Anda di halaman 1dari 15

Skenario D Blok XIV: GONORRHOEAE 1

2.4. Identifikasi masalah


1. Ny. Ida, 25 tahun, datang ke UGD RSMP karena nyeri saat BAK sejak tiga hari yang lalu. Dari
kemaluanya keluar cairan putih terutama lebih banyak pada pagi hari. Cairan bewarna putih, tidak
berbau dan tidak menimbulkan rasa gatal dikemaluanya.
2. Empat hari yang lalu, Ny. Ida mengaku berhubungan intim dengan suaminya yang baru pulang bekerja
dari luar kota 10 hari yang lalu. Suami Ny. Ida mengaku bawa tidak merasakan nyeri dan tidak
berdarah saat berhubungan intim dengan suaminya.
3. Ny. Ida mengaku 7 hari yang lalu pernah mengalami keluhan yang sama , namun keluhan hilang setelah
berobat ke dokter. Keluhan timbul kembali setelah Ny. Ida berhubungan intim lagi dengan suaminya.
4. Pemeriksaan Fisik
Keadan umun : kesadaran kompos mentis
Tanda vital :TD 120/80 mmHg, Nadi 80x/menit,reguler, isi dan tegangan cukup, RR
20x/menit, reguler, Temp 36,70 Celcius

Keadaan Spesifik :
Kepala : Konjungtiva Palpebra Pucat (-), Sklera Ikterik (-)
Leher : Pemeriksaan KGB (-), JVP (5-2) cmError: Reference source not foundO
Thoraks
Jantung : Simetris, Ictus Cordis Tidak Terlihat, Batas Jantung Dalam Batas Normal, HR
80x/Menit, Reguler, Murmur (-), Gallop (-)
Paru-Paru : Simetris Pergerakn Hemi Thoraks Kanan = Kiri, Stem Fremitus Kanan = Kiri, Sonor
Pada Kedua Paru, Vesikuler (+) Normal, Ronchi Dan Wheezing (-)
Abdomen : Datar, Lemah, Hepar Dan Lien Tidak Teraba, Nyeri Tekan (+) Regio Lumbal Kanan,
Ballotement (-) , Bising Usus (+) Normal,
Ekstremitas : Pembesaran KGB Inginal Medial (+/+), Teraba Nyeri.
Status Venereologikus: Tampak OUE Hiperemis, Discharge Purulen, Dinidng Vagina Normal.
5. Pemeriksaan Penunjang
Darah lengkap dan kimia darah:
Hb : 13.8 gr/dl, Eritrosit :4.780.000 /Error: Reference source not
Ht : 40 vol% found
Leukosit : 11.300/ Error: Reference source not Trombosit : 400.000 Error: Reference source not
found found
LED : 10 mm/jam HJ : 0/1/1/90/6/2 %
BSS : 105 mg/dl
Urinalisis

Epitel : (+) Silinder : (-)


Eritrosit : 1-2 /Lpb Leukosit : (+)
Protein : (-) Glukosa : (-)

1
6. Pemeriksaan Discharga Vagina:
Koh: 10% Tidak Ditemukan Blastophora Dan Pseudofili
Nacl 0,9% Tidak Ditemukan Trichomonas Vaginalis
Clue Cell (-)
Pemeriksaan Discharge Urethra:
Pengecatan Gram: ditemukan diplokokus intraseluler berwarna merah

2.5. Analisis Masalah.


1. Ny. Ida, 25 tahun, datang ke UGD RSMP karena nyeri saat BAK sejak tiga hari yang lalu. Dari
kemaluanya keluar cairan putih terutama lebih banayk pada pagi hari. Cairan bewarna putih, tidak
berbau dan tidak menimbulkan rasa gatal dikemaluanya.
a. Bagaimana Anatomi Tractus Urinarius dan Genitalia Feminia?
Tractus Urinarius
Sistem urinaria adalah salah satu sistem ekskretorius tubuh. Strukturnya adalah:
1. 2 ginjal (ren) yang menghasilkan urine
2. 2 ureter yang membawa urine dari ginjal ke vesica urinaria (kandung kemih)
3. 1 kandung kemih dimana urine dikumpulkan
4. 1 urethra tempat dimana urine dikeluarkan dari VU
Sistem urinaria berperan penting dalam memelihara homeostasis air dan konsentrasi elektrolit
tubuh. Ginjal memproduksi urine yang mengandung sisa metabolisme, nitrogen dari urea dan
asam urat, kelebihan ion dan beberapa obat-obatan.
Perdarahan
Arteri renalis dipercabangkan langsung dari aorta.
Vena renalis mengalirkan darah langsung ke dalam vena cava inferior.
Vena renalis kiri melewati bagian anterior aorta kira-kira di bawah tempat asalnya a.
mesenterica superior. Sedangkan arteri renalis kanan melewati bagian posterior vena cava
inferior.
Aliran Limfatik
Aliran limfe langsung menuju nodi lymphatici preaortae.

b. Apa saja jenis cairan/sekret yang dapat keluar dari vagina?


