skor Maksimum
Presentase
Kriteria
Keterangan:
TS (Tidak Sesuai) =1
KS (Kurang Sesuai) =2
S (Sesuai) =3
SS (Sangat Sesuai) =4
Rentangan nilai presentasi kelayakan dalam penelitian ini ditetapkan sebagai
berikut:
73
Lembar angket yang diberikan kepada siswa yaitu, aspek kelayakan isi, kelayakan
bahasa, penyajian, dan kegrafisan. Aspek kriteria kelayakan bahan ajar buku teks
Alternatif Dekripsi/
No Komponen Penilaian Saran
SS S RG TS Penilain
1 Aspek Kelayakan Isi
a. Materi yang disajikan dalam buku ini jelas
b. Materi dalam buku ini mudah dipahami
c. Materi yang disajikan dalam buku ini runtut
d. Kesesuaian materi yang disajikan dengan nilai,
moral, sosial dalam kehidupan
2 Aspek Keterbacaan Bahasa
a. Kalimat dan paragraf yang digunakan jelas dan
tidak menimbulkan makna ganda
b. Kalimat dan paragraf yang digunakan pada
meteri ajar ini mudah dipahami
c. Bahasa yang digunakan dalam materi ajar ini
komunikatif
3 Penyajian Materi
a. Penyajian materi dalam buku ini menimbulkan
suasana menyenangkan
b. Penyajian materi memberikan kesempatan
melaksanakan tugas secara mandiri
74
Alternatif Dekripsi/
No Komponen Penilaian Saran
SS S RG TS Penilain
c. Penyajian materi ajar ini dapat menuntun
siswa berpikir kritis
d. Penyajian materi ajar ini dapat menuntun
siswa berpikir kreatif
e. Penyajian materi ajar ini dapat menuntun
siswa berpikir inovatif
f. Penyajian materi ajar ini dapat menuntun
siswa menggali informasi
g. Penyajian materi ajar ini dapat menuntun
siswa untuk dapat mengambil keputusan
h. Penyajian dapat menuntun siswa untuk
berkomunikasi yang baik dengan siswa
i. Penyajian contoh untuk memperjelas
pemahaman siswa
j. Penyajian bagan dan gambar untuk
mempermudah pemahaman siswa terhadap
materi
k. Penyajian latihan soal mempermudah siswa
dalam mengerjakan
l. Buku ini memuat tes latihan dan evaluasi yang
dapat menguji seberapa jauh pemahaman saya
tentang materi menulis teks eksplanasi
4 Grafis
a. Letak gambar seimbang antara teks dengan
gambar
b. Ukuran, bentuk, dan warna gambar menarik
siswa dalam membaca dan belajar karya
sastra
c. Jenis dan ukuran huruf mudah dibaca
d. Sampul buku memberi kemenarikan siswa
Keterangan:
TS (Tidak Sesuai) =1
RG (Ragu) =2
S (Sesuai) =3
SS (Sangat Sesuai) =4
berikut:
Berikut akan dipaparkan indikator kata operasional dalam buku teks berdasarkan
Model Multiliterasi.
- Diskusikanlah
4 Meninjau ulang - Berilah penilaian (berilah penilaian terhadap tugas
temanmu), dan
- Berilah tanggapan atas penampilan temanmu.
- Koreksilah
5 Mempresentasikan - Presentasikan (presentasikan hasil kerjamu di depan
kelas),
- Bacakan (bacakan hasil kerjamu di depan kelas),
- Laporkan (laporkan hasil ekerjaanmu di depan
kelas).
