I. IDENTIKASI MASALAH
1. Tn. Joko, 60 tahun, datang ke UGD RSMP karena nyeri saat BAK dan BAK disertai darah
sejak 3 hari yang lalu. Keluhan ini juga disertai demam tinggi terus menerus sejak 3 hari
yang lalu.
2. Tn. Joko juga mengeluh BAK sering, sedikit-sedikit dan tidak lampias sejak 2 minggu
yang lalu. Karena keluhannya, Tn. Joko berobat ke Puskesmas dan dikatakan menderita
gangguan prostat dan dianjurkan dirujuk ke Poli Penyakit Dalam dan Bedah RS dan
diberikan obat untuk memperlancar BAK.
3. Tn. Joko memiliki riwayat penyakit kencing manis sejak 10 tahun yang lalu dan biasa
berobat ke Puskesmas, diberikan obat Metformin 3x1 namun tidak rutin dikonsumsi.
4. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum: kesadaran kompos mentis
Tanda vital : TD 120/80 mmHg, Nadi 110x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup,
RR 24x/menit, reguler, suhu 38,0*C
Keadaan Spesifik
Kepala : Konjungtiva palpebra pucat (-), sklera ikterik (-)
Leher : Pembesaran KGB (-), JVP (5-2) cmH2O
Thoraks
Jantung : Simetris, ictus kordis tidak terlihat, batas jantung dalam batas normal.
HR: 110x/menit, reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru-paru : Simetris, pergerakan hemitoraks kanan=kiri, stemfremitus kanan=kiri,
sonor pada kedua paru, vesiculer (+) normal, ronchi (-), wheezing (-)
Abdomen : Datar, lemas, hepar & lien tidak teraba, nyeri tekan (+) regio
suprapubis, ballotement (-), bising usus (+) normal
Ekstremitas : KGB inguinal tidak teraba
5. Pemeriksaan colok dubur : Tonus spincter ani baik, mukosa licin, ampula tidak
kolaps, pole atas prostat tidak teraba, konsistensi kenyal, nyeri tekan (-)
6. Pemeriksaan penunjang: Darah Lengkap dan Kimia Darah
Hemoglobin : 13,8 g/dl Eritrosit : 4.780.000/mm3
Hematokrit : 40 vol % Trombosit : 400.000/mm3
Leukosit : 12.000/mm3 Hitung Jenis : 0/1/1/80/16/2 %
LED : 10 mm/jam BSS : 225 mg/dl
Ureum : 20 mg/dl Creatinin : 0,8 mg/dl
Urinalisis
Epitel : (+) Silinder : (-)
Eritrosit : 20-25/LPB Leukosit : 10-15/LPB
Protein : (+) Glukosa : (+) Nitrat : (+)
II. PRIORITAS MASALAH
Ginjal
di rongga retroperitoneal bagian atas
Struktur ginjal dibagi menjadi 2 bagian, yaitu korteks dan medula
ginjal.
Korteks ginjal terdapat berjuta-juta nefron. Nefron terdiri atas
glomerulus, tubulus kontortus proksimalis, tubulus kontortus distalis
dan duktus kolegentes
Medula ginjal terdapat duktuli.
Vaskularisasi:
Aorta Abdominalis - Arteri renalis - arteri interlobaris - arteri arkuata -
arteri lobularis - arteri afferen - arteri eferen yang menuju ke tubulus
ginjal.
Vena renalis bermuara ke vena kava inferior.
Persarafan melalui pleksus renalis. Impuls sensorik dari ginjal berjalan
menuju korda spinalis segmen T10-11.
Fungsi ginjal (1) mengkontrol sekresi hormon aldosteron dan ADH
(2) mengatur metabolisme ion kalsium dan vitamin D, (3)
menghasilkan beberapa hormon antara lain: eritropoetin, renin,
prostaglandin.
Ureter
Panjang 25-30 cm, dan diameternya 3-4 mm.
Dindingnya terdiri atas (1) mukosa yang dilapisi oleh sel transisional, (2)
otot polos sirkuler, dan (3) otot polos logitudinal.
Membentang dari pielum hingga buli-buli.