1. Cairan putih.
Cairan yang keluar saat awal/ akhir fase menstruasi , jika mengalami gatal-gatal mungkin
pertanda infeksi jamur.
2. Cairan bening.
akan mulai terlihat mukus setelah akhir siklus menstruasi awalnya berwarna keruh.
3. Keruh/ kuning.
Gonore, klamidia tidak disertai / gejala, dan trikomonas cairan hijau, kuning/ keruh.
4. Cairan putih berbau.
Infeksi vagina disebabkan ketidakseimbangan kadar keasaman vagina/ PH.
Sedangkan berdasarkan penyebabnya:
1. Vaginitis: cairannya encer, warna kuning kehijauan, berbusa, bau busuk dan gatal.
2. Candidiasis: keputihannya berwarna putih susu, menggumpal seperti susu basi dan gatal.
3. Trichomoniasis: keputihannya berwarna kuning sampai kehijauan, berbau, berbusa dan
kecoklatan.

c. Apa faktor penyebab dari keluhan nyeri BAK, keluar cairan putih terutama pada pagi hari, tidak
berbau serta tidak menimbulkan rasa gatal pada kemaluan Ny. Ida?
Jawab:
Faktor penyebab Nyeri BAK: Disuria terutama disebabkan karena inflamasi.
(Dasar-dasar urologi edisi ketiga hal. 25)
Banyak macam organisme yang dapat menginfeksi saluran kemih, tapi sejauh ini agen
yang paling umum adalah basil gram negatif. Escherchia coli menyebabkan kira-kira
80% infeksi akut pada pasien tanpa kateter, kelainan saluran kemih atau batu. Bakteri
batang gram-negatif lainnya, terutama Proteus dan Klebsiella dan kadang Enterobacter,
berperan pada sebagian kecil infeksi ringan. Organisme ini, ditambah Serratia dan
Pseudomonas, menjadi semakin penting pada infeksi berulang dan infeksi yang
berkaitan dengan manipulasi urologik, batu, dan sumbatan. Pada kaum perempuan lain
dengan gejala-gejala infeksi saluran kemih akut, piuria, dan urin yang steril (bahkan dari
hasil aspirasi suprapubik), kuman penyebab uretritis yang ditularkan melalui hubungan
seksual seperti Chlamydia trachomatis, Neisseria gonorrhoeae dan virus herpes simpleks
merupakan kuman penyebab utama.
Jadi, dapat disimpulkan faktor penyebab nyeri BAK pada Ny.Ida adalah peradangan pada uretra
yang disebabkan oleh mikro organisme yang menginvasi epitel permukaan, mengakibatkan
timbulnya inflamasi. inflamasi ini lah yang akan mengakibatkan nyeri saat BAK.

d. Mengapa cairan putih keluar lebih banyak pada pagi hari, tidak berbau dan tidak menimbulkan
rasa sakit pada Ny. Ida?
pada pagi hari, biasanya sistem saraf parasimpatis banyak bekerja, karena pada saat itu tubuh
masih dalam keadaan relax, sehingga terjadilah penekanan sistem saraf simpatis. Pada saat yang
bersamaan terjadilah impuls saraf agar terjadi vasodilatasi pada jaringan, sehingga
mengakibatkan permeabilitas jaringan meningkat dan akhirnya terjadilah perpindahan cairan dari
plasma ke jaringan intertisial yang mengakibatkan pengeluaran cairan lendir (mukosa) akan lebih
banyak pada pagi hari.
patofisiologi: Pada pagi hari tubuh cenderung rileks sehingga terjadi aktivasi dari saraf
parasimpatis  vasodilatasi dari pembuluh darah  infiltrasi dari PMN pada jaringan yang
terinfeksi akan meningkat  terbentuknya discharge akan lebih banyak pada pagi hari

e. Apa hubungan keluhan nyeri saat BAK dengan keluhan keluarnya cairan putih pada kemaluan
Ny. Ida?
Nyeri BAK mnndakan terjadiny pnyebaran bakteri ke uretra shingga mengakibatan
ureteritis.

f. Bagaimana Patogenesis dari setiap keluhan Ny. Ida?


nyeri bak, keluar cairan putih pagi hari dan tidak gatal.
kontak seksual terinfeksi neisseria gonorrhea  infeksi primer di endocervik dan menyebar ke
uretra dan vagina gonococcus mengeluarkan produk ekstraseluler LOS
(lippoligosaccharide)produksi produk endotoksin meninvasi sel epitel respon peradangan
disertai destruksi sel mobilisasi leukosit PMN  mikroabses subepitelial  pecah melepaskan
PMN dan gonokokus  peningkatan sekresi cairan yang mikropurulen.

