-
PLN
7
7
7
PERATURAN D!REKSI
PT PLN (PERSERO)
TENTANG
PEDOMAN KESELAMATAN
t
a
t
a
PLN
PT PLN (PERSERO)
PEDOMAN KESELAMATAN
DAFTAR ISI
PT PLN (PERSERO)
PERATURAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0250.P/DlR/20r 6
TENTANG PEDOMAN KESELAMATAN KERJA DI LINGKUNGAN PT PLN (PERSERO)
3
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
6
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal2
9
BAB III
RUANG LINGKUP
Pasal3
10
BAB IV
KECELAKAAN KERJA, PENYAKIT AKIBAT KER]A (PAK), PENYAKITAKIBAT HUBUNGAN
KERJA (PAHK) & MENINGGAL MENDADAK
Bagian Pertama
Kriteria
Ke(elakaan Kerja
Pasal4
10
Kriteria
Penyakit Akibat Kerja (PAK)/Penyakit Akibat Hubungan Kerja (PAHK)
Pasal 5
1)
Kriteria
lvleninggal Mendadak
Pasal6
12
Eagian Kedua
Penyebab
Kec€lakaan Kerja dan PAVPAHK
Sub Bagian Pertama
Penyebab Dasar
Terjadinya Ke(elakaan Kerja dan PAK/PAHK
PasalT
t3
Sub Bagian kedua
Penyebab Pera ntara Teriad inya Ke(elakaan Kerja dan PAVPAHK
Pasal 8
t5
Bagian Ketiga
AkibatTeriadinya Kecelakaan Kerja dan PAK/PAHK
Pasal9
t6
f llt
BABV
PENCEGAHAN OAN PERLINDUNGAN TERHADAP TERJADINYA KECELAKAAN KEfuA DAN
PAVPAHK
8a9ian Pe,tama
(€qiatan Pen<egahan Terjadinya Ke(elakaan Kerja dan PAVPAHX
Bagian Kedua
Kegiatan Perlindungan Terjadinya Ke(elakaan Kerja dan PAK/PAHK
Pasalll t8
BAB VI
PENYELESAIAN
TERJADINYA KECELAKAAN KERJA DAN PAI(PAHK
lnvestigasi Terjad inya Kecelakaan Kerja dan PAK/PAHK
Pasal 12 t9
Bagian Kedua
Hak-hak Pegawai dan Tenaga Kerja
Atas teriadinya Kecelakaan Ker.ia dan PAIVPAHK
Pasall3 2)
BAB VII
STATISTIK KECELAKAAN KERJA, PAK,/PAHK & PELAPORANNYA
Pasall4 23
BAB VIII
SIANDARISASI SISTEM MANAJEMEN
Pasal l5
BAB IX
KINERJA KESELAMATAN KER'A
Pasal 16
.25
BA8 X
PANITIA PEMBINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (P2K3) OAN
KOMITE KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN (KOMITE K2)
Pasal 17
25
BAB XI
PENERAPAN SISTEM MANA.JEMEN K3
Pasal 18
26
BAB XII
PENGAWASAN DAN PEMBINAAN KESELAMATAN KERJA
Pasal l9
26
BAB XIII
SANKSI
Pasal20
27
BAB XIV
LAIN LAIN
Pasal2l 2a
BAB XV
PENUTUP
Pasal22
29
31
..34
...35
...36
...37
Lampiran 8
..39
..30
,..4l
Lampnan l2
..42
Lampkan l3
..33
..44
..45
...46
47
Lampiran l8 ..48
..A9
Lampiran 20
50
Lampiran 2l
5l
PT PLN (PERSERO)
PERATURAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0251.P / DIR / 2016
TENTANG
PEDOMAN KESELAMATAN INSTALASI DI LINGKUNGAN
PT PLN (PERSERO)
55
BAB I
XETENTUAN UMUM
Pasal 'l ..58
8AB II
MAXSUD OAN TUJUAN
Pasal 2 ..61
,
BAB III
RUANG LINGKUP
Pasal3 .61
BAB IV
KECELAKAAN INSTALASI
Bagian Pertama
Kriteria Kecelakaan lnstalasi
Pasal4 .,,6]
Bagian Kedua
Penyebab Terjadinya Ke(elakaan lnstalasi
Sub Sagian Pertama
Penyebab lnternal
Terjadinya Kecelakaan lnstalasi
Pasal5
___6)
www.pln.co.id
BAB XI
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3
Pasal 14
--69
BAB XII
PENGAWASAN DAN PEMBINAAN KESELAMATAN INSTALASI
Pa3al 15
.69
BAB XIII
SANKSI
Pasal l6 70
BAB XIV
LAIN LAIN
Pasal l7 71
BAB XV
PENUTUP
Pasal l8 71
73
Lampiran 2
14
Lampiran 3
15
76
Lampiran 5
77
78
19
Lampiran 8
...80
...8r
82
PT PtN (PERSERO)
PERATURAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 02s2.P / DIR / 2016
TENTANG
PEDOMAN KESELAMATAN UMUM
DI LINGKUNGAN PT PLN (PERSERO)
DIREKSI PT PLN (PERSERO) .87
BAB I
KETENTUAN UMUM
Palal I 90
BAB II
MAKSUD OAN TUJUAN
Pasal2 92
t
BAB III
RUANG LINGKUP
Pasal3 92
8AB IV
XECELAKAAN MASYARAKAT UMUM
Bagian Pertama
Jenis Kecelakaan Masyarakat Umum
Pasal4 93
Bagian Kedua
Penyebab DasarTerjadinya Kecelakaan Masyarakat Umum
Pasal5 93
8a9ian Ketiga
Penyebab Pera nta ra Teriad inya Ke<elakaan Masyarakat Umum
Paral6 95
Bagian Keempat
Akibat Teriad inya Ke(elakaan Masyarakat Umum
PasalT
95
BA8 V
PENCEGAHAN DAN PERLINDUNGAN TERHADAPTERJADINYA XECELAl(AAN
MASYARAKAT UMUM
PasalS
96
BAB VI
PENYELESAIAN TERJADINYA KECELAKAAN MA5YARAKAT UMUM
lnvestigasi Terjadinya Kecelakaan Masyarakat Umum
Pasal9
97
BA8 V[
PELAPORAN DAN STATISTIK KECELAKAAN MASYARAKAT UMUM
Paral l0 99
BAB VIII
STANDARISASI SISTEM MANAJEMEN
Pasal I I
100
BAB IX
KINERJA K€SELAMATAN UMUM
Pasal l2
r00
BAB X
PANITIA PEMBINA (ESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (P2K3)DAN KOMITE
KESELAMATAN rcTENAGALISTRIKAN (KOMITE X2)
Pasal l3
101
BAB XI
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3
Pasall4 t0l
BAB XII
PENGAWASAN DAN PEMBINAAN KESELAMATAN UMUM
Pasal 15
102
BAB XIII
SANKSI r02
Pa5al 16
102
BAB XIV
LAIN,LAIN
Pasal l7 r03
8A8 XV
PENUTUP
Pasal l8
103
r05
106
107
108
r09
r10
I1
112
I3
tx
,
w
Ifarga dari Sebuah
I(eeelakaan selalu
IebihTirggt
t@
E
D
8,,
ll
J-
#,
-
PLN
PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 025O.P/D!R/2016
TENTANG
www.pln.co.id
PT PLN (PERSERO)
PERATURAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0250.P lDtRl2Ol6
TENTANG
PEDOMAN KESELAMATAN KERJA DI LINGKUNGAN
PT PLN (PERSERO)
3
6. Undang-undang Rl Nomor 24Tahun 201 1 tentang
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial;
7. Peraturan Pemerintah RlNomor 23Tahun 1994
tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum
(Perum) Listrik Negara menjadi P€rusahaan Perseroan
(Persero);
8. Peraturan Pemerintah Rl Nomor l02Tahun 2000
tentang Standarisasi Nasional;
9. Peraturan Pemerintah Rl Nomor l4Tahun 20'12
tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik,
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Rl Nomor 23Tahun 2014;
I0. Peraturan Pemerintah Rl Nomor 50 Tahun 201 2
tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Ker.iai
I l. Peraturan Pemerintah Rl Nomor 62 Tahun 2012
tentang lJsaha lasa Penunjang Tenaga Listrik;
I2. Peraturan Pemerintah Rl Nomor Nomor 44 Tahun
2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan
Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian;
13. Keputusan Presiden Rl Nomor.22Tahun 1993
tentang Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan
Kerja;
14. Peraturan Menteri Energidan Sumber Daya
Mineral Nomor 045 Tahun 2005 tentang lnstalasi
Ketenagalistrikan, sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Nomor 046 Tahun 2006;
15. Peraturan Menteri Ketenagaker.,aan Nomtr 26 Tahun
2014 tentang Penyelenggaraan Penilaian P,enerapan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja;
16. Anggaran Dasar PT PLN (Persero);
17. Keputusan MenteriTenaga Kerja dan Transmigrasi Rl
Nomor 609Tahun 2012 tentang Pedoman Penyelesaian
Ka5us Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja;
18. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor
5K-l 79lMBU/201 3 tentang pemberhentian, Perubahan
Nomenklatur Jabatan dan Pengangkatan Anggota-
4
-.-t-^t
\-r_^r
MEMUTUSKAN:
l',lenetapkan PERATURAN OIREKSI PT PLN (PERSERO)TENTANG
PEDOMAN KESELAMATAN KERJA DI LINGKUNGAN PT PLN
(PERSERO)
BAB 1,,.
5
P€aluran DireksiTenlanq Pedoman Keselamalan Kera d L nqk,rnqan PT PtN (PERSERO)
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal I
Dalam Peraturan iniyang dimaksud dengan:
'1. Anak Perusahaan adalah Badan Usaha yang sahamnya dimiliki oleh
Perusahaan lebih dari 50 o/o (lima puluh persen).
2. Audit adalah suatu proses sistematis, independen dan terdokumentasi
untuk mendapatkan bukti audit dan evaluasi objektivitas untuk menetapkan
sejauh mana kriteria audit terpenuhi.
3. Cacat tetap total adalah cacat sehingga menyebabkan tenaga kerja tidak
mampu bekerja sama sekali untuk selamanya.
4. Cacat tetap sebagian adalah cacat yang mengakibatkan hilangnya sebagian
atau beberapa bagian dari anggota tubuh.
5. Cacat kekurangan fungsi adalah cacat yang mengakibatkan berkurangnya
fungsi sebagian atau beberapa bagian dari anggota tubuh untuk selama-
lamanya
6. Direksi Lapangan adalah pegawai yang ditunjuk oleh Manajemen yang
bertanggungjawab atas pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
7. Direksi Pekerjaan adalah pegawai yang ditunjuk oleh N4anajemen yang
berperan sebagai penanggung jawab pekerjaan.
8. Dokter Perseroan adalah dokter yang ditunjuk oleh Perseroan.
9. lnstala5i adalah :
6
ra.
#
Y
12. Kondisi berbahaya (unsofe condition) adalah 5uatu kondisitidak aman pada
tempat kerja, lingkungan, alat, sifat dan cara kerja,
I3. Luka ringan adalah :
7
23 Pengawas Pekerjaan adalah pegawai atau pejabat yang mempunyai
wewenang, tugas, kewajiban dan tanggung jawab untuk melaksanakan
funqsi pengawasan suatu pekerjaan dan memastikan pekerjaan dilakukan
dengan benar dan aman.
24. Penyakit Akibat Kerja yang selaniutnya disingkat PAK (Occupational Disease)
yaitu penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan keria yang
dalam Keputusan Presiden Nomor22Tahun 1993 disebut PenyakitYang
Timbul Karena Hubungan Kerja
25 Penyakit Akibat Hubungan Kerja yang selanjutnya di5ingkat PAHK (Work
Related Disease) adalah penyakit yang dicetuskan atau diperberat
oleh pekeriaan atau lingkungan kerja tidak termasuk PAK, namun yang
bersangkutan memperoleh Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK). Contoh:
penyakit asma yang diakibatkan keturunan, penyakit hernia yang ada faktor
bawaan
26 PLN Kantor Pusat adalah Pusat Organisasi Perseroan
27 Perilaku berbahaya funsdfeoct) adalah tindakan/perilaku tidak aman dan
berbahaya dari pekerja/masyarakat umum yang dilatarbelakangi oleh
faktor-faktor internal seperti 5ikap dan tingkah laku yang tidak aman,
kurang pengetahuan dan keterampilan, cacat tubuh yang tidak terlihat dan
kelelahan.
28 Pimpinan Unit Perseroan adalah Kepala Divi5i Umum untuk Kantor Pusat,
General Manager untuk Unit lnduk dan l,4anajer untuk Unit Pelaksana.
29 Perseroan adalah PT PLN (Persero)yang didirikan dengan Akta Notari5
Soetjipto 5H No.l69Tahun 1994 besena perubahannya.
30 LJnit lnduk adalah unit organisasi satu tingkat di bawah Kantor Pusat yang
melaksanakan kegiatan usaha tertentu sesuai dengan tujuan dan kegiatan
usaha perusahaan.
3l unit Pelaksana adalah unit organisasi dibawah Unit lnduk.
12 Sub Unit Pelaksana adalah unit organisasi dibawah Unit Pelaksana.
33 virualtentang keselamatan dalam
Safety briefing adalah arahan lisan atau
bekerja yang disampaikan sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan.
34. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya
disingkat 5MK3 adalah bagian dari sistem mana.jemen perusahaan yang
digunakan untuk mengembangkan dan menerapkan kebuakan K3 dan
mengelola risiko K3.
35 Tempat kerja adalah tiap ruangan (di permukaan tanah, diatas permukaan
tanah, didalam tanah, dipermukaan air, di dalam air, dan tempat kerja
lainnya) alau lapangan tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana
I
tenaga kerja bekeria, atau yang sering dimasukitenaga keria untuk
I
7 tr
) {
4 -/
BA8 II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
(1) Maksud Peraturan ini adalah sebagai pedoman Keselamatan Kerja di
lingkungan Perseroan.
(2) Tujuan Peraturan ini adalah untLrk mewujudkan kondisiaman bagi
pegawai dan tenaga kerja dari bahaya dalam melaksanakan tugas dan
tanggungjawab di Perseroan.
BAB III,
9
Perat!raf D reks T€arafg Pedoman Keseamatan Kerja dltifgkungin PT PLN (PERSERO)
BAB III
RUANG LINGKUP
Pasal 3
Ruang lingkup dari Pedoman Keselamatan Kerja di lingkungan PT PLN {Persero)
adalah peraturan keselamatan dan kesehatan kerja bagi pegawai dan tenaga
kerjadi semua tempat kerjadi lingkungan Perseroan, dengan cara memberikan
penceqahan, perlindunqan dan penyelesaian terhadap terjadinya kecelakaan
kerja, Penyakit Akibat Ker.ia (PAK)/Penyakit Akibat Hubungan Kerja (PAHK).
