Bahkan teman-teman ku pun tidak mengetahui bahwa aku sering pergi ke tempat ini,
hanya orang-orang tertentu saja yang aku ajak kemari.Hmmmm… misalnya dia, dia
adalah sahabatku yang pernah aku ajak kemari.Aku mengenal dia sudah lama, suka dan
sahabat yang paling mengerti akan perasaan yang ku alami, bahkan aku sering sekali
curhat kepada dia tentang semua yang ku alami. Sejak aku dan dia masih SD hingga
sekarang SMA sealu bersama-sama walau terkadang beda kelas. Dia adalah sahabat
dekatku bernama Afira Syafira, biasa disapa fira. Ya…nama yang indah bukan? Cocoklah
Fira berasal dari kalangan keluarga dokter, mulai dari ayahnya, kakak ayahnya,
adik ayahnya, dan juga neneknya pun seorang dokter, sedangkan ibunya berprofesi
sebagai bidan.Sungguh berasal dari keluarga yang cerdas-cerdas bukan? tak heran jika
fira juga murid yang cerdas dalam sekolahnya, ya walupun dia itu agak malas. Di kelas
1
fira selalu mendapat peringkat empat atau lima, sebenarnya dia bisa saja mendapat
peringkat pertama, tapi ya karena kemalasannya itu jadi dia sedikit acuh dan cuek saat
untuk bermain game, hampir setiap hari dia selalu bermain game karena memang itulah
hobi dia.
Ketika memasuki awal bulan desember semua murid di sekolah kami sibuk
mempersiapkan ujian akhir semester, tak jarang jika para murid hanya tersenyum saja
untuk menyapa temannya, jarang sekali untuk sekedar mengakatan hai.Begitu pula
dengan aku dan fira yang kini komunikasi kita jadi berkurang. Setelah ujian akhir
semester usai, pada saat bebas-bebas nya, tiba-tiba fira menghampiri ku yang sedari
tadi aku sedang mengotak-ngatik laptop, “hei ca…” (sambil menepuk pundakku), aku
langsung menjawabnya “eh fira, gimana nih kabarnya? Oiya udah hampir sebulan loh
kita ga ke tempat favorit kita bersama” fira terdiam sejenak, sedangkan aku kembali
“ga baik ca, iyanih aku udah kangen banget sama tempat itu ca, besok kesana yuk?’’ aku
mulai menutup laptop ku dan beralih pandanga kepada fira “ayooo…. Bener ya nanti
Keesokan harinya, aku melihat fira sudah duduk menunggu disana, aku
menghampiri fira “hei fir, udah lama ya?” tanyaku pada fira “belum kok, duduk ca” jawab
fira dengan lesu “kenapa fir?Lagi ada masalah?’’ tanyaku penasaran “iya nih ca, biasa
tentang perbedaan pendapat dengan orang tua ku” jawabnya sambil tersenyum kecut.
Fira menceritakan semua masalah nya pada ku, ia berkata bahwa kedua orang
tuanya itu menginginkan fira untuk kuliah di jurusan kedokteran. Ayahnya ingin fira
meneruskan profesi ayahnya yang sebagai seorang dokter agar fira juga dapat lebih
sukses dari ayahnya. Akan tetapi fira tidak berminat dengan jurusan tersebut, justru ia
2
lebih berminat mengenai jurusan teknik ya misalnya teknik kimia. Dulu waktu fira kelas 2
SMA ia pernah ikut lomba kimia tingkat nasional dan dia akhirnya mendapat juara ke 3,
sungguh membanggakan sekali bukan?Akan tetapi kedua orang tua fira tidak
menuruti kemauan orang tuanya karena ia ingin sekali membahagiakan orang tuanya,
mungkin dengan fira menuruti keinginan mereka, fira bisa melihat orang tuanya bangga
dan bahagia karena selama ini ia juara dalam bidang kimia, akan tetapi reaksi orang