Penyempitan ureter (1) pada perbatasan antara pelvis renalis dan ureter atau
pelvicureter junction, (2) tempat pada saat ureter menyilang arteri iliaka di
rongga pelvis, dan (3) pada saat ureter masuk ke buli-buli.
Persarafan simpatetik ureter terdiri dari serabut preganglionik dari
segmen spinal T10-L2; serabut postganglionik berasal dari coeliak,
aortikorenal, mesentrika superior dan pleksus otonomik hipogastrik
inferior. Parasimpatetik terdiri dari serabut vagal melalui coeliac ke
ureter sebelah atas; sedangkan serabut dari S2-4 ke ureter bawah.
Buli-Buli
Terdiri atas 3 lapisan otot detrusor yang saling beranyaman.
Mukosanya terdiri atas sel transisional.
Terdapat trigonum buli-buli.
Vaskularisasi dari cabang arteria iliaka interna yakni arteria vesikalis
superior, yang menyilang di depan ureter. Sistem vena dari buli-buli
bermuara ke dalam vena iliaka interna.
Uretra
Sfingter uretra interna terdiri atas otot polos yang dipersarafi sistem simpatetik
sehingga pada saat buli-buli penuh sfingter terbuka.
Sfingter uretra eksterna terdiri atas otot bergaris yang dipersarafi sistem
somatik.
Panjang uretra wanita 3-5 cm, pria dewasa 23-25 cm.
Uretra posterior pada pria terdiri atas 1) uretra pars prostatika dan 2) uretra
pars membranasea. Uretra anterior terdiri atas: (1) pars bulbosa, (2) pars
pendularis, (3) fossa navikularis, dan (4) meatus uretra eksterna.
Prostat
b. Apa makna nyeri saat BAK dan BAK disertai darah sejak 3 hari yang lalu?
Nyeri saat BAK disuria
Bak disertai darah hematuria
Termasuk dari LUTS (lower urinary tract symptoms)
2. Tn. Joko juga mengeluh BAK sering, sedikit-sedikit dan tidak lampias sejak 2
minggu yang lalu. Karena keluhannya, Tn. Joko berobat ke Puskesmas dan
dikatakan menderita gangguan prostat dan dianjurkan dirujuk ke Poli Penyakit
Dalam dan Bedah RS dan diberikan obat untuk memperlancar BAK.
a. Apa makna BAK sering, sedikit-sedikit dan tidak lampias sejak 2 minggu
yang lalu?
Mengalami Polakisuria
Karena adanya penekanan pada uretra pars prostatica akibat dari BPH
b. Apa hubungan keluhan diatas dengan keluhan utama pada pasien ini?
Adanya obstruksi terdapat sisa urin di vesica urinary berkembang
biaknya bakteri infeksi saluran kemih muncul keluhan disuria dan
hamaturia
3. Tn. Joko memiliki riwayat penyakit kencing manis sejak 10 tahun yang lalu dan
biasa berobat ke Puskesmas, diberikan obat Metformin 3x1 namun tidak rutin
dikonsumsi.
a. Apa hubungan riwayat kencing manis dengan keluhan utama
DM tidak terkontrol 10 th neuropati otonom gangguan pengosongan
kandung kemih mempermudah terjadinya kolonisasi mikroorganisme.
Konsentrasi glukosa yang tinggi dalam urin menghambat aktivitas
leukosit polimorfonuklear dan media pertumbuhan mikroorganisme
patogenik.
4. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : kesadaran kompos mentis
Tanda vital : TD 120/80 mmHg, Nadi 110x/menit, reguler, isi dan tegangan
cukup, RR 24x/menit, reguler, suhu 38,0*C
Keadaan Spesifik
Kepala : Konjungtiva palpebra pucat (-), sklera ikterik (-)
Leher : Pembesaran KGB (-), JVP (5-2) cmH2O
Thoraks
Jantung : Simetris, ictus kordis tidak terlihat, batas jantung dalam batas
normal. HR: 110x/menit, reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru-paru : Simetris, pergerakan hemitoraks kanan=kiri, stemfremitus
kanan=kiri, sonor pada kedua paru, vesiculer (+) normal, ronchi (-), wheezing (-)
Abdomen : Datar, lemas, hepar & lien tidak teraba, nyeri tekan (+)
regio suprapubis, ballotement (-), bising usus (+) normal
Ekstremitas : KGB inguinal tidak teraba
a. Apa interpretasi dan patofisiologi dari pemeriksaan fisik?
