SISTEM KESEHATAN DI INDIA

Fitri Firdausi, 1310015041

India merupakan negara dengan populasi terbanyak kedua di dunia yaitu sebesar 1,2
Miliar penduduk pada tahun 2015 (National Commission on Population, 2016) . Tantangan
terbesar yang masih harus dihadapi sampai sekarang oleh Perdana Menteri India dan jajaran
menterinya ialah masalah kesehatan. Berdasarkan World Health Organization (WHO) tahun
2000 menunjukkan peringkat sistem kesehatan India berada pada posisi 112 dari 190 negara,
sementara menurut sebuah studi yang dirilis pada 2016, India telah menduduki peringkat 143
dari 188 negara di dunia (The Economic Times, 2016). Terdapat beberapa poin tentang sistem
kesehatan yang perlu diperhatikan di negara ini di antaranya adalah kesenjangan antara desa
dan kota, mekanisme pembayaran kesehatan yang kurang efektif, kurang baiknya sistem
kesehatan layanan primer, dan kurang berkembangnya sarana dan prasarana kesehatan.

Kesenjangan yang lebar antara penduduk pedesaan dan perkotaan dalam sistem layanan
kesehatan merupakan masalah yang menjadi sorotan. Berdasarkan data National Health
Account di India, sebesar 70% dari penduduk masih tinggal di daerah pedesaan dan tidak
memiliki atau akses terbatas ke rumah sakit dan klinik. Akibatnya, penduduk pedesaan
sebagian besar bergantung pada program pengobatan alternatif dan klinik kesehatan pedesaan.
Sebaliknya, pusat-pusat perkotaan memiliki banyak rumah sakit swasta dan klinik yang
menyediakan layanan kesehatan yang lebih berkualitas. Pusat-pusat ini memiliki dokter yang
lebih baik, akses ke pengobatan pencegahan, dan klinik kualitas yang merupakan hasil dari
profitabilitas yang lebih baik bagi investor dibandingkan dengan daerah pedesaan tidak begitu
menguntungkan.

Selain kesenjangan desa-kota, masalah sistem kesehatan India adalah tingginya

pengeluaran masyarakat untuk pelayanan kesehatan (kira-kira 70%). Ini berarti bahwa
kebanyakan pasien India membayar kunjungan ke rumah sakit atau dokter dengan uang tunai
langsung setelah perawatan tanpa regulasi pembayaran. Menurut Bank Dunia dan laporan
Komisi Nasional Makroekonomi, hanya 5% dari penduduk India yang ditutupi oleh kebijakan
asuransi kesehatan (Ministry of Health of India, 2005). Dalam hal regulasi, pemerintah India
memainkan peran penting dalam menjalankan beberapa program asuransi kesehatan bagi
penduduk berisiko tinggi dan secara aktif mengatur pasar asuransi swasta.
 India menghadapi kebutuhan yang berkembang untuk memperbaiki masalah
kesehatan primer seperti HIV, malaria, TBC, dan diare. Selain itu, anak balita yang lahir
kekurangan berat badan dan sekitar 7% (dibandingkan dengan 0,8% di AS) dari mereka
meninggal sebelum usia kelima mereka (KPMG, 2010). Untuk kesehatan primer, pemerintah
India hanya menghabiskan sekitar 30% dari total anggaran kesehatan negara (Ministry of
Health of India, 2005). Ini hanya sebagian kecil dari besar yang dikeluarkan Amerika Serikat
dan Inggris pertahunnya. Salah satu cara untuk memecahkan masalah ini adalah untuk
mengatasi masalah infrastruktur dengan standarisasi prosedur diagnostik, membangun klinik
pedesaan, dan mengembangkan sistem teknologi informasi kesehatan, dan meningkatkan
efisiensi. Kebutuhan untuk lulusan medis yang terampil terus berkembang, terutama di daerah
pedesaan yang gagal untuk menarik lulusan baru karena alasan keuangan.

REFERENSI
KPMG. (2010). Healthcare: reaching out to the masses. Retrieved Desember 25, 2016, from
https://www.kpmg.de/docs/healthcare_in_india.pdf

Ministry of Health of India. (2005). Ministry of health and family welfare Government of India.
Financing and Delivery of Health Care Services in India.

National Commission on Population. (2016). India Estimated Population. Retrieved Desember

25, 2016, from Indistat: http://www.indiastat.com/popclockflash.aspx

The Economic Times. (2016, September 22). India Ranked 143 among 188 Countries in Health
Study. Retrieved Desember 2016, 2016, from http://economictimes.
indiatimes.com/industry/healthcare/biotech/healthcare/india-ranked-143-among-188-
countries-in-health-study/articleshow/54465805.cms