Anda di halaman 1dari 4

TUGAS RESUME FORMULA SPEARMAN-BROWN

Disusun Oleh:

Dwilandini (1700013082)
Sri Rahayu Purnama Dewi (1700013093)
Viola Safira Rohmatika (1700013123)
Ayu Yulistianita (1700013129)
Novia Wulandari (1700013137)

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
2019
A. Sejarah Formula Spearman Brown
Azwar (2018) menjelaskan bahwa Formula Spearman-Brown
(Spearman-Brown Prophecy) merupakan sebuah formula komputasi
yang sangat populer untuk melakukan estimasi terhadap reliabilitas
tes yang telah dibelah menjadi dua bagian yang relatif paralel satu
dengan yang lain. Formula ini dapat digunakan pada tes yang respon
terhadap aitem-aitemnya diberi skor dikotomi (yaitu skor 0 atau 1)
maupun skor bukan dikotomi (misalkan skor 0 s/d skor 4), dan
merupakan rumusan koreksi terhadap koefisien korelasi antara dua
bagian tes yang paralel. Formula Spearman-Brown dinyatakan
sebagai:
S-B= rxx’ = 2(ry1y2)/ (1+ ry1y2)

rxx’ = Koefisien reliabilitas Spearman-Brown


ry1y2 = Koefisien korelasi antara skor kedua belahan

Skor subjek dihitung terpisah untuk masing-masing belahan


y1 dan belahan y2 sehingga setiap subjek memperoleh dua skor.
Kemudian, distribusi skor subjek pada masing-masing belahan
dihitung korelasinya. Koefisien korelasinya disimbolkan oleh ry1y2.
Estimasi reliabilitas tes diperoleh dengan memasukkan koefisien
korelasi tersebut ke dalam formula Spearman-Brown (Azwar, 2018).
Komputasi koefisien reliabilitas tes dengan formula
Spearman-Brown hanya dapat dilakukan apabila kita percaya bahwa
kedua belahan tes tersebut adalah paralel satu sama lain. Di antara
ciri terpenuhinya asumsi termaksud adalah bahwa kedua belahan
tes menghasilkan rata-rata skor (mean) yang setara dan varians skor
yang tidak jauh berbeda satu sama lain. Umumnya untuk
memperoleh dua belahan tes yang relatif paralel satu sama lain,
dilakukan pembelahan cara matched-random subsets atau cara
gasal-genap dikarenakan dari dua cara itulah diharapkan akan dapat
diperoleh belahan-belahan yang memiliki kemiripan karakteristik
maksimal sehingga lebih memungkinkan diperoleh belahan paralel
seperti dikehendaki.
Formula reliabilitas Spearman-Brown akan menghasilkan
estimasi reliabilitas yang cermat hanya apabila koefisien korelasi
diantara kedua belahan tes itu tinggi, karena tingginya korelasi di
antara kedua belahan tes merupakan pula indikasi terpenuhinya
kondisi paralel. Pada kasus yang koefisien korelasi antara kedua
belahan tes tidak begitu tinggi, seharusnya formula komputasi
Spearman-Brown tidak digunakan dan untuk estimasi reliabilitas
beralih kepada cara pendekatan lain (Azwar, 2018).
Menurut Magnuson (dalam Azwar, 2018) metode belah-dua
dapat digunakan untuk mengestimasi kecermatan tes dalam arti
ekuivalensi (kesetaraan) hasil ukur kedua belahannya. Koefisien
ekuivalensi ini pada dasarnya sama dengan koefisien reliabilitas
dilakukan dengan mongorelasikan dua kelompok belahan tes
(misalnya, ganjil-genap) kemudian menghitungnya dengan formula
Spearman-Brown. Teknik ini dapat dilakukan jika peneliti memiliki
keyakinan bahwa dua kelompok belahan tes adalah paralel (Suryani
& Hendryadi, 2015)

B. Kegunaan Spearman Brown


1. Formula Spearman-Brown digunakan untuk meningkatkan reliabilitas
split-half dan untuk memperkirakan korelasi apa yang akan digunakan
untuk keseluruhan tes (Hamdi, 2014).
2. untuk melakukan estimasi terhadap reliabilitas tes yang telah
dibelah menjadi dua bagian yang relatif paralel satu dengan yang
lain.
C. Aplikasi Spearman-Brown dalam Penyusunan Alat Ukur Psikologi
Formula Spearman-Brown bertujuan untuk mengukur
realibilitas. Salah satu syarat dari alat ukur psikologi adalah
realibilitas atau ajeg. Realibilitas tersebut dibagi menjadi tiga jenis
yaitu realibilitas stabil, realibilitas terwakili dan realibilitas seimbang.
Formula Spearman-Brown sendiri merupakan jenis dari realibilitas
stabil. Stabilitas pengukuran merupakan keandalan dalam konteks
waktu. Dua pendekatan yang dapat dilakukan untuk mengukur
stabilitas pengukuran kemudian dibagi lagi menjadi pendekatan tes
ulang dan pendekatan tes paralel. Formula Spearman-Brown hanya
bisa dilakukan apabila kita yakin kedua belahan tes paralel satu
sama lain (Suryani & Hendryadi, 2015).

Anda mungkin juga menyukai