- Tulislah (tulislah teks hasil observasi berdasarkan
pengamatanmu),
- Buatlah ( buatlah teks eksposisi berdasarkan
gambar berikut), dan
penelitian.Tiga tahap penelitian tersebut yaitu subjek penelitian pada tahap studi
informasi awal tentang kebutuhan produk bahan ajar, kondisi pembelajaran dan
Setelah semua data terkumpul, tahap terakhir adalah analisis data yaitu dengan
Tabel 3.11 Aturan Pemberian Skor untuk Ahli isi, ahli bahasa, ahli
penyajian, ahli kegrafikan dan guru
Kategori Skor
TS (Tidak Sesuai) 1
KS (Kurang Sesuai) 2
S (Sesuai) 3
SS (Sangat Sesuai) 4
Kategori Skor
Tidak Sesuai (TS) 1
Ragu (RG) 2
Sesuai (S) 3
Sangat Sesuai (SS) 4
a. Setelah data terkumpul, kemudian dihitung skor rata-rata setiap aspek kriteria
=
Keterangan:
= skor rata-rata
n = jumlah penilaian
ΣX =jumlah skor
Jumlah skor
Persentase = x 100%
skormaksimal
78
ajar “Buku Teks Warahan Melalui Model Multiliterasi Untuk Siswa Kelas X
SMA” dari ahli kelayakan isi, ahli kelayakan bahasa, kelayakan penyajian,
dan kelayakan kegrafikan, guru Bahasa Lampung, dan siswa SMA kelas X.
23).
berikut:
5.1 Simpulan
berikut.
teks warahan melalui model multiliterasi untuk siswa kelas X SMA semester
2. Buku teks warahan telah divalidasi oleh pakar/ahli di bidang isi, bahasa,
kelayakan buku teks oleh praktisi, guru Bahasa Lampung pada kelas X di
layak. Adapun uji penggunaan buku teks responden siswa diperoleh nilai
sebesar 87,1 dengan kategori layak. Dengan demikian, buku teks warahan
melalui model multiliterasi layak untuk digunakan sebagai bahan ajar untuk
3. Berdasarkan data hasil pemakaian buku teks warahan terhadap siswa dapat
disimpulkan, buku teks warahan memiliki efektivitas dari bahan ajar sebelum
136
dikembangkan. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa
rata peningkatan hasil belajar siswa kelas X Mia 1 dan X Mia 3 sebesar
60,1%.
5.2 Saran
oleh peneliti dapat dimanfaatkan guru dan murid dalam proses pembelajaran
menambah wawasan bagi peneliti tentang buku teks warahan melalui model
Danandjaja, James. 1997. Folklor Indonesia, Ilmu Gosip, Dongeng dan Lain-lain.
Jakarta: Grafik Press.
Danandjaja, James. 1984. Folklor Indonesia : Ilmu Gosip, dongeng, dan lain-lain.
Jakarta : Pustaka Utama Grafiti
Djamaris, Edwar. 1990. Menggali Khasanah Sastra Melayu Klasik. Jakarta: Balai
Pustaka.
Halim, Abdul. 2012. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Belajar terhadap
Hasil Belajar Fisika Siswa SMPN 2 Secanggang Kabupaten Langkat .
Jurnal Tabularasa PPS Unimed. Vol. 9. No. 2, Desember 2012.
Kemendikbud. 2014. Buku Guru IPS Kelas VII SMP/MTS Edisi Revisi. Puskurbuk.
Balitbang, Kemendikbud. Jakarta
Okta, Meriana. 2016. Struktur, Fungsi, Dan Nilai-Nilai Legenda Asal-Usul Danau
Ranau Dan Si Pahit Lidah Dari Daerah Provinsi Lampung. Prosiding
Seminar Nasional Penguatan Karakter Bangsa Melalui Gamitan
Pembelajaran Bahasa dan Sastra. FKIP Universitas Lampung: 97-101
Uma Sekaran. 1984. Research and Methods for Business, Southern Illinois University
at Carbondale.
Universitas Lampung. 2011. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung:
Universitas Lampung.
Youfika, Fitria, dkk. 2016. Jenis Dan Nilai-Nilai Cerita Rakyat Masyarakat Suku
Paemah Bengkulu Yang Terancam Punah. Prosiding konferensi
internasional VI bahasa, sastra, dan budaya daerah Indonesia. Lampung:
214-220
http://www.puskurbuk.net/downloads/browse/Dokumen_Bahan_Kebijakan_Kurik
ulum_2013/Materi_Umum_dan_Khusus/