Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN Tn. A


DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN
DI RUANG NAKULA RSUD BANYUMAS

Untuk memenuhi tugas mata Kuliah Stase Keperawatan Jiwa


Profesi Ners Jurusan Keperawatan
Universitas Jenderal Sodirman

Oleh :

GINANJAR LAKSANA, S.Kep


NIM. I14B018065

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM PROFESI NERS
PURWOKERTO
2019
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. A DENGAN
RESIKO PERILAKU KEKERASAN
DI RUANG NAKULA RSUD BANYUMAS

RUANG RAWAT : RUANG NAKULA


TANGGAL DIRAWAT : 21 SEPTEMBER 2019

A. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn. A
Tanggal Pengkajian : 01 Oktober 2019
Umur : 33 tahun
Status pernikahan : Belum menikah
Alamat : Bejiruyung RT.** RW.**
No. RM : 00889***
Informan : Tn. R
Hubungan dengan klien : Ayah Kandung

B. ALASAN MASUK
± ½ bulan sebelum masuk rumah sakit klien dibawa ke rumah sakit
karena marah-marah tanpa sebab yang jelas. Satu kali memukul bapak
dan keponakan tanpa sebab yang jelas, menyanyi-nyanyi sendiri dan
suka mengganggu tetangga sekitar.
Indikasi pasien dirawat darurat karena mengganggu orang lain.
Keluhan utama: gelisah dan bicara kacau.

C. FAKTOR PREDISPOSISI
Klien belum pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya dan belum
pernah menjalani pengobatan jiwa sebelumnya. Klien mengatakan
bahwa tidak pernah mengalami aniaya fisik, aniaya seksual, penolakan,
kekerasan dalam keluarga, dan tindakan kriminal baik sebagai pelaku,
korban, dan saksi. Klien mengatakan bahwa waktu kecil beberapa kali
dipukul oleh bapaknya dan dimarahi oleh ibunya karena klien berbuat
salah.
Masalah Keperawatan : tidak ada
1. Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa:
Masalah keperawatan : tidak ada
2. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan:
Klien mengatakan bahwa saat masih kecil pernah dipukul oleh
bapaknya dan dimarahi oleh ibunya karena berbuat salah.
Akantetapi klien menerima dan memaafkan kedua orang tuanya.
Masalah Keperawatan : tidak ada

D. FISIK
1. Tanda vital :
TD = 130/80 mmHg RR = 16 x/menit
DN = 80 x/menit Suhu = 36,20C
2. Ukur :
TB = 169 cm
BB = 80 kg
3. Keluhan fisik :
Jelaskan : saat dikaji klien mengatakan tidak ada keluhan
yang dirasakan di badannya.
Masalah Keperawatan : tidak ada

E. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

Keterangan:

= laki-laki = perempuan

= garis pernikahan = garis keturunan

= klien = meninggal dunia

= tinggal dalam satu rumah


Klien mengatakan bahwa ia adalah anak sulung laki-laki di dalam
keluarganya. Kakek dan neneknya sudah meninggal dunia. Klien
mengatakan bahwa ia tinggal di rumah bersama dengan kedua
orang tuanya, kedua adiknya, seorang adik iparnya, dan seorang
keponakannya. Di rumah tidak ada yang menderita penyakit yang
parah baik itu penyakit menular atau pun penyakit yang tidak
menular. Hanya saja bapaknya sering mengeluh linu-linu pada
persendiannya.
Masalah Keperawatan : tidak ada.
2. Konsep Diri
a. Gambaran Diri :
Klien mengatakan bahwa saat ini merasa tidak berguna dan
tidak bisa berbuat apa-apa karena sedang dirawat di rumah
sakit jiwa. Klien hanya bisa pasrah menunggu kapan ia bisa
pulang ke rumah dan kembali menjalani aktivitasnya sehari-
hari. Klien mengatakan bahwa bagian tubuh yang ia sukai
adalah seluruh anggota tubuhnya. Klien menerima kodratnya
sebagai laki-laki.
b. Identitas :
Klien mengatakan bahwa ia adalah seorang anak laki-laki
tertua dari 3 bersaudara yang bertanggungjawab membantu
perekonomian kedua orang tuanya dan saudara-saudaranya.
c. Peran :
Klien mengatakan bahwa di rumah klien juga berperan
membantu orang tuanya mencari nafkah dengan bekerja.
d. Ideal diri :
Klien mengatakan bahwa saat ini yang ia cita-citakan adalah
pulang ke rumah dan bekerja kembali mencari uang. Klien
juga mengatakan bahwa mempunyai keinginan untuk
menikah dan membentuk keluarga kecil, menjadi suami dan
ayah di dalam keluarga kecilnya.
e. Harga diri :
Klien mengatakan bahwa saat ini ia merasa tidak dihargai
karena sakit jiwa dan semua itu membuatnya merasa minder
dan malu untuk berhubungan dengan orang lain.
Masalah Keperawatan : harga diri rendah
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti :
Klien mengatakan bahwa saat ini orang yang paling berarti
bagi klien adalah kedua orang tuanya dan adik-adiknya serta
keponakannya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat :
Klien mengatakan bahwa sebelum masuk rumah sakit klien
lumayan aktif ikut serta dalam kegiatan masyarakat seperti
lomba 17 Agustus dan lain-lain. Saat di rumah sakit klien juga
aktif mengikuti setiap kegiatan terapi yang diberikan.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
Klien mengatakan bahwa saat ini merasa terhambat dalam
berhubungan dengan orang lain karena masih menjalani
perawatan di rumah sakit jiwa. Klien mengatakan bahwa
sebenarnya ingin cerita tentang apa yang dirasakan saat ini
akantetapi klien bingung mau cerita dengan siapa sedangkan
sama teman di RS klien tidak bisa karena temannya sakit
jiwa dan tidak akan mengerti dengan masalah yang klien
alami. Semua itu terkadang membuat klien merasa tertekan
dan ingin marah untuk menumpahkan segala kekesalan
hatinya.
Masalah Keperawatan : resiko perilaku kekerasan
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan :
Klien mengatakan bahwa ia tetap semangat menjalani
perawatan demi kesembuhan penyakitnya dan berusaha
untuk mengikuti semua aktivitas terapi yang diberikan. Klien
mengatakan bahwa merasa yakin bahwa penyakitnya adalah
ujian dari Allah SWT dan ia harus selalu bersabar
menjalaninya serta menerimanya.
b. Kegiatan ibadah :
Klien mengatakan selama di rumah sakit ia jarang beribadah
dan sholat. Ia hanya berdoa pada Allah agar penyakitnya
segera sembuh dan secepatnya pulang ke rumah.
Masalah Keperawatan : tidak ada

F. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Penampilan klien cukup rapi, klien bisa berpakaian dengan benar
dan sesuai.
Masalah Keperawatan : tidak ada
2. Pembicaraan
Klien berbicara dengan lancar dan bisa menjawab semua
pertanyaan perawat dengan tepat. Hanya saja klien tidak mampu
untuk memulai pembicaraan karena merasa segan dan malu untuk
membuka pembicaraan.
Masalah Keperawatan : harga diri rendah
3. Aktivitas Motorik
Klien lebih banyak berbaring dan berdiam di tempat tidur. Klien
mengatakan awalnya merasa cemas dan gelisah karena tak tahu
kapan akan pulang. Akantetapi saat ini klien mengatakan pasrah
dan mengikuti setiap kegiatan terapi yang diberikan demi
kesembuhannya.
Masalah Keperawatan : tidak ada
4. Alam Perasaan
Klien mengatakan awalnya merasa sedih, takut, khawatir, dan
putus asa mengapa sampai ia dibawa ke rumah sakit jiwa dan
bertanya-tanya sampai kapan ia harus menjalani semua ini. Klien
juga mengatakan merasa cemas apakah ia akan lama berada di
ruang perawatan jiwa. Sehingga terkadang timbul keinginan untuk
marah. Akantetapi saat ini klien sudah menerima keadaannya
tersebut dan optimis ia akan sembuh dan diperbolehkan pulang.
Klien bersikap kooperatif, mau diajak kerja sama, mau minum
obat, dan mengikuti setiap kegiatan terapi yang diberikan di ruang
perawatan.
Masalah Keperawatan : resiko perilaku kekerasan
5. Afek
Ketika berinteraksi dengan perawat, afek klien tampak datar. Klien
menceritakan apa yang ia rasakan selama menjalani rawat inap
sampai sekarang.
Masalah Keperawatan : tidak ada
6. Interaksi selama wawancara
Selama wawancara klien bersikap kooperatif dan bisa bekerja
sama dengan baik. Klien mengikuti setiap arahan dari perawat.
Masalah Keperawatan : tidak ada
7. Persepsi
Klien mengatakan bahwa tidak pernah mendengar suara dan
bisikan-bisikan, melihat sesuatu tanpa objek, mencium, mengecap
rasa atau pun merasakan sentuhan-sentuhan yang tidak nyata.
Masalah Keperawatan : tidak ada
8. Proses Pikir
Saat pengkajian, klien fokus menjawab semua pertanyaan
perawat. Tanpa adanya sirkumtansial, tangensial, kehilangan
asosiasi, flight of idea, blocking, dan perseverasi.
Masalah Keperawatan : tidak ada
9. Isi Pikir dan Waham
Saat pengkajian tidak ditemukan adanya gangguan pada isi pikir
dan juga tidak ada waham.
Masalah Keperawatan : tidak ada
10. Tingkat Kesadaran
Tingkat kesadaran baik (composmentis), klien klien juga tidak
mengalami disorientasi waktu, tempat, dan orang. Klien tahu kalau
saat ini sedang berada di rumah sakit jiwa, dan waktu pengkajian
siang hari sesudah makan siang, serta klien bisa menyebutkan
kalau saat ini sedang ngobrol dengan perawat.
Masalah Keperawatan : tidak ada
11. Memori
Klien tidak mengalami gangguan memori, klien bisa mengingat
dan menceritakan semua kejadian masa lalunya dengan baik.
Masalah Keperawatan : tidak ada
12. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Klien bisa berkonsentrasi dengan baik dan berhitung dengan
benar. Klien bisa fokus dengan semua pertanyaan yang diajukan
oleh perawat.
Masalah Keperawatan : tidak ada
13. Kemampuan Penilaian
Klien tidak mengalami gangguan penilaian. Klien bisa
membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik.
Masalah Keperawatan : tidak ada
14. Daya Tilik Diri
Klien mengatakan bahwa awalnya merasa tidak terima kalau ia
dibawa ke rumah sakit jiwa karena merasa tidak sakit. Akantetapi
saat pengkajian klien mengatakan telah menerima keadaannya
dan mengikuti setiap aktifitas terapi yang dilaksanakan di ruang
perawatan.
Masalah Keperawatan : tidak ada
15. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Makan
Klien bisa menyiapkan makanan, makan sendiri tanpa bantuan
dari perawat.
2. BAB/BAK
Klien bisa BAB dan BAK sendiri tanpa bantuan serta
membersihkan habis BAB/BAK sendiri tanpa bantuan.
Masalah Keperawatan : tidak ada
3. Mandi
Klien mandi sendiri pakai sabun, shampoo, dan menggosok gigi
sendiri tanpa bantuan.
4. Berpakaian/berhias
Klien bisa berpakaian sendiri, menyisir rambut sendiri tanpa
bantuan.
5. Istirahat dan tidur
Tidur siang lama : Jam 13.00 s.d 16.00 WIB
Tidur malam lama : Jam 19.30 s.d 04.30 WIB
Kegiatan sebelum / sesudah tidur :
Klien mengatakan bahwa sebelum tidur klien berdiam diri sambil
memikirkan kapan ia akan pulang.
Klien mengatakan bahwa sesudah tidur biasanya akan mandi dan
ganti baju.
6. Penggunaan obat
Klien mengatakan masih membutuhkan bantuan perawat untuk
menjelaskan penggunaan obat dimulai dari nama obat, dosis,
manfaat obat.
7. Pemeliharaan Kesehatan
Klien mengatakan bahwa akan kontrol rutin setiap bulan ke rumah
sakit untuk mencegah agar penyakitnya tidak kambuh. Klien juga
mengatakan bahwa masih membutuhkan perawatan pendukung
untuk membantu klien mencegah agar penyakitnya tidak kambuh.
Perawatan pendukung dalam hal ini adalah dibantu oleh keluarga
dan perawat.
8. Kegiatan di dalam rumah
Klien mengatakan bahwa di rumah ia bisa membantu menyiapkan
makanan, menjaga kerapihan rumah, dan kadang ia mencuci baju
sendiri. Klien juga mengatakan bahwa ia biasa bekerja untuk
memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Ia juga mengatakan bisa
mengatur keuangannya sendiri.
9. Kegiatan di luar rumah
Klien mengatakan bahwa di luar rumah ia bekerja serabutan
kadang membantu mencari rumput memelihara ternak
kambingnya. Klien juga biasanya ikut kerja di bengkel las
membantu perekonomian keluarga. Semua itu ia lakukan sebagai
tanggung jawabnya pada keluarga
Masalah Keperawatan : tidak ada