BAB IV
KECELAKAAN KERJA, PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK), PENYAKIT AKIBAT
HUBUNGAN KER.,IA (PAHK) & MENINGGAL MENDADAK
Bagian Pertama
Kriteria
Kecelakaan Kerja
Pasal 4
(1) Bahwa suatu kasus dinyatakan kasus kecelakaan kerja apabila terdapat
unsur ruda paksa, yaitu cedera pada tubuh manusia akibat suatu peristiwa
atau kejadian (seperti tersengat aliran listrik, terbakar, terjepit, terpotong,
terjatuh, terpukul, tertabrak dan lain-lain), dengan kriteria sebagai berikut:
a. Kecelakaan terjadidalam perjalanan berangkat dari rumah menuju
tempat kerja atau sebaliknya melaluijalan yang biasa dilalui atau wajar
dilalui. Pengertian kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat
dari rumah menuju tempat kerja adalah sejak tenaga kerja tersebut
keluar dari halaman rumah dan berada dijalan umum. 5ehingga untuk
pembuktiannya harus dilengkapi dengan surat keterangan dari pihak
kepolisian atau 2 (dua) orang saksi yang mengetahui kejadian.
b. Kecelakaan ter.iadi dalam perjalanan pergi dan pulang dari Base Camp
atau anjungan yang berada di tempat ker.ia menuju ke tempat tinggalnya
untuk menjalani istirahat (dibuktikan dengan keterangan dari Perseroan
dan jadwal kerja).
c. Kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan pergi dan pulang melaluijalan
yang biasa dilalui atau wajar bagi tenaga kerja yang kembali ke rumah
ke tempat tinggal yang sebenarnya (untuk tenaga kerja yang sehari-hari
bertempat tinggal di rumah kost/mess/asrama dll).
d. Kecelakaan berhubung dengan hubungan kerja. Kecelakaan yang
termasuk dengan hubungan kerja bila sekurang-kurangnya memenuhi
10
berikut:
salah satu dari kriteria sebagai
1. Kecelakaan terjadi di tempat kerja.
2. Adanya perintah kerja dariatasan/pemberi kerja/pengusaha untuk
melakukan pekerjaan.
3. Melakukan pekeriaan yang berkaitan dengan kepentingan perseroan.
4. Melakukan hal-hal lain yang sangat penting dan mende5ak dalam jam
kerja atas izin atau sepengetahuan perseroan.
e. Kecelakaan yang termasuk pada hari kerja bila sekurang-kurangnya
memenuhi salah satu dari kriteria sebagai berikut:
1. Kecelakaan yang terjadipada waktu melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan tugas, kewajiban dan tanggung.iawab seharihari di tempat
kerja atau di tempat kedudukan.
2. Kecelakaan yang terjadi pada waktu melakukan perjalanan dinas
sepanjang kegiatan yang dilakukan ada kaitannya dengan pekerjaan
dan/atau dinas untuk kepentingan perseroan yang dibuktikan dengan
surat perintah tugas.
3. Kecelakaan yang terjadi pada waktu melakukan kerjalemburyang
harus dibuktikan dengan surat perintah lembur.
i Kecelakaan yang termasuk diluar waktu/jam kerjabila 5ekurang-
kurangnya memenuhi salah satu dari kriteria sebagai berikut:
l. Kecelakaan yang terjadipada waktu melaksanakan aktivitas lain
yang berkaitan dengan kepentingan Perseroan dan harus dibuktikan
dengan 5urat tu9a5 dari Perseroan. Melaksanakan kegiatan olahraga
dalam rangka peringatan l7 Agustus, pelatihan, darmawisata dan
outbond yang dilak5anakan Perseroan.
2. Kecelakaan yang terjadi pada waktu yang bersangkutan sedang
menjalankan cuti mendapat panggilan atau tugas dari Perseroan,
maka perlindungannya adalah dalam per.ialanan pergidan pulang
untuk memenuhi panggilan tersebut.
(2) Terjadinya kecelakaan kerja yang dialami oleh pegawai atau tenaga
kerja sebagaimana dimaksud ayat (l ) pasal ini harus dibuktikan dengan
laporan Berita Acara lnvestigasidari P2K3 (sesuai lampiran lformulir 3A)
yang dilampiri surat keterangan dokter dan surat tugas atau surat perintah
perjalanan dinas (bagi pegawai atau tenaga kerja yang melaksanakan tugas
di luar tempat kedudukannya).
Krite o...
l1
Kriteria
Penyakit Akibat Kerja (PAK)/Penyakit Akibat Hubungan Kerja (PAHK)
Pasal 5
(1) Pegawai atau tenaga kerja yang menderita PAIVPAHK diberikan jaminan
kesehatan sebagaimana diatur dalam ketentuan yang berlaku.
{2) Dokumen yang diperlukan 5ebagai bahan pertimbangan dalam
menganalisis dan menetapkan PAK atau PAHK antara lain:
a. Data hasil pemeriksaan kesehatan awal(sebelum tenaga kerja
dipekerjakan di Perseroan yang bersangkutan).
b. Data hasil pemeriksaan kesehatan berkala (pemeriksaan yang dilakukan
secara periodik selama tenaga kerja bekerja di Perseroan yang
bersangkutan).
c. Data ha5il pemeriksaan khusus (pemeriksaan dokter yang merawat
tenaga kerja tentang riwayat penyakit yang di deritanya).
d. Data hasil pengujian lingkungan kerja oleh Pusat Keselamatan dan
Kesehatan Kerja beserta balai-balainya atau lembaga-lembaga lain yang
ditunjuk oleh Menteri pada Kementerian Ketenagakerjaan.
e- Data ha5il pemeriksaan kesehatan tenaga kerja secara umum di bagian
tersebut.
i Riwayat pekerjaan tenaga kerja.
g. Riwayat kesehatan tenaga kerja.
h. Data medis/rekam medis tenaga kerja.
i. Analisis hasil pemeriksaan lapangan oleh Pengawas Ketenagakerjaan.
j. Penimbangan medis dokter perseroan.
Kriteria
Meninggal Mendadak
Pasal6
(1) Meninggal mendadak di tempat kerja adalah kejadian dimana pegawai
atau tenaga kerja meninggal secara mendadak ditempat kerja yang
penyebabnya tidak ada hubungan dengan pekerjaannya. Meninggal
mendadak pada hakekatnya bukan kecelakaan kerja, namun karena
kejadiannya sedang bekerja ditempat kerja, maka pemerintah memberikan
suatu kebijakan perluasan perlindungan, sehingga meninggal mendadak di
tempat kerja dianggap sebagai kecelakaan kerja.
{
(2) Pegawai atau tenaga kerjd yang meninggal mendadak di tempat kerja
ffi
diberikan jaminan kecelakaan kerja sebagaimana diatur dalam ketentuan
yang berlaku.
(3) Persyaratan yang harus dipenuhi untuk memperoleh jaminan kecelakaan
kerja akibat meninggal mendadak di tempat kerja sebagaimana dimaksud
ayat (2) pa5al ini adalah sebagai berikut:
a. Pegawai atau tenaga kerja pada saat bekerja ditempat kerja tiba-tiba
meninggal dunia tanpa melihat penyebab dari penyakit yang dideritanya.
b. Pegawai atau tenaga kerja pada saat beker.iaditempat kerja mendapat
serangan penyakit, kemudian langsung dibawa ke dokter/unit pelayanan
kesehatan/rumah sakit dan tidak lebih dari24 (dua puluh empat)jam
kemudian meninggal dunia.
Bagian Kedua
Penyebab
Kecelakaan Kerja dan PAIVPAHK
5ub Bagian Pertama
Penyebab Dasar
Terjadinya Kecelakaan Kerja dan PAIVPAHK
Pasal 7
(1) Penyebab dasarterjadinya kecelakaan kerja dan PAI(/PAHK adalah perilaku
betbahaya (unsafe oct) yang merupakan kelalaian dari Pelaksana Pekerjaan
dan/atau Pengawas Pekerjaan, antara lain:
a. Idak memiliki kom petensi sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan.
b. Tidak mengikuti Standard Operation Procedure (SOP) dalam
melaksanakan pekerjaan.
c. Tidak menggunakan peralatan keselamatan kerja dan/atau alat
pelindung diri (APD) sesuaistandard dalam melaksanakan pekerjaan.
d. Tidak memperhatikan tanda peringatan/larangan atau rambu-rambu
tanda bahaya pada saat melaksanakan pekerjaan atau berada di tempat
kerja yang berpotensi bahaya.
e. Tidak berdisiplin (lalai, ogah-ogahan, bersenda-gurau. saling mengejek
dengan teman sekerja dan lain-lain yang dapat diqolongkan sebagai
perilaku tidak disiplin) pada saat melak5anakan pekerjaan.
I Tidak mengikuti petunjuk atau arahan keselamatan yang diberikan oleh
Pengawas Pekerjaan atau pejabat yang berwenang.
g. Melakukan perbuatan yang membahayakan bagi diri sendiri dan/atau
orang lain, yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja.
h. Pengowo 5 Peke tjoon..
r3
h. Pengawas Pekerjaan atau Pengawas K3 tidak memberikan petunjuk
atau arahan keselamatan (safety brie6ng) kepada Pelaksana Pekerjaan
sebelum melaksanakan pekerjaan yang berpotensi bahaya.
i. Pengawas Pekerjaan atau Pengawas K3 memberikan petunjukatau
arahan yang salah, sehingga berpotensi terjadinya kecelakaan kerja.
(2) Penyebab dasar terjadinya kecelakaan kerja dan PAK,/PAHK adalah kondisr
berbahaya (unsafe condition) yang merupakan kelalaian Manajemen Unit
Perseroan, antara lain :
14
m. Tidak memberikan extra voeding kepada Pelaksana pekerjaan dan
Pengawas pekeriaan yang beker.ia pada tempat yang berpotenri
terjadinya PAK/PAHK.
n. Tidak memasang instalasi sistem pencegahan kebakaran (Fire Protection
system) sesuai standard.
o. Tidak menyediakan APAR (alat pemadam apiringan), APAT (alat
pemadam api tradisional), system hydrant, mobil pemadam kebakaran,
mobil vacuum cleaner.
p. Tldak menunjuk dan menetapkan Tim pencegahan kebakaran di instala5i.
Sub Bagian Kedua
Penyebab Perantara Terjadinya Kecelakaan Kerja dan PAK/PAHK
pasal I
(1) Penyebab perantara terjadinya kecelakaan kerja antara lain :
a. Listrik.
b. Mekanis.
c. Terjatuh.
d. Tertimpa.
e. Terjepit.
I Tertabrak.
9. Kimia.
h. Kebakaran/ledakan.
i. Lalu lintas.
(2) Penyebab perantara terjadinya PA(PAHK antara lain:
a. Faktor fisika, terkena pencemaran melebihi NAB {Nilai Ambang Batas)
dari kebisingan, getaran, tekanan lebih. suhu iklim kerja, penerangan,
radiasi elektro-magnetis, dan sebagainya;
b. Faktor kimia, terkena pencemaran melebihi NAB dari udara yang
mengandung debu mineral/bahan kimia berbahaya;
c. Faktor biologis, 5eperti kontak/bersentuhan dengan binatang atau
tanaman yang berbahaya (bagi pekerja lapangan);
d. Faktor tidak ergonomis, yaitu bekerja dengan waktu relatif lama dengan
po5isi tubuh yang tidak sesuai dengan kesehatan, atau beker.ja dalam
ruang kerja yang tidak sehat atau sirkulasi udara tidak sehat;
e. Faktor psikologis, seperti penyakit karena faktor-faktor psikologis yang
berhubungan dengan pekerjaan.
15
Perdturdn Dlreks Tentanq Pedonran Kescamataf Kert.r d L nqkunq,rn Pl PLN (PEn5ERO)
BAB V
PENCEGAHAN DAN PERLINDUNGAN TERHADAP TEUADINYA
KECELAKAAN KERJA DAN PAK/PAHK
Bagian Pertama
Kegiatan Pencegahan Terjadinya Kecelakaan Kerja dan PAK/PAHK
Pasal '10
(1) Manajemen Unit Perseroan wajib melakukan kegiatan pencegahan
terjadinya kecelakaan kerja dan PAK/PAHK dengan melakukan pengendalian
personel terhadap perilaku berbahaya (unso,reoct) darj Pelaksana dan
Pengawas pekerjaan, antara lain namun tadak terbatas pada:
a. i\,lemiliki kompetensi sesuai dengan pekerjaan yang dilak5anakan.
b. Membaca dan mematuhiStanding Operation Procedure (sOP) dan Job
6
t
ta
c. Mewajibkan penggunaan peralatan keselamatan kerja dan/atau APD
sesuai standar pada pelaksanaan pekerjaan yang berpotensi bahaya,
d. Memperhatikan tanda peringatan/larangan atau rambu-rambu tanda
bahaya pada saat melaksanakan pekerjaan atau berada ditempat kerja
yang berpotensi bahaya.
e. Berdisiplin pada saat melakukan pekerjaan.
f. Memberikan petunjuk dan arahan keselamatan (sofety biefing) kepada
Pelak5ana Pekerjaan dan Pengawas Pekerjaan sebelum melaksanakan
pekerjaan yang berpotensi bahaya.
g. Melakukan pengawasan terhadap perbuatan yang membahayakan
bagidirisendiri dan orang lain, yang dapat menyebabkan terjadinya
kecelakaan kerja.
(2) Manajemen Unit Perseroan wajib melakukan kegiatan pencegahan
terjadinya kecelakaan kerja dan PAVPAHK dengan melakukan pengendalian
teknis terhadap adanya kondisi berbahaya (unsofe condition) pada tefipat-
tempat kerja, antara lain namun tidak terbatas pada :
a. Menunjuk/menetapkan Pelaksana pekerjaan, Pengawas peker.,aan dan
pengawas K3 yang memiliki kompetensidi bidang pekerjaannya.
b. Melengkapi standing Operation Procedure (SOP) untuk 5etiap pelak5aaan
peker.iaan.
c. Melengkapi Alat Pelindung Diri (APD) pada setiap pelaksanaan pekerjaan.
d. Melaksanakan pemeriksaan kesehatan ker.,a khusus secara berkala bagi
para pegawai atau tenaqa kerja yang bekerja pada peker.,aan yang
berpotensi terjadinya kecelakaan ker.ja atau PAI(PAHK.
e. Memberikan extra voeding kepada Pelaksana pekerjaan dan Pengawas
pekerjaan yang bekerja pada tempat yang berpotensi terjadinya PAIV
PAHK.
f Melakukan inspek5i keselamatan ketenagalistrikan pada tempat-tempat
kerja berpotensi bahaya secara berkala.
g. Memberikan pendidikan dan pelatihan bagi Pelaksana Pekerjaan,
Pengawas Pekerjaan dan Pengawas K3.
h. Mempekerjakan pelaksana dan pengawas pekerjaan yang memiliki
serti6kasi kompetensi.
i. Melakukan identifikasi bahaya, penilaian risiko, pengendalian risiko
dan membuat Job Safety Analysis (JSA) pada tempat-tempat kerja yang
berpotensi terjadinya kecelakaan kerja.
j. Melokukon..