g. Apa hubungan usia jenis kelamin dengan keluhan yang di alami pada Ny. Ida?
Hubungan Usia :
Pada usia 30 tahun atau kurang yang terdapat risiko tinggi karena tingkah laku seksual
atau demografi yang meliputi terjadi pada individu yang aktif secara seksual, rata-rata
tertinggi terjadi pada remaja bukan kulit putih, berpendidikan kurang atau sangat
kurang, pada kota besar dan pada individu yang tidak menikah-terutama individu yang
tinggal sendirian kelompok risiko tinggi adalah 20–24 tahun.. Individu tersebut terdiri
dari suatu “kelompok inti” dan “penular yang efisien” yang memainkan peran yang tidak
seimbang dalam penyebaran gonore.

2. Empat hari yang lalu, Ny. Ida mengaku berhubungan intim dengan suaminya yang baru pulang
bekerja dari luar kota 10 hari yang lalu. Suami Ny. Ida bekerja sebagai sopir bus antar kota, Ny. Ida
mengaku bawa tidak merasakan nyeri dan tidak berdarah saat berhubungan intim dengan suaminya.
a. Apa hubungan pekerjaan Suami Ny. Ida dengan keluhan yang di alami Ny. Ida?
Hubungan pekerjaan suami Ny.ida dengan keluhan yang dialami adalah pekerjaan sebagai
seorang sopir bus antar kota merupakan salah satu pekerjaan yang beresiko tinggi untuk berganti-
ganti pasangan dalam hal inilah merupakan salah satu factor resiko dari penyakit menular seksual
(PMS) n.gonorrhoeae yang dialami Ny.Ida.

b. Apa saja Faktor resiko terjadinya keluhan yang dialami oleh Ny. Ida?
Yang tergolong kelompok risiko tinggi adalah usia 20-34 tahun ( pada laki- laki), usia 16-24
tahun ( pada wanita), usia 20-24 tahun ( pada kedua jenis kelamin), pelancong, pekerja seksual
komersil atau wanita tuna susila, pecandu narkotik, dan homoseksual.
Perilaku yang dapat mempermudah penularan PMS antara lain :
1. Berhubungan seks yang tidak aman dengan penderita PMS (tanpa menggunakan kondom).
2. Ganti-ganti pasangan seks.
3. Prostitusi.
4. Melakukan hubungan seks secara anal.
Perilaku ini akan menimbulkan luka-luka atau radang yang mempermudah penularan PMS. Perlu
diketahui bahwa epitel mukosa anus relatif tipis dan lebih mudah terluka dibanding epitel dinding
vagina.
Faktor resiko Gonorrhoeae :
1. Suami/istri/pasangan seksual menderita PMS
2. Suami/istri/pasangan seksual/pasien sendiri mempunyai pasangan seksual lebih dari satu
dalam satu tahun terakhir
3. Mempunyai pasangan baru dalam tiga bulan terakhir
4. Mengalami satu atau lebih episode PMS dalam satu tahun terakhir
5. Pekerjaan suami/istri/pasangan seksual beresiko tinggi. Contoh, supir antar kota, supir bus
antar provinsi, pekerja seks komersial (PSK), dan sebagainya.