16. MEKANISME KOPING


Adaptif Maladaptif
Bicara dengan orang lain [ √ ] Minum alkohol [ - ]
Mampu menyelesaikan masalah [ √ ] Reaksi lambat/berlebih [ √ ]
Teknik relaksasi [ √ ] Bekerja berlebihan [ √ ]
Aktivitas konstruktif [ √ ] Menghindar [ √ ]
Olahraga [ √ ] Mencederai diri [ - ]
Lainnya
Klien mengatakan bahwa apabila menghadapi suatu masalah yang sulit
terkadang suka emosi apabila menemukan jalan buntu dan sulit menemukan
pemecahan masalahnya. Klien juga terkadang menghindar dari masalah
ketika tidak bisa menghadapi masalah tersebut.
Akantetapi ia selalu berusaha untuk memecahkan masalah yang ia hadapi
sendiri, apabila ia tidak mampu maka ia meminta bantuan keluarga dan orang
terdekatnya.
Masalah Keperawatan : resiko perilaku kekerasan

17. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


[ - ] Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik
Klien mengatakan bahwa keluarganya selalu mendukung
kesembuhannya, ibunya selalu menunggu ia pulang ke rumah.
[ - ] Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik
Klien mengatakan bahwa tidak ada masalah dengan lingkungan
sekitarnya. Ia selalu berusaha membantu orang di sekitanrnya
apabila orang tersebut membutuhkan bantuannya.
[ √ ] Masalah dengan pendidikan, spesifik
Klien mengatakan bahwa ia sekolah hanya tamat SMP dan itu
terkadang membuat ia merasa kurang percaya diri untuk bergaul
dengan orang lain yang tingkat pendidikannya lebih tinggi seperti
anak kuliahan, sarjana, dan lain-lain. Akantetapi klien menerima
keadaannya tersebut dan tidak menyalahkan siapapun.
[ - ] Masalah dengan pekerjaan, spesifik
Klien mengatakan bahwa sebelumnya ia bekerja serabutan untuk
mencari uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarga.
terkadang ia bekerja mencari rumput ataupun bekerja di bengkel
las di dekat rumahnya.
[ √ ] Masalah dengan perumahan, spesifik
Klien mengatakan bahwa di rumahnya ia tinggal bersama kedua
orang tuanya dan kedua adiknya, ipar dan keponakannya. Itu
terkadang membuat klien merasa sedih dan prihatin dan merasa
bersalah karena belum bisa hidup secara mandiri dan memiliki
rumah sendiri.
[ √ ] Masalah ekonomi, spesifik
Klien mengatakan bahwa saat ini merasa sedih dan tak berguna
karena dirawat di rumah sakit jiwa dan tidak bisa membantu
perekonomian keluarganya sehingga terkadang timbul keinginan
untuk marah.
[ - ] Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik
Klien mengatakan bahwa tidak ada masalah dengan pelayanan
kesehatan. Hanya saja saat ini klien ingin secepatnya pulang ke
rumah.
[ - ] Masalah lainnya, spesifik
Klien mengatakan bahwa hal-hal lainnya tidak ada masalah yang
ia rasakan.
Masalah Keperawatan : harga diri rendah
resiko perilaku kekerasan

18. PENGETAHUAN KURANG TENTANG:


[ √ ] Penyakit jiwa [ - ] Sistem pendukung
[ √ ] Faktor presipitasi [ - ] Penyakit fisik
[ - ] Koping [ √ ] Obat-obatan
Lainnya:
Jelaskan :
Berdasarkan keterangan keluarga yang didapat dari status rekam medis
klien didapatkan data yang menyatakan bahwa keluarga memiliki
pengetahuan yang minim tentang penyakit jiwa dan faktor
presipitasinya. Keluarga mendapatkan informasi dari temannya yang
menyarankan agar klien menjalani rawat inap jiwa di RSUD Banyumas
karena pernah mengalami bicara kacau, marah-marah tanpa sebab,
dan mengganggu tetangga sekitarnya.
Keluarga juga mengatakan bahwa belum memiliki pengetahuan yang
cukup untuk menangani klien di rumah.
Masalah Keperawatan : defisien pengetahuan keluarga

Analisa Data
Data Masalah
Data Subjektif : Resiko perilaku kekerasan
Klien mengatakan awalnya merasa sedih, takut,
khawatir, dan putus asa mengapa sampai ia
dibawa ke rumah sakit jiwa dan bertanya-tanya
sampai kapan ia harus menjalani semua ini. Klien
juga mengatakan merasa cemas apakah ia akan
lama berada di ruang perawatan jiwa. Sehingga
terkadang timbul keinginan untuk marah.

Data Objektif :
Berdasarkan status rekam medis klien
didapatkan data bahwa alasan klien dibawa ke
rumah sakit adalah karena ± ½ bulan sebelum
masuk rumah sakit klien dibawa ke rumah sakit
karena marah-marah tanpa sebab yang jelas.
Satu kali memukul bapak dan keponakan tanpa
sebab yang jelas, menyanyi-nyanyi sendiri dan
suka mengganggu tetangga sekitar.
Subjektif : Harga diri rendah
- Klien mengatakan bahwa saat ini merasa tidak
berguna dan tidak bisa berbuat apa-apa
karena sedang dirawat di rumah sakit jiwa.
- Klien mengatakan bahwa saat ini ia merasa
tidak dihargai karena sakit jiwa dan semua itu
membuatnya merasa minder dan malu untuk
berhubungan dengan orang lain.