17
Peratur.n DlrekllTentanq Pedoman Keseamatan Kerl. dlL nqkunqan PT PtN (PERSERO)
8
t
a. Surat tugas.
b. Daftar nama penanggung jawab pekerjaan, pelaksana pekerjaan dan
pengawas pekerjaan.
c. Permintaan ijin pelaksanaan pekerjaan.
d. SOP {Standing Operating Procedure) pekerjaan.
e. JSA (lob Safety Analysis)
i Daftar periksa (check [i5t) pengamanan instalasi.
g. Pemeriksaan kesiapan pelaksana pekerjaan sebelum melaksanakan
peker.iaan (kondisi jasmani/fr sik dan rohani/mental).
h. Pembagian tugas pelaksana pekerjaan dan penggunaan APD.
i. Kondisi perkembangan/kemajuan pekerjaan harian (pada waktu
akan memulai atau mengakhiri peker.jaan harian). Apabila pekerjaan
memerlukan beberapa regu Pelaksana secara bergantian, maka harus
dilengkapi dengan dokumen serah terima pelaksanaan pekerjaan antar
regu pelaksana.
j. Pernyataan pekerjaan selesai (oleh regu pelaksana pekerjaan terakhir).
k. Tindakan masuk ke operasi/manuver pemberian tegangan.
l. Evaluasi keselamatan pelaksanaan pekerjaan.
BABVI
PENYELESAIAN
TERJADINYA KECELAKAAN KERJA DAN PAIVPAHK
lnvestigasi Terjadinya Kecelakaan Kerja dan PAK/PAHK
Pasal 12
{1) Kegiatan investigasi terjadinya kecelakaan dilakukan sebagai berikut (sesuai
lampiran 2.A):
a. Apabila terjadi kecelakaan sebagaimana dimak5ud pada pasal 4 ayat
(1) hurufb, maka Pengawas Pekerjaan atau Direksi Lapangan wajib
membuat Laporan Kecelakaan (se5uai Lampiran-l : Fo.mulir I A) dan
dilaporkan kepada Pimpinan Unit Perseroan, dengan tembusan Direksi
Pekerjaan, KetuaTim P2K3 Unit dan Pejabat K2 Unit selambat-lambatnya
2 (dua) hari kalender setelah terjadinya kecelakaan.
b. Apabila terjadi kecelakaan sebagaimana dimaksud pada pasal 4 ayat
(1)h\tufo,.
19
(PEFSERO)
Peraturan DneksiTentang Pedoman Ke5elamatan Kerja diLingkungan PT PLN
20 II
I T
h. 5uratPenetapan Kecelakaan sebagaimana dimaksud huruf g padaayat
iniyang dilampiri dengan Berita Acara lnvestigasi Kecelakaan wajib
dilaporkan oleh Pimpinan Unit lnduk kepada PLN Kantor Pusat cq. Kepala
Divisi Keselamatan, Kesehatan Kerja, Keamanan dan Lingkungan (KDIV
K3L), dengan tembusan Kepala Divisi Operasi Regional (KDIV OR) terkait
dan P2K3 Kantor Pusat, selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah
Penetapan Kecelakaan.
i. Apabila pada Surat Penetapan Kecelakaan sebagaimana dimaksud huruf
g pada ayat ini dan berdasarkan hasil investigasi sebagaimana tertuang
dalam Berita Acara lnvestigasi terbukti bahwa kecelakaan tersebut
disebabkan oleh kelalaian Pengawa5 Pekerjaan dan/atau kelalaian
Manajemen Unit Perseroan, maka hasil investigasi tersebut oleh KDIV K3L
akan disampaikan kepada KDlVTalenta untuk dapat diproses pemberian
sanksi disiplin pegawai sesuai dengan ketentuan yang berlaku di
Perseroan.
j. Apabila kecelakaan sebagaimana dimaksud pada pasal4ayat (1)
menimpa pegawai PLN, maka Surat Penetapan Kecelakaan sebagaimana
dimaksud hurufg pada ayat inidipergunakan oleh Pejabat 5DM
untuk keperluan pemberian perawatan medi5 dan/atau penyelesaian
kompensasi terhadap pegawai korban yang menderita kecelakaan.
k. Apabila kecelakaan sebaqaimana dimaksud pada pasal 4 ayat (1)
menimpa tenaga alih daya atau pekerja dari penyedia barang dan jasa,
maka 5urat Penetapan Kecelakaan sebagaimana dimaksud hurufg pada
ayat ini oleh Pimpinan Unit Perseroan disampaikan kepada Pimpinan
Perusahaan penyedia barang dan jasa.
l. Proses penyelesaian kecelakaan yang menimpa tenaga alih daya
atau pekerja dari penyedia barang dan jasa merupakan hak normatif
yang diatur dalam program jaminan sosial tenaga kerja yang wajib
dilaksanakan oleh Perusahaan tersebut.
(2) Kegiatan lnvestigasi terjadinya PAK/PAHK dilakukan sebagai berikut (sesuai
lampiran 2.8) :
a. Atasan langsung pegawai atau Pejabat SDM setelah menerima informasi
terdapatnya PAK/PAHK yang diderita pegawai dan/atau tenaga lain
yang memiliki hubungan kerja langsung dengan PT PLN (Persero) wajib
membuat Laporan PAK/PAHK (sesuai Lampiran-l : Formulir 1B) untuk
dilaporkan kepada Pimpinan lJnit Perseroan dengan tembusan kepada
P2K3 Unit, selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah menerima
informasi.
b. Pimpinan...
21
rlL,di D,.\l p. rdlo epdo re' J d I lqrurqa. L
22
Penetapan PAK/PAHK sebagaimana dimaksud hurufd pada ayat ini oleh
Pimpinan Unit Perseroan disampaikan kepada Pimpinan perusahaan
penyedia barang dan jasa.
Proses penyelesaian PAK/PAHK yang menimpa tenaga alih daya atau
pekerja dari penyedia barang dan/atau penyedia jasa merupakan hak
normatif yang diatur dalam program jaminan sosial tenaga ker.ia yang
wajib dilaksanakan oleh Perusahaan tersebut.
Bagian Kedua
Hak-hak Pegawai dan Tenaga Kerja
Atas terjadinya Kecelakaan Kerja dan PAK/PAHK
Pasal l3
(l) Pegawaiatau tenaga ker.ja yang mengalami kecelakaan kerja atau
mengalami PAVPAHK diberikan jaminan kecelakaan kerja oleh BPJS
Ketenagakerjaan berdasarkan kepesertaan Perseroan pada BPJS
Ketenagakerjaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
(2) Khusus pegawai Perseroan, apabila terdapat selisih kurang dari besaran
manfaat yang diberikan oleh BPJS Ketenagakerjaan dengan ketentuan yang
diatur dalamPKB yang berlaku, maka menjadi beban Perseroan.
(3) Hak untuk menuntut manfaatjaminan kecelakaan kerja menjadi gugur
apabila telah lewat waktu 2 (dua) tahun sejak kecelakaan terjadi.
BABVII
STATISTIK KECELAKAAN KERJA, PAIVPAHK & PELAPORANNYA
Pasal 14
(1) Unit Pelaksana wajib membuat laporan kecelakaan kerja dan PAK,/PAHK
yang te.jadi di unitnya pada setiap bulan berjalan dan dilaporkan kepada
unit induk pada awal bulan berikutnya (sesuai Lampiran-l Formulir 5).
(2) Unit lnduk wajib membuat laporan kecelakaan kerja dan PAK/PAHK yang
te.jadidi unitnya pada bulan berjalan dan dilaporkan kepada PLN Kantor
Pusat c.q Kepala Divisi Keselamatan, Kesehatan Kerja, Keamanan dan
Lingkungan (KDIV K3L), selambat-lambatnya pada pertengahan bulan
berikutnya (sesuai Lampiran-l Formulir 6).
(3) Unit lnduk wajib membuat Laporan Statistik Kecelakaan Kerja dan PAK/
PAHKTriwulanan dan Tahunan serta dilaporkan kepada PLN Kantor Pusat
c.q Kepala Divisi Keselamatan, Kesehatan Kerja, Keamanan dan Lingkungan
(KDIV K3L), selambat-lambatnya pada pertengahan bulan berikutnya.
(4)Loporun...
23
Perarlrra,, DlrekriTenlang Pedoman Kele arnalan Kerla dr L nqkungan Pl PLN {PERSFRO)
(4) Laporan Statistik sebagaimana dimaksud ayat (3) pasal ini memuat antara
lain Narasi,Tabeldan Grafikdan analisa sebagai berikut:
a, Penyebab Kecelakaan Kerja (listrik, mekanis, terjatuh, tertimpa, terjepit,
tertabrak, kimia, kebakaran/ledakan, meninggal di tempat kerja, lalu
lintas dan sebagainya).
b. Akibat kecelakaan kerja pada saatterjadi kecelakaan (tanpa luka,luka
ringan. luka berat, tewas).
c. Akibat kecelakaan kerja setelah memperoleh perawatan (cacat
kekurangan fungsi, ca(at tetap 5ebagian, cacat tetap total, meninggal
dunia).
d. Penyakit Yang Timbu I karena PAIVPAHK (faktor'faktor fisika, kimia,
biologis. unergonomik, psikologi5).
e. Korban kecelakaan kerja berdasarkan Umur (20-24 tahun, 25-29 tahun,
30-34 tahun, 35-39 tahun, 40-44 tahun.45-49 tahun, 50-55 tahun).
f. Kecelakaan kerja berdasarkan Waktu Ter.jadi Kecelakaan (jam 06-08, jam
08-12,jam 12-13,jam 13-16,jam l6-18,jam 18-22, iam 22-O6j;
g, Kecelakaan kerja berdasarkan lokasi instalasi (pembangkit, transmisi,
gardu induk, distribusi, konstruksi).
h. Kerugian akibat kecelakaan kerja berdasarkan kerugian material dan
imaterial.
i. Rasio Kecelakaan (accident ratio) = Jumlah korban/Jumlah peqawai &
tenaga alih daya.
lumlah kecelakaan X 1.000.000
j. Tlngkat Kekerapan (frequency rate) = ''-
Jumlah jam orang
Perhitungan kekerapan (frequency rate) sebagaimana pada lampiran -lll.
24
BABVIII
STANDARISASI 5IsTEM MANAJEMEN
Pasal '15
(1) Mana.iemen Unit Perseroan wajib menerapkan Sistem Mana.iemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja se5uaidengan standard Nasional maupun
lnternasional guna mendukung program Kecelakaan Nihil (Zero Accident).
(2) Manajemen Unit Perseroan wajib menerapkan program Kecelakaan Nihil
(Zero Accident) untuk kecelakaan keria dan PAIVPAHK bagi seluruh Pegawai
dan tenaga kerja.
BAB IX
KINERJA KESELAMATAN KERJA
Pasal l6
(1) Kinerja keselamatan kerja merupakan bagian darikinerja Keselamatan
Ketenagalistrikan (kinerja K2) pada kontrak kinerja unit.
(2) Perhitungan Nilai Kinerja Unit sebagaimana yanq dimaksud pada ayat (l )
BAB X
PANITIA PEMBINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (P2K3) DAN
KOMITE KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN (KOMITE K2)
Pasal 1 7
(1) PLN Kantor Pusat, PLN Unit lnduk dan PLN Unit Pelaksana wajib membentuk
P2K3 yang merangkap sebagai Komite K2.
(2) P2K3 sebagaimana ayat {1) pasal inidibentuk sesuai dengan ketentuan
perundangan yang berlaku.
(3) P2K3 5ebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal iniantara lain:
a. Melak5anakan peran dan fungsi P2K3 sebagaimana ketentuan
perundangan yang berlaku.
b. Membantu mana.iemen dalam hal perencanaan, pembinaan, analisa da n
evaluasi atas implementasi program keselamatan ketenagalistrikan.
c. Melakukan investigasi atas kecelakaan yang ter.iadi untuk kepentingan
perbaikan sistem keselamatan ketenagalistrikan.
8ABXt...
25
P€raturan DireksiTentang Pedoman K€selamdtan Ker,a d Lrngklrngan PT PtN (PERSERO)
BAB XI
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3
Pasal 18
(1) Seluruh Unit PLN wajib menerapkan 5MK3 sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan yang berlaku.
(2) Seluruh Unit PLN dapat meningkatkan penerapan sistem manajemen
keselamatan sesuai dengan standard internasional.
(3) Untuk memastikan keberhasilan dalam pelaksanaan SMK3 atau Standard
lnternasional yang lain, unit wajib melaksanakan :
o. Audit lntemol,...
a. Audit lnternal, yaitu audit yang dilaksanakan oleh internal Perseroan yang
dilakukan minimal satu kalidalam kurun waktu satu tahun dariaudit
internal sebelumnya, dengan tujuan untuk meninjau, menilai kinerja dan
persiapan audit eksternal.
b. Audit Eksternal, yaitu audit yang dilakukan oleh badan audit eksternal
untuk mengukur penerapan 5MK3 atau sesuai Standar lnternasional di
Perseroan yang hasilnya digunakan sebagai bahan penimbangan dalam
penilaian tingkat pencapaian penerapan 5MK3 atau sesuai standar
internasional yang diterapkan.
BAB XII
PENGAWASAN DAN PEMBINAAN KE5ELAMATAN KERJA
Pasal 19
fl) Pengawasan dan pembinaan keselamatan kerja pada Unit Pelaksana
dilaksanakan oleh Pimpinan Unit Pelaksana.
t2) Pengawasan dan pembinaan keselamatan kerja pada Unit lnduk
dilaksanakan oleh Pimpindn Unit lnduk.
(3) Pengawasan dan pembinaan pelaksanaan keselamatan kerja pada tingkat
Perseroan dilaksanakan oleh KDIV K3L, KDIV Operasi Regional dan KDIV
KonstruksiRegional.
f
l
BAB XIII
SANKSI
Pasal20
(1) Manajemen Unit lnduk atau Unit Pelaksana atau Sub Unit Pelaksana yang
melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada pasal l0 dikenai sanksi
disiplin pegawai sesuaidengan ketentuan Peraturan yang berlaku.
2) Pengenaan sanksi bagi pela ngga r ketentuan pasal 12 ayat (l ) diatur sebagai
berikut:
a. Pegawai Pelaksana Pekerjaan atau Pegawai Pengawas Pekerjaan
atau Mana.iemen Unit Perseroan yang tidak melaksanakan pedoman
keselamatan kerja ini, sehingga mengakibatkan kecelakaan kerja dikenai
sanksi berupa hukuman disiplin pegawai berdasarkan bukti dari hasil
pemeriksaan yang dilakukan oleh Tim lnvestigasi Kecelakaan yang
selanjutnya diproses olehTim lnvestigasi Pelanggaran Disiplin Pegawai
dan diputuskan oleh Pimpinan Unit Perseroan sesuaidengan ketentuan
Peraturan yang berlaku.
b. Apabila kecelakaan kerja sebagaimana dimaksud hurufa ayat ini
disebabkan oleh kelalaian daritenaga alih daya sebagai Pelaksana
Pekerjaan, maka Manajemen perusahaan tenaga alih daya dikenai sanksi
oleh Perseroan sesuai dengan perjanjian antara Perseroan dengan
Manajemen Perusahaan alih daya.
c. Pengawas Pekerjaan atau Direksi Lapangan yang melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (i ) huruf a dikenai sanksi oleh
Perseroan dalam bentuk sanksi disiplin pegawai sesuai dengan ketentuan
Peraturan yang berlaku.
d. Pejabat SDM Unit yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 12 ayat (l ) huruf b dikenai sanksi oleh Perseroan dalam bentuk
sanksidisiplin pegawai sesuai dengan ketentuan Peraturan yang berlaku.
e. Pejabat K2 Unit yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal l2 ayat (l) hurufc. dikenai sanksioleh Perseroan dalam bentuk sanksi
disiplin pegawai sesuai dengan ketentuan Peraturan yang berlaku.
i Pimpinan Unit Pelaksana atau P2K3 Unit Pelaksana yang melanggar
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf d dikenai
sanksi oleh Perseroan dalam bentuk sanksi disiplin pegawai sesuai dengan
ketentuan Peraturan yang berlaku.
g. Pimpinon Unit...