c. Apa hubungan empat hari yang lalu, Ny. Ida berhubungan intim dengan suaminya dengan keluhan
yang yang di alaminya sekarang?
Berhubungan intim dengan suaminnya mengindikasikan bahwa penyakit yang dialami oleh
Ny. Ida ditularkan melalui kontak hubungan seksual , berarti penyakit ini termasuk, sexual
transmited infection (STI). 4 hari menunjukan bahwa masa inkubasi dari N. Gonorrhea berkisar
antara 2-5 hari (Starry, 2003)
Pada penyakit menular seksual, transmisi kuman akan terjadi secara langsung melalui sekresi
mukosa dari satu orang kepasangannya (genital-genital, genital-anorektal, oro-genital or oro-anal
contact).
d. Apa saja penyakit yang bisa di tularkan melalui hubungan intim?
Tabel patogen-patogen yang ditularkan secara seksual
Ditularkan Pada Orang Dewasa Terutama Melalui Hubungan Seksual
Bakteri Virus Lain-Lain
Neisseria gonorrhoeae Human immunodeficiency Trichomonas vaginalis
virus (HIV -1 dan -2)
Chlamydia trochomatis Human T lymphotrophic Phthirus pubis
virus type I (HTLV -1)
Treponema pallidum Virus herpes simpleks type
2 (HSV -2)
Calymmatobacterium Papilomavirus manusia
granulomatis (tipe majemuk)
Ureaplasma urealyticum Virus hepatitis B
Sitomegalovirus
Virus moluskum
kontagiosum
1. Beberapa IMS yang umum terdapat di Indonesia adalah:
2. Gonore
3. Sifilis
4. Klamidia
5. Herpes genital
6. Trikomoniasis
7. Ulkus Mole (Chancroid)
8. Kutil Kelamin
9. HIV/AIDS
Gonore
Gejala-gejala:
1. Keluar cairan kental berwarna kekuningan dari alat kelamin
2. Nyeri di perut bagian bawah (hanya pada perempuan)
3. Seringkali pada perempuan tanpa gejala
Sifilis
Munculnya gejala-gejala dibagi menjadi tiga tahap:
1. Primer: tanpak luka tunggal, menonjol dan tidak nyeri
2. Sekunder: Bintil/bercak merah di tubuh yang hilang sendiri
3. Kelenjar limfa generalisata membesar tanpa tanda radang (limfadenopati)
Pada masa laten tanpa gejala
4. Tersier: kelainan jantung, kulit, pembuluh darah dan gangguan saraf
Komplikasi yang mungkin terjadi:
1. Kerusakan pada otak dan jantung
2. Pada kehamilan dapat ditularkan pada bayi
3. Keguguran atau lahir cacat
4. Memudahkan penularan infeksi HIV
Klamidia
Disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Infeksi ini biasanya krons, karena 70%
perempuan pada awalnya tidak merasakan gejala apapun sehingga tidak memeriksakan diri.
Gejala-gejala yang mungkin muncul:
1. Cairan vagina/penis encer berwarna putih -kekuningan
2. Nyeri di rongga panggul
3. Pendarahan setelah hubungan seksual (pada perempuan)
Komplikasi yang mungkin terjadi:
1. Biasanya menyertai Gonore
2. Penyakit radang panggul
3. Kemandulan akibat perlekatan pada saluran Falopian
4. Kehamilan ektopik (di luar kandungan)
5. Infeksi mata dan radang paru-paru (pneumpnia) pada bayi baru lahir
6. Memudahkan penularan infeksi HIV
Herpes genital (Herpes simplex)
Penyakit infeksi menular seksual dengan virus herpes simpleks tipe II.
Gejala-gejala yang mungkin muncul pada tahap awal:
1. Bintil-bintil berair pada alat kelamin berkelompok seperti anggur kecil dan nyeri
2. Bintil-bintil tersebut pecah meninggalkan luka kering yang bisa hilang sendiri
3. Gejala bisa kambuh lagi bisa ada factor pencetus (stress, haid, alcohol, hubungan seks
berlebihan, dll)
Komplikasi yang mungkin terjadi:
1. Rasa nyeri berasal dari saraf
2. Dapat ditularkan ke mata bayi baru lahir dan berakibat kebutaan jika lentingan masih aktif di
lokasi jalan lahir
3. Dapat menyebabkan infeksi berat yang menyebabkan kematian pada janin atau aborsi
4. Meningkatkan risiko terkena HIV/AIDS
Trikomoniasis
Disebabkan oleh protozoa Trichomonas vaginalis
Gejala-gejala yang mungkin muncul:
1. Keluar cairan vagina encer berwarna kuning kehijauan, berbusa, berbau busuk (pada
perempuan)
2. Sekitar kemaluan bengkak, kemerahan, gatal, dan terasa tidak nyaman
3. Rasa nyeri pada saat hubungan seksual Kalyanamitra
Komplikasi yang mungkin terjadi:
1. Lecet sekitar kemaluan
2. Bayi lahir premature dan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)
3. Memudahkan penularan HIV
Ulkus Mole (Chancroid)
Disebabkan oleh bakteri Haemophilius ducreyi.
Gejala-gejala yang mungkin muncul:
1. Luka lebih dari satu buah, sangat nyeri, tanpak tanda radang jelas
2. Benjolan di lipat paha sangat sakit dan mudah pecah
Komplikasi yang mungkin terjadi:
1. Luka bisa terinfeksi dan tanpak kotor
2. Memudahkan penularan infeksi HIV
Kutil Kelamin
Kutil kelamin atau Kondiloma akuminata disebabkan oleh Human Papiloma Virus. Tanda:
tonjolan kulit seperti kutil besar sekitar alat kelamin (seperti jengger ayam)
Komplikasi yang mungkin terjadi:
1. Kutil dapat membesar (tumbuh) seperti tumor
2. Bisa berubah menjadi kanker mulut rahim
3. Meningkatkan resiko tertularHIV/AIDS

