fluida. Berbeda dengan pipa, tube ukurannya relative kecil dan tidak diabatasi oleh spool
(ukuran panjang tertentu seperti pada pipa, umumnya 6 meteran). Disamping itu, tube lebih
fleksibel dan mudah untuk di bentuk atau di bending di banding dengan pipa. Seperti kabel
yang memiliki cable tray, tubing juga memiliki tubing tray untuk fitting routing.
Kalau sama sama digunakan untuk mengalirkan fluida, jadi apakah kegunaan tubing?
Tubing biasanya digunakan untuk peralatan instrument. Contohnya, tubing digunakan
untuk mengalirkan fluida pada Heat exchanger (HE). Fluida yang di alirkan di tubing,
biasanya nantinya akan ditingkatkan ataupun diturunkan panasnya dengan fluida lain di
dalam HE. Dari sisi ukuran, tubing diukur dengan OD. Berbeda dengan pipa yang memiliki
OD tidak sama dengan NPSnya, pada tubing pengukuranya digunakan OD dan tebalnya di
ukur dengan satuan tebal yang dikenal dengan bwg. Berbeda dengan pipa yang di buat
dengan ukuran besar, tubing ukurannya di buat kecil – kecil dan biasanya berjumlah banyak.
Tujuannya untuk memperluas permukaan kontak dengan fluida lain, sehingga nantinya
pertukaran panas lebih efektif.
Ukuran tubing yang besar memiliki keuntungan lebih mudah di bersihkan, disamping itu
keras. Sedangkan untuk ukuran tubing yang kecil, memiliki keuntungan lebih besar dalam
transfer panas karena tingginya niai keefisient heat-transfernya. Tubing pada heat exchanger
memiliki ukuran Outside diameter ¼ inci (6.35mm) sampai dengan
2 inci (5.8 mm). Adapun OD tubing yang tersedia adalah ¼, 3/8, ½, 5/8, 3/4 , 7/8, 1, 1 ¼, 1
½ dan 2 inci. Sedangkan untuk ukuran tebalnya tubing, dikenal dengan istilah bwg. Bwg
adalah ukuran untuk tebal tubing yang digunakan oleh TEMA (tubular exchanger
manufacturers association), bwg sendiri kepanjangan dari birmingharm wire gauge.
Karena bertujuan untuk pemindahan atau pengaliran fluida, maupun gas juga air, biasanya
tubing ini akan di susun sedemikian rupa mengikuti pola tertentu, agar proses pemindahan
alirannya efektif. Seperti halnya pipa, tubing juga memilik sambungan/join/connector.
Tabel Ukuran Tubing dari Sisi OD
Ada tiga jenis dari tubing yang diproduksi: seamless, welded or electric resistant welded
(ERW), dan drawn-over-mandrel (DOM).
tube SSP
tubing Tembaga (cooper)
tubing plastic
Fitting Tubing
Fitting tubing adalah aksesoris dari tubing yang digunakan sebagai sambungan antara ujung
tubing yang satu dengan ujung tubing yang lain atau alat untuk sambungan / konektor antara
tubing dengan instrument.
Fitting yang digunakan untuk menghubungkan antara tubing dan female instrument manifold.
2. Female Conector
Fitting yang digunakan untuk menghubungkan antara tubing dan male instrument manifold.
3. Union
4. Union Tee
6. 90 derajat Elbow/Siku
Fitting yang digunakan untuk menyambungkan dua buah tubing dan sekaligus membelokkan
arah atau
routing sejauh 90 derajat.
7. 45 derajat Elbow/Siku
Fitting yang digunakan untuk menyambungkan dua buah tubing dan sekaligus membelokkan
arah atau
routing sejauh 45 derajat.
8. Reducer
9. Union Bulkhead
Standar Tubing
Ada banyak industri dan standar untuk pipa dan tubing, yang paling umum adalah sebagai
berikut:
• ASTM A213 ; Spesifikasi Standar untuk Seamless feritik dan Austenitic Alloy Steel Boiler,
Superheater, tubing Heat‐Exchanger.