Objektif :
Klien tidak mampu untuk memulai pembicaraan
karena merasa segan dan malu untuk membuka
pembicaraan.
19. ASPEK MEDIS
Diagnosa Medis: Schizophrenia Paranoid
Terapi Medik:
- Risperidon 3x1 mg per oral
- Clozapine 1x12,5 mg (malam) per oral

20. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN DAN POHON MASALAH


Resiko mencederai orang lain/lingkungan

Perilaku kekerasan

Harga diri rendah

21. DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN


a. Resiko mencederai orang lain berhubungan dengan perilaku
kekerasan
b. Perilaku kekerasan berhubungan dengan harga diri rendah

22. INTERVENSI KEPERAWATAN


Rencana Tindakan Keperawatan
Rencana tindakan keperawatan dibagi dua, yaitu:
a. Rencana tindakan keperawatan pada keluarga klien
Tujuan tindakan keperawatan adalah keluarga dapat merawat
pasien di rumah.
Tindakan keperawatan:
1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat
pasien.
2) Diskusikan bersama keluarga tentang perilaku kekerasan
(penyebab, tanda, dan gejala, perilaku yang muncul dan
akibat dari perilaku tersebut).
3) Diskusikan bersama keluarga kondisi-kondisi pasien yang
perlu segera dilaporkan kepada perawat, seperti melempar
atau memukul benda/ orang lain.
4) Latih kelurga merawat pasien dengan perilaku kekerasan
yang meliputi:
a) Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien melakukan
tindakan yang telah diajarkan oleh perawat.
b) Ajarkan keluarga untuk memberikan pujian kepada
pasien bila pasien dapat melakukan kegiatan tersebut
secara tepat.
c) Diskusikan bersama keluarga tindakan yang harus
dilakukan bila pasien menunjukkan gejala-gejala
perilaku kekerasan
d) Evaluasi pengetahuan keluarga tentang marah.
5) Buat perawatan lanjutan
Buat perencanaan pulang bersama keluarga.

b. Rencana Tindakan Keperawatan pada Klien


Rencana Keperawatan

Intervensi
Tujuan Kriteria Hasil
Pasien Keluarga
TUM: 1. Klien percaya dan SP 1. Membina hubungan saling percaya, SP 1. Memberikan pendidikan
Klien terhindar dari menerima mengidentifikasi penyebab marah, tanda dan kesehatan pada keluarga
perilaku mencederai diri kehadiran perawat. gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang tentang cara merawat klien
sendiri, orang lain, dan 2. Klien dapat dilakukan, akibat dan cara mengendalikan dengan perilaku kekerasan di
lingkungan. menerapkan cara perilaku kekerasan dengan cara fisik pertama rumah.
mengendalikan (latihan nafas dalam). 1. Diskusikan masalah yang
TUK: perilaku kekerasan 1. Bina hubungan saling percaya. dihadapi keluarga dalam
1. Klien dapat dengan tarik napas 2. Ucapkan salam terapeutik. merawat klien.
mengidentifikasi dalam. 3. Lakukan jabat tangan. 2. Diskusikan dengan keluarga
penyebab perilaku 3. Klien dapat 4. Jelaskan tujuan interaksi. tentang perilakuk kekerasan
kekerasan. menerapkan cara 5. Buat kontrak topik, waktu, dan tempat. seperti penyebab, tanda dan
2. Klien dapat mengendalikan 6. Diskusikan dengan klien penyebab perilaku gejala, perilaku yang muncul,
mengidentifikasi perilaku kekerasan kekerasan sekarang dan masa lalu. dan akibat dari perilaku
tanda-tanda perilaku dengan memukul 7. Diskusikan perasaan, tanda dan gejala yang tersebut.
kekerasan. bantal/kasur. dirasakan klien jika terjadi penyebab perilaku 3. Diskusikan bersama keluarga
3. Klien dapat 4. Klien dapat kekerasan. tentang kondisi klien yang
menyebutkan jenis menerapkan cara 8. Diskusikan bersama klien tentang perilaku segera dilaporkan kepada
perilaku kekerasan mengendalikan kekerasan yang biasa dilakukan pada saat perawat seperti melempar,
yang pernah perilaku kekerasan marah. memukul benda/orang lain.
dilakukannya. secara verbal. 9. Diskusikan bersama dengan klien tentang
4. Klien dapat 5. Klien dapat akibat perilaku kekerasan yang biasa dilakukan SP 2. Melatih keluarga
menyebutkan cara menerapkan cara saat marah. melakukan cara-cara
mencegah/mengendali mengendalikan 10. Diskusikan bersama klien cara mengendalikan mengendalikan kemarahan.
kan perilaku perilaku kekerasan perilaku kekerasan dengan tarik napas dalam. 1. Evaluasi pengetahuan
kekerasan secara fisik, secara spiritual. 11. Susun jadwal kegiatan harian tentang cara keluarga tentang marah.
spiritual, sosial, dan 6. Klien dapat minum mengendalikan perilaku kekerasan dengan tarik 2. Anjurkan keluarga untuk
dengan terapi obat secara teratur napas dalam. memotivasi klien melakukan
psikofarmaka. dengan prinsip lima tindakan yang telah diajarkan
5. Keluarga dapat benar. SP 2. Membantu klien mengendalikan perilaku oleh perawat.
merawat klien di kekerasan dengan pukul bantal atau kasur. 3. Ajarkan keluarga untuk
rumah. 1. Buat kontrak topik, waktu, dan tempat. memberikan pujian pada klien
2. Evaluasi latihan napas dalam. jika klien dapat melakukan
3. Diskusikan bersama klien tentang cara kegiatan tersebut secar tepat.
mengendalikan perilaku kekerasan dengan 4. Diskusikan bersama keluarga
pukul bantal atau kasur. tentang tindakan yang harus
4. Susun jadwal kegiatan harian tentang cara dilakukan jika klien
mengendalikan perilaku kekerasan dengan menunjukkan gejala-gejala
pukul bantal atau kasur. perilaku kekerasan.