e. Apa makna tidak merasakan nyeri dan tidak berdarah saat berhubungan intim?
Makna tidak merasakan nyeri dan tidak berdarah saat berhubungan intim adalah bahwa
N.gonorrhoeae belum menyebar ke endometrium dan tuba fallopii sehingga belum menimbulkan
perdarahan abnormal vagina, nyeri panggul dan abdomen serta gejala-gejala PID progresif
apabila tidak ditangani.
Tempat penyebaran tersering dari N.Gonorrhoeae :
a. Uretra
Manifestasi klinis berupa uretritis, disuria dan sering berkemih
b. Kelenjar Bartholin dan Kelenjar Skene
Manifestasi klinis berupa pembengkakan (edema) dan nyeri
c. Endometrium dan Tuba Fallopii
Manifestasi klinis berupa perdarahan abnormal vagina, nyeri panggul dan abdomen serta
gejala-gejala PID progresif apabila tidak ditangani.
Selain itu tidak adanya nyeri menandakan gonore tidak disertai infeksi dari mikroorganisme
lain seperti Trichomonas vaginalis yang sering bersamaan dengan gonore.

3. Ny. Ida mengaku 7 hari yang lalu pernah mengalami keluhan yang sama , namun keluhan hilang
setelah berobat ke dokter. Keluhan timbul kembali setelah Ny. Ida berhubungan intim lagi dengan
suaminya.
a. Mengapa keluhan hilang setelah berobat dan timbul lagi setelah berhubungan intim?
Hal ini dikarenakan adanya ping-pong phenomena dimana pengobatan hanya dilakukan
pada salah satu pihak, dalam kasus ini hanya istri saja yang diberikan pengobatan,sedangkan
suaminya tidak. Padahal penyakit ini ditularkan salah satunya lewat kontak seksual oleh suaminya
sehingga pada saat terjadinya kontak seksual antara suami dan istri,makan istri akan terjadi
reinfeksi kembali.

4. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Spesifik :
Abdomen : Datar, Lemah, Hepar Dan Lien Tidak Teraba, Nyeri Tekan (+) Regio Lumbal Kanan,
Ballotement (-) , Bising Usus (+) Normal,
Ekstremitas : Pembesaran KGB Inginal Medial (+/+), Teraba Nyeri. Status Venereologikus:
Tampak OUE Hiperemis, Discharge Purulen.
a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan fisik, keadaan spesifik?
Abdomen : Nyeri tekan (+) region lumbal kanan
Interpretasi : abnormal, normalnya nyeri tekan (-)
Ekstremitas : Pembesaran KGB Inguinal Medial (+/+), Teraba Nyeri
Interpretasi : abnormal, menandakan terjadinya infeksi. Normalnya tidak terjadi
pembersaran KGB inguinal medial dan tidak teraba nyeri.
Status Venereologikus : Tampak OUE Hiperemis, Discharge Purulen
Interpretasi : abnormal, sebagai akibat inflamasi. Normalnya OUE tidak hiperemis
dan tidak dijumpai discharge purulen.

b. Bagaimanan patofisiologi yang abnormal?


Abdomen : Nyeri tekan (+) regio lumbal kanan
Patofisiologi : N.Gonorrhoeae masuk kedalam tubuh dan melekat pada epitel uretra → terjadinya
reaksi imun (serum, komplemen, IgA, dll) dan difagositosis oleh neutrofil → terjadinya proses
inflamasi pada uretra, dimana salah satu tanda inflamasi adalah nyeri (dolor) → timbullah nyeri

tekan pada region lumbal kanan. ?

Ekstremitas : Pembesaran KGB Inguinal Medial (+/+), Teraba Nyeri


Pembesaran KGB terjadi akibat adanya infeksi yang akan di fagositosis oleh sistem imun tubuh,
pada saat fagositosis bakteri penyebab infeksi terlebih dahulu akan dibawa ke kelenjar getah
bening (KGB) yang terdekat. Lokasi yang terinfeksi berhubungan erat dengan pembesaran KGB,
terjadi pembesaran KGB inguinal medial kiri dan kanan (+/+) akibat adanya infeksi pada saluran
genitalia yang ada pada bidang midsagital (tengah tubuh)
Patofisiologi : N.Gonorrhoeae masuk kedalam tubuh dan melekat pada epitel uretra →timbulnya
infeksi → terjadinya reaksi imun (serum, komplemen, IgA, dll) dan difagositosis oleh neutrofil
→ bakteri yang masih ada dan yang telah dihancurkan oleh system imun kemudian dibawa ke
KGB terdekat dari uretra → di KGB juga masih berlangsung reasi inflamasi → terjadi perbesaran
KGB Inguinal Medial (+/+) dan teraba nyeri.
KGB inguinal sehingga jika terjadi infeksi maka akan direspon oleh kelenjar limfe terdekat
dan berakibat pada pembesaran KGB inguinal.
Status Venereologikus : Tampak OUE Hiperemis, Discharge Purulen
Interpretasi : abnormal, sebagai akibat inflamasi. Normalnya OUE tidak hiperemis dan tidak
dijumpai discharge purulen.
Tampak OUE Hiperemis
Patofisiologi : N.Gonorrhoeae masuk kedalam tubuh dan melekat pada epitel uretra → terjadinya
reaksi imun (serum, komplemen, IgA, dll) dan difagositosis oleh neutrofil → terjadinya proses
inflamasi pada uretra, dimana salah satu tanda inflamasi adalah kemerahan (rubor) → OUE
tampak hiperemis.
Discharge Purulen
Patofisiologi : N.Gonorrhoeae masuk kedalam tubuh dan melekat pada epitel uretra → terjadinya
reaksi imun (serum, komplemen, IgA, dll) dan difagositosis oleh neutrofil → terjadinya proses
inflamasi pada uretra yang cepat disertai destruksi sel → keluarnya discharge purulen dari ostium
serviks pada perempuan.