• ASTM A269 ; Spesifikasi Standar untuk Seamless dan tubing Welded Austenitic Stainless
Steel untuk Layanan Umum
• ASTM A270 ; Spesifikasi Standar untuk Seamless dan tubing Welded Austenitic Stainless
Steel Sanitary • ASTM A511 ; Spesifikasi Standar untuk Teknik tubing Seamless Stainless
Steel.
• ASTM A513 ; Spesifikasi Standar untuk Electric‐Resistance‐Welded Carbon dan teknik
tubing Alloy Steel.
• ASTM A554 ; Spesifikasi Standar untuk teknik tubing Welded Stainless Steel.
• British Standard 1387: 1985 ; Spesifikasi kompleks dan tubing socketed baja dan pipa‐pipa
dan tubing baja dasar cocok untuk pengelasan serat pipa jenis BS 21.
ASTM yang berisi spesifikasi material mencakup berbagai nilai atau jenis yang menunjukkan
komposisi bahan tertentu. Beberapa yang paling umum digunakan adalah:
• TP 304
• TP 316
• MT 304
• MT 403
• MT 506
Dalam instalasi yang menggunakan hidrogen, tembaga dan tubing stainless steel harus
memiliki spesifikasi pabrik yang higienis (ASTM B 280) dan / atau sertifikasi dalam kelas
instrument. Hal ini disebabkan hidrogen memiliki sifat kecenderungan tertentu: meledak di
udara yang mengandung oksigen, sumber oksigenasi, atau kontaminan; bocor karena ukuran
atomnya; dan menyebabkan embrittlement logam, terutama di bawah tekanan.
1. Hand tools hanya disaranakan untuk digunakan pada tubing max 1”OD (25mm).
2. Tubing yang lebih besar dari 1”OD, gunakan perkakas hidrolik atau perkakas elektrik.
3. Jangan membuang tekanan dengan mengendurkan nut atau fitting (percaya atau tidak, hal
ini yang
sulit kita hindari).
4. Jangan mengencangkan fitting pada tubing bertekanan (ini juga, pada prakteknya sering
kita abaikan, usahakan untuk tidak melakukannya)
5. Yakinkan tubing duduk dengan sempurna pada fitting sebelum dikencankan.
6. Gunakan gap inspection gauge untuk meyakinkan kekencangan fitting pada saat
pemasangan awal
(initial installation).
7. Gunakan thread sealant atau seal tape yang sesuai yang telah disarankan oleh
manufacturer.
8. Jika tidak direkomendasikan oleh manufacturer, jangan mencampuradukkan komponen
fitting dari
berbagai merk (tubing, ferrule, nut dan fitting body)
9. Jangan memutar fitting body, tapi, tahan fitting body dan putar/kencangkan nut.
10. Hindarkan melepas komponen pada fitting yang tidak terpakai (spare), ada kalanya kita
langsung
pasang nut pada tubing tanpa memperhatikan apakah back/fromt ferrule terpasang pada nut
tersebut atau tidak.
Memasang Tubing
1. Masukkan tubing ke dalam lobang fitting dengan sempurna, putar nut searah jarum jam
sampai
mentok dengan putaran tangan (hand-tight).
2. Buat tanda pada arah jam 6 (contoh saja, silakan atur sendiri bisa searah jarum ataupun
berlawanan arah jarum jam, tergantung referensi).
3. Tahan fitting body dengan kunci.
4. Putar/kencangkan nut searah jarum jam sebanyak 1-1/4 putaran, sampai tanda pada nut
berada pada
arah jam 9.
5. Untuk tubing 1/16, 1/8 dan 3/6, kencangkan 1-3/4 putaran, sampai tanda pada nut berada
pada arah
jam 3.
