Disusun oleh :
Kelas B
2019
JENIS-JENIS KRAN (VALVE)
1. Gate Valve
a. Fungsi
Untuk membuka dan menutup aliran (on-off) tetapi tidak untuk mengatur
besar dan kecil aliran (throttling).
b. Prinsip Kerja
Mengontrol aliran melalui badan valve yang berbentuk pipa, dengan sebuah
lempengan atau baji vertikal (lihat gambar dibawah ini) yang bisa bergeser
naik turun saat handel valve diputar. Valve ini didesain untuk posisi terbuka
penuh, atau tertutup penuh. Jika valve ini dalam keadaan setengah terbuka,
maka akan menyebabkan pengikisan pada badan valve, dan turbulensi aliran
zat bisa menyebabkan getaran pada baji valve sehingga menghasilkan suara
gemeretak.
c. Jenis – jenis
❖ Rising Stem Gate Valve, jika dioperasikan handwheel naik dan stem juga
naik.
❖ Non Rising Stem Gate Valve, jika di operasikan handwheel tetap dan
stem juga tetap.
❖ Outside Screw & Yoke Gate Valve, jika di operasikan handwheel tetap
tapi sItemnya naik.
d. Kelebihan
❖ Low pressure drop waktu buka penuh
❖ Amat ketat dan cukup bagus waktu penutupan penuh
❖ Bebas kontaminasi
❖ Sebagai Gerbang penutupan penuh, sehingga tidak ada tekanan lagi
❖ Cocok apabila akan melakukan service / perbaikan pada pipa
e. Kekurangan
❖ Tidak cocok di pakai untuk separuh buka, karena akan menimbulkan
turbulensi sehingga bisa mengakibatkan erosi dan perubahan posisi gate
pada dudukan.
❖ Untuk membuka dan menutup valve perlu waktu yang panjang dan
memerlukan torsi / torque yang tinggi
❖ Untuk ukuran 10 “ keatas tidak cocok dipakai untuk steam
2. Ball Valve
a. Fungsi
Untuk mengontorl flow control/pengendalian aliran, pressure
control/pengendali tekanan, shut off, cocok untuk high pressure dan
temperatures/tekanan dan suhu yang tinggi. Menggunakan ankle untuk
membuka atau menutup valve dengan sudut 90°.
b. Prinsip Kerja
Apabila bola tersebut diputar ke arah lubangnya, maka memungkinkan fluida
untuk mengalir. Apabila diputar sebaliknya maka akan menutup aliran fluida.
c. Jenis – jenis
❖ Reduced bore ball valve
❖ Full bore ball valve
d. Kelebihan
❖ A very low pressure drop/kehilangan tekanan sangat rendah
❖ Low leakage/cukup jarang bocor
❖ Small in size dan ball valve tidak begitu berat jika dibandingkan dengan
valve lain yang sejenis
❖ Mudah dibuka dan tidak mudah terkontaminasi.
e. Kekurangan
❖ Seat bisa rusak karena adanya gesekan antara ball dengan seat
❖ Pembukaan handle yang cepat bisa menimbulkan water hammer/palu air
pada system sehingga terjadi tekanan yang besar yang bisa merusak
system/sambungan dan dinding pipa.
3. Globe Valve
a. Fungsi
Untuk mengatur besar kecilnya laju aliran fluida dalam pipa (throttling).
b. Prinsip Kerja
Aliran atau Flow pada Pipa dapat diatur melalui tuas yang menutup pada ring
yang ada dibawahnya.
c. Jenis – jenis
❖ Globe Valve Z - Body
❖ Globe Valve Y - Body
❖ Angle – Body
d. Macam-macam bentuk Disc/plug dari Globe Valve
❖ Type Plug Disk ❖ Tipe soft seat disk
❖ Tipe Regulating disk ❖ Tipe guide disk
❖ Tipe flat disk
e. Kelebihan
❖ Kemampuan dalam menutup baik.
❖ Kemampuan throttling (mengatur laju aliran) Cukup baik.
f. Kekurangan
❖ Penurunan tekanan lebih tinggi dibandingkan dengan Gate Valve
❖ Valve ukuran besar membutuhkan daya yang cukup atau aktuator yang
lebih besar untuk beroperasi
4. Butterfly Valve
a. Fungsi
Untuk mengisolasi atau mengatur aliran. Digunakan pada Flow Cair atau Gas
dengan Pressure Rendah dan Volume yang besar.
b. Prinsip Kerja
Butterfly valve ini mempunyai disc yang berputar secara vertical di tengah
pipa dan hanya berputar sebanyak 90 derajat dari posisi fully open hingga
fully close dan butterfly valve ini juga bagus digunakan sebagai throttling
valve.
c. Kelebihan
❖ Harganya lebih murah di banding valve jenis lainnya.