5. Pemeriksaan Penunjang
Darah lengkap dan kimia darah:
Hb : 13.8 gr/dl,
Ht : 40 vol%
Leukosit : 11.300/ Error: Reference source not found
LED : 10 mm/jam
Eritrosit :4.780.000 /Error: Reference source not found
Trombosit : 400.000 Error: Reference source not found
HJ : 0/1/1/90/6/2 %
BSS : 105 mg/dl
Urinalisis

Epitel: (+)
Eritrosit : 1-2 /Lpb
Protein : (-)
Silinder : (-)
Leukosit : (+)
Glukosa : (-)
a. Bagaiman interpretasi dari pemeriksaan penunjang,darah lengkap dan kimia darah?
Leukosit 11.300/mm3 : Leukositosis, menandakan adanya infeksi
leukosit (+) : abnormal,menandakan adanya infeksi
Epitel (+) : abnormal, adanya kerusakan jaringan mukosa pada tractus urinarius

b. Bagaimana patofisiologi yang abnormal?


Infeksi N.gonorrhae

Bakteri menempel pada epithel columner urethra

Penetrasi dan multifikasi di membrane basal

Bakteri masuk ke mukosa mengeluarkan (Fosfolipase dan lipooligosakarida) yang dapat menyebabkan
kerusakan jaringan

Respon Peradangan

Neutrofil , PMN dan MN datang ke tempat infeksi untuk memfagosit bakteri

Pengeluaran mediator inflamasi Neutrofil yang mati bersama bakteri keluar

Kerusakan jaringan epithel sekret yang purulen

Aktivasi ke sistem syaraf tepi adanya epithel adanya leukosit (+) pada urinalisis

Transmisi ke CNS pada MS di cornu dorsalis leukosit pada hasil kimia darah

Transmisi ke otak

Nyeri nosiseptik

6. Pemeriksaan Discharga Vagina:


Koh: 10% Tidak Ditemukan Blastophora Dan Pseudofili
Nacl 0,9% Tidak Ditemukan Trichomonas Vaginalis
Clue Cell (-)
Pemeriksaan Discharge Urethra:
Pengecatan Gram: ditemukan diplokokus intraseluler berwarna merah
a. Bagaimana interpretasi dari discharge uretra ?
Discharge urethra : Pengecatan gram; ditemukan diplococcus intracellular berwarna merah, berarti
apusan positif ( mengandung kokus negatif gram dalam hal ini Neisseria gonorrhoeae )
(Patofisiologi Price and wilson)

b. bagaimana patogenesis discharge uretra yang abnormal?


Pada umumnya infeksi primer dimulai pada epitel silindris dari uretra, duktus periuretralis atau beberapa
kelenjar disekitarnya. Kuman juga dapat masuk melalui mukosa serviks, konjungtiva atau rektum.
Kuman menempel dengan pili pada permukaan epitel atau mukosa. Pada hari ketiga kuman mencapai
jaringan ikat dibawah epitel, setelah terlebih dahulu menembus antar sel. Selanjutnya terjadi reaksi
radang berupa infiltrasi lekosit polimorfonuklear dan eksudat terbentuk. (Mikrobilogi Kedokteran
FK.UI, ed.Revisi)
Skematisnya:
Melalui penularan seksual ( transmisi kuman dari Suami ke istri)  Kuman berpindah pada host 
bakteri menginvasi bagian epitel pada uretra  kuman menempel dengan pili pada permukaan epitel
uretra  kuman masuk kedalam sel, menembus dan masuk ke jaringan ikat dibawah epitel  reaksi
inflamsi  infiltasi leukosit PMN  eksudat terbentuk  sampel (eksudat) yang diambil dari tempat
infeksi akan menunjukkan adanya diplococcus intracellular berwarna merah ( Neisseria gonorrhoeae

c. Apa saja bakteri yang termasuk dalam diplococcus (bakteri gram (-)) ?
Bakteri diplococcus gram negatif adalah kelompok neisseriae, namun yang patologis pada tubuh
manusia adalah N.gonorrhea dan N. Meningitis sedangkan flora normal dalam tubuh manusia adalah N.
Lactamica, N. Sicca, N. Subclava, N. Mucosa , N. Flavescens, N. Chinerea, dan N.Catharrhals