Saat pemasangan tubing, acap kali terjadi kesalahan sehingga menyebabkan kualitas intalasi
tubing menjadi jelek, terutama saat melakukan tekukan (bending). Hal ini seringnya terjadi
karena:
1. Perkakas/tools yang tidak sesuai dengan jenis pekerjaan.
2. Material yang tidak sesuai
3. Perkakas yang dipakai rusak atau tidak sempurna
4. Prosedur instalasi yang tidak dipatuhi.
5. Tergesa-gesa.
Berikut ini contoh-contoh kesalahan pada instalasi tubing, beserta cara untuk
menghindarinya.
Membedakan Routing Yang Benar Dan Yang Salah
Gambar di bawah ini menunjukkan kesalahan pada saat instalasi tubing pada dua titik yang
saling berdekatan:
Perhatikan empat gambar sebelah kiri yang bertanda silang merah (X), coba bayangkan jika
kita ingin membuka tubing tersebut dari fitting. Kita akan mengalami kesulitan karena tidak
ada ruang untuk keluar/masuk tubing. Jika dipaksakan, maka besar kemungkinan tubing akan
bengkok dan mengalami kerusakan, yang pada ujungnya dapat mempengaruhi performa
tubing secara keseluruhan. Pada kolom sebelah kanan, empat gambar yang kolomnya
bertanda checklist warna hijau, maka saat membongkar/pasang tubing, akan relatif lebih
mudah, karena akses keluar/masuk tubing kita sediakan.
Seperti dikatakan sebelumnya, saat beroperasi, tubing akan terpengaruh oleh medium proses
yang berada di dalamnya, mungkin panas dan lain-lain, jika mengalami ekspansi dan
kontraksi, maka tubing perlu disediakan ruang agar tidak merusak integritas sambungan
tubing. Pada gambar di bawah ini, disediakan ruang gerak untuk tubing jika mengalami
ekspansi dan kontraksi, routing betuk huruf “U” merupakan salah satu solusi untuk
menyediakan ruang gerak pada tubing saat berekspansi.
Pergerakan
Jika tubing dipasang pada peralatan yang punya tendensi untuk bergerak seperti rotating
equipment, misalnya pompa, kompressor dan lain-lain, maka tubing harus diberikan sedikir
ruang agar ikut sedikit bergerak mengikuti irama pergerakan peralatan dimana tubing tersebut
terpasang. Jangan memasang clamp terlalu dengan titik sambung peralatan yang bergerak,
karena mungkin akan merusak sambungan di titik fitting.
Routing tubing yang melewati peralatan lain
Saat memasang tubing, kadang terhalang oleh benda atau peralatan lain yang berada pada
jalur tubing. Jika pada peralatan yang menghalangi jalur tubing tersebut ada titik yang sering
diakses oleh orang (misalnya drain plug, pompa, valve, tubing lain dan lain-lain, maka kita
perlu memikirkan untuk memberikan ruang gerak pada orang yang suatu saat akan
melakukan pekerjaan di tampat tersebut. Gambar berikut ini merupakan contoh kasus yang
harus diperhatikan.
Teknik Pengukuran Tubing
Dalam pemasangan atau instalasi tubing, pengukuran jarak tubing serta layout merupakan hal
yang harus dilakukan agar pemasangan tubing sesuai dengan design. Berikut ini adalah
beberapa hal mengenai pengukuran tubing saat instalasi. Harus ada cukup jarak tubing lurus
agar tubing bisa masuk dengan sempurna, dan memudahkan pemasangan.
Hal ini harus diperhatikan agar nut bisa leluasa bergerak saat suatu saat dibuka dari fitting,
dan akan memiliki ruang gerak yang cukup saat memasukkan tubing ke dalam lubang fitting.
Karena tubing memiliki ruang yang cukup untuk kita atur agar bisa mantap di dalam lubang
fitting. Hal ini juga meyakinkan aturan “hand tight” bisa dicapai saat pemasangan awal.