SP 3. Membantu klien latihan mengendalikan SP 3. Membuat perencanaan


perilaku kekerasan dengan secara sosial/verbal. pulang bersama keluarga.
1. Buat kontrak topik, waktu, dan tempat. Diskusikan perawatan klien di
2. Evaluasi latihan mengendalikan marah dengan rumah.
memukul bantal atau kasur.
3. Diskusikan bersama klien tentang cara
mengendalikan perilaku kekerasan secara
verbal seperti menolak dengan baik, meminta
dengan baik, mengungkapkan perasaan
dengan baik.
4. Susun jadwal kegiatan harian tentang cara
mengendalikan perilaku kekerasan secara
verbal.

SP 4. Membantu klien mengendalikan perilaku


kekerasan secara spiritual.
1. Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat.
2. Evaluasi latihan mengendalikan marah secara
verbal.
3. Diskusikan bersama klien tentang cara
mengendalikan perilaku kekerasan secara
spiritual seperti latihan beribadah dan berdoa.
4. Susun jadwal kegiatan harian tentang cara
mengendalikan perilaku kekerasan secara
spiritual.

SP 5. Membantu klien latihan mengendalikan


perilaku kekerasan dengan obat.
1. Buat kontrak topik, waktu, dan tempat.
2. Evaluasi latihan mengendalikan marah secara
spiritual.
3. Bantu klien minum obat secara teratur dengan
prinsip lima benar antara lain benar nama
pasien, benar nama obat, benar cara minum
obat, benar waktu minum obat, dan benar dosis
obat.
4. Susun jadwal minum obat secara teratur ke
dalam jadwal kegiatan harian klien.
Implementasi Keperawatan

Hari, Ttd
Implementasi Keperawatan Respon Pasien
Tanggal Nama
Selasa, Jam 13.30 1. Memberi salam dan memanggil nama S - Klien menjawab salam perawat.
01/09/2019 klien. - Klien mengatakan bersedia mengikuti
2. Menyebutkan nama perawat sambil jabat kontrak waktu yang ditawarkan oleh Ginanjar
tangan. perawat.
3. Menjelaskan maksud hubungan interaksi.
4. Menjelaskan tentang kontrak yang akan O - Klien tampak kooperatif dan bersedia diajak
dibuat. kerjasama.
5. Memberikan rasa aman dan sikap empati. - Klien tidak menunjukkan sikap bermusuhan.
6. Melakukan kontak singkat tapi sering.
Jam 13.35 1. Memberikan kesempatan pada klien untuk S Klien mengatakan awalnya merasa sedih,
mengungkapkan perasaannya. takut, khawatir, dan putus asa mengapa
2. Membantu klien mengungkapkan sampai ia dibawa ke rumah sakit jiwa dan Ginanjar
penyebab perasaan jengkel atau kesal. bertanya-tanya sampai kapan ia harus
menjalani semua ini. Klien juga mengatakan
merasa cemas apakah ia akan lama berada di
ruang perawatan jiwa. Sehingga terkadang
timbul keinginan untuk marah. Akantetapi saat
ini klien sudah menerima keadaannya tersebut
dan optimis ia akan sembuh dan
diperbolehkan pulang.

O Ekspresi wajah dan afek klien tampak datar


dan tidak menunjukkan tanda-tanda marah,
sedih, kecewa, dan putus asa.
Jam 13.35 1. Menganjurkan klien mengungkapkan apa S Klien mengatakan bahwa ketika ia merasa
yang dialami dan dirasakannya saat akan marah yaitu tangannya mulai mengepal-
jengkel atau marah. ngepal, mata tampak melotot, ekspresi wajah Ginanjar
2. Mengobservasi tanda dan gejala perilaku tegang, dan dada dirasakan berdebar-debar.
kekerasan pada klien.
3. Menyimpulkan bersama klien tanda dan O Klien tampak tenang ketika menceritakan apa
gejala jengkel atau kesal yang dialami yang ia rasakan saat ia merasa jengkel dan
klien. ingin marah.
Jam 13.40 1. Menganjurkan klien untuk S - Klien mengatakan bahwa apabila ia marah,
mengungkapkan perilaku kekerasan yang ia akan membanting barang-barang yang
biasa dilakukan klien. ada di dekatnya, berteriak, dan ingin Ginanjar
2. Membantu klien bermain peran sesuai memukul orang yang membuat ia marah.
perilaku kekerasan yang biasa dilakukan. - Klien mengatakan bahwa ternyata setelah
3. Membicarakan dengan klien apakah ia marah, masalahnya tidak selesai.
dengan cara klien lakukan masalahnya
selesai. O Klien tampak tenang dan ekspresi wajah yang
datar saat menceritakan masalahnya pada
perawat.
Jam 13.40 1. Membicarakan akibat atau kerugian dari S - Klien mengatakan bahwa setuju kalau
cara yang dilakukan klien. akibat setelah ia marah, orang akan
2. Bersama klien menyimpulkan akibat dari menjadi takut, barang-barang menjadi Ginanjar
cara yang dilakukan klien. rusak, dan masalah tidak terselesaikan.
3. Menanyakan pada klien apakah dia ingin - Klien mengatakan bahwa ia bersedia untuk
mempelajari cara baru yang sehat tanpa mempelajari cara yang baik untuk
menimbulkan kerugian. mengungkapkan kemarahan tanpa
menimbulkan kerugian.