7. Bagaiman cara mendiagnosis dalam kasus ini?


Diagnosis GO ditegakkan dengan anamnesis (antara lain adanya riwayat keluarnya duh tubuh uretra
atau vagina, nyeri waktu buang air kecil, berhubungan seksual risiko tinggi), pemeriksaan klinis (pada laki-
laki dapat dijumpai muara saluran kencing bengkak, merah dan keluarnya nanah kuning kehijauan.
Sementara pada wanita, karena tidak khas maka biasanya gejala klinis berupa vaginal discharge atau
vaginal bleeding), dan pemeriksaan laboratorium
sebagai penunjang.

8. DD pada kasus?
Berdasarkan pemeriksaan mikroskopik
Gonorrhoeae : Diplokokus intraselular gram negative (+)
Trikomoniasis : Trichomonas Vaginalis (+)
Kandidosis : Blastosphora dan Pseudohyfa (+)
Vaginosis Bakterial : Clue Cell (+)

9. Pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan?


Pemeriksaan Penyakit Gonore
1. Pemeriksaan Gram dengan menggunakan sediaan langsung dari duh uretra memiliki sensitivitas dan
spesifisitas yang tinggi terutama pada duh uretra pria, sedangkan duh endoserviks memiliki sensitivitas
yang tidak begitu tinggi. Pemeriksaan ini akan menunjukkan N.gonorrhoeae yang merupakan bakteri
gram negatif dan dapat ditemukan baik di dalam maupun luar sel leukosit.
2. Kultur untuk bakteri N.gonorrhoeae umumnya dilakukan pada media pertumbuhan Thayer-Martin yang
mengandung vankomisin untuk menekan pertumbuhan kuman gram positif dan kolimestat untuk
menekan pertumbuhan bakteri negatif-gram dan nistatin untuk menekan pertumbuhan jamur.
Pemeriksaan kultur ini merupakan pemeriksaan dengan sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi,
sehingga sangat dianjurkan dilakukan terutama pada pasien wanita.
3. Tes defenitif: dimana pada tes oksidasi akan ditemukan semua Neisseria akan mengoksidasi dan
mengubah warna koloni yang semula bening menjadi merah muda hingga merah lembayung. Sedangkan
dengan tes fermentasi dapat dibedakan N.gonorrhoeae yang hanya dapat meragikan glukosa saja.
4. Tes beta-laktamase: tes ini menggunakan cefinase TM disc dan akan tampak perubahan warna koloni
dari kuning menjadi merah.
5. Tes Thomson: tes ini dilakukan dengan menampung urine setelah bangun pagi ke dalam 2 gelas dan
tidak boleh menahan kencing dari gelas pertama ke gelas kedua. Hasil dinyatakan positif jika gelas
pertama tampak keruh sedangkan gelas kedua tampak jernih (Daili, 2009
10. Apa Wroking Diagnose?
Gonore et cause bakteri Neisseria Gonorhoeae

11. Apa Etiologi pada kasus?


Penyakit gonore disebabkan oleh gonokokus yang ditemukan oleh Neisser pada tahun 1879. Kuman
ini masuk dalam kelompok Neisseria sebagai N.gonorrhoeae bersama dengan 3 spesies lainnya yaitu,
N.meningitidis, N.catarrhalis dan N.pharyngis sicca.
- T1 bentuk koloninya kecil, cembung dan lebih terang
- T2 bentuk koloninya kecil, lebih gelap, tapi lebih terang
- T3 bentuk koloninya besar, datar dan lebih gelap
- T4 sama dengan T3 tetapi lebih terang
Koloni yang kecil karena mempunyai pili diberi tanda p+, sedangkan koloni besar diberi tanda p¯. Makin
kecil N.gonorrheae makin tinggi virulensinya, karena sel bakteri ini memiliki pili yang memudahkan
perlekatannya dengan dinding sel selaput lendir.
Mikrobiologi
Dengan mikroskop elektron, dinding N. gonorrheae terlihat mempunyai komponen-komponen permukaan
yang diduga berperan pada patogenesis
patofisiologi
Konsep (patogenesis dan patofisiologi) dalam kasus ini :

Suami (membawa kuman) Transmisi Penyakit yang


istri kuman ditularkan melalui seks
(STI/IMS)

Kuman masuk dan


menginvasi epitel uretra

Inflamasi
(Infiltrasi leukosit
PMN)