27
Perar!ran D reks Tefltdng Pedoman Keseamatan Kerla dlLingkunqan PTPLN (PERSERO)
9. Pimpinan Unit lnduk atau P2K3 Unit lnduk yang melangqar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf e dikenai sanksi oleh
Perseroan dalam bentuk sank5idisiplin pegawai sesuai dengan ketentuan
Peraturan yanq berlaku.
h. Pimpinan Unit Perseroan yanq melanggar ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal l2 ayat (l) hurufg dikenai sanksioleh Perseroan
dalam bentuk sanksi disiplin pegawai sesuai dengan ketentuan Peraturan
yanq berlaku.
i. Pimpinan Unit Perseroan yang melanggar ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal l2 ayat {l ) huruf h dikenai sanksi oleh Perseroan
dalam bentuk sankri disiplin pegawai 5e5uai dengan ketentuan Peraturan
yang berlaku.
(3) Pengenaan sanksi bagi pelanggar ketentuan pasal 12 ayat (2) diatur sebagai
berikut:
a, Atasan langsung pegawai atau Pejabat SDM yang melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal l2 ayat (2) huruf a dikenai sanksi oleh
Perseroan dalam bentuk sanksi disiplin pegawai sesuaidengan ketentuan
Peraturan yang berlaku.
b. Pimpinan Unit Per5eroan atau P2K3 Unit yang melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal l2 ayat (2) huruf b dikenai sanksi oleh
Perseroan dalam bentuk sanksi disiplin pegawai sesuai dengan ketentuan
Peraturan yang berlaku.
c. Pimpinan Unit Perseroan yang melanggar ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal '12 ayat (l ) huruf d dan huruf e dikenai sanksi oleh
Perseroan dalam bentuk sanksi disiplin pegawai sesuaidengan ketentuan
Peraturan yang berlaku.
BAB XIV
LAIN.LAIN
Pasal 2l
(1) Formulir-formulir yang digunakan sebagaimana tercantum pada Lampiran
ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
(2) 5e9ala biaya yang timbul dari pelaksanaan Peraturan ini dibebankan pada
Anggaran Perseroan.
(3) Anak Perusahaan dalam pelaksanaan keselamatan kerja dapat menerapkan
Peraturan iniberdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Anak
Perusahaan atau mengatur sendiri tata cara pelaksanaan keselamatan kerja
28
T
I
IYI
-
a,l
BAB XV
PENUTUP
Pasal 22
(1) Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, maka Keputusan Direksi PT PLN
(Persero) Nomor : 092.lVDlR/2005 tentang Pedoman Keselamatan Kerja di
Lingkungan PT PLN (Persero) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.
(2) Peraturan ini mulai berlaku terhitung 5ejak ditetapkan.
Ditetapkan diJakarta
Pada tanggal l0 Juni 2016
DIREKTUR UTAMA
BASIR
29
Lampinn I Keputuson Dneksi PT PLN (Pe$erc)
I. DATA KECELAKAAT
Lokasi kejadian Ke.elalaan
Tanggal kejadian Xecelakaan
Waktu kejadian Kecelakaan
Pe n.an P€nyebab terjadinya (ecelakaan
KondisiKorban
b. Korban 2
3dn
31
r
Lompnan t Keputusan Dieksj Pr PLN (Peserc)
PT PLN {PERSCRO)
De69a. inikami laporkan bahwa telah reiadaPAK/ PAHK yang dia la mi P€gawai sebaqai berikutl
I. DATA KECELAKAAN
Lokasi kejadian Kecelakaan
Tangqal kejadian Ke.elakaan
Waktu kejadran Kec€lakadn
Pelknaan Penyebab terjadrnya Ke.€lnkaan
Kondi5iKorban
b. Korban-2
3. dit
lll. INFORMASI TAMBAHAN (berisi informasi seputar teriadinya ke(elakaan)
._._.20.......
/ Pelabar 5DI\,{)
32
Lanphon I Keputusan Direksi PT PLN (Penerc)
PT PTN (PERSERO)
Menindaklanjuti taporan Kecelakaan Nomor ................................ dengan ini, anggota P2K3 tersebur di bawah ini
dtunjuk untuk melakukan lnvenagati, dengan surunan sebagaiberikuti
l. Ketua
2. Anggota
3. Anggota
4. dst
Tugas-tugasTim lnve9tigasi Kecela kaan rebaqarmana terdapat dalam Keputuen DneksiPT PLN (Perserc)
Nomorxxxx.xxx/xxxlxxxxPasal l2ayat(l)huruf I
Demikaan agar dalakranakan dengan penuh ianggungjawab.
.,)
33
r.;rii.r I I
PT PLN {PERSERO)
Men indaklanjuri La poran PAK/ PAHK ............................. dengan inimaka pelabar / p€qawaite6ebut dibawah ini
datunjuksebagail_im lnve5tiga5iPAK/PAHXd€ngansusunansebagaibeikut:
l. K€tua
2. Anggota
3. Anggota
Tugas- tu9a5'1im lnvestiga5i PAK / PAHX sebagaimana terdap.l dalam Keputur.n OrreksiPT PLN (Persero)
Nomor.xxxx )ou /xxx / $(xx Pasal | 2 ayat (2) huruf c.
34
Lompnon lKeputusan DireksiPT PLN (Petsera)
l|omor :.....................................
Formulir 3A : B€rita A(ara lnvestigasi
BERITA ACARA
INVESTIGASI KECELAKAAN
Pada hari in i .................... tanggal ................... bu1an.............Tahun....................._ (TqI, Bulan -Tahun), tetah ditakukan
lnvenigasiatasKe.elakaan Kerja,denqandatasebagaibe kut:
I. DATA KECELAKAAN
],] LOKAS] KE]ADIAN
a. Un t Pereroan sub Unit Unit Pelaksana -Unit lnduk
b. Pimpinan Unit Nama Pimpinan Unit dima.a kecelakaan tersebutterjadi
b. Korban 2
- Nama
No.ldentitas (NlP/ No. KTP )
- Tempat /TanqqalLahn
Usia ,',,,,,,,,,,,,'....... TahUn
Laki'laki / Percmpuan ')
Status Ketenaqakerjaan Pegawai/Tenaga alih daya *)
- KondisiKolban Luka dngan / LUka b€rat/ [4eninggal')
c- Korban 3
No.ldentitas ( NIP/No.fiP)
Tem pat / Tanggal Lahir
Usia '''...'.''''',',,,,,'.Tahun
Lakj laki/ Perempuan')
Status rctenaqak€rjaan Pegawai /Tenaqaa ih daya')
XondisaKorban Luka rinqan / tuka berat / Meninggal ')
35
di tingkungan PT PLN (PERILRO)
1.3 OATATEKNIX
TanqgalKejadian
TitikLokasiKejadian
) DIsTRIBUSISR )TRANSMI5I
)DISTRIEUSIJIB ) PEIt4EANGKIT
0 LAIN,LAIN
f. Keterangan Tamba han
II. KRONOLOGISKEJAOIAN
.lam (jam:menitdetik)
Jam (jamimenirdetik)
lam (jam:menit:detik)
Dst.
36
m. at{Altsa
3.1 P€nyebab Langsung
a. Kondisa Berbahaya (Unsafe Condnion) yanq ditemukan dimana merupakan faktor
p€nyebab terjadanya ke.elak.an
b. Tindakan Bedahaya (Unsafe A€0 yangdilakukan ol€h korban dimana merupakan fakror penyeba b
terjadinya kecelakaan
)
l
3.2 Upaya Pen.egahan Ydnq Sudah Dilakukan Manaj€men SebelLrm Kecelakaan Kerja
l
2
3?
V. REKOMENDASI PERBAIKAN
VI. LAMPIRAN
Lampiran ini berisieviden.€ atau bukti bukti terkait terjadinya Kecelakaan Kera, yanq berupa foto dan
dokum€n lainnyd yanq terkait.
...,tgl/bln/thn
TIM INVESTIGASI
KETUATIM t.
,JABATAN
TTD TTD
2. ANGGOTANM 2.
TTO TTO
38
1r .r 1., , l ' r
BERITA ACARA
INVESTIGASI KECELAKAAN
Pada hari ani ...-................ tanggal ................... bulan.............Tahun- ....-............... (Tql -Eulan -Tahun), telah dil.kukan
lnvestig.si atas Ke(elakaan (erja, dengan data sebagai berikut:
I. DATA KECELAKAAN
],] LOKASIKE]ADIAN
a. Unit Perseroan Sub Unit Unit Pelaksana LJnitlnduk
b. Pimpinan Unil Nama Pimpinan Unitdimana kecelakaan tersebut ierjadi
- Nama
No.ldentitas ( NIP / No. KrP )
- Tempat / Tanggal Lahir
t,saa ,,,,...,...,,,,,,,,,,, Tahun
- Jenis (elamin Lakilaki/ Perempu.n *)
Status Ketenagakeiaan Pegawa i / Tenaga alih daya ')
- KondisiKodan Luka ringan / Luka berat / M€n inggal ')
Nama
No.ldentitas (NlP / No. KTP )
Tempat /TanggalLahir
' Usia ...................... Tahun
taki'la ki / Perempuan ')
- statusK€lenagakerjaan Pegawai/Tenaga alih daya ')
Luka ngan / Luka belat/ Meninggal')
39
I.3 DATATEXNIX
a. TangqalKejadian
.. Single lin€diagiam
d- (egialan Pekera.n
)DtsTRtEUSrSR )TRANSMISI
) DISTRIBUSIJTR )PEMEAN6KIT
) DISTRIBUSIJTM )XONSTRUKSI
Penyebab dasar Ke(elakaan
) TRAFO /GARDU )KUBIKEL
')beritanda silang
) KTBAKARAN INSTATASI )LALU LINIA5
0 LAIN IAIN
f. Keterangan Tambahan
II. KRONOLOGISKEJADIAN
Jam (iam:menit:detik)
lam (Jam:menit:detik)
.lam (jamrmenitiderik)
Jam (jam:menit:detik)
D!t.
40
b
II I. ANALIsA
PLN (PER'IRO)
3.2 Upaya Pencegahan Yanq sudah Dilakukan Manaj€men Sebelum Terjadinya Ke(elakaan
l
2
41
(PERSERO)
V. REKOMENDASIPERBAIKAN
dn.
d5t.
d(
VI. LAMPIRAN
Lampiran in i berisi evjdpr.e atau bukti-brrhi ierkait teiadinya PAK/PAHK, yang berupafotodan
dokumen lainnya ya.1g terkait.
...,t91/bln/thn
TIM INVESTI6ASI
KEIUATIM t.
]AEATAN JASATAN
TTD TTD
2. ANGGOTANM 2.
JASATAN JAEATAN
TTD TTD
42
Lanphan 1kpututon DiektiPT PLN (Penero)
Nomot :.... -.................
Folmulir 4A: Surat Penetapan Kecelakaan
PT PLN (PERSERO)
Demakian surat Penetapan Xe.elakaan inidibuat untuk bita dipergunalan rebagaimana meetinya.
43
Il:, .oro,*o*,0 (PERSERO)
PT PLN (PERSERO)
I PAK/PAl"lXyangdialamioleh Pegawaiadalahmerupakan:
T.rm.ruk / Eukan Termaluk ') PAK PAHK
Demikian rurat 9€netapan PAK/PAHK inidibuat untuk bisa dipergunakan sebagaimand meninya
t0._..
")
')Corctyongtidokpe u
" ) Ditondo tongohi oleh Pimptaon Unit Pe.tercon
44
Lompi@n t Kppututan Dtekti PT PLN (Pe6ero)
Nomot:.......
Formulir5: Laporan dariUnit Pelakana kepada Unit lnduk
LAPORAN BULANAN
KECELAKAAN KERJA & PAK / PAHK
8U1AN,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,TAI]UN,...,,,,....
rgl;bln;thn Pembangkil Dittibuti/ Alomot tefipot keiadion Keruqon Astet, eneq Wng ndot
& Unit telr,pot kejodion te$olutkon , bioya percwatan/pen
Konttrukti / Lolu lintas / gobatan, dl yonq dinyotokan dalon
LAPORAN BULANAN
KECELAKAAN KERIA & PAK / PAHK s;
8U LAN ............. . ...... ............. ...TAHUN .......... ........
:
AKIBATYANG DITIMBULI(AN
fANGGAL d
FUNGSI LOKASIl(EJAOIAN KERUGIAN
KEJAOIAN LUKA BERAT MENINGGAL
MAIERIAI l
tgl;bloilhn Penbongkiu Distibuti / Alomat tmpat kejodion krugion Asset, eneqi yong tidok
& Unn rcmpot keiodion tetsolutkon , biaya penwaton/pen- f
Konnruksi / Lolu lintos / gobata n, dl I yong di nyoroka n do Ion 6
Mmb!.ll.pdaldrdigiUoum
mfukd'.pod€iN.p.daBmpnmUill
iepadaPrfrp'MiUnlPeB@i
Mola9o*ailumlp.6b!6ik.c.]al@n
yanq dL aoBi sA hve*s6' rco&a Korv
Tidak
0Vx3LMygali.!€daKoNILNunlui
p,oss eir! p0ran99.6i d6 prn pelaEl
OVTLN
oNIrNBIFMsbpeEgaa
47
Lampiran llKeputusan oneksi PT PLN (Petsero)
5ur.liu94ke9adaP2x3uil(unlul
M.r.k*3i e Ge BA ri6!9.t
DCI(]L
DIVILN
orv TLN mhp'ls enii' p€tsig9a6n
48
MPIRAN 19
ll. Tingkat Kekerapan / Severety Rate (5R) dapat dihitung menggunakan rumus:
49
Lanptrcn tll Kepututan Dtrekti Pf PLN (Pe$erc)
A, Anggota badan karena aa(at iebagian / total atau menurut ilmu bedah :
Ruaslengah 75
100 r50
50
21
3. Lengan
B. Kehilangan Fungsi
r 800
C. Xehilangan Fungsi
6000
Catatan I
Untuksetiap luka ringan dengan tidalada ampL{aritulang, kerugian ha kerja yang hila ng adalah
s€besarjumlah hari sesungg uhnya.
Jumlah Kecelakaan
Rasio Ke(elakaan =
Jumlah Pegawai
51
/
w
-*{
j'
o
o
IIati-hati!
I(eIu akan
M enunggrrmu.