O Klien tampak menganggukan kepala dan


menyetujui untuk belajar cara yang baik untuk
mengungkapkan kemarahan tanpa
menimbulkan kerugian.
Jam 13.45 1. Mendiskusikan kegiatan fisik yang biasa S - Klien mengatakan bahwa ia merasa senang
dilakukan klien. setelah diajarkan cara mencegah marah
2. Memberikan pujian atas kegiatan fisik dengan cara menarik napas dalam. Ginanjar
yang biasa dilakukan klien. - Klien mengatakan bahwa ia akan
3. Mendiskusikan dengan klien tentang dua melakukan tarik napas dalam apabila ada
cara fisik yang paling mudah untuk rasa ingin marah.
mencegah perilaku kekerasan yaitu - Klien mengatakan setuju untuk menyusun
dengan cara tarik napas dalam dan jadwal kegiatan dan memasukan latihan
memukul bantal atau kasur. menarik napas dalam untuk mencegah rasa
4. Mendiskusikan cara melakukan tarik marah ke dalam jadwal kegiatan harian
napas dalam dengan klien. klien.
5. memberikan contoh klien cara menarik
napas dalam. O - Klien tampak mendengarkan dan
6. Meminta klien untuk mengikuti contoh memperhatikan apa yang diajarkan perawat
yang diberikan sebanyak 5 kali. yaitu melakukan tarik napas kali untuk
7. Memberikan pujian positif atas mencegah rasa marah.
kemampuan klien mendemonstrasikan - Klien bisa memperagakan cara menarik
cara menarik napas dalam. napas dalam untuk mencegah rasa marah
8. Menanyakan perasaan klien setelah yang telah diajarkan oleh perawat selama 5
selesai. kali dengan benar.
9. Mendiskusikan dengan klien mengenai
frekuensi latihan yang akan dilakukan
sendiri oleh klien.
10. Menyusun jadwal kegiatan untuk melatih
cara yang dipelajari.
11. Bersama klien mengevaluasi pelaksanaan
latihan.
12. Memvalidasi kemampuan klien dalam
melaksanakan latihan.
13. Memberikan pujian atas keberhasilan
klien.
14. Menanyakan pada klien apakah kegiatan
cara pencegahan perilaku kekerasan
dapat mengurangi perasaan marah.
Jam 13.55 1. Melakukan kontrak waktu untuk S - Klien mengatakan bahwa ia bersedia untuk
pertemuan selanjutnya besok dengan klien bertemu dengan perawat besok siang jam
berlatih belajar mengontrol marah dengan 16.00 WIB untuk latihan mengontrol marah Ginanjar
cara kedua yaitu memukul bantal dan dengan cara kedua.
kasur. - Klien mengatakan bahwa besok bertemu di
2. Menanyakan pada klien mau berbincang- tempat yang sama seperti sekarang.
bincang dimana dan berapa lama
waktunya. O - Klien tampak kooperatif dan mau bekerja
3. Mengucapkan salam pada klien dan sama dengan perawat.
berjabat tangan dengan klien. - Klien bersedia berjabat tangan dengan
perawat.

Rabu, Jam 16.00 1. Memberi salam dan memanggil nama S - Klien menjawab salam perawat dan
02/09/2019 klien. menyebutkan kalau kabarnya sekarang
2. Menanyakan kabar klien dan perasaan baik. Ginanjar
klien saat ini sambil berjabat tangan. - Klien mengatakan bersedia mengikuti
3. Menanyakan klien apakah masih ingat kontrak yang telah disepakati sebelumnya
dengan nama perawat. kemarin.
4. Menjelaskan maksud hubungan interaksi. - Klien bisa menyebutkan nama perawat
5. Menjelaskan tentang kontrak yang telah dengan benar.
dibuat sebelumnya.
6. Memberikan rasa aman dan sikap empati. O - Klien tampak kooperatif dan bersedia diajak
kerjasama.
- Klien berjabat tangan dengan perawat.
- Klien tidak menunjukkan sikap bermusuhan.
Jam 16.05 1. Mengevaluasi kegiatan fisik yang telah S - Klien bisa menyebutkan kegiatan fisik yang
diajarkan sebelumnya. telah diajarkan sebelumnya untuk
2. Memberikan pujian pada klien karena bisa mengontrol marah. Ginanjar
menyebutkan kegiatan fisik yang telah - Klien mengatakan bahwa ia merasa senang
diajarkan sebelunya untuk mengontrol setelah diajarkan cara mengontrol marah
perilaku kekerasan/marah. dengan cara pukul bantal atau kasur.
3. Mendiskusikan dengan klien tentang cara - Klien mengatakan bahwa ia akan
fisik kedua yang paling mudah untuk melakukan tarik napas dalam dan memukul
mencegah perilaku kekerasan. bantal atau kasur apabila ada rasa ingin
4. Mendiskusikan cara mengontrol perilaku marah.
kekerasan dengan pukul bantal atau kasur - Klien mengatakan setuju untuk memasukan
dengan klien. latihan pukul bantal atau kasur untuk
5. Memberikan contoh klien cara memukul mencegah rasa marah ke dalam jadwal
bantal atau kasur. kegiatan harian klien.
6. Meminta klien untuk mengikuti contoh
yang diberikan sebanyak 5 kali. O - Klien tampak mendengarkan dan
7. Memberikan pujian positif atas memperhatikan apa yang diajarkan perawat
kemampuan klien mendemonstrasikan yaitu pukul bantal atau kasur untuk
cara memukul bantal atau kasur. mengontrol rasa marah.
8. Menanyakan perasaan klien setelah - Klien bisa memperagakan cara memukul
selesai. bantal atau kasur untuk mencegah rasa
9. Mendiskusikan dengan klien mengenai marah yang telah diajarkan oleh perawat
frekuensi latihan yang akan dilakukan selama 5 kali dengan benar.
sendiri oleh klien.
10. Menyusun jadwal kegiatan untuk melatih
cara yang dipelajari.
11. Bersama klien mengevaluasi pelaksanaan
latihan.
12. Memvalidasi kemampuan klien dalam
melaksanakan latihan.
13. Memberikan pujian atas keberhasilan
klien.
14. Menanyakan pada klien apakah kegiatan
cara pencegahan perilaku kekerasan
dapat mengurangi perasaan marah.
Jam 16.20 1. Melakukan kontrak waktu untuk S - Klien mengatakan bahwa ia bersedia untuk
pertemuan selanjutnya besok dengan klien bertemu dengan perawat besok jam 10.00
berlatih belajar mengontrol marah dengan WIB untuk latihan mengontrol marah Ginanjar
cara ketiga yaitu menolak dengan baik, dengan cara ketiga.
meminta dengan baik, dan - Klien mengatakan bahwa besok bertemu di
mengungkapkan perasaan dengan baik. tempat yang sama seperti sekarang.
2. Menanyakan pada klien mau berbincang-
bincang dimana dan berapa lama O - Klien tampak kooperatif dan mau bekerja
waktunya. sama dengan perawat.
3. Mengucapkan salam pada klien dan - Klien bersedia berjabat tangan dengan
berjabat tangan dengan klien. perawat.