Penyebaran ke KGB sekitar + Eksudat terbentuk OUE Hiperemis


Nyeri tekan regio lumbal
kanan
12. Bagaimana Manifestasi klinik pada kasus? uretra :
Discharge
Gejala singkat penyakit setelahPositif infeksi
leat masa kuman
tunas 3-5hari, penderita mengeluh nyeri dan panas pada waktu
gonorrhoea
kencing. Kenudian keluar nanah yang berwarna putih susu dari uretra, dan muara uretra membengkak. Pada
anita timbul fluor albus.(sumber:Siregar,R.S. Atlas berwarna saripati penyakit kulit /penulis R.S Siregar ;
editor. Huriawati Hartanto-Ed.2-Jakarta : EGC,2004 .hal.299)
13. Bagaimana Tata laksana?
Promotif:
a) Edukasi pada masyarakat untuk setia pada satu pasangan (monogami) sehingga akan menghindari
terjadinya penyakit ini
b) Menggunakan kondom sebagai pencegahan berbagai penyakit yang bisa ditularkan melalui
hubungan seksual
c) Ada semacam pameo di kalangan masyarakat di Indonesia, bahwa laki-laki dewasa yang menderita
penyakit kencing nanah akan sembuh bila nanah yang keluar dari kemaluannya dioles atau
diusapkan pada vagina wanita yang masih perawan, terutama anak-anak. Hal ini juga dapat
menjelaskan mengapa pada anak-anak, infeksi gonokokus juga dapat terjadi. Oleh karena itu harus
dilakukan edukasi bahwa perilaku/kebiasaan tersebut tidak lah benar agar tidak terulang lagi di
kalangan masyarakat.
Medika mentosa: Ceftriaxone 250 mg IM + Azithromycin / docycycline (CDC,2013)
Terapi lini pertama untuk gonore
adalah Suprax, sebuah antibiotik oral, dikombinasikan dengan Zithromax (azitromisin) atau doksisiklin.
Menurut pedoman baru
yang diterbitkan oleh CDC pada Jumat 10 Agustus 2012, penyedia layanan kesehatan didesak untuk mulai
menggunakan antibiotik Rocephin (ceftriaxone) 400mg yang digunakan dengan cara disuntikkan dan
mengikuti praktek tes pasca pengobatan untuk mengendalikan penyakit ini secara efektif

14. Apa Komplikasi yang dapat terjari pada kasus ?


Komplikasi penyakit gonore sangat erat hubungannya dengan susunan anatomi dan faal genitalia (Daili,
2009). Komplikasi lokal pada pria dapat berupa tisonitis, parauretritis, littritis, dan cowperitis. Selain itu
dapat pula terjadi prostatitis, vesikulitis, funikulitis, epididimitis yang dapat menimbulkan infertilitas.
Sementara pada wanita dapat terjadi servisitis gonore yang dapat menimbulkan komplikasi salpingitis
ataupun penyakit radang panggul dan radang tuba yang dapat mengakibatkan infertilitas atau kehamilan
ektopik. Dapat pula terjadi komplikasi diseminata seperti artritis, miokarditis, endokarditis, perikarditis,
meningitis dan dermatitis. Infeksi gonore pada mata dapat menyebabkan konjungtivitis hingga kebutaan

15. Bagaimana Prognosis kasus?


Diagnosis segera dan terapi yang benar memastikan penyembuhan total penyakit gonokokus tidak
berkomplikasi. Komplikasi dan skuele permanen dapat akibat penundaan pengobatan, infeksi berulang,
tempat-tempat metastasis infeksi (meningen, katup aorta) dan penundaan atau terapi topikal oftalmia
gonokokus. (Nelson; 2012)

16. KDU?

Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas


Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan penatalaksanaan penyakit tersebut secara
mandiri dan tuntas.
4A. Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter

17. Bagaimana Pandangan islam yang sesuai dengan kasus?


Al-Baqarah :223

Artinya:
223. Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok-tanam, maka datangilah tanah tempat
bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu,
dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar
gembira orang-orang yang beriman.
Q.S Al-Israa’: 32

Artinya:
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu
jalan yang buruk.

Hipotesis
Ny. Ida 25 Tahun mengeluh nyeri BAK, keluar cairan putih tidak berbau dan tidak menimbulkan rasa gatal
dikarenakan Infeksi Menular Seksual akibat diplococcus intraseluler.

KERANGKA KONSEP

Faktor risiko pekerjaan


suami (berganti pasangan)

kontak seksual

Ny.ida 25 th masa inkubasi Gonococcus


mengeluarkan produk ektraseluler
Terinfeksi kuman Nischeria LOS
Gonorhea

Induksi produk endotoksin

menginvasi sel epitel


uretritis
pemeriksaan fisikakut
: Pemeriksaan lab :
Mikroabses
Mobilisasi
Peradangan
Nanah, pada dan
OUEsubepitelial,pecah
Leukosit PMN
kematian sel
diplococus intrseluler
Mediator
s.saraf bradikinin
(nyeri) melepaskan PMN dan gonokokus (+)
mukosa
hiperemis

Anda mungkin juga menyukai