--l
I
{
J-
#
+
PLN
PT PLN (PERSERO)
,/
7
www.pln.co.id
7 /
-t ?I
Ig
PT PLN (PERSERO)
PERATURAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0251.P I OtR I 2016
TENTANG
PEDOMAN KESELAMATAN INSTALASI DI LINGKUNGAN
PT PLN (PERSERO)
55
). Ke\eldmdun ,]sralae dr. rnokJngd'l PI PIN (otBSIBC
56
\----
MEMUTUSKAN:
BAB 1..
57
8AB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 'l
58
Ltlr
- Luka yang memerlukan perawatan medis namun tidak memerlukan
#
perawatan inap di rumah sakit.
12 Luka berat adalah :
59
Peraruran D reksiTenlanq Pedoman Keselamatan ln 5lalati di Linqkunqan PT PLN (PERSERO)
Pimpinan Unit Perseroan adalah Kepala Divisi Umum untuk Kantor Pu5at,
6eneral Manager untuk Unit lnduk dan Manajer untuk Unit Pelaksana.
24. Perseroan adalah PT PLN (Persero) yang didirikan dengan Akta Notaris
Soetjipto SH No.169Tahun 1994 be5erta perubahannya.
25 Unit lnduk adalah unit organi5asi satu tingkat di bawah Kantor Pusat yang
melaksanakan kegiatan usaha tertentu sesuai dengan tujuan dan kegiatan
usaha perusahaan.
26. Unit Pelaksana adalah unit organisasi dibawah Unit lnduk.
27. 5ub Unit Pelaksana adalah unit organisasi dibawah Unit Pelak5ana.
28. Sistem ivlanaiemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya
disingkat SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan yang
digunakan untuk mengembangkan dan menerapkan kebijakan K3 dan
mengelola risiko K3.
29 Tempat kerja berpotensi bahaya adalah tempat kerja yang memiliki kondisi
kerja dan/atau lingkungan ker.ia yang memiliki potensi bahaya dan apabila
tidak dikendalikan memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja dan/atau
PAIVPAHK (Penyakit Akibat Kerja/Penyakit Akibat Hubungan Kerja).
30 Tenaga Kerja adalah tenaga alih daya, peker.ia dari penyedia barang dan/
atau jasa dan tenaga lainnya yang memiliki hubungan kerja langsung
dengan Perseroan.
31 Tenaga Alih Daya adalah tenaga yang dipekerjakan pada Perseroan oleh
perusahaan lain, di mana perusahaan lain adalah perusahaan pemborong
pekerjaan atau perusahaan penyedia tenaga keria.
32 Tim lnvestigasi Pelanqgaran Disiplin Pegawaiadalah tim yang dibentuk oleh
Perseroan atas dugaan pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh pegawai,
dengan keanggotaan terdiri dari unsur Perseroan dan 5erikat Perkerja yang
bertugas membantu PejabatYang Berwenang Menghukum (PYBM) dalam
mencari fakta, bukti-bukti dan memeriksa pegawai dan/atau pihak-pihak
yang terkait serta membuat rekomendasi.
33. Tim lnvestigasi Kecelakaan adalah tim yang dibentuk oleh Pimpinan Unit
Perseroan, dengan keanggotaan terdiri dariTim P2K3 (Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
34. Unit Perseroan adalah Kantor Pusat, Kantor Unit lnduk, Kantor Unit
Pelaksana dan Kantor 5ub Unit Pelaksana.
60
BAB II
E
MAKSUD DAN TUJUAN
pasal2
(1) Maksud Peraturan ini adalah sebagai pedoman keselamatan instalasi di
lingkungan Perseroan.
(2) Tujuan Peraturan iniadalah untuk mewujudkan kondisi andaldan aman
bagi instalasi, aman dari bahaya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya
serta ramah lingkungan.
BAB III
RUANG LINGKUP
Pasal3
Ruang Lingkup dari Pedoman Keselamatan lnstalasi di Lingkungan PT PLN (Persero)
adalah peraturan keselamatan bagi instalasitenaga listrik (instala5i pembangkitan,
transmisi dan distribusi) dan instalasi bangunan/sarana/prasarana milik Perseroan
atau yang dikelola Perseroan, dengan cara memberikan pencegahan, perlindung-
an, pengamanan dan penyelesaian terhadap terjadinya kecelakaan instalasi.
BAB IV
KECELAKAAN INSTALASI
Bagian Pertama
Kriteria Kecelakaan lnstalasi
Pasal4
Bahwa suatu kasus dinyatakan kasus kecelakaan instalasi apabila memenuhi
kriteria sebagai berikut :
Bogian Keduo...
61
P€raturan Dneksllenranq Pedornan Keselamdtan nstdlat dl tlnqkunqan PI PLN (PERSERO)
Bagian Kedua
Penyebab Terjadinya Kecelakaan lnstalasi
5ub Bagian Pertama
Penyebab lnternal
Terjadinya Kecelakaan lnstalasi
Pasal5
Penyebab internal ter.iadinya kecelakaan instalasiakibat kondisi berbahaya
(unsafe condition) yang merupakan kelalaian dari Manajemen Perseroan, antara
lain namun tidak terbatas pada :
a. Tidak melakukan inspeksi instalasi tenaga listrik dan/atau bangunan/sarana/
prasarana secara berkala serta tidak menindaklanjuti hasil inspeksi.
b. Tidak melakukan pemeliharaan instalasitenaga li5trik dan/atau bangunan/
sarana/prasarana secara berkala sesuai dengan prosedur yang ditentukan.
c. Tidak melakukan sertifikasi laik operasi (sLO) bagi instalasi tenaga listrik dan/
atau bangunan/sarana/prasarana.
d. Mengoperasikan instalasi tenaga listrik yang tidak laik operasi.
e. Tidak memasang rambu-rambu tanda bahaya pada instalasitenaga listrik.
I Tidak memasang kunci pengaman pada instalasi tenaga listrik.
g. Tidak melengkapi peralatan/sistem proteksi kebakaran bagi in5talasi tenaga
listrik dan/atau bangunan/sarana/prasarana sesuai dengan standar.
h. Tldak melakukan identifikasi bahaya pada instalasitenaga listrik dan/atau
bangunan/sarana/prasarana yang rawan berpotensi bahaya dan tidak
menindaklanjuti hasil indentifi kasi.
i. Tidak segera mengganti peralatan instalasiyang tidak layak pakai.
j. Tidak antisipasi terhadap adanya sabotase.
62
c. N4elakukan kegiatan/tindakan lainnya yang berpotensi bahaya bagi in5talasi
dan manusia, seperti:
- Liendirikan bangunan/aktifitasmendirikan antenna/aktifitas lain dekat
dengan instalasi tenaga listrik.
- Bermain layang-layang dekatjaringan transmisi saluran udara tegangan
tinggi/ekstra tinggi (sUTT/sUTET) atau saluran udara tegangan
menengah (suTt4).
- Menebang/memangkas/merabas pohon dekat jaringan transmisi saluran
udara tegangan tinggi/ekstra tinggi (SUTT/SUTET) atau saluran udara
tegangan menengah (SUTM).
- [4erusak/menabraUmembongkar/aktifitas pembakaran dekat instalasi
tenaga listrik milik Perseroan.
- Menggali/mengeruUmengurug tanah dekat in5talasi tenaga listrik milik
Perseroan yang dapat berpotensi mengakibatkan bahaya roboh, long5or,
banjir dan lain-lain.
(2) Penyebab eksternal terjadinya kecelakaan in5talasi akibat adanya kondisi
5erbahaya (unsofe conditiorl dari lingkungan sekitar yang merupakan
kelalaian dari Manajemen Perseroan, antara lain namun tidak terbatas pada:
a. Tidak antisipasi terhadap binatang atau manusia aring yang masuk ke
daerah instalasi tenaga listrik yang dapat mengakibatkan 9an99uan/
kerusakan instalasi.
b. Tidak antisipasi terhadap terjadinya bencana alam seperti longsor, banjit
gempa bumi dan lain-lain yang dapat mengakibatkan kerusakan pada
instalasi tenaga listrik dan bangunan/sarana/prasarana.
c. Tidak antisipasi terhadap terjadinya pohon roboh/tumbang/patah yang
dapat mengakibatkan kerusakan pada instalasi tenaga listrik dan/atau
bangunan/sarana/prasarana.
d. Tidak antlsipasi terhadap ter.iadinya kerusakan lingkungan akibat
penebangan/perambahan hutan di sekitar instalasi tenaga li5trik dan/
atau bangunan/sarana/prasarana oleh masyarakat umum yang tidak
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.
Bagian Ketiga
Akibat Terjadinya Kecelakaan lnstalasi
PasalT
(1) Akibat kecelakaan instalasi bagi pegawai atau tenaga kerja atau masyarakat
umum dapat berupa :
63
a. Tanpa luka atau luka (luka ringan/luka berat) atau tewas.
b. l,4eninggal dunia atau cacat (cacat tetap total/cacat tetap sebagian/cacat
kekurangan fungsi) setelah memperoleh perawatan.
(2) Akibat kecelakaan instalasi bagi Perseroan dapat berupa :
a. Kerusa kan pada instalasi tenaga listrik yang dim iliki Perseroan atau yang
dikelola oleh Perseroan, sehingga mengakibatkan kerugian finansial dan
terganggunya/terhentinya penyaluran/penyediaan tenaga listrik.
b. Kerusakan pada bangunan/sarana/prasarana yang dimiliki Perseroan
atau yang dikelola oleh Perseroan, sehingga mengakibatkan kerugian
fi nansial dan terganggunya/terhentinya pelayanan kepada masyarakat.
BABV
PENCEGAHAN OAN PERLINDUNGANTERHADAPTERJADINYA
KECELAKAAN INSTALASI
PasalS
Manajemen Unit Perseroan wajib melakukan kegiatan pencegahan dan
perlindungan terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan instalasi, dengan
melakukan kegiatan antara lain namun tidak terbatas pada :
a. Wajib melakukan inspeksi instalasi tenaga listrik dan/atau bangunan/5arana/
prasarana secara berkala dan menindaklanjuti hasil inspeksi.
b. Wajib melakukan pemeliharaan instalasi tenaga li5trik dan bangunan/
sarana/prasarana secara berkala sesuai dengan standar yang ditentukan.
c. Wa.,ib melakukan sertifikasi laik operasi (SLO) bagi instalasitenaga listrik dan
bangunan/sarana/prasarana.
d. Waiib mengganti peralatan instalasi yang tidak layak pakai.
e. Wajib melengkapi peralatan/sistem proteksi kebakaran bagi instalasitenaga
listrik dan bangunan/sarana/prasarana sesuai dengan rtandard.
f. Wajib melakukan identifikasi bahaya pada instalasi tenaga listrik dan
bangunan/sarana/prasarana yang berpotensi bahaya dan menindaklajuti
hasil identifi ka5i tersebut.
g. Wa.iib melakukan pengujian terhadap peralatan berpotensi bahaya
(seperti: ketel, bejana tekan, alat angkat, dll) sesuai ketentuan peraturan
perundangan secara berkala.
h. Wajib memberikan penyuluhan kepada masyarakat umum disekitar
instalasi tenaga listrik, guna mencegah tindakan berbahaya yang dapat
membahayakan keselamatan instalasi tenaga listrik dan keselamatan
masyarakat umum.
64
i. Wajib melakukan tjndakan antisipa5i terhadap adanya sabotase.
j. Wajib memasang rambu-rambu tanda bahaya pada instalasitenaga listrik
k. Wajib memasang kunci pengaman pada instalasitenaga listrik.
BAB VI
PENYELESAIAN
TERJADINYA KECELAKAAN INSTALASI
lnvestigasi
Terjadinya Kecelakaan lnstalasi
Pasal 9
Kegiatan lnvestigasi terjadinya kecelakaan instalasi dilakukan (sesuai lampiran-ll)
sebagaiberikut:
a. Apabila terjadi kecelakaan instalasi, maka Pejabat Penanggung Jawab
lnstalasi wajib membuat Laporan Kecelakaan (sesuai Lampiran-l Formulir
1) dan dilaporkan kepada Pimpinan Unit Perseroan, dengan tembusan
Ketua Tim P2K3 Unit lnduk dan Pejabat K3, selambat-lambatnya 2 (dua) hari
kalender setelah terjadinya kecelakaan.
b. Pimpinan Unit wa.iib meneruskan informasiadanya kecelakaan instalasi di
unitnya kepada Divisi K3L c.q P2K3 Kantor Pusat melalui media komunikasi
(pesan teks dan/atau email) selambat-lambatnya 2 (dua) hari kalender sete-
lah menerima Laporan Kecelakaan dari Pejabat Penanggung Jawab lnstalasi.
c. lnvestigasi oleh Tim P2K3 Unit Pelaksana :
kepodo mosyorokot.
65
kepada masyarakat yang berdampak meluas, maka Pimpinan Unit lnduk
wajib menugaskan Tim P2K3 Unit lnduk (sesuai Lampiran-l : Formulir 2)
untuk melakukan investiga5i, selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja setelah
menerima informasi adanya kecelakaan dari Pejabat penanggung jawab
instalasi dan Tim P2K3 Unit lnduk wa.iib membuat Berita Acara lnvestigasi
Kecelakaan (sesuai Lampiran-l : Formulir 3).
e Tugas-tugasTim P2K3 dalam melakukan investigasi antara lain:
- Mengumpulkan data dan informasi yang lengkap terkait kecelakaan.
- Mengidentifikasi penyebab dasar dan penyebab perantara terjadinya
gangguan kecelakaan.
- Membuat usulan kesimpulan terkait ka5us kecelakaan.
- Membuat rekomendasi perbaikan dalam hal menyempurnakan
persyaratan, sistem dan prosedur kerja agar kecelakaan serupa tidak
terulang lagi.
t. Eerita Acara lnve5tigasi Kecelakaan sebagaimana dimaksud hurufc dan
huruf d pada ayat ini wajib dilaporkan kepada Pimpinan Unit Per5eroan
untuk bahan evaluasidan Pimpinan Unit Perseroan wajib menerbitkan Surat
Penetapan Kecelakaan (sesuai Lampiran-l : Formulir 4), selambat-lambatnya
dalam waktu 2 (dua)harikerja setelah menerima laporan dariP2K3 Unit.
I Surat Penetapan Kecelakaan sebagaimana dimaksud huruffpada ayat ini
yang dilampiri dengan Berita Acara lnvestigasi Kecelakaan wajib dilaporkan
oleh Pimpinan Unit lnduk kepada PLN Kantor Pusat cq, Kepala Divisi
Keselamatan, Kesehatan Kerja, Keamanan dan Lingkungan (KDIV K3L),
dengan tembu5an Kepala DivisiOperasi Regional (KDIV OR)terkait dan
P2K3 Kantor Pusat, selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah Penetapan
Kecelakaan.
h Apabila pada Surat Penetapan Kecelakaan sebagaiman dimaksud hurufg
pada ayat ini dan berdasarkan hasil investigasi sebagaimana tertuang dalam
Berita Acara Investigasi terbukti bahwa kecelakaan tersebut disebabkan
oleh kelalaian Manajemen Unit Perseroan, maka hasil investigasitersebut
oleh KDIV K3Lakan disampaikan kepada KDlVTalenta untuk dapat diproses
pemberian sanksidisiplin pegawai sesuai dengan ketentuan yang berlaku di
Perseroan.