Layout Tekukan S
Sangatlah penting bagi yang hendak memasang tubing agar memperhatikan layout tubing
yang akan dipasang, agar bisa memperkirakan accessibility, maintainability dan faktor-faktor
lain agar terbangun sebuah interkoneksi tubing aman, fungsional, mudah dalam perawatan
dan tentunya memiliki nilai estetika. Berikut ini adalah cara-cara mengimplementasikan
layout tubing saat pemasangan tubing:
1. Perkirakan panjang tubing yang diperlukan dengan menjumlahkan setiap section lekukan
2. Tandai bagian tubing yang menjadi awal pengukuran (reference mark)
3. Ukur dan tandai jarak yang diinginkan, tanda ini merupakan vertex (titik temu center
tubing pada
lekukan)
4. Saat menandai tubing, lakukan sekeliling tubing (360°)
5. Lakukan penekukan dengan bender
6. Lakukan penandaan berikutnya pada lekukan berikutnya
7. Ingat, penandaan harus selalu dari vertex ke vertex.
1. Lakukan penandaan awal (ref. mark) pada pangkal tubing, yang akan menjadi awal
pengukuran.
2. Ukur jarak 4 in dari ref. mark, tandai lekukan pertama.
3. Lakukan penekukan 90° dengan bender.
4. Ukur jarak 4” dari vertex lekukan 90°, menjauh dari ref. mark.
5. Lakukan penandaan arah (directional mark) di atas tanda lekukan untuk menandai bagian
luar lekukan (tumit lekukan 45°).
6. Lakukan penekukan 45°
Rumus/Formula Offset Bend
Offset bend dilakukan saat akan mengubah center line dari jalur tubing, misalnya karena jalur
tubing membentur objek/benda, sehingga perlu menggeser center line dengan cara
membentuk lekukan sedemikian rupa dengan arah jalur tubing yang sama. Untuk menentukan
offset:
a. Tentukan sudut offset (E)
b. Kalikan jarak offset (O)dengan offset bend allowance (A)
c. L = O x A –Offset diukur dari vertex ke vertex
Cara Menggunakan Bender Tangan
Berikut ini adalah langkah-langkah singkat bagaimana cara menggunakan bender tangan,
langkah-langkah di sini mungkin berbeda dengan bender jenis/merk lain. Silakan pelajari
instruksi manual bender yang Anda gunakan untuk familiarisasi dan latihan.
Cara Menggunakan Bender Tangan
1. Ayunkan pegangan yang pendek (short handle) sehingga berada di bender die
2. Buka tube latch
3. Letakkan tubing pada celah bender die dengan reference mark berada pada sisi tube latch
4. Tutup tube latch sampai tubing tertahan pada celah. Hal ini akan mencegah pergerakan
tubing saat
awal penekukan, tapi masih bisa melakukan allignment.
5. Tarik gagang pendek (short handle) secara perlahan ke arah bawah sampai roll dies duduk
di atas tubing sambil jaga link selalu lurus dan sejajar dengan gagang panjang (long handle).
Penekukan terlalu dini bisa terjadi jika link tidak lurus dan sejajar dengan gagang panjang
(long handle).
6. Sejejarkan tanda nol pada roll support dengan tanda nol pada name plate
7. Sejajarkan tanda tekukan pada tubing dengan tanda pada roll support sesui dengan sudut
penekukan.
8. Tekan tube latch ke arah tubing untuk menahan tubing pada bender die (Menekan tube
latch berlebihan bisa merusak tubing)
Membuat Tekukan 90° atau kurang
1. Tekan short handle ke arah bawah secara perlahan sampai tanda 0 pada roll support
mencapai sudut yang diinginkan.
2. Setelah penekukan selesai, ayunkan short handle ke arah atas menjauhi tubing.
3. Tarik tube latch dari tubing dan lepaskan tubing dari celah bender.