Kamis, Jam 10.00 1. Memberi salam dan memanggil nama S - Klien menjawab salam perawat dan
03/10/2019 klien. menyebutkan kalau kabarnya sekarang
2. Menanyakan kabar klien dan perasaan baik. Ginanjar
klien saat ini sambil berjabat tangan. - Klien mengatakan bersedia mengikuti
3. Menanyakan klien apakah masih ingat kontrak yang telah disepakati sebelumnya
dengan nama perawat. kemarin.
4. Menjelaskan maksud hubungan interaksi. - Klien bisa menyebutkan nama perawat
5. Menjelaskan tentang kontrak yang telah dengan benar.
dibuat sebelumnya.
6. Memberikan rasa aman dan sikap empati. O - Klien tampak kooperatif dan bersedia diajak
kerjasama.
- Klien berjabat tangan dengan perawat.
- Klien tidak menunjukkan sikap bermusuhan.
Jam 10.05 1. Mengevaluasi kegiatan fisik yang telah S - Klien bisa menyebutkan kegiatan fisik yang
diajarkan sebelumnya. telah diajarkan sebelumnya untuk
2. Memberikan pujian pada klien karena bisa mengontrol marah. Ginanjar
menyebutkan kegiatan fisik yang telah - Klien mengatakan bahwa ia merasa senang
diajarkan sebelunya untuk mengontrol setelah diajarkan cara mengontrol marah
perilaku kekerasan/marah. dengan cara menolak dengan baik,
3. Mendiskusikan dengan klien tentang cara meminta dengan baik, dan mengungkapkan
fisik kedua yang paling mudah untuk perasaan dengan baik.
mencegah perilaku kekerasan. - Klien mengatakan bahwa ia akan
4. Mendiskusikan cara mengontrol perilaku melakukan tarik napas dalam dan memukul
kekerasan dengan menolak dengan baik, bantal atau kasur apabila ada rasa ingin
meminta dengan baik, dan marah.
mengungkapkan perasaan dengan baik. - Klien mengatakan setuju untuk memasukan
5. Memberikan contoh klien cara menolak latihan menolak dengan baik, meminta
dengan baik, meminta dengan baik, dan dengan baik, dan mengungkapkan
mengungkapkan perasaan dengan baik. perasaan dengan baik untuk mencegah
6. Meminta klien untuk mengikuti contoh rasa marah ke dalam jadwal kegiatan harian
yang diberikan sebanyak 5 kali. klien.
7. Memberikan pujian positif atas
kemampuan klien mendemonstrasikan O - Klien tampak mendengarkan dan
cara memukul bantal atau kasur. memperhatikan apa yang diajarkan perawat
8. Menanyakan perasaan klien setelah yaitu pukul bantal atau kasur untuk
selesai. mengontrol rasa marah.
9. Mendiskusikan dengan klien mengenai - Klien bisa memperagakan cara memukul
frekuensi latihan yang akan dilakukan bantal atau kasur untuk mencegah rasa
sendiri oleh klien. marah yang telah diajarkan oleh perawat
10. Menyusun jadwal kegiatan untuk melatih selama 5 kali dengan benar.
cara yang dipelajari.
11. Bersama klien mengevaluasi pelaksanaan
latihan.
12. Memvalidasi kemampuan klien dalam
melaksanakan latihan.
13. Memberikan pujian atas keberhasilan
klien.
14. Menanyakan pada klien apakah kegiatan
cara pencegahan perilaku kekerasan
dapat mengurangi perasaan marah.

Jam 10.20 1. Melakukan kontrak waktu untuk S - Klien mengatakan bahwa ia bersedia untuk
pertemuan selanjutnya besok dengan klien bertemu dengan perawat besok jam 10.00
berlatih belajar mengontrol marah dengan WIB untuk latihan mengontrol marah Ginanjar
cara spiritual. dengan cara keempat.
2. Menanyakan pada klien mau berbincang- - Klien mengatakan bahwa besok bertemu di
bincang dimana dan berapa lama tempat yang sama seperti sekarang.
waktunya.
3. Mengucapkan salam pada klien dan O - Klien tampak kooperatif dan mau bekerja
berjabat tangan dengan klien. sama dengan perawat.
- Klien bersedia berjabat tangan dengan
perawat.
Evaluasi Keperawatan