Apabila hasil investigasi sebagaimana tertuang dalam Berita Acara
lnvestigasi (sesuai Formulir 3) terbukti bahwa kecelakaan tersebut
disebabkan oleh masyarakat umum, sehingga mengakibatkan kerugian bagi
Perseroan, maka hasil investigasitersebut oleh Pimpinan Unit Perseroan
digunakan untuk proses lebih lanjut sesuai ketentuan yang berlaku.
55
rt a\
I *
BABVII
STATISTIK KECELAKAAN INSTALASI & PELAPORANNYA
Pasal 10
(1) Unit Pelakrana wajib membuat laporan kecelakaan instalasiyang terjadidi t
unitnya pada setiap bulan berjalan dan dilaporkan kepada Unit lnduk pada
awal bulan berikutnya (sesuai Lampiran-l Formulir 5).
(2) Unit lnduk wajib membuat laporan kecelakaan instalasi yang terjadi di
unitnya pada bulan berjalan dan dilaporkan kepada PLN Kantor Pusat c.q
Kepala Divisi Keselamatan, Kesehatan Kerja, Keamanan dan Lingkungan
(KDIV K3L), selambat-lambatnya pada pertengahan bulan berikutnya (sesuai
Lampiran-l Formulir 6).
(3) Unit lnduk wajib membuat Laporan Statistik Kecelakaan instalasi Triwulana n
&Tahunan dan dilaporkan kepada PLN Kantor Pusat c.q Kepala Divisi
Keselamatan, Kesehatan Kerja, Keamanan dan Lingkungan (KDIV K3L),
selambat-lambatnya pada pertengahan bulan berikutnya.
(4) Laporan Statistik sebagaimana dimaksud ayat (3) pasal ini memuat antara
lain Narasi, Tabel dan Grafik dan data sebagai berikut :
a. Frekuensi kecelakaan instalasi.
b. Penyebab Kecelakaan lnstalasi (kondisi alam, binatang, human error,
listrik, mekanis, tertabrak, kimia, kebakaran/ledakan dan sebagainya).
c. Akibat kecelakaan ln5talasi (kerusakan instalasi, terbakar, terqangqunya
penyediaan tenaga listrik, derating dan kerugian lainnya).
d. Berdasarkan jenis instalasi (pemba ngkit, transmisi/gardu induk,
distribusi).
e. Berda5arkan umur instalasi (tahun pembuatan dan tahun
pengoperasian).
i Eerdasarkan umur korban akibat kecelakaan instalasi (20-24 tahun, 25-29
tahun, 30-34 tahun, 35-39 tahun, 40-44 tahun, 45-49 tahun, 50-55 tahun).
g. Berdasarkan Waktu terjadinya Kecelakaan (jam 06-08,jam 08-.l2,jam 12-
13,jam 13-16,jam 16-18,iam l8-22, jam 22-06). h. Berdasarkan besaran
kerugian material dan imaterial akibat kecelakaan instalasi.
BABVIII.-
67
,no Pedoman Keselamaran lnnalae drLinakunqan PT PLN (PERSEt
BABVIII
sTANDARISASI SISTEM MANAJEMEN
Pasal I 1
BAB IX
KINERJA KESELAMATAN INSTALASI
Pasal 12
(l) Kinerja keselamatan instalasi merupakan bagian darikinerja Keselamatan
Ketenagalistrikan (kiner.ia K2) pada kontrak kinerja unit.
(2) Perhitungan Nilai Kinerja Unit sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1)
diatur lebih lanjut dalam Edaran tersendiri.
BAB X
PANITIA PEMBINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (P2K3) DAN
KOMITE KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN (KOMITE K2)
Pasal 13
('l) PLN Kantor Pusat, PLN Unit lnduk dan PLN Unit Pelaksana wajib membentuk
P2K3 yang merangkap sebagai Komite K2.
(2) P2K3 sebagaimana ayat (l) pasal ini dibentuk sesuaidengan ketentuan
perundangan yang berlaku.
(3) P2K3 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini antara lain:
a. Melaksanakan peran dan fungsi P2K3 sebagaimana ketentuan
perundangan yang berlaku.
b. Membantu manajemen dalam hal perencanaan, pembinaan, analisa dan
evaluasi atas implementasi program keselamatan ketenagalistrikan.
c. Melakukan investigasi atas kecelakaan yang terjadi untuk kepentingan
perbaikan sistem keselamatan ketenagalistrikan.
tfr
68
)
Yr\
II u b
7
8AB XI
PENERAPAN SIsTEM MANAJEMEN K3
Pasal 14
(1) Seluruh Unit PLN wajib menerapkan SMK3 sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan yang berlaku.
(2) Seluruh Unit PLN dapat meningkatkan penerapan sistem manajemen
keselamatan 5esuai dengan standard internasional.
(3) Untuk memastikan keberhasilan dalam pelaksanaan SMK3 atau Standard
lnternasional yang lain, unit wajib melaksanakan :
a. Audit lnternal, yaitu audit yang dilaksanakan oleh internal Perseroan yang
dilakukan minimal 5atu kali dalam kurun waktu satu tahun dari audit
internal sebelumnya, dengan tujuan untuk meninjau, menilai kinerja dan
persiapan audit eksternal.
b. Audit Eksternal, yaitu audit yang dilakukan oleh badan audit eksternal
untuk mengukur penerapan SMK3 atau sesuai Standar lnternasional di
Perseroan yang hasilnya digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
penilaian tingkat pencapaian penerapan 5MK3 atau se5uai standar
interna5ional yang diterapkan.
BAB XII
PENGAWASAN DAN PEMBINAAN KESELAMATAN INSTALASI
Pasal l5
(l) Pengawasan dan pembinaan keselamatan instalasi pada Unit Pelaksana
dilaksanakan oleh Pimpinan Unit Pelaksana.
(2) Pengawasan dan pembinaan keselamatan instalasi pada Unit lnduk
dilaksanakan oleh Pimpinan Unit lnduk.
(3) Pengawasan dan pembinaan pelaksanaan keselamatan instalasipada
tingkat Perseroan dilaksanakan oleh KDIV K3L, KDIV Operasi Regional dan
KDIV Konstruk5i Regional.
BAB XIII ..
69
BAB XII!
SANKSI
Pasal 16
(1) Pegawai Pelaksana pekerjaan atau PegawaiPengawas Pekerjaan atau
Manajemen Unit Perseroan yanq tidak melaksanakan pedoman keselamatan
instalasi ini, sehingga mengakibatkan kecelakaan instala5i dikenai sanksi
berupa hukuman disiplin pegawai berdasarkan buktidari hasil investigasi
yang dilakukan oleh Tim P2K3 yang 5elanjutnya diproses oleh Tim lnvestigasi
Pelanggaran Disiplin Pegawaidan diputuskan oleh Pimpinan Unit Perseroan
sesuai dengan ketentuan Peraturan yang berlaku.
{2) Apabila kecelakaan instalasi dalam ayat (l) pasal inidisebabkan oleh
kelalaian daritenaga alih daya, maka Manajemen perusahaan tenaga alih
daya dikenai sanksi oleh Perseroan sesuai dengan Perjanjian Kontrak antara
Perseroan dengan Manajemen Peru5ahaan alih daya.
(3) Pejabat Penanggung Jawab lnstalasiyang melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal9 hurufa dikenai sanksi oleh Perseroan
dalam bentuk sanksi di5iplin pegawai sesuai dengan ketentuan Peraturan
yang berlaku.
{4) Pejabat K3 Unit yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal t huruf b dikenai sanksi oleh Perseroan dalam bentuk sanksi disiplin
pegawai sesuai dengan ketentuan Peraturan yang berlaku.
(5) Pimpinan Unit Perseroan dan/atau P2K3 Unit Pelaksana yang melanggar
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal9 hurufc dikenai sanksi oleh
Per:eroan dalam bentuk sanksidisiplin pegawai sesuai dengan ketentuan
Peraturan yang berlaku.
{6) Pimpinan Unit Perseroan dan/atau P2K3 Unit lndukyang melanggar
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal9 hurufd dikenai sanksi oleh
Perseroan dalam bentuk sanksi disiplin pegawai sesuai dengan ketentuan
Peraturan yang berlaku.
(7) Pimpinan Unit Perseroan yang melanggar ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal t huruff dan huruf g dikenai sanksi oleh Perseroan
dalam bentuk sanksi disiplin pegawai sesuai dengan ketentuan Peraturan
yang berlaku.
(8) Manajemen Unit lnduk atau Unit Pelaksana atau Sub Unit Pelaksana yang
melakukan kelalaian (Unsafe Condition) sebagaimana yang dimak5ud pada
pasalS dikenai sanksi disiplin pegawai se5uai dengan ketentuan Peraturan
yang berlaku.
70
rL
4
aI
8AB XtV
LAIN-LAIN
Pasal '17
(1) Formulir-formulir yang digunakan sebagaimana tercantum pada Lampiran
ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
(2) Segala biaya yang timbul dari pelaksanaan Peraturan inidibebankan pada
Anggaran Perseroan.
(3) Anak Peru5ahaan dalam pelaksanaan keselamatan instalasidapat
menerapkan Peraturan ini berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang
Saham Anak Perusahaan atau mengatur sendiritata cara pelak5anaan
keselamatan instalasi.
BAB XV
PENUTUP
Pasal l8
(l) Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, maka Keputusan Direksi PT PLN
(Persero) Nomor : 090.lVDlR/2005 tentang Pedoman Keselamatan lnstalasi di
Lingkungan PT PLN (Persero) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.
(2) Peraturan ini mulai berlaku terhitung sejak ditetapkan.
Ditetapkan diJakarta
Pada tanggal 10 Juni2016
DIREKTUR UTAMA
so BASIR
71
lnstalasi dl Lingkungan PT PLN (PFR5FRO)
PT PLN (PERSERO)
De.gan ini kami la porkan bahwa telah le.jadi Ke<elakaan sebagai b€ikut:
I. DATA KECELAKAAN
Lokasi kejadaan Kecelakaan
Tanggal k€jadian Ke€elakaan
waku kejadian K€(elakaan
Perkiraan P€nyebab terjadinya K€(elakaan
KondisiKorban
b. Kodan -2
- No.ld€ntitas ( NIP/No.KTP)
Tempat / Tanggal Lahn ,,,.,., ' ' ' ',,,,...,............ ......... '........ /......
Laki-laki / Percmpuan *)
- StatusKetenagakeiaan Pegawai / Tenaga Alih Daya r)
' KondisiKorban Luk. ingan / Luka b€rat / Meninggal ')
I dst
73
PIN (PERSERO)
PT PLN IPERSERO}
Menindaklanjuti laporan Kecelakaan lnstalasi Nomor...............dengan ioi kami menunjuk anggota P2K3
rerrebut dibawa h ini sebagai Tim lnvertiga ri Kecelakaan, dengan susu nan sebagai berikul :
I Ketua
Jabatan
2. Anggota
,abatan
3. Anggota
Jabatan
4. dst
Tu9.5 - lugasTim lnvettigati Ke.elakaan sebag.imana terdapat dalam Keputusao OireksiPT PLN (Pertero)
Nomor. xxxx.ru / xxx / xxxx Pasal9 hurufe.
74
E
BERITA ACARA
|ryvE!f!q4!! {!!!!
NO... ___________-__-__8Al t 072 / P2K3 / __... -___-_-_ | 2O____
Pada ha i ini .................... langgal ----............... bula n.............Ta hun...................... ( Tg I Sulan,Tahun), relahdilakukan
lnvestigatiatasKecelakaan lnstalasi,dengandatasebagai berikut:
I. OATA KEGLAXAAN
],] LOKAsIKE]ADIAN
a. Unit Pe6eroan 5ub llnil tlnit P.lal(!ana -llnir lnduk
b. Pimpinan Unit Nama Pimpinan Unit dimana kecelakaan l€6ebutterjadi
b. Koban -2
c. Korban 3
')Corctyongtidokpe u
") Aqbilo junloh kohan > 3 onng, nako dilanpnkan teryisah dai Eetita A.an tnv5tigati.
75
1.3 DATATEKNIK
a. TanggalKejadian
d. Kegiatan Pekerjaan
)DIsTRIBUSISR )TBANSMISI
)DISTRIBUSIJTR )PEIi4BANGKIT
I)LA N LAIN
I KeteranganTambahan
II. XRONOLOGISKEJADIAN
Jam (jam:menit:detik)
.lam jam:menit:detik)
(
Jam Uamrmenitrdetik)
Dst.
76
It. Ai{AL|SA
3.1 Penyebab l-angsung
a. Kondisi Berbahaya (Unsafe Condition) yang ditemukan dim.na merupalanfahor
penyebab teriadinya ke(elakaan
l
2
b. Tiodakao Serbahaya (Unsafe A.t) yang dilakukan oleh korban dimana merupakan fakror penyebab
terjadinya kecel.kaan
3.2 Upaya Pen.egahanYang Sudah D lakukan Manajemen Sebelum Ielad inya Kecelakaan
d!t.
l
dst.
VI. LAMPIRAN
Lampiran ini beriri evder.e arau bu kibukti terkait terjadinya Ke.elakaan lnstalasi.yang b€rupa fotodan
dokumen lainnya yang te*ait-
..., tql/bln/thn
rIM INVESTIGASI
(EIUATIM l.
NAMA
TTD TTD
ANG6OTA TI[,I 7.
JABATAN ]ABATAN
TTD TTD
7a
-
PT PLN (PERSERO)
Demikian surat Penetapan Ke(elakaan lnnalasi ini dibuat untul bira dip€lgunakan sebagaimana mestiny..
*) Corctyang tidakp€ u
") Ditanda tanganiol€h Pimpinan UnitP€Eerodn
79
Lampircn I Keputu\on Dneksi PT PLN lPe\ero)
Nomot : -............... . ...........
Folmulir5:Laporan dariUnit Pelak5ana k€pada Unit lnduk
PI PLN (PERSERO)
LAPORAN BULANAN
KECELAKAAN INSTALASI
SULAN ..........-...............................--.... TAHUN .......-..
lgliblnjthn PembonqkiV Distubusi / Alomot tenpot kejodion Kerugion Atset, eheryi yang tidok
& Unit tempot kejodioa tertolu*on , bioyo percwotan/
Konnruksi / Lalu lintos / pengobatan. dll yong dihyotakan
I
Lampirun I Keputusan DirerJi PT PLN (Perterc)
lVomor:...............................
Formulrr6: Laporan dariUnit lnduk kepada KantorPusat
PT. PLN {PERSERO}
LAPORAN BULANAN
KECELAKAAN INSTALASI
8U1AN,,,,,,... TAHUN.,........... ....
