Anda di halaman 1dari 16

MBO – Brain Death

Dr.Susilo Siswonoto Sp.S


PENDAHULUAN

 BAGI MANUSIA Ternyata tidak enak :


 Bila diingatkan akan kematian.
 Berpikir tentang kematian.
 Membicarakan kematian
 TETAPI :
 Kematian merupakan kenyataan yg
tak terhindarkan, setiap kehidupan
biologis secara kodrati ada batasnya.
KEMATIAN ( zaman dulu )

1. Merupakan kejadian biasa (alamiah )


utk setiap orang dan segala umur.
2. Proses kematian sederhana, dg cara
yg sama, yaitu diritualisai.
3. Berlangsung dalan konteks sosial ,
ditunggui keluarga, sanak saudara dan
keluarga.
4. Disebut : Tame death
Kematian jinak.
KEMATIAN ( zaman modern)

1 Dimedikalisasi o.k. adanya perkembangan


kedokteran modern.
2 Kematian menjadi hal yg ditakutkan , dg
suasana terasing di ICU, lepas dari
lingkungan sosial.
3 Kematian diserahkan ke dokter,perawat dan
teknisi medis , utk mendapat tindakan luar
biasa, seperti : intubasi trachea, nutrisi
parentral total, ventilator mekanik dsb.
4 Ini disebut : Wild death , kematian liar .
DEFINISI : MATI

 Seseorang dinyatakan mati , bilamana


fungsi spontan pernapasan dan jantung
telah berhenti secara pasti atau
irreversible , dan bila terbukti telah
terjadi kematian batang otak ( MBO).
PATOFISIOLOGI Kematian

 Secara ringkas, Mati adalah proses yang


berlangsung secara berangsur-angsur.
 Tiap sel dalam tubuh manusia mempunyai daya
tahan yang berbeda terhadap tidak adanya
oksigen, maka tiap jaringan mempunyai saat
kematian yang berbeda.
 Bagi dokter kepentingan bukan terletak pada
tiap butir sel tersebut, tapi pada kepentingan
manusia itu sebagai satu kesatuan utuh.
MENEGAKKAN DIAGNOSIS
MBO =brainstam death (1)

1. Meyakini bahwa telah terdapat


prakondisi ttt, yang dapat menyebabkan
MBO
2. Menyingkirkan penyebab koma dengan
henti napas yang irreversibel
3. Memastikan arefleksi BO dan henti
napas yang menetap
DIAGNOSIS MBO (2)

I . MEYAKINI BAHWA TELAH


TERDAPAT PRAKONDISI TTT.
1. Pasien koma , henti napas,tidak 1.Ya / tidak
responsif walau sdh dipasang
ventilator.
2.Penyebabnya adalah kerusakan
otakl struktural,yg tak bisa 2.Ya / tidak
diperbaiki lagi , o.k. nya dapat
menuju MBO.
DIAGNOSIS MBO (3)

 II. MENYINGKIRKAN PENYEBAB


KOMA DG HENTI NAPAS YANG
IRREVERSIBLE
1. Hipotermi 1. Ya / tidak
2. Keracunan obat 2. Ya / tidak
3. gg.metabolik/ endok 3. Ya / tidak.
DIANOSIS MBO (4)

 III. MEMASTIKAN AREFLEKSI BO


DAN HENTI NAPAS YANG
MENETAP
1. Pengamatan hilangnya fungsi BO
2. Test fungsi BO
3. Test henti napas.
DIAGNOSIS MBO (5)

 I. PENGAMATAN HILANG FUNGSI BO.


1. Koma 1. Ya / tdk
2. Dekortikasi negatif 2.Ya / tdk
3. Deserebrasi negatif 3. Ya /tdk
4. Hentakan epileptik negatif4. Ya /tdk
5. Napas spontan negatif 5. Ya/tdk
II. TEST FUNGSI BO ?
DIAGNOSIS MBO (6)

 TEST FUNGSI BO :
 1. Refleks cahaya neg. 1. Ya /tdk
 2. Refleks cornea neg. 2. Ya/tdk
 3.Refleks vestibulookuler neg. 3. Ya/tdk
 4. Tak ada respon motorik dlm
distrib.saraf kranial thd rangs
adekuat pd area motorik 4. Ya/tdk
 5. Gag refleks neg. 5. Ya/tdk
DIAGNOSIS MBO (7)
 TEST HENTI NAPAS.
1. Pre oksigenasi dg O2 100% - 10 mnt.
2. Beri CO2 – 10 mnt, utk menjamin pCO2 awal 53 KP / 40 torr.
3. Lepaskan pasien dari ventilator, insuflasikan trachea dg
100% O2 6 L/mnt , melalui kateter intratrachea lewat
karina.
4. Lepaskan dari ventilator selama 10 mnt , jika memungkinkan
periksa pCO2 akhir.
5. HASILNYA :a. Ada napas spontan – pasang ventilator lagi.
b. Tidak ada napas lagi ?
1. Utk program transplantasi : pasang lagi.
2.Tidak :Mesin matikan, resusitasi – gagal
,pasien dinyatakan meninggal alamiah.
DIAGNOSIS MBO (8)
 RESUME PEMERIKSAAN MBO ;
 1. Prakondisi yang ada : (sebutkan) ……….
 2.Telah disingkirkan penyebab koma irreversible ? :
Ya / belum / sebag : .sebutkan :……………….
 3. Bukti arefleksi BO :
a. Pengamatan fungsi BO (sebutkan) : ……
b. Test fungsi BO(sebutkan ):………….......
c. Test henti napas (sebut hasilnya):………
 4.KESIMPULAN :
………………………………………………
USUL : 1. ……………………………………..
2………………………………………..
Disfungsi otak persisten

 Enam jam dengan konfirmasi EEG yang


datar atau dengan kata lain tidak terlihat
aktivitas elektroserebral. Rekaman EEG
tersebut dilakukan sesuai dengan
standar ‘American
Electroencephalograpic Society’.
 Dua belas jam tanpa konfirmasi EEG.

 Dua puluh empat jam bagi penderita


dengan ‘anoxic brain injury’ tanpa
konfirmasi EEG.
Disfungsi otak persisten

 EEG tanpa aktivitas fsiologi otak.


 Tidak terlihat sirkulasi serebral pada
pemeriksaan angiografi.
 Respon perangsangan terhadap batang
otak tidak menunjukkan adanya fungsi
vital batang otak.

Anda mungkin juga menyukai