❖ Desain valvenya lebih ringan dalam berat dibanding jenis-jenis valve yang
lain.
d. Kekurangan
❖ Tidak memiliki kekedapan yang bagus, dan harus digunakan pada situasi/
sistem yang memiliki tekanan rendah (low-pressure)
5. Check Valve
a. Fungsi
Sebagai pengaman terhadap aliran balik fluida yang dapat merusak motor
pompa, atau digunakan untuk keperluan proses lain, dimana aliran balik fluida
tidak diperbolehkan. Hanya bisa mengalirkan fluida dari satu arah saja, dan
apabila terdapat fluida yang mengalir berlawanan arah, secara mekanis valve
ini akan tertutup dan menghentikan fluida.
b. Prinsip Kerja
Valve akan terbuka jika ada tekanan atau pressure dari Main Stream. Akan
tetapi akan tetap tertutup jika ada Flow dari arah sebaliknya.
c. Jenis – jenis
❖ Swing Check Valve
Usage : One way flow / pengaliran satu arah
Advantages : Klo sudah buka ringan, low pressure drop / kehilangan
tekanan sangat rendah, cost nya murah
Disadvantages : Kebocoran amat tinggi dan aliran rendah karena
terganggu dengan adanya hambatan.
❖ Lift Check Valve
Keuntungan menggunakan lift check valve adalah terletak pada
kesederhanaan desain dan membutuhkan sedikit pemeliharaan.
Kelemahannya adalah instalasi dari check valve jenis lift hanya cocok
untuk pipa horisontal dengan diameter yang besar.
❖ Backwater check valve
Banyak digunakan pada sistem pembuangan air bawah tanah yang
mencegah terjadinya aliran balik dari saluran pembuangan saat terjadi
banjir.
6. Solenoid Valve
a. Pengertian
Katup yang digerakan oleh energi listrik melalui solenoida, mempunyai
kumparan sebagai penggeraknya yang berfungsi untuk menggerakan
piston yang dapat digerakan oleh arus AC maupun DC, solenoid valve
pneumatic atau katup (valve) solenoida mempunyai lubang keluaran,
lubang masukan dan lubang exhaust.
b. Fungsi
❖ Digunakan untuk menggerakan tabung cylinder.
❖ Digunakan untuk menggerakan piston valve.
❖ Digunakan untuk menggerakan blow zet valve.
c. Prinsip Kerja
Katup listrik yang mempunyai koil sebagai penggeraknya dimana ketika
koil mendapat supply tegangan maka koil tersebut akan berubah menjadi
medan magnet sehingga menggerakan piston pada bagian dalamnya
ketika piston bertekanan yang berasal dari supply (service unit), pada
umumnya solenoid valve pneumatic ini mempunyai tegangan kerja
100/200 VAC namun ada juga yang mempunyai tegangan kerja DC.
a. Pengertian
Jenis valve yang mekanismenya secara otomatis melepaskan zat dari
boiler, bejana tekan, atau suatu sistem, ketika tekanan atau temperatur
melebihi batas yang telah ditetapkan.
b. Prinsip Kerja
Pressure savety valve mempunyai tiga bagian utama yaitu inlet, outlet dan
spring set. Fluida bertekanan berada pada inlet PSV. PSV posisi menutup
selama tekanan fluida lebih kecil dibandingkan tekanan spring pada
spring set. Sebaliknya jika tekanan fluida lebih tinggi dibandingkan
tekanan spring set maka springset akan bergerak naik dan membuka katup
yang akan membuang tekanan melalui outlet sampai tekanan fluida
maksimal sama dengan tekanan spring set.
c. Kelebihan
❖ Sederhana
❖ Banyak digunakan untuk general service
❖ Murah terutama untuk ukuran kecil dan material yang digunakan
standar
d. Kekurangan
❖ Set pressure terbatas
❖ Biaya pemeliharaan tinggi
❖ Back pressure yang berubah-ubah akan menimbulkan masalah
❖ Kecenderungan mudah terjadi kebocoran pada tekanan tinggi
8. Diapgram Valve
a. Fungsi
Untuk mengatur aliran (trhottling) dan bisa juga digunakan sebagai on/off
valve.
b. Terbuat dari
Besi tuang, besi lunak, baja lunak, stainless steel, dan campuran bahan
tahan korosi.
c. Jenis - jenis
❖ Straight-throught (menembus lurus)
❖ Weir (bendungan)
d. Aplikasi utama
Valve Diafragma melibatkan operasi tekanan rendah dan slurry. Struktur
utama elemen Valve Diafragma adalah body, bonnet (tutup cerobong) dan
diafragma fleksibel.
e. Kelebihan
Memiliki aliran yang tenang dan fluida akan mengalir tanpa hambatan,
jenis ini sangat baik untuk flow control dan penutupan aliran yang sangat
rapat walaupun di dalam jalur pipa terkandung suspended solid.