Pe nlbaag ki( D i stribu si / Alomat tenpor kejodion Ke rugia n At set, e nery i yang tida k
& Unit rempat kejadian teEalutkan , biaya puawatan/pen-
Konstruksi / Lolu lintos / goboton, dll yong dinyotakon dolom
B
Lampiran llKeputusan DircktiPT PtN (Pe6ero)
Pfi@n{'iP.Iakwbldllffi'B'
!61 rus6 ieg.da Prxl 6t PahteM
rmP2ffitrI)l:*s:,*trn69&s
fulBAIrEtga6dl.0.6
l.,adaAn'gmnLrniPM^
M.r.pdbn*lp€@p.^r@b'a
,,'od'rip. B rs6rq:B be.d. xorv
x3rE iblM rcv cR
L]!V[]L
82
I(etika l(eselamatan
rnenjadi yang
Pertanna maka
a
Anda rne adi yang
Te a
a
rF
I:J
-L
#,
-
PLN
PT PtN (PERSERO)
PERATURAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : O252.P I DIR I 2016
TENTANG
,/
/ www.pln.co.id
PT PLN (PERSERO)
PERATURAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)
NOMOR : 0252.P I OIR 12016
TENTANG
PEDOMAN KESELAMATAN UMUM DI LINGKUNGAN
PT PLN (PERsERO)
a7
5. Undang-undang Rl Nomor 30Tahun 2009 tentang
Ketenagalistrikan;
6. Undang-undang Rl Nomor 24Tahun 2011 tentang
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial;
7. Peraturan Pemerintah Rl Nomor23Tahun 1994tentang
Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Listrik
Negara menjadi Perusahaan Perseroan (Persero);
8. Peraturan Pemerintah Rl Nomor l02Tahun 2000
tentang Standarisasi Nasional;
9. Peraturan Pemerintah Rl Nomor'l4Tahun 20'12
tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik,
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah RlNomor 23Tahun 2014;
10. Peraturan Pemerintah Rl Nomor 50Tahun 2012 tentang
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja;
I l. Peraturan Pemerintah RlNomor62Tahun 2012 tentang
Usaha Ja5a Penuniang Tenaqa Listrik;
I2. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral Nomor 45 Tahun 2005 tentang lnstalasi
Ketenagalistrikan, rebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Nomor 046Tahun 2006;
t3. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 26Tahun
20 4 tentang Penyelenggaraan Penilaian Penerapan
1
a8
n
7
l
x
Ir rla
Perusahaan Listrik Negara;
18. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 304.1V
DIR/2009 tentang Batasan Kewenangan Pengambilan
Keputusan di Lingkungan PT PLN (Persero)
sebaqaimana telah beberapa kali diubah, terakhir
denqan Peraturan Direk5i PT PLN (Persero) Nomor
0313.K/DtR/20r 4;
19. Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor 0015.P/
DIR/2015 tentang Organisa5i dan Tata Kerja PT PLN
(Persero).
N.4emperhatikan Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Di Luar Rapat
(Sirkuler) Nomor I 39/DlR/201 5 tentang Pembagian
Tugas dan Wewenang Serta Tempat Kedudukan Anggota
Direksi PT PLN {Persero).
MEMUTUSKAN:
BAB 1...
89
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
'1. Anak Perusahaan adalah Badan lJsaha yang sahamnya dimiliki oleh
Perusahaan lebih dari 50 Eo (lima puluh persen).
2. Audit adalah suatu proses sistemetis, independen dan terdokumentasi
untuk mendapatkan buktiaudit dan evaluasi objektivitas untuk menetapkan
sejauh mana kriteria audit terpenuhi.
3. Cacat tetap total adalah keadaan tenaga kerja tidak mampu beker.ia sama
sekali untuk selama-lamanya.
4. Cacat tetap 5ebagian adalah cacat yang mengakibatkan hilangnya sebagian
atau beberapa bagian darianggota tubuh.
5. Cacat kekurangan fungsi adalah (acat yang mengakibatkan berkurangnya
fungsi sebagian atau beberapa bagian dari anggota tubuh untuk selama-
lamanya.
6. Dokter Perseroan adalah dokter yang ditunjuk oleh Per5eroan.
7. lnstalasi adalah :
90
11 Manajemen Unit Perseroan adalah pegawai yang mendudukijabatan
struktural di Unit Perseroan.
12. Pesan teks adalah pesan tertuli5 yang dikirimkan dari satu orang ke orang
lain melalui alat komunikasi (seperti : sms, whatsapp messenger, Blackberry
messenget dll).
13 Pegawai adalah mereka yang setelah memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan, diangkat dan diberi penghasilan menurut ketentuan yang
berlaku diPerseroan.
14 Pejabat Keselamatan Ketenagalistrikan atau yang disingkat Pejabat K3
adalah pegawai yang menangani bidang K3, yang mempunyai wewenang,
tugas, kewajiban dan tanggungjawab untuk melaksanakan pembinaan dan
pengawasan keselamatan ketenagalistrikan.
15. Pejabat Penanggung Jawab lnstalasi adalah pejabat yang mempunyai
wewenang, tugas, kewajiban, tanggung.iawab terhadap pelaksanaan
kegiatan in5tala5i
16 Pejabat SDM adalah pegawai yang menduduki jabatan struktural yang
menangani bidang SDM di tingkat PLN Unit induk atau PLN Unit Pelaksana.
17 PLN Kantor Pusat adalah Pusat Organisasi Perseroan.
t8 Perilaku berbahaya (unJafe oct, adalah tindakan/perilaku tidak aman dan
berbahaya dari pekerja/ma5yarakat umum yang dilatarbelakangi oleh
faktorfaktor internal seperti sikap dan tingkah laku yang tidak aman,
kurang pengetahuan dan keterampilan, cacat tubuh yang tidak terlihat dan
kelelahan.
t9 Pimpinan Unit Perseroan adalah Kepala Divisi Umum untuk Kantor Pusat,
General Manager untuk Unit lnduk dan Manajer untuk Unit Pelaksana.
24. Perseroan adalah PT PLN (Persero) yang didirikan dengan Akta Notaris
Soetjipto 5H No.l69 Tahun 1994 beserta perubahannya.
21 Unit lnduk adalah unit organisasi satu tingkat di bawah Kantor Pusat yang
melaksanakan kegiatan usaha tertentu sesuai dengan tuiuan dan kegiatan
usaha perusahaan.
22 Unit Pelaksana adalah unit organisasi dibawah Unit lnduk.
23 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya
disingkat 5MK3 adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan yang
digunakan untuk mengembangkan dan menerapkan kebijakan K3 dan
mengelola risiko K3.
91
Peraruraf D reksiTentanq Pedoman Ke5elamalan llmum diLingkunqan PT PLN (PERSERO)
24. Tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan tertutup atau terbuka,
bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau yang 5ering dimasuki
tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau
sumber-sumber bahaya.
25. Tim lnvestigasi Pelanggaran Di5iplin Pegawai adalah tim yang dibentuk
oleh Perseroan ata5 dugaan pelanggaran disiplin sedang dan berat yang
dilakukan oleh pegawai, dengan keanggotaan terdiri dari un5ur Perseroan
dan serikat Perkerja yang bertugas membantu PYBM (Pejabat Yang
Berwenang Menghukum) dalam mencarifakta, bukti bukti dan memeriksa
pegawai dan/atau pihak-pihak yang terkait serta membuat rekomendasi.
26. Tim lnvestigasi Kecelakaan adalah tim yang dibentuk oleh Pimpinan U nit
Perseroan, dengan keanggotaan te.diri dariTim P2K3 (Panitia Pembina
Keselamatan Kesehatan Ker.ia).
27. Unit Perseroan adalah Kantor Pusat, Kantor Unit lnduk, Kantor Unit
Pelaksana dan Kantor 5ub Unit Pelaksana.
8AB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal2
(l) Maksud Peraturan iniadalah sebagai pedoman keselamatan umum di
lingkungan Perseroan.
(2) Tujuan Peraturan iniadalah untuk mewujudkan kondisi andal dan aman
bagi instalasi, aman dari bahaya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya
serta ramah lingkungan.
BAB III
RUANG LINGKUP
Pasal 3
Ruang lingkup dari Pedoman Keselamatan Umum di Lingkungan PT PLN (Persero)
adalah peraturan keselamatan bagi masyarakat umum yang tinggaldi sekitar
instalasi, masyarakat umum yang menjaditamu perseroan dan masyarakat
umum yang melaksanakan kegiatan di sekitar instalasi milik Perseroan, dengan
(ara memberikan pencegahan, perlindungan, pengamanan dan penyelesaian
terhadap terjadinya kecelakaan masyarakat umum.
92
BAB IV
KECELAKAAN MASYARAKAT UMUM
Bagian Pertama
Jenis Kecelakaan Masyarakat Umum
Pasal4
('l) Kecelakaan masyarakat umum pada daerah hukum Perseroan adalah
kecelakaan masyarakat umum yang disebabkan oleh instalasitenaga
listrik milik Perseroan atau sebab lain yang berhubungan dengan kegiatan
Perseroan.
(2) Kecelakaan masyarakat umum pada daerah hukum Pelanggan adalah
kecelakaan masyarakat umum yang disebabkan oleh instala5itenaga listrik
milik Pelanggan (instalasi listrik pada bangunan/persil milik pelanggan).
Kecelakaan ini tidak menjadi tanggung jawab Perseroan, tetapi Perseroan
berkepentingan memperoleh informasi dan data kecelakaan sebagai bahan
penyuluhan keselamatan umum kepada masyarakat.
(3) Kecelakaan masyarakat umum pada daerah hukum Pemerintah Daerah
(Pemda) adalah kecelakaan masyarakat umum yang disebabkan oleh
instalasi tenaga listrik milik Pemerintah Daerah (instalasi penerangan jalan
umum/PJU, instalasi lampu pengatur lalu lintas, instalasitaman kota dan
in5talasi sarana umum lainnya yang bukan milik Per5eroan). Kecelakaan ini
tidak menjadi tanggung jawab Perseroan, tetapi Perseroan berkepentingan
memperoleh informasi dan data kecelakaan sebagai bahan penyuluhan
keselamatan umum kepada Pemda dan masayarakat umum.
Bagian Kedua
Penyebab Dasar Terjadinya Kecelakaan Masyarakat Umum
pasal 5
(l) Penyebab dasarterjadinya kecelakaan masyarakat umum akibat kondisi
betbahaya (unsofe condition) yang metupakan kelalaian dari Manajemen
Perseroan, antara lain:
a. Tidak memberikan penyuluhan kepada masyarakat umum yang tinggal
di sekitar instalasi, masyarakat umum yang men.iadi tamu perseroan dan/
atau masyarakat umum yang melaksanakan kegiatan disekitar instalasi
milik perseroan.
b. Tidak melakukan inspeksi instalasitenaga listrik dan/atau bangunan/
5arana/prasarana secara berkala 5erta tidak menindaklanjuti ha5il inspeksi.
<. Tidak melakukan sertifkasi laik operasi (5LO) bagi instala5itenaga listrik
dan/atau bangunan/sarana/prasarana.
d.Tidok memosong...
93
PeratLran Dire1(5iTentanq P€doman Keseamataf Umum diLingk!nqan PT PLN iPERSERO)
94
rl
- Menggali/mengeruldmengurug tanah/aktifitas pembakaran dekat
instalasi tenaga listrik milik Perseroan yang dapat berpotensi
mengakibatkan bahaya roboh, longsor, banjir, kebakaran dan lain-lain
(3) Penyebab dasar terjadinya kecelakaan masyarakat umum akibat kondisi
berbahaya (unsofe conditbn) yang merupakan kelalaian dari Masyarakat
umum, antara lain :
a. Rendahnya pemahaman masyarakat terhadap bahaya listrik.
b. Penggunaan/kepemilikan produk pemanfaat tenaga listrik (peralatan
kerja, peralatan rumah tangga dan peralatan lainnya)yang tidak
dilengkapi dengan sertifi kat keselamatan/tidak memenuhi syarat
keselamatan atau tidak memenuhi standar 5NI.
c. Penggunaan/kepemilikan in5talasi pemanfaatan tenaga listrik (instalasi
pelanggan) yang tidak dilengkapi dengan sertifikat laik operasi (SLO)/
tidak memenuhi syarat keselamatan.
Bagian Ketiga
Penyebab Perantara Terjadinya Kecelakaan Masyarakat Umum
Pasal6
Penyebab perantara terjadinya kecelakaan masyarakat umum antara lain:
a. Listrik
b. Tertimpa
c. Terjepit
d. Tertabrak
e. Kimia
f. Kebakaran/ledakan
Bagian Keempat
Akibat Terjadinya Kecelakaan Masyarakat Umum
Pasal 7
(l ) Akibat kecelakaan masyarakat umum bagi masyarakat dapat berupa :
a. Kerusakan pada instalasi tenaga listrik yang dimiliki Perseroan atau yang
dikelolo oleh..
95
Pe.arlrran DireksiTenianq Pedoman Kese amatan Llmum diLing
BABV
PENCEGAHAN DAN PERLINDUNGAN TERHADAP TERJADINYA
KECELAKAAN MASYARAKAT UMUM
Pasal 8
(1) Manajemen Unit Perseroan wajib melakukan kegiatan pencegahan dan
perlindungan terjadinya kecelakaan masyarakat umum dengan melakukan
pengendalian teknis terhadap adanya kondisi berbahaya (un5afe condition)
pada instala5i milik Perseroan, antara lain :
a. Melakukan inspeksi instalasi tenaga listrik dan bangunan/sarana/
prasarana secara berkala serta menindaklanjuti hasil inspeksi.
b. Melakukan sertifikasi laik operasi (SLO) bagi instalasi tenaga listrikdan
bangunan/sarana/prasarana.
c. Memasang rambu-rambu tanda bahaya pada instalasitenaga listrik yang
be.potensi bahaya bagi masyarakat umum.
d. Memasang kunci pengaman pada instalasi tenaga list.ik yang berpotensr
bahaya bagi ma5yarakat umum.
e. Melakukan pemeliharaan instalasi tenaga listrik dan bangun an/satana/
prasarana secara berkala sesuai dengan prosedur yang ditentukan.
I Melengkapi peralatan/sistem proteksi kebakaran bagi instalasi tenaga
listrik dan bangunan/sarana/ prasarana sesuai dengan standar.
g. Mengganti peralatan instalasiyang tidak layak pakai.
(2) Manajemen Unit Perseroan wajib melakukan kegiatan pencegahan dan
perlindungan terjadinya kecelakaan masyarakat umum dengan melakukan
pengendalian personel terhadap perilaku betbahaya (unsofe oct) dati
masyarakat umum, antara lain namun tidak terbatas pada :
a. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat umum tentang kegiatan/'
tindakan yang dapat membahayakan keselamatan dirinya dan
merugikan Perseroan, seperti penggunaan tenaga listrik secara tidak sah
atau mencuri aliran listrik.
b. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat umum tentang penggunaan/
96
I
BAB VI
PENYELESAIAN TERJADINYA KECELAKAAN MASYARAKAT UMUM
lnvestigasi Terjad inya Kecelakaan Masyarakat Umum
Pasal 9
Kegiatan lnvestigasi terjadinya kecelakaan masyarakat umum dilakukan (sesuai
lampiran-ll) sebagai berikut :
a. Pejabat Penanggung lawab lnstalasi milik Perseroan setelah menerima
informasi terjadinya kecelakaan menimpa masyarakat umum, harus segera
memastikan apakah kecelakaan masyarakat umum tersebut terjadi pada
daeruh hukurn
97
P€rarur.n Dnek5 Tenrang Pedoman Kes€ldmalan Umunr dl Llnqkungaf FT PLN (PERSEFO)
98
evalua5idan Pimpinan Unit Perseroan wajib menerbitkan 5urat Penetapan
Kecelakaan (sesuai Lampiran-l : Formulir 4), selambat-lambatnya dalam
waktu 2 (dua) hari kerja setelah menerima laporan dari P2K3 Unit.
h Surat Penetapan Kecelakaan sebagaimana dimaksud hurufg pada ayat
ini yang dilampiri dengan Eerita Acara lnvestigasi Kecelakaan waiib
dilaporkan oleh Pimpinan Unit lnduk kepada PLN Kantor Pu5at cq. Kepala
Divisi Keselamatan Kesehatan Kerja Keamanan dan Lingkungan (KDIV K3L),
dengan tembusan Kepala Divisi Operasi Regional (KDIV OR) terkait dan
P2K3 Kantor Pusat, selambat lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah Penetapan
Kecelakaan.