Takikardi & Subfebris
ISK direspon oleh system imun tubuh dengan mengeluarkan
makrofag dan leukosit PMN melepaskan sitokin diantaranya IL-1,
IL-6, TNF α dan IFN γ mengaktifasi jalus as. Arakidonat
pelepasan PGE2 menaikkan set point di hipotalamus demam
kompensasi tubuh untuk pemenuhan kebutuhan oksigen dan nutrisi
takikardi
Nyeri tekan (+) regio suprapubis
Infeksi vesica urinaria hipersensitif nyeri tekan.
5. Pemeriksaan colok dubur : Tonus spincter ani baik, mukosa licin, ampula
tidak kolaps, pole atas prostat tidak teraba, konsistensi kenyal, nyeri tekan (-)
a. Apa interpretasi dan patofisiologi dari pemeriksaan colok dubur?
Terjadi perbesaran pada prostat
Faktor resiko (usia dan jenis kelamin) testosterone menurun,
estrogen relatif tetap perbandingan estrogen dam testosterone
relative meningkat estrogen di dalam prostat berperan dalam
terjadinya proliferasi sel-sel kelenjar prostat dengan cara
meningkatkan sensitivitas sel-sel prostat terhadap rangsangan hormone
androgen, meningkatkan jumlah reseptor androgen, dan menurunkan
jumlah kematian sel-sel prostat (apoptosis) sel-sel protat yang telah
ada mempunyai umur yang lebih panjang sehingga masssa prostat
menjadi lebih besar.
Leukositosis :
Infeksi saluran kemih bawah ( cystitis ) Respon inflamasi Agregasi sel –sel
imun leukositosis
LED meningkat :
Respon inflamasi Peningkatan kadar sel di dalam darah ( eritrosit dan leukosit )
sebagai bentuk kompensasi inflamasi Peningkatan LED
Hitung Jenis Shift to the left
Respon inflamasi Agregasi sel –sel imun PMN Shift to the left.
Hiperglikemi
Riwayat DM kronik dan tak terkontrol penurunan fungsi / kadar insuli
penigkatan kadal gula di dalam darah hiperglikemi
b. PP?
Kultur urin
Tes resistensi urin
USG traktus urogenital
c. WD?
ISK bawah (sistitis) + BPH
d. Tatalaksana?
ISK: Antibiotik empiris (sebelum kultur) Kotrimoksazol ( 400 mg
Sulfametoksazol + 80 mg trimetoprim) 2 x 2 tablet/ hari selama 3
hari, Menjaga higienitas
BPH: blocker alpha adrenergik receptor; tamsulosin 0,2-0,4 mg/hari
DM: Metformin dosis pemeliharaan 3 x 500 mg, dosis maksimal 2,5
gram
Edukasi pola makan & olahraga teratur
Demam: Antipiretik paracetamol 500 mg 3x1/hari
Analgesik tramadol 50 mg 3x1/hari
e. Komplikasi?
Pyelonefritis
Sepsis ginjal
Abses ginjal
Gagal ginjal
Obstruksi total
f. Prognosis?
Quo ad vitam: Dubia ad bonam
Quo ad fungsionam: Dubia ad bonam
8. KDU?
ISK: 4A
BPH:
9. PI?
“Lima perkara berupa fitrah, yaitu: memotong bulu kemaluan, berkhitan,
memotong kumis, mencabut bulu ketiak, dan memotong kuku.” (H.R. Jama’ah)
IV. KESIMPULAN
Tn. Joko, 60th mengalami nyeri saat BAK dan BAK disertai darah karena mengalami
ISK bawah (sistitis)
V. KERANGKA KONSEP
DM
FR
Hiperglikemi Neuropati
Pembesaran Prostat
Disfungsi Netrofil
Obstruksi Saluran
Kemih
ISK