Hari, Ttd
Jam Evaluasi Keperawatan
Tanggal Nama
Selasa, Jam 14.00 S : - Klien menjawab salam perawat.
01/10/2019 - Klien mengatakan bersedia mengikuti kontrak waktu yang ditawarkan oleh perawat.
- Klien mengatakan awalnya merasa sedih, takut, khawatir, dan putus asa mengapa sampai ia Ginanjar
dibawa ke rumah sakit jiwa dan bertanya-tanya sampai kapan ia harus menjalani semua ini.
Klien juga mengatakan merasa cemas apakah ia akan lama berada di ruang perawatan jiwa.
Sehingga terkadang timbul keinginan untuk marah. Akantetapi saat ini klien sudah menerima
keadaannya tersebut dan optimis ia akan sembuh dan diperbolehkan pulang.
- Klien mengatakan bahwa ketika ia merasa akan marah yaitu tangannya mulai mengepal-
ngepal, mata tampak melotot, ekspresi wajah tegang, dan dada dirasakan berdebar-debar.
- Klien mengatakan bahwa apabila ia marah, ia akan membanting barang-barang yang ada di
dekatnya, berteriak, dan ingin memukul orang yang membuat ia marah.
- Klien mengatakan bahwa ternyata setelah ia marah, masalahnya tidak selesai.
- Klien mengatakan bahwa setuju kalau akibat setelah ia marah, orang akan menjadi takut,
barang-barang menjadi rusak, dan masalah tidak terselesaikan.
- Klien mengatakan bahwa ia bersedia untuk mempelajari cara yang baik untuk
mengungkapkan kemarahan tanpa menimbulkan kerugian.
- Klien mengatakan bahwa ia merasa senang setelah diajarkan cara mencegah marah dengan
cara menarik napas dalam.
- Klien mengatakan bahwa ia akan melakukan tarik napas dalam apabila ada rasa ingin marah.
- Klien mengatakan setuju untuk menyusun jadwal kegiatan dan memasukan latihan menarik
napas dalam untuk mencegah rasa marah ke dalam jadwal kegiatan harian klien.
- Klien mengatakan bahwa ia bersedia untuk bertemu dengan perawat besok siang jam 16.00
WIB untuk latihan mengontrol marah dengan cara kedua.
- Klien mengatakan bahwa besok bertemu di tempat yang sama seperti sekarang.
O : - Klien tampak kooperatif dan bersedia diajak kerjasama.
- Klien tidak menunjukkan sikap bermusuhan.
- Ekspresi wajah dan afek klien tampak datar dan tidak menunjukkan tanda-tanda marah, sedih,
kecewa, dan putus asa.
- Klien tampak tenang ketika menceritakan apa yang ia rasakan saat ia merasa jengkel dan
ingin marah.
- Klien tampak tenang dan ekspresi wajah yang datar saat menceritakan masalahnya pada
perawat.
- Klien tampak menganggukan kepala dan menyetujui untuk belajar cara yang baik untuk
mengungkapkan kemarahan tanpa menimbulkan kerugian.
- Klien tampak mendengarkan dan memperhatikan apa yang diajarkan perawat yaitu
melakukan tarik napas kali untuk mencegah rasa marah.
- Klien bisa memperagakan cara menarik napas dalam untuk mencegah rasa marah yang telah
diajarkan oleh perawat selama 5 kali dengan benar.
- Klien tampak kooperatif dan mau bekerja sama dengan perawat.
- Klien bersedia berjabat tangan dengan perawat.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi keperawatan:
SP 2 Pasien RPK: Latihan mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik pukul bantal dan
kasur.

Rabu, Jam 19.00 S : - Klien menjawab salam perawat dan menyebutkan kalau kabarnya sekarang baik.
02/10/2019 - Klien mengatakan bersedia mengikuti kontrak yang telah disepakati sebelumnya kemarin.
- Klien bisa menyebutkan nama perawat dengan benar. Ginanjar
- Klien bisa menyebutkan kegiatan fisik yang telah diajarkan sebelumnya untuk mengontrol
marah.
- Klien mengatakan bahwa ia merasa senang setelah diajarkan cara mengontrol marah dengan
cara pukul bantal atau kasur.
- Klien mengatakan bahwa ia akan melakukan tarik napas dalam dan memukul bantal atau
kasur apabila ada rasa ingin marah.
- Klien mengatakan setuju untuk memasukan latihan pukul bantal atau kasur untuk mencegah
rasa marah ke dalam jadwal kegiatan harian klien.
- Klien mengatakan bahwa ia bersedia untuk bertemu dengan perawat besok jam 10.00 WIB
untuk latihan mengontrol marah dengan cara ketiga.
- Klien mengatakan bahwa besok bertemu di tempat yang sama seperti sekarang.
O : - Klien tampak kooperatif dan bersedia diajak kerjasama.
- Klien berjabat tangan dengan perawat.
- Klien tidak menunjukkan sikap bermusuhan.
- Klien tampak mendengarkan dan memperhatikan apa yang diajarkan perawat yaitu pukul
bantal atau kasur untuk mengontrol rasa marah.
- Klien bisa memperagakan cara memukul bantal atau kasur untuk mencegah rasa marah yang
telah diajarkan oleh perawat selama 5 kali dengan benar.
- Klien mengatakan bahwa ia bersedia untuk bertemu dengan perawat besok siang jam 16.00
WIB untuk latihan mengontrol marah dengan cara kedua.
- Klien mengatakan bahwa besok bertemu di tempat yang sama seperti sekarang.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi keperawatan:
SP 3 Pasien RPK: berlatih belajar mengontrol marah dengan cara ketiga yaitu secara verbal
dengan cara menolak dengan baik, meminta dengan baik, dan mengungkapkan perasaan
dengan baik.

Kamis, Jam 14.00 S : - Klien menjawab salam perawat dan menyebutkan kalau kabarnya sekarang baik.
03/10/2019 - Klien mengatakan bersedia mengikuti kontrak yang telah disepakati sebelumnya kemarin.
- Klien bisa menyebutkan nama perawat dengan benar. Ginanjar
- Klien bisa menyebutkan kegiatan fisik yang telah diajarkan sebelumnya untuk mengontrol
marah.
- Klien mengatakan bahwa ia merasa senang setelah diajarkan cara mengontrol marah dengan
cara menolak dengan baik, meminta dengan baik, dan mengungkapkan perasaan dengan
baik.
- Klien mengatakan bahwa ia akan melakukan tarik napas dalam dan memukul bantal atau
kasur apabila ada rasa ingin marah.
- Klien mengatakan setuju untuk memasukan latihan menolak dengan baik, meminta dengan
baik, dan mengungkapkan perasaan dengan baik untuk mencegah rasa marah ke dalam
jadwal kegiatan harian klien.
- Klien mengatakan bahwa ia bersedia untuk bertemu dengan perawat besok jam 10.00 WIB
untuk latihan mengontrol marah dengan cara keempat.
- Klien mengatakan bahwa besok bertemu di tempat yang sama seperti sekarang.
O : - Klien tampak kooperatif dan bersedia diajak kerjasama.
- Klien berjabat tangan dengan perawat.
- Klien tidak menunjukkan sikap bermusuhan.
- Klien tampak mendengarkan dan memperhatikan apa yang diajarkan perawat yaitu pukul
bantal atau kasur untuk mengontrol rasa marah.
- Klien bisa memperagakan cara memukul bantal atau kasur untuk mencegah rasa marah yang
telah diajarkan oleh perawat selama 5 kali dengan benar.
- Klien tampak kooperatif dan mau bekerja sama dengan perawat.
- Klien bersedia berjabat tangan dengan perawat.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi keperawatan:
SP 4 Pasien: Berlatih belajar mengontrol perilaku kekerasan dengan cara spiritual.

Anda mungkin juga menyukai