Apabila pada Surat Penetapan Kecelakaan sebagaimana dimaksud huruf h
pada ayat inidan berdasarkan hasil investigasisebagaimana tertuang dalam
Berita Acara lnvestigasi terbukti bahwa kecelakaan tersebut disebabkan
oleh kelalaian Manajemen Unit Perseroan, maka hasil investigasi ter5ebut
oleh KDIV K3L akan disampaikan kepada KD|VTalenta untuk dapat diproses
pemberian sanksi disiplin pegawai sesuaidengan ketentuan yang berlaku di
Per5eroan.
BABVII
PELAPORAN DAN STATISTIK KECELAKAAN MASYARAKAT UMUM
Pasal l0
(1) Unit Petaksana wajib membuat laporan kecelakaan umum yang terjadi di
unitnya pada setiap bulan berjalan dan dilaporkan kepada unit induk pada
awal bulan berikutnya (sesuai Lampiran-l Formulir 5).
(2) Unit lnduk wajib membuat laporan kecelakaan umum yang terjadi di
unitnya pada bulan berjalan dan dilaporkan kepada PLN Kantor Pusat c.q
Kepala Divisi Keselamatan, Kesehatan Kerja, Keamanan dan Lingkungan
(KDIV K3L), selambat-lambatnya pada pertengahan bulan berikutnya (sesuai
Lampiran-l Formulir 6).
(3) Unit lnduk walib membuat Laporan Statistik Kecelakaan umum Triwulanan
&Tahunan dan dilaporkan kepada PLN (antor Pusat €.q Kepala Divisi
Keselamatan, Kesehatan Kerja, Keamanan dan Lingkungan (KDIV K3L),
selambat-lambatnya pada pertengahan bulan berikutnya.
(4) Laporan Statistik sebagaimana dimaksud ayat (3) pasal ini memuat antara
lain Narasi,Tabeldan Gra6k dan data sebagaiberikut I
a. Penyebab Kecelakaan umum (listrik, tertimpa, terjepit, tertabrak, kimia,
kebakaran/ledakan dan sebagainya);
b. Akibal kecelokoon umurn..
99
Peratu rao Direks Tentang Pedoman Ke5e a matan U m LJm d Lingku ngdn PI PLN (PERSERO)
BAB VIII
STANDARISASI sIsTEM MANAJEMEN
Pasal I1
(1) Manajemen Unit Perseroan wajib menerapkan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja sesuai dengan standard Nasional maupun
lnternasional guna mendukung program Kecelakaan Nihil (Zero Accident).
(2) Manajemen Unit Perseroan wajib menerapkan program Kecelakaan Nihil
(Zero Accident) untuk kecelakaan kerja dan PAK,/PAHK bagi seluruh Pegawai
dan tenaga kerja
BAB IX
KINERJA KESELAMATAN UMUM
pasal l2
(l) Kiner.ia ke5elamatan umum merupakan bagian dari kinerja Keselamatan
Ketenagalistrikan (kinerja K2) pada kontrak kinerja unit
(2) Perhitungan Nilai Kinerja Unit sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1)
diatur lebih lanjut dalam Edaran tersendiri.
'I O0
BAB X
PANITIA PEMBINA KE5ELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (P2K3) DAN
KOMITE KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN (KOMITE K2)
pasal l3
(l ) PLN Kantor Pusat, PLN Unit lnduk dan PLN Unit Pelaksana wajib membentuk
P2K3 yang merangkap 5ebagai Komite K2.
(2) P2K3 sebagaimana ayat ('l) pasal ini dibentuk sesuai dengan ketentuan
perundangan yang berlaku.
(3) P2K3 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini antara lain:
a. Melaksanakan peran dan fungsi P2K3 sebagaiman ketentuan
perundangan yang berlaku.
b. l"4embantu manajemen dalam hal perencanaan, pembinaan, analisa dan
evaluasi atas implementasi program keselamatan ketenagalistrikan.
(4) Melakukan investagasiatas kecelakaan yang terjadi untuk kepentingan
perbaikan sistem keselamatan ketenagalistrikan.
BAB XI
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3
Pasal l4
(1) Seluruh Unit PLN wajib menerapkan SMK3 sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan yang berlaku.
(2) Seluruh Unit PLN dapat meningkatkan penerapan sistem manajemen
keselamatan sesuai dengan standard internasional.
(3) Untuk memastikan keberhasilan dalam pelaksanaan 5MK3 atau Standard
lnternasional yang lain, unit wajib melaksanakan:
a. Audit lnternal, yaitu audit yang dilaksanakan oleh internal Perseroan yang
dilakukan minimal ratu kali dalam kurun waktu satu tahun dari audit internal
sebelumnya, dengan tujuan untuk meniniau. menilai kinerja dan persiapan
auditeksternal.
b. Audit Eksternal, yaitu audit yang dilakukan oleh badan audit eksternal
untuk mengukur penerapan 5MK3 atau sesuai Standar lnternasional di
Perseroan yang hasilnya digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
penilaian tingkat pencapaian penerapan SMK3 atau sesuai standar
internasional yang diterapkan.
BAB XII,..
r01
Peralurdn D reksiTenranq Pedoman K€selamatan Lmum diLinqkunqan PI PtN (PEfiStRO)
BA8 Xil
PENGAWASAN DAN PEMBINAAN KESELAMATAN UMUM
Pasal '15
(l ) Pengawasan dan pembinaan keselamatan umum pada Unit Pelaksana
dilak5anakan oleh Pimpinan Unit Pelaksana.
(2) Pengawasan dan pembinaan keselamatan umum pada Unit lnduk
dilaksanakan oleh Pimpinan Unit lnduk.
(3) Pengawasan dan pembinaan pelaksanaan keselamatan umum pada tingkat
Perseroan dilaksanakan oleh KDIV K3L, KDIV Operasi Regional dan KDIV
Konstruksi Regional.
BAB XIII
SANKSI
Pasal 16
(l ) Manajemen Unit Perseroan yang tidak melaksanakan pedoman keselamatan
masyarakat umum, sehingga mengakibatkan kecelakaan masyarakat umum
dikenai sank5i berupa hukuman disiplin pegawai berdasarkan bukti dari
ha5il investigasiyang dilakukan olehTim P2K3 yang selanjutnya diproses
oleh Tim lnvestigasi Pelanggaran Disiplin Pegawai dan diputuskan oleh
Pimpinan Unit Perseroan sesuai dengan ketentuan Peraturan yang berlaku.
(2) Pejabat penanggung jawab in5talasi yang melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal9 hurufb dikenai sanksi oleh Perseroan
dalam bentuk sanksi disiplin pegawai sesuai dengan ketentuan Peraturan
yang berlaku.
(3) Pimpinan Unit Perseroan dan P2K3 Unit yang melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal t huruf c dan huruf e dikenai sanksi
oleh Perseroan dalam bentuk sanksi disiplin pegawai sesuai dengan
ketentuan Peraturan yanq berlaku.
(4) Pimpinan Unit Perseroan yang melanggar ketentuan rebagaimana
dimaksud dalam Pasal t huruf g dan huruf h dikenai 5anksi oleh Perseroan
dalam bentuk sanksi disiplin pegawai sesuai dengan ketentuan Peraturan
yang berlaku.
{5) Manajemen Unit lnduk atau Unit Pelaksana atau sub Unit Pelaksana yang
melakukan kelalaian (Unsafe Condition) 5ebagaimana yang damaksud pada
pasal 8 dikenai sanksi disiplin pegawai sesuai dengan ketentuan Peraturan
yang berlaku.
'I02
BAB XIV
LAIN-LAIN
Pasal t 7
(1) Formulir-formulir yang digunakan sebagaimana tercantum pada Lampiran
ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan ini.
(2) Segala biaya yang timbuldari pelaksanaan Peraturan inidibebankan pada
Anggaran Perseroan.
(3) Anak Perusahaan dalam pelaksanaan keselamatan umum dapat
menerapkan Peraturan ini berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang
Saham Anak Perusahaan atau mengatu. sendiri tata cara pelaksanaan
keselamatan umum.
BAB XV
PENUTUP
Pasal 18
(1) Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, maka Keputusan Direksi PT PLN
(Persero) Nomor : 091 .K/DlR/2005 tentang Pedoman Keselamatan umum di
Lingkungan PT PLN (Persero) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.
(2) Peraturan ini mulai berlaku terhitung sejak ditetapkan.
Ditetapkan diJakarta
Pada tanggal 10 Juni 2016
DIREKTUR UTAMA
BASIR
103
104
L,* I
I. DATA XECELAXAA]{
Lokati kejadian Ke.elakaan
Tanggal kejadian Kecelakaan
Waktu kejadian Kec€lakaan
Perkrraan Penyebab terjad inya Xecelakaan
Tempat /TangqalLahk
lenis Kelamin
2. Nama
No.ldentitas ( NIP/ No. KTP )
Tempat /TanggalLahir
.,enir Kelamin
3. dn
lll. INf ORMASI TAMBAHAN (berisi informasi reputar terjadinya ke(€lakaan)
105
,-orr'*o* lr'r' , I
| i
PT PLN (PERSERO)
Meninda klanl uti laporan (e.elakaan i,lasyarakat U mum Nomor ........................ denqan ini kam i menu nju k
anggota P2Kl te6ebut dib.wah inisebagaiTim lnvestigasa Ke(ela kaa n dengan eu5unan sebaqaiberikut:
1- Ketua
2. Angqota
3. Anggota
Iugas tugasTim lnve(i9ati (e(elakaan sebagaimana tedd pat dalam Keputu5an DireksiPT PLN (Persero)
No. xxxx.xxx / xxx / xxxx Pasal9 huruff.
-)
106
, PLN (PERSERO)
[ro,*o^
PT PLN IPERS€RO)
atas ke(elakaan masyarakat umurn yang menyebabkan ................---.-...-................, dengan ani kama tetapkan i€bagai
2. (ec€lakaan Maryarakat Umum in i me.gakibatka n teruq,an materia l sebesar ...... . -(dalam ruprah)
Demikian suratPen€tapan (ecelakaan Matyarakat Umum in, dibuat untuk ba!a dipergunakan rebagarmana
107
LAMPIRAN 4 Ke5elamatan lJmum diLingkungJn PT nLN (I'[RSERO)
BERITA ACARA
INVESTIGASI KECELAKAAN
Pada hari ini .................... laoggal ................... bu1an............ Tah'rn . .............. (Tql'8ula. Tah un), lelah dilalukan
lnvertigaeiatarKe<elaka.nM.syarakatUmum,dengandatarebagaib€ikut:
I. DATA XECELAKAAN
],] LOKASIKEJAOlAN
a. Unit Perseroan 5ub Unit -Unil Pelaksa^a -Unit lnduk
b. Pimpin.n Unit N.ma Pimpin.n UnI dimana kecelalaan teBebur terjadi
b. Korb.n l
Usia Tahun
,,,,..,.,.............
Laki'lakl / Perempuan ')
Status Ketenagakerjaan Pegawaa/Ten.ga alih daya 1)
KondisiKorban tuka ringan / Luk. berat / Men inggal ')
'r 08
MPIRA 5 PedomBn Ketelamatan Umum di rlngkungan PI PLN (PERSEfiO)
a. TangqalKejadaan
c. Single linediagram
d. (€giatan Pekerjaan
)DtsTRt8U5t5R )TRANSMISI
) DIsTRISUSI]TR ) PEA,lBANGKIT
II. KRONOLOGISXEJADIAN
Jam (jam:meniidetik)
lam (iam:menitdelik)
lam (jam:menitdetik)
lam (j.m:menitdetik)
Dsr
109
I II. ANALISA
3.1 Penyebab lanqsung
a. Xondiri Eerbahaya (Unsaf€ Condition) yanq ditemukan dimana merupakan faktor
p€nyebab terjadinya ke(elakaan
b. Tindakan Berbahaya (Unrafe Act)yanq diatukanoleh korban dimana merupakan faktor penyebab
terjadinya keceldkadn
3.2 Upaya Pen.€gahan Yang sudah Dilakukan [4anajemen Sebelu m Terjadinya Kecelakaan
110
[rr,*o*,
V. REXOMENDASI PEREAIKAN
I
I
d!l
VI. LAMPIRA
Ldmpiran ini berisi evidence atau buhi buktiterkait teriadinya Kecelakaan Masyarakat Umum,yang berupa
foto dan dokumen lainnya yang te*air
...,t91/blnnhn
TIM INVESTIGASI
(ETUATIM
1.
JAEATAN
JAEATAN
TTO
TTO
2- ANG6OTATIM
2.
,ABATAN
TTD TTD
111
Lonptan I Keputusan Dtreki PT PLN (Perteto)
LAPORAN BULANAN
KECELAKAAN MASYARAKAIUMUM
ELlta\.. ............ ......... ......... -ar', u \ . .....
AKIBATYANG DITIMBUI.KAN
TANGGAL
FUN65I LOXA5IKE,lAOIAN KERUGIAN
XEJADIAN LUKA RINGAN LUKA BEBAT MENINGGAL d
MATERIAL
f
Pem bong kiu Distr ibu t i / Alanot tempat kejadian Ketugian A\tet. eneryiyang tidok
& Unit tenpat kejadian retsolr*on , biaya peruwatan/pen-
rgl,bln,thn Kontnuksi / Lalu lintas / gobotan, dll yang dinyatakan dalom l
a
l
......../... . . ......./...............
:?
t
LAPORAN BULANAN
KECELAKAAN MASYARAKAI UMUM
8U1AN,,,,,,.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, .....,,,TAHUN,....
Pem bangkil D i stribus i / Alonot rempot kejodion Ketugon Aeet, eneryiyo g tid.tk
& Unh tenpot keiadion te6olutkon , bioyo penwotan/pen-
19l;blnrthn Konstruksi / Lolu lintat / qoboton, dll yonq dinyotakon dalom
,,,,,''''',''/',,','/
GENERAL MANAGER / MANAJER AREA / MANAJER SEKTOR
]7II,EI'iffIEf' peraturanDrekjr€nranqPe.lomanKerelrm.raoLltrrumdlLnqkL,,,ei,,rrilrLNiPE!\rr-rr
9€1fulxke!€daP2x3lndPar.eM
ydEdjlano.BAl.!€1'0&r.p&(Dlv
K3!Mhls(oIVCR
DVK3L
I
orvrurei!.GAsa*slpela.gg.Bn
114
I