9. Plug Valve
a. Fungsi
untuk menutup atau membuka aliran secara keseluruhan.
b. Jenis - jenis
❖ Three way plug valve
❖ Four way plug valve
c. Prinsip kerja
Saat handle diputar menuju open position maka plug akan berputar secara
rotasi terhadap seat dan bagian yang bercelah akan melewatkan aliran.
Namun pada saat handle diputar pada close position maka plug akan
berputar secara rotasi terhadap seat dan bagian yang tak bercelah akan
menahan aliran, sehingga aliran pun akan berhenti.
JENIS JENIS POMPA
1. Pompa Dinamik
A. Pompa Sentrifugal
Kelebihan :
Cara kerja nya yaitu karena adanya perputaran dari blade yang
mempunyai kedudukan sudut tertentu sehingga tekanan dari sisi hisap blades
pada daerah suction menjadi lebih rendah, akibatnya fluida mengalir ke sisi
hisap, blades tersebut yang selanjutnya masuk ke sisi tekan blades, pada
daerah discharge yang bertekanan lebih tinggi, dan dari sini fluida bergerak
atau mengalir ke tempat yang bertekanan lebih rendah.
Kelebihan :
• Memiliki tingkat efisiensi Kekurangan :
maksimum • Sistem kontrol yang tidak baik
• Konstruksi yang kuat jika excess head tinggi
• Pengaplikasian sistem kontrol • Ada beban mekanik pada valve
yang dapat diatur dengan saat posisi throttling
mudah • Ada resiko menimbulkan suara
• Harga murah bising jika sedang posisi
• Baik digunakan pada kondisi throttling tinggi
sistem yang lebih sering beban • Efisiensi pompa menjadi
100% rendah jika sedang posisi
• Baik digunakan pada throttling
operasional dengan waktu yang • Tidak hemat energi jika
pendek-pendek sedang posisi throttling
C. Special-Effect Pump
Cara kerja pompa ini ialah konvergen dihubungkan dengan pipa yang
berfungsi sebagai penghisap cairan, kemudian fluida yang terisap oleh pompa
karena adanya daya penggerak dalam bentuk energi dialirkan ke dalam nozel
dan masuk ke dalam tabung dengan kecepatan tinggi sehingga mengakibatkan
kevakuman di dalam tabung pompa. Adapun Jenis Special- Gas lift, hydraulic
ram, dan electromagnetic.
➢ Pompa elektromagnetik
Keuntungan pompa elektromagnetik: Kekurangan pompa elektromagnetik:
2. Pompa Vacuum
A. Pompa Positive Displacement (pompa desak)
Cara kerja nya yaitu dengan memberi gaya tertentu pada volume fluida
dari sisi inlet ke titik outlet pompa. Terdapat 2 jensi Pompa Positive
Displacement yaitu reciprocating dan Rotary. Kelebihan Pompa Positive
Displacement yaitu bisa menghasilkan Power density yang lebih besar serta
bisa memberikan perpindahan fluida yang stabil di setiap putarannya.
➢ Pompa Reciprocating
Kelebihan : Kekurangan :
➢ Rotary Pump
• Cryopump: adalah pompa vakum dengan jalan mengikat uap air atau gas di
suatu ruangan menggunakan sebuah permukaan yang dingin.
• Pompa kimia: yang mengikat gas untuk
bereaksi dan membentuk padatan.
• Pompa ionisasi: mengionisasi gas dengan
menggunakan potensial bertegangan tinggi, sehingga gas
tersebut terakselerasi menuju elektrode pengumpul.
JENIS – JENIS KOMPRESOR
c) Jenis – jenis
❖ Kompresor screw (Rotary screw compressor) merupakan jenis kompresor
dengan mekanisme putar perpindahan positif, yang umumnya digunakan untuk
mengganti kompresor
piston, bila diperlukan
udara bertekanan tinggi
dengan volume yang lebih
besar.
❖ Lobe
❖ Vane
❖ Liquid Ring
❖ Scroll
2. Kompresor dinamis
A. Kompresor sentrifugal
a) Kompresor sentrifugal merupakan kompresor yang memanfaatkan gaya
sentrifugal yang dihasilkan oleh impeller untuk mempercepat aliran fluida
udara (gaya kinetik), yang kemudian diubah menjadi peningkatan potensi
tekanan (menjadi gaya tekan) dengan memperlambat aliran melalui diffuser.
b) Kelebihan
❖ Jangkauan operasional yang luas
❖ Keandalan yang tinggi
❖ Perawatan yang rendah
c) Kekurangan
❖ Ketidakstabilan di aliran berkurang
❖ Sensitif terhadap perubahan komposisi gas
B. Kompresor aksial
a) Kompresor aksial adalah kompresor yang berputar dinamis yang
menggunakan serangkaian kipas airfoil untuk semakin menekan aliran fluida.
Aliran udara yang masuk akan mengalir
keluar dengan cepat tanpa perlu
dilemparkan ke samping seperti yang
dilakukan kompresor sentrifugal.
Kompresor aksial secara luas digunakan
dalam turbin gas/udara seperti mesin jet,
mesin kapal kecepatan tinggi, dan
pembangkit listrik skala kecil.
b) Kelebihan
❖ Kapasitas tinggi untuk ukuran tertentu
❖ Efisiensi tinggi
❖ Tugas berat
❖ Perawatan yang rendah
c) Kekurangan
❖ Rasio kompresi rendah
❖ Penyiapan tempat terbatas
EJECTOR
Ejektor merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan udara atau gas gas yang
tidak dapat dikondensasikan di tempat-tempat vakum. Ejektor dapat
digolongkan kedalam ejektor singel ataupun multiple, itu tergantung dari bagaimana
kompresi yang dilakukan dalam satu atau beberapa unit secara berurutan. Golongan sebagai
single atau multiple tergantung dari bagaimana satu atau lebih unit ejektor yang dipasangkan
secara paralel. Ejektor harus dirancang untuk batas minimum tekanan uap yang masuk ke
dalam nozzle. Jika tekanan uap terlalu rendah dari batas minimumnya, maka ejektor tidak
akan bekerja baik sehingga tidak tercapai vakum yang dikehendaki. Ejektor akan bekerja baik
untuk uap yang bertekanan lebih dari batas minmum. Bahan-bahan yang menyebabkan
tersumbat / terhalangnya nozzle mempunyai pengaruh yang sama seperti pengaruh kurangnya
tekanan uap masuk ke nozzle. Tekanan uap yang terlalu rendah tidak ekonomis tetapi
sebaliknya tekanan yang terlalu tinggi juga mengalami kesulitan karena kecilnya lubang
nozzle. Batasbatas tekanan yang baik adalah sekitar 5-20 kg/cm2 . 1kg/cm2 =14,223 Psi. .
Prinsip kerja Ejektor dipakai juga untuk memompa air atau cairan lain dengan jalan
mengadakan penurunan tekanan akibat pancaran uap yang tinggi.
• POMPA EJECTOR
Prinsip Sifat dari jets pump adalah sebagai pendorong untuk mengangkat cairan dari
tempat yang sangat dalam.Mampu merubah energi statis cairan menjadi energi kinetis atau
kebalikannya. Kondisi vacuum yang terjadi pada ruang inlet pompa jet diperlukan untuk
menarik cairan yang dipompa kedalam ruang inlet tersebut. Kevacuman dihasilkan oleh
aliran searah dari fluida penggerak (actuating fluid).
Cara Kerja Dalam pompa ejektor jet, cairan melewati nosel venturi dan
mengembangkan hisap yang menyebabkan aliran kedua fluida akan entrained. Perubahan
tekanan dari nozzle yang disebabkan oleh aliran media yang digunakan untuk membawa
cairan tersebut ke atas (prinsip ejector). Media yang digunakan dapat berupa cairan maupun
gas. Pompa ini tidak mempunyai bagian yang bergerak dan konstruksinya sangat sederhana.
Keefektifan dan efisiensi pompa ini sangat terbatas karena dibuat dengan bahan dan desain
konstruksi yang sangat sederhana.
✓ Keunggulan
1. Tidak ada bagian yang bergerak, sehingga pompa bisa berumur panjang.
4. Sulit tersumbat.
6. Kapasitasnya uniform.
✓ Kekurangan
1. Effisiensinya rendah.
Steam jet ejector merupakan alat pembangkit vacuum dengan menggunakan steam
sebagai media pendorong. Suatu pancaran cairan, gas atau uap (steam) keluar dari nozzle
dengan kecepatan tinggi sehingga dihasilkan tekanan rendah di titik nozzle tersebut. Dengan
demikian, gas yang harus diangkut akan terhisap, terbawa dan mengalami percepatan. Steam
jet ejector berfungsi untuk mengeluarkan gas atau uap dari suatu ruangan dan
mempertahankan kevakuman yang tercapai. Steam jet ejector merupakan pompa yang tidak
mempunyai bagian-bagian yang bergerak. Oleh karena itu, pompa ini sangat sederhana dan
tidak memerlukan perawatan yang rumit. Dalam steam jet ejector, steam yang telah dipakai
dikondensasi dengan mencampurkannya dengan air Pada steam jet ejector yang bekerja pada
vacuum yang tinggi (diatas 5 mbar), maka diperlukan pemanasan jet ejector supaya tidak
terbentuk es akibat titik beku air dilewati selama operasi berlangsung. Pemanasan bisa
dilakukan dengan system coil yang mengelilingi body jet ejector yang biasa dikenal dengan
trace heater.
Ejector Gland Steam menjaga adanya vakum pada saluran masuk uap preparat yang
masuk pada ruang turbin. Mengalirnya uap ke gland dan ke ejektor hanya dapat diatur secara
lokal membuka dan menutup katup yang di putar dengan tangan pada saluran pipa. Lampu
announciator di TCP atau UCD akan menyala bila gland steam tekanannya terlalu rendah
atau terlalu tinggi. Penggunaan steam ejector sebagai alat untuk mengeluarkan gas-gas yang
tidak mengembun di dalam kondensor pada PLTP, mempunyai kuntungan
✓ keuntungan:
1. Kehandalan tinggi.
3. Mudah pengoperasiannya.
4. Mudah pemeliharannya
✓ kerugian
adalah tidak cocok untuk di gunakan pada PLTP yang mempunyai kandungan gas-gas
yang besar, karena efisiensi steam ejektor menjadi rendah. Pada suatu pembangkit listrik
tenaga panas bumi tekanan kerja sumur semakin lama semakin menurun, sehingga energi
akan menjadi rendah pula, begitu pula tekanan di kondensor akan semakin rendah karena
melemahnya tekanan uap steam ejector. Dengan menurunkan steam ejector 1 tingkat maka
Mitshubisi berhasil membuat ejector dengan tekanan uap hanya 2-4 kg/cm2 dengan hasil
tekanan hampa di kondensor 100-200 mmHg abs.apabila dibutuhkan hampa yang lebih tinggi
dapat dgunakan untuk sistem ejektor tingkat II
JENIS – JENIS VAKUM
Untuk memvakumkan suatu instalasi sistem vakum dibutuhkan pompa vakum yang
harus disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan pada geometri sistem yang divakumkan dan
tingkat kevakuman akhir yang diinginkan. Pompa vakum dapat dibedakan berdasarkan pada
proses pemvakumannya dan masing-masing mempunyai rentang tekanan operasi (daerah
operasi berdasarkan tekanan/kevakuman). Berdasarkan proses pemompaan dibedakan
menjadi 2 (dua) yaitu (1) pompa vakum pemindah gas (molekul/atom) dan (2) pompa vakum
penjebak (entrapment) gas (molekul/atom). Adapun klasifikasi pompa vakum berdasarkan
prinsip kerjanya ditunjukkan pada Gambar (1.1) berikut.
pompa vakum dengan memindahkan gas secara garis besar dibagi menjadi 2
(dua) jenis yaitu (1) pompa vakum dengan langkah positip (positive displacement
vacuum pump) dan (2) pompa vakum dengan energi kinetik (kinetic vacuum pump).
Dasar prinsip kerja dari kedua jenis pompa tersebut sangat berbeda. Prinsip kerja
pompa vakum dengan langkah positip adalah untuk memindahkan gas (molekul/atom)
dengan mengisap dari sistem yang divakumkan kemudian gas dimampatkan di dalam
pompa dan dilanjutkan dengan mengeluarkan dari pompa. Untuk pompa vakum
dengan energi kinetik adalah dengan memberikan atau menambahkan energi kinetik
molekul/atom dari gas yang dipompa sehingga dapat berpindah dari tekanan yang
rendah ke tekanan yang lebih tinggi. Penambahan energi kinetik dilakukan dengan
memindahkan momentum dari pompa ke molekul/atom gas sehingga gerakan
molekul/atom gas yang dipompa terarah ke sisi pengeluaran gas dari pompa.
a) Pompa piston
Cara Kerja. Untuk pompa-pompa dengan langkah positip, hal yang penting
adalah bagaimana mencapai kevakuman akhir yang tinggi dan dasar
perhitungan yang paling mudah dianalogikan dengan pompa piston. Pompa
piston (Gambar 1.2) secara garis besar terdiri dari 2 (dua) ruangan yaitu ruang
yang divakumkan (ruang A) dan ruang pompa (ruang B), 3 (tiga) katup dan
saluran yang menghubungkan ruang A dan ruang B. Katup 1 dan katup 2 pada
pompa disusun sedemikian rupa sehingga dapat memompa keluar gas di dalam
ruang. Jika piston bergerak dari bawah menuju ke atas, pada gerakan ini katup
1 tertutup dan katup 2 terbuka. Dengan demikian gas di dalam tangki A
diisap/diekspansikan ke ruang B. Selanjutnya piston bergerak ke bawah, pada
gerakan ini katup 1 terbuka dan katup 2 tertutup. Dengan demikian gas di
ruang pompa B dikeluarkan ke udara sekitar.
✓ Kelebihan:
✓ Kekurangan:
- Tidak dapat beroperasi pada tekanan tinggi
- Memiliki umur simpan lebih pendek
- Memiliki kurva aliran kinerja yang sangat datar
- Tidak cocok untuk mentransfer media yang beracun atau
ledakan
Cara kerja. Pada rotor terdapat 2 (dua) buah sudu putar yang
ditengahnya dipasang pegas sehingga pada saat rotor berputar di dalam
stator secara eksentrik sudu putar akan meluncur dan menempel pada
dinding stator. Sudu-sudu putar ini dapat bergerak bebas di celah pada
rotor dan dengan bantuan minyak pelumas maka baik antara rotor dan
sudu putar, sudu putar dengan stator, maupun rotor dan stator akan selalu
rapat. Dengan berputarnya rotor maka ruangan pada sisi masuk
diekspansikan dan ruangan pada sisi keluar dimampatkan, sehingga dapat
memindahkan gas dari sistem yang dihampakan ke udara sekitar.
Kekurangan:
o Kelebihan:
- Pemeliharaan mudah dan murah
- Dapat memompakan fluida yang mengandung lumpur
- Apabila bekerja tanpa beban tidak akan terlalu meerusak
pompa
- Tidak memerlukan perapat mekanis ( mechanical seal ) .
o Kekurangan:
- Aliran fluida yang dihasilkan berdenyut
- Besar kapasitas sangat bergantung pada ukuran besar
kecilnya pompa
- Kapasitas rendah ( bila dibandingkan dengan pompa
sentrifugal )
- Efesiensi rendah pada kapasitas tinggi .
d) Pompa Roots
Cara kerja. Prinsip pompa Roots yang juga disebut pompa Lobe, ditemukan
pada tahun 1848 oleh Isaiah Davies, dan 20 tahun kemudian diimplementasikan
oleh Americans Francis and Philander Higley Roots sebagai blower untuk motor
pembakaran dalam. Pengembangan selanjutnya digunakan untuk pompa vakum
pendorong sejak tahun 1954. Pompa ini mempunyai laju pemompaan yang sangat
tinggi hingga mencapai 100.000 m3/jam dan lebih efektip dibandingkan dengan
pompa uap injektor pada rentang tekanan operasi yang sama . Pompa uap injektor
adalah pompa yang prinsip kerjanya berdasarkan semburan/pancaran uap, prinsip
kerja pompa ini hampir sama dengan prinsip kerja pompa difusi. Perbedaannya,
untuk pompa injektor adalah kerapatan uap yang disemburkan/dipancarkan lebih
tinggi dan jarak pancar yaitu jarak nozzle ke dinding berpendingin lebih pendek
sehingga laju pemompaan lebih tinggi namun tingkat kevakuman lebih rendah.
Perbandingan kompresi yang dapat dicapai antara 10 sampai 100 pada daerah rentang tekanan
operasi sekitar 1 mbar. Masing-masing sudu digerakkan dengan transmisi roda gigi dengan
putaran yang sesuai (synchronism) dan arah berlawanan, celah di antara sudu dengan sudu dan
sudu dengan rumah pompa sekitar 0,2 mm sehingga tidak ada gesekan baik di antara sudu
maupun dengan rumah pompa. Karena tidak ada gesekan maka dapat dioperasikan pada
putaran tinggi yaitu antara 3000 rpm sampai 3500 rpm. Permasalahan pada pompa Roots
adalah terjadinya pemanasan pada sudu yang disebabkan oleh karena kompresi gas serta
kesulitan dalam pendinginan. Untuk menghindari terjadinya pemanasan lebih maka dibuat
saluran pintas dengan katup otomatis. Katup ini akan terbuka secara otomatis jika tekanan gas
keluar pompa lebih besar dari yang dipersyaratkan. Oleh karena itu, pompa ini tidak
digunakan untuk menekan hingga mendekati tekanan atmosfer dan hanya digunakan pada
rentang tekanan antar 10 Torr sampai orde 10-4 Torr. Karena hal tersebut maka pompa Roots
digunakan sebagai pompa pendorong (booster) antara pompa rotari 1 tingkat dengan pompa
difusi atau pompa turbomolekular. Hal ini karena jika pompa rotari 1 tingkat digunakan
sebagai pompa depan dari pompa difusi atau pompa turbomolekular akan diperoleh laju
pemompaan yang tidak optimal, sehingga perlu dipasang pompa Root di antara pompa rotari
dan pompa difusi atau pompa turbomolekular sebagai pompa pendorong. Hal ini akan
diuraikan lebih rinci pada Subbab 1.3 tentang daerah tekanan operasi pompa dan laju
pemompaan. Bentuk dan prinsip kerja pompa Root atau pompa Lobe ditunjukkan pada
Gambar 1.7. Gambar 1.7a menunjukkan bentuk pompa dengan sudu 2 (dua) ujung, sedangkan
Gambar 1.7b menunjukkan bentuk pompa dengan sudu 3 (tiga) ujung. Kedua jenis pompa
(Gambar 1.7) tersebut mempunyai cara kerja yang sama yaitu dengan berputarnya sudu-sudu
maka akan menjebak dan mendorong gas dari sisi masuk ke sisi keluar. Jika sisi masuk
dihubungkan dengan bejana yang divakumkan dan sisi keluar dihubungkan dengan pompa
depan maka terjadi pemvakuman bejana. Jika pompa ini digunakan sebagai pompa pendorong
(booster) maka sisi masuk dihubungkan dengan pompa difusi atau turbomolekular.
• Kelebihan:
- Ukuran keseluruhan lebih kecil sehingga lebih ringan
- Aliran zat cair yang dihasilkan uniformseragam
- Dapat bekerja dengan putaran tinggi sehingga dapat dihubungkan dengan tenaga
penggeraknya
- Tekanan yang dihasilkan cukup tinggi
- Dapat bekerja pada pengisapan kering
• Kekurangan:
- Membutuhkan waktu gigi
- Membutuhkan dua segel.
- Mengurangi angkat dengan cairan tipis
- Bekerja tidak maksimal apabila digunakan untuk cairan yang bercampur zat padat
• Kelebihan:
- gaya seragam rotor
- status gaya pemosisian bantalan yang baik
- masa pakai yang lama
- perawatan yang mudah
• Kekurangan:
- proses perakitan pompa yang agak rumit
b. Pompa Difusi
Cara Kerja. Pompa difusi merupakan jenis pompa dengan prinsip kerja berdasarkan
semburan/pancaran gas (uap minyak difusi) untuk mendorong molekul-molekul/atom-atom
yang dipompa. Agar kehampaan akhir yang dapat dicapai oleh pompa difusi lebih tinggi maka
biasanya dibuat bertingkat seperti ditunjukkan pada Gambar 1.13 dan Gambar 1.14. Pada
Gambar 1.13a ditunjukkan pompa difusi 1 tingkat dan pada Gambar 1.13b ditunjukkan pompa
difusi 3 tingkat. Gambar 1.13a menunjukkan adanya aliran uap minyak difusi dari bagian
bawah pompa ke atas melalui bagian tengah pompa dan selanjutnya keluar melalui nozzle
(celah sempit) yang diarahkan ke dinding pompa bagian bawah. Pada dinding pompa dipasang
selubung pendingin untuk mendinginkan uap minyak difusi sehingga terjadi kondensasi dan
mengalir ke bagian bawah pompa untuk dipanaskan kembali.
a. 1 tingkat b. 3 tingkat
Gambar 1.13. Pompa difusi.
Gambar 1.14. Prinsip kerja pompa difusi
Keterangan:
1) Pemanas
2) Minyak difusi
3) Rumah pompa
4) Koil pendingin
5) Flens
6) Partikel gas
7) Uap minyak difusi
8) Backing vacuum port A-D. Nozzle
Gambar 1.13b menunjukkan pompa difusi 3 tingkat dengan daerah-daerah perubahan tekanan
yang terjadi (pada masing-masing tingkat), perubahan tekanan (P) berbanding terbalik dengan
laju pemompaan (S). Adapun prinsip kerjanya ditunjukkan pada Gambar 1.14. Pada pompa
difusi (Gambar 1.14), minyak difusi ditempatkan di bagian bawah (bejana didih) dan
selanjutnya dipanaskan sampai terjadi pendidihan. Akibat mendidihnya minyak difusi, maka
uap minyak difusi naik ke atas melalui tabung tengah dan dengan dipasangnya nozzle maka
uap minyak difusi akan menyembur/memancar dan menumbuk molekul-molekul/atom-atom
gas ke arah bawah menuju dinding pompa membentuk tabir uap. Pada dinding pompa difusi
dipasang suatu pendingin untuk mendinginkan uap minyak difusi yang disemburkan/
dipancarkan dari nozzle. Akibat pendinginan ini uap minyak difusi mengembun dan kembali
ke bejana didih, sedangkan akibat pancaran uap minyak difusi maka molekul-molekul/atom-
atom gas di sekitar nozzle terdorong ke bawah bersama uap minyak difusi. Pada kondisi ini,
terjadi perpindahan momentum molekul-molekul minyak difusi ke molekul-molekul/atom-
atom gas yang dipompa sehingga terjadi penambahan energi kinetik. Dengan tambahan energi
kinetik dari molekul-molekul minyak difusi maka molekul-molekul/atom-atom gas yang
dipompa mempunyai energi yang cukup untuk bergerak dari tekanan yang lebih rendah ke
tekanan yang lebih tinggi di dalam pompa difusi. Dengan demikian terjadi pemvakuman
ruangan di atas tabir serta ruangan sistem yang dihubungkan. Pompa difusi ini mempunyai
rentang daerah tekanan operasi antara 10-2 - 10-8 Torr, sehingga untuk pengoperasiannya
diperlukan pompa pra vakum misalnya pompa rotari agar dapat dicapai tekanan operasi
rentang daerah tekanan operasi tersebut.
b. Pompa kriogenik
Cara Kerja. Daerah operasi pompa kriogenik adalah pada daerah vakum tinggi dan sangat
tinggi. Secara skematik pompa ini ditunjukkan pada Gambar 1.17 dan Gambar 1.18. Gambar
1.17a menunjukkan temperatur kondensasi molekul/ atom. Gambar tersebut menjelaskan
bahwa molekul/atom saat melewati perangkap pada temperatur rendah, pada temperatur
perangkap 60-80 K masih dapat menembus melewati perangkap. Untuk temperatur perangkat
10-20 K, molekul nitrogen (N2) dan atom argon (Ar) terperangkap dan terkondensasi. Pada
temperatur perangkap 4,2 K semua molekul maupun atom terperangkap dan kondensasi
kecuali atom helium (He). Prinsip kerja pompa kriogenik ditunjukkan pada Gambar 1.17a.
Untuk mencapai temperatur rendah digunakan sistem refrigerasi bertingkat yaitu (1) sistem
refrigerasi biasa seperti chiller dan (2) refrigerasi menggunakan gas helium (He) sebagai
bahan refrigeran. Dengan menggunakan bahan refrigeran helium (He)
maka pada pompa kriogenik dapat mencapai temperatur perangkap yang terbuat dari arang
sekitar 12 K. Pada pompa kriogenik (Gambar 1.17b) ditunjukkan bahwa ada 2 (dua)
perangkap yaitu yang dipasang pada sisi masuk gas yang dipompa dan yang dipasang di
dalam pompa.
a. Kondensasi molekul/atom
b. Prinsip kerja pompa kriogenik
Gambar 1.17. Pompa kriogenik
Temperatur perangkap pertama (di sisi masuk pompa) adalah 65 K dan perangkap kedua
(pada bagian dalam pompa) yaitu pada perangkap inti 12 K. Dengan 2 (dua) perangkap ini,
molekul-molekul/atom-atom gas saat masuk ke pompa akan terkondensasi dan terperangkap
pada perangkap yang terbuat dari arang. Dengan demikian molekul-molekul/atom-atom gas
akan terpompa secara terus-menerus sehingga lama kelamaan akan terjadi kejenuhan dari
perangkap tersebut. Untuk mengatasi kejenuhan ini maka dilakukan regenerasi yaitu
mengeluarkan molekul-molekul/atom-atom yang dipompa dan terkondensasi di dalam
perangkap dengan cara memanaskan dan memvakumkan dengan pompa depan (pompa rotari)
seperti ditunjukkan pada Gambar 1.18
a. Kondisi saat proses regenerasi b. proses